SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
A.JUDUL

  PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH dari TAHUN ke TAHUN



B. LATAR BELAKANG MASALAH

Khusus daerah Bali, pembudidayaan kakao masih sangat rendah peminatnya. Hal ini
disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat tentang tanaman kakao tersebut baik dari segi
pembudidayaannya maupun dari segi perekonomiannya. Masyarakat selama ini hanya
mengenal kakao sebagai tanaman pekarangan dan tanaman tahunan.




Jika dilihat dari sejarah dan perkembangan kakao, pada abad modern seperti saat ini hampir
semua orang mengenal cokelat yang merupakan bahan makanan favorit bagi anak-anak dan
remaja. Bahan makanan dari cokelat juga mengandung gizi yang tinggi karena didalamnya
terdapat protein dan lemak serta unsur-unsur penting lainnya. Selain digunakan untuk
membuat berbagai jenis makanan, kakao dalam produk setengah jadi berupa lemak cokelat
(cocoa butter) yang umumnya digunakan oleh industri farmasi dan industi kosmetika (bahan
pembuat lipstick).




Pada masa yang akan datang, komoditas biji kakao di Indonesia diharapkan memperoleh
posisi yang sejajar dengan komoditas perkebunan lainnya, seperti karet, kopi, dan kelapa
sawit, baik dalam luas areal maupun produksinya. Sumbangan nyata biji kakao terhadap
perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasil industri kakao.
Sumbangan lainnya adalah penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri, baik industri
bahan makanan maupun industri kosmetika dan farmasi. Yang tidak kalah pentingnya dari
munculnya industri kakao adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi jutaan penduduk
Indonesia, dari tahap penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, industri, dan
pemasaran.




C. RUMUSAN MASALAH

  1. Daerah manakah yang sesuai atau dinilai baik untuk penanaman kakao, khususnya di
      Bali?
2. Seberapa besar pengetahuan masyarakat tentang kakao?

 3. Seberapa besar minat masyarakat dalam membudidayakan kakao?

 4. Apa saja kendala dalam membudidayakan kakao?




D.TUJUAN

 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memilih daerah atau lahan yang dinilai
   baik untuk membudidayakan kakao, khususnya di Bali. Kakao merupakan tanaman
   tahunan yang memerlukan lingkungan khusus untuk dapat berproduksi dengan baik.
   Lingkungan alami kakao adalah hutan hujan tropis. Di daerah itu suhu udara tahunan
   tinggi dengan variasi tinggi, curah hujan tahunan tinggi dengan musim kemarau
   pendek, kelembapan udara tinggi, dan intensitas cahaya matahari rendah.




 2. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang kakao. Seperti yang telah dibahas
   sebelumnya, bahwa masyarakat secara umum selama ini hanya mengenal kakao sebagai
   tanaman    pekarangan   tanpa   tahu   bagaimana    cara   membudidayakannya     dan
   mengolahnya menjadi makanan. Selama ini masyarakat hanya mengenal kakao dalam
   bentuk produk jadi seperti, berbagai jenis makanan, es krim, maupun berbagai jenis
   permen cokelat. Jika dilihat lebih jauh, Indonesia belum mampu memproduksi kakao
   dengan jumlah maupun kualitas yang baik. Lain halnya dengan Negara-negara lain
   seperti Pantai Gading, Brasil dan Ghana yang mampu memproduksi kakao dengan
   kualitas yang baik,



 3. Untuk mengetahui minat masyarakat dalam membudidayakan kakao. Membudidayakan
   kakao sebenarnya tidak begitu sulit jika kita mengetahui atau mengenal tanaman
   tersebut. Kurangnya minat masyarakat, disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan juga
   perhatian dari pemerintah. Sebenarnya menanam kakao tidak membutuhkan investasi
   dalam peralatan atau keterampilan yang tinggi untuk pengolahannya. Jika
   disosialisasikan dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia suatu hari nanti biasa
   memenuhi penyediaan bahan baku dalam industri makanan, industri farmasi dan
   kosmetika bahkan bisa mengekspornya.
4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami masyarakat dalam membudidayakan
     kakao. Secara umum kendala masyarakat dalam membudidayakan kakao adalah
     kurangnya minat dan pemahaman tentang tanaman tersebut. Sedangkan jika dilihat dari
     masalah yang ada pada tanaman tersebut, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
     pertumbuhan kakao. Diantaranya, hama serangga yang menurut Entwistle (1972)
     terdapat lebih dari 130 spesies serangga yang berasosiasi dengan tanaman kakao



     (conopomorpha cramerella snellen) atau PBK, kepik penghisap buah (helopeltis
     antonii sign), ulat kilan (hyposidra talaca walker), penggerek batang atau cabang
     (zeuzera coffeae), dan ulat api (darna trima).



E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Penelitian yang berjudul “ Perkembangan Kakao Secara Menyeluruh dari Tahun ke Tahun”
ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memilih lahan yang sesuai, menambah
pemahaman tentang kakao, menumbuhkan minat masyarakat dalam membudidayakan kakao,
serta membantu masyarakat dalam menghadapi kendala-kendala dalam membudidayakan
kakao khususnya di Bali.




F. KEGUNAAN

  1. Aspek Ekonomi

Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat
tentang budidaya kakao, dan pemilihan lahan yang sesuai sehingga dapat membantu
mengatasi permasalahan ekonomi, menciptakan berbagai lapangan pekerjaan sekaligus
mengurangi pengangguran dimasyarakat.




  2. Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk membantu dalam bidang industri
makanan (dalam pembuatan makanan, es krim, permen dan lain-lain), industri
kosmetika(pembuatan lipstick) dan farmasi.




G.TINJAUAN PUSTAKA




Kakao ( Cocoa organization ) merupakan salah satu makanan pokok dari setengah penduduk
dunia yang dimana kakao dapat menghasilkan ekonomi yang tidak kurang dan yang tidak
lebih. oleh karena itu, penduduk bali kebanyakan tidak tau cara mengolah kakao dengan baik.
Kakao dapat menghasilkan perekonomian yang sangat tinggi. Selain di Bali kakao banyak
terdapat di daerah papua, Kalimantan dan Sulawesi.

