SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Sejarah Singkat Tentang Penyakit HIV/AIDS
Tweet
Ikuti @Dayilmu

1926: Beberapa ilmuwan menganggap HIV menyebar dari monyet ke manusia sekitar tahun
1926-1946.
1982: Para ilmuwan menemukan sindrom yang dikenal sebagai GayRelated Immune Deficiency
(GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan kaum gay.
1983: Dokter di Institut Pasteur Prancis memisahkan virus baru penyebab AIDS. Virus itu terkait
dengan limfadenopati (Lymphadenopathy-Associated Virus-LAV).
1984: Pemerintah AS mengumumkan, Dr Robert Gallo dari National Cancer Institute (NCI)
memisahkan retrovirus penyebab AIDS dan diberi nama HTLV 111.
1986: Suatu panitia internasional menyatakan bahwa virus LAV dan HTLV-III adalah sama
sehingga nama virus itu diganti menjadi HIV.
15 April 1987: Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44
tahun asal Belanda, Edward Hop, meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki
asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif,
dua di antara mereka mengidap AIDS.
1987-Desember 2001: Dari 671 pengidap AIDS, 280 orang diantaranya meninggal dunia.
Februari 1999: Peneliti dari University of Alabama di Amerika Serikat (AS) meneliti jaringan
yang dibekukan dari seekor simpanse dan menemukan jenis virus SIV yang hampir sama dengan
HIV-1. Simpanse itu berasal dari subkelompok simpanse yang disebut pan troglodyte yang
terdapat di Afrika Tengah Barat.
2001: UNAIDS (United Nations Joint Program on HIV/AIDS) memperkirakan jumlah Orang
Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) 40 juta. Sampai sekarang, di subsahara Afrika paling banyak
terdapat ODHA, yakni 70 persen dari ODHA yang ada di dunia. Sedikitnya 12 juta anak menjadi
yatim piatu karena HIV/AIDS.
November 2001: Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan obat untuk AIDS dan
penyakit lainnya dalam kasus tertentu boleh tidak dipatenkan.
2002: 3,1 juta orang meninggal karena penyakit AIDS.
9 Januari 2003: Penderita HIV/AIDS di Bali bertambah 18 orang lagi. Total kumulatif penderita,
dari 233 orang menjadi 251 orang. Sampai saat ini belum bisa dipastikan posisi Bali dalam hal
urutan jumlah penderita HIV/AIDS dalam skala nasional.

