Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kakao secara menyeluruh dari tahun ke tahun. Ia menjelaskan latar belakang rendahnya minat petani Bali untuk budidaya kakao karena kurangnya pengetahuan. Dokumen ini juga membahas tentang manfaat kakao, rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diharapkan, dan tinjauan pustaka tentang kakao.
1. A.JUDUL
PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH dari TAHUN ke TAHUN
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Khusus daerah Bali, pembudidayaan kakao masih sangat rendah peminatnya. Hal ini
disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat tentang tanaman kakao tersebut baik dari segi
pembudidayaannya maupun dari segi perekonomiannya. Masyarakat selama ini hanya
mengenal kakao sebagai tanaman pekarangan dan tanaman tahunan.
Jika dilihat dari sejarah dan perkembangan kakao, pada abad modern seperti saat ini hampir
semua orang mengenal cokelat yang merupakan bahan makanan favorit bagi anak-anak dan
remaja. Bahan makanan dari cokelat juga mengandung gizi yang tinggi karena didalamnya
terdapat protein dan lemak serta unsur-unsur penting lainnya. Selain digunakan untuk
membuat berbagai jenis makanan, kakao dalam produk setengah jadi berupa lemak cokelat
(cocoa butter) yang umumnya digunakan oleh industri farmasi dan industi kosmetika (bahan
pembuat lipstick).
Pada masa yang akan datang, komoditas biji kakao di Indonesia diharapkan memperoleh
posisi yang sejajar dengan komoditas perkebunan lainnya, seperti karet, kopi, dan kelapa
sawit, baik dalam luas areal maupun produksinya. Sumbangan nyata biji kakao terhadap
perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasil industri kakao.
Sumbangan lainnya adalah penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri, baik industri
bahan makanan maupun industri kosmetika dan farmasi. Yang tidak kalah pentingnya dari
munculnya industri kakao adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi jutaan penduduk
Indonesia, dari tahap penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, industri, dan
pemasaran.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Daerah manakah yang sesuai atau dinilai baik untuk penanaman kakao, khususnya di
Bali?
2. 2. Seberapa besar pengetahuan masyarakat tentang kakao?
3. Seberapa besar minat masyarakat dalam membudidayakan kakao?
4. Apa saja kendala dalam membudidayakan kakao?
D.TUJUAN
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memilih daerah atau lahan yang dinilai
baik untuk membudidayakan kakao, khususnya di Bali. Kakao merupakan tanaman
tahunan yang memerlukan lingkungan khusus untuk dapat berproduksi dengan baik.
Lingkungan alami kakao adalah hutan hujan tropis. Di daerah itu suhu udara tahunan
tinggi dengan variasi tinggi, curah hujan tahunan tinggi dengan musim kemarau
pendek, kelembapan udara tinggi, dan intensitas cahaya matahari rendah.
2. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang kakao. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya, bahwa masyarakat secara umum selama ini hanya mengenal kakao sebagai
tanaman pekarangan tanpa tahu bagaimana cara membudidayakannya dan
mengolahnya menjadi makanan. Selama ini masyarakat hanya mengenal kakao dalam
bentuk produk jadi seperti, berbagai jenis makanan, es krim, maupun berbagai jenis
permen cokelat. Jika dilihat lebih jauh, Indonesia belum mampu memproduksi kakao
dengan jumlah maupun kualitas yang baik. Lain halnya dengan Negara-negara lain
seperti Pantai Gading, Brasil dan Ghana yang mampu memproduksi kakao dengan
kualitas yang baik,
3. Untuk mengetahui minat masyarakat dalam membudidayakan kakao. Membudidayakan
kakao sebenarnya tidak begitu sulit jika kita mengetahui atau mengenal tanaman
tersebut. Kurangnya minat masyarakat, disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan juga
perhatian dari pemerintah. Sebenarnya menanam kakao tidak membutuhkan investasi
dalam peralatan atau keterampilan yang tinggi untuk pengolahannya. Jika
disosialisasikan dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia suatu hari nanti biasa
memenuhi penyediaan bahan baku dalam industri makanan, industri farmasi dan
kosmetika bahkan bisa mengekspornya.