Kakao dapat juga tumbuh di iklim sedang. Selain itu, Penambahan produksi kakao dalam
negeri diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Indonesia dalam memasok kebutuhan kakao
dunia yang setiap tahun naik dua persen sampai empat persen.

Nilai ekspor kakao periode Januari-Juli 2009 sebanyak 670 juta dollar AS dan naik menjadi
977 juta dollar AS pada periode yang sama tahun 2010. Di perkirakan nilai ekspor kakao
selama tahun 2010 akan meningkat dibanding tahun 2009 yang nilainya total 1,38 miliar
dollar AS. Industri pengolahan kakao nasional mulai pulih, Perusahaan-perusahaan yang
sebelumnya menghentikan operasi karena kekurangan bahan baku kembali berproduksi
dengan kapasitas penuh. "Saat ini sudah pulih. Sampai akhir tahun 2009 paling tidak sudah
ada enam perusahaan yang memroduksi 150 ribu ton kakao olahan, dan tahun ini angkanya
diperkirakan bergerak menjadi 200 ribu ton,".

Beberapa perusahaan pengolahan kakao, juga sudah merencanakan ekspansi produksi mulai
2011 sehingga tahun depan produksi kakao olahan diproyeksikan bisa naik sampai 300 ribu
ton, atau bisa mengolah hampir 50 persen dari total produksi biji kakao nasional.industri
peningkatan nilai tambah biji kakao dalam negeri, mengingat sebelumnya hampir 80 persen
produksi biji kakao nasional langsung diekspor. Pemulihan industri pengolahan kakao dalam
negeri antara lain terjadi karena penerapan biaya keluar biji kakao pada April 2009. Terbukti
dapat mendorong pertumbuhan industri pengolahan kakao nasional dan menarik masuknya
investasi asing pada sektor tersebut. Pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan industri
pengolahan kakao, yang selama ini masih didominasi perusahaan Eropa dan Amerika Serikat,
di dalam negeri antara lain dengan menetapkan biji kakao sebagai barang ekspor yang
dikenai biaya keluar. Tidak hanya itu Kakao Indonesia sangat disenangi oleh konsumen di
Amerika, Eropa dan Cina, Kakao yang diproduksi petani, mulai dapat ditingkatkan yaitu
mulai merintis cara pengolahan dari tanpa permentasi ke permentasi. Struktur lemak kakao
Indonesia lebih keras dibandingkan dengan kakao dari negara lain, sehingga sangat baik
untuk bahan industri " Butter Cocoa". Peluang daya saing Kakao sudah mulai meningkat.
Bahan baku untuk agroindustri kakao cukup tersedia yaitu di Kabupaten Tabanan ada sekitar
3.000 ton (sekitar 43%) dari produk kakao di Bali dan di Kabupaten Jembrana ada sekitar
2910 ton (sekitar 42%) dari total produksi di Bali. Prospek Kakao permentasi banyak di
butuhkan untuk industri kosmetik.Kakao tanpa permentasi dibutuhkan untuk industri lemak
kakao. Segmen pasar Kakao yaitu: Amerika Serikat, Hampir di seluruh negara di Eropa,
Cina, dan Hampir di seluruh negara di Asia Tenggara. Sementara negara-negara Eropa dan
AS yang    tak memiliki tanaman kakao justru menjadi negara-negara yang mencatatkan
konsumsi kakao. Masyarakat Indonesia bisa meningkatkan konsumsi kakao. Hal ini erat
kaitannya dengan masalah perluasan pasar di dalam negeri meski sangat tergantung dengan
tingkat pendapatan masyarakat.

Indonesia dinilai memiliki kemampuan untuk memproduksi biji kakao dalam jumlah cukup
besar. Selain itu, tingkat konsumsi kakao di Indonesia dan negara Asia lainnya masih sangat
rendah, jika dibanding beberapa negara Eropa. "Jadi, ini menunjukkan komoditas kakao
masih cukup potensial. Kakao merupakan penyumbang ekspor ketiga terbesar dalam
kelompok produk ekspor hasil pertanian. Terkait peningkatan ekspor beberapa komoditas,
Kementerian Perdagangan menjalankan program 10+10 dengan menetapkan prioritas pada 10
produk utama dan 10 produk potensial.

Disoroti juga lemahnya posisi tawar petani kakao Indonesia di pasar Internasional, karena
kurangnya informasi pasar, dan sistem perdagangan biji kakao di tingkat petani dikuasai oleh
eksportir asing. Apalagi kemudian adanya perlakuan diskriminatif di beberapa negara tujuan
ekspor seperti Cina, Malaysia, India da Eropa terhadap produk kakao olahan Indonesia
(cocoa butter dan cocoa powder) dengan pengenaan tarif Biaya Masuk (BM) antara 15 persen
hingga 38 persen.
Negara tujuan utama ekspor biji kakao antara lain Malaysia, Amerika, Singapura, Brazil dan
Cina yang mencakup 93,1 persen dari total ekspor kakao Indonesia. Sementara permintaan
kakao dunia selama periode 2004-2008 menunjukkan peningkatan yang terlihat dari laju
pertumbuhan impornya sebesar 3,39 persen per tahun. Hingga saat ini, negara yang
memperdagangkan kontrak berjangka komoditi kakao di bursa berjangka hanya ada dua
negara. Yakni, Amerika Serikat dan Inggris. Di bursa LIFFE, NYBOT, NYMEX dan CME.
Dua negara itu diketahui tidak memiliki kebun kakao, tetapi mereka mampu
memperdagangkan kontrak berjangka kakao secara likuid. Hal itu, selain sejarahnya yang
panjang, dua negara tersebut merupakan pasar hilir konsumen kakao. Dan, di wilayah Eropa
serta Amerika terdapat sejumlah produsen kakao terbesar di dunia. Menurut ketua Askindo,
Halim A Razak, bila Indonesia sungguh-sungguh memperdagangkan kontrak berjangka
kakao, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia yang memperdagangkan komoditi kakao.
Hal ini akan menguntungkan bagi pengusaha kakao, karena tidak perlu lagi bertransaksi di
bursa luar negeri.