Juli 2003: Salah satu kasus baru yang belum banyak diketahui orang lain adalah merebaknya
HIV/AIDS dikalangan para petugas kesehatan akibat secara tidak sengaja tersuntik jarum suntik
yang biasa digunakan oleh para penderita penyakit yang diidentikkan dengan penyakit seksual
ini. Kebanyakan yang terkena adalah para suster yang bertugas untuk menyuntikkan zat anti viral
(anti virus) kepada para pasien penderita AIDS. Tetapi entah kenapa, secara tidak sengaja jarum
suntik yang biasa digunakan untuk para penderita HIV/AIDS, berbalik menyuntik bagian tubuh
mereka. Keadaan dikhawatirkan akan menyebabkan ketakutan di kalangan para petugas
kesehatan, terutama bagi mereka yang ditugaskan untuk merawat ODHA (Orang Dengan
HIV/AIDS). Salah satu cara yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan
pemberian obat jenis post exposure prophylaxis atau pencegahan pasca pajanan. Tujuannya, agar
dapat dideteksi apakah mereka positif terkena HIV/AIDS atau tidak. Mereka meminumnya
selama satu hingga satu setengah bulan, kemudian pemakaian obat dihentikan. Tiga hingga enam
bulan setelahnya, mereka kembali diberikan obat anti viral untuk melumpuhkan virus HIV.
‘Kecelakaan’ yang tidak disengaja itu akan semakin memperparah kondisi para pasien
HIV/AIDS karena akan semakin banyak orang yang tidak peduli kepada mereka. Sementara
untuk petugas kesehatan diharapkan mereka bersikap hati-hati dalam bertugas karena pihak
rumah sakit tidak menyediakan dana khusus untuk perawatan dan pengobatan mereka.
20 Agustus 2003: Generasi muda Papua lama-kelamaan dirasa akan habis karena kurangnya
penanganan masalah HIV/AIDS bagi warga Papua oleh petugas kesehatan. Hal ini dikarenakan
penanganan pemerintah terhadap kasus HIV/AIDS di Papua sangat minim, sedangkan
penderitanya semakin hari jumlahnya semakin bertambah.
22 Agustus 2003: Sebanyak 27 orang warga Kabupaten Banyuwangi dinyatakan positif terserang
AIDS dan 10 orang lainnya masih diduga terkena penyakit yang sama. Ini merupakan Angka
terbesar di Jatim setelah Surabaya, Malang, dan Sidoarjo. Data ini berdasarkan survei Dinas
Kesehatan pada 45 unit puskesmas dan 12 lokalisasi di Kota Gandrung itu, sejak awal bulan
Agustus lalu. Kesimpulan didapat setelah dilakukan pemeriksaan contoh darah yang diuji di
laboratorium kesehatan pada Dinas Kesehatan Propinsi Jatim di Surabaya. Penderita adalah para
pekerja seks komersial (PSK), mahasiswa, ibu rumah tangga, PNS, TKI, dan waria. Dari 27
orang yang dinyatakan positif mengidap virus itu, lima di antaranya meninggal dunia. Sementara
sisanya masih dalam pengawasan dan penanganan pihak Diskes Banyuwangi.
30 November 2003: Deki (22 Tahun), positif mengidap HIV/AIDS karena jarum suntik narkoba.
Deki tidak tinggal diam menunggu nasib, bahkan ia tidak takut kematian dan menyerah begitu
saja ditengah jepitan ancaman ganda yang harus dihadapinya. Kini, Deki mengisi hari-harinya
dengan bergabung pada Yayasan Pelita Ilmu, Jakarta yaitu sebuah LSM yang mendedikasikan
diri mendampingi penderita ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
24 Januari 2003: Setelah lima hari dinyatakan positif mengidap AIDS, Koko (27 Tahun)
meninggal dengan keadaan mengenaskan, dikucilkan dan sempat ditolak berobat oleh sejumlah
rumah sakit.
Berdasarkan data yang masuk, terdapat 306 penderita HIV/AIDS yang tersebar di Indonesia
hingga Desember 2002. Jumlah ini belum termasuk jumlah korban lain yang tidak terdeteksi.
26 Januari 2004: Dalam kegiatan Penyuluhan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Balai
Kota Bogor, Dr Subagyo Partodiharjo selaku Ketua Yayasan Karya Bhakti mengatakan, selama
2003, Rumah Sakit Karya Bhakti, Bogor menemukan 14 orang pasien pecandu narkoba yang
dinyatakan positif terinfeksi virus HIV/AIDS.
Rumah Sakit Karya Bhakti merupakan salah satu tempat di Bogor untuk melakukan rapid
detoxivikasi (cara medis membuang ketergantungan narkotika). Pasien narkotika dapat
melakukan pencekan untuk mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV atau tidak. Tapi, rumah sakit
tidak menerima rehabilitasi bagi pasien yang terinfeksi virus HIV/AIDS. Kebanyakan pasien
narkotika yang dilakukan rapid detoxivikasi adalah narapidana dalam kasus narkoba yang
ditahan di penjara Paledang,Bogor. Kegiatan Komite ini melakukan penyuluhan dibeberapa
daerah. Hal ini dimaksudkan agar dapat membantu menanggulangi dan memberantas peredaran
serta penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Berdasarkan data perkiraan jumlah penduduk
Indonesia 0.009 % dari tercatat sebagai korban narkoba. Sedangkan 0,001 % tercatat sebagai
sindikat pengedar (bandar, pengedar dan sebagainya). Dalam peredarannya, narkoba diistilahkan
sebagai food suplemen yang berguna untuk pengembali kesegaran tubuh. Sebagai pengenalan,
biasanya pengedar memberikan narkoba secara cuma-cuma kepada pemakai pemula, yang
nantinya akan ketagihan, namun setelah itu, Pengedar menjualnya dengan harga tinggi.
14 Februari 2004: I Gusti Dodi, penderita berusia 21 tahun, meninggal di Rumah Sakit Umum
Mataram.
11 Maret 2004: Dua orang bekas TKW asal Malang di Singapura, yaitu Syt dan Syn diketahui
terserang HIV/AIDS setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Kepanjen. Kedua wanita ini
terdeteksi mengidap penyakit ini pada Februari 2004. Dengan ini, jumlah pengidap HIV/AIDS di
Kabupaten Malang menjadi 30 orang, empat diantaranya meninggal dunia. Penderita yang masih
hidup terus dipantau kegiatannya. Para penderita HIV/AIDS berasal dari berbagai kalangan,
seperti PSK (Pekerja Seks Komersial), Waria, Gay, Sopir, dan Pecandu Narkoba.
18 Maret 2004: Penderita AIDS di Mataram bertambah lagi dengan terindikasikannya Irw (28
tahun) yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram, Nusa Tenggara Barat lewat
instalasi rawat darurat (IRD).
23 Maret 2004: Irw (28 tahun) seorang sopr taksi yang diindikasikan terkena AIDS, kini hanya
terbaring lemah. Kondisi badannya hampir tanpa kekebalan tubuh. Bahkan keadaannya semakin
memburuk. AIDS tertular padanya melalui suntikan narkoba yang digunakannya. Hal ini
diperkuat dengan ditemukannya beberapa bekas suntikan.
DKI tercatat pada urutan pertama untuk kasus AIDS di Indonesia, dibandingkan dengan Papua,
Bali, Riau, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Ke enam daerah ini memasuki concentrated level
epidemic AIDS. Penyebab tingginya kasus AIDS di enam provinsi itu adalah tidak sehatnya
perilaku seksual. Untuk itu diperlukan penanganan serius penularan AIDS, seperti program
abstinensi -puasa seks, be faithful -setia pada pasangan dan penggunaan kondom. Kasus AIDS
juga banyak ditemukan pada pengguna NAZA, khusunya di DKI Jakarta. Penanganannya, lewat
peer group education.

