SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi
seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas social sehari-harinya maka hal itu
disebut sebagai suatu gangguan depresi. Beberapagejala gangguan depresi adalah perasaan sedih,
rasa lelah yang berlebihan setelahaktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas
beraktivitas, dangangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama
kejadian bunuh diri.
Seseorang dikatakan depresi apabila aktifitas fisiknya menurun, berpikir sangat lamban dan
diikuti oleh perubahan suasana hati. Sesorang yang mengalami depresi memiliki pemikiran yang
negatif terhadap dirinya sendiri, terhadap masa depan, dan ingatan mereka menjadi lemah, serta
kesulitan dalam mengambil keputusan.
Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang,
sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian
tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau
duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood
yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan”
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi
fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam
pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya
karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat
menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan utama
Depresi?
C. Tujuan
Dapat mengetahui pengertian, jenis dan tingkatan, penyebab, gejala, factor-faktor yang
mempengaruhi, dampak dan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan utama depresi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DEPRESI
1. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan
kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya
kegairahan hidup. (Hawari, 2001, hal.19)
2. Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang berlangsung lebih dari empat
minggu, yang disertai prilaku seperti perubahan tidur, gangguan konsentrasi, iritabilitas,
sangat cemas, kurang bersemangat, sering menangis, waspada berlebihan, pesimis,
merasa tidak berharga, dan mengantisipasi kegagalan. (DSM-IV-TR,2000 dalam
Videbeck, 2008, hal.388)
3. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. (Purwaningsih, 2009, hal. 130)
4. Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukkan dengan kesedihan, berkecil
hati, perasaan bersalah,penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan keputusasaan.
(Isaacs, 2004, hal. 121)
Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang,
sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian
tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau
duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai
seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood
yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan”
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi
fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227)
Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam
pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya
karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat
menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.
B. JENIS DAN TINGKATAN DEPRESI
Pembagian depresi dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengambil tindakan perawatan
dan pengobatan. Ada tiga tingkatan dalam depresi antara lain :
1. Depresi Sesaat
Depresi sesaat terjadi karena kita bereaksi terhadap keadaan yang teradi, misalnya path hati.
Depresi ini terbilang tingkat ringan karena kemudian bisa hilang begitu kondisi tak
menyenangkan dilalui. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi depresi ini,
karena jika kita menemukan sesuatu yang baru maka depresi ini akan hilang dengan sendirinya.
2. Depresi Neurotik
Penyembuhan depresi ini memakan waktu bertahun dan lebih sering ditemukan di antara orang-
orang yang tidak menikah, pengguna narkoba dan alkoholik. Dari sana menunjukkan bahwa
kasus depresi bisa terjadi pada orang segala usia. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga pada
orang yang sangat tua maupun anak
3. Depresi Berat
Pada orang yang terkena gangguan depresi neurotik, sekitar 40 persen menjadi depresi berat.
Tingkat depresi berat itu adalah yang paling parah karena sebagian menjadi gila dan mendapat
perawatan rumah sakit. Biasanya kerja mulai terganggu atau tidak bisa bekerja. Sedangkan
depresi neurotik, biasanya diri sendiri merasa terganggu tetapi dari luar belum kentara terganggu
kualitasnya. Terganggu pada pekerjaan tetapi masih bisa berjalan. Pada tingkatan depresi berat
penderita harus selalu mendapatkan perawatan yang intensif baik dari segi medis maupun
melalui psikiater.
C. PENYEBAB DEPRESI
Pada intinya, depresi merupakan suatu kondisi di mana alam perasaan seseorang itu turun ke
posisi yang terendah. Sekalipun penyebab persis depresi tidak diketahui, tetapi bisa diduga
faktor-faktor yang mendukung terjadinya depresi
Macam-macam penyebab depresi :
 Mengalami kekecewaan yang berat dalam hidupnya
 Tidak berhasil mencapai suatu keinginan
 Kehilangan orang yang paling dicintai
 Tuntutan terhadap anak
 Pertengkaran hebat antar pasangan
 Derita penyakit berkepanjangan
 Masalah keuangan
 Persaingan karier
 Rendahnya harga diri
 Kesulitan menjalin hubungan dengan pasangan dan relasi
 Gangguan hormonal
Sebab-sebab depresi di atas merupakan penyebab depresi yang terjadi karena hubungan soial
penderita. Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau
memperburuk depresi, terutama efavirenz. Ada beberapa penyakit misalnya anemia atau diabetes
yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan depresi, begitu juga dengan penggunaan narkoba
atau alkohol, serta testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah.
D. GEJALA DEPRESI
Pasien depresi tidak selalu mengeluh adanya sedih. Mereka mungkin mudah tersinggung dan
banyak keluhan fisik. Gejala deperesi berbeda-beda tergantung pada pasien yang bersangkutan.
Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa sedih atau
kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita mengalami depresi bila
perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih.
Sebelum kita menjelajah lebih jauh untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita
mengenal apakah artinya gejala. Gejala merupakan sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan
yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu bersamaan. Gejala depresi merupakan
kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dan mempengaruhi fisik maupun
psikis seseorang, serta dapat dikelompokkan sebagai depresi[1]. Namun yang perlu diingat,
setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau
perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang
dengan yang lain. Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis,
gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah
dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan
menurunnya daya tahan. Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan menjadi tiga gejala yaitu
gejala dari segi fisik, psikis, dan sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini:
 GEJALA FISIK
Menurut para ahli, gejala depresi yang kelihatan secara fisik mempunyai rentangan dan variasi
yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada
beberapa gejala fisik umum yang mudah untuk dideteksi. Gejala-gejala tersebut antara lain :
§ Gangguan pola tidur, baik mengalami kesulitan untuk tidur, terlalu sedikit maupun terlalu
banyak
§ Perubahan perilaku, pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku
yang pasif, suka pada kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur
§ Aktivitas menurun, dan mudah capek. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian
atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan
atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatan
seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktifitas membuat penderita semakin
kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri
agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Penderita mudah sekali lelah, capek padahal belum
melakukan aktifitas yang berarti
§ Semangat kerja menurun, tidak konsentrasi terhadap pekerjaan. Penyebabnya jelas orang
yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau
pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.
Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien dan tidak berguna, seperti misalnya
ngemil, melamun, merokok terus-menerus, sering menelepon yang tidak perlu. Yang jelas, orang
yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya kurang terstruktur, sistematika kerjanya
jadi kacau atau kerjanya jadi lamban
§ Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan
 GEJALA PSIKIS
gejala psikis adalah segala sesuatu yang menyangkut emosi dan tingkah laku seseorang,
seseorang yang mengalami depresi akan mengalami perubahan tingkah laku dan watak yang
mencolok sekali. Berikut adalah gejala-gejala psikis yang dapat dialami oleh para penderita
depresi.
§ Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung
memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang
sekali membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai,
beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan
pikiran negatif lainnya
§ Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan
dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral dipandang dari sudut
pandang yang berbeda oleh penderita, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka penderita
mudah marah, mudah tersinggung, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya
tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.
§ Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi
orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya penderita kuasai.
Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam
persepsinya, permutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan
menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan.
§ Perasaan bersalah. Perasaan bersalah kadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami
depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau
akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan.
Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka
atas situasi tersebutr.
§ Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya.
Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.
 GEJALA SOSIAL
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan
pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang
yang depresi tersebut yang pada umunya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri,
sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik,
namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara
kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak
mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun
ada kesempatan.
Menurut dr. Hubertus gejala depresi dibagi menjadi 2 yaitu :
Gejal Major Depression :
1. Gelisah dan sedih
2. Pesimis
3. Tak berguna, tidak percaya diri
4. kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan termasuk seks
5. tak bersemangat dan lamban
6. sulit konsentrasi
7. sulit mengambil keputusan putus asa
8. sulit tidur atau terlalu banyak tidur
9. putus asa
10. kehilangan selerea makan atau makan jadi berlebihan
11. berpikir tentang atau ingin bunuh diri
12. mudah tersinggung
13. merasa sakit kepala atau penyakit lain tak bisa sembuh seketika
Gejala Maniac-Depressive Illnes :
1. Gembira berlebihan dan tidak normal
2. Mudah tersinggung yang tidak lazim
3. Kebutuhan tidur menurun drastis
4. Bicara muluk tentang dirinya
5. Bicara berlebihan
6. Hasrat seksual meningkat pesat
7. Perilaku sosial menyimpang
8. Sulit berpikir jernih
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEPRESI
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang lebih berisiko terkena depresi, faktor
tersebut antara lain :
1. Jenis Kelamin
Pada pengamatan yang hampir universal, terlepas dari kultur negara, terdapat prevalensi
gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun
alasn adanya perbedaan tersebut tidak diketahui, penelitian telah jelas menunjukkan bahwa
perbedaan di dalam masyarakat barat tidak semata-mata karena praktek diagnostik yang secara
sosial mengalami bias(sinopsis psikiatri halm 779)
2. Usia
Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 persen dari
semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 30 tahun. Gangguan depresif berat juga
mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut
jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan
depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Karena
pada usia tersebut masalah hidup lebih berat Jika pengamatan tersebut benar, hal tersebut
mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat lain pada kelompok
usia tersebut.
3. Status Perkawinan
Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki
hubungan interpersonal yang erat atau yang bercerai atau berpisah. Hal ini mungkin karena
penderita tidak mempunyai tempat maupun orang untuk menceritakan atau berbagi masalah yang
dialami dalam kehidupannya
4. Pertimbangan Sosioekonomi dan Kultural
