SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dengan Melibatkan
                          Manajemen Otak (Brain Management)


                                       Maria Ulfa, S.Pd.
                                 Guru SMK Negeri 1 OKU
                           e-mail : saudagarkaizen@yahoo.com


                                            Abstrak


Banyak siswa menghadapi masalah dalam belajar matematika. Padahal setiap anak memiliki bakat dalam
matematika. Tetapi cara belajar matematika yang salah dapat menyebabkan siswa anti dengan pelajaran
matematika, sedangkan cara belajar matematika yang tepat dapat merangsang anak untuk kreatif
menguasai matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, kita perlu menemukan berbagai
terobosan kreatif. Terobosan-terobosan ini membuka wawasan bagi siswa-siswi kita bahwa belajar
matematika itu melibatkan suatu proses kreatif yang menantang. Ketika ingin mengasah kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa, itu artinya gurupun dituntut untuk menyiapkan proses pembelajaran
matematika yang kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan
seluruh potensi otak siswa baik otak kanan maupun otak kirinya (Brain Management), yang dengan itu
pembelajaran itu akan mencakup pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

Kata kunci : Berpikir Kreatif, Manajemen Otak (Brain Management)



A. Pendahuluan
         Ketika diajukan pertanyaan Apakah anak-anak kita senang belajar matematika?
Apakah kita dulu senang mempelajari matematika? Hanya sedikit yang akan menjawab
positif. Justru banyak orang yang menjawab bahwa matematika itu sulit. Matematika itu
membebani.
         Dengan metode tradisional yang pada umumnya sering terjadi dalam proses
pembelajaran matematika, mengajarkan matematika sebagai ilmu pasti, yang paling
pasti diantara ilmu pasti yang lain. Kebenaran matematika tidak perlu dipertanyakan
lagi. Jadi matematika seperti doktrin. Bagaimana mungkin anak-anak akan
menyukainya.
         Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin
ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam satu bidang
tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu
dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk matematika. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

                                                                                                 1
disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun
bekerjasama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di kelas,
karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matematika. Tetapi,
fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam
matematika masih jarang atau tidak pernah dikembangkan.
        Dalam catatan sejarah, banyak matematikawan yang sangat kreatif. Al-
Khawaritzmi    merumuskan      penggunaan     angka    0   secara   efektif.   Descartes
menggambarkan dua sumbu yang berpotongan untuk membantu geometri analisis.
Gauss mengembangkan sistem bilangan kompleks. Semua itu hanyalah sebagian kecil
contoh dari kreativitas matematika yang tanpa batas.
        Csikszentmihalyi (dalam Nggermanto : 2010 : 30) mengungkapkan bahwa
kreativitas tidak muncul begitu saja dari dalam diri seseorang. Bakat kreatif memang
penting tetapi lingkungan yang melingkupi dapat menjadi penentu yang lebih penting
lagi. Interaksi dengan lingkungan, berpikiran terbuka terhadap ide orang lain, sistem
pendidikan khusus berperan penting dalam menumbuhkan kreativitas seseorang.
        Dalam proses pembelajaran matematika, kita juga perlu menemukan berbagai
terobosan kreatif. Terobosan-terobosan ini membuka wawasan bagi siswa-siswi kita
bahwa belajar matematika itu melibatkan suatu proses kreatif yang menantang. Terkait
dengan hal tersebut diatas, pada makalah ini akan dikaji tentang mengenai mengasah
kemampuan berpikir kreatif matematis dengan melibatkan manajemen otak (Brain
Management)


B. Pembahasan
1. Berpikir Kreatif
        Dalam beberapa kamus, saat mencari definisi kreatif maka kita akan
menemukan kata kreativitas, seringkali kreatif dipersamakan dengan kreativitas. Kreatif
merupakan kata dasar dari kreativitas, sedangkan kreativitas adalah aktivitasnya. Kamus
Besar Bahasa Indonesia menyatakan kreativitas sebagai kemampuan untuk mencipta.
Adapun Wikipedia memiliki pengertian kreativitas adalah proses mental yang


                                                                                       2
melibatkan pemunculan gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang
keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya
dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari
kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.
        Supriadi (dalam Narwanti : 2011 : 4) mengatakan tidak ada satu pun definisi
yang dianggap dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas. Hal ini
disebabkan karena dua alasan, yaitu :
1. Kreativitas   merupakan ranah psikologis yang kompleks dan multidimensional,
    yang mengandung berbagai tafsiran yang beragam
2. Definisi-definisi kreativitas memberikan tekanan yang berbeda, tergantung dasar
    teori yang menjadi acuan pembuat definisi.
        Maka Supriadi (dalam Narwanti : 2010 : 4) menyimpulkan bahwa pada intinya
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.
        Dari berbagai definisi diatas dapat digaris bawahi bahwa kunci kreativitas
adalah sesuatu yang BARU. Pada awalnya seseorang menemukan atau menciptakan
sesuatu yang BARU adalah IDE. Ide menurut James Webb Young adalah sebuah
kombinasi baru dari unsur-unsur lama, tidak lebih tidak kurang. Dari definisi tersebut
Jack Foster menyatakan bahwa mendapatkan sebuah ide sangat sederhana seperti
mencipta menu baru, cukup mengambil resep-resep yang sudah ada dikombinasikan
sedemikian rupa, maka muncullah resep baru. Bukan saja sederhana, tetapi seseorang
tidak perlu genius untuk mendapatkannya.
        Francis H.Cartier juga mengatakan “Hanya ada satu cara saat seseorang
membutuhkan sebuah ide baru, yaitu dengan menggabungkan atau penyatuan dua ide
atau lebih yang dimilikinya kedalam suatu penjajaran baru, untuk menemukan suatu
hubungan diantara ide-ide tersebut yang belum pernah mereka sadari sebelumnya.”
Sedangkan menurut Arthur Koestler menyatakan bahwa orisinalitas kreatif tidak berarti
menciptakan atau menghasilkan sebuah ide dari suatu ketiadaan melainkan dari suatu
penggabungan pola-pola pikiran yang telah terbentuk dengan baik. Tindakan kreatif itu
menyingkap, menyeleksi, mengubah susunan, menggabungkan, menyintesiskan fakta-
fakta, ide-ide, keahlian dan keterampilan yang sudah ada.


                                                                                       3
Amabile (dalam Narwanti : 2011 : 7) menyampaikan bahwa penentuan
kriteria kreativitas menyangkut tiga dimensi, yaitu :
1. Dimensi proses, segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai
    produk kreatif
2. Dimensi person, sering dikatakan sebagai kepribadian kreatif
3. Dimensi produk-produk kreatif, menunjukkan hasil perbuatan, kinerja atau karya
    seseorang dalam bentuk barang atau gagasan
         Setiap orang pada dasarnya memiliki kreativitas dengan tingkat yang berbeda-
beda. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului
oleh hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya. Dapat dikatakan
juga sebagai kemampuan seseorang menciptakan kombinasi baru dari hal yang telah ada
sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.