More Related Content

What's hot

Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sikAngka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Rastikafaz
 
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso iiHiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Edy Sugiarto
 

What's hot (18)

Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
 
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sikAngka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
 
Sik now 2
Sik now 2Sik now 2
Sik now 2
 
Pengurusan kes hiv di klinik kesihatan
Pengurusan kes hiv di klinik kesihatanPengurusan kes hiv di klinik kesihatan
Pengurusan kes hiv di klinik kesihatan
 
Makalah SDM Kesehatan tentang Covid 19
Makalah SDM Kesehatan tentang Covid 19Makalah SDM Kesehatan tentang Covid 19
Makalah SDM Kesehatan tentang Covid 19
 
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot SoebrotoInjeksi intra vena narkoba  amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
Injeksi intra vena narkoba amanda ko ass RSPAD Gatot Soebroto
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
 
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aidsFaktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
 
Remaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDSRemaja dan HIV AIDS
Remaja dan HIV AIDS
 
Laporan perkembangan hiv aids 2014
Laporan perkembangan hiv aids 2014Laporan perkembangan hiv aids 2014
Laporan perkembangan hiv aids 2014
 
Hiv dan aids
Hiv dan aidsHiv dan aids
Hiv dan aids
 
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso iiHiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
Hiv aids dan pms team puskesmas margoyoso ii
 
Laporan Perkembangan HIV/AIDS Berdasarkan Umur Tahun 2014
Laporan Perkembangan HIV/AIDS Berdasarkan Umur Tahun 2014Laporan Perkembangan HIV/AIDS Berdasarkan Umur Tahun 2014
Laporan Perkembangan HIV/AIDS Berdasarkan Umur Tahun 2014
 