Pada tahun 1975 pemerintah Indonesia mulai menaruh perhatian dan mendukung industri
kakao , kemudian berhasil menaikkan produksi kakao per hektar melalui penggunaan bibit
unggul Uper Amazon Intereclonal Hybrid , yang merupakan hasil persilangan antar bibit dari
daerah kulon dan sabah . Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut :

Divisi       : Spermatophyta
Sub divisi   : Angiospermae
Klas         : Dicotyledonae
Sub klas     : Dialypetalae
Famili       : Sterculiaceae
Genus        : Theobroma
Spesies      : Theobroma cacao L.




Kakao di Indonesia diusahakan oleh perusahaan perkebunan Negara dan swasta serta
perkebunan rakyat. lokasi perusahaan perkebunan skala besar yang diusahakan Negara
terletak di Sumatra utara, jawa tengah ,dan jawa timur, sedangkan perkebunan rakyat terdapat
di Maluku, Irian Jaya, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa
Tenggara Timur. Pada tahun 1988 areal tanaman kakao mencapai 213.612 ha. Luas
perkebunan pada tahun 1991 mencapai 350.442 ha dengan produksi 121.651 ton coklat, di
Bawa Barat pada tahun 1998 mencapai 18.662 ha dengan produksi 6.404,3 ton ( pusat
penelitian kopi dan kakao Indonesia, 2004 ).

Menurut Sunanto ( 1994 ) jenis kakao yang banyak di budidayakan adalah jenis :

a. Criollo, Merupakan kakao yang menghasilkan biji bermutu sangat baik dan di kenal
   sebagai mulia, fine flavor cocoa, choiced cocoa atau edel cocoa. Buahnya berwarna
   merah atau hijau, kulit buahnya tipis berbintik-bintik kasar dan lunak. Biji buahnya
   berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih.
b. Forastero, menghasilkan biji kakao yang bermutu sedang dan dikenal sebagai ordinary
   cocoa atau bulk cocoa. Jenis kakao ini berasal dari bahai ( brazil ). Buahnya berwarna
   hijau kulitnya tebal. Biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledonnya berwarna ungu.

c. Trinitario, merupakan hybrid alami dari Criollo dan Forastero, sehingga menghasilkan
   biji kakao yang dapat termasik fine flavor cocoa atau bilk cocoa. Jenis trinitario yang
   banyak ditanam di Indonesia adalah Hibrid Djati Runggo ( DR ) dan Uppertimazone
   Hybrida ( kakao lindak ). Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam-
   macam.


H . METODE PELAKSANAAN

  Metode Penelitian

  1.1 Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini dilakukan di provinsi Bali, khususnya wilayah kabupaten Jembrana
  kecamatan Negara Desa Yeh Embang. Yang merupakan desa terpilih untuk kegiatan
  laboratorium Agroekoteknologi dengan zona lahan kering dataran tinggi.

  1.2 Teknik Pengumpulan Data

   Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh
   melalui wawancara yang dilakukakan kepada beberapa masyarakat diwilayah kabupaten
   Jembrana.

  1.3 Teknik Analisis Data
     Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1.3.a. Pengumpulan Data
         Data yang diperoleh berupa Laporan serta hasil dari wawancara di desa Yeh Embang.
         Perencanaan dan implementasi memerlukan dukungan data, informasi yang akurat dan
         lengkap. Inventarisasi potensi sumber daya meliputi: biofisik dan eksisting teknologi
         dilokasi kegiatan. Data dan informasi tersebut dikumpulkan melalui survey lapangan
         dengan metode Participatory Rural Appraisal /PRA.PRA merupakan cara belajar dengan
         masyarakat untuk menemukan menganalisis dan mengevaluasi kendala dan peluang untuk
         mengetahui dan memutuskan dengan kelompok yang terdiri kelompok tani atau tokoh
         masyarakat. Dalam pelaksanaan PRA terperoleh tanaman terpilih oleh petani berturut-
         turut.antara lain adalah : Kakao, kopi dan kacang tanah. Masalah yang diproleh pada
         tanaman kakao antara lain:produksi rendah, serangan hama dan penyakit. Di masukkan
         kedalam sebuah tabulasi data yang menggunakan aplikasi Microsoft excel untuk
         memudahkan menganalisis data.

        1.3.b. Alat dan Bahan :
        Autoclave, aluminium foil, cork borer, beaker glass, kompor gas, jarum oose, kain kasa,
       laminar flow cabinet, labu Erlenmayer, kertas label, paper disc, kertas wathman no.2, piring
       petri, sendok pengaduk, lampu bunsen, pinset, pisau kecil, test tube, pipet mikro, gelas ukur,
       mag mixer, suntikan free cell, panci, tissue, penggaris, pulpen/pensil, plastic 2 kg dan kertas
       millimeter blok.


        I. JADWAL KEGIATAN
N                                                 WAKTU PELAKSANAAN MINGGU KE-
      JADWAL KEGIATAN
O                                   1      2     3  4    5   6  7   8   9   10                      11   12
1   Persiapan
    a. Survey Lapangan              V
    b. Persiapan Bahan-bahan              V
2   Pelaksanaan
    a. Pengumpulan Data                          V     V     V      V
    b. Pengolahan Data                                                    V
    c. Analisis Data                                                             V
    d. Perumusan dan Hasil
                                                                                      V
    Kesimpulan                                                                               V
3   Tahap Pelaporan
    a. Penyusunan Laporan                                                                           V    V


       J.RANCANGAN BIAYA

        NO                BIAYA HABIS PAKAI                        JUMLAH ( Rp )
         1     1 lusin buku tulis                             Rp                34.500
2    6 pulpen faster                            Rp              15.000
3    konsumsi
     a. makanan, 3 kali sehari x 6 orang x 10
                                                Rp           1.260.000
     hari
     b. aqua gelas 2 karton                     Rp              38.000