2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
       Menurut Munandar (dikutip Jazuli : 2009), kreativitas seseorang tidak muncul
begitu saja, tapi perlu ada pemicu. Kreativitas adalah hasil dari proses interaksi antara
individu dengan lingkungannya, yang berarti bahwa lingkungan dapat menunjang atau
menghambat kreativitas seseorang. Selanjutnya Munandar menjelaskan ciri-ciri
keterampilan berpikir kreatif adalah sebagai berikut :
1. Keterampilan berpikir lancar (fluency)
2. Keterampilan berpikir luwes (flexibility)
3. Keterampilan berpikir orisinil (originality)
4. Keterampilan berpikir rinci (elaboration)
Selanjutnya ciri-ciri tersebut lebih diperjelas lagi oleh William (dalam Killen : 1998),
yang menyatakan bahwa perilaku siswa terkait dengan kreativitas atau berfikir tingkat
tinggi meliputi :
1. Fluency
    Kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar ide, produk dan respon
2. Flexibility
    Kemampuan untuk memperoleh pendekatan yang berbeda, membangun berbagai
    ide, mengambil jalan memutar




                                                                                        4
3. Originality
    Kemampuan untuk membangun ide yang tidak biasa, ide cerdas yang mengubah
    cara dari yang nyata
4. Elaboration
    Kemampuan untuk memotong, mengembangkan atau membubuhi ide atau produk.
5. Risk taking
    Mempunyai keberanian untuk menyatakan sendiri kesalahan atau kritikan, tebakan
    dan mempertahankan diri sendiri.
6. Complexity
    Mencari berbagai alternatif, membawa keluar kekacauan dan menyelidiki kedalam
    masalah atau ide yang rumit.
7. Curiosity
    Keinginan untuk tahu dan kagum, bermain dengan suatu ide, membuka situasi teka-
    teki dan mempertimbangkan sesuatu yang misteri.
8. Imagination
    Mempunyai kekuatan untuk visualisasi dan membangun mental image dan meraih
    di luar lingkungan nyata.


    Ervynck (dikutip Jazuli : 2009), mengatakan bahwa kreativitas matematika adalah
kemampuan untuk memecahkan masalah dan atau mengembangkan struktur berpikir,
melakukan perhitungan yang aneh dari disiplin logika deduktif, dan kemampuan
membangun konsep yang terintegrasi kedalam inti yang penting dalam matematika.
    Menurut Siswono (2009), berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari
pemikiran yang tajam dengan intuisi, menggerakkan imajinasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung ide-ide yang menakjubkan dan
inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan.
    Sedangkan De Bono (dikutip Siswono : 2009), membedakan 2 tipe berpikir, yaitu
berpikir lateral dan berpikir vertikal.
Berpikir lateral, mengacu pada penemuan petunjuk-petunjuk baru dalam mencari ide-
ide, generatif yang dapat meloncat dan bergerak agar dapat membangun suatu petunjuk
baru, tidak harus benar pada setiap langkah dan tidak menggunakan kategori-kategori,




                                                                                       5
Berpikir vertikal, berhadapan dengan perkembangan ide-ide dan pemeriksaannya
terhadap suatu kriteria objektif, selektif dan berurutan yang bergerak hanya jika terdapat
suatu petunjuk dalam gerakannya, memilih pendekatan-pendekatan yang sangat
menjanjikan pada suatu masalah selama pemikiran lateral membangun banyak alternatif
pendekatan.
Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara
umum, dimana berpikir kreatif merupakan suatu sintesis antara berpikir lateral dan
vertikal yang saling melengkapi. Pengertian ini menyebutkan bahwa dalam berpikir
kreatif melibatkan berpikir logis ataupun analitis sekaligus intuitif.
    Dari bebrapa pendapat tersebut, pemakalah mengambil indikator kemampuan
berpikir kreatif matematis menurut Munandar, yang dirangkum juga dari pendapat para
pakar sehingga didefinisikan sebagai berikut :
1. Fluency
     Dapat lancar memberikan banyak ide untuk menyelesaikan suatu masalah
    (termasuk dalam memberikan contoh)
2. Flexibility
    Dapat memunculkan ide baru (untuk mencoba dengan cara lain) dalam
    menyelesaikan masalah yang sama.
3. Originality
    Dapat menghasilkan ide yang luar biasa untuk menyelesaikan suatu masalah (dapat
    menjawab menurut caranya sendiri)
4. Elaboration
    Dapat mengembangkan ide dari ide yang telah ada atau merinci masalah menjadi
    masalah yang lebih sederhana.


3. Manajemen Otak (Brain Manajemen)
       Windura (dikutip Somakim : 2008), mengatakan bahwa Manajemen otak adalah
kegiatan memahami dan meningkatkan kemampuan otak untuk selalu dapat meng-
upgrade potensi dan kapasitas setiap saat. Dengan kata lain yang lebih sederhana,
manajemen otak adalah upaya kita meningkatkan hardware atau otak kita, bukan pada
software atau ilmu-ilmu semata.




                                                                                         6
Para ahli yang mulai meneliti sejak 1930-an percaya bahwa otak kiri adalah otak
rasional, yang erat kaitannya dengan IQ, lebih bersifat logis, aritmatik, verbal,
segmental, fokus, serial (linier), mencari perbedaan, dan bergantung waktu. Sedangkan
otak kanan adalah otak emosional, yang erat kaitannya dengan EQ, bersifat intuitif,
spasial, visual, holistik, difus, paralel (lateral), mencari persamaan, dan tidak tergantung
waktu.
Perbedaan Otak Kiri dan Otak Kanan
           Otak Kiri                     Otak Kanan
 Terkait IQ                      Terkait EQ
 Interpersonal, self-centric     Interpersonal, other-centric
 Kognitif, logis                 Afektif, intuitif
 Analistik                       Artistik
 Kunatitatif                     Kualitatif
 Realistis                       Imajinatif
 Aritmatik                       Spasial
 Verbal, tertera                 Visual, lambang
 Eksplisit                       Implisit
 Segmental                       Holistik
 Fokus                           Difus
 Serial, linier                  Pararel, lateral
 Terencana, cautious             Tak terencana, impulsive
 Mencari perbedaan               Mencari persamaan
 Bergantung waktu                Tak bergantung waktu


           Otak Kiri                     Otak Kanan
 Bahasa                          Kreativitas
 Angka                           Konseptual
 Analisis                        Seni/musik
 Logika                          Gambar/warna
 Urutan                          Emosi
 Hitungan                        Imajinasi
 Detial                          Melamun
 Ingatan Jangka Pendek           Ingatan Jangka Panjang


         Menurut Dilip Mukerjea (dalam Narwati : 2010 : 55), otak kreatif adalah otak
kiri dan otak kanan yang bekerja sinergis. Pembelajaran kita cenderung dominan
menggunakan otak kiri, bahkan kekuatan otak kiri dibakukan dengan serangkaian tes IQ
(Intelligence Quotient). Seseorang yang memiliki skor IQ tinggi dianggap pintar, cerdas

                                                                                           7
dan jenius. Adapun yang skor tes IQ-nya rendah dianggap bodoh. Lalu bagaimana
dengan otak kanan? Dalam pembelajaran juga dituntut dominan menggunakan otak
kanan tanpa mengabaikan otak kiri. Kerja yang seimbang otak kanan dan otak kiri akan
menghasilkan kinerja otak yang sangat maksimal. Pembelajaran yang kreatif adalah
pembelajaran yang mengakomodasi perkembangan otak kanan dan kiri.


