SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
STUDI KELAYAKAN BISNIS
RUMAH COKLAT
Disusun Oleh:
Yusniar Adelia Ningrum 100810201022
Cinthia Valentina Iswahyudi 100810201042
Rizqi Ila Khoiriyah 100810201138
Dita Kusumawati 100810201161
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula
tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas,
bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga,
membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal
tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto
Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki
pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan
untuk membuat minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih
condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno
di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar
tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal
pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman
pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa.
Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya
pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke
wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat
minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter)
namun kadang-kadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya
memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari
pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah.
Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan
kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon,
konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya
mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, ataurempah-
rempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan
yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin di dalamnya.
Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa
Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa
Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi
Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji
kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari
bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan
sebagai hadiah.
Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam
kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering
digunakan sebagai mata uang [3]
. Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem
perhitungan dimana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga
tiga biji kokoa [4]
Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi
istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat.
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan
cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan
oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak
bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang
memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus,
hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering
ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku
Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan,
tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan,
dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk
cokelat diemulsikan dengankarbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur
dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya
dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam
gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk
chocolate).
Perkembangan Coklat di Indonesia
Ternyata perkembangan coklat yang sangat pesat di Eropa juga memberikan dampak
pada perkembangan coklat di Indonesia. Pada jaman Kolonial coklat mulai berkembang
disini, dimana coklat mulai dikenal di pulau Jawa pada awal abad ke 18, yang dimulai dari
Batavia pada tahun 1780-1790 tetapi sayang hasilnya tidaklah maksimal. kemudian coklat
mulai berkembang ke wilayah Indonesia lainnya seperti Menado pada tahun 1822, Ambon
pada tahun 1830, Halmahera pada tahun 1867 dan pulau Bacan pada tahun 1880. Pada masa
itu mulai terlihat adanya pengembangan olahan coklat yang dilakukan oleh perusahaan
swasta. Tapi pengolahan coklat ini memberikan keuntungan bagi para petani setempat, namu
karena otoritas dari Kolonial maka pengolahan coklat ini pun bisa berlangsung terus hingga
tahun 1896.
Perkebunan coklat di Indonesia terus dikembangkan dengan berbagai alternatif,
hingga pada akhirnya pada tahun 1960 produksi coklat di Indonesia semakin meningkat. pada
tahun 1970 para petani mulai tertarik untuk menanam coklat setelah melihat perkembangan
coklat dinegara tetangga, Malaysia. dari sinilah coklat di Indonesia benar-benar mulai
berkembang, hingga sekarang tercatat ada 3 wilayah sebagai penghasil coklat terbesar di
Indonesia, yaitu Jawa Timur, Sumatra Utara dan daerah Timur.
Latar Belakang Didirikannya Rumah Coklat
Coklat adalah makanan yang sangat digemari berbagai kalangan, tidak peduli usia,
gender, status ekonomi dll. Hal ini bisa dilihat bagaimana antusiasme seluruh orang didunia
terhadap makanan dan minuman berbahan dasar coklat, baik itu dibuat berupa kue, es krim,
minuman, dll. Sedangkan Jember sendiri merupakan suatu kabupaten yang sedang
berkembang. Hal ini dikarenakan berbagai macam faktor, salah satunya adalah dari segi
pendidikan, Jember memiliki Universitas Negeri yang banyak diminati oleh para pelajar yang
hendak melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan
banyaknya pelajar dari berbagai daerah berbondong-bondong datang ke Jember dengan
tujuan untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jember. Sedangkan dari
pengalaman kami sebagai mahasiswa atau sebagai pemuda-pemudi Jember, masyarakat
Jember sangat antusisas terhadap tempat-tempat nongkrong yang menyediakan berbagai
macam makanan unik dan menarik, memiliki tempat yang nyaman, dan desain yang menarik,
dan yang paling penting adalah harga.
Oleh karena itu tercetuslah ide untuk membuat Rumah Coklat hal ini berdasarkan
pantauan kami terhadap hobi para muda-mudi untuk sekedar nongkrong atau kumpul-kumpul
denga kawan-kawan mereka memilih tempat yang nyaman dan desain yang unik, dan hal ini
dimanfaatkan untuk berjualan makanan dan minuman berbahan dasar coklat yang notabene
masih belum ada di Jember.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Segmentasi , Targeting, Positioning
a. Segmentasi
Yang menjadi segmentasi dari usaha ini semua kelas, yakni mulai kelas
menengah keatas maupun menengah kebawah .
b. Targeting
Yang menjadi target pasar adalah para muda-mudi baik itu pelajar maupun
mahasiswa dan masyarakat sekitar.
c. Positioning
Produsen ingin menciptakan image atau citra bagi resto ini dibenak para
konsumen adalah resto cokelat yang melayani sepenuh hati tanpa mematikan
kantong konsumen tanpa mengurangi kualitas yang sudah terjamin.
2. Permintaan
a. Perkembangan permintaan saat ini
Dewasa ini, cokelat sudah mulai menjadi salah satu trend makanan bagi anak
muda dan permintaan saat ini mulai merangkak naik.
b. Prospek permintaan akan datang
Coklat akan tetap diminati oleh semua orang dari semua kalangan karena
kenikmatannya. Selain itu, trend makan berbahan dasar coklat selalu
berkembangnya setiap tahunnya.
3. Penawaran
a. Perkembangan penawaran saat ini
Perkembangan penawaran saat ini di wilayah Jember dan sekitarnya untuk kedai
spesialisasi cokelat masih sangat jarang sedangkan permintaan selalu meningkat.
b. Prospek penawaran akan datang
Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha resto cokelat yang akan
datang. Maka perlu adanya produk yang memberikan nilai lebih. Oleh karena itu,
bagi pelaku usaha disektor ini perlu melakukan penawaran yang inovatif untuk
menarik pasar.
4. Analisis persaingan
Dengan melihat kondisi dimana rumah coklat belum ada disekitar kampus, hal ini
menyimpulkan bahwa belum terjadi persaingan antara usaha cokelat satu dengan yang lain.
Namun hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi persaingan dengan makanan ringan
lainnya. Tapi dengan keunikan yang ada pada Rumah Cokelat, hal ini tidak akan menjadikan
sesuatu berarti. Selagi pemasar dapat memasarkan produknya seinovatif mungkin.
5. Produk
Produk yang akan dihasilkan berupa makanan dan minuman berbahan dasar coklat.
Dengan menggunakan bahan-bahan yang terpilih, cokelat yang akan diproduksi dapat
dikatakan sebagai produk yang berkualitas. Karena produsen bukan hanya mengutamakan
kuantitas namun juga kualitas dari hasil yang akan diproduksi. Dengan pemilihan bahan-
bahan yang akan digunakan, hal ini akan menjadikan nilai tambah dari hasil produk.
Material yang digunakan:
Bahan:
Coklat batang
Coklat bubuk Cocoa
Keju
Roti tawar
Pancake instant
Buah-buahan segar
Ice cube
Gula cair, gula bubuk
Madu
Susu kental manis all variant
Ice cream all variant
Susu bubuk coklat dan vanilla
Sirup blueberry, strawberry, orange
Mayonaise
Saus tomat + saus sambal
Kopi hitam, cappucino, mochacino
Saus strawberry, saus blueberry
Soda
Bahan dasar cake
Menu Makanan Coklat:
Choco lava with ice cream
Choco lava original
Ice cream wafer choco
Choco sundae
Banana Split
Pancake :
- Strawberry
- Vanilla
- Coklat
Waffle :
- Strawberry
- Vanilla
- Coklat
Cupcake berbagai macam varian
Sandwich, kentang goreng, roti bakar
Menu Minuman
Aneka Jus
Ice Snow White
Ice Deep Purple
Es Buah
Orange Squash
Italian Soda
Strawberry Bliss
Milkshake
Soda Gembira
Cola Float
Strawberry Float
6. Harga
Harga yang ditetapkan untuk:
a. Makanan all variant Rp 8.000
b. Minuman all variant Rp 6.000
c. Cupcakes Rp 10.000
7. Distribusi
Distribusi produk dilakukan secara langsung ke konsumen, hal ini dikarenakan
pembeli datang langsung ke tempat penjualan.
8. Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk cokelat ini melalui
berbagai promosi yaitu:
1. Social network / media sosial
Media sosial yang digunakan disini seperti facebook, twitter dan media sosial
lainnya, tidak ada biaya khusus dan tergolong murah.
2. Menyebar brosur, leaflet
Promosi lainnya yang akan dilakukan adalah dengan menyebarkan brosur-brosur
dan leaflet yang berisi promosi dari produk cokelat yang akan dijual.
9. Strategi Pemasaran
1. Kegiatan promosi
Kegiatan promosi harus digalakkan dengan mempromosikan lewat media cetak
seperti, pamphlet,leaflet ataupun,banner, maupun promosi melalui media sosial network
seperti facebook, twitter dll. Selain itu adanya cokelat gratis pada beberapa pembeli pertama
sebagai promosi awal berdirinya usaha.
2. Tingkat pelayanan
Mahasiswa yang lebih menyukai keefektifan dan efisiensi waktu juga harus