3. 4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami masyarakat dalam membudidayakan
kakao. Secara umum kendala masyarakat dalam membudidayakan kakao adalah
kurangnya minat dan pemahaman tentang tanaman tersebut. Sedangkan jika dilihat dari
masalah yang ada pada tanaman tersebut, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kakao. Diantaranya, hama serangga yang menurut Entwistle (1972)
terdapat lebih dari 130 spesies serangga yang berasosiasi dengan tanaman kakao
(conopomorpha cramerella snellen) atau PBK, kepik penghisap buah (helopeltis
antonii sign), ulat kilan (hyposidra talaca walker), penggerek batang atau cabang
(zeuzera coffeae), dan ulat api (darna trima).
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian yang berjudul “ Perkembangan Kakao Secara Menyeluruh dari Tahun ke Tahun”
ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memilih lahan yang sesuai, menambah
pemahaman tentang kakao, menumbuhkan minat masyarakat dalam membudidayakan kakao,
serta membantu masyarakat dalam menghadapi kendala-kendala dalam membudidayakan
kakao khususnya di Bali.
F. KEGUNAAN
1. Aspek Ekonomi
Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat
tentang budidaya kakao, dan pemilihan lahan yang sesuai sehingga dapat membantu
mengatasi permasalahan ekonomi, menciptakan berbagai lapangan pekerjaan sekaligus
mengurangi pengangguran dimasyarakat.
2. Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk membantu dalam bidang industri
makanan (dalam pembuatan makanan, es krim, permen dan lain-lain), industri
kosmetika(pembuatan lipstick) dan farmasi.
G.TINJAUAN PUSTAKA
Kakao ( Cocoa organization ) merupakan salah satu makanan pokok dari setengah penduduk
dunia yang dimana kakao dapat menghasilkan ekonomi yang tidak kurang dan yang tidak
lebih. oleh karena itu, penduduk bali kebanyakan tidak tau cara mengolah kakao dengan baik.
Kakao dapat menghasilkan perekonomian yang sangat tinggi. Selain di Bali kakao banyak
terdapat di daerah papua, Kalimantan dan Sulawesi.
Kakao dapat juga tumbuh di iklim sedang. Selain itu, Penambahan produksi kakao dalam
negeri diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Indonesia dalam memasok kebutuhan kakao
dunia yang setiap tahun naik dua persen sampai empat persen.
Nilai ekspor kakao periode Januari-Juli 2009 sebanyak 670 juta dollar AS dan naik menjadi
977 juta dollar AS pada periode yang sama tahun 2010. Di perkirakan nilai ekspor kakao
selama tahun 2010 akan meningkat dibanding tahun 2009 yang nilainya total 1,38 miliar
dollar AS. Industri pengolahan kakao nasional mulai pulih, Perusahaan-perusahaan yang
sebelumnya menghentikan operasi karena kekurangan bahan baku kembali berproduksi
dengan kapasitas penuh. "Saat ini sudah pulih. Sampai akhir tahun 2009 paling tidak sudah
ada enam perusahaan yang memroduksi 150 ribu ton kakao olahan, dan tahun ini angkanya
diperkirakan bergerak menjadi 200 ribu ton,".
Beberapa perusahaan pengolahan kakao, juga sudah merencanakan ekspansi produksi mulai
2011 sehingga tahun depan produksi kakao olahan diproyeksikan bisa naik sampai 300 ribu
ton, atau bisa mengolah hampir 50 persen dari total produksi biji kakao nasional.industri
5. peningkatan nilai tambah biji kakao dalam negeri, mengingat sebelumnya hampir 80 persen
produksi biji kakao nasional langsung diekspor. Pemulihan industri pengolahan kakao dalam
negeri antara lain terjadi karena penerapan biaya keluar biji kakao pada April 2009. Terbukti
dapat mendorong pertumbuhan industri pengolahan kakao nasional dan menarik masuknya
investasi asing pada sektor tersebut. Pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan industri
pengolahan kakao, yang selama ini masih didominasi perusahaan Eropa dan Amerika Serikat,
di dalam negeri antara lain dengan menetapkan biji kakao sebagai barang ekspor yang
dikenai biaya keluar. Tidak hanya itu Kakao Indonesia sangat disenangi oleh konsumen di
Amerika, Eropa dan Cina, Kakao yang diproduksi petani, mulai dapat ditingkatkan yaitu
mulai merintis cara pengolahan dari tanpa permentasi ke permentasi. Struktur lemak kakao
Indonesia lebih keras dibandingkan dengan kakao dari negara lain, sehingga sangat baik
untuk bahan industri " Butter Cocoa". Peluang daya saing Kakao sudah mulai meningkat.