Beberapa cara untuk menyeimbangkan syaraf motorik kanan dan syaraf motorik kiri :
   Eight Game. Pura-puralah menulis angka delapan tidur atau simbol ∞ di udara
    dengan tangan kiri dan kanan secara bersama-sama.
   Thumb Game. Acungkanlah jempol tangan kiri dan kelingking tangan kanan,
    sambil menyorongkan kedua belah tangan ke arah kanan. Sebaliknya, acungkanlah
    jempol tangan kanan dan kelingking tangan kiri, sambil menyorongkan kedua belah
    tangan ke kiri.
   Pattern Game. Gambarlah pola-pola tertentu di atas kertas kosong, dengan tangan
    kiri dan kanan secara bersamaan, ke arah dalam, luar, atas dan bawah.
   Rolated Reading. Baliklah sebuah tulisan (atas bawah), lalu bacalah tulisan tersebut
    dari kanan ke kiri.
   Left- Handed Handling. Peganglah gagang pintu dan bukalah pintu dengan tangan
    kiri.
   Left- Handed Writing. Tulislah nama panggilan dengan tangan kiri diatas kertas
    kosong.
   Left- Handed Signing. Buatlah tanda tangan dengan tangan kiri diatas kertas
    kosong.


4. Pembelajaran Matematika dengan melibatkan Manajemen Otak
       Bateson (dalam Nggermanto : 2010 : 74), membagi pembelajaran menjadi 4
level. Masing-masing level memiliki karakteristik yang berbeda.
   Level 0 adalah Pembelajaran Langsung
    Pembelajaran langsung adalah belajar atau mengajar mengenai hal tertentu.
   Level 1 adalah belajar cara belajar
    Bila kita sedang belajar matematika, maka kita tidak hanya belajar matematika itu
    sendiri. Tetapi kita juga mengajarkan atau belajar cara mempelajari matematika


                                                                                       8
yang terbaik. Mungkin 1 cara cocok untuk seorang siswa, tetapi tidak cocok untuk
    siswa yang lain. Pada level 1 ini kita menjadi kreatif untuk mencari cara lain lagi
    untuk belajar dan mengajarkan matematika.
   Level 2 adalah Pembelajaran Paradigma
    Pada level ini kita belajar memahami tentang paradigma, perubahan paradigma atau
    pembentukan paradigma. Paradigma adalah sebuah konsep dasar yang menjadi
    kerangka berpikir seseorang. Apabila siswa secara perlahan dan bertahap menyerap
    paradigma bahwa matematika itu menyenangkan, melalui pengalaman langsung
    siswa belajar matematika, maka matematika itu memang akan menyenangkan.
   Level 3 adalah pembelajaran Pandangan Semesta
    Bagaimana kita memandang kehidupan ini secara utuh. Pandangan semesta ini
    lebih luas dari paradigma. Bagi orang yang beragama, mereka memandang
    kehidupan dunia adalah bagian dari kehidupan yang lebih abadi. Seorang siswa
    yang belajar matematika akan berbeda-beda memandang dan menilai matematika.
    Bagi siswa yang memandang matematika sebagai suatu kewajiban karena sebagai
    syarat lulus sekolah maka mereka akan belajar demi mendapat nilai lulus sekolah.
    Tetapi bagi siswa yang memandang bahwa belajar memiliki poin di kehidupan
    akhirat maka ia akan belajar dengan semangat yang lebih tinggi.


       Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada
kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini yang
menyebabkan matematika menjadi pelajaran yang ditakuti dan dijauhi siswa. Padahal,
matematika dipelajari pada setiap jenjang pendidikan dan menjadi salah satu pengukur
keberhasilan siswa dalam menempuh suatu jenjang pendidikan.
       Matematika juga dianggap sebagai sebuah bidang disiplin otak kiri saja.
Matematika    hanya    mengandalkan     kemampuan     analisis,   logika,   perhitungan.
Matematika dianggap tidak mengembangkan kreatifitas, tidak memacu kerja otak
kanan yang imajinatif. Matematika sering dilawankan dengan seni yang dianggap
sebagai bidang yang sangat kreatif. Seni menuntut imajinasi tingkat tinggi dan
melibatkan emosi. Seni identik dengan otak kanan dan intuisi. Sebaliknya matematika
dianggap sebagai bidang yang kaku, tanpa emosi. Seharusnya matematika adalah
bidang yang kreatif, imajinatif dan merangsang otak kanan.


                                                                                       9
Narwanti     (2010),   menyatakan,      Prinsip-prinsip   pembelajaran   yang
mengoptimalkan otak kanan adalah :
1. Hargai kreativitas dan imajinasi siswa
2. Mengajar dengan humor
    Ippho Santosa menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengembangkan otak
    kanan adalah dengan tertawa. Tertawa memiliki manfaat secara psikologis dan
    biologis. Tertawa mengurangi kerasnya detak jantung akibat stress. Bayangkan
    apabila pembelajaran yang disajikan disertai dengan humor, maka pembelajaran
    tersebut akan membuat siswa bebas stress
3. Hiasi pembelajaran dengan game-game menyenangkan
    Dengan game-game pembelajaran menjadi tidak kaku dan siswa akan cenderung
    lebih bersemangat dan antusias.
4. Manfaatkan musik
    Menurut Plato musik adalah alat yang lebih potensial daripada yang lainnya dalam
    belajar. Musik membuat seorang rileks, ketika tubuh rileks alam bawah sadar siswa
    akan mencerna informasi dengan lebih mudah dan dalam jumlah besar.
5. Gerakkan otak kanan
    Tubuh bagian kiri digerakkan oleh otak kanan, maka apabila siswa sering
    menggunakan tubuh sebelah kanan tidak ada salahnya kita coba menggerakkan
    tubuh sebelah kiri.


       Menurut Somakim (2008), beberapa alternatif yang dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru matematika dalam pembelajaran matematika yang melibatkan
otak kiri dan otak kanan atau dikenal dengan manajemen otak (Brain Management)
adalah sebagai berikut:
   Gunakan Warna
   Gunakan Alat Peraga
   Imajinasi
   Memberikan kesempatan anak untuk mengeluarkan pendapat
   Komputer
   Mind Map




                                                                                   10
5. Contoh Soal yang Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
    (Al Jupri: 2010)
    a. Misalkan tenaga 4 ekor sapi sama kuat dengan tenaga 5 ekor kuda. Diketahui
        pula bahwa tenaga seekor gajah sama kuat dengan tenaga seekor sapi dan dua
        ekor kuda. Nah, manakah yang akan menang lomba tarik tambang bila seekor
        gajah dan 3 ekor kuda diadu dengan 4 ekor sapi! Jelaskan pendapatmu !
    b. Ada seekor kodok jatuh ke dalam lubang, terperosok, karena dia tidak hati-hati
        saat berjalan (meloncat-loncat). Kedalaman lubang tersebut adalah 10 meter.
        Sang kodok berusaha keluar dari lubang itu. Bila siang hari, sang kodok akan
        dapat merambat sejauh 3 meter. Tapi, di malam hari, karena dingin dan licin,
        dia akan kembali terperosok sejauh 2 meter. Begitu seterusnya, sang kodok
        berjuang keras agar dapat keluar dari lubang tersebut. Pertanyaannya, dalam
        berapa hari sang kodok dapat keluar dari lubang tersebut!