diperhatikan. Sehingga, dalam melayani harus dapat memuaskan konsumen. Seperti dalam
melayani konsumen diterapkan 3S (Senyum,Salam dan Sapa), dan keefektifian waktu
melayani.
3. Product Life Cycle (PLC)
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Dengan menggunakan PLC, diharapkan dapat
mempertahankan kelangsungan usaha.
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
memiliki beberapa strategi:
Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan
Produk Menawarkan
produk dasar
Menawarkan
variasi produk
baru
Pembedaan
produk
berdasakan
jumlah
permintaan
Tidak
memproduksi
menu yang
jarang dibeli
konsumen
Harga Memberikan
harga dasar
sesuai
kesepakatan
Memberikan
harga yang
dapat diterima
pasar
Harga yang
sama atau lebih
baik dari pesaing
Menurunkan
harga
Promosi
Penjualan
Menggunakan
banyak promosi
menarik untuk
mendapatkan
konsumen
Mengatur
promosi agar
mendapatkan
lebih banyak
keuntungan dari
permintaan
konsumen
Kembali
membuat
promosi-
promosi menarik
yang mampu
mempertahankan
perhatian
konsumen
Kurangi
promosi untuk
memaksimalkan
laba.
PLC dalam “Rumah Coklat” dilakukan guna mempertahankan eksistensi usaha.
Tabel menjelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya
kerugian dalam usaha.
10. Analisis SWOT
Kekuatan (Strenght)
Letak lokasi usaha di dekat kampus sangat strategis, bersih
Memiliki tenaga kerja yang ahli di bidangnya
Kelemahan (Weakness)
Belum dikenal oleh masyarakat secara luas
Produk yang ditawarkan berupa makanan yang mudah basi, sehingga ketika
produk tidak laku dijual, dibutuhkan penanganan khusus agar tidak ada bahan
yang terbuang. Misalnya, adonan yang belum terproses menjadi menu
makanan jadi hendaknya disimpan di dalam kulkas.
Peluang (Opportunity)
Bekerja sama dengan pihak sponsor penyedia bahan dasar makanan dan
minuman (coklat, susu, dan soda).
Ancaman (Thread)
Pesaing dari kedai lain yang sudah banyak pelanggan yang mengadaptasi
menu yang telah tersedia di kedai kami sebagai menu tambahan di kedai
mereka.
11. Keputusan Strategi
Strategi produk yang lebih murah
Strategi produk prestise
Strategi inovasi produk
Strategi penekanan biaya
Strategi promosi yang intensif
Dari analisis aspek pasar dan pemasaran, dapat dikatakan usaha ini layak untuk
dijalankan karena telah memiliki dasar pemasaran yang kuat sehingga dalam proses
berjalannya diharapkan mampu mendukung penjualan.
B. Aspek Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Sisi Pendekatan Perencanaan “Rumah Coklat” menggunakan pendekatan kombinasi
dalam pembuatan suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan
Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up).Dipilihnya dua pendekatan agar terjadi hubungan baik
antara atasan dan bawahan sehingga jika terjadi suatu masalah di dalam pekerjaan, karyawan
dapat mengungkapkannya kepada atasan agar atasan dapat segera mengambil tindakan atas
masalah yang terjadi di lapangan. Sisi Program Kerja “Rumah Cokelat” berusaha
melaksanakan aktivitas produksi untuk mencapai target dan omzet yang telah ditentukan
sebelumnya.Dalam pemasarannya, “Rumah Cokelat” merencanakan untuk memberikan
sesuatu yang unik dengan harga terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan sumberdaya manusia:
Lingkungan Eksternal
Keputusan-keputusan Organisasional
Faktor-faktor Persediaan Karyawan
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,
karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm
oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk
membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan /job
specification.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Langkah Pengorganisasian Tujuan utama usaha “Rumah Cokelat” adalah
mendapatkan keuntungan / laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan
maksimal kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh
“Rumah Cokelat ” adalah keuntungan dan produk yang dikenal serta digemari oleh
masyarakat. Oleh karena itu, “Rumah Cokelat ” harus dapat melayani para konsumen /
pelanggan dengan cara yang ramah agar pelanggan merasa nyaman dalam pelayanan yang
diberikan oleh “Rumah Cokelat” Struktur Organisasi “Rumah Cokelat” mengatur usaha dan
sub unitnya agar sejalan dengan tujuan usaha, kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan
kondisi lingkungan usaha baik internal maupun eksternal. Struktur “Rumah Cokelat” disusun
secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling atas, selaku pimpinan usaha
tersebut.Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku pelaksana di mana masing-masing
karyawan melakukan aktivitas yang telah ditentukan.
3. Pengarahan (Actuating)
“Rumah Cokelat” mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi pengarahan yang
harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria agar
dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik “Rumah Cokelat” berusaha
menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat
memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan
yang memuaskan pelanggan.Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi yang baik
antara pemilik “Rumah Cokelat” dengan karyawannya.
4. Pengendalian (Controling)
Pengendalian yang dilakukan oleh “Rumah Cokelat” untuk memastikan apakah
aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu,
“Rumah Cokelat” menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan
yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Metode pengawasan yang berlaku di “Rumah Cokelat” bersifat fleksibel, dinamis, dan
ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi solusi dan
evaluasi.“Rumah Cokelat” menerapkan sistem pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat
waktu, strategis, relistis, dan objektif .Dengan pengendalian ini, diharapkan “Rumah Cokelat”
mampu mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan.
C. Aspek Sumber Daya Manusia
Struktur Organisasi
1. Job Description dan Job Specification
Pemilik :
Job description:
Mengambil keputusan serta menjalankan perusahaan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
Pemilik
Keuangan
(Kasir)
Produksi
(Chef)
Pelayan
(Staff)
Membuat kebijakan-kebijakan dalam perusahaan
Mengatur arus bahan baku yang diperlukan
Keuangan (Kasir)
Job description:
Melayani pembayaran dari konsumen
Membuat laporan penjualan pper hari untuk diberikan ke manajer keuangan
Job Specification:
Pria/ wanita usia minimal 18 tahun
Diutamakan lulusan SMK accounting
Mampu mengoperasikan komputer
Produksi (Chef)
Job description:
Membuat menu sesuai pesanan dari konsumen
Job specification:
Pria/ wanita usia maksimal 24 tahun
Diutamakan lulusan SMK tata boga
Memiliki kemampuan memasak
Pelayan (Staff)
Job description:
Memberikan pelayanan kepada konsumen
Berinteraksi secara langsung kepada pelanggan
Job specification:
Pria/ wanita usia minimal 18 tahun
Berkepribadian menarik dan ramah
2. Proses Rekrutmen
Membuat informasi lowongan kerja melalui media cetak
Seleksi administrasi
Wawancara, pada tahap ini pelamar akan dipanggil untuk mengikuti wawancara
Tes kemampuan, pada tahap ini pelamar akan diseleksi atas dasar kompetensinya
melakukan suatu pekerjaan dan dilihat keterampilannya
Keputusan diterima atau tidak berdasarkan seleksi pada saat ini pelamar diberitahu
secara transparan melalui telepon, surat, ataupun email bahwa ia diterima atau tidak
Penempatan kerja
Orientasi
Pelatihan
Kompensasi
3. Penarikan Sdm Yang Dibutuhkan
Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat terdiri atas 5
karyawan.
Seleksi
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat ini mayoritas karyawan full time.
Perekrutan karyawan di Rumah Cokelat ini dapat dilakukan sewaktu-waktu. Biasanya
hal ini dilakukan ketika ada karyawan yang mengundurkan diri dari Rumah Cokelat.
Hal ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan karyawan yang keluar dari Rumah
Coklat ini.
Pengenalan Dan Orientasi
Masa pengenalan dan orientasi dilaksanakan selama 5hari, dalam masa tersebut calon
karyawan akan diberi arahan dan pembinaan oleh atasan atas pekerjaan apa saja yang akan
dikerjakan.
Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan
Yang telah menjadi karyawan Rumah Cokelat akan memperoleh pemeliharaan
kesehatan dan keamanan berupa asuransi jiwa. Ini adalah suatu wujud tanggung jawab
Rumah Cokelat terhadap karyawan dalam rangka menciptakan rasa keamanan kepada
karyawan dan iklim kerja yang kondusif.
D. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana Investasi
1. Biaya pra operasi
Biaya pra operasi sebesar Rp 40.575.000- yang digunakan untuk penyewaan
outlet atau stan penjualan dan pendirian usaha awal.
2. Modal Kerja
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar sebesar Rp
15.000.000
Total kebutuhan investasi sebesar Rp 55.575.000
b. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
Dalam pendirian usaha cokelat ini menggunakan modal pribadi sebesar Rp30.575.000,- dan
pinjaman ke bank sebesar Rp 25.000.000,-
c. Rencana Kebutuhan Dana
Aktiva Tetap
Bangunan Rp 20.000.000
Oven 1 buah Rp 5.000.000
Mesin Kasir 1buah Rp 1.450.000
Kulkas 2 buah Rp 3.000.000
Meja 10 buah Rp 4.700.000
Kursi 30 buah Rp 2.000.000
Piring 5 lusin Rp 500.000
Sendok 5 lusin Rp 170.000
Garpu 5 lusin Rp 170.000
Blender 2 buah Rp 400.000
Gelas 5 Lusin Rp 120.000
Cangkir 3 Lusin Rp 210.000
Pisau 3 buah Rp 225.000
Wadah Tisu 10 buah Rp 30.000
Cooking set Rp 2.000.000
Pulsa + Leaflet Rp 500.000
Jumlah Aktiva Tetap Rp 40.575.000
Aktiva Lancar
Kas Rp 10.000.000
Bahan-Bahan Cokelat Rp 5.000.000
Jumlah Aktiva
Lancar Rp 15.000.000
Total Aktiva Rp 55.575.000
d. Proyeksi keuangan
1. Proyeksi Pendapatan
● Pendapatan Per Hari
a. Produk makanan (Rp 8.000 x 35) Rp 280.000
b. Produk Minuman (Rp 6.000 x 35) Rp 210.000
c. Cupcakes (Rp 10.000 x15) Rp 150.000
Total Rp 640.000
● Pendapatan Per Bulan
(Rp 640.000 x 30) Rp 19.200.000
● Pendapatan Setahun
(Rp19.200.000 x 12) Rp 230.400.000
2. Proyeksi Biaya Per Tahun
● Pembelian bahan Rp 110.160.000
● Gaji Karyawan
- 2 Chef (@ Rp 1.000.000 x 12) Rp 24.000.000
-5 Karyawan (@ Rp 700.000 x 12) Rp 42.000.000
-1 Kasir (@ Rp 700.000 x 12) Rp 8.400.000
Jumlah Gaji Karyawan Rp 74.400.000
● Biaya Listrik dan air Rp 5.000.000
● Perlengkapan Kebersihan Rp 800.000
●Dep Oven 5 th Rp 1.000.000
● Dep Mesin Kasir 3 th Rp 500.000
● Dep Kulkas 3 th Rp 700.000
Dep blender Rp 300.000
Jumlah Biaya Rp 188.360.000
3. Proyeksi Rugi/Laba
Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan
pengeluaran.
