SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
TUGAS KELOMPOK<br />PSIKOLOGI ABNORMAL<br />GANGGUAN DEPERSONALISASI DAN DISOSIATIF<br />DISUSUN OLEH:<br />1.PUTRICA BUDI P.(1511409053)<br />2.DEVI RININTA(1550405014)<br />3.ONENG R.(1550405085)<br />FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN<br />UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG<br />2010<br />GANGGUAN DEPERSONALISASI<br />Gangguan depersonalisasi adalah perasaan asing atau tidak nyata terhadap diri sendiri yang parah dan mengganggu.  Gangguan depersonalisasi disebut – sebut  sebagai gejala psikologi ketiga yang paling sering terjadi (setelah perasaan gelisah dan perasaan depresi). Depersonalisasi dapat mengancam nyawa, seperti kecelakaan, penyerangan,atau penyakit/luka serius. Gangguan tersebut tidak dipelajari secara luas dan penyebab dan kejadiannya pada masyarakat tidak diketahui.<br />Contoh Kasus dari gejala depersonalisasi : Seorang gadis yang pendiam, ceria senyum manisnya menghias parasnya yang ayu, dia sedang dilanda asmara. Namun suatu ketika, kekasihnya pergi meninggalkan dia, untuk  dinas ditugaskan jauh ke ujung timur, di Papua tepatnya di Wasior. Dia teramat merasa sedih. Derai air mata membasahai wajahnya yang putih,ketika kekasihnya pamit,dan naik ke truk pasukan KOSTRAD dengan memikul senjata dan ransel di punggungnya layaknya orang yang hendak pergi jauh. Dia tidak yakin, kekasihnya akan segera kembali ke tanah Jawa, tepatnya di Semarang. Namun, itulah konsekuensi yang harus diterimanya.dia gadis yang setia, dan berat melepas kepergian kekasih pujaan hatinya itu.<br />Ketika kekasihnya sudah tak nampak di hadapannya lagi, dia histeris menangis bahkan sampai jatuh pingsan. Berhari- hari dia menangis sambil memandangi foto kekasihnya. Untuk keluar dari kamar saja tidak mau, apalagi menyentuh makanan. Berhari- hari, badannya makin lama makin kurus. Ketika dia tidur, dia sering mengigau dan menyebut nama kekasihnya. Dia mulai sulit berinteraksi dengan orang di sekelilingnya, dan sering melamun. Sifatnya berubah drastis, yang semula, dia pendiam, ceria, tersenyum dengan manis..sekarang berubah menjadi 3J..<br />APA ITU 3J?<br />JUTEX<br />JUDEZ<br />JAIM<br />KAPAN GANGGUAN DEPERSONALISASI MUNCUL?<br />Gangguan tersebut muncul ditandai dengan perasaan terpisah yang lama atau berulang dari tubuh maupun proses mental seseorang (depersonalisasi) dan oleh perasaan (diluar peninjau pada kehidupan seseorang). Gejala depersonalisasi kemungkinan sementara/lama atau berulang untuk beberapa tahun. Orang dengan gangguan tersebut punya kesulitan yang sangat besar untuk menggambarkan gejala- gejala mereka dan bisa merasa takut atau yakin bahwa mereka akan gila.<br />GEJALA-GEJALA GANGGUAN DEPERSONALISASI<br />Gangguan ini bisa jadi kecil, gangguan penyampaian dengan sedikit nyata berpengaruh pada perilaku. Beberapa orang bisa menyesuaikan bahkan menghambat dampaknya. Yang lainnya terus menerus digoda dengan kegelisahan pada sikap pandang mereka, khawatir bahwa mereka akan menjadi gila/memikirkan melebihi persepsi menyimpang pada tubuh mereka&perasaan mereka terpisah dari diri mereka sendri&orang lain. Penderitaan mental bisa melumpuhkan mereka.