        Soal-soal tersebut dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif matematis
        siswa sesuai dengan indikator berpikir kreatif matematis itu sendiri, yaitu :
          Fluency, dari soal yang ada dapat mengasah siswa untuk memberikan
           banyak ide untuk mencari penyelesain soal tersebut.
          Flexibility, dari berbagai ide yang dimiliki siswa, maka siswa dapat
           menggunakan macam-macam cara untuk mencari solusi dari soal tersebut.
          Originality, karena soal tersebut memungkinkan siswa untuk menjawab
           dengan bermacam cara maka masing-masing siswa dapat menjawab dengan
           caranya sendiri
          Elaboration, dengan berbagai ide yang dimiliki siswa, siswa dapat merinci
           menjadi penyelesaian yang lebih sederhana.


C. Penutup
       Latihan matematika adalah latihan beban mental. Dengan latihan matematika,
mental siswa akan menjadi lebih kuat, logika berpikir siswa menjadi matang, serta
kreativitas yang semakin berkembang. Kita tidak perlu berharap matematika akan
banyak berguna untuk menunjang apapun profesi siswa kita kelak. Tetapi logika yang




                                                                                        11
kuat, kreativitas yang tanpa batas karena berlatih matematika akan banyak berguna bagi
kehidupannya.




                                                                                    12
DAFTAR PUSTAKA


Al Jupri. (2010). Ngobrol Mat. Cara Asyik Belajar Matematika. Jakarta : Gagas Media.
Darmasyah. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta :
      PT. Bumi Aksara

Jazuli, Akhmad. (2009). Berpikir Kreatif Dalam Kemampuan Komunikasi Matematika.
        Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional, pada tanggal 5 Desember 2009,
        di Yogyakarta.

Narwanti, Sri. (2010). Creative Learning. Kiat Menjadi Guru Kreatif dan Favorit.
      Yogyakarta : Familia.

Nggermanto, Agus. (2010). APIQ. Creative Math Game. Bandung : Penerbit Nuansa.
Noer, Sri Hastuti. (2009). Model Bahan Ajar Matematika Berbasis Masalah untuk
      Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif dan Reflektif (K2R).
      Makalah disampaikan dalam Seminar Pendidikan Nasional II, pada tanggal 24
      Januari 2009, di Bandar Lampung.

Noer, Sri Hastuti. (2007). Pembelajaran Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan
       Berpikir Kreatif. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Matematika
       dan Pendidikan Matematika, pada tanggal 24 Nopember 2007, di Yogyakarta.

Santosa, Ippho. (2010). 13 Wasiat Terlarang. Dahsyat Dengan Otak Kanan. Jakarta :
       Elex Media Komputindo.

Siswono, Tatag Yuli Eko. (2009). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
      Tersedia: http://suaraguru.wordpress.com. Diakses tanggal : 1 Desember 2011.

Somakim. (2008). Pembelajaran Matematika dengan Melibatkan Manajemen Otak
      (Suatu Alternatif Pembelajaran Interaktif). Makalah disampaikan dalam
      Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, pada tanggal 28
      Nopember 2008, di Yogyakarta.




                                                                                   13

More Related Content

What's hot

Lembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viii
Lembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viiiLembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viii
Lembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viiiMartiwiFarisa
 
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docxATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docxiwiana
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)Nurul Shufa
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensialWiko Prameso
 
LUAS LINGKARAN
LUAS LINGKARANLUAS LINGKARAN
LUAS LINGKARANmrberthon
 
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Cak guru
 
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupKebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupsriyandi djoeweri
 
Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik linda_rosalina
 
Energi PPT
Energi PPTEnergi PPT
Energi PPTReskyka
 
Bahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiBahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiMartiwiFarisa
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
ICE BERG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
ICE BERG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULATICE BERG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
ICE BERG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULATAndriani Widi Astuti
 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningJujun Muhamad Jubaerudin
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHInterest_Matematika_2011
 
Elastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum HookeElastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum HookeRSA1C314014
 

What's hot (20)

Komunikasi Matematika
Komunikasi MatematikaKomunikasi Matematika
Komunikasi Matematika
 
Lembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viii
Lembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viiiLembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viii
Lembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viii
 
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docxATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
 
Teori Pendidikan Klasik
Teori Pendidikan KlasikTeori Pendidikan Klasik
Teori Pendidikan Klasik
 
LUAS LINGKARAN
LUAS LINGKARANLUAS LINGKARAN
LUAS LINGKARAN
 
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
 
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupKebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
 
Lkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deretLkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deret
 
Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik
 
Energi PPT
Energi PPTEnergi PPT
Energi PPT
 
Bahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiBahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viii
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
ICE BERG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
ICE BERG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULATICE BERG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
ICE BERG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
 
Elastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum HookeElastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum Hooke
 

Viewers also liked

soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis materi PROLIN
soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis materi PROLINsoal tes kemampuan berpikir kreatif matematis materi PROLIN
soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis materi PROLINGold Dayona
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisYadi Pura
 
Tes kemampuan berfikir kreaf
Tes kemampuan berfikir kreaf Tes kemampuan berfikir kreaf
Tes kemampuan berfikir kreaf Sriie Indriani
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranVivin Dolpin
 
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahKemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahYadi Pura
 
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematisKisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematisGold Dayona
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmtsiskaryane
 
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian LogikaPembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian LogikaResty Anggre
 
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 
Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritKarlFykr
 
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaLembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaRetnani Eni
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunanFajar Istiqomah
 
Angket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarAngket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarKhaerul Busur
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05KuliahKita
 
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8SMP YWKA Bandung
 

Viewers also liked (20)

soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis materi PROLIN
soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis materi PROLINsoal tes kemampuan berpikir kreatif matematis materi PROLIN
soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis materi PROLIN
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
 
Tes kemampuan berfikir kreaf
Tes kemampuan berfikir kreaf Tes kemampuan berfikir kreaf
Tes kemampuan berfikir kreaf
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalahKemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah
 
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematisKisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
 
pembuktian logika
 pembuktian logika pembuktian logika
pembuktian logika
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt
 
9. supardi 248 262
9. supardi 248 2629. supardi 248 262
9. supardi 248 262
 
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian LogikaPembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
Pembuktian kebenaran dari validitas pembuktian Logika
 
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA  PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELAL...
 
Bab 1, 2, 3
Bab 1, 2, 3Bab 1, 2, 3
Bab 1, 2, 3
 
Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskrit
 
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaLembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Angket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarAngket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajar
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 
Soal open ended
Soal open endedSoal open ended
Soal open ended
 
lks open ended
lks open endedlks open ended
lks open ended
 
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8
 

Similar to Berpikir kreatif matematis

Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...
Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...
Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...dechavns
 
Berpikir Kreatif I
Berpikir Kreatif IBerpikir Kreatif I
Berpikir Kreatif Iguest361b2c
 
Berpikir Kreatif I
Berpikir Kreatif IBerpikir Kreatif I
Berpikir Kreatif Iguest361b2c
 
Menuju puncak kreativitas 2008 pert 4
Menuju puncak kreativitas 2008 pert 4Menuju puncak kreativitas 2008 pert 4
Menuju puncak kreativitas 2008 pert 4hidayatsutawidjaya
 
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptxPertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptxitafitriyana2
 
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptxMATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptxAhmadSakbani1
 