Rugi/ Laba= Pendapatan – Pengeluaran
= 230.400.000– 188.360.000
= 42.040.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk cokelat
yaitu sebesar Rp 42.040.000 pertahun.
4. Perhitungan Kelayakan Usaha
Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period.
Payback Period = Investasi x 12
Kas bersih/ tahun
Payback Period = = 15 bulan
Harga Rp 8.000 dengan total cost pertahun Rp 188.360.000
Maka : Rp 8.000 x q = Rp 523.222 (perhari)
q = 65
Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 65 produk makanan.
Nett Present Value
Investasi awal = Rp 55.575.000
Bunga = 15% = 0,15
Penerimaan pada tahun pertama = Rp 230.400.000
PV = Rt/ (1 + i)t
dimana:
t = waktu arus kas
i = suku bunga
Rt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t, maka
PVinvestasi = Rp55.575.000/ (1 +0,15)° = Rp 55.575.000
PVpenerimaan = Rp 230.400.000/ (1 + 0,15)ˡ
= Rp 200.347.826
NPV = Ao + (A1 / (1 + r))
Dimana, Ao = nilai awal investasi; A1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat
suku bunga yang relevan.
Ao adalah jumlah uang yang diinvestasikan (karena ini adalah pengeluaran, maka
menggunakan bilangan negatif).
Maka, NPV = Rp -55.575.000 + (Rp 230.400.000/ (1 + 0,15))
= Rp 144.772.826
Atau,
NPV = PVinvestasi + PVpenerimaan
NPV = Rp -55.575.000 + Rp 200.347.826
= Rp 144.772.826
Bila Berarti Maka
NPV > 0
investasi yang dilakukan
memberikan manfaat bagi
perusahaan
proyek bisa dijalankan
NPV < 0
investasi yang dilakukan akan
mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan
proyek ditolak
NPV = 0
investasi yang dilakukan tidak
mengakibatkan perusahaan
untung ataupun merugi
Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan tidak berpengaruh pada
keuangan perusahaan. Keputusan harus
ditetapkan dengan menggunakan kriteria
lain misalnya dampak investasi terhadap
positioning perusahaan.
Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk
dijalankan. Dengan rincian:
Kebutuhan investasi awal Rp 55.575.000
Proyeksi pendapatan perbulan Rp 19.200.000
pertahun Rp 230.400.000
Proyeksi Laba bersih Rp 42.040.000 pertahun
Payback period selama 15 bulan
NPV = Rp 144.772.826
E. Aspek Hukum dan Legalitas
1. Skala usaha
Rumah Coklat termasuk dalam skala usaha kecil karena mermiliki kekayaan
atau asset sebesar Rp 55.575.000 (diluar tanah dan bangunan)
2. Bentuk Perusahaan
Bentuk usaha ini adalah Usaha Dagang (UD)
3. Prosedur Perizinan
1) Pendaftaran ijin usaha ke dinas perekonomian pemda yang didaftarkan ke
pangadilan negeri
2) Permohonan menjadi wajib pajak setempat untuk mendapatkan NPWP
(perseorangan)
3) Pendaftaran ke departemen teknis (dinas perdagangan/perindustrian)
Secara Umum:
1. Akta pendirian
2. Surat keterangan domisili usaha
3. Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
4. Tanda daftar perusahaan (TDP)
5. Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) & surat izin usaha perdagangan (SIUP)
Secara khusus :
1. Izin usaha industri (IUI)
2. Tanda daftar industri (TDI)
3. Tanda daftar perusahaan (TDP)
4) Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan usaha
Jenis perizinan Lembaga yang terkait
NPWP Dinas perpajakan
TDP
Departemen perdagangan dan perindustrian
TDI
TDUP
SIUP
IUI
HO Pemerintah daerah
F. Aspek Ekonomi
Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya “Rumah Cokelat” ini tentunya akan
menarik para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa
mahasiswa ikut tertarik dengan adanya “Rumah Cokelat” , diantaranya adalah :
a) Dilihat dari segi harganya yang cocok dengan kantong mahasiswa.
b) Harganya yang terjangkau
c) Dilihat dari segi tempat bisnis “Rumah Cokelat” tersebut jika dekat dengan
area kampus maka dapat meningkatkan keuntungan tersendiri bagi pebisnis
cokelat.
d) Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan tempat
tersebut sebagai tempat berkumpul dengan temanya.
e) Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik “Rumah Cokelat”.
Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk
didirikan.
G. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial
Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif
dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi
akses, tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industry lebih mengarah pada aspek
persaingan di mana bisnis perusahaan benda.Akibatnya, factor-faktor yang mempenagruhi
kondisi, seperti ancaman terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan
termasuk kondisi persaingan itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan
bisnis jasa.Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek
lingkunganya :
1. Adanya persaingan sesama perusahaan dalam industrinya
Dalam usaha bisnis Rumah Coklat tentunya terdapat persaingan yang sangat
mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan apalagi sekarang. Dalam situasi persaingan
yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi
pasar. Sementara itu, persaingan pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan
menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan perlu mengetahui
situasi pesaingnya.
2. Adanya ancaman masuk pendatang baru
Adanya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi perusahaan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi
bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.Ada
beberapa factor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industry, yang
sering disebut dengan hambatan masuk.Factor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi,
diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan
peraturan pemerintah.
3. Adanya Ancaman dari produk pengganti.
Perusahan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk
pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi
atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan
pada sedikitnya switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih
murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industry.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk
meningkatkan mutu dan servis, serta menghadapkan perusahaan dengan competitor (pesaing)
melalui kekuatan yang mereka miliki.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industry lewat kemampuan mereka untuk menaikkan
harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.Oleh karena itu, perusahaan harus mampu
mengendalikan perilaku pemasok.
6. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain
dan pemegang saham.
Berdasarkan analisis aspek ekonomi, usaha “Rumah Coklat” layak untuk dijalankan.
1. Aspek Sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya. Namun
demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian, perusahaan hidup bersama-sama dengan
komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial sehingga
dalam rangka keseimbangan tadi, hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
Pengaruh positif
Proyek bisnis hendaknya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak
hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk,
seperti jalan, jembatan, dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.
Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek sosialnya :
1. Dengan adanya usaha Rumah Coklat akan dapat mempengaruhi wilayah usaha
tersebut ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi
usaha tersebut dekat dengan pusat keramaian dan hiburan
2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen
dan konsumen yang saling menguntungkan.
3. Usaha bisnis Rumah Coklat sebagai perusahaan lembaga sosial dimana usaha tersebut
memiliki keterkaitan dalam melakukan kegiatan manufaktur, bahan baku, dan
mendistribusikanya ke pasar.
4. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Rumah
Coklat ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh salah
satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang
sosial yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik
peraturan perundang-undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm.
5. Dengan adanya usaha Rumah Coklat ini akan menyebabkan Perubahan dalam
masyarakat yang pluralistic yaitu :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Melaksanakan alih teknologi terhadap karyawan yang terlatih yang
dapat meningkatkan “skil” pekerja tetapi juga sikap mental sebagai
tenaga kerja yang andal semakin kokoh.
c. Meningkatkan mutu hidup
Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk
dijalankan karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya.
H. Aspek Teknis/ Operasi
Pemilihan desain produk yang akan diproduksi
Produk mengikuti tren pasar yang sedang berkembang saat ini tanpa meninggalkan keaslian
rasa dari coklat.
Contoh produk :
Untuk contoh produk Choco Lava Original:
Pancake Coklat:
Banana Split:
Choco Cupcake:
Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan:
Italian Soda:
Choco and strawberry Milkshake
Pemilihan mesin dan teknologi
Menggunakan mesin produksi (blender, oven, cooking set) standar
Penentuan lokasi usaha
Kami memilih lokasi usaha di Jalan Kalimantan karena lokasi ini merupakan wilayah pangsa
pasar kami yaitu mahasiswa dan kalangan lainnya, dan merupakan Jalan paling ramai di
daerah kampus.
Penentuan proses produksi dan lay-out pabrik yang dipilih, termasuk layout
bangunan dan fasilitas
Proses produksi dan distribusi dilakukan secara langsung di Rumah Coklat dengan konsep
“open kitchen”. Penataan interior minimalis dengan warna-warna yang fresh sehingga dapat
menarik dan membuat nyaman pengunjung.
Penghitungan skala produksi ekonomis
Berdasarkan penghitungan, ditemukan bahwa kami harus memproduksi 65 produk setiap
harinya untuk memperoleh titik impas.
Berdasarkan analisis aspek teknis dan operasi usaha “Rumah Coklat” ini layak untuk
dijalankan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan
hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih dari hasil
kuisioner yang telah disebarkan diperoleh data bahwa 70% setuju didirikannya Rumah
Cokelat yang berada di Jalan Kalimantan, Jember. Selain itu didukung dengan harga
yang terjangkau oleh kantong mahasiswa, letak yang strategis serta kualitas cokelat
yang terjamin dan higienis. Dengan tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif,
maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang
usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.
3.2 Rekomendasi
Dalam menjalankan usaha Rumah Coklat ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah
mengenai bagaimana menjaga kualitas produk dan mencari inovasi menu yang dapat
mendongkrak penjualan.

