1. BAB I
PENDAHULUAN
1. Judul
Sarasehan (Sajian Bubur Beras Sehat & Lezat)
2. Latar belakang
Sayur dan buah memiliki banyak nutrisi yang penting bagi tubuh, namun banyak
orang yang tidak menyukai buah dan sayur padahal buah dan sayur mempunyai manfaat
yang banyak bagi tubuh. Beberapa manfaat dari kandungan buah dan sayur adalah dapat
mencegah berbagai penyakit dan dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan.
Kebanyakan orang juga tidak menyukai sayur karena penyajian maupun pengolahan
yang tidak cocok.
Bubur beras merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat karena
teksturnya yang lembut memakannya. Beberapa orang yang tidak suka bubur beras
karena kurang mengenyangkan. Beberapa orang juga tidak suka bubur beras karena
pengolahan dan penyajiannya kurang membuat orang berselera untuk memakannya.
Pengolahan dan penyajian bubur dapat ditambahkan dengan bahan yang mengandung
protein hewani seperti daging dan udang, atau protein nabati.
Pecel merupakan sajian kuliner khas Indonesia. Di pulau Jawa pecel sangat
familiar sekali dengan lidah masyarakat. Paduan kangkung dan taoge ditambah sambal
kacang yang pedas menjadi ciri khas tersendiri. Selain rasanya yang khas pecel juga
kaya akan serat dan juga harganya relatif murah sehingga banyak sekali penggemar
pecel.
Berdasarkan dari pemikiran tersebut, maka kami menggagas sebuah inovasi
produks bubur beras udang dengan tambahan pecel dan kikil dalam penyajiannya.
Bubur ini menjadi bubur yang sehat dan kaya gizi.
Bubur yang sehat, kaya gizi, rasanya nikmat, dan relatif murah akan menjadi
keunggulan produk ini sehingga semua kalangan termasuk mahasiswa, anak-anak, dan
kalangan lain akan lebih berminat untuk mengonsumsi produk ini. Berawal dari
pemikiran itulah, kami menilai bahwa bisnis Bubur udang dengan bahan campuran
pecel akan menjadi usaha yang menjanjikan dalam jangka panjang.
2. 3. Perumusan masalah
1. Bagaimana merintis wirausaha yang inovatif dan kreatif melalui usaha bisnis
pembuatan bubur beras udang yang menyehatkan dan rasa yang lezat ?
2. Bagaimana memberikan inovasi baru pada produk bubur beras untuk membuat
konsumen lebih tertarik ?
3. Bagaimana mempromosikan produk olahan bubur udang pecel dengan harga yang
terjangkau ?
4. Tujuan
1. Merintis wirausaha yang inovatif dan kreatif melalui usaha bisnis pembuatan
bubur beras kaya serat dan tinggi protein dengan campuran pecel sebagai
alternatif makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi.
2. Menjalin kerjasama kepada para produsen ketela pohon di daerah Bandungan
melalui kemitrausahaan.
3. Mempromosikan produk olahan bubur beras menjadi bubur yang murah dan
lezat dengan mempertahankan kandungan gizi.
5. Luaran yang diharapkam
Luaran yang diharapkan dari usulan PKM-K ini adalah produk bubur beras
pecel dengan produksi yang higenis, sehat, lezat, memiliki nilai gizi yang tinggi, dan
harga yang terjangkau agar sesuai dengan daya beli masyarakat. Produk yang coba
kami tawarkan diperkenalkan sebagai “SARASEHAN” Sarasehan (Sajian Bubur
Beras Sehat & Lezat) Alasan penggunaan pecel (Manihot utilissim) sebagai bumbu
utamaa dalam pembuatan “SARASEHAN” adalah karena pecel banyak digemari
oleh masyarakat terutama di daerah Jawa dan juga memiliki kandungan serat yang
baik. Pemilihan “SARASEHAN” sebagai bentuk produk adalah karena sifatnya yang
praktis dan disukai berbagai kalangan, diharapkan dapat mempermudah proses
pengenalan produk kepada masyarakat.
3. 6. Kegunaan
1. Membantu masyarakat dalam mencapai hidup sehat dengan melalui bubur beras
udang pecel yang kaya akan gizi.
2. Meningkatkan kretivitas inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang
dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
3. Kegiatan PKM-K ini menjadi bukti kontribusi mahasiswa dalam aspek pemenuhan
nutrisi dengan kandungan buah dan sayur dalam bubur pada konsumen.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Kondisi Umum Lingkungan
Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah tingkat konsentrasi
penduduk yang tinggi salah satunya karena menjadi pusat bisnis dan pendidikan Jawa
Tengah. Kecamatan Tembalang salah satu kecamatan di daerah Semarang bagian
selatan. Menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kecamatan Tembalang
masuk dalam tiga besar penduduk terbanyak di Kota Semarang yaitu sebesar 169.771
jiwa. Kecamatan Tembalang juga merupakan pusat pendidikan karena terdapat
beberapa perguruan tinggi yang berada di Kecamatan Tembalang seperti Undip,
Polines, dan Poltekes. Konsentrasi penduduk yang tinggi tentu dapat dimanfaatkan
sebagai lahan bisnis. Kami mengamati banyak orang-orang khususnya mahasiswa
yang berwirausaha di bidang kuliner.