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,Berfikir kreativitas dan inovasi,universitas me...
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,Berfikir kreativitas dan inovasi,universitas me...Usaha,indri agutiani,hapzi ali,Berfikir kreativitas dan inovasi,universitas me...
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,Berfikir kreativitas dan inovasi,universitas me...indri agustiani
 
Bahan ajar kwu bab 5
Bahan ajar kwu bab 5Bahan ajar kwu bab 5
Bahan ajar kwu bab 5rima cemani
 
Pemikiran (Lateral, Kritis, Kreatif, Reflektif)
Pemikiran (Lateral, Kritis, Kreatif, Reflektif)Pemikiran (Lateral, Kritis, Kreatif, Reflektif)
Pemikiran (Lateral, Kritis, Kreatif, Reflektif)Wawa Honey
 
Ikrar Agung D - 12119072 - PPT TB Bisnis Kreatif dan Inovasi Kelompok 3.pptx
Ikrar Agung D - 12119072 - PPT TB Bisnis Kreatif dan Inovasi Kelompok 3.pptxIkrar Agung D - 12119072 - PPT TB Bisnis Kreatif dan Inovasi Kelompok 3.pptx
Ikrar Agung D - 12119072 - PPT TB Bisnis Kreatif dan Inovasi Kelompok 3.pptxIKRARAGUNGDEWANTORO1
 
Proses kreatiff
Proses kreatiffProses kreatiff
Proses kreatiffkid14045
 
Kreativitas Dalam Kehidupan Ekonomi
Kreativitas Dalam Kehidupan EkonomiKreativitas Dalam Kehidupan Ekonomi
Kreativitas Dalam Kehidupan EkonomiFerial Imran Nur
 
Kewirausahaan, iwan muklas, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univ...
Kewirausahaan, iwan muklas, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univ...Kewirausahaan, iwan muklas, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univ...
Kewirausahaan, iwan muklas, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univ...IwanMuklas
 
4. KWH. Ananda Putri Pratami. Hapzi Ali. Pengantar Kewirausahaan, Universitas...
4. KWH. Ananda Putri Pratami. Hapzi Ali. Pengantar Kewirausahaan, Universitas...4. KWH. Ananda Putri Pratami. Hapzi Ali. Pengantar Kewirausahaan, Universitas...
4. KWH. Ananda Putri Pratami. Hapzi Ali. Pengantar Kewirausahaan, Universitas...Ananda Putri Pratami
 
MODUL SENI DALAM PENDIDIKAN
MODUL SENI DALAM PENDIDIKANMODUL SENI DALAM PENDIDIKAN
MODUL SENI DALAM PENDIDIKANAmran Aris
 

Similar to Berpikir kreatif matematis (20)

Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Berpikir kreatif (Risna Husainiah)
Berpikir kreatif (Risna Husainiah)Berpikir kreatif (Risna Husainiah)
Berpikir kreatif (Risna Husainiah)
 
Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...
Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...
Usaha, decha vinesha, prof. dr. hapzi ali. cma, berpikir kreativitas dan inov...
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Berpikir Kreatif I
Berpikir Kreatif IBerpikir Kreatif I
Berpikir Kreatif I
 
Berpikir Kreatif I
Berpikir Kreatif IBerpikir Kreatif I
Berpikir Kreatif I
 
Menuju puncak kreativitas 2008 pert 4
Menuju puncak kreativitas 2008 pert 4Menuju puncak kreativitas 2008 pert 4
Menuju puncak kreativitas 2008 pert 4
 
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptxPertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
 
Kreativitas.pptx
Kreativitas.pptxKreativitas.pptx
Kreativitas.pptx
 
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptxMATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
 
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,Berfikir kreativitas dan inovasi,universitas me...
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,Berfikir kreativitas dan inovasi,universitas me...Usaha,indri agutiani,hapzi ali,Berfikir kreativitas dan inovasi,universitas me...
Usaha,indri agutiani,hapzi ali,Berfikir kreativitas dan inovasi,universitas me...
 
Bahan ajar kwu bab 5
Bahan ajar kwu bab 5Bahan ajar kwu bab 5
Bahan ajar kwu bab 5
 
Pemikiran (Lateral, Kritis, Kreatif, Reflektif)
Pemikiran (Lateral, Kritis, Kreatif, Reflektif)Pemikiran (Lateral, Kritis, Kreatif, Reflektif)
Pemikiran (Lateral, Kritis, Kreatif, Reflektif)
 
Ikrar Agung D - 12119072 - PPT TB Bisnis Kreatif dan Inovasi Kelompok 3.pptx
Ikrar Agung D - 12119072 - PPT TB Bisnis Kreatif dan Inovasi Kelompok 3.pptxIkrar Agung D - 12119072 - PPT TB Bisnis Kreatif dan Inovasi Kelompok 3.pptx
Ikrar Agung D - 12119072 - PPT TB Bisnis Kreatif dan Inovasi Kelompok 3.pptx
 
Proses kreatiff
Proses kreatiffProses kreatiff
Proses kreatiff
 
Kreativitas Dalam Kehidupan Ekonomi
Kreativitas Dalam Kehidupan EkonomiKreativitas Dalam Kehidupan Ekonomi
Kreativitas Dalam Kehidupan Ekonomi
 
Kewirausahaan, iwan muklas, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univ...
Kewirausahaan, iwan muklas, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univ...Kewirausahaan, iwan muklas, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univ...
Kewirausahaan, iwan muklas, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univ...
 
4. KWH. Ananda Putri Pratami. Hapzi Ali. Pengantar Kewirausahaan, Universitas...
4. KWH. Ananda Putri Pratami. Hapzi Ali. Pengantar Kewirausahaan, Universitas...4. KWH. Ananda Putri Pratami. Hapzi Ali. Pengantar Kewirausahaan, Universitas...
4. KWH. Ananda Putri Pratami. Hapzi Ali. Pengantar Kewirausahaan, Universitas...
 
(2)KEWIRAUSAHAAN.pptx
(2)KEWIRAUSAHAAN.pptx(2)KEWIRAUSAHAAN.pptx
(2)KEWIRAUSAHAAN.pptx
 