More Related Content

What's hot

mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan
mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaanmengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan
mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaanYesica Adicondro
 
CBIS (COMPUTER BASE INFORMATION SYSTEM)
CBIS (COMPUTER BASE INFORMATION SYSTEM)CBIS (COMPUTER BASE INFORMATION SYSTEM)
CBIS (COMPUTER BASE INFORMATION SYSTEM)ENDANG YADI
 
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitasMenerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitasYesica Adicondro
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Sejarah Koperasi
Sejarah KoperasiSejarah Koperasi
Sejarah KoperasiAi Solihat
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Laporan studi kelayakan bisnis.
Laporan studi kelayakan bisnis.Laporan studi kelayakan bisnis.
Laporan studi kelayakan bisnis.Risma Martha
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido MunculSistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido MunculIsah Nurdianah
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Putri Sanuria
 
Manajemen produksi sari roti juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Manajemen produksi sari roti   juhaeri - pasca sarjana universitas pamulangManajemen produksi sari roti   juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Manajemen produksi sari roti juhaeri - pasca sarjana universitas pamulangJuhaeri Susanto
 
Tanggung jawab sosial perusahaan(CSR)
Tanggung jawab sosial perusahaan(CSR)Tanggung jawab sosial perusahaan(CSR)
Tanggung jawab sosial perusahaan(CSR)joko noerhudha
 
Materi akuntansi-biaya
Materi akuntansi-biayaMateri akuntansi-biaya
Materi akuntansi-biayaTax Office Inc
 
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Ratna Kusuma Wardhany
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodLaporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodMelina Eka
 

What's hot (20)

mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan
mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaanmengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan
mengelola msdm bisnis kecil dan kewirausahaan
 
CBIS (COMPUTER BASE INFORMATION SYSTEM)
CBIS (COMPUTER BASE INFORMATION SYSTEM)CBIS (COMPUTER BASE INFORMATION SYSTEM)
CBIS (COMPUTER BASE INFORMATION SYSTEM)
 