                       TOTAL                    Rp           1.347.500

              PERALATAN PENUNJANG
1                  PENELITIAN                        JUMLAH ( Rp )
2    sarung tangan ( 6 pasang)                  Rp              36.000
3    topi (6 buah)                              Rp              90.000
     masker (6 buah)                            Rp              21.000


                       TOTAL                    Rp             147.000


NO                   PERJALANAN                      JUMLAH ( Rp )
1    sewa mobil ( 15 hari )                     Rp           3.000.000
2    bensin
     mobil                                      Rp           1.500.000
     motor                                      Rp             150.000


                       TOTAL                    Rp           4.650.000


                BIAYA LAIN-LAIN                      JUMLAH ( Rp )
1    obat- obatan                               Rp              50.000


     TOTAL                                      Rp              50.000


     TOTAL BIAYA KESELURUHAN                    Rp           6.194.500
K. DAFTAR PUSTAKA
Soedarsono, dan Pujiyanto, Persiapan Lahan untuk Penanaman Kakao, Makalah Pelatihan
Budidaya dan Pengolahan Kakao, PT. Tulus Tri Tunggal, Jember: PPKKI, 1999

“Pengalaman-pengalaman Ketika Musim Kemarau Panjang pada Tahun 1982”, PT.
Perkebunan XXIII, Perkebunan Indonesia, 1984

Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kakao, Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 1998

Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, 1982

Bahtiar S. Abbas, Dja’far dan Daswir, “Analisa Sensitivitas Usaha Budidaya Kakao
terhadap Keuntungan Antara Pemakaian Penau Kelapa dengan Lantoro

Anonim. 2002c. “Morfologi of Teobroma cacao”.

http://www.pontianak.go.id/aloe/morfologi.html Disidir tanggal 21 maret 2007

CMI. 1981. “Description of Pathogenic Fungsi and Bacteria”. Commonwealth Micologica
Institute England. 1616p.

Dwidjoseputro, D 1983. “Pengantar Mikobiologi”. PT Gramedia. Jakarta. Hal.139-179.

Maudy , E. 1992. “Situasi Pasar Kakao Dunia”.Trubus.Edisi No.267. hal .11-12
1.    Judul Kegiatan : Perkembangan Kakao Secara Menyeluruh dari Tahun ke Tahun

2. Bidang Kegiatan : PKM-P

3. Bidang Ilmu          : Pertanian

4. Ketua pelaksana kegiatan

      a. Nama Lengkap                  : Ni Wayan Marsiningsih

      b. NIM                           : 1005105050

      c. Jurusan                       : Agroekoteknologi

      d. Universitas                   : UDAYANA

      e. Alamat rumah dan no tlpn/hp   : Perumahan Unud, Blok E no 32

      f. Alamat email                  : wynmarsiningsih@yahoo.co.id

5. Anggota pelaksana kegiatan/penulis : 5 orang

6. Dosen pendamping

      a.   Nama lengkap dan gelar      : IR. I Wayan Wiratmaja, MP

      b. NIP                           : 195904181986011001

      c. Alamat rumah dan no tlpn/hp   : Jln Antasura/Gang Dewisupraba 25

7. Biaya kegiatan total

      a. Dikti                         : Rp. 6.194.500

8. Jangka waktu pelaksana              : 12 Minggu

                                                            Denpasar, 07 Oktober 2010

           Menyetujui

           Ketua Jurusan,                                   Ketua Pelaksana Kegiatan,



(Ir. A.A Ngurah Gede Suastika, MP)                          (Ni Wayan Marsiningsih)
      NIP. 195705061986011001                                    NIM. 1005105050
     Pembantu atau Wakil Rektor                                Dosen Pendamping



(Prof. DR. Ir. IGP Wirawan, M.Sc.)                          (Ir. I Wayan Wiratmaja, MP)
     NIP. 195806271985031005                                NIP. 195904181986011001
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

                  JUDUL PROGRAM

PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH DARI TAHUN
                   KE TAHUN

                  BIDANG KEGIATAN

                   PKM PENELITIAN



                     Diusulkan Oleh :

            Ni Wayan Marsiningsih          (1005105050)

           Ni Komang Suci Prastiwi Sucipta ( 1005105077)

           Komang Melati Nusantari K.S    (1005105046)

           Ni Kadek Juniasih              (1005315030)

           Marthina Yumthe                (0205405021)




               UNIVERSITAS UDAYANA

                      DENPASAR

                          2010
Pkm  kel.qu

More Related Content

Similar to Pkm kel.qu

Perencanaan produksi-nata-de-coco-mentah-dan-siap-santap
Perencanaan produksi-nata-de-coco-mentah-dan-siap-santapPerencanaan produksi-nata-de-coco-mentah-dan-siap-santap
Perencanaan produksi-nata-de-coco-mentah-dan-siap-santapEfa R Amaliah
 
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO Sarjan Alatas
 
Analisa dampak-kebijakan-terhadap-produksi-dan-permintaan-kopi-di-indonesia
Analisa dampak-kebijakan-terhadap-produksi-dan-permintaan-kopi-di-indonesiaAnalisa dampak-kebijakan-terhadap-produksi-dan-permintaan-kopi-di-indonesia
Analisa dampak-kebijakan-terhadap-produksi-dan-permintaan-kopi-di-indonesiaSi Marshall
 
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docxPENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docxAfrilYanti1
 
COKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INACOKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INAIgor Rangga
 
Intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
Intensifikasi, ekstensifikasi  dan diversifikasiIntensifikasi, ekstensifikasi  dan diversifikasi
Intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasiHafshah Zuhairoh
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
contoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelat
contoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelatcontoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelat
contoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelatmiftah_rahmat
 
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...Kanaidi ken
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-FAJAR DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-FAJAR DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-FAJAR DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-FAJAR DKK.Phaphy Wahyudhi
 
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai diktiContoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai diktiPT. Likers Fice.com
 