Tidak ditemukan adanya korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresif berat.
Depresi mungkin lebih sering di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk depresi
sesaat ekonomi sangat berpengaruhmisalnya kenaikan harga BBM dapat menyebabkan depresi,
karena hal tersebut sangat memberatkan apalagi untuk golongan ekonomi ke bawah. Tetapi
depresi ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangk waktu tertentu. Dalam kasus ini jika harga
BBM kembali turun maka depresi tersebut akan hilang.
F. DAMPAK DEPRESI
Depresi tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi juga dapat menimbulkan efek-efek
lain bagi tubuh yang secara langsung dapat mengganggu aktifitas dan kesehatan penderita. Efek
paling berat paling dirasakan pada orang yang mengalami depresi berat, karena pada tingkatan
depresi ini sebagian besar harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa. Lingkungan rumah
sakit maupun efek obat untuk terapi tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap fisik
pasien depresi di rumah sakit. Ada berbagai macam dampak depresi dari yang paling ringan
hingga yang sangat berat bahkan menimbulkan kematian. Dampak-dampak tersebut antara lain :
Depresi biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner, sakit kepala
dan maag
Menurut seorang ahli yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan meningkatkan
resiko seseorang terserang penyakit karena kondisi depresi cenderung meningkatkan sirkulasi
adrenalin dan kortisol sehingga menurunkan tingkat kekebalan tubuhnya. Jika sistem kekebalan
tubuh menjadi lemah maka penyakit akan mudah untuk menyerang penderita depresi
Penyakit mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu makan,
kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan), kurang berolah raga,
mudah lelah dan sulit tidur
Selain penurunan daya tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan psikis dan fisik
karena bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas dalam pekerjaan.
Dampak depresi tidak hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga akan
berdampak bagi “lingkungan” sekitarnya. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah
orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita terserang flu, maka seluruh tubuh kita
merasa lemas dan tidak enak . bukan hanya itu, orang lain yang ada disekitar kita juga
berpotensi untuk tertular oleh penyakit flu kita.
Menurut miner (1992), seorang professor dari The State University di New York, di dalam
konteks organisasi situasi demikian dikenal dengan konsep the sick organization. Sebab, seorang
karyawan yang mengalami gangguan emosional seperti hanya depresi, akan membawa implikasi
tidak hanya pada kinerja dan kepuasan kerjanya sendiri melainkan juga pada kinerja dan
atmosphere organisasi[2] (http://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm) halm1
Ada pula dimana depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak kunjung
sembuh yang akhirnya menyebabka depresi sehingga akan memperparah penyakit tersebut.
Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma, sakit punggung yang biasanya
berlangsung bertahun-tahun
Perawatan Depresi
Depresi sebenarnya mudah untuk disembuhkan kecuali pada depresi berat. Pada tingkatan
depresi ini diperlukan terapi pengobatan yang agak sulit. Karena depresi berat sudh mengarah
pada ganggan kejiwaan. Kebanyakan orang kawatir dengan dampak pengobatan antidepresan
yang apabiladignakan dalam secara terus meners dan dalam jangka waktu yang lama akan dapat
mempengaruhi kerja otak. Rata-rata dua dari tiga penderita depresi bisa disembuhkan, pada
tingkat tertentu, yaitu pada tingkatan depresi sesaat dan neurologis. Sedangkan pada depresi
berat diperlukan pemberian antidepresan. Untuk itu pengobatan depresi ditempuh melalui dua
jalan yaitu perawatan secara psikis dan perawatan secara medis.
Perawatan secara psikis adalah cara perawatan untuk memperbaiki psikis penderita, perawatan
ini lebih menekankan pada terapi yang kontinu dalam meningkatkan percaya diri dan
mengurangi faham-faham negatif penderita depresi terhadap dirinya dan orang lain. Perawatan
medis adalah perawatan depresi yang menggunakan terapi obat dan lebih menonjolkan pada
terapi medis yang umumnya dilaksanakan dirumah sakit jiwa. Perawatan ini lebih cenderung
ditujukan pada penderita depresif berat, walaupun pada depresif neurologis juga membutuhkan
terapi ini, tetapi persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan depresi berat dalam pemberian
terapi ini.
Cara-cara perawatan depresi adalah sebagai berikut :
 Terapi Psikis
Terapi psikis umumnya tidak memerlukan seorang psikiater tapi lebih cenderung pada
menerapkan disiplin diri dan mencari jalan keluar untuk menghadapi masalah yang menjadi
sumber depresi tersebut.
 Perhatian utama dalam menangani masalah depresi adalah adanya komitmen dan persistensi
untuk menyelesaikannya. Fokuskan perhatian pasien pda da hal tersebut agar keiinginannya
untuk sembuh meningkat. Sehingga pasien lebih kooperatif dan kita mudah untuk mengetahui
permasalahan pasien
 Banyak pasien depresi merasa terkucil dan putus asa, ntuk itu diperlkan sikap kita yang lebih
berteman. Sehingga pasien tidak akan merasa kesepian dan dengan leluasa dapat mencurahkan
segala permasalahan hidupnya.
 Beritahu pasien bahwa depresi itu umum terjadi, sehingga pasien tidak merasa terkucilkan lagi
 Bantulah pasien untuk menemukan stressor atau masalah utama yang dihadapi sehingga
mengakibatkan depresi. Stressor dapat berupa individu, kelompok, maupun lingkungan. Dengan
menemukan stressor dapat mengurangi perasaan dosa dan rendah diri pasien
 Tekankan pada pasien bahwa depresi merupakan suatu penyakit, seperti juga hipertensi yang
membutuhkan pengobatan medik
 Perbaiki segala macam anggapan dan ambivalensi pasien. Berikan penjelasan bila terdapat
ambivalensi sehingga pasien ragu untuk mencari pengobatan. Anggapan yang beredar di
masyarakat biasanya orang yang pergi ke psikiateradalah orang gila.
 Hindari bualan atau harpan yang kosong
 Memperbaiki hubungan interpersonal. Apabila pasien memiliki hubungan dengan seseorang yang
suka menganiaya atau hubungan dengan seseorang yang selalu mencela pasien, sulit bagi pasien
untuk sembuh dari depresi
 Terapi dari pasangan dan terapi keluarga bisa membantu mengatasi depresi, hampir setiap
komunitas terdekat memiliki program untuk membantu pasien. Termasuk keluarga. Keluarga
diharapkan bisa membantu mengenali keluhan fisik akibat depresi, mengawasi kondisi pasien
dan memotivasi pasien untuk sembuh
 Memperbaiki hubungan dengan orang terdekat dapat membantu memperoleh dukungan positif
saat pasien berusaha menyembuhkan depresi
 Penjadwalan aktifitas, hal ini dimaksudkan agar pasien lebih meningkatkan aktifitasnya terutama
aktifitas yang menyenangkan. Untuk pengobatan depresi, sering kali menekankan pada
peningkatan jumlah aktifitas mingguan yang menyenngkan dan yang dapat menimbulkan
perasaan puas. Karena dengan hal itu pasien akan merasa lebih baik
 Terapi Obat
Depresi dapat diobati dengan antidepresanObat untuk depresi, namun anti depresan dapat
berinteraksi dengan ARV. Anti depresan harus dipakai dalam pengawsan dokter yang
mengetahui mengenai ARV yang kita pakai. Ritonavir FOOt NOTE dan indinavir paling sering
beriteraksi dengan antidepresan.
Antidepresan yang paling sering dipakai dalam mengobati depresi adalah SSRIFOOTNOTE.
Efek samping obat golongan ini dapat menyebabkn kehilangan nafsu seks, kehilangan nafsu
makan, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan
Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI. Obat dari
golongan ini dapat menyebabkan sedasi FOOTNOTE, sembelit, dan denyut jantung tidak teratur.
Pengobatan depresi ringan dapat disesuaikan dengan gejala-gejala yang timbul. Misalnya susah
tidur dan kehilangan nafsu makan dapat diberikan obat penambah nafsu makan atau obat tidur.
Terapi antidepresi yang pasti adalah dengan obat atau kejang listrik (ECT) membutuhkan
beberapa minggu atau lebih lama. Informasi penting untuk menentukan tindakan pengobatan
adalah : apakah pasien psikotik?, apakah pasien telah minum obat atau alkohol?, adakah
gangguan medik yang ditemukan?. Jika kita telah mengetahui masing-masing informasi tentang
hal diatas, maka tindakan pengobatan selanjutnya akan lebih aman, mengingat antidepresan
sangat mudah bereaksi dengan obat lain.
Berikut ini adalah terapi obat dengan antidepresan :
a. Bila pasien mengidap gangguan organik, dapat diatasi dengan benzodiazepine seperti lorazem
(ativan) 1-2 mg per oral atau 1M, alprazolam (xanax) 0,5-1 mg per oral, atau oksazepam (serax)
10-30 mg per oral, semua diberikan tiap 4 jam dan seperlunya
b. Bila gejala psikotik timbul, benzodiazepine dapat digunkan, tetapi antipsikotika perlu
dipertimbangkan. Contuh haloperidol (haldol) 2-5 mg per oral atau 1M, flufenazin (prolixin,
anatensol) 2-5 mg per oral atau 1M, atau tiotiksen (navane) 2-5 mg per oral atau 1M. semua
diberikan tiap 4 jam seperlunya
G. PENCEGAHAN DEPRESI
Depresi memang dapat diobati namun depresi juga dapat dicegah, ingat mencegah lebih baik
daripada mengobati. Berikut adalah cara mencegah depresi :
a) Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan pernah untuk
menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk depresi yang sdah
dialami mapun dapat mengakibatkan depresi
b) Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat
mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan lari dari
masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih siap untuk
menghadapinya lagi nanti.
c) Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata “seandainya
saya…” dalam hidup kita
d) Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut membuat kita
lebih jarang melamun
e) Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira karena hal
tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri
f) Jangan banyak berpengharapan
g) Berpikir positif
h) Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri kita dari
depresi.
 POHON MASALAH
MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
• Gangguan alam perasaan: depresi
• Data subyektif:
Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan
keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing.
Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus
asa dan cenderung bunuh diri. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk
konsentrasi.
• Data obyektif:
Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang
merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang
diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu
makan, sukar tidur dan sering menangis. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya
kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak
mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang
mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.
Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah
tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami
kebersihan diri kurang dan keterbelakangan psikomotor.
• Koping maladaptif
DS : Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
• DO : Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
Mekanisme koping yang digunakan adalah denial dan supresi yang berlebihan .
 DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
• Gangguan lam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
• Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.
• Tujuan khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
• Perkenalkan diri dengan klien dengan cara menyapa klien dengan ramah, baik verbal dan
non verbal, selalu kontak mata selama interaksi dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
• Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
• Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai
bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
• Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya
• Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
• Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
 Klien dapat menggunakan koping adaptif
• Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat
memahami apa yang dirasakan pasien.
• Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan
sedih/menyakitkan
• Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
• Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
• Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
• Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
• Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
 Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
Tindakan:
• Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
• Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai
dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
• Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.
• Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.
 Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
1) Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
2) Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
3) Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, k
eyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
 Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
a. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim
pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
b. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama).
c. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
 Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
a. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
b. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
c. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
d. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEPRESI
PERTEMUAN I
Pertemmuan ke: I (TUK I)
1. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien :
b. Diagnosa keperawatan :
c. Tujuan khusus : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat.
d. Tindakan keperawatan :
1) Beri salam setiap berinteraksi
2) Perkenalkan nama, nama panggilan perwat, dan tujuan berinteraksi
3) Tanyakan dan panggil nama kesukaan pasien
4) Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji
5) Tanyakan peasaan klien dan masalah yang dihadapi
6) Buat kontrak interaksi yang jelas
7) Dengarkan ungkapan perasaan klien
II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN
A. ORIENTASI
1. Salam terupetik
Assalamu Alaikum/selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya senangnya dipanggil A, Saya
mahasiswa Ners FIK UIN Alauddin, saya bertugas disini selama satu minggu mulai jam 07.00
pagi sampai jam 02.00 siang, saya yang akan merawat anda pagi ini. Nama anda siapa,
senangnya dipanggil apa.
2. Evaluasi/validasi
Apa yang terjadi di rumah sampai ibu datang kemari ?
3. Kontrak
1). Topik
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah , agar saya dapat membantu
mengatasinya
2) Waktu
Berapa lama kita bercakap-cakap, bagaimana kalau 10 menit
3) Tempat
Bagaimana kalau di ruangan ini.
4. Kerja
“ Dirumah anda tinggal dengan siapa”
“ Siapa yang paling dekat dengan anda”
“ Apa yang membuat anda dekat dengannya”
“ Bagus sekali, anda dapat menyebutkan yang membuat dekat dengan seseorang”
“ Dengan siapa anda tidak dekat”
“ Apa yang membuat anda tidak dekat”
“ Apa yang harus anda lakukan agar dekat dengan seseorang”
5. Terminasi
1). Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a). Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah”
b). Evaluasi obyektif
Tersenyum menatap perawat
2. Rencana lanjut klien
“ Baik, bagaimana kalau anda ingat-ingat kembali yang menyebabkan anda dekat dengan
seseorang dan siapa lagi kira-kira yang dekat dengan anda”
3. Kontrak yang akan datang (topic, waktu, tempat)
“Bagaimana kalau nanti kita bercakap-cakap tentang penyebab tidak ingin bergaul lain dan
mendiskusikan akibat yang dirasakan apabila tidak bergaul dengan orang lain”
“ Anda mau ketemu lagi jam berapa ?” “ Bagaimana kalau jam 10 nanti”
“ Anda mau bercakap-cakap di mana?” “ bagaimana kalau di sini lagi”
Pertemuan II: TUK II
Proses Keperawatan
A. Kondisi Klien
B. Diagnose keperawatan:
Gangguan alam perasaan : sedih kronis
C. Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara
3. Klien dapat mengenal masalah yang dihadapi dan dapat mengungkapkan perasaannya.
D. Tindakan keperawatan
1. BHSP: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang terapeutik, kontrak
yang jelas.
2. Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Dengarkan ungkapan klien dengan empati
4. Bantu klien mengidentifikasi perasaannya.
5. Beri reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
Proses pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam terapeutik. Selamat siang, pak. Apa kabar hari ini ?. masih ingat dengan saya? Bangus
bapak masih ingat.
2. Evaluasi “bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini?
3. Kontrak
Topic: sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk saling mengenal dan bapak
dapak mengungkapkan masalah bapak.
Waktu: janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.00 WITA selama 15 menit lagi. Setuju ?
4. Tempat: baiknya kita ngobrol dimana pak ?
B. Kerja
1) Kalau boleh tahu apakah Bapak sedang menghadapi suatu masalah ?
2) Bagaimana hubungan Bapak dengan teman-teman atau keluarga Bapak ?
3) Apa yang biasa Bapak lakukan jika mempunyai masalah ?
4) A p a k a h B a p a k p e r n a h m e n c e r i t a k a n t e n t a n g m a s a l a h y a n g
B a p a k h a d a p i k e p a d a seseorang ?
5) Waah..bagus, kalau Bapak pernah mencoba menceritakannya.6.K alau Bapak
punya masalah memang sebaiknya Bapak ceritakan kepada orang yangBapak
percaya, agar beban Bapak sedikit berkurang.’
C. Terminasi
1. Evaluas i:
(Subyektif): Setelah kita ngobrol 15 menit tadi, bagaimana perasaan
Bapak ?
( O b ye k t if) : K lie n ma u me nj a w a b p e r t a nya a n p e r a w a t d a n t a mp a k
ge lis a h ?
2 . Tind a k la nj ut
N ah...Bapak ini sudah 15 menit jadi kita cukupkan saja dulu pembicaraan
kita.Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau diceritakan atau
ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Bagaimana kalau
sekarang kitalanjutkan saja pembicaraannya dengan topic yang lain?.
3. Kontrak yang akan dating.
Topik: Sekarang kita lanjutkan ya pak ? kita ngobrol tentang bagaimanacaranya mengendalikan
perasaan Bapak.
Waktu: jam berapa bapak mau ? apakah sesudah makan siang ?
Tempat: kita ngobrol dimana pak ?
Pertemuan III: TUK III
Proses Keperawatan
A. kondisi klien: Klien tampak bengong.
B. diagnosa keperawatan:
Gangguan alam perasaan : Sedih Kronis.
C. Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2. Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara.
3. Klien mau belajar untuk mengontrol perasaannya.
D. Tindakan keperawatan
1. BHSP: Salam teraupetik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang terapeutik, kontak
yang jelas.
2.Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
3.Dengarkan ungkapan klien dengan empati.
4.Beri reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
5 . B e r i m a s u k a n - m a s u k a n k e p a d a k l i e n u n t u k b e l a j a r d a n
b e r u s a h a m e n g o n t r o l perasaannya
II. Proses Pelaksanaan Tindakan
A. Orientasi
1. Salam teraupetik, Selamat siang, Pak. Apa kabar hari ini ?.Masih ingat dengan saya ?. Bagus,
Bapak masih ingat.
2. evaluasi “ bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini ?
3. kontrak
Topic: sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk mengontrol perasaan Bapak.
Waktu: janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.30 WITA selama 15 menit lagi.
Tempat: baiknya kita ngobrol dimana pak ?
B. Kerja
1.Apa yang biasa Bapak lakukan untuk mengontrol perasaan Bapak ?
2 . J ik a p e r a s a a n Ba p a k me nin gk a t a t a u t e r t e k a n, c o b a la h unt uk
me nc e r it a k a n p e r a s a a n Bapak kepada orang yang Bapak percayai.
3.Bagus sekali kalau Bapak sudah mau bercerita seperti itu.
C. Terminasi
1. Evaluasi
(Subyektif) : Setelah kita ngobrol 15 menit tadi, bagaimana perasaan
Bapak ?
( O b y e k t i f ) : K l i e n l e b i h t e n a n g d a r i s e b e l u m n y a , k l i e n
k o o p e r a t i f d a n m a u mengikuti saran perawat.
2. Tindak lanjut
N ah...Bapak ini sudah 15 menit jadi kita cukupkan saj a dulu pembicaraan
kita.Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau diceritakan atau
ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Semoga lekas sembuh ya .
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik :
rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik:
anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit
menurun.
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan
gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang
bersangkutan.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor
konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik,
faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan,
kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang
atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan
adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor
pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak
sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D. 2001. Pendekatan Holistik PadaGangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: EGC
Purwaningsih, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuha Medika
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Defli. 2009. Depresi. http://mklh12depresi.blogspot.com. Last update 09 Mei 2012 pukul 09.03
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEPRESI
Proses Terjadinya Masalah
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung,
sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin),
tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian
pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan
elektrolit dan sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah¬an, kecelakaan, persalinan dan
sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus
yang jelas,lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila
keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas,tidak dapatmenilai realitas dan tidak dapat dimengerti
oleh orang lain.
Masalah Keperawatan Yang Perlu di Kaji
1. Gangguan alam perasaan: depresi
a. Data subyektif
 Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik.
Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan
cenderung bunuh diri.
b. Data obyektif
 Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot,
ekspresi wajah murung,gaya jalan yang lambatdengan langkah yang diseret.Kadang kadang dapat terjadi
stupor.Pasien tampak malas,lelah,tidak ada nafsu makan,sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir
terlambat, seolah olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat
berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang
mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang kadang
pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka
diganggu.
2. Koping maladaptif
 DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
 DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
Intervensi Keperawatan
a. Tujuan umum :
 Klien tidak mencederai diri.
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
 Perkenalkan diri dengan klien
 Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
 Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar em pati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal.
Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
 Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya
 Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
 Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
2. Klien dapat menggunakan koping adaptif
Tindakan :
 Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang
dirasakan pasien.
 Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
 Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
 Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
 Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
 Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
 Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
3. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
Tindakan :
 Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
 Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya/orang lain,
ditempat yang aman dan terkunci.
 Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.
 Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh perawat/petugas.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan :
 Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusannya.
 Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
 4Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal:hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk
diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan :
 Kaji dan manfaatkan sumber sumber eksternal individu (orang orang terdekat, tim pelayanan kesehatan,
kelompok pendukung, agama yang dianut).
 Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai,pengalaman masa lalu,aktivitas keagamaan,kepercayaan agama).
 Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan :
 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
 Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
 Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
PENYEBAB
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MANIA
Proses Terjadinya Masalah
Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar biasa dan disertai dengan hiperaktivites,
agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat dan kadang-kadang sebagai pikiran yang meloncat loncat (flight of
ideas).
Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa tidak berharga dan tidak berguna. Karena
tidak dapat menerima perasaan ini, mereka menyangkalnya dan mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien
memperlihatkan sikap banyak bicara, banyak pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat memusatkan
pada satu topik. Meskipun mereka menunjukkan kegembiraan yang berlebihan, sebenarnya pasien penuh dengan
kebencian dan rasa permusuhan terutama terhadap lingkungannya.Ia melontarkan perasaannya secara kasar dalam
cetusan cetusan yang pendek dan cepat beralih ke topik yang lain.