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitasMenerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
Menerapkan pohon keputusan pada keputusan kapasitas
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Sejarah Koperasi
Sejarah KoperasiSejarah Koperasi
Sejarah Koperasi
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Laporan studi kelayakan bisnis.
Laporan studi kelayakan bisnis.Laporan studi kelayakan bisnis.
Laporan studi kelayakan bisnis.
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
7 strategi lokasi
7 strategi lokasi7 strategi lokasi
7 strategi lokasi
 
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido MunculSistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
 
Manajemen produksi sari roti juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Manajemen produksi sari roti   juhaeri - pasca sarjana universitas pamulangManajemen produksi sari roti   juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
Manajemen produksi sari roti juhaeri - pasca sarjana universitas pamulang
 
Tanggung jawab sosial perusahaan(CSR)
Tanggung jawab sosial perusahaan(CSR)Tanggung jawab sosial perusahaan(CSR)
Tanggung jawab sosial perusahaan(CSR)
 
Materi akuntansi-biaya
Materi akuntansi-biayaMateri akuntansi-biaya
Materi akuntansi-biaya
 
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
 
Euro bank dan eurocurrency
Euro bank dan eurocurrencyEuro bank dan eurocurrency
Euro bank dan eurocurrency
 
Sistem biaya taksiran
Sistem biaya taksiranSistem biaya taksiran
Sistem biaya taksiran
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan IndofoodLaporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
Laporan Kunjungan Industri Pocari Sweat dan Indofood
 

Similar to Studi kelayakan bisnis

Makalah karya ilmiah
Makalah karya ilmiahMakalah karya ilmiah
Makalah karya ilmiahIlham Saputra
 
Kelompok 4 - ppt sejarah kakao di wakanda.pptx
Kelompok 4 - ppt sejarah kakao di wakanda.pptxKelompok 4 - ppt sejarah kakao di wakanda.pptx
Kelompok 4 - ppt sejarah kakao di wakanda.pptxBillyFatechan
 
TERNIKMAT!!!(+6281391687009) | Kopi Bubuk Terenak
TERNIKMAT!!!(+6281391687009) | Kopi Bubuk TerenakTERNIKMAT!!!(+6281391687009) | Kopi Bubuk Terenak
TERNIKMAT!!!(+6281391687009) | Kopi Bubuk TerenakStoreID.Banjarnegara
 
Perbedaan kopi arabika dan robusta
Perbedaan kopi arabika dan robustaPerbedaan kopi arabika dan robusta
Perbedaan kopi arabika dan robustaiwaninfosources
 
Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)
Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)
Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)Indriyatno Banyumurti
 

Similar to Studi kelayakan bisnis (8)

Makalah karya ilmiah
Makalah karya ilmiahMakalah karya ilmiah
Makalah karya ilmiah
 
Kelompok 4 - ppt sejarah kakao di wakanda.pptx
Kelompok 4 - ppt sejarah kakao di wakanda.pptxKelompok 4 - ppt sejarah kakao di wakanda.pptx
Kelompok 4 - ppt sejarah kakao di wakanda.pptx
 
Laporan usaha
Laporan usahaLaporan usaha
Laporan usaha
 
TERNIKMAT!!!(+6281391687009) | Kopi Bubuk Terenak
TERNIKMAT!!!(+6281391687009) | Kopi Bubuk TerenakTERNIKMAT!!!(+6281391687009) | Kopi Bubuk Terenak
TERNIKMAT!!!(+6281391687009) | Kopi Bubuk Terenak
 
Pkm kel.qu
Pkm  kel.quPkm  kel.qu
Pkm kel.qu
 
Tugas 2 bisnis plan
Tugas 2 bisnis planTugas 2 bisnis plan
Tugas 2 bisnis plan
 
Perbedaan kopi arabika dan robusta
Perbedaan kopi arabika dan robustaPerbedaan kopi arabika dan robusta
Perbedaan kopi arabika dan robusta
 
Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)
Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)
Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)
 