Pengembangan produk agribisnis pinang.pdf
Pengembangan produk agribisnis pinang.pdfPengembangan produk agribisnis pinang.pdf
Pengembangan produk agribisnis pinang.pdfEsterPurba10
 
Bisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsaBisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsabumnbersatu
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaRudy Edwin
 
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxtugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxnelvameyriani1
 
Buku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroBuku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroSiti Mariyam
 

Similar to Pkm kel.qu (20)

Perencanaan produksi-nata-de-coco-mentah-dan-siap-santap
Perencanaan produksi-nata-de-coco-mentah-dan-siap-santapPerencanaan produksi-nata-de-coco-mentah-dan-siap-santap
Perencanaan produksi-nata-de-coco-mentah-dan-siap-santap
 
Penelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacaoPenelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacao
 
Penelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacaoPenelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacao
 
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
 
Analisa dampak-kebijakan-terhadap-produksi-dan-permintaan-kopi-di-indonesia
Analisa dampak-kebijakan-terhadap-produksi-dan-permintaan-kopi-di-indonesiaAnalisa dampak-kebijakan-terhadap-produksi-dan-permintaan-kopi-di-indonesia
Analisa dampak-kebijakan-terhadap-produksi-dan-permintaan-kopi-di-indonesia
 
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docxPENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
 
COKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INACOKELAT.des-feb 2014-INA
COKELAT.des-feb 2014-INA
 
Intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
Intensifikasi, ekstensifikasi  dan diversifikasiIntensifikasi, ekstensifikasi  dan diversifikasi
Intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
 
contoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelat
contoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelatcontoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelat
contoh proposal IBM : Pengolahan kulit buah cokelat
 
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
 
Makalahe toga
Makalahe togaMakalahe toga
Makalahe toga
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-FAJAR DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-FAJAR DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-FAJAR DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TAPE SINGKONG)-FAJAR DKK.
 
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai diktiContoh proposal pkm yang didanai dikti
Contoh proposal pkm yang didanai dikti
 
Pengembangan produk agribisnis pinang.pdf
Pengembangan produk agribisnis pinang.pdfPengembangan produk agribisnis pinang.pdf
Pengembangan produk agribisnis pinang.pdf
 
Bisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsaBisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsa
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gula
 
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxtugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
 
Buku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroBuku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agro
 
Perkembangan rafinasi
Perkembangan rafinasiPerkembangan rafinasi
Perkembangan rafinasi
 

More from Marsiningsih Yanyan

More from Marsiningsih Yanyan (8)

pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta ganggapembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
pembangunan dan pengembangan wilayah kubu tambahan-tirta gangga
 
Pengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kelPengantar ilmu pertanian kel
Pengantar ilmu pertanian kel
 
Tugas etnobotanibali ningsih
Tugas etnobotanibali ningsihTugas etnobotanibali ningsih
Tugas etnobotanibali ningsih
 
Etnobotani bali rumah adat bali
Etnobotani bali  rumah adat baliEtnobotani bali  rumah adat bali
Etnobotani bali rumah adat bali
 
Serangga dalam pertanian
Serangga dalam pertanianSerangga dalam pertanian
Serangga dalam pertanian
 