Bahan baku untuk agroindustri kakao cukup tersedia yaitu di Kabupaten Tabanan ada sekitar
3.000 ton (sekitar 43%) dari produk kakao di Bali dan di Kabupaten Jembrana ada sekitar
2910 ton (sekitar 42%) dari total produksi di Bali. Prospek Kakao permentasi banyak di
butuhkan untuk industri kosmetik.Kakao tanpa permentasi dibutuhkan untuk industri lemak
kakao. Segmen pasar Kakao yaitu: Amerika Serikat, Hampir di seluruh negara di Eropa,
Cina, dan Hampir di seluruh negara di Asia Tenggara. Sementara negara-negara Eropa dan
AS yang tak memiliki tanaman kakao justru menjadi negara-negara yang mencatatkan
konsumsi kakao. Masyarakat Indonesia bisa meningkatkan konsumsi kakao. Hal ini erat
kaitannya dengan masalah perluasan pasar di dalam negeri meski sangat tergantung dengan
tingkat pendapatan masyarakat.
Indonesia dinilai memiliki kemampuan untuk memproduksi biji kakao dalam jumlah cukup
besar. Selain itu, tingkat konsumsi kakao di Indonesia dan negara Asia lainnya masih sangat
rendah, jika dibanding beberapa negara Eropa. "Jadi, ini menunjukkan komoditas kakao
masih cukup potensial. Kakao merupakan penyumbang ekspor ketiga terbesar dalam
kelompok produk ekspor hasil pertanian. Terkait peningkatan ekspor beberapa komoditas,
Kementerian Perdagangan menjalankan program 10+10 dengan menetapkan prioritas pada 10
produk utama dan 10 produk potensial.
Disoroti juga lemahnya posisi tawar petani kakao Indonesia di pasar Internasional, karena
kurangnya informasi pasar, dan sistem perdagangan biji kakao di tingkat petani dikuasai oleh
eksportir asing. Apalagi kemudian adanya perlakuan diskriminatif di beberapa negara tujuan
ekspor seperti Cina, Malaysia, India da Eropa terhadap produk kakao olahan Indonesia
(cocoa butter dan cocoa powder) dengan pengenaan tarif Biaya Masuk (BM) antara 15 persen
hingga 38 persen.
6. Negara tujuan utama ekspor biji kakao antara lain Malaysia, Amerika, Singapura, Brazil dan
Cina yang mencakup 93,1 persen dari total ekspor kakao Indonesia. Sementara permintaan
kakao dunia selama periode 2004-2008 menunjukkan peningkatan yang terlihat dari laju
pertumbuhan impornya sebesar 3,39 persen per tahun. Hingga saat ini, negara yang
memperdagangkan kontrak berjangka komoditi kakao di bursa berjangka hanya ada dua
negara. Yakni, Amerika Serikat dan Inggris. Di bursa LIFFE, NYBOT, NYMEX dan CME.
Dua negara itu diketahui tidak memiliki kebun kakao, tetapi mereka mampu
memperdagangkan kontrak berjangka kakao secara likuid. Hal itu, selain sejarahnya yang
panjang, dua negara tersebut merupakan pasar hilir konsumen kakao. Dan, di wilayah Eropa
serta Amerika terdapat sejumlah produsen kakao terbesar di dunia. Menurut ketua Askindo,
Halim A Razak, bila Indonesia sungguh-sungguh memperdagangkan kontrak berjangka
kakao, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia yang memperdagangkan komoditi kakao.
Hal ini akan menguntungkan bagi pengusaha kakao, karena tidak perlu lagi bertransaksi di
bursa luar negeri.
Pada tahun 1975 pemerintah Indonesia mulai menaruh perhatian dan mendukung industri
kakao , kemudian berhasil menaikkan produksi kakao per hektar melalui penggunaan bibit
unggul Uper Amazon Intereclonal Hybrid , yang merupakan hasil persilangan antar bibit dari
daerah kulon dan sabah . Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Sub klas : Dialypetalae
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.