Studi kelayakan bisnis

  • 1. STUDI KELAYAKAN BISNIS RUMAH COKLAT Disusun Oleh: Yusniar Adelia Ningrum 100810201022 Cinthia Valentina Iswahyudi 100810201042 Rizqi Ila Khoiriyah 100810201138 Dita Kusumawati 100810201161 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol. Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter) namun kadang-kadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, ataurempah- rempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin di dalamnya. Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa
  • 3. Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai hadiah. Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering digunakan sebagai mata uang [3] . Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem perhitungan dimana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga tiga biji kokoa [4] Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat. Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis. Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengankarbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate). Perkembangan Coklat di Indonesia Ternyata perkembangan coklat yang sangat pesat di Eropa juga memberikan dampak pada perkembangan coklat di Indonesia. Pada jaman Kolonial coklat mulai berkembang disini, dimana coklat mulai dikenal di pulau Jawa pada awal abad ke 18, yang dimulai dari Batavia pada tahun 1780-1790 tetapi sayang hasilnya tidaklah maksimal. kemudian coklat
  • 4. mulai berkembang ke wilayah Indonesia lainnya seperti Menado pada tahun 1822, Ambon pada tahun 1830, Halmahera pada tahun 1867 dan pulau Bacan pada tahun 1880. Pada masa itu mulai terlihat adanya pengembangan olahan coklat yang dilakukan oleh perusahaan swasta. Tapi pengolahan coklat ini memberikan keuntungan bagi para petani setempat, namu karena otoritas dari Kolonial maka pengolahan coklat ini pun bisa berlangsung terus hingga tahun 1896. Perkebunan coklat di Indonesia terus dikembangkan dengan berbagai alternatif, hingga pada akhirnya pada tahun 1960 produksi coklat di Indonesia semakin meningkat. pada tahun 1970 para petani mulai tertarik untuk menanam coklat setelah melihat perkembangan coklat dinegara tetangga, Malaysia. dari sinilah coklat di Indonesia benar-benar mulai berkembang, hingga sekarang tercatat ada 3 wilayah sebagai penghasil coklat terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Sumatra Utara dan daerah Timur. Latar Belakang Didirikannya Rumah Coklat Coklat adalah makanan yang sangat digemari berbagai kalangan, tidak peduli usia, gender, status ekonomi dll. Hal ini bisa dilihat bagaimana antusiasme seluruh orang didunia terhadap makanan dan minuman berbahan dasar coklat, baik itu dibuat berupa kue, es krim, minuman, dll. Sedangkan Jember sendiri merupakan suatu kabupaten yang sedang berkembang. Hal ini dikarenakan berbagai macam faktor, salah satunya adalah dari segi pendidikan, Jember memiliki Universitas Negeri yang banyak diminati oleh para pelajar yang hendak melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan banyaknya pelajar dari berbagai daerah berbondong-bondong datang ke Jember dengan tujuan untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Jember. Sedangkan dari pengalaman kami sebagai mahasiswa atau sebagai pemuda-pemudi Jember, masyarakat Jember sangat antusisas terhadap tempat-tempat nongkrong yang menyediakan berbagai macam makanan unik dan menarik, memiliki tempat yang nyaman, dan desain yang menarik, dan yang paling penting adalah harga. Oleh karena itu tercetuslah ide untuk membuat Rumah Coklat hal ini berdasarkan pantauan kami terhadap hobi para muda-mudi untuk sekedar nongkrong atau kumpul-kumpul denga kawan-kawan mereka memilih tempat yang nyaman dan desain yang unik, dan hal ini dimanfaatkan untuk berjualan makanan dan minuman berbahan dasar coklat yang notabene masih belum ada di Jember.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Aspek Pasar dan Pemasaran 1. Segmentasi , Targeting, Positioning a. Segmentasi Yang menjadi segmentasi dari usaha ini semua kelas, yakni mulai kelas menengah keatas maupun menengah kebawah . b. Targeting Yang menjadi target pasar adalah para muda-mudi baik itu pelajar maupun mahasiswa dan masyarakat sekitar. c. Positioning Produsen ingin menciptakan image atau citra bagi resto ini dibenak para konsumen adalah resto cokelat yang melayani sepenuh hati tanpa mematikan kantong konsumen tanpa mengurangi kualitas yang sudah terjamin. 2. Permintaan a. Perkembangan permintaan saat ini Dewasa ini, cokelat sudah mulai menjadi salah satu trend makanan bagi anak muda dan permintaan saat ini mulai merangkak naik. b. Prospek permintaan akan datang Coklat akan tetap diminati oleh semua orang dari semua kalangan karena kenikmatannya. Selain itu, trend makan berbahan dasar coklat selalu berkembangnya setiap tahunnya. 3. Penawaran a. Perkembangan penawaran saat ini Perkembangan penawaran saat ini di wilayah Jember dan sekitarnya untuk kedai spesialisasi cokelat masih sangat jarang sedangkan permintaan selalu meningkat. b. Prospek penawaran akan datang Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha resto cokelat yang akan datang. Maka perlu adanya produk yang memberikan nilai lebih. Oleh karena itu, bagi pelaku usaha disektor ini perlu melakukan penawaran yang inovatif untuk menarik pasar.
  • 6. 4. Analisis persaingan Dengan melihat kondisi dimana rumah coklat belum ada disekitar kampus, hal ini menyimpulkan bahwa belum terjadi persaingan antara usaha cokelat satu dengan yang lain. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi persaingan dengan makanan ringan lainnya. Tapi dengan keunikan yang ada pada Rumah Cokelat, hal ini tidak akan menjadikan sesuatu berarti. Selagi pemasar dapat memasarkan produknya seinovatif mungkin. 5. Produk Produk yang akan dihasilkan berupa makanan dan minuman berbahan dasar coklat. Dengan menggunakan bahan-bahan yang terpilih, cokelat yang akan diproduksi dapat dikatakan sebagai produk yang berkualitas. Karena produsen bukan hanya mengutamakan kuantitas namun juga kualitas dari hasil yang akan diproduksi. Dengan pemilihan bahan- bahan yang akan digunakan, hal ini akan menjadikan nilai tambah dari hasil produk. Material yang digunakan: Bahan: Coklat batang Coklat bubuk Cocoa Keju Roti tawar Pancake instant Buah-buahan segar Ice cube Gula cair, gula bubuk Madu Susu kental manis all variant Ice cream all variant Susu bubuk coklat dan vanilla Sirup blueberry, strawberry, orange Mayonaise Saus tomat + saus sambal Kopi hitam, cappucino, mochacino Saus strawberry, saus blueberry Soda Bahan dasar cake
  • 7. Menu Makanan Coklat: Choco lava with ice cream Choco lava original Ice cream wafer choco Choco sundae Banana Split Pancake : - Strawberry - Vanilla - Coklat Waffle : - Strawberry - Vanilla - Coklat Cupcake berbagai macam varian Sandwich, kentang goreng, roti bakar Menu Minuman Aneka Jus Ice Snow White Ice Deep Purple Es Buah Orange Squash Italian Soda Strawberry Bliss Milkshake Soda Gembira Cola Float Strawberry Float 6. Harga Harga yang ditetapkan untuk: a. Makanan all variant Rp 8.000 b. Minuman all variant Rp 6.000 c. Cupcakes Rp 10.000
  • 8. 7. Distribusi Distribusi produk dilakukan secara langsung ke konsumen, hal ini dikarenakan pembeli datang langsung ke tempat penjualan. 8. Promosi Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk cokelat ini melalui berbagai promosi yaitu: 1. Social network / media sosial Media sosial yang digunakan disini seperti facebook, twitter dan media sosial lainnya, tidak ada biaya khusus dan tergolong murah. 2. Menyebar brosur, leaflet Promosi lainnya yang akan dilakukan adalah dengan menyebarkan brosur-brosur dan leaflet yang berisi promosi dari produk cokelat yang akan dijual. 9. Strategi Pemasaran 1. Kegiatan promosi Kegiatan promosi harus digalakkan dengan mempromosikan lewat media cetak seperti, pamphlet,leaflet ataupun,banner, maupun promosi melalui media sosial network seperti facebook, twitter dll. Selain itu adanya cokelat gratis pada beberapa pembeli pertama sebagai promosi awal berdirinya usaha. 2. Tingkat pelayanan Mahasiswa yang lebih menyukai keefektifan dan efisiensi waktu juga harus diperhatikan. Sehingga, dalam melayani harus dapat memuaskan konsumen. Seperti dalam melayani konsumen diterapkan 3S (Senyum,Salam dan Sapa), dan keefektifian waktu melayani. 3. Product Life Cycle (PLC) Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Dengan menggunakan PLC, diharapkan dapat mempertahankan kelangsungan usaha.
  • 9. Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa strategi: Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan Produk Menawarkan produk dasar Menawarkan variasi produk baru Pembedaan produk berdasakan jumlah permintaan Tidak memproduksi menu yang jarang dibeli konsumen Harga Memberikan harga dasar sesuai kesepakatan Memberikan harga yang dapat diterima pasar Harga yang sama atau lebih baik dari pesaing Menurunkan harga Promosi Penjualan Menggunakan banyak promosi menarik untuk mendapatkan konsumen Mengatur promosi agar mendapatkan lebih banyak keuntungan dari permintaan konsumen Kembali membuat promosi- promosi menarik yang mampu mempertahankan perhatian konsumen Kurangi promosi untuk memaksimalkan laba.