Tugas kelompok pkn
Tugas kelompok pknTugas kelompok pkn
Tugas kelompok pkn
 
Tugas kelompok pkn
Tugas kelompok pknTugas kelompok pkn
Tugas kelompok pkn
 
Tugas kimia
Tugas kimiaTugas kimia
Tugas kimia
 

Pkm kel.qu

  • 1. A.JUDUL PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH dari TAHUN ke TAHUN B. LATAR BELAKANG MASALAH Khusus daerah Bali, pembudidayaan kakao masih sangat rendah peminatnya. Hal ini disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat tentang tanaman kakao tersebut baik dari segi pembudidayaannya maupun dari segi perekonomiannya. Masyarakat selama ini hanya mengenal kakao sebagai tanaman pekarangan dan tanaman tahunan. Jika dilihat dari sejarah dan perkembangan kakao, pada abad modern seperti saat ini hampir semua orang mengenal cokelat yang merupakan bahan makanan favorit bagi anak-anak dan remaja. Bahan makanan dari cokelat juga mengandung gizi yang tinggi karena didalamnya terdapat protein dan lemak serta unsur-unsur penting lainnya. Selain digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan, kakao dalam produk setengah jadi berupa lemak cokelat (cocoa butter) yang umumnya digunakan oleh industri farmasi dan industi kosmetika (bahan pembuat lipstick). Pada masa yang akan datang, komoditas biji kakao di Indonesia diharapkan memperoleh posisi yang sejajar dengan komoditas perkebunan lainnya, seperti karet, kopi, dan kelapa sawit, baik dalam luas areal maupun produksinya. Sumbangan nyata biji kakao terhadap perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasil industri kakao. Sumbangan lainnya adalah penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri, baik industri bahan makanan maupun industri kosmetika dan farmasi. Yang tidak kalah pentingnya dari munculnya industri kakao adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi jutaan penduduk Indonesia, dari tahap penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, industri, dan pemasaran. C. RUMUSAN MASALAH 1. Daerah manakah yang sesuai atau dinilai baik untuk penanaman kakao, khususnya di Bali?
  • 2. 2. Seberapa besar pengetahuan masyarakat tentang kakao? 3. Seberapa besar minat masyarakat dalam membudidayakan kakao? 4. Apa saja kendala dalam membudidayakan kakao? D.TUJUAN 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memilih daerah atau lahan yang dinilai baik untuk membudidayakan kakao, khususnya di Bali. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan khusus untuk dapat berproduksi dengan baik. Lingkungan alami kakao adalah hutan hujan tropis. Di daerah itu suhu udara tahunan tinggi dengan variasi tinggi, curah hujan tahunan tinggi dengan musim kemarau pendek, kelembapan udara tinggi, dan intensitas cahaya matahari rendah. 2. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang kakao. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa masyarakat secara umum selama ini hanya mengenal kakao sebagai tanaman pekarangan tanpa tahu bagaimana cara membudidayakannya dan mengolahnya menjadi makanan. Selama ini masyarakat hanya mengenal kakao dalam bentuk produk jadi seperti, berbagai jenis makanan, es krim, maupun berbagai jenis permen cokelat. Jika dilihat lebih jauh, Indonesia belum mampu memproduksi kakao dengan jumlah maupun kualitas yang baik. Lain halnya dengan Negara-negara lain seperti Pantai Gading, Brasil dan Ghana yang mampu memproduksi kakao dengan kualitas yang baik, 3. Untuk mengetahui minat masyarakat dalam membudidayakan kakao. Membudidayakan kakao sebenarnya tidak begitu sulit jika kita mengetahui atau mengenal tanaman tersebut. Kurangnya minat masyarakat, disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan juga perhatian dari pemerintah. Sebenarnya menanam kakao tidak membutuhkan investasi dalam peralatan atau keterampilan yang tinggi untuk pengolahannya. Jika disosialisasikan dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia suatu hari nanti biasa memenuhi penyediaan bahan baku dalam industri makanan, industri farmasi dan kosmetika bahkan bisa mengekspornya.
  • 3. 4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami masyarakat dalam membudidayakan kakao. Secara umum kendala masyarakat dalam membudidayakan kakao adalah kurangnya minat dan pemahaman tentang tanaman tersebut. Sedangkan jika dilihat dari masalah yang ada pada tanaman tersebut, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kakao. Diantaranya, hama serangga yang menurut Entwistle (1972) terdapat lebih dari 130 spesies serangga yang berasosiasi dengan tanaman kakao (conopomorpha cramerella snellen) atau PBK, kepik penghisap buah (helopeltis antonii sign), ulat kilan (hyposidra talaca walker), penggerek batang atau cabang (zeuzera coffeae), dan ulat api (darna trima). E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Penelitian yang berjudul “ Perkembangan Kakao Secara Menyeluruh dari Tahun ke Tahun” ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memilih lahan yang sesuai, menambah pemahaman tentang kakao, menumbuhkan minat masyarakat dalam membudidayakan kakao, serta membantu masyarakat dalam menghadapi kendala-kendala dalam membudidayakan kakao khususnya di Bali. F. KEGUNAAN 1. Aspek Ekonomi Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang budidaya kakao, dan pemilihan lahan yang sesuai sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan ekonomi, menciptakan berbagai lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi pengangguran dimasyarakat. 2. Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