Kakao di Indonesia diusahakan oleh perusahaan perkebunan Negara dan swasta serta
perkebunan rakyat. lokasi perusahaan perkebunan skala besar yang diusahakan Negara
terletak di Sumatra utara, jawa tengah ,dan jawa timur, sedangkan perkebunan rakyat terdapat
7. di Maluku, Irian Jaya, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa
Tenggara Timur. Pada tahun 1988 areal tanaman kakao mencapai 213.612 ha. Luas
perkebunan pada tahun 1991 mencapai 350.442 ha dengan produksi 121.651 ton coklat, di
Bawa Barat pada tahun 1998 mencapai 18.662 ha dengan produksi 6.404,3 ton ( pusat
penelitian kopi dan kakao Indonesia, 2004 ).
Menurut Sunanto ( 1994 ) jenis kakao yang banyak di budidayakan adalah jenis :
a. Criollo, Merupakan kakao yang menghasilkan biji bermutu sangat baik dan di kenal
sebagai mulia, fine flavor cocoa, choiced cocoa atau edel cocoa. Buahnya berwarna
merah atau hijau, kulit buahnya tipis berbintik-bintik kasar dan lunak. Biji buahnya
berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih.
b. Forastero, menghasilkan biji kakao yang bermutu sedang dan dikenal sebagai ordinary
cocoa atau bulk cocoa. Jenis kakao ini berasal dari bahai ( brazil ). Buahnya berwarna
hijau kulitnya tebal. Biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledonnya berwarna ungu.
c. Trinitario, merupakan hybrid alami dari Criollo dan Forastero, sehingga menghasilkan
biji kakao yang dapat termasik fine flavor cocoa atau bilk cocoa. Jenis trinitario yang
banyak ditanam di Indonesia adalah Hibrid Djati Runggo ( DR ) dan Uppertimazone
Hybrida ( kakao lindak ). Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam-
macam.
H . METODE PELAKSANAAN
Metode Penelitian
1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di provinsi Bali, khususnya wilayah kabupaten Jembrana
kecamatan Negara Desa Yeh Embang. Yang merupakan desa terpilih untuk kegiatan
laboratorium Agroekoteknologi dengan zona lahan kering dataran tinggi.
1.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh
melalui wawancara yang dilakukakan kepada beberapa masyarakat diwilayah kabupaten
Jembrana.
1.3 Teknik Analisis Data
Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
8. 1.3.a. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh berupa Laporan serta hasil dari wawancara di desa Yeh Embang.
Perencanaan dan implementasi memerlukan dukungan data, informasi yang akurat dan
lengkap. Inventarisasi potensi sumber daya meliputi: biofisik dan eksisting teknologi
dilokasi kegiatan. Data dan informasi tersebut dikumpulkan melalui survey lapangan
dengan metode Participatory Rural Appraisal /PRA.PRA merupakan cara belajar dengan
masyarakat untuk menemukan menganalisis dan mengevaluasi kendala dan peluang untuk
mengetahui dan memutuskan dengan kelompok yang terdiri kelompok tani atau tokoh
masyarakat. Dalam pelaksanaan PRA terperoleh tanaman terpilih oleh petani berturut-
turut.antara lain adalah : Kakao, kopi dan kacang tanah. Masalah yang diproleh pada
tanaman kakao antara lain:produksi rendah, serangan hama dan penyakit. Di masukkan
kedalam sebuah tabulasi data yang menggunakan aplikasi Microsoft excel untuk
memudahkan menganalisis data.
1.3.b. Alat dan Bahan :
Autoclave, aluminium foil, cork borer, beaker glass, kompor gas, jarum oose, kain kasa,
laminar flow cabinet, labu Erlenmayer, kertas label, paper disc, kertas wathman no.2, piring
petri, sendok pengaduk, lampu bunsen, pinset, pisau kecil, test tube, pipet mikro, gelas ukur,
mag mixer, suntikan free cell, panci, tissue, penggaris, pulpen/pensil, plastic 2 kg dan kertas
millimeter blok.