  • 10. PLC dalam “Rumah Coklat” dilakukan guna mempertahankan eksistensi usaha. Tabel menjelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya kerugian dalam usaha. 10. Analisis SWOT Kekuatan (Strenght) Letak lokasi usaha di dekat kampus sangat strategis, bersih Memiliki tenaga kerja yang ahli di bidangnya Kelemahan (Weakness) Belum dikenal oleh masyarakat secara luas Produk yang ditawarkan berupa makanan yang mudah basi, sehingga ketika produk tidak laku dijual, dibutuhkan penanganan khusus agar tidak ada bahan yang terbuang. Misalnya, adonan yang belum terproses menjadi menu makanan jadi hendaknya disimpan di dalam kulkas. Peluang (Opportunity) Bekerja sama dengan pihak sponsor penyedia bahan dasar makanan dan minuman (coklat, susu, dan soda). Ancaman (Thread) Pesaing dari kedai lain yang sudah banyak pelanggan yang mengadaptasi menu yang telah tersedia di kedai kami sebagai menu tambahan di kedai mereka. 11. Keputusan Strategi Strategi produk yang lebih murah Strategi produk prestise Strategi inovasi produk Strategi penekanan biaya Strategi promosi yang intensif Dari analisis aspek pasar dan pemasaran, dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan karena telah memiliki dasar pemasaran yang kuat sehingga dalam proses berjalannya diharapkan mampu mendukung penjualan. B. Aspek Manajemen 1. Perencanaan (Planning)
  • 11. Sisi Pendekatan Perencanaan “Rumah Coklat” menggunakan pendekatan kombinasi dalam pembuatan suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up).Dipilihnya dua pendekatan agar terjadi hubungan baik antara atasan dan bawahan sehingga jika terjadi suatu masalah di dalam pekerjaan, karyawan dapat mengungkapkannya kepada atasan agar atasan dapat segera mengambil tindakan atas masalah yang terjadi di lapangan. Sisi Program Kerja “Rumah Cokelat” berusaha melaksanakan aktivitas produksi untuk mencapai target dan omzet yang telah ditentukan sebelumnya.Dalam pemasarannya, “Rumah Cokelat” merencanakan untuk memberikan sesuatu yang unik dengan harga terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan sumberdaya manusia: Lingkungan Eksternal Keputusan-keputusan Organisasional Faktor-faktor Persediaan Karyawan Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan /job specification. 2. Pengorganisasian (Organizing) Langkah Pengorganisasian Tujuan utama usaha “Rumah Cokelat” adalah mendapatkan keuntungan / laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan maksimal kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh “Rumah Cokelat ” adalah keuntungan dan produk yang dikenal serta digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu, “Rumah Cokelat ” harus dapat melayani para konsumen / pelanggan dengan cara yang ramah agar pelanggan merasa nyaman dalam pelayanan yang diberikan oleh “Rumah Cokelat” Struktur Organisasi “Rumah Cokelat” mengatur usaha dan sub unitnya agar sejalan dengan tujuan usaha, kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan kondisi lingkungan usaha baik internal maupun eksternal. Struktur “Rumah Cokelat” disusun secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling atas, selaku pimpinan usaha tersebut.Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku pelaksana di mana masing-masing karyawan melakukan aktivitas yang telah ditentukan.
  • 12. 3. Pengarahan (Actuating) “Rumah Cokelat” mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi pengarahan yang harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria agar dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik “Rumah Cokelat” berusaha menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan.Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi yang baik antara pemilik “Rumah Cokelat” dengan karyawannya. 4. Pengendalian (Controling) Pengendalian yang dilakukan oleh “Rumah Cokelat” untuk memastikan apakah aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu, “Rumah Cokelat” menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi. Metode pengawasan yang berlaku di “Rumah Cokelat” bersifat fleksibel, dinamis, dan ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi solusi dan evaluasi.“Rumah Cokelat” menerapkan sistem pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat waktu, strategis, relistis, dan objektif .Dengan pengendalian ini, diharapkan “Rumah Cokelat” mampu mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan. C. Aspek Sumber Daya Manusia Struktur Organisasi 1. Job Description dan Job Specification Pemilik : Job description: Mengambil keputusan serta menjalankan perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Pemilik Keuangan (Kasir) Produksi (Chef) Pelayan (Staff)
  • 13. Membuat kebijakan-kebijakan dalam perusahaan Mengatur arus bahan baku yang diperlukan Keuangan (Kasir) Job description: Melayani pembayaran dari konsumen Membuat laporan penjualan pper hari untuk diberikan ke manajer keuangan Job Specification: Pria/ wanita usia minimal 18 tahun Diutamakan lulusan SMK accounting Mampu mengoperasikan komputer Produksi (Chef) Job description: Membuat menu sesuai pesanan dari konsumen Job specification: Pria/ wanita usia maksimal 24 tahun Diutamakan lulusan SMK tata boga Memiliki kemampuan memasak Pelayan (Staff) Job description: Memberikan pelayanan kepada konsumen Berinteraksi secara langsung kepada pelanggan Job specification: Pria/ wanita usia minimal 18 tahun Berkepribadian menarik dan ramah 2. Proses Rekrutmen Membuat informasi lowongan kerja melalui media cetak Seleksi administrasi Wawancara, pada tahap ini pelamar akan dipanggil untuk mengikuti wawancara Tes kemampuan, pada tahap ini pelamar akan diseleksi atas dasar kompetensinya melakukan suatu pekerjaan dan dilihat keterampilannya Keputusan diterima atau tidak berdasarkan seleksi pada saat ini pelamar diberitahu secara transparan melalui telepon, surat, ataupun email bahwa ia diterima atau tidak Penempatan kerja
  • 14. Orientasi Pelatihan Kompensasi 3. Penarikan Sdm Yang Dibutuhkan Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat terdiri atas 5 karyawan. Seleksi Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat ini mayoritas karyawan full time. Perekrutan karyawan di Rumah Cokelat ini dapat dilakukan sewaktu-waktu. Biasanya hal ini dilakukan ketika ada karyawan yang mengundurkan diri dari Rumah Cokelat. Hal ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan karyawan yang keluar dari Rumah Coklat ini. Pengenalan Dan Orientasi Masa pengenalan dan orientasi dilaksanakan selama 5hari, dalam masa tersebut calon karyawan akan diberi arahan dan pembinaan oleh atasan atas pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan. Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan Yang telah menjadi karyawan Rumah Cokelat akan memperoleh pemeliharaan kesehatan dan keamanan berupa asuransi jiwa. Ini adalah suatu wujud tanggung jawab Rumah Cokelat terhadap karyawan dalam rangka menciptakan rasa keamanan kepada karyawan dan iklim kerja yang kondusif. D. Aspek Keuangan a. Kebutuhan Dana Investasi 1. Biaya pra operasi Biaya pra operasi sebesar Rp 40.575.000- yang digunakan untuk penyewaan outlet atau stan penjualan dan pendirian usaha awal. 2. Modal Kerja Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar sebesar Rp 15.000.000 Total kebutuhan investasi sebesar Rp 55.575.000
  • 15. b. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana Dalam pendirian usaha cokelat ini menggunakan modal pribadi sebesar Rp30.575.000,- dan pinjaman ke bank sebesar Rp 25.000.000,- c. Rencana Kebutuhan Dana Aktiva Tetap Bangunan Rp 20.000.000 Oven 1 buah Rp 5.000.000 Mesin Kasir 1buah Rp 1.450.000 Kulkas 2 buah Rp 3.000.000 Meja 10 buah Rp 4.700.000 Kursi 30 buah Rp 2.000.000 Piring 5 lusin Rp 500.000 Sendok 5 lusin Rp 170.000 Garpu 5 lusin Rp 170.000 Blender 2 buah Rp 400.000 Gelas 5 Lusin Rp 120.000 Cangkir 3 Lusin Rp 210.000 Pisau 3 buah Rp 225.000 Wadah Tisu 10 buah Rp 30.000 Cooking set Rp 2.000.000 Pulsa + Leaflet Rp 500.000 Jumlah Aktiva Tetap Rp 40.575.000 Aktiva Lancar Kas Rp 10.000.000 Bahan-Bahan Cokelat Rp 5.000.000 Jumlah Aktiva Lancar Rp 15.000.000 Total Aktiva Rp 55.575.000 d. Proyeksi keuangan 1. Proyeksi Pendapatan ● Pendapatan Per Hari
  • 16. a. Produk makanan (Rp 8.000 x 35) Rp 280.000 b. Produk Minuman (Rp 6.000 x 35) Rp 210.000 c. Cupcakes (Rp 10.000 x15) Rp 150.000 Total Rp 640.000 ● Pendapatan Per Bulan (Rp 640.000 x 30) Rp 19.200.000 ● Pendapatan Setahun (Rp19.200.000 x 12) Rp 230.400.000 2. Proyeksi Biaya Per Tahun ● Pembelian bahan Rp 110.160.000 ● Gaji Karyawan - 2 Chef (@ Rp 1.000.000 x 12) Rp 24.000.000 -5 Karyawan (@ Rp 700.000 x 12) Rp 42.000.000 -1 Kasir (@ Rp 700.000 x 12) Rp 8.400.000 Jumlah Gaji Karyawan Rp 74.400.000 ● Biaya Listrik dan air Rp 5.000.000 ● Perlengkapan Kebersihan Rp 800.000 ●Dep Oven 5 th Rp 1.000.000 ● Dep Mesin Kasir 3 th Rp 500.000 ● Dep Kulkas 3 th Rp 700.000 Dep blender Rp 300.000 Jumlah Biaya Rp 188.360.000 3. Proyeksi Rugi/Laba Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan pengeluaran. Rugi/ Laba= Pendapatan – Pengeluaran = 230.400.000– 188.360.000 = 42.040.000 Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk cokelat yaitu sebesar Rp 42.040.000 pertahun. 4. Perhitungan Kelayakan Usaha Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period. Payback Period = Investasi x 12 Kas bersih/ tahun