<br />DIAGNOSA<br />Diagnosa pada  gangguan tersebut dibuat berdasarkan gejala-gejala. Seorang dokter mengevalusai orang tersebut untuk mengesampingkan gangguan fisik (seperti gangguan serangan), penyalahgunaan obat&gangguan kesehatan mental lainnya, tes psikologi dan prosedur wawancara khusus bisa membantu dokter mengenali masalah tersebut.<br />PENGOBATAN<br />Gangguan depersonalisasi bisa hilang tanpa pengobatan. Pengobatan dilakukan jika gangguan tersebut lama,berulang menyebabkan gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis telah efektif untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan antidepresan membantu seseorang dengan gangguan tersebut. Gangguan ini sering berhubungan atau dipicu(diendapkan) dengan gangguan kesehatan mental lainnya,yang memerlukan pengobatan. Setiap tekanan<br />berhubungan dengan permulaan serangan (onset) gangguan ini harus ditunjukkan. Beberapa tingkat keringanan biasanya dicapai dengan pengobatan. Benar-benar sembuh adalah mungkin untuk banyak orang, khususnya mereka yang gejala-gejalanya terjadi dalam hubungan dengan stress yang bisa ditunjukkan selama pengobatan. Orang lain dengan gangguan depersonalisasi tidak bisa bereaksi dengan baik terhadap pengobatan, meskipun mereka bisa sembuh secara bertahap dengan sendirinya. Beberapa tetap tidak bereaksi terhadap seluruh pengobatan.<br />AKSIS- AKSIS<br />Aksis I: gangguan depersonalisasi dan disosiatif.<br />Aksis II: persepsi yang berlebihan, khawatir bahwa mereka akan menjadi gila.<br />AksisIII: mudah tersinggung,tempramen tinggi,murung.<br />AksisIV: merasa asing dengan lingkungan sekitar<br />kegelisahan pada sikap pandang mereka, tubuh mereka&perasaan mrka trpisah dari diri mereka sendiri&orang lain. <br />AksisV: Penderita mental bisa melumpuhkan mereka,tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar/ maladaptif.<br />GANGGUAN IDENTITAS DISOSIATIF<br />Gangguan identitas disosiatif (dahulu dikenal sebagai gangguan kepribadian majemuk) adalah gangguan jiwa yang berasal dari akibat sampingan dari trauma parah pada masa kanak-kanak. <br />Gangguan disosiatif memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda, yang masing-masing kompleks&dominan pada satu waktu.<br />Gangguan disosiatif disebut juga perubahan kesadaran mendadak yang mempengaruhi memori dan identitas. Individu biasanya mengalami pengalaman traumatis yang cukup ekstrim dan terjadi berulang kali yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda.<br />Masing-masing individu dengan ingatan sendiri,kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat lingkungan dan diri mereka sendiri.Setidaknya dua kepribadian ini secara berulang memegang kendali penuh atas  tubuh individu. <br />PENYEBAB<br />,[object Object]
Pelecehan seksual pada masa kecil yang berulang.
Kurangnya orang yang melindungi ataupun menghibur dari pengalaman buruk yang dialami.
Pengaruh dari anggota keluarga lain yang memiliki gangguan psikologis.KRITERIA DIAGNOSIS<br />Terdapat empat kriteria untuk mendiagnosis gangguan identitas disosiatif pada seseorang, yakni:<br />Kehadiran dua atau lebih kepribadian. <br />Kepribadian tersebut dapat mengendalikan perilaku. <br />Ketidak-mampuan untuk mengingat informasi penting yang melebihi kelupaan pada normalnya.<br />Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum.<br />TANDA DAN GEJALA<br />Depersonalisasi dan derealisasi <br />Penderita mengalami perasaan tidak nyata,merasa terpisah dari diri sendiri,baik secara fisik maupun mental. Penderita merasa seperti mengamati dirinya sendiri, seolah-olah mereka sedang menonton diri mereka dalam sebuah film.<br />Penderita merasa tidak mendiami tubuh mereka sendiri&menganggap diri sebagai orang yang asing/tidak nyata.<br />Mengalami distorsi waktu, amnesia, dan penyimpangan waktu<br />Penderita sering mengalami kehilangan waktu, dimana terkadang mereka menemukan sesuatu yeng tidak diketahuinya,/tersadar disuatu Tempat yang tidak dikenal, sementara mereka tidak sadar kapan pergi ke Tempat itu.<br />Sakit kepala dan keinginan bunuh diri<br />Penderita seringkali merasa sakit kepala, dan mendengar banyak suara-suara dikepalanya (mirip dengan gejala skizofrenia). Beberapa kepribadian mendorongnya untuk melakukan bunuh diri.<br />Fluktuasi tingkat kemampuan dan gambaran diri<br />Berubah-ubahnya kondisi penderita terjadi saat satu kepribadian bertukar dengan kepribadian lain. Misalnya, saat kepribadian A muncul, maka kepribadian tersebut adalah kepribadian yang mempunyai kemampuan berhitung yang bagus. <br />Sementara saat kepribadian lain muncul, kemampuan kepribadian A pun menghilang. Jadi, kemampuannya berubah tergantung dari kepribadian mana yang muncul. Begitu juga dengan gambaran dirinya, berfluktuasi sesuai kehadiran setiap kepribadian.<br />DIAGNOSIS<br />Membuat diagnosis untuk gangguan identitas disosiatif tidaklah mudah dan memakan waktu yang lama. Diagnosis bisa dilakukan dengan wawancara terstruktur dan melalui beragam tes psikologi.<br />WAWANCARA KLINIS TERSTRUKTUR<br />Metode wawancaranya telah memiliki panduan, yaitu menggunakan Diagnosis dan Penjadwalan Wawancara Terstruktur untuk Penderita Gangguan Identitas Disosiatif.<br />Sebuah tes sederhana dianggap tetap valid untuk melakukan diagnosis yang dinamakan Pengukuran Kejadian Disosiatif pada Penderita.<br />Diagnosis harus dilakukan oleh psikiater atau psikolog yang berkompeten dan bersertifikat. <br />Terkadang kesalahan sering terjadi karena gangguan kepribadian disosiatif kerap kali mirip dan atau hadir dengan gangguan lainnya seperti disosiatif amnesia, depresi, kecemasan, atau gangguan panik.<br />Karena itu faktor komorbiditas perlu diawasi dengan teliti agar tidak terjadi diagnostik yang salah, terutama salah membandingkannya dengan skizofrenia. <br />Penyebab utama gangguan identitas disosiatif sebenarnya adalah trauma berkepanjangan yang dialami pada masa kanak-kanak. Trauma tersebut terbentuk akibat beragam penyiksaan dan pelecehan, seperti: penyiksaan dan pelecehan seksual, kekerasan fisik, kekerasan secara psikologis, dan juga ritual-ritual aneh yang menyakiti sang korban <br />TEORI PSIKOANALISA<br />Menurut Teori Psikoanalisa,Sigmund Freud >trauma pada masa kanak-kanak adalah kejadian paling berpeluang mengakibatkan gangguan kpribadian seseorang. Pada masa kanak-kanak itulah kepribadian mulai berkembang dan terbentuk. Saat terjdi pengalaman buruk, pengalaman-pengalaman tersebut sebisa mungkin akan ditekan (repress) ke dalam alam bawah sadar.<br />Namun ada beberapa kejadian yang benar-benar tidak bisa ditangani oleh penderita, sehingga memaksanya untuk menciptakan sosok pribadi lainnya yang mampu menghadapi situasi itu. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan diri, suatu sistem yang terbentuk saat seseorang tidak bisa menghadapi sebuah kecemasan yang luar biasa. Kepribadian- kepribadian baru akan terus muncul apabila terjadi lagi suatu peristiwa yang tidak bisa teratasi. Munculnya kepribadian- kepribadian itu tergantung pada situasi yang dihadapi. Kepribadian aslinya cenderung tidak mengetahui keberadaan kepribadian lainnya, karena memang hal itu yg diinginkan, yaitu melupakan hal-hal yang telah diambil alih oleh kepribadian lainnya.<br />PENGOBATAN<br />Terdiri dari psikoterapi dan hipnosis.<br />Terapis berupaya mengungkap dan menemukan semua kepribadian yang terdapat dalam diri penderita dengan proses hipnosis.Pada saat terhipnosis dan individu masuk kedalam kondisi ambang, terapis dapat memanggil atau bertemu dengan kepribadian- kepribadian lainnya.<br />Memahami peran dan fungsi masing-masing kepribadian. Terapis akan berusaha untuk membangun hubungan yang baik dan efektif dengan setiap kepribadian dan berusaha untuk jadi sosok  yang dapat dipercaya dan memberikan perlindungan. Setelah mengetahui, memahami dan memiliki hubungan yang baik dengan setiap kepribadian, proses selanjutnya adalah membuat kepribadian aslinya untuk bisa menerima dan membuka diri kepada kepribadian lainnya. Pada kebanyakan kasus yang terjadi kepribadian asli tidaklah sadar akan keberadaan sosok lain dalam dirinya. Namun, kepribadian-kepribadian lainnya sadar akan keberadaan sosok asli. Lazimnya tujuan akhir terapi adalah untuk mengintegrasikan suatu kepribadian dimana hal ini berhasil untuk kasus Sybil danKaren. Prosesnya berlangsung dengan menghipnosis individu untuk bisa menerima dan bersatu kembali dengan kepribadian lainnya. Proses ini tidak berjalan dengan mudah,karena setelah penyatuan tersebut individu biasanya akan merasakan kembali hal-hal yang dialami kepribadian lainnya, seperti pengalaman disakiti,dilecehkan dan juga percobaan bunuh diri. <br />Kembalinya ingatan tersebut membuat masalah baru bagi individu dan membutuhkan penanganan lainnya. Namun, hal ini tidak berhasil untuk beberapa kasus. Banyak kasus berakhir tanpa penyembuhan. Obat-obatan medis seperti anti-depresan dan anti-psikotik juga kadang-kadang digunakan untuk mengendalikan pikiran-pikiran perasaan individu agar tetap pada kondsi normal. <br />PROGNOSIS<br />Penyalahgunaan zat, memiliki prognosis yang lebih buruk. Sayangnya memang tidak ada penelitian sistematis jangka panjang yang menelitinya. Beberapa ahli percaya bahwa prognosis pemulihan sangat tergantung pada gejala dan fitur yang mereka alami. Misalnya, orang yang memiliki tambahan gangguan kesehatan mental yang serius, seperti gangguan kepribadian, gangguan perasaan, gangguan makan dan gangguan sangat baik untuk anak-anak. Meskipun pengobatan membutuhkan beberapa tahun, sering pada akhirnya efektif. <br />Walaupun dikembalikn lagi pada faktor pasien dan terapisnya. Secara umum memang diketahui bahwa semakin baik pengobatan, maka semakin baik juga prognosisnya. Pasien mungkin mengalami gangguan dari gejala-gejalanya saat memasuki usia empat puluhan. Stres atau penyalah-gunaan zat juga berperan penting dalam kambuhnya simtom-simtom gangguan ini.<br />
Presentasi abnormal
Presentasi abnormal
Presentasi abnormal
Presentasi abnormal
Presentasi abnormal
Presentasi abnormal
Presentasi abnormal
Presentasi abnormal
Presentasi abnormal