I. JADWAL KEGIATAN
N WAKTU PELAKSANAAN MINGGU KE-
JADWAL KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
a. Survey Lapangan V
b. Persiapan Bahan-bahan V
2 Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data V V V V
b. Pengolahan Data V
c. Analisis Data V
d. Perumusan dan Hasil
V
Kesimpulan V
3 Tahap Pelaporan
a. Penyusunan Laporan V V
J.RANCANGAN BIAYA
NO BIAYA HABIS PAKAI JUMLAH ( Rp )
1 1 lusin buku tulis Rp 34.500
9. 2 6 pulpen faster Rp 15.000
3 konsumsi
a. makanan, 3 kali sehari x 6 orang x 10
Rp 1.260.000
hari
b. aqua gelas 2 karton Rp 38.000
TOTAL Rp 1.347.500
PERALATAN PENUNJANG
1 PENELITIAN JUMLAH ( Rp )
2 sarung tangan ( 6 pasang) Rp 36.000
3 topi (6 buah) Rp 90.000
masker (6 buah) Rp 21.000
TOTAL Rp 147.000
NO PERJALANAN JUMLAH ( Rp )
1 sewa mobil ( 15 hari ) Rp 3.000.000
2 bensin
mobil Rp 1.500.000
motor Rp 150.000
TOTAL Rp 4.650.000
BIAYA LAIN-LAIN JUMLAH ( Rp )
1 obat- obatan Rp 50.000
TOTAL Rp 50.000
TOTAL BIAYA KESELURUHAN Rp 6.194.500
10. K. DAFTAR PUSTAKA
Soedarsono, dan Pujiyanto, Persiapan Lahan untuk Penanaman Kakao, Makalah Pelatihan
Budidaya dan Pengolahan Kakao, PT. Tulus Tri Tunggal, Jember: PPKKI, 1999
“Pengalaman-pengalaman Ketika Musim Kemarau Panjang pada Tahun 1982”, PT.
Perkebunan XXIII, Perkebunan Indonesia, 1984
Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kakao, Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 1998
Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, 1982
Bahtiar S. Abbas, Dja’far dan Daswir, “Analisa Sensitivitas Usaha Budidaya Kakao
terhadap Keuntungan Antara Pemakaian Penau Kelapa dengan Lantoro
Anonim. 2002c. “Morfologi of Teobroma cacao”.
http://www.pontianak.go.id/aloe/morfologi.html Disidir tanggal 21 maret 2007
CMI. 1981. “Description of Pathogenic Fungsi and Bacteria”. Commonwealth Micologica
Institute England. 1616p.
Dwidjoseputro, D 1983. “Pengantar Mikobiologi”. PT Gramedia. Jakarta. Hal.139-179.
Maudy , E. 1992. “Situasi Pasar Kakao Dunia”.Trubus.Edisi No.267. hal .11-12
11. 1. Judul Kegiatan : Perkembangan Kakao Secara Menyeluruh dari Tahun ke Tahun
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Bidang Ilmu : Pertanian
4. Ketua pelaksana kegiatan
a. Nama Lengkap : Ni Wayan Marsiningsih
b. NIM : 1005105050
c. Jurusan : Agroekoteknologi
d. Universitas : UDAYANA
e. Alamat rumah dan no tlpn/hp : Perumahan Unud, Blok E no 32
f. Alamat email : wynmarsiningsih@yahoo.co.id
5. Anggota pelaksana kegiatan/penulis : 5 orang
6. Dosen pendamping
a. Nama lengkap dan gelar : IR. I Wayan Wiratmaja, MP
b. NIP : 195904181986011001
c. Alamat rumah dan no tlpn/hp : Jln Antasura/Gang Dewisupraba 25
7. Biaya kegiatan total
a. Dikti : Rp. 6.194.500
8. Jangka waktu pelaksana : 12 Minggu
Denpasar, 07 Oktober 2010
Menyetujui
Ketua Jurusan, Ketua Pelaksana Kegiatan,
(Ir. A.A Ngurah Gede Suastika, MP) (Ni Wayan Marsiningsih)
NIP. 195705061986011001 NIM. 1005105050
Pembantu atau Wakil Rektor Dosen Pendamping
(Prof. DR. Ir. IGP Wirawan, M.Sc.) (Ir. I Wayan Wiratmaja, MP)
NIP. 195806271985031005 NIP. 195904181986011001
12. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH DARI TAHUN
KE TAHUN
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh :
Ni Wayan Marsiningsih (1005105050)
Ni Komang Suci Prastiwi Sucipta ( 1005105077)
Komang Melati Nusantari K.S (1005105046)
Ni Kadek Juniasih (1005315030)
Marthina Yumthe (0205405021)
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2010