MODUL SENI DALAM PENDIDIKAN
MODUL SENI DALAM PENDIDIKANMODUL SENI DALAM PENDIDIKAN
MODUL SENI DALAM PENDIDIKAN
 

Berpikir kreatif matematis

  • 1. Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dengan Melibatkan Manajemen Otak (Brain Management) Maria Ulfa, S.Pd. Guru SMK Negeri 1 OKU e-mail : saudagarkaizen@yahoo.com Abstrak Banyak siswa menghadapi masalah dalam belajar matematika. Padahal setiap anak memiliki bakat dalam matematika. Tetapi cara belajar matematika yang salah dapat menyebabkan siswa anti dengan pelajaran matematika, sedangkan cara belajar matematika yang tepat dapat merangsang anak untuk kreatif menguasai matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, kita perlu menemukan berbagai terobosan kreatif. Terobosan-terobosan ini membuka wawasan bagi siswa-siswi kita bahwa belajar matematika itu melibatkan suatu proses kreatif yang menantang. Ketika ingin mengasah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, itu artinya gurupun dituntut untuk menyiapkan proses pembelajaran matematika yang kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh potensi otak siswa baik otak kanan maupun otak kirinya (Brain Management), yang dengan itu pembelajaran itu akan mencakup pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Kata kunci : Berpikir Kreatif, Manajemen Otak (Brain Management) A. Pendahuluan Ketika diajukan pertanyaan Apakah anak-anak kita senang belajar matematika? Apakah kita dulu senang mempelajari matematika? Hanya sedikit yang akan menjawab positif. Justru banyak orang yang menjawab bahwa matematika itu sulit. Matematika itu membebani. Dengan metode tradisional yang pada umumnya sering terjadi dalam proses pembelajaran matematika, mengajarkan matematika sebagai ilmu pasti, yang paling pasti diantara ilmu pasti yang lain. Kebenaran matematika tidak perlu dipertanyakan lagi. Jadi matematika seperti doktrin. Bagaimana mungkin anak-anak akan menyukainya. Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam satu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk matematika. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi 1
  • 2. disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun bekerjasama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika masih jarang atau tidak pernah dikembangkan. Dalam catatan sejarah, banyak matematikawan yang sangat kreatif. Al- Khawaritzmi merumuskan penggunaan angka 0 secara efektif. Descartes menggambarkan dua sumbu yang berpotongan untuk membantu geometri analisis. Gauss mengembangkan sistem bilangan kompleks. Semua itu hanyalah sebagian kecil contoh dari kreativitas matematika yang tanpa batas. Csikszentmihalyi (dalam Nggermanto : 2010 : 30) mengungkapkan bahwa kreativitas tidak muncul begitu saja dari dalam diri seseorang. Bakat kreatif memang penting tetapi lingkungan yang melingkupi dapat menjadi penentu yang lebih penting lagi. Interaksi dengan lingkungan, berpikiran terbuka terhadap ide orang lain, sistem pendidikan khusus berperan penting dalam menumbuhkan kreativitas seseorang. Dalam proses pembelajaran matematika, kita juga perlu menemukan berbagai terobosan kreatif. Terobosan-terobosan ini membuka wawasan bagi siswa-siswi kita bahwa belajar matematika itu melibatkan suatu proses kreatif yang menantang. Terkait dengan hal tersebut diatas, pada makalah ini akan dikaji tentang mengenai mengasah kemampuan berpikir kreatif matematis dengan melibatkan manajemen otak (Brain Management) B. Pembahasan 1. Berpikir Kreatif Dalam beberapa kamus, saat mencari definisi kreatif maka kita akan menemukan kata kreativitas, seringkali kreatif dipersamakan dengan kreativitas. Kreatif merupakan kata dasar dari kreativitas, sedangkan kreativitas adalah aktivitasnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan kreativitas sebagai kemampuan untuk mencipta. Adapun Wikipedia memiliki pengertian kreativitas adalah proses mental yang 2
  • 3. melibatkan pemunculan gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Supriadi (dalam Narwanti : 2011 : 4) mengatakan tidak ada satu pun definisi yang dianggap dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas. Hal ini disebabkan karena dua alasan, yaitu : 1. Kreativitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan multidimensional, yang mengandung berbagai tafsiran yang beragam 2. Definisi-definisi kreativitas memberikan tekanan yang berbeda, tergantung dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi. Maka Supriadi (dalam Narwanti : 2010 : 4) menyimpulkan bahwa pada intinya kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Dari berbagai definisi diatas dapat digaris bawahi bahwa kunci kreativitas adalah sesuatu yang BARU. Pada awalnya seseorang menemukan atau menciptakan sesuatu yang BARU adalah IDE. Ide menurut James Webb Young adalah sebuah kombinasi baru dari unsur-unsur lama, tidak lebih tidak kurang. Dari definisi tersebut Jack Foster menyatakan bahwa mendapatkan sebuah ide sangat sederhana seperti mencipta menu baru, cukup mengambil resep-resep yang sudah ada dikombinasikan sedemikian rupa, maka muncullah resep baru. Bukan saja sederhana, tetapi seseorang tidak perlu genius untuk mendapatkannya. Francis H.Cartier juga mengatakan “Hanya ada satu cara saat seseorang membutuhkan sebuah ide baru, yaitu dengan menggabungkan atau penyatuan dua ide atau lebih yang dimilikinya kedalam suatu penjajaran baru, untuk menemukan suatu hubungan diantara ide-ide tersebut yang belum pernah mereka sadari sebelumnya.” Sedangkan menurut Arthur Koestler menyatakan bahwa orisinalitas kreatif tidak berarti menciptakan atau menghasilkan sebuah ide dari suatu ketiadaan melainkan dari suatu penggabungan pola-pola pikiran yang telah terbentuk dengan baik. Tindakan kreatif itu menyingkap, menyeleksi, mengubah susunan, menggabungkan, menyintesiskan fakta- fakta, ide-ide, keahlian dan keterampilan yang sudah ada. 3
  • 4. Amabile (dalam Narwanti : 2011 : 7) menyampaikan bahwa penentuan kriteria kreativitas menyangkut tiga dimensi, yaitu : 1. Dimensi proses, segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif 2. Dimensi person, sering dikatakan sebagai kepribadian kreatif 3. Dimensi produk-produk kreatif, menunjukkan hasil perbuatan, kinerja atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan Setiap orang pada dasarnya memiliki kreativitas dengan tingkat yang berbeda- beda. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya. Dapat dikatakan juga sebagai kemampuan seseorang menciptakan kombinasi baru dari hal yang telah ada sehingga menghasilkan sesuatu yang baru. 2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Menurut Munandar (dikutip Jazuli : 2009), kreativitas seseorang tidak muncul begitu saja, tapi perlu ada pemicu. Kreativitas adalah hasil dari proses interaksi antara individu dengan lingkungannya, yang berarti bahwa lingkungan dapat menunjang atau menghambat kreativitas seseorang. Selanjutnya Munandar menjelaskan ciri-ciri keterampilan berpikir kreatif adalah sebagai berikut : 1. Keterampilan berpikir lancar (fluency) 2. Keterampilan berpikir luwes (flexibility) 3. Keterampilan berpikir orisinil (originality) 4. Keterampilan berpikir rinci (elaboration) Selanjutnya ciri-ciri tersebut lebih diperjelas lagi oleh William (dalam Killen : 1998), yang menyatakan bahwa perilaku siswa terkait dengan kreativitas atau berfikir tingkat tinggi meliputi : 1. Fluency Kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar ide, produk dan respon 2. Flexibility Kemampuan untuk memperoleh pendekatan yang berbeda, membangun berbagai ide, mengambil jalan memutar 4