Pecel merupakan makanan yang sering dibeli terutaman di kalangan
mahasiswa karena harganya yang relatif murah, sehingga warung pecel banyak
berada di daerah ini. Dalam warung pecel hanya tersedia nasi dan lontong saja
sebagai bahan pokoknya, untuk kalangan wanita biasanya sering kali memesan pecel
saja tanpa nasi atau lontong karena alasan diet. Bubur merupakan hasil olahan beras
yang porsi karbohidratnya tidak terlalu tinggi dibanding nasi jika ditinjau dari
volumenya. Kombinasi bubur dan pecel merupakan kombinasi yang serasi untuk
kalangan mahasiswa, selain sehat dan kaya gizi harganya relatif murah untuk
kalangan mahasiswa. Dari pemikiran tersebut, maka kami menilai bahwa bisnis
4. Bubur beras udang pecel merupakan usaha yang menjanjikan untuk bersaing di
lingkungan Tembalang.
2. Deskripsi Produk
Produk “SARASEHAN” akan disajiakan dengan hangat dalam satu mangkuk
yang terdiri dari dari bubur udang, kikil kecap asin pecel, sambal kacang dan
kerupuk. Bubur dibuat dengan tambahan udang sebagai penamba cita rasa. Pecel
sebagai bahan tambahan saat disajikan dalam satu porsi.
3. Kapasitas Produk
Kapasitas produksi “SARASEHAN” akan ditingkatkan seiring meluasnya
pasar dan setelah dilakukan fiksasi selera konsumen. Produksi bubur dari bahan
dasar buah dan sayur asli yang akan dilakukan dalam usulan program ini adalah
produk dengan rincian:
a. Bulan II skala kecil, membaca keinginan pasar serta mengembangkan
kualitas produk sesuai dengan permintaan pasar. Maka dari itu, awal produksi krupuk
buah dan sayur hanya akan menggunakan bahan, dalam skala kecil. Produksi akan
berlangsung setiap hari dengan target penjualan 65.
b. Bulan III dengan menjual 100 porsi pada bulan III. Penjualan dilakukan di
luar lingkungan kampus Undip hanya dari pagi sampai siang saja
c. Bulan IV dengan menjual 200 porsi pada bulan IV. Penjualan berkembang
ke dari pagi sampai sore
d. Bulan V denga menjual 350 porsi pada bulan V. Diterapkan sistem delivery
pada konsumen
4. Langkah-langkah untuk penjualan “SARASEHAN”
Metode yang dilakukan yaitu metode yang efektif dan tepat sasaran. Sebelum
penjualan dilakukan, diperlukan riset pasar terlebih dahulu. Riset dilakukan untuk
mengetahui pasarnya dilakukan dengan push market, dikarenakan adanya produk baru,
sehingga “SARASEHAN” mendapat sambutan yang baik sebagai barang hasil produk
minuman yang bergizi. Riset pasar itu dapat dilakukan dengan pembagian produk
tersebut secara cuma-cuma, dan barulah pembagian angket dilakukan setelah konsumen
5. mencicipi “SARASEHAN” tersebut, Selain itu, jika sudah banyak peminatnya
dilakukan dengan metode door to door keliling di komplek perumahan dan komplek
kos, lebih jauh akan dibuka cabang untuk daerah Tembalang dan kemudian di semarang
kota. Dalam memasarkan “SARASEHAN” ini tempatnya berdampingan dengan warung
minuman.
5. Analisa Usaha
Usaha yang kami lakukan adalah untuk memberikan alternatif makanan yang sehat,
kaya gizi, lezat, dan murah. Kangkung sebagai bahan utama pada pecel banyak
mengandung vitamin A dan vitamin B serta C dan kangkung mengandung jumlah tinggi
zat besi, kalsium, dan kalium. Udang sebagai campuran pada bubur mengandung
protein, kalsium karbonat, dan kitin. Kulit udang juga dapat menghambat sel kanker.