More Related Content

What's hot

Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)
Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)
Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)Lautan Jiwa
 
Gangguan jiwa berat
Gangguan jiwa beratGangguan jiwa berat
Gangguan jiwa beratAmalia Senja
 
Kecelaruan kebimbangan
Kecelaruan kebimbanganKecelaruan kebimbangan
Kecelaruan kebimbanganAliss Lysa
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikLena Setianingsih
 
Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)
Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)
Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)Lautan Jiwa
 
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaMengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaLautan Jiwa
 
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)Lautan Jiwa
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fixwahyu9652
 
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]Lautan Jiwa
 
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)Lautan Jiwa
 

What's hot (20)

Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)
Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)
Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)
 
Askep gangguan kepribadian 2012
Askep gangguan kepribadian 2012Askep gangguan kepribadian 2012
Askep gangguan kepribadian 2012
 
Bipolar disorder
Bipolar disorderBipolar disorder
Bipolar disorder
 
Gangguan jiwa berat
Gangguan jiwa beratGangguan jiwa berat
Gangguan jiwa berat
 
Jenis skizofrenia
Jenis skizofreniaJenis skizofrenia
Jenis skizofrenia
 
Gangguan mood
Gangguan moodGangguan mood
Gangguan mood
 
Kecelaruan kebimbangan
Kecelaruan kebimbanganKecelaruan kebimbangan
Kecelaruan kebimbangan
 
Paranoid personality-disorder
Paranoid personality-disorderParanoid personality-disorder
Paranoid personality-disorder
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)
Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)
Depresi, Sebuah Panduan Ringkas (NIMH, v2, 6.0)
 
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaMengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
 
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia ParanoidSkizofrenia Paranoid
Skizofrenia Paranoid
 
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
Mengenal Gangguan Jiwa (4.0, Final)
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fix
 
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]
 
Psikologi Klinis_Skizofrenia
Psikologi Klinis_SkizofreniaPsikologi Klinis_Skizofrenia
Psikologi Klinis_Skizofrenia
 
Gangguan bipolar
Gangguan bipolarGangguan bipolar
Gangguan bipolar
 
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)
Mengenal Kecemasan dan Serangan Panik (9.0, fr Mind UK Booklet)
 
Personality disorder
Personality disorderPersonality disorder
Personality disorder
 
konsep DEpresi
konsep DEpresikonsep DEpresi
konsep DEpresi
 

Similar to Presentasi abnormal

Similar to Presentasi abnormal (20)

Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia
Membongkar 13 mitos tentang skizofreniaMembongkar 13 mitos tentang skizofrenia
Membongkar 13 mitos tentang skizofrenia
 
Depresi point AKPER PEMKAB MUNA
Depresi point AKPER PEMKAB MUNA Depresi point AKPER PEMKAB MUNA
Depresi point AKPER PEMKAB MUNA
 
KECELARUAN SOMATOFORA DISOSIATIF
KECELARUAN SOMATOFORA DISOSIATIFKECELARUAN SOMATOFORA DISOSIATIF
KECELARUAN SOMATOFORA DISOSIATIF
 
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIASCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
SCHIZOPHRENIA/SKIZOPRENIA
 
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diri
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diriGangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diri
Gangguan mental akibat gagal dalam penyesuaian diri
 
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.ppt
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.pptfdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.ppt
fdokumen.com_gangguan-mood-55d299958ee36.ppt
 
Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)Gangguan kepribadian (personality disorder)
Gangguan kepribadian (personality disorder)
 
Depresi remaja
Depresi remajaDepresi remaja
Depresi remaja
 
Depresi
DepresiDepresi
Depresi
 
Apa itu kemurungan
Apa itu kemurunganApa itu kemurungan
Apa itu kemurungan
 
Tugas jiwaku mimi
Tugas jiwaku mimiTugas jiwaku mimi
Tugas jiwaku mimi
 
Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA
Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA
Tugas jiwaku mimi AKPER PEMKAB MUNA
 
Psikopat - biokimia medis
Psikopat - biokimia medisPsikopat - biokimia medis
Psikopat - biokimia medis
 
skizofrenia
skizofreniaskizofrenia
skizofrenia
 
Laporan resume kuliah.bp.jalil
Laporan resume kuliah.bp.jalilLaporan resume kuliah.bp.jalil
Laporan resume kuliah.bp.jalil
 
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNAAskep depresi AKPER PEMDA MUNA
Askep depresi AKPER PEMDA MUNA
 
Informasi gangguan jiwa
Informasi gangguan jiwaInformasi gangguan jiwa
Informasi gangguan jiwa
 
Presentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutPresentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis Akut
 
PPT Asuhan Keperawatan Jiwa
PPT Asuhan Keperawatan JiwaPPT Asuhan Keperawatan Jiwa
PPT Asuhan Keperawatan Jiwa
 