  • 5. 3. Originality Kemampuan untuk membangun ide yang tidak biasa, ide cerdas yang mengubah cara dari yang nyata 4. Elaboration Kemampuan untuk memotong, mengembangkan atau membubuhi ide atau produk. 5. Risk taking Mempunyai keberanian untuk menyatakan sendiri kesalahan atau kritikan, tebakan dan mempertahankan diri sendiri. 6. Complexity Mencari berbagai alternatif, membawa keluar kekacauan dan menyelidiki kedalam masalah atau ide yang rumit. 7. Curiosity Keinginan untuk tahu dan kagum, bermain dengan suatu ide, membuka situasi teka- teki dan mempertimbangkan sesuatu yang misteri. 8. Imagination Mempunyai kekuatan untuk visualisasi dan membangun mental image dan meraih di luar lingkungan nyata. Ervynck (dikutip Jazuli : 2009), mengatakan bahwa kreativitas matematika adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan atau mengembangkan struktur berpikir, melakukan perhitungan yang aneh dari disiplin logika deduktif, dan kemampuan membangun konsep yang terintegrasi kedalam inti yang penting dalam matematika. Menurut Siswono (2009), berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pemikiran yang tajam dengan intuisi, menggerakkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung ide-ide yang menakjubkan dan inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan. Sedangkan De Bono (dikutip Siswono : 2009), membedakan 2 tipe berpikir, yaitu berpikir lateral dan berpikir vertikal. Berpikir lateral, mengacu pada penemuan petunjuk-petunjuk baru dalam mencari ide- ide, generatif yang dapat meloncat dan bergerak agar dapat membangun suatu petunjuk baru, tidak harus benar pada setiap langkah dan tidak menggunakan kategori-kategori, 5
  • 6. Berpikir vertikal, berhadapan dengan perkembangan ide-ide dan pemeriksaannya terhadap suatu kriteria objektif, selektif dan berurutan yang bergerak hanya jika terdapat suatu petunjuk dalam gerakannya, memilih pendekatan-pendekatan yang sangat menjanjikan pada suatu masalah selama pemikiran lateral membangun banyak alternatif pendekatan. Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum, dimana berpikir kreatif merupakan suatu sintesis antara berpikir lateral dan vertikal yang saling melengkapi. Pengertian ini menyebutkan bahwa dalam berpikir kreatif melibatkan berpikir logis ataupun analitis sekaligus intuitif. Dari bebrapa pendapat tersebut, pemakalah mengambil indikator kemampuan berpikir kreatif matematis menurut Munandar, yang dirangkum juga dari pendapat para pakar sehingga didefinisikan sebagai berikut : 1. Fluency Dapat lancar memberikan banyak ide untuk menyelesaikan suatu masalah (termasuk dalam memberikan contoh) 2. Flexibility Dapat memunculkan ide baru (untuk mencoba dengan cara lain) dalam menyelesaikan masalah yang sama. 3. Originality Dapat menghasilkan ide yang luar biasa untuk menyelesaikan suatu masalah (dapat menjawab menurut caranya sendiri) 4. Elaboration Dapat mengembangkan ide dari ide yang telah ada atau merinci masalah menjadi masalah yang lebih sederhana. 3. Manajemen Otak (Brain Manajemen) Windura (dikutip Somakim : 2008), mengatakan bahwa Manajemen otak adalah kegiatan memahami dan meningkatkan kemampuan otak untuk selalu dapat meng- upgrade potensi dan kapasitas setiap saat. Dengan kata lain yang lebih sederhana, manajemen otak adalah upaya kita meningkatkan hardware atau otak kita, bukan pada software atau ilmu-ilmu semata. 6
  • 7. Para ahli yang mulai meneliti sejak 1930-an percaya bahwa otak kiri adalah otak rasional, yang erat kaitannya dengan IQ, lebih bersifat logis, aritmatik, verbal, segmental, fokus, serial (linier), mencari perbedaan, dan bergantung waktu. Sedangkan otak kanan adalah otak emosional, yang erat kaitannya dengan EQ, bersifat intuitif, spasial, visual, holistik, difus, paralel (lateral), mencari persamaan, dan tidak tergantung waktu. Perbedaan Otak Kiri dan Otak Kanan Otak Kiri Otak Kanan Terkait IQ Terkait EQ Interpersonal, self-centric Interpersonal, other-centric Kognitif, logis Afektif, intuitif Analistik Artistik Kunatitatif Kualitatif Realistis Imajinatif Aritmatik Spasial Verbal, tertera Visual, lambang Eksplisit Implisit Segmental Holistik Fokus Difus Serial, linier Pararel, lateral Terencana, cautious Tak terencana, impulsive Mencari perbedaan Mencari persamaan Bergantung waktu Tak bergantung waktu Otak Kiri Otak Kanan Bahasa Kreativitas Angka Konseptual Analisis Seni/musik Logika Gambar/warna Urutan Emosi Hitungan Imajinasi Detial Melamun Ingatan Jangka Pendek Ingatan Jangka Panjang Menurut Dilip Mukerjea (dalam Narwati : 2010 : 55), otak kreatif adalah otak kiri dan otak kanan yang bekerja sinergis. Pembelajaran kita cenderung dominan menggunakan otak kiri, bahkan kekuatan otak kiri dibakukan dengan serangkaian tes IQ (Intelligence Quotient). Seseorang yang memiliki skor IQ tinggi dianggap pintar, cerdas 7
  • 8. dan jenius. Adapun yang skor tes IQ-nya rendah dianggap bodoh. Lalu bagaimana dengan otak kanan? Dalam pembelajaran juga dituntut dominan menggunakan otak kanan tanpa mengabaikan otak kiri. Kerja yang seimbang otak kanan dan otak kiri akan menghasilkan kinerja otak yang sangat maksimal. Pembelajaran yang kreatif adalah pembelajaran yang mengakomodasi perkembangan otak kanan dan kiri. Beberapa cara untuk menyeimbangkan syaraf motorik kanan dan syaraf motorik kiri :  Eight Game. Pura-puralah menulis angka delapan tidur atau simbol ∞ di udara dengan tangan kiri dan kanan secara bersama-sama.  Thumb Game. Acungkanlah jempol tangan kiri dan kelingking tangan kanan, sambil menyorongkan kedua belah tangan ke arah kanan. Sebaliknya, acungkanlah jempol tangan kanan dan kelingking tangan kiri, sambil menyorongkan kedua belah tangan ke kiri.  Pattern Game. Gambarlah pola-pola tertentu di atas kertas kosong, dengan tangan kiri dan kanan secara bersamaan, ke arah dalam, luar, atas dan bawah.  Rolated Reading. Baliklah sebuah tulisan (atas bawah), lalu bacalah tulisan tersebut dari kanan ke kiri.  Left- Handed Handling. Peganglah gagang pintu dan bukalah pintu dengan tangan kiri.  Left- Handed Writing. Tulislah nama panggilan dengan tangan kiri diatas kertas kosong.  Left- Handed Signing. Buatlah tanda tangan dengan tangan kiri diatas kertas kosong. 4. Pembelajaran Matematika dengan melibatkan Manajemen Otak Bateson (dalam Nggermanto : 2010 : 74), membagi pembelajaran menjadi 4 level. Masing-masing level memiliki karakteristik yang berbeda.  Level 0 adalah Pembelajaran Langsung Pembelajaran langsung adalah belajar atau mengajar mengenai hal tertentu.  Level 1 adalah belajar cara belajar Bila kita sedang belajar matematika, maka kita tidak hanya belajar matematika itu sendiri. Tetapi kita juga mengajarkan atau belajar cara mempelajari matematika 8