Dalam pembuatan”SARASEHA” ini kami menggunakan bahan baku beras. Untuk 4 Kg
beras dapat menghasilkan 65 porsi “SARASEHAN” yang ditargetkan dalam waktu satu
hari. Perhitungan profit untuk setiap hari produksi dapat dilihat sebagai berikut
a. Biaya produksi ( kapasitas produk nugget jamur 25 kg) :
1) Bahan baku habis pakai :
Beras 4 kg
4 kg x @ Rp 10000,00 x 30 = Rp 1.200.000,00
Udang
0,5 kg x @ Rp 70.000,00 x 30 = Rp 1.050.000,00
Bahan bumbu
1 x @ Rp.75.000,00 x 30 = Rp 2.250.000,00
Kangkung
8 ikat x @ Rp. 2.500,00 x 30 = Rp 600.000,00
+
Jumlah Rp 5.100.000,00
6. 2) Gas
1 x @ Rp 16.500,00 x 30 = Rp 495.000,00
3) Bungkus
50 x @ Rp 500,00 x 30 = Rp 750.000,00
4) Operasional
1 x @ Rp 50.000,00 x 30 = Rp 1.500.000,00
Total biaya produksi per bulan = Rp 7.845.000,00
b. Harga jual produk (harga per porsi Rp 6.000,00)
65 x Rp 6.000,00 x 30
Total harga jual per bulan = Rp 11.700.000,00
c. Profit (penjualan – biaya produksi)
1) Total harga jual = Rp 11.700.000,00
2) Total biaya produksi = Rp 7.845.000,00
-
Profit per bulan = Rp 3.855.000,00
BAB III
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
1. Tahap Pra-Produksi
Pada tahap ini memepersiapkan alat-alat produksi, seperti membeli kompor,
blender, pisau, panci, mangkuk, sendok, dan pembuatan grobak hias agar menarik.
Pembelian alat melalui pembelian langsung pada toko toko maupun pembelian online.
Kemnudian meninjau lokasi dan mensurvei lokasi untuk tempat berjualan,
bertujuan agar mengetahui apakah tempat yang digunakan cuku stategis atau tidak.
Selain itu tempat juga harus bersih sehingga konsumen dapat merasa nyaman untuk
mengkonsumsi pada tempat tersebut.
7. 2. Tahap Uji coba dan Pengembangan Produk
Tahap ini bertujuan membuat beberapa produk contoh, kemudian dievaluasi
baik dari aspek komposisinya, harganya, dan juga rasanya, sehingga dapat
memperoleh hasil yang optimum. Sambil menemukan komposisi yang pas kita juga
bisa sekalian melakukan tes pasar dan meminta tanggapan konsumen dalam semua
aspek agar dilakukan evaluasi evaluasi yang tepat. Dalam mengevaluasi juga perlu
ditentukan harga perporsinya berdasarkan biaya produksi dan operasionalnya
sehingga dicapai harga yang paling optimum.
3. Tahap Proses Produksi
Proses pembuatan diawali dengan menyiapkan alat alat masak kemudian
menggiling cabai dan membuat sambal kacang untuk pecel, lalu membuat bubur
beras dangan ditambahka udang sebagai penyedap bubur tersebut. Kegiatan dapat
dilakukan sambil mengukus kangkung dan tauge sebagai bahan pecel untuk
dicampurkan pada bubur. Tahap selanjutnya menyiapkan bumbu bumbu sepert
membuat kecap asin sebagai bumbu tambahan pada bubur. Kemudian pembuatan
sambal kacang, sambal kacang yang telah jadi dimasak kembali di wajan ditambah
rempah rempah sehingga sambal kacang menjadi lebih lezat. Semua bahan pada
proses ini harus sudahm jadi semua, sehingga pada saat pemasaran hanya tinggal
menambahkan semua bahan jadi saja.
4. Tahap Proses Pemasaran
Pada proses ini bahan bahan yang telah masak hanya ditambahkan menjadi
satu kesatuan saja untuk disajikan kepada konsumen.
8. BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1. Jadwa Kegiatan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
Persiapan Produksi dan
Survei Lokasi
Uji coba prmbuatan dan
pemasaran produk
Evaluasi produk
Pembuatan Produk
Analisis Perkembangan
usaha
Prnyusunan laporan dan
Presentasi
2. Rancangan Biaya
Biaya Habis Pakai Jumlah
Tenda (terpal) 1 buah Rp 200.00
Gerobak 1 buah Rp 1.500.000
Kompor dan Tabung
gas
1 buah Rp 200.000
Panci 1 buah Rp 100.000
Mangkuk, Plastik,
Sendok
30 buah Rp 200.000
Ember dan Serbet 3 buah Rp 50.000
Meja dan Kursi 10 buah Rp 200.000
Total Rp 2.450.000
9. Biaya Produksi Bulan Kedua
Beras Rp 1.200.000
Udang Rp 1.050.000
Kangkung Rp 600.000
Bumbu Rp 2.250.000
Gas 3 Kg Rp 495.000
Operasional Rp 1.500.000
Total Rp 7.845.000
Biaya Lain lain
Kerta A4 2 Rim Rp 100.000
Tinta printer 2 packs Rp 100.000
Pengadaan Proposal Rp 50.000
Transportasi Rp 100.000
Total Rp 350.000
Total Biaya yang dibutuhkan
Total Biaya Habis Pakai Rp. 2.450.000,00
Total Biaya Produksi Bulan Kedua Rp. 7.845.000,00
Tota; Biaya Lain-lain Rp. 350.000,00
+
Rp. 10.645.000,00