Psikopat
PsikopatPsikopat
Psikopat
 

Presentasi abnormal

  • 1.
  • 2. Pelecehan seksual pada masa kecil yang berulang.
  • 3. Kurangnya orang yang melindungi ataupun menghibur dari pengalaman buruk yang dialami.
  • 4. Pengaruh dari anggota keluarga lain yang memiliki gangguan psikologis.KRITERIA DIAGNOSIS<br />Terdapat empat kriteria untuk mendiagnosis gangguan identitas disosiatif pada seseorang, yakni:<br />Kehadiran dua atau lebih kepribadian. <br />Kepribadian tersebut dapat mengendalikan perilaku. <br />Ketidak-mampuan untuk mengingat informasi penting yang melebihi kelupaan pada normalnya.<br />Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum.<br />TANDA DAN GEJALA<br />Depersonalisasi dan derealisasi <br />Penderita mengalami perasaan tidak nyata,merasa terpisah dari diri sendiri,baik secara fisik maupun mental. Penderita merasa seperti mengamati dirinya sendiri, seolah-olah mereka sedang menonton diri mereka dalam sebuah film.<br />Penderita merasa tidak mendiami tubuh mereka sendiri&menganggap diri sebagai orang yang asing/tidak nyata.<br />Mengalami distorsi waktu, amnesia, dan penyimpangan waktu<br />Penderita sering mengalami kehilangan waktu, dimana terkadang mereka menemukan sesuatu yeng tidak diketahuinya,/tersadar disuatu Tempat yang tidak dikenal, sementara mereka tidak sadar kapan pergi ke Tempat itu.<br />Sakit kepala dan keinginan bunuh diri<br />Penderita seringkali merasa sakit kepala, dan mendengar banyak suara-suara dikepalanya (mirip dengan gejala skizofrenia). Beberapa kepribadian mendorongnya untuk melakukan bunuh diri.<br />Fluktuasi tingkat kemampuan dan gambaran diri<br />Berubah-ubahnya kondisi penderita terjadi saat satu kepribadian bertukar dengan kepribadian lain. Misalnya, saat kepribadian A muncul, maka kepribadian tersebut adalah kepribadian yang mempunyai kemampuan berhitung yang bagus. <br />Sementara saat kepribadian lain muncul, kemampuan kepribadian A pun menghilang. Jadi, kemampuannya berubah tergantung dari kepribadian mana yang muncul. Begitu juga dengan gambaran dirinya, berfluktuasi sesuai kehadiran setiap kepribadian.<br />DIAGNOSIS<br />Membuat diagnosis untuk gangguan identitas disosiatif tidaklah mudah dan memakan waktu yang lama. Diagnosis bisa dilakukan dengan wawancara terstruktur dan melalui beragam tes psikologi.<br />WAWANCARA KLINIS TERSTRUKTUR<br />Metode wawancaranya telah memiliki panduan, yaitu menggunakan Diagnosis dan Penjadwalan Wawancara Terstruktur untuk Penderita Gangguan Identitas Disosiatif.<br />Sebuah tes sederhana dianggap tetap valid untuk melakukan diagnosis yang dinamakan Pengukuran Kejadian Disosiatif pada Penderita.<br />Diagnosis harus dilakukan oleh psikiater atau psikolog yang berkompeten dan bersertifikat. <br />Terkadang kesalahan sering terjadi karena gangguan kepribadian disosiatif kerap kali mirip dan atau hadir dengan gangguan lainnya seperti disosiatif amnesia, depresi, kecemasan, atau gangguan panik.<br />Karena itu faktor komorbiditas perlu diawasi dengan teliti agar tidak terjadi diagnostik yang salah, terutama salah membandingkannya dengan skizofrenia. <br />Penyebab utama gangguan identitas disosiatif sebenarnya adalah trauma berkepanjangan yang dialami pada masa kanak-kanak. Trauma tersebut terbentuk akibat beragam penyiksaan dan pelecehan, seperti: penyiksaan dan pelecehan seksual, kekerasan fisik, kekerasan secara psikologis, dan juga ritual-ritual aneh yang menyakiti sang korban <br />TEORI PSIKOANALISA<br />Menurut Teori Psikoanalisa,Sigmund Freud >trauma pada masa kanak-kanak adalah kejadian paling berpeluang mengakibatkan gangguan kpribadian seseorang. Pada masa kanak-kanak itulah kepribadian mulai berkembang dan terbentuk. Saat terjdi pengalaman buruk, pengalaman-pengalaman tersebut sebisa mungkin akan ditekan (repress) ke dalam alam bawah sadar.