Pneumonia Covid-19 : Diagnosis Dan Penatalaksanaan Di Indonesia
Pneumonia Covid-19 : Diagnosis Dan Penatalaksanaan Di IndonesiaPneumonia Covid-19 : Diagnosis Dan Penatalaksanaan Di Indonesia
Pneumonia Covid-19 : Diagnosis Dan Penatalaksanaan Di Indonesia
 
Kata penganta3
Kata penganta3Kata penganta3
Kata penganta3
 
Articleerere
ArticleerereArticleerere
Articleerere
 
6. memerangi hiv
6. memerangi hiv6. memerangi hiv
6. memerangi hiv
 
Aila medik
Aila medikAila medik
Aila medik
 

Viewers also liked

Finally ice cream fest poster
Finally ice cream fest posterFinally ice cream fest poster
Finally ice cream fest poster
John Woods
 
Calculating perimeters
Calculating perimetersCalculating perimeters
Calculating perimeters
Worserbay
 
Master Card Music.08
Master Card Music.08Master Card Music.08
Master Card Music.08
Carl Sastram
 
Bunnytown Ice Cream Parlor
Bunnytown Ice Cream Parlor Bunnytown Ice Cream Parlor
Bunnytown Ice Cream Parlor
lucynguyenn
 
Ppt on transaction schduling in distributer real time database system(seminaar)
Ppt on transaction schduling in distributer real time database system(seminaar)Ppt on transaction schduling in distributer real time database system(seminaar)
Ppt on transaction schduling in distributer real time database system(seminaar)
Royalzig Luxury Furniture
 
Texto 1 amando fontes
Texto 1 amando fontesTexto 1 amando fontes
Texto 1 amando fontes
joseana1405
 
Chapter 11 dealing with competition labrador
Chapter 11 dealing with competition labradorChapter 11 dealing with competition labrador
Chapter 11 dealing with competition labrador
Tanya Marie Labrador
 
Collection Development Plan2 (Spreadsheet)
Collection Development Plan2 (Spreadsheet)Collection Development Plan2 (Spreadsheet)
Collection Development Plan2 (Spreadsheet)
chiquishat
 

Viewers also liked (19)

Finally ice cream fest poster
Finally ice cream fest posterFinally ice cream fest poster
Finally ice cream fest poster
 
Around measure
Around measureAround measure
Around measure
 
Zamzam1برج زمزم – مكة المكرمة
Zamzam1برج زمزم – مكة المكرمةZamzam1برج زمزم – مكة المكرمة
Zamzam1برج زمزم – مكة المكرمة
 
Calculating perimeters
Calculating perimetersCalculating perimeters
Calculating perimeters
 
Master Card Music.08
Master Card Music.08Master Card Music.08
Master Card Music.08
 
Regresi.Dssy2
Regresi.Dssy2Regresi.Dssy2
Regresi.Dssy2
 
Dukane 8420 dlp projector
Dukane 8420 dlp projectorDukane 8420 dlp projector
Dukane 8420 dlp projector
 
Bunnytown Ice Cream Parlor
Bunnytown Ice Cream Parlor Bunnytown Ice Cream Parlor
Bunnytown Ice Cream Parlor
 
Ppt on transaction schduling in distributer real time database system(seminaar)
Ppt on transaction schduling in distributer real time database system(seminaar)Ppt on transaction schduling in distributer real time database system(seminaar)
Ppt on transaction schduling in distributer real time database system(seminaar)
 
Texto 1 amando fontes
Texto 1 amando fontesTexto 1 amando fontes
Texto 1 amando fontes
 
Jaipur greens
Jaipur greensJaipur greens
Jaipur greens
 
Chapter 11 dealing with competition labrador
Chapter 11 dealing with competition labradorChapter 11 dealing with competition labrador
Chapter 11 dealing with competition labrador
 
The Washington Post1
The Washington Post1The Washington Post1
The Washington Post1
 
Celebration Times, June 2010
Celebration Times, June 2010Celebration Times, June 2010
Celebration Times, June 2010
 
The Celebration Times Issue 12
The Celebration Times Issue 12The Celebration Times Issue 12
The Celebration Times Issue 12
 