  • 4. Kegunaan program ini bagi masyarakat adalah untuk membantu dalam bidang industri makanan (dalam pembuatan makanan, es krim, permen dan lain-lain), industri kosmetika(pembuatan lipstick) dan farmasi. G.TINJAUAN PUSTAKA Kakao ( Cocoa organization ) merupakan salah satu makanan pokok dari setengah penduduk dunia yang dimana kakao dapat menghasilkan ekonomi yang tidak kurang dan yang tidak lebih. oleh karena itu, penduduk bali kebanyakan tidak tau cara mengolah kakao dengan baik. Kakao dapat menghasilkan perekonomian yang sangat tinggi. Selain di Bali kakao banyak terdapat di daerah papua, Kalimantan dan Sulawesi. Kakao dapat juga tumbuh di iklim sedang. Selain itu, Penambahan produksi kakao dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Indonesia dalam memasok kebutuhan kakao dunia yang setiap tahun naik dua persen sampai empat persen. Nilai ekspor kakao periode Januari-Juli 2009 sebanyak 670 juta dollar AS dan naik menjadi 977 juta dollar AS pada periode yang sama tahun 2010. Di perkirakan nilai ekspor kakao selama tahun 2010 akan meningkat dibanding tahun 2009 yang nilainya total 1,38 miliar dollar AS. Industri pengolahan kakao nasional mulai pulih, Perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menghentikan operasi karena kekurangan bahan baku kembali berproduksi dengan kapasitas penuh. "Saat ini sudah pulih. Sampai akhir tahun 2009 paling tidak sudah ada enam perusahaan yang memroduksi 150 ribu ton kakao olahan, dan tahun ini angkanya diperkirakan bergerak menjadi 200 ribu ton,". Beberapa perusahaan pengolahan kakao, juga sudah merencanakan ekspansi produksi mulai 2011 sehingga tahun depan produksi kakao olahan diproyeksikan bisa naik sampai 300 ribu ton, atau bisa mengolah hampir 50 persen dari total produksi biji kakao nasional.industri
  • 5. peningkatan nilai tambah biji kakao dalam negeri, mengingat sebelumnya hampir 80 persen produksi biji kakao nasional langsung diekspor. Pemulihan industri pengolahan kakao dalam negeri antara lain terjadi karena penerapan biaya keluar biji kakao pada April 2009. Terbukti dapat mendorong pertumbuhan industri pengolahan kakao nasional dan menarik masuknya investasi asing pada sektor tersebut. Pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan industri pengolahan kakao, yang selama ini masih didominasi perusahaan Eropa dan Amerika Serikat, di dalam negeri antara lain dengan menetapkan biji kakao sebagai barang ekspor yang dikenai biaya keluar. Tidak hanya itu Kakao Indonesia sangat disenangi oleh konsumen di Amerika, Eropa dan Cina, Kakao yang diproduksi petani, mulai dapat ditingkatkan yaitu mulai merintis cara pengolahan dari tanpa permentasi ke permentasi. Struktur lemak kakao Indonesia lebih keras dibandingkan dengan kakao dari negara lain, sehingga sangat baik untuk bahan industri " Butter Cocoa". Peluang daya saing Kakao sudah mulai meningkat. Bahan baku untuk agroindustri kakao cukup tersedia yaitu di Kabupaten Tabanan ada sekitar 3.000 ton (sekitar 43%) dari produk kakao di Bali dan di Kabupaten Jembrana ada sekitar 2910 ton (sekitar 42%) dari total produksi di Bali. Prospek Kakao permentasi banyak di butuhkan untuk industri kosmetik.Kakao tanpa permentasi dibutuhkan untuk industri lemak kakao. Segmen pasar Kakao yaitu: Amerika Serikat, Hampir di seluruh negara di Eropa, Cina, dan Hampir di seluruh negara di Asia Tenggara. Sementara negara-negara Eropa dan AS yang tak memiliki tanaman kakao justru menjadi negara-negara yang mencatatkan konsumsi kakao. Masyarakat Indonesia bisa meningkatkan konsumsi kakao. Hal ini erat kaitannya dengan masalah perluasan pasar di dalam negeri meski sangat tergantung dengan tingkat pendapatan masyarakat. Indonesia dinilai memiliki kemampuan untuk memproduksi biji kakao dalam jumlah cukup besar. Selain itu, tingkat konsumsi kakao di Indonesia dan negara Asia lainnya masih sangat rendah, jika dibanding beberapa negara Eropa. "Jadi, ini menunjukkan komoditas kakao masih cukup potensial. Kakao merupakan penyumbang ekspor ketiga terbesar dalam kelompok produk ekspor hasil pertanian. Terkait peningkatan ekspor beberapa komoditas, Kementerian Perdagangan menjalankan program 10+10 dengan menetapkan prioritas pada 10 produk utama dan 10 produk potensial. Disoroti juga lemahnya posisi tawar petani kakao Indonesia di pasar Internasional, karena kurangnya informasi pasar, dan sistem perdagangan biji kakao di tingkat petani dikuasai oleh eksportir asing. Apalagi kemudian adanya perlakuan diskriminatif di beberapa negara tujuan ekspor seperti Cina, Malaysia, India da Eropa terhadap produk kakao olahan Indonesia (cocoa butter dan cocoa powder) dengan pengenaan tarif Biaya Masuk (BM) antara 15 persen hingga 38 persen.
  • 6. Negara tujuan utama ekspor biji kakao antara lain Malaysia, Amerika, Singapura, Brazil dan Cina yang mencakup 93,1 persen dari total ekspor kakao Indonesia. Sementara permintaan kakao dunia selama periode 2004-2008 menunjukkan peningkatan yang terlihat dari laju pertumbuhan impornya sebesar 3,39 persen per tahun. Hingga saat ini, negara yang memperdagangkan kontrak berjangka komoditi kakao di bursa berjangka hanya ada dua negara. Yakni, Amerika Serikat dan Inggris. Di bursa LIFFE, NYBOT, NYMEX dan CME. Dua negara itu diketahui tidak memiliki kebun kakao, tetapi mereka mampu memperdagangkan kontrak berjangka kakao secara likuid. Hal itu, selain sejarahnya yang panjang, dua negara tersebut merupakan pasar hilir konsumen kakao. Dan, di wilayah Eropa serta Amerika terdapat sejumlah produsen kakao terbesar di dunia. Menurut ketua Askindo, Halim A Razak, bila Indonesia sungguh-sungguh memperdagangkan kontrak berjangka kakao, Indonesia merupakan negara ketiga di dunia yang memperdagangkan komoditi kakao. Hal ini akan menguntungkan bagi pengusaha kakao, karena tidak perlu lagi bertransaksi di bursa luar negeri. Pada tahun 1975 pemerintah Indonesia mulai menaruh perhatian dan mendukung industri kakao , kemudian berhasil menaikkan produksi kakao per hektar melalui penggunaan bibit unggul Uper Amazon Intereclonal Hybrid , yang merupakan hasil persilangan antar bibit dari daerah kulon dan sabah . Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Klas : Dicotyledonae Sub klas : Dialypetalae Famili : Sterculiaceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L. Kakao di Indonesia diusahakan oleh perusahaan perkebunan Negara dan swasta serta perkebunan rakyat. lokasi perusahaan perkebunan skala besar yang diusahakan Negara terletak di Sumatra utara, jawa tengah ,dan jawa timur, sedangkan perkebunan rakyat terdapat