Pada pasien depresif tampak menonjol perasaan bersalah dan kebutuhan akan hukuman a tas tingkah laku yang
buruk, sedangkan pada pasien dengan mania rasa permusuhannya timbul, ia bertindak seolah olah mempunyai
kekuasaan yang penuh dan tidak pernah membiarkan rasa bersalah menguasai dirinya. Dari luar pasien tampak
memiliki kepercayaan diri yang penuh dan membesarkan diri untuk menutupi perasaan tidak berharga, yang pada
dasarnya bersifat depresif.
Pasien membutuhkan cinta kasih dan perlindungan.Untuk mendapatkan ini pasien berusaha menguasai orang lain
agar memenuhi dan memberi kepuasan kepadanya. Karena kebutuhan ini tidak nampak orang tidak melihatnya,
bahkan menolak karena sikapnya yang mengganggu orang lain. Penolakan ini menimbulkan kecemasannya
bertambah yang mengakibatkan gejala manianya lebih menonjol.
Masalah Keperawatan Yang Perlu di Kaji
1. Masalah keperawatan :
 Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur.
 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan.
 Gangguan komunikasi: verbal.
 Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
 Defisit perawatan diri.
 Gangguan alam perasaan: mania.
 Koping maladaptif.
2. Data yang perlu dikaji :
a. Data subyektif :
 Banyak bicara, kadang waham besar, pembicaraan mudah beralih topik (flight of ideas), menghasut, tak
punya rasa malu / bersalah.
b. Data obyektif:
 Ekspresi wajah tegang,riang berlebihan,kurang memperhatikan makan dan minum, kurang istirahat / tidur,
tidak bertanggungjawab, mudah tersinggung / terangsang, tidak tahan kritik, aktivitas motorik meningkat,
berdandan aneh dan berlebihan, menantang bahaya, kacau, kebersihan diri kurang.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan mania.
2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mania.
3. Gangguan komunikasi: verbal berhubungan dengan mania.
4. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur berhubungan dengan mania.
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan mania.
6. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
Intervensi Keperawatan
a. Tujuan umum :
 Sesuai masalah (problem).
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan :
 Bina hubungan saling percaya:salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.
 Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
 Bicara dengan tegas, jelas, singkat dan bersahabat.
2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya.
Tindakan :
 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
 Beri kesempatan klien mengutarakan keinginan dan pikirannya dengan teknik focusing.
 Bicarakan hal-hal yang nyata dengan klien.
3. Klien dapat menggunakan koping adaptif.
Tindakan :
 Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan kesal, marah, dan tak
menyenangkan.
 Bicarakan kerugian cara yang telah digunakan.
 Jelaskan tentang batas tingkah laku yang wajar.
 Bantu klien menemukan cara lain yang lebih posistif.
 Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima.
 Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
 Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
4. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tindakan :
 Tempatkan klien di ruang yang tenang, tidak banyak rangsangan, tidak banyak peralatan.
 Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya,orang lain dan
lingkungan, ditempat yang aman dan terkunci.
 Temani klien jika nampak tanda-tanda marah / agresif.
 Lakukan pengekangan fisik jika klien tidak dapat mengontrol perilakunya.
5. Klien dapat melakukan kegiatan terarah.
Tindakan :
 Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan motorik yang terarah, misal: menyapu, joging dll.
 Beri kegiatan individual sederhana yang dapat dilaksanakan dengan baik oleh klien.
 Berikan kegiatan yang tidak memerlukan kompetisi.
 Bantu klien dalam melaksanakan kegiatan.
 Beri reinforcement positif atas keberhasilan pasien.
6. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Tindakan :
 Diskusikan tentang manfaat makan dan minum bagi kesehatan.
 Ajak klien makan makanan yang telah disediakan, temani selama makan.
 Ingatkan klien untuk minum ½ jam sekali sebanyak 100 cc.
 Sediakan makanan TKTP, mudah dicerna.
7. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya.
Tindakan :
 Diskusikan pentingnya istirahat bagi kesehatan.
 Anjurkan klien untuk tidur pada jam-jam istirahat.
 Sediakan lingkungan yang mendukung: tenang, lampu redup dll.
8. Klien terpenuhi kebersihan dirinya.
Tindakan :
 Diskusikan manfaat kebersihan diri bagi kesehatan.
 Bimbing dalam kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi).
 Bimbing pasien berhias.
 Beri pujian bila klien berhias secara wajar.
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
Tindakan :
 Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
 Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
 Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
 Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
10. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan :
 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
A. Definisi
 Gangguan Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh
kepribadian dan fungsi hidup seseorang.
 Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan yang
berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan motorik meningkat, sehingga
menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, DEPKES).
 Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasan yang meningkat,
meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi
dengan perilaku yang berlebihan berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat,
senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.
Kesimpulan
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan yang
berlebihan dan kegiatan motorik yang berlebihan
RENTANG RESPON EMOSI (Stuart dan Sundeen, 1995)
Respons
Respons
Adaptif Maladaptif
Responsif Reaksi kehilangan Supresi Reaksi kehilangan Mania/Depresi
yang wajar yang memanjang
Keterangan :
 Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal.
 Responsif adalah respon emosional individu yang terbuka dan sadar akan perasaaanya.
 Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normall dialami individu yang mengalami
kehilangan.
 Pada rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya
sedih, berfokus pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan tersebut
tidak berlangsung lama.
 Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu menyangkal, menekan atau
menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap lingkungan.
 Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang
berlebihan dan berkepanjangan.
Mania dapat timbul karena adanya faktor diantaranya faktor predisposisi dan faktor presipitasi, yaitu :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan.
Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monozigote.
b. Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Freud
mengatakan bahwa kehilangan objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik
menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan perilaku mania (sebagai suatu
mekanisme kompensasi)
c. Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua yang sangat dicintai. Individu
tidak berdaya mengatasi kehilangan.
d. Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami mania.
e. Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri
sendiri, lingkungan dan masa depan.
f. Model Belajar Ketidakberdayaan
Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu menjadi aktif dan tidak mampu
menghadapi masalah. Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan
kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif.
g. Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant positif selama berinteraksi
dengan lingkungan.
h. Model Biologis
Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan kimiawi, yaitu defisiensi
katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol.
2. Faktor Presipitasi
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor biologis, psikologis dan
sosial budaya.
a. Faktor Biologis
Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti
infeksi, neoplasma, dan ketidakseimbangan metabolisme.
b. Faktor Psikologis
Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan kehilangan harga diri.
c. Faktor Sosial Budaya
Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.
II. PERILAKU DAN MEKANISME KOPING
1. Perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan Mania :
a. Afektif
 Gembira berlebihan (Euphoria)
 Harga diri meningkat
 Tidak tahan kritik
. Kognitif
 Ambisi
 Mudah terpengaruh
 Mudah beralih perhatian
 Waham kebesaran
 Ilusi
 Flight of ideas
 Gangguan penilaian
c. Fisik
 Dehidrasi
 Nutrisi yang tidak adekuat
 Berkurang kebutuhan tidur/istrirahat
 BB menurun
d. Tingkah Laku
 Agresif, agitasi, tidak toleran
 Hiperaktif
 Aktivitas motorik
 Kurang bertanggung jawab
 Royal
 Iritabel atau suka berdebat
 Perawatan diri kurang
 Tingkah laku seksual yang berlebihan
 Bicara bertele-tele
2. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi,
hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat.
Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakkibatkan dari
kurang efektif koping dalam menghadapi kehilangan.
III. MASALAH KEPERAWATAN DAN POHON MASALAH
a. Masalah Keperawatan
1. Berduka disfungsional
2. Peningkatan mobilitas fisik
3. Gangguan Pola Tidur
4. Resiko terhadap cedera
5. Defisit perawatan diri
Data yang perlu dikaji untuk masalah diatas adalah :
Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor predisposisi, presipitasi dan perubahan
perilaku serta mekanisme koping yang digunakan klien.
b. Pohon Masalah
Resiko Tinggi cidera
Mania
Berduka disfungsional
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan Peningkatan mobilitas fisik: Mania
b. Gangguan alam perasaan ; Mania berhubungan dengan berduka disfungsional
2. Perencanaan
a. Tujuan Keperawatan
1) Tujuan Umum :
Mengajarkan klien untuk berespons emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa puas serta
kesenagan yang dapat diterima oleh lingkungan
2) Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik
3. Klien dapat mengungkapakan perasaanya
4. Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif
5. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya
6. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan Keperawatan
1. Kenalkan diri pada klien
2. Tnggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal
3. Bicara dengan tegas, jelas dan simpati
4. Bersifat hangat dan bersahabat
5. Temani klien saat agitasi muncul dan aktivitasnya meningkat (hiperaktivitas)
TUK 2 :
Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik
Tindakan Keperawatan
1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat menurunkan kegiatan motorik
2. Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat
3. Ciptakan ruangan yang tenang dan tidak banyak rangsangan seperti musik yang lembut, penataan
ruangannyang tidak banyak peralatan
4. Beri kegiatan yang dapat diselesaikan klien misalnya mandi, makan, dan lain-lain
5. Bersama klien membuat jadwal kagiatan/aktivitas fisik yang dapat menyalurkan energi, seperti
menyapu, mengepel, dan olahraga
6. Beri reinforcement positif bila klien melakukan kegiatan tersebut
7. Tetapkan batasan yang kontrukstif terhadap tingkah laku yang negatif
8. Lakukan pendekatan yang konsisten oleh seluruh anggota tim kesehatan
9. Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi di antara anggota tim kesehatan
10. Kuatkan perilaku pengendalian diri dan perilaku positif lainnya
TUK 3 :
Klien dapat mengungkapakan perasaanya
Tindakan Keperawatan
1. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keinginannya, perasaan dan pikiran dengan
menggunakan teknik komunikasi fokusing (dengan tujuan membantu isi pembicaraan pada tujuan yang
ditetapkan)
3. Berikan respon empati dan menerima klien
4. Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya
TUK 4 :
Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif
Tindakan Keperawatan
1. Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perasaan marah, kesal, atau
sesuatu yang tidak menyenangkan
2. Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan
3. Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan
4. Beri motivasi klien agar memilih cara penyeleaian masalah yang tepat serta diskusikan konsekkuensi
dari cara yang dipilih
5. Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut
TUK 5 :
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya
Tindakan keperawatan
1. Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien
2. Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat
3. Bantu keluarga untuk merencaranankan kegiatan yang sesuai dengan keadaan klien
TUK 6 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengontrol perilaku mania
Tindakan Keperawatan
1. Diskusikan dengan klien tentang obat untuk (dosis, frekuensi dan manfaat obat) untuk mengontrol
perilaku mania.
2. Bantu klien untuk memastikan klien telah minum obat teratur untuk mengontrol perilaku mania (dengan
prinsip 5 benar : benar dosis, waktu, pasien, cara pemberian, dan obat).
3. Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah minum obat.