  • 17. Payback Period = = 15 bulan Harga Rp 8.000 dengan total cost pertahun Rp 188.360.000 Maka : Rp 8.000 x q = Rp 523.222 (perhari) q = 65 Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 65 produk makanan. Nett Present Value Investasi awal = Rp 55.575.000 Bunga = 15% = 0,15 Penerimaan pada tahun pertama = Rp 230.400.000 PV = Rt/ (1 + i)t dimana: t = waktu arus kas i = suku bunga Rt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t, maka PVinvestasi = Rp55.575.000/ (1 +0,15)° = Rp 55.575.000 PVpenerimaan = Rp 230.400.000/ (1 + 0,15)ˡ = Rp 200.347.826 NPV = Ao + (A1 / (1 + r)) Dimana, Ao = nilai awal investasi; A1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat suku bunga yang relevan. Ao adalah jumlah uang yang diinvestasikan (karena ini adalah pengeluaran, maka menggunakan bilangan negatif). Maka, NPV = Rp -55.575.000 + (Rp 230.400.000/ (1 + 0,15)) = Rp 144.772.826 Atau, NPV = PVinvestasi + PVpenerimaan NPV = Rp -55.575.000 + Rp 200.347.826 = Rp 144.772.826 Bila Berarti Maka NPV > 0 investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan proyek bisa dijalankan
  • 18. NPV < 0 investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan proyek ditolak NPV = 0 investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan. Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan. Dengan rincian: Kebutuhan investasi awal Rp 55.575.000 Proyeksi pendapatan perbulan Rp 19.200.000 pertahun Rp 230.400.000 Proyeksi Laba bersih Rp 42.040.000 pertahun Payback period selama 15 bulan NPV = Rp 144.772.826 E. Aspek Hukum dan Legalitas 1. Skala usaha Rumah Coklat termasuk dalam skala usaha kecil karena mermiliki kekayaan atau asset sebesar Rp 55.575.000 (diluar tanah dan bangunan) 2. Bentuk Perusahaan Bentuk usaha ini adalah Usaha Dagang (UD) 3. Prosedur Perizinan 1) Pendaftaran ijin usaha ke dinas perekonomian pemda yang didaftarkan ke pangadilan negeri 2) Permohonan menjadi wajib pajak setempat untuk mendapatkan NPWP (perseorangan) 3) Pendaftaran ke departemen teknis (dinas perdagangan/perindustrian) Secara Umum: 1. Akta pendirian
  • 19. 2. Surat keterangan domisili usaha 3. Nomor pokok wajib pajak (NPWP) 4. Tanda daftar perusahaan (TDP) 5. Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) & surat izin usaha perdagangan (SIUP) Secara khusus : 1. Izin usaha industri (IUI) 2. Tanda daftar industri (TDI) 3. Tanda daftar perusahaan (TDP) 4) Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan usaha Jenis perizinan Lembaga yang terkait NPWP Dinas perpajakan TDP Departemen perdagangan dan perindustrian TDI TDUP SIUP IUI HO Pemerintah daerah F. Aspek Ekonomi Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya “Rumah Cokelat” ini tentunya akan menarik para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa ikut tertarik dengan adanya “Rumah Cokelat” , diantaranya adalah : a) Dilihat dari segi harganya yang cocok dengan kantong mahasiswa. b) Harganya yang terjangkau c) Dilihat dari segi tempat bisnis “Rumah Cokelat” tersebut jika dekat dengan area kampus maka dapat meningkatkan keuntungan tersendiri bagi pebisnis cokelat. d) Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan tempat tersebut sebagai tempat berkumpul dengan temanya. e) Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik “Rumah Cokelat”. Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk didirikan.
  • 20. G. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi akses, tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industry lebih mengarah pada aspek persaingan di mana bisnis perusahaan benda.Akibatnya, factor-faktor yang mempenagruhi kondisi, seperti ancaman terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan bisnis jasa.Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek lingkunganya : 1. Adanya persaingan sesama perusahaan dalam industrinya Dalam usaha bisnis Rumah Coklat tentunya terdapat persaingan yang sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan apalagi sekarang. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sementara itu, persaingan pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan perlu mengetahui situasi pesaingnya. 2. Adanya ancaman masuk pendatang baru Adanya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.Ada beberapa factor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industry, yang sering disebut dengan hambatan masuk.Factor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan peraturan pemerintah. 3. Adanya Ancaman dari produk pengganti. Perusahan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industry.
  • 21. 4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers) Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk meningkatkan mutu dan servis, serta menghadapkan perusahaan dengan competitor (pesaing) melalui kekuatan yang mereka miliki. 5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers) Pemasok dapat mempengaruhi industry lewat kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengendalikan perilaku pemasok. 6. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain dan pemegang saham. Berdasarkan analisis aspek ekonomi, usaha “Rumah Coklat” layak untuk dijalankan. 1. Aspek Sosial Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya. Namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian, perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. Pengaruh positif Proyek bisnis hendaknya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk, seperti jalan, jembatan, dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka. Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek sosialnya : 1. Dengan adanya usaha Rumah Coklat akan dapat mempengaruhi wilayah usaha tersebut ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi usaha tersebut dekat dengan pusat keramaian dan hiburan 2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen dan konsumen yang saling menguntungkan. 3. Usaha bisnis Rumah Coklat sebagai perusahaan lembaga sosial dimana usaha tersebut memiliki keterkaitan dalam melakukan kegiatan manufaktur, bahan baku, dan mendistribusikanya ke pasar. 4. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Rumah Coklat ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh salah
  • 22. satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang sosial yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik peraturan perundang-undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm. 5. Dengan adanya usaha Rumah Coklat ini akan menyebabkan Perubahan dalam masyarakat yang pluralistic yaitu : a. Membuka lapangan kerja baru b. Melaksanakan alih teknologi terhadap karyawan yang terlatih yang dapat meningkatkan “skil” pekerja tetapi juga sikap mental sebagai tenaga kerja yang andal semakin kokoh. c. Meningkatkan mutu hidup Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk dijalankan karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya. H. Aspek Teknis/ Operasi Pemilihan desain produk yang akan diproduksi Produk mengikuti tren pasar yang sedang berkembang saat ini tanpa meninggalkan keaslian rasa dari coklat. Contoh produk : Untuk contoh produk Choco Lava Original: Pancake Coklat: Banana Split:
  • 23. Choco Cupcake: Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan: Italian Soda: Choco and strawberry Milkshake
  • 24. Pemilihan mesin dan teknologi Menggunakan mesin produksi (blender, oven, cooking set) standar Penentuan lokasi usaha Kami memilih lokasi usaha di Jalan Kalimantan karena lokasi ini merupakan wilayah pangsa pasar kami yaitu mahasiswa dan kalangan lainnya, dan merupakan Jalan paling ramai di daerah kampus. Penentuan proses produksi dan lay-out pabrik yang dipilih, termasuk layout bangunan dan fasilitas
  • 25. Proses produksi dan distribusi dilakukan secara langsung di Rumah Coklat dengan konsep “open kitchen”. Penataan interior minimalis dengan warna-warna yang fresh sehingga dapat menarik dan membuat nyaman pengunjung. Penghitungan skala produksi ekonomis Berdasarkan penghitungan, ditemukan bahwa kami harus memproduksi 65 produk setiap harinya untuk memperoleh titik impas. Berdasarkan analisis aspek teknis dan operasi usaha “Rumah Coklat” ini layak untuk dijalankan.
  • 26. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih dari hasil kuisioner yang telah disebarkan diperoleh data bahwa 70% setuju didirikannya Rumah Cokelat yang berada di Jalan Kalimantan, Jember. Selain itu didukung dengan harga yang terjangkau oleh kantong mahasiswa, letak yang strategis serta kualitas cokelat yang terjamin dan higienis. Dengan tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif, maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini. 3.2 Rekomendasi Dalam menjalankan usaha Rumah Coklat ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga kualitas produk dan mencari inovasi menu yang dapat mendongkrak penjualan.