Canadá
CanadáCanadá
Canadá
 
Valores - Melissa
Valores - MelissaValores - Melissa
Valores - Melissa
 
Collection Development Plan2 (Spreadsheet)
Collection Development Plan2 (Spreadsheet)Collection Development Plan2 (Spreadsheet)
Collection Development Plan2 (Spreadsheet)
 
Cuatroporcuatro
CuatroporcuatroCuatroporcuatro
Cuatroporcuatro
 

Similar to Sejarah singkat tentang penyakit hiv

Remaja dan HIV AIDS .pdf
Remaja dan HIV AIDS .pdfRemaja dan HIV AIDS .pdf
Remaja dan HIV AIDS .pdf
Masyrifah Jazm
 

Similar to Sejarah singkat tentang penyakit hiv (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdfEpidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
 
Presentation HIV fix.pptx
Presentation HIV fix.pptxPresentation HIV fix.pptx
Presentation HIV fix.pptx
 
Sik makalah
Sik makalahSik makalah
Sik makalah
 
4. triad krr (hiv dan aids)
4. triad krr (hiv dan aids)4. triad krr (hiv dan aids)
4. triad krr (hiv dan aids)
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
10995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-2017100110995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-20171001
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
 
Ims
ImsIms
Ims
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 
Persebaran covid 19 di indonesia
Persebaran covid 19 di indonesiaPersebaran covid 19 di indonesia
Persebaran covid 19 di indonesia
 
HIV dan AIDS
HIV dan AIDSHIV dan AIDS
HIV dan AIDS
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
tugas sik
tugas siktugas sik
tugas sik
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
 
Buku Panduan Menghadapi Penyakit Virus Corona 2019 Covid 19 Model RRC [edit 1...
Buku Panduan Menghadapi Penyakit Virus Corona 2019 Covid 19 Model RRC [edit 1...Buku Panduan Menghadapi Penyakit Virus Corona 2019 Covid 19 Model RRC [edit 1...
Buku Panduan Menghadapi Penyakit Virus Corona 2019 Covid 19 Model RRC [edit 1...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Remaja dan HIV AIDS .pdf
Remaja dan HIV AIDS .pdfRemaja dan HIV AIDS .pdf
Remaja dan HIV AIDS .pdf
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Sejarah singkat tentang penyakit hiv