More Related Content

What's hot

What's hot (19)

Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)
Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)
Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)
 
ppt psikologi Depresi
ppt psikologi Depresippt psikologi Depresi
ppt psikologi Depresi
 
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)
 
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]
 
depresi
depresidepresi
depresi
 
Gangguan bipolar
Gangguan bipolarGangguan bipolar
Gangguan bipolar
 
Bipolar disorder
Bipolar disorderBipolar disorder
Bipolar disorder
 
D e p r e s i
D     e    p    r    e    s    iD     e    p    r    e    s    i
D e p r e s i
 
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaMengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
 
Pp depresi
Pp depresiPp depresi
Pp depresi
 
Depresi
DepresiDepresi
Depresi
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Bipolar
BipolarBipolar
Bipolar
 
Depresi makalah
Depresi makalahDepresi makalah
Depresi makalah
 
Kemurungan
KemurunganKemurungan
Kemurungan
 
Presentasi abnormal
Presentasi abnormalPresentasi abnormal
Presentasi abnormal
 
referat-depresi-docx
referat-depresi-docxreferat-depresi-docx
referat-depresi-docx
 
Gangguan mood
Gangguan moodGangguan mood
Gangguan mood
 
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
 

Similar to Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA (20)

slide penyuluhan gangguan mood PDF.pdf
slide penyuluhan gangguan mood PDF.pdfslide penyuluhan gangguan mood PDF.pdf
slide penyuluhan gangguan mood PDF.pdf
 
Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)
 
Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)
 
Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)
 
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNAAskep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah depresi (5)
Makalah depresi (5)Makalah depresi (5)
Makalah depresi (5)
 
Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)
 
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiGangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresi
 
Depresi makalah
Depresi makalahDepresi makalah
Depresi makalah
 
Depresi AKPER PEMKAB MUNA
Depresi AKPER PEMKAB MUNA Depresi AKPER PEMKAB MUNA
Depresi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep gangguan alam perasaa1
Askep gangguan alam perasaa1Askep gangguan alam perasaa1
Askep gangguan alam perasaa1
 
Depresi makalah
Depresi makalahDepresi makalah
Depresi makalah
 
Depresi
DepresiDepresi
Depresi
 
Depresi makalah
Depresi makalahDepresi makalah
Depresi makalah
 
Askep gangguan alam perasaa1
Askep gangguan alam perasaa1Askep gangguan alam perasaa1
Askep gangguan alam perasaa1
 
Kel. 6 askep depresi
Kel. 6 askep depresiKel. 6 askep depresi
Kel. 6 askep depresi
 
Kel. 6 askep depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 6 askep depresi  AKPER PEMKAB MUNA Kel. 6 askep depresi  AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 6 askep depresi AKPER PEMKAB MUNA
 
Kel. 6 askep depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 6 askep depresi AKPER PEMKAB MUNA Kel. 6 askep depresi AKPER PEMKAB MUNA
Kel. 6 askep depresi AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalmohtamrin
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 

Recently uploaded (17)

warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 

Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas social sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu gangguan depresi. Beberapagejala gangguan depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelahaktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dangangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Seseorang dikatakan depresi apabila aktifitas fisiknya menurun, berpikir sangat lamban dan diikuti oleh perubahan suasana hati. Sesorang yang mengalami depresi memiliki pemikiran yang negatif terhadap dirinya sendiri, terhadap masa depan, dan ingatan mereka menjadi lemah, serta kesulitan dalam mengambil keputusan. Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang, sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan” Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu. B. Rumusan Masalah Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan utama Depresi? C. Tujuan Dapat mengetahui pengertian, jenis dan tingkatan, penyebab, gejala, factor-faktor yang mempengaruhi, dampak dan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan utama depresi. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DEPRESI
  • 2. 1. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. (Hawari, 2001, hal.19) 2. Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang berlangsung lebih dari empat minggu, yang disertai prilaku seperti perubahan tidur, gangguan konsentrasi, iritabilitas, sangat cemas, kurang bersemangat, sering menangis, waspada berlebihan, pesimis, merasa tidak berharga, dan mengantisipasi kegagalan. (DSM-IV-TR,2000 dalam Videbeck, 2008, hal.388) 3. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. (Purwaningsih, 2009, hal. 130) 4. Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukkan dengan kesedihan, berkecil hati, perasaan bersalah,penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan keputusasaan. (Isaacs, 2004, hal. 121) Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang, sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan” Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227) Depresi tidak hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu. B. JENIS DAN TINGKATAN DEPRESI Pembagian depresi dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengambil tindakan perawatan dan pengobatan. Ada tiga tingkatan dalam depresi antara lain : 1. Depresi Sesaat Depresi sesaat terjadi karena kita bereaksi terhadap keadaan yang teradi, misalnya path hati. Depresi ini terbilang tingkat ringan karena kemudian bisa hilang begitu kondisi tak menyenangkan dilalui. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi depresi ini, karena jika kita menemukan sesuatu yang baru maka depresi ini akan hilang dengan sendirinya. 2. Depresi Neurotik Penyembuhan depresi ini memakan waktu bertahun dan lebih sering ditemukan di antara orang- orang yang tidak menikah, pengguna narkoba dan alkoholik. Dari sana menunjukkan bahwa kasus depresi bisa terjadi pada orang segala usia. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga pada orang yang sangat tua maupun anak 3. Depresi Berat
  • 3. Pada orang yang terkena gangguan depresi neurotik, sekitar 40 persen menjadi depresi berat. Tingkat depresi berat itu adalah yang paling parah karena sebagian menjadi gila dan mendapat perawatan rumah sakit. Biasanya kerja mulai terganggu atau tidak bisa bekerja. Sedangkan depresi neurotik, biasanya diri sendiri merasa terganggu tetapi dari luar belum kentara terganggu kualitasnya. Terganggu pada pekerjaan tetapi masih bisa berjalan. Pada tingkatan depresi berat penderita harus selalu mendapatkan perawatan yang intensif baik dari segi medis maupun melalui psikiater. C. PENYEBAB DEPRESI Pada intinya, depresi merupakan suatu kondisi di mana alam perasaan seseorang itu turun ke posisi yang terendah. Sekalipun penyebab persis depresi tidak diketahui, tetapi bisa diduga faktor-faktor yang mendukung terjadinya depresi Macam-macam penyebab depresi :  Mengalami kekecewaan yang berat dalam hidupnya  Tidak berhasil mencapai suatu keinginan  Kehilangan orang yang paling dicintai  Tuntutan terhadap anak  Pertengkaran hebat antar pasangan  Derita penyakit berkepanjangan  Masalah keuangan  Persaingan karier  Rendahnya harga diri  Kesulitan menjalin hubungan dengan pasangan dan relasi  Gangguan hormonal Sebab-sebab depresi di atas merupakan penyebab depresi yang terjadi karena hubungan soial penderita. Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau memperburuk depresi, terutama efavirenz. Ada beberapa penyakit misalnya anemia atau diabetes yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan depresi, begitu juga dengan penggunaan narkoba atau alkohol, serta testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah. D. GEJALA DEPRESI Pasien depresi tidak selalu mengeluh adanya sedih. Mereka mungkin mudah tersinggung dan banyak keluhan fisik. Gejala deperesi berbeda-beda tergantung pada pasien yang bersangkutan. Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita mengalami depresi bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih. Sebelum kita menjelajah lebih jauh untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala merupakan sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu bersamaan. Gejala depresi merupakan kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dan mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang, serta dapat dikelompokkan sebagai depresi[1]. Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau
  • 4. perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan. Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan menjadi tiga gejala yaitu gejala dari segi fisik, psikis, dan sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini:  GEJALA FISIK Menurut para ahli, gejala depresi yang kelihatan secara fisik mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang mudah untuk dideteksi. Gejala-gejala tersebut antara lain : § Gangguan pola tidur, baik mengalami kesulitan untuk tidur, terlalu sedikit maupun terlalu banyak § Perubahan perilaku, pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, suka pada kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur § Aktivitas menurun, dan mudah capek. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatan seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktifitas membuat penderita semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Penderita mudah sekali lelah, capek padahal belum melakukan aktifitas yang berarti § Semangat kerja menurun, tidak konsentrasi terhadap pekerjaan. Penyebabnya jelas orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus-menerus, sering menelepon yang tidak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi lamban § Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan  GEJALA PSIKIS gejala psikis adalah segala sesuatu yang menyangkut emosi dan tingkah laku seseorang, seseorang yang mengalami depresi akan mengalami perubahan tingkah laku dan watak yang mencolok sekali. Berikut adalah gejala-gejala psikis yang dapat dialami oleh para penderita depresi. § Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya
  • 5. § Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh penderita, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka penderita mudah marah, mudah tersinggung, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri. § Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya penderita kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam persepsinya, permutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan. § Perasaan bersalah. Perasaan bersalah kadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebutr. § Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.  GEJALA SOSIAL Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada umunya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan. Menurut dr. Hubertus gejala depresi dibagi menjadi 2 yaitu : Gejal Major Depression : 1. Gelisah dan sedih 2. Pesimis 3. Tak berguna, tidak percaya diri 4. kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan termasuk seks 5. tak bersemangat dan lamban 6. sulit konsentrasi 7. sulit mengambil keputusan putus asa
  • 6. 8. sulit tidur atau terlalu banyak tidur 9. putus asa 10. kehilangan selerea makan atau makan jadi berlebihan 11. berpikir tentang atau ingin bunuh diri 12. mudah tersinggung 13. merasa sakit kepala atau penyakit lain tak bisa sembuh seketika Gejala Maniac-Depressive Illnes : 1. Gembira berlebihan dan tidak normal 2. Mudah tersinggung yang tidak lazim 3. Kebutuhan tidur menurun drastis 4. Bicara muluk tentang dirinya 5. Bicara berlebihan 6. Hasrat seksual meningkat pesat 7. Perilaku sosial menyimpang 8. Sulit berpikir jernih E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEPRESI Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang lebih berisiko terkena depresi, faktor tersebut antara lain : 1. Jenis Kelamin Pada pengamatan yang hampir universal, terlepas dari kultur negara, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun alasn adanya perbedaan tersebut tidak diketahui, penelitian telah jelas menunjukkan bahwa perbedaan di dalam masyarakat barat tidak semata-mata karena praktek diagnostik yang secara sosial mengalami bias(sinopsis psikiatri halm 779) 2. Usia Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 persen dari semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 30 tahun. Gangguan depresif berat juga mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Karena pada usia tersebut masalah hidup lebih berat Jika pengamatan tersebut benar, hal tersebut
  • 7. mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat lain pada kelompok usia tersebut. 3. Status Perkawinan Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang bercerai atau berpisah. Hal ini mungkin karena penderita tidak mempunyai tempat maupun orang untuk menceritakan atau berbagi masalah yang dialami dalam kehidupannya 4. Pertimbangan Sosioekonomi dan Kultural Tidak ditemukan adanya korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresif berat. Depresi mungkin lebih sering di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk depresi sesaat ekonomi sangat berpengaruhmisalnya kenaikan harga BBM dapat menyebabkan depresi, karena hal tersebut sangat memberatkan apalagi untuk golongan ekonomi ke bawah. Tetapi depresi ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangk waktu tertentu. Dalam kasus ini jika harga BBM kembali turun maka depresi tersebut akan hilang. F. DAMPAK DEPRESI Depresi tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi juga dapat menimbulkan efek-efek lain bagi tubuh yang secara langsung dapat mengganggu aktifitas dan kesehatan penderita. Efek paling berat paling dirasakan pada orang yang mengalami depresi berat, karena pada tingkatan depresi ini sebagian besar harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa. Lingkungan rumah sakit maupun efek obat untuk terapi tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap fisik pasien depresi di rumah sakit. Ada berbagai macam dampak depresi dari yang paling ringan hingga yang sangat berat bahkan menimbulkan kematian. Dampak-dampak tersebut antara lain : Depresi biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner, sakit kepala dan maag Menurut seorang ahli yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit karena kondisi depresi cenderung meningkatkan sirkulasi adrenalin dan kortisol sehingga menurunkan tingkat kekebalan tubuhnya. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi lemah maka penyakit akan mudah untuk menyerang penderita depresi Penyakit mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu makan, kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan), kurang berolah raga, mudah lelah dan sulit tidur Selain penurunan daya tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan psikis dan fisik karena bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas dalam pekerjaan. Dampak depresi tidak hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga akan berdampak bagi “lingkungan” sekitarnya. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita terserang flu, maka seluruh tubuh kita merasa lemas dan tidak enak . bukan hanya itu, orang lain yang ada disekitar kita juga berpotensi untuk tertular oleh penyakit flu kita. Menurut miner (1992), seorang professor dari The State University di New York, di dalam konteks organisasi situasi demikian dikenal dengan konsep the sick organization. Sebab, seorang karyawan yang mengalami gangguan emosional seperti hanya depresi, akan membawa implikasi
  • 8. tidak hanya pada kinerja dan kepuasan kerjanya sendiri melainkan juga pada kinerja dan atmosphere organisasi[2] (http://www.e-psikologi.com/masalah/index.htm) halm1 Ada pula dimana depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak kunjung sembuh yang akhirnya menyebabka depresi sehingga akan memperparah penyakit tersebut. Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma, sakit punggung yang biasanya berlangsung bertahun-tahun Perawatan Depresi Depresi sebenarnya mudah untuk disembuhkan kecuali pada depresi berat. Pada tingkatan depresi ini diperlukan terapi pengobatan yang agak sulit. Karena depresi berat sudh mengarah pada ganggan kejiwaan. Kebanyakan orang kawatir dengan dampak pengobatan antidepresan yang apabiladignakan dalam secara terus meners dan dalam jangka waktu yang lama akan dapat mempengaruhi kerja otak. Rata-rata dua dari tiga penderita depresi bisa disembuhkan, pada tingkat tertentu, yaitu pada tingkatan depresi sesaat dan neurologis. Sedangkan pada depresi berat diperlukan pemberian antidepresan. Untuk itu pengobatan depresi ditempuh melalui dua jalan yaitu perawatan secara psikis dan perawatan secara medis. Perawatan secara psikis adalah cara perawatan untuk memperbaiki psikis penderita, perawatan ini lebih menekankan pada terapi yang kontinu dalam meningkatkan percaya diri dan mengurangi faham-faham negatif penderita depresi terhadap dirinya dan orang lain. Perawatan medis adalah perawatan depresi yang menggunakan terapi obat dan lebih menonjolkan pada terapi medis yang umumnya dilaksanakan dirumah sakit jiwa. Perawatan ini lebih cenderung ditujukan pada penderita depresif berat, walaupun pada depresif neurologis juga membutuhkan terapi ini, tetapi persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan depresi berat dalam pemberian terapi ini. Cara-cara perawatan depresi adalah sebagai berikut :  Terapi Psikis Terapi psikis umumnya tidak memerlukan seorang psikiater tapi lebih cenderung pada menerapkan disiplin diri dan mencari jalan keluar untuk menghadapi masalah yang menjadi sumber depresi tersebut.  Perhatian utama dalam menangani masalah depresi adalah adanya komitmen dan persistensi untuk menyelesaikannya. Fokuskan perhatian pasien pda da hal tersebut agar keiinginannya untuk sembuh meningkat. Sehingga pasien lebih kooperatif dan kita mudah untuk mengetahui permasalahan pasien  Banyak pasien depresi merasa terkucil dan putus asa, ntuk itu diperlkan sikap kita yang lebih berteman. Sehingga pasien tidak akan merasa kesepian dan dengan leluasa dapat mencurahkan segala permasalahan hidupnya.  Beritahu pasien bahwa depresi itu umum terjadi, sehingga pasien tidak merasa terkucilkan lagi  Bantulah pasien untuk menemukan stressor atau masalah utama yang dihadapi sehingga mengakibatkan depresi. Stressor dapat berupa individu, kelompok, maupun lingkungan. Dengan menemukan stressor dapat mengurangi perasaan dosa dan rendah diri pasien  Tekankan pada pasien bahwa depresi merupakan suatu penyakit, seperti juga hipertensi yang membutuhkan pengobatan medik