  • 9. yang terbaik. Mungkin 1 cara cocok untuk seorang siswa, tetapi tidak cocok untuk siswa yang lain. Pada level 1 ini kita menjadi kreatif untuk mencari cara lain lagi untuk belajar dan mengajarkan matematika.  Level 2 adalah Pembelajaran Paradigma Pada level ini kita belajar memahami tentang paradigma, perubahan paradigma atau pembentukan paradigma. Paradigma adalah sebuah konsep dasar yang menjadi kerangka berpikir seseorang. Apabila siswa secara perlahan dan bertahap menyerap paradigma bahwa matematika itu menyenangkan, melalui pengalaman langsung siswa belajar matematika, maka matematika itu memang akan menyenangkan.  Level 3 adalah pembelajaran Pandangan Semesta Bagaimana kita memandang kehidupan ini secara utuh. Pandangan semesta ini lebih luas dari paradigma. Bagi orang yang beragama, mereka memandang kehidupan dunia adalah bagian dari kehidupan yang lebih abadi. Seorang siswa yang belajar matematika akan berbeda-beda memandang dan menilai matematika. Bagi siswa yang memandang matematika sebagai suatu kewajiban karena sebagai syarat lulus sekolah maka mereka akan belajar demi mendapat nilai lulus sekolah. Tetapi bagi siswa yang memandang bahwa belajar memiliki poin di kehidupan akhirat maka ia akan belajar dengan semangat yang lebih tinggi. Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian yang tunggal dan pasti. Hal ini yang menyebabkan matematika menjadi pelajaran yang ditakuti dan dijauhi siswa. Padahal, matematika dipelajari pada setiap jenjang pendidikan dan menjadi salah satu pengukur keberhasilan siswa dalam menempuh suatu jenjang pendidikan. Matematika juga dianggap sebagai sebuah bidang disiplin otak kiri saja. Matematika hanya mengandalkan kemampuan analisis, logika, perhitungan. Matematika dianggap tidak mengembangkan kreatifitas, tidak memacu kerja otak kanan yang imajinatif. Matematika sering dilawankan dengan seni yang dianggap sebagai bidang yang sangat kreatif. Seni menuntut imajinasi tingkat tinggi dan melibatkan emosi. Seni identik dengan otak kanan dan intuisi. Sebaliknya matematika dianggap sebagai bidang yang kaku, tanpa emosi. Seharusnya matematika adalah bidang yang kreatif, imajinatif dan merangsang otak kanan. 9
  • 10. Narwanti (2010), menyatakan, Prinsip-prinsip pembelajaran yang mengoptimalkan otak kanan adalah : 1. Hargai kreativitas dan imajinasi siswa 2. Mengajar dengan humor Ippho Santosa menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengembangkan otak kanan adalah dengan tertawa. Tertawa memiliki manfaat secara psikologis dan biologis. Tertawa mengurangi kerasnya detak jantung akibat stress. Bayangkan apabila pembelajaran yang disajikan disertai dengan humor, maka pembelajaran tersebut akan membuat siswa bebas stress 3. Hiasi pembelajaran dengan game-game menyenangkan Dengan game-game pembelajaran menjadi tidak kaku dan siswa akan cenderung lebih bersemangat dan antusias. 4. Manfaatkan musik Menurut Plato musik adalah alat yang lebih potensial daripada yang lainnya dalam belajar. Musik membuat seorang rileks, ketika tubuh rileks alam bawah sadar siswa akan mencerna informasi dengan lebih mudah dan dalam jumlah besar. 5. Gerakkan otak kanan Tubuh bagian kiri digerakkan oleh otak kanan, maka apabila siswa sering menggunakan tubuh sebelah kanan tidak ada salahnya kita coba menggerakkan tubuh sebelah kiri. Menurut Somakim (2008), beberapa alternatif yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru matematika dalam pembelajaran matematika yang melibatkan otak kiri dan otak kanan atau dikenal dengan manajemen otak (Brain Management) adalah sebagai berikut:  Gunakan Warna  Gunakan Alat Peraga  Imajinasi  Memberikan kesempatan anak untuk mengeluarkan pendapat  Komputer  Mind Map 10
  • 11. 5. Contoh Soal yang Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Al Jupri: 2010) a. Misalkan tenaga 4 ekor sapi sama kuat dengan tenaga 5 ekor kuda. Diketahui pula bahwa tenaga seekor gajah sama kuat dengan tenaga seekor sapi dan dua ekor kuda. Nah, manakah yang akan menang lomba tarik tambang bila seekor gajah dan 3 ekor kuda diadu dengan 4 ekor sapi! Jelaskan pendapatmu ! b. Ada seekor kodok jatuh ke dalam lubang, terperosok, karena dia tidak hati-hati saat berjalan (meloncat-loncat). Kedalaman lubang tersebut adalah 10 meter. Sang kodok berusaha keluar dari lubang itu. Bila siang hari, sang kodok akan dapat merambat sejauh 3 meter. Tapi, di malam hari, karena dingin dan licin, dia akan kembali terperosok sejauh 2 meter. Begitu seterusnya, sang kodok berjuang keras agar dapat keluar dari lubang tersebut. Pertanyaannya, dalam berapa hari sang kodok dapat keluar dari lubang tersebut! Soal-soal tersebut dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sesuai dengan indikator berpikir kreatif matematis itu sendiri, yaitu :  Fluency, dari soal yang ada dapat mengasah siswa untuk memberikan banyak ide untuk mencari penyelesain soal tersebut.  Flexibility, dari berbagai ide yang dimiliki siswa, maka siswa dapat menggunakan macam-macam cara untuk mencari solusi dari soal tersebut.  Originality, karena soal tersebut memungkinkan siswa untuk menjawab dengan bermacam cara maka masing-masing siswa dapat menjawab dengan caranya sendiri  Elaboration, dengan berbagai ide yang dimiliki siswa, siswa dapat merinci menjadi penyelesaian yang lebih sederhana. C. Penutup Latihan matematika adalah latihan beban mental. Dengan latihan matematika, mental siswa akan menjadi lebih kuat, logika berpikir siswa menjadi matang, serta kreativitas yang semakin berkembang. Kita tidak perlu berharap matematika akan banyak berguna untuk menunjang apapun profesi siswa kita kelak. Tetapi logika yang 11
  • 12. kuat, kreativitas yang tanpa batas karena berlatih matematika akan banyak berguna bagi kehidupannya. 12
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Al Jupri. (2010). Ngobrol Mat. Cara Asyik Belajar Matematika. Jakarta : Gagas Media. Darmasyah. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta : PT. Bumi Aksara Jazuli, Akhmad. (2009). Berpikir Kreatif Dalam Kemampuan Komunikasi Matematika. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional, pada tanggal 5 Desember 2009, di Yogyakarta. Narwanti, Sri. (2010). Creative Learning. Kiat Menjadi Guru Kreatif dan Favorit. Yogyakarta : Familia. Nggermanto, Agus. (2010). APIQ. Creative Math Game. Bandung : Penerbit Nuansa. Noer, Sri Hastuti. (2009). Model Bahan Ajar Matematika Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif dan Reflektif (K2R). Makalah disampaikan dalam Seminar Pendidikan Nasional II, pada tanggal 24 Januari 2009, di Bandar Lampung. Noer, Sri Hastuti. (2007). Pembelajaran Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, pada tanggal 24 Nopember 2007, di Yogyakarta. Santosa, Ippho. (2010). 13 Wasiat Terlarang. Dahsyat Dengan Otak Kanan. Jakarta : Elex Media Komputindo. Siswono, Tatag Yuli Eko. (2009). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Tersedia: http://suaraguru.wordpress.com. Diakses tanggal : 1 Desember 2011. Somakim. (2008). Pembelajaran Matematika dengan Melibatkan Manajemen Otak (Suatu Alternatif Pembelajaran Interaktif). Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, pada tanggal 28 Nopember 2008, di Yogyakarta. 13