  • 1. Sejarah Singkat Tentang Penyakit HIV/AIDS Tweet Ikuti @Dayilmu 1926: Beberapa ilmuwan menganggap HIV menyebar dari monyet ke manusia sekitar tahun 1926-1946. 1982: Para ilmuwan menemukan sindrom yang dikenal sebagai GayRelated Immune Deficiency (GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan kaum gay. 1983: Dokter di Institut Pasteur Prancis memisahkan virus baru penyebab AIDS. Virus itu terkait dengan limfadenopati (Lymphadenopathy-Associated Virus-LAV). 1984: Pemerintah AS mengumumkan, Dr Robert Gallo dari National Cancer Institute (NCI) memisahkan retrovirus penyebab AIDS dan diberi nama HTLV 111. 1986: Suatu panitia internasional menyatakan bahwa virus LAV dan HTLV-III adalah sama sehingga nama virus itu diganti menjadi HIV. 15 April 1987: Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda, Edward Hop, meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS. 1987-Desember 2001: Dari 671 pengidap AIDS, 280 orang diantaranya meninggal dunia. Februari 1999: Peneliti dari University of Alabama di Amerika Serikat (AS) meneliti jaringan yang dibekukan dari seekor simpanse dan menemukan jenis virus SIV yang hampir sama dengan HIV-1. Simpanse itu berasal dari subkelompok simpanse yang disebut pan troglodyte yang terdapat di Afrika Tengah Barat. 2001: UNAIDS (United Nations Joint Program on HIV/AIDS) memperkirakan jumlah Orang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) 40 juta. Sampai sekarang, di subsahara Afrika paling banyak terdapat ODHA, yakni 70 persen dari ODHA yang ada di dunia. Sedikitnya 12 juta anak menjadi yatim piatu karena HIV/AIDS. November 2001: Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan obat untuk AIDS dan penyakit lainnya dalam kasus tertentu boleh tidak dipatenkan. 2002: 3,1 juta orang meninggal karena penyakit AIDS. 9 Januari 2003: Penderita HIV/AIDS di Bali bertambah 18 orang lagi. Total kumulatif penderita, dari 233 orang menjadi 251 orang. Sampai saat ini belum bisa dipastikan posisi Bali dalam hal
  • 2. urutan jumlah penderita HIV/AIDS dalam skala nasional. Juli 2003: Salah satu kasus baru yang belum banyak diketahui orang lain adalah merebaknya HIV/AIDS dikalangan para petugas kesehatan akibat secara tidak sengaja tersuntik jarum suntik yang biasa digunakan oleh para penderita penyakit yang diidentikkan dengan penyakit seksual ini. Kebanyakan yang terkena adalah para suster yang bertugas untuk menyuntikkan zat anti viral (anti virus) kepada para pasien penderita AIDS. Tetapi entah kenapa, secara tidak sengaja jarum suntik yang biasa digunakan untuk para penderita HIV/AIDS, berbalik menyuntik bagian tubuh mereka. Keadaan dikhawatirkan akan menyebabkan ketakutan di kalangan para petugas kesehatan, terutama bagi mereka yang ditugaskan untuk merawat ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Salah satu cara yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan pemberian obat jenis post exposure prophylaxis atau pencegahan pasca pajanan. Tujuannya, agar dapat dideteksi apakah mereka positif terkena HIV/AIDS atau tidak. Mereka meminumnya selama satu hingga satu setengah bulan, kemudian pemakaian obat dihentikan. Tiga hingga enam bulan setelahnya, mereka kembali diberikan obat anti viral untuk melumpuhkan virus HIV. ‘Kecelakaan’ yang tidak disengaja itu akan semakin memperparah kondisi para pasien HIV/AIDS karena akan semakin banyak orang yang tidak peduli kepada mereka. Sementara untuk petugas kesehatan diharapkan mereka bersikap hati-hati dalam bertugas karena pihak rumah sakit tidak menyediakan dana khusus untuk perawatan dan pengobatan mereka. 20 Agustus 2003: Generasi muda Papua lama-kelamaan dirasa akan habis karena kurangnya penanganan masalah HIV/AIDS bagi warga Papua oleh petugas kesehatan. Hal ini dikarenakan penanganan pemerintah terhadap kasus HIV/AIDS di Papua sangat minim, sedangkan penderitanya semakin hari jumlahnya semakin bertambah. 22 Agustus 2003: Sebanyak 27 orang warga Kabupaten Banyuwangi dinyatakan positif terserang AIDS dan 10 orang lainnya masih diduga terkena penyakit yang sama. Ini merupakan Angka terbesar di Jatim setelah Surabaya, Malang, dan Sidoarjo. Data ini berdasarkan survei Dinas Kesehatan pada 45 unit puskesmas dan 12 lokalisasi di Kota Gandrung itu, sejak awal bulan Agustus lalu. Kesimpulan didapat setelah dilakukan pemeriksaan contoh darah yang diuji di laboratorium kesehatan pada Dinas Kesehatan Propinsi Jatim di Surabaya. Penderita adalah para pekerja seks komersial (PSK), mahasiswa, ibu rumah tangga, PNS, TKI, dan waria. Dari 27 orang yang dinyatakan positif mengidap virus itu, lima di antaranya meninggal dunia. Sementara sisanya masih dalam pengawasan dan penanganan pihak Diskes Banyuwangi. 