  • 9.  Perbaiki segala macam anggapan dan ambivalensi pasien. Berikan penjelasan bila terdapat ambivalensi sehingga pasien ragu untuk mencari pengobatan. Anggapan yang beredar di masyarakat biasanya orang yang pergi ke psikiateradalah orang gila.  Hindari bualan atau harpan yang kosong  Memperbaiki hubungan interpersonal. Apabila pasien memiliki hubungan dengan seseorang yang suka menganiaya atau hubungan dengan seseorang yang selalu mencela pasien, sulit bagi pasien untuk sembuh dari depresi  Terapi dari pasangan dan terapi keluarga bisa membantu mengatasi depresi, hampir setiap komunitas terdekat memiliki program untuk membantu pasien. Termasuk keluarga. Keluarga diharapkan bisa membantu mengenali keluhan fisik akibat depresi, mengawasi kondisi pasien dan memotivasi pasien untuk sembuh  Memperbaiki hubungan dengan orang terdekat dapat membantu memperoleh dukungan positif saat pasien berusaha menyembuhkan depresi  Penjadwalan aktifitas, hal ini dimaksudkan agar pasien lebih meningkatkan aktifitasnya terutama aktifitas yang menyenangkan. Untuk pengobatan depresi, sering kali menekankan pada peningkatan jumlah aktifitas mingguan yang menyenngkan dan yang dapat menimbulkan perasaan puas. Karena dengan hal itu pasien akan merasa lebih baik  Terapi Obat Depresi dapat diobati dengan antidepresanObat untuk depresi, namun anti depresan dapat berinteraksi dengan ARV. Anti depresan harus dipakai dalam pengawsan dokter yang mengetahui mengenai ARV yang kita pakai. Ritonavir FOOt NOTE dan indinavir paling sering beriteraksi dengan antidepresan. Antidepresan yang paling sering dipakai dalam mengobati depresi adalah SSRIFOOTNOTE. Efek samping obat golongan ini dapat menyebabkn kehilangan nafsu seks, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan kegelisahan Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI. Obat dari golongan ini dapat menyebabkan sedasi FOOTNOTE, sembelit, dan denyut jantung tidak teratur. Pengobatan depresi ringan dapat disesuaikan dengan gejala-gejala yang timbul. Misalnya susah tidur dan kehilangan nafsu makan dapat diberikan obat penambah nafsu makan atau obat tidur. Terapi antidepresi yang pasti adalah dengan obat atau kejang listrik (ECT) membutuhkan beberapa minggu atau lebih lama. Informasi penting untuk menentukan tindakan pengobatan adalah : apakah pasien psikotik?, apakah pasien telah minum obat atau alkohol?, adakah gangguan medik yang ditemukan?. Jika kita telah mengetahui masing-masing informasi tentang hal diatas, maka tindakan pengobatan selanjutnya akan lebih aman, mengingat antidepresan sangat mudah bereaksi dengan obat lain. Berikut ini adalah terapi obat dengan antidepresan : a. Bila pasien mengidap gangguan organik, dapat diatasi dengan benzodiazepine seperti lorazem (ativan) 1-2 mg per oral atau 1M, alprazolam (xanax) 0,5-1 mg per oral, atau oksazepam (serax) 10-30 mg per oral, semua diberikan tiap 4 jam dan seperlunya b. Bila gejala psikotik timbul, benzodiazepine dapat digunkan, tetapi antipsikotika perlu dipertimbangkan. Contuh haloperidol (haldol) 2-5 mg per oral atau 1M, flufenazin (prolixin,
  • 10. anatensol) 2-5 mg per oral atau 1M, atau tiotiksen (navane) 2-5 mg per oral atau 1M. semua diberikan tiap 4 jam seperlunya G. PENCEGAHAN DEPRESI Depresi memang dapat diobati namun depresi juga dapat dicegah, ingat mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah cara mencegah depresi : a) Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan pernah untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk depresi yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan depresi b) Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih siap untuk menghadapinya lagi nanti. c) Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata “seandainya saya…” dalam hidup kita d) Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut membuat kita lebih jarang melamun e) Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri f) Jangan banyak berpengharapan g) Berpikir positif h) Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri kita dari depresi.  POHON MASALAH MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI • Gangguan alam perasaan: depresi • Data subyektif: Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi. • Data obyektif: Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan keterbelakangan psikomotor.
  • 11. • Koping maladaptif DS : Menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan. • DO : Nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls. Mekanisme koping yang digunakan adalah denial dan supresi yang berlebihan .  DIAGNOSA KEPERAWATAN • Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi. • Gangguan lam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.  RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN • Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri. • Tujuan khusus  Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan: • Perkenalkan diri dengan klien dengan cara menyapa klien dengan ramah, baik verbal dan non verbal, selalu kontak mata selama interaksi dan perhatikan kebutuhan dasar klien. • Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati • Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan. • Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya • Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti • Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.  Klien dapat menggunakan koping adaptif • Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien. • Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan • Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan • Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping. • Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima • Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih • Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.  Klien terlindung dari perilaku mencederai diri Tindakan: • Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. • Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci. • Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien. • Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.  Klien dapat meningkatkan harga diri Tindakan: 1) Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya. 2) Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu. 3) Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, k eyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).  Klien dapat menggunakan dukungan sosial Tindakan: a. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
  • 12. b. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama). c. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).  Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat Tindakan: a. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat). b. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu). c. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan. d. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEPRESI PERTEMUAN I Pertemmuan ke: I (TUK I) 1. PROSES KEPERAWATAN a. Kondisi klien : b. Diagnosa keperawatan : c. Tujuan khusus : klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. d. Tindakan keperawatan : 1) Beri salam setiap berinteraksi 2) Perkenalkan nama, nama panggilan perwat, dan tujuan berinteraksi 3) Tanyakan dan panggil nama kesukaan pasien 4) Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji 5) Tanyakan peasaan klien dan masalah yang dihadapi 6) Buat kontrak interaksi yang jelas 7) Dengarkan ungkapan perasaan klien II. PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN A. ORIENTASI 1. Salam terupetik Assalamu Alaikum/selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya senangnya dipanggil A, Saya mahasiswa Ners FIK UIN Alauddin, saya bertugas disini selama satu minggu mulai jam 07.00 pagi sampai jam 02.00 siang, saya yang akan merawat anda pagi ini. Nama anda siapa, senangnya dipanggil apa. 2. Evaluasi/validasi Apa yang terjadi di rumah sampai ibu datang kemari ? 3. Kontrak 1). Topik Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah , agar saya dapat membantu mengatasinya 2) Waktu Berapa lama kita bercakap-cakap, bagaimana kalau 10 menit 3) Tempat Bagaimana kalau di ruangan ini. 4. Kerja “ Dirumah anda tinggal dengan siapa”
  • 13. “ Siapa yang paling dekat dengan anda” “ Apa yang membuat anda dekat dengannya” “ Bagus sekali, anda dapat menyebutkan yang membuat dekat dengan seseorang” “ Dengan siapa anda tidak dekat” “ Apa yang membuat anda tidak dekat” “ Apa yang harus anda lakukan agar dekat dengan seseorang” 5. Terminasi 1). Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan a). Evaluasi subyektif “ Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang kejadian di rumah” b). Evaluasi obyektif Tersenyum menatap perawat 2. Rencana lanjut klien “ Baik, bagaimana kalau anda ingat-ingat kembali yang menyebabkan anda dekat dengan seseorang dan siapa lagi kira-kira yang dekat dengan anda” 3. Kontrak yang akan datang (topic, waktu, tempat) “Bagaimana kalau nanti kita bercakap-cakap tentang penyebab tidak ingin bergaul lain dan mendiskusikan akibat yang dirasakan apabila tidak bergaul dengan orang lain” “ Anda mau ketemu lagi jam berapa ?” “ Bagaimana kalau jam 10 nanti” “ Anda mau bercakap-cakap di mana?” “ bagaimana kalau di sini lagi” Pertemuan II: TUK II Proses Keperawatan A. Kondisi Klien B. Diagnose keperawatan: Gangguan alam perasaan : sedih kronis C. Tujuan khusus 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat 2. Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara 3. Klien dapat mengenal masalah yang dihadapi dan dapat mengungkapkan perasaannya. D. Tindakan keperawatan
  • 14. 1. BHSP: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang terapeutik, kontrak yang jelas. 2. Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya. 3. Dengarkan ungkapan klien dengan empati 4. Bantu klien mengidentifikasi perasaannya. 5. Beri reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya. Proses pelaksanaan Tindakan A. Orientasi 1. Salam terapeutik. Selamat siang, pak. Apa kabar hari ini ?. masih ingat dengan saya? Bangus bapak masih ingat. 2. Evaluasi “bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini? 3. Kontrak Topic: sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk saling mengenal dan bapak dapak mengungkapkan masalah bapak. Waktu: janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.00 WITA selama 15 menit lagi. Setuju ? 4. Tempat: baiknya kita ngobrol dimana pak ? B. Kerja 1) Kalau boleh tahu apakah Bapak sedang menghadapi suatu masalah ? 2) Bagaimana hubungan Bapak dengan teman-teman atau keluarga Bapak ? 3) Apa yang biasa Bapak lakukan jika mempunyai masalah ? 4) A p a k a h B a p a k p e r n a h m e n c e r i t a k a n t e n t a n g m a s a l a h y a n g B a p a k h a d a p i k e p a d a seseorang ? 5) Waah..bagus, kalau Bapak pernah mencoba menceritakannya.6.K alau Bapak punya masalah memang sebaiknya Bapak ceritakan kepada orang yangBapak percaya, agar beban Bapak sedikit berkurang.’ C. Terminasi 1. Evaluas i: (Subyektif): Setelah kita ngobrol 15 menit tadi, bagaimana perasaan Bapak ? ( O b ye k t if) : K lie n ma u me nj a w a b p e r t a nya a n p e r a w a t d a n t a mp a k ge lis a h ? 2 . Tind a k la nj ut N ah...Bapak ini sudah 15 menit jadi kita cukupkan saja dulu pembicaraan kita.Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau diceritakan atau ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Bagaimana kalau sekarang kitalanjutkan saja pembicaraannya dengan topic yang lain?. 3. Kontrak yang akan dating. Topik: Sekarang kita lanjutkan ya pak ? kita ngobrol tentang bagaimanacaranya mengendalikan perasaan Bapak. Waktu: jam berapa bapak mau ? apakah sesudah makan siang ? Tempat: kita ngobrol dimana pak ?
  • 15. Pertemuan III: TUK III Proses Keperawatan A. kondisi klien: Klien tampak bengong. B. diagnosa keperawatan: Gangguan alam perasaan : Sedih Kronis. C. Tujuan khusus 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. 2. Klien dapat mempertahankan kontak mata selama wawancara. 3. Klien mau belajar untuk mengontrol perasaannya. D. Tindakan keperawatan 1. BHSP: Salam teraupetik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, lingkungan yang terapeutik, kontak yang jelas. 2.Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya. 3.Dengarkan ungkapan klien dengan empati. 4.Beri reinforcement positifitas kemampuan klien mengungkapkan perasaannya 5 . B e r i m a s u k a n - m a s u k a n k e p a d a k l i e n u n t u k b e l a j a r d a n b e r u s a h a m e n g o n t r o l perasaannya II. Proses Pelaksanaan Tindakan A. Orientasi 1. Salam teraupetik, Selamat siang, Pak. Apa kabar hari ini ?.Masih ingat dengan saya ?. Bagus, Bapak masih ingat. 2. evaluasi “ bagaimana, pak, apa yang bapak rasakan saat ini ? 3. kontrak Topic: sesuai janji, kita akan melanjutkan ngobrol-ngobrol lagi untuk mengontrol perasaan Bapak. Waktu: janji kita tadi, kita akan ngobrol-ngobrol jam 11.30 WITA selama 15 menit lagi. Tempat: baiknya kita ngobrol dimana pak ? B. Kerja 1.Apa yang biasa Bapak lakukan untuk mengontrol perasaan Bapak ? 2 . J ik a p e r a s a a n Ba p a k me nin gk a t a t a u t e r t e k a n, c o b a la h unt uk me nc e r it a k a n p e r a s a a n Bapak kepada orang yang Bapak percayai. 3.Bagus sekali kalau Bapak sudah mau bercerita seperti itu. C. Terminasi 1. Evaluasi (Subyektif) : Setelah kita ngobrol 15 menit tadi, bagaimana perasaan Bapak ? ( O b y e k t i f ) : K l i e n l e b i h t e n a n g d a r i s e b e l u m n y a , k l i e n k o o p e r a t i f d a n m a u mengikuti saran perawat. 2. Tindak lanjut
  • 16. N ah...Bapak ini sudah 15 menit jadi kita cukupkan saj a dulu pembicaraan kita.Sekarang Bapak bisa istirahat dulu. Kalau ada yang mau diceritakan atau ditanyakankepada saya, Bapak bisa sampaikan sekarang. Semoga lekas sembuh ya . BAB III PENUTUP KESIMPULAN Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Hawari, D. 2001. Pendekatan Holistik PadaGangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: EGC Purwaningsih, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuha Medika Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Defli. 2009. Depresi. http://mklh12depresi.blogspot.com. Last update 09 Mei 2012 pukul 09.03
  • 18. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEPRESI Proses Terjadinya Masalah Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah¬an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas,lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas,tidak dapatmenilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Masalah Keperawatan Yang Perlu di Kaji 1. Gangguan alam perasaan: depresi a. Data subyektif  Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri. b. Data obyektif  Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung,gaya jalan yang lambatdengan langkah yang diseret.Kadang kadang dapat terjadi stupor.Pasien tampak malas,lelah,tidak ada nafsu makan,sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. 2. Koping maladaptif  DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.  DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls. Diagnosa Keperawatan