  • 7. di Maluku, Irian Jaya, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1988 areal tanaman kakao mencapai 213.612 ha. Luas perkebunan pada tahun 1991 mencapai 350.442 ha dengan produksi 121.651 ton coklat, di Bawa Barat pada tahun 1998 mencapai 18.662 ha dengan produksi 6.404,3 ton ( pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia, 2004 ). Menurut Sunanto ( 1994 ) jenis kakao yang banyak di budidayakan adalah jenis : a. Criollo, Merupakan kakao yang menghasilkan biji bermutu sangat baik dan di kenal sebagai mulia, fine flavor cocoa, choiced cocoa atau edel cocoa. Buahnya berwarna merah atau hijau, kulit buahnya tipis berbintik-bintik kasar dan lunak. Biji buahnya berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih. b. Forastero, menghasilkan biji kakao yang bermutu sedang dan dikenal sebagai ordinary cocoa atau bulk cocoa. Jenis kakao ini berasal dari bahai ( brazil ). Buahnya berwarna hijau kulitnya tebal. Biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledonnya berwarna ungu. c. Trinitario, merupakan hybrid alami dari Criollo dan Forastero, sehingga menghasilkan biji kakao yang dapat termasik fine flavor cocoa atau bilk cocoa. Jenis trinitario yang banyak ditanam di Indonesia adalah Hibrid Djati Runggo ( DR ) dan Uppertimazone Hybrida ( kakao lindak ). Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam- macam. H . METODE PELAKSANAAN Metode Penelitian 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di provinsi Bali, khususnya wilayah kabupaten Jembrana kecamatan Negara Desa Yeh Embang. Yang merupakan desa terpilih untuk kegiatan laboratorium Agroekoteknologi dengan zona lahan kering dataran tinggi. 1.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh melalui wawancara yang dilakukakan kepada beberapa masyarakat diwilayah kabupaten Jembrana. 1.3 Teknik Analisis Data Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
  • 8. 1.3.a. Pengumpulan Data Data yang diperoleh berupa Laporan serta hasil dari wawancara di desa Yeh Embang. Perencanaan dan implementasi memerlukan dukungan data, informasi yang akurat dan lengkap. Inventarisasi potensi sumber daya meliputi: biofisik dan eksisting teknologi dilokasi kegiatan. Data dan informasi tersebut dikumpulkan melalui survey lapangan dengan metode Participatory Rural Appraisal /PRA.PRA merupakan cara belajar dengan masyarakat untuk menemukan menganalisis dan mengevaluasi kendala dan peluang untuk mengetahui dan memutuskan dengan kelompok yang terdiri kelompok tani atau tokoh masyarakat. Dalam pelaksanaan PRA terperoleh tanaman terpilih oleh petani berturut- turut.antara lain adalah : Kakao, kopi dan kacang tanah. Masalah yang diproleh pada tanaman kakao antara lain:produksi rendah, serangan hama dan penyakit. Di masukkan kedalam sebuah tabulasi data yang menggunakan aplikasi Microsoft excel untuk memudahkan menganalisis data. 1.3.b. Alat dan Bahan : Autoclave, aluminium foil, cork borer, beaker glass, kompor gas, jarum oose, kain kasa, laminar flow cabinet, labu Erlenmayer, kertas label, paper disc, kertas wathman no.2, piring petri, sendok pengaduk, lampu bunsen, pinset, pisau kecil, test tube, pipet mikro, gelas ukur, mag mixer, suntikan free cell, panci, tissue, penggaris, pulpen/pensil, plastic 2 kg dan kertas millimeter blok. I. JADWAL KEGIATAN N WAKTU PELAKSANAAN MINGGU KE- JADWAL KEGIATAN O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Persiapan a. Survey Lapangan V b. Persiapan Bahan-bahan V 2 Pelaksanaan a. Pengumpulan Data V V V V b. Pengolahan Data V c. Analisis Data V d. Perumusan dan Hasil V Kesimpulan V 3 Tahap Pelaporan a. Penyusunan Laporan V V J.RANCANGAN BIAYA NO BIAYA HABIS PAKAI JUMLAH ( Rp ) 1 1 lusin buku tulis Rp 34.500
  • 9. 2 6 pulpen faster Rp 15.000 3 konsumsi a. makanan, 3 kali sehari x 6 orang x 10 Rp 1.260.000 hari b. aqua gelas 2 karton Rp 38.000 TOTAL Rp 1.347.500 PERALATAN PENUNJANG 1 PENELITIAN JUMLAH ( Rp ) 2 sarung tangan ( 6 pasang) Rp 36.000 3 topi (6 buah) Rp 90.000 masker (6 buah) Rp 21.000 TOTAL Rp 147.000 NO PERJALANAN JUMLAH ( Rp ) 1 sewa mobil ( 15 hari ) Rp 3.000.000 2 bensin mobil Rp 1.500.000 motor Rp 150.000 TOTAL Rp 4.650.000 BIAYA LAIN-LAIN JUMLAH ( Rp ) 1 obat- obatan Rp 50.000 TOTAL Rp 50.000 TOTAL BIAYA KESELURUHAN Rp 6.194.500
  • 10. K. DAFTAR PUSTAKA Soedarsono, dan Pujiyanto, Persiapan Lahan untuk Penanaman Kakao, Makalah Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Kakao, PT. Tulus Tri Tunggal, Jember: PPKKI, 1999 “Pengalaman-pengalaman Ketika Musim Kemarau Panjang pada Tahun 1982”, PT. Perkebunan XXIII, Perkebunan Indonesia, 1984 Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kakao, Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 1998 Ilmu-ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, 1982 Bahtiar S. Abbas, Dja’far dan Daswir, “Analisa Sensitivitas Usaha Budidaya Kakao terhadap Keuntungan Antara Pemakaian Penau Kelapa dengan Lantoro Anonim. 2002c. “Morfologi of Teobroma cacao”. http://www.pontianak.go.id/aloe/morfologi.html Disidir tanggal 21 maret 2007 CMI. 1981. “Description of Pathogenic Fungsi and Bacteria”. Commonwealth Micologica Institute England. 1616p. Dwidjoseputro, D 1983. “Pengantar Mikobiologi”. PT Gramedia. Jakarta. Hal.139-179. Maudy , E. 1992. “Situasi Pasar Kakao Dunia”.Trubus.Edisi No.267. hal .11-12
  • 11. 1. Judul Kegiatan : Perkembangan Kakao Secara Menyeluruh dari Tahun ke Tahun 2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Bidang Ilmu : Pertanian 4. Ketua pelaksana kegiatan a. Nama Lengkap : Ni Wayan Marsiningsih b. NIM : 1005105050 c. Jurusan : Agroekoteknologi d. Universitas : UDAYANA e. Alamat rumah dan no tlpn/hp : Perumahan Unud, Blok E no 32 f. Alamat email : wynmarsiningsih@yahoo.co.id 5. Anggota pelaksana kegiatan/penulis : 5 orang 6. Dosen pendamping a. Nama lengkap dan gelar : IR. I Wayan Wiratmaja, MP b. NIP : 195904181986011001 c. Alamat rumah dan no tlpn/hp : Jln Antasura/Gang Dewisupraba 25 7. Biaya kegiatan total a. Dikti : Rp. 6.194.500 8. Jangka waktu pelaksana : 12 Minggu Denpasar, 07 Oktober 2010 Menyetujui Ketua Jurusan, Ketua Pelaksana Kegiatan, (Ir. A.A Ngurah Gede Suastika, MP) (Ni Wayan Marsiningsih) NIP. 195705061986011001 NIM. 1005105050 Pembantu atau Wakil Rektor Dosen Pendamping (Prof. DR. Ir. IGP Wirawan, M.Sc.) (Ir. I Wayan Wiratmaja, MP) NIP. 195806271985031005 NIP. 195904181986011001
  • 12. USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERKEMBANGAN KAKAO SECARA MENYELURUH DARI TAHUN KE TAHUN BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN Diusulkan Oleh : Ni Wayan Marsiningsih (1005105050) Ni Komang Suci Prastiwi Sucipta ( 1005105077) Komang Melati Nusantari K.S (1005105046) Ni Kadek Juniasih (1005315030) Marthina Yumthe (0205405021) UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010