30 November 2003: Deki (22 Tahun), positif mengidap HIV/AIDS karena jarum suntik narkoba. Deki tidak tinggal diam menunggu nasib, bahkan ia tidak takut kematian dan menyerah begitu saja ditengah jepitan ancaman ganda yang harus dihadapinya. Kini, Deki mengisi hari-harinya dengan bergabung pada Yayasan Pelita Ilmu, Jakarta yaitu sebuah LSM yang mendedikasikan diri mendampingi penderita ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). 24 Januari 2003: Setelah lima hari dinyatakan positif mengidap AIDS, Koko (27 Tahun) meninggal dengan keadaan mengenaskan, dikucilkan dan sempat ditolak berobat oleh sejumlah
  • 3. rumah sakit. Berdasarkan data yang masuk, terdapat 306 penderita HIV/AIDS yang tersebar di Indonesia hingga Desember 2002. Jumlah ini belum termasuk jumlah korban lain yang tidak terdeteksi. 26 Januari 2004: Dalam kegiatan Penyuluhan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Balai Kota Bogor, Dr Subagyo Partodiharjo selaku Ketua Yayasan Karya Bhakti mengatakan, selama 2003, Rumah Sakit Karya Bhakti, Bogor menemukan 14 orang pasien pecandu narkoba yang dinyatakan positif terinfeksi virus HIV/AIDS. Rumah Sakit Karya Bhakti merupakan salah satu tempat di Bogor untuk melakukan rapid detoxivikasi (cara medis membuang ketergantungan narkotika). Pasien narkotika dapat melakukan pencekan untuk mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV atau tidak. Tapi, rumah sakit tidak menerima rehabilitasi bagi pasien yang terinfeksi virus HIV/AIDS. Kebanyakan pasien narkotika yang dilakukan rapid detoxivikasi adalah narapidana dalam kasus narkoba yang ditahan di penjara Paledang,Bogor. Kegiatan Komite ini melakukan penyuluhan dibeberapa daerah. Hal ini dimaksudkan agar dapat membantu menanggulangi dan memberantas peredaran serta penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Berdasarkan data perkiraan jumlah penduduk Indonesia 0.009 % dari tercatat sebagai korban narkoba. Sedangkan 0,001 % tercatat sebagai sindikat pengedar (bandar, pengedar dan sebagainya). Dalam peredarannya, narkoba diistilahkan sebagai food suplemen yang berguna untuk pengembali kesegaran tubuh. Sebagai pengenalan, biasanya pengedar memberikan narkoba secara cuma-cuma kepada pemakai pemula, yang nantinya akan ketagihan, namun setelah itu, Pengedar menjualnya dengan harga tinggi. 14 Februari 2004: I Gusti Dodi, penderita berusia 21 tahun, meninggal di Rumah Sakit Umum Mataram. 11 Maret 2004: Dua orang bekas TKW asal Malang di Singapura, yaitu Syt dan Syn diketahui terserang HIV/AIDS setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Kepanjen. Kedua wanita ini terdeteksi mengidap penyakit ini pada Februari 2004. Dengan ini, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Malang menjadi 30 orang, empat diantaranya meninggal dunia. Penderita yang masih hidup terus dipantau kegiatannya. Para penderita HIV/AIDS berasal dari berbagai kalangan, seperti PSK (Pekerja Seks Komersial), Waria, Gay, Sopir, dan Pecandu Narkoba. 18 Maret 2004: Penderita AIDS di Mataram bertambah lagi dengan terindikasikannya Irw (28 tahun) yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram, Nusa Tenggara Barat lewat instalasi rawat darurat (IRD). 23 Maret 2004: Irw (28 tahun) seorang sopr taksi yang diindikasikan terkena AIDS, kini hanya terbaring lemah. Kondisi badannya hampir tanpa kekebalan tubuh. Bahkan keadaannya semakin memburuk. AIDS tertular padanya melalui suntikan narkoba yang digunakannya. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya beberapa bekas suntikan. DKI tercatat pada urutan pertama untuk kasus AIDS di Indonesia, dibandingkan dengan Papua, Bali, Riau, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Ke enam daerah ini memasuki concentrated level epidemic AIDS. Penyebab tingginya kasus AIDS di enam provinsi itu adalah tidak sehatnya perilaku seksual. Untuk itu diperlukan penanganan serius penularan AIDS, seperti program
  • 4. abstinensi -puasa seks, be faithful -setia pada pasangan dan penggunaan kondom. Kasus AIDS juga banyak ditemukan pada pengguna NAZA, khusunya di DKI Jakarta. Penanganannya, lewat peer group education.