  • 19. 1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi. 2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif. Intervensi Keperawatan a. Tujuan umum :  Klien tidak mencederai diri. b. Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan:  Perkenalkan diri dengan klien  Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati  Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar em pati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.  Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya  Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti  Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain. 2. Klien dapat menggunakan koping adaptif Tindakan :  Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.  Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan  Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan  Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.  Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima  Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih  Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah. 3. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri Tindakan :  Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.  Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.  Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.  Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh perawat/petugas. 4. Klien dapat meningkatkan harga diri
  • 20. Tindakan :  Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusannya.  Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.  4Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal:hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan). 5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial Tindakan :  Kaji dan manfaatkan sumber sumber eksternal individu (orang orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).  Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai,pengalaman masa lalu,aktivitas keagamaan,kepercayaan agama).  Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama). 6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat Tindakan :  Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).  Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).  Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.  Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar. PENYEBAB
  • 21. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MANIA Proses Terjadinya Masalah Mania adalah gangguan afek yang ditandai dengan kegembiraan yang luar biasa dan disertai dengan hiperaktivites, agitasi serta jalan pikiran dan bicara yang cepat dan kadang-kadang sebagai pikiran yang meloncat loncat (flight of ideas). Pada dasarnya pasien mania sama dengan pasien depresif yang merasa tidak berharga dan tidak berguna. Karena tidak dapat menerima perasaan ini, mereka menyangkalnya dan mengakibatkan timbulnya kecemasan. Pasien memperlihatkan sikap banyak bicara, banyak pikiran dan cepat berpindah topiknya tetapi tidak dapat memusatkan pada satu topik. Meskipun mereka menunjukkan kegembiraan yang berlebihan, sebenarnya pasien penuh dengan kebencian dan rasa permusuhan terutama terhadap lingkungannya.Ia melontarkan perasaannya secara kasar dalam cetusan cetusan yang pendek dan cepat beralih ke topik yang lain. Pada pasien depresif tampak menonjol perasaan bersalah dan kebutuhan akan hukuman a tas tingkah laku yang buruk, sedangkan pada pasien dengan mania rasa permusuhannya timbul, ia bertindak seolah olah mempunyai kekuasaan yang penuh dan tidak pernah membiarkan rasa bersalah menguasai dirinya. Dari luar pasien tampak memiliki kepercayaan diri yang penuh dan membesarkan diri untuk menutupi perasaan tidak berharga, yang pada dasarnya bersifat depresif. Pasien membutuhkan cinta kasih dan perlindungan.Untuk mendapatkan ini pasien berusaha menguasai orang lain agar memenuhi dan memberi kepuasan kepadanya. Karena kebutuhan ini tidak nampak orang tidak melihatnya, bahkan menolak karena sikapnya yang mengganggu orang lain. Penolakan ini menimbulkan kecemasannya bertambah yang mengakibatkan gejala manianya lebih menonjol. Masalah Keperawatan Yang Perlu di Kaji 1. Masalah keperawatan :  Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur.  Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan.  Gangguan komunikasi: verbal.  Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.  Defisit perawatan diri.  Gangguan alam perasaan: mania.  Koping maladaptif. 2. Data yang perlu dikaji : a. Data subyektif :  Banyak bicara, kadang waham besar, pembicaraan mudah beralih topik (flight of ideas), menghasut, tak punya rasa malu / bersalah. b. Data obyektif:
  • 22.  Ekspresi wajah tegang,riang berlebihan,kurang memperhatikan makan dan minum, kurang istirahat / tidur, tidak bertanggungjawab, mudah tersinggung / terangsang, tidak tahan kritik, aktivitas motorik meningkat, berdandan aneh dan berlebihan, menantang bahaya, kacau, kebersihan diri kurang. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan mania. 2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mania. 3. Gangguan komunikasi: verbal berhubungan dengan mania. 4. Gangguan pola tidur dan istirahat: kurang tidur berhubungan dengan mania. 5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan mania. 6. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif. Intervensi Keperawatan a. Tujuan umum :  Sesuai masalah (problem). b. Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Tindakan :  Bina hubungan saling percaya:salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.  Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.  Bicara dengan tegas, jelas, singkat dan bersahabat. 2. Klien dapat mengungkapkan perasaannya. Tindakan :  Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.  Beri kesempatan klien mengutarakan keinginan dan pikirannya dengan teknik focusing.  Bicarakan hal-hal yang nyata dengan klien. 3. Klien dapat menggunakan koping adaptif. Tindakan :  Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan kesal, marah, dan tak menyenangkan.  Bicarakan kerugian cara yang telah digunakan.  Jelaskan tentang batas tingkah laku yang wajar.  Bantu klien menemukan cara lain yang lebih posistif.  Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima.  Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
  • 23.  Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah. 4. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Tindakan :  Tempatkan klien di ruang yang tenang, tidak banyak rangsangan, tidak banyak peralatan.  Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya,orang lain dan lingkungan, ditempat yang aman dan terkunci.  Temani klien jika nampak tanda-tanda marah / agresif.  Lakukan pengekangan fisik jika klien tidak dapat mengontrol perilakunya. 5. Klien dapat melakukan kegiatan terarah. Tindakan :  Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan motorik yang terarah, misal: menyapu, joging dll.  Beri kegiatan individual sederhana yang dapat dilaksanakan dengan baik oleh klien.  Berikan kegiatan yang tidak memerlukan kompetisi.  Bantu klien dalam melaksanakan kegiatan.  Beri reinforcement positif atas keberhasilan pasien. 6. Klien terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Tindakan :  Diskusikan tentang manfaat makan dan minum bagi kesehatan.  Ajak klien makan makanan yang telah disediakan, temani selama makan.  Ingatkan klien untuk minum ½ jam sekali sebanyak 100 cc.  Sediakan makanan TKTP, mudah dicerna. 7. Klien terpenuhi kebutuhan tidur dan istirahatnya. Tindakan :  Diskusikan pentingnya istirahat bagi kesehatan.  Anjurkan klien untuk tidur pada jam-jam istirahat.  Sediakan lingkungan yang mendukung: tenang, lampu redup dll. 8. Klien terpenuhi kebersihan dirinya. Tindakan :  Diskusikan manfaat kebersihan diri bagi kesehatan.  Bimbing dalam kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi).  Bimbing pasien berhias.  Beri pujian bila klien berhias secara wajar.
  • 24. 9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat. Tindakan :  Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).  Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).  Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.  Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar. 10. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Tindakan :  Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.  Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.  Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.  Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
  • 25. A. Definisi  Gangguan Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi hidup seseorang.  Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, DEPKES).  Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang berlebihan berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual. Kesimpulan Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan yang berlebihan dan kegiatan motorik yang berlebihan RENTANG RESPON EMOSI (Stuart dan Sundeen, 1995) Respons Respons Adaptif Maladaptif Responsif Reaksi kehilangan Supresi Reaksi kehilangan Mania/Depresi yang wajar yang memanjang Keterangan :  Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal.  Responsif adalah respon emosional individu yang terbuka dan sadar akan perasaaanya.
  • 26.  Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normall dialami individu yang mengalami kehilangan.  Pada rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya sedih, berfokus pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan tersebut tidak berlangsung lama.  Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu menyangkal, menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap lingkungan.  Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Mania dapat timbul karena adanya faktor diantaranya faktor predisposisi dan faktor presipitasi, yaitu : 1. Faktor Predisposisi a. Faktor Genetik Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monozigote. b. Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi) c. Teori Kehilangan Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan. d. Teori Kepribadian Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami mania. e. Teori Kognitif Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan. f. Model Belajar Ketidakberdayaan Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif. g. Model Perilaku Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant positif selama berinteraksi dengan lingkungan. h. Model Biologis
  • 27. Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol. 2. Faktor Presipitasi Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor biologis, psikologis dan sosial budaya. a. Faktor Biologis Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan ketidakseimbangan metabolisme. b. Faktor Psikologis Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan kehilangan harga diri. c. Faktor Sosial Budaya Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan. II. PERILAKU DAN MEKANISME KOPING 1. Perilaku Perilaku yang berhubungan dengan Mania : a. Afektif  Gembira berlebihan (Euphoria)  Harga diri meningkat  Tidak tahan kritik . Kognitif  Ambisi  Mudah terpengaruh  Mudah beralih perhatian  Waham kebesaran  Ilusi  Flight of ideas  Gangguan penilaian c. Fisik  Dehidrasi
  • 28.  Nutrisi yang tidak adekuat  Berkurang kebutuhan tidur/istrirahat  BB menurun d. Tingkah Laku  Agresif, agitasi, tidak toleran  Hiperaktif  Aktivitas motorik  Kurang bertanggung jawab  Royal  Iritabel atau suka berdebat  Perawatan diri kurang  Tingkah laku seksual yang berlebihan  Bicara bertele-tele 2. Mekanisme Koping Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakkibatkan dari kurang efektif koping dalam menghadapi kehilangan. III. MASALAH KEPERAWATAN DAN POHON MASALAH a. Masalah Keperawatan 1. Berduka disfungsional 2. Peningkatan mobilitas fisik 3. Gangguan Pola Tidur 4. Resiko terhadap cedera 5. Defisit perawatan diri Data yang perlu dikaji untuk masalah diatas adalah :
  • 29. Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor predisposisi, presipitasi dan perubahan perilaku serta mekanisme koping yang digunakan klien. b. Pohon Masalah Resiko Tinggi cidera Mania Berduka disfungsional IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 1. Diagnosa keperawatan a. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan Peningkatan mobilitas fisik: Mania b. Gangguan alam perasaan ; Mania berhubungan dengan berduka disfungsional 2. Perencanaan a. Tujuan Keperawatan 1) Tujuan Umum : Mengajarkan klien untuk berespons emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa puas serta kesenagan yang dapat diterima oleh lingkungan 2) Tujuan Khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik 3. Klien dapat mengungkapakan perasaanya 4. Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif
  • 30. 5. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya 6. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan Keperawatan 1. Kenalkan diri pada klien 2. Tnggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal 3. Bicara dengan tegas, jelas dan simpati 4. Bersifat hangat dan bersahabat 5. Temani klien saat agitasi muncul dan aktivitasnya meningkat (hiperaktivitas) TUK 2 : Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik Tindakan Keperawatan 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat menurunkan kegiatan motorik 2. Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat 3. Ciptakan ruangan yang tenang dan tidak banyak rangsangan seperti musik yang lembut, penataan ruangannyang tidak banyak peralatan 4. Beri kegiatan yang dapat diselesaikan klien misalnya mandi, makan, dan lain-lain 5. Bersama klien membuat jadwal kagiatan/aktivitas fisik yang dapat menyalurkan energi, seperti menyapu, mengepel, dan olahraga 6. Beri reinforcement positif bila klien melakukan kegiatan tersebut 7. Tetapkan batasan yang kontrukstif terhadap tingkah laku yang negatif 8. Lakukan pendekatan yang konsisten oleh seluruh anggota tim kesehatan 9. Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi di antara anggota tim kesehatan 10. Kuatkan perilaku pengendalian diri dan perilaku positif lainnya TUK 3 : Klien dapat mengungkapakan perasaanya Tindakan Keperawatan 1. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya 2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keinginannya, perasaan dan pikiran dengan menggunakan teknik komunikasi fokusing (dengan tujuan membantu isi pembicaraan pada tujuan yang ditetapkan) 3. Berikan respon empati dan menerima klien
  • 31. 4. Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya TUK 4 : Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif Tindakan Keperawatan 1. Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perasaan marah, kesal, atau sesuatu yang tidak menyenangkan 2. Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan 3. Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan 4. Beri motivasi klien agar memilih cara penyeleaian masalah yang tepat serta diskusikan konsekkuensi dari cara yang dipilih 5. Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut TUK 5 : Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya Tindakan keperawatan 1. Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien 2. Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat 3. Bantu keluarga untuk merencaranankan kegiatan yang sesuai dengan keadaan klien TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengontrol perilaku mania Tindakan Keperawatan 1. Diskusikan dengan klien tentang obat untuk (dosis, frekuensi dan manfaat obat) untuk mengontrol perilaku mania. 2. Bantu klien untuk memastikan klien telah minum obat teratur untuk mengontrol perilaku mania (dengan prinsip 5 benar : benar dosis, waktu, pasien, cara pemberian, dan obat). 3. Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah minum obat.