<br />Namun ada beberapa kejadian yang benar-benar tidak bisa ditangani oleh penderita, sehingga memaksanya untuk menciptakan sosok pribadi lainnya yang mampu menghadapi situasi itu. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan diri, suatu sistem yang terbentuk saat seseorang tidak bisa menghadapi sebuah kecemasan yang luar biasa. Kepribadian- kepribadian baru akan terus muncul apabila terjadi lagi suatu peristiwa yang tidak bisa teratasi. Munculnya kepribadian- kepribadian itu tergantung pada situasi yang dihadapi. Kepribadian aslinya cenderung tidak mengetahui keberadaan kepribadian lainnya, karena memang hal itu yg diinginkan, yaitu melupakan hal-hal yang telah diambil alih oleh kepribadian lainnya.<br />PENGOBATAN<br />Terdiri dari psikoterapi dan hipnosis.<br />Terapis berupaya mengungkap dan menemukan semua kepribadian yang terdapat dalam diri penderita dengan proses hipnosis.Pada saat terhipnosis dan individu masuk kedalam kondisi ambang, terapis dapat memanggil atau bertemu dengan kepribadian- kepribadian lainnya.<br />Memahami peran dan fungsi masing-masing kepribadian. Terapis akan berusaha untuk membangun hubungan yang baik dan efektif dengan setiap kepribadian dan berusaha untuk jadi sosok yang dapat dipercaya dan memberikan perlindungan. Setelah mengetahui, memahami dan memiliki hubungan yang baik dengan setiap kepribadian, proses selanjutnya adalah membuat kepribadian aslinya untuk bisa menerima dan membuka diri kepada kepribadian lainnya. Pada kebanyakan kasus yang terjadi kepribadian asli tidaklah sadar akan keberadaan sosok lain dalam dirinya. Namun, kepribadian-kepribadian lainnya sadar akan keberadaan sosok asli. Lazimnya tujuan akhir terapi adalah untuk mengintegrasikan suatu kepribadian dimana hal ini berhasil untuk kasus Sybil danKaren. Prosesnya berlangsung dengan menghipnosis individu untuk bisa menerima dan bersatu kembali dengan kepribadian lainnya. Proses ini tidak berjalan dengan mudah,karena setelah penyatuan tersebut individu biasanya akan merasakan kembali hal-hal yang dialami kepribadian lainnya, seperti pengalaman disakiti,dilecehkan dan juga percobaan bunuh diri. <br />Kembalinya ingatan tersebut membuat masalah baru bagi individu dan membutuhkan penanganan lainnya. Namun, hal ini tidak berhasil untuk beberapa kasus. Banyak kasus berakhir tanpa penyembuhan. Obat-obatan medis seperti anti-depresan dan anti-psikotik juga kadang-kadang digunakan untuk mengendalikan pikiran-pikiran perasaan individu agar tetap pada kondsi normal. <br />PROGNOSIS<br />Penyalahgunaan zat, memiliki prognosis yang lebih buruk. Sayangnya memang tidak ada penelitian sistematis jangka panjang yang menelitinya. Beberapa ahli percaya bahwa prognosis pemulihan sangat tergantung pada gejala dan fitur yang mereka alami. Misalnya, orang yang memiliki tambahan gangguan kesehatan mental yang serius, seperti gangguan kepribadian, gangguan perasaan, gangguan makan dan gangguan sangat baik untuk anak-anak. Meskipun pengobatan membutuhkan beberapa tahun, sering pada akhirnya efektif. <br />Walaupun dikembalikn lagi pada faktor pasien dan terapisnya. Secara umum memang diketahui bahwa semakin baik pengobatan, maka semakin baik juga prognosisnya. Pasien mungkin mengalami gangguan dari gejala-gejalanya saat memasuki usia empat puluhan. Stres atau penyalah-gunaan zat juga berperan penting dalam kambuhnya simtom-simtom gangguan ini.<br />