SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
ANGGRAENI PUTRI PERTIWI
H2A011007
FK UNIMUS 2011
TUTORIAL
SKENARIO 2
BATUK DARAH
 Bp Pt,61 tahun seorang pekerja bangunan . Bp
Pt,periksa ke rumah sakit karena batuk batuk
dengan dahak dan kadang-kadang dahak
bercampur darah .Batuk ini dialami sejak 2 bulan
sebelumnya ,tetapi dianggap batuk biasa .Bp Pt
adalah seorang perokok .Dari pemeriksaan
didapatkan BB 48 kg ,TB 167 cm ,suhu 37,4 derajad
celcius ,respirasi 28 /menit .Saat ini merasa sesak
nafas .Radiologis menunjukkan gambaran efusi
pleura minimal.
STEP 1
 1.DAHAK
 2.RADIOLOGIS
 3.EFUSI PLEURA
 4.BATUK
 5.SESAK NAFAS
ISTILAH
 1.DAHAK :Dahak (plegma) adalah lendir kental,
membulur dan lengket yang disekresikan di saluran
pernapasan, biasanya sebagai akibat dari
peradangan, iritasi atau infeksi pada saluran udara,
dan dibuang melalui mulut.
 2.RADIOLOGIS :Radiologi adalah suatu ilmu
tentang penggunaan sumber sinar pengion dan
bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk
imaging diagnostik dan terapi.
BIDANG –BIDANG TERMASUK RADIOLOGI
 A) Radiodiagnostik, yaitu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan
sinar pengion ( Sinar X ) untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto
yang bisa di dokumentasikan.
 B) Radioterapi, adalah salah satu regimen terapi untuk penyakit
terutama keganasan ( kanker ) dengan menggunakan sinar
pengion/radioaktif.
 C) Kedokteran Nuklir, yaitu bidang kedokteran yang memanfaatkan
materi radioaktif ( radioisotop ) untuk menegakkan diagnosis dan
mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Bisa juga
untuk pemeriksaan dinamika organ misalnya pemeriksaan fungsi
jantung dan ginjal.
ISTILAH
 D) Ultrasonografi, adalah penggunaan gelombang suara frekuensi
sangat tinggi / ultrasonik ( 3,5 – 5 MHz ) untuk membantu diagnosis.
Ultrasound adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih dari
20.000 Hz. Yang di gunakan dalam bidang kedokteran antara 1 – 10
MHz.
 E) MRI ( Magnetic Resonance Imaging ), adalah teknik diagnosa
yang memanfaatkan medan magnet dan gelombang frekuensi
radio. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan bahaya radiasi, hanya
ada beberapa pasien dengan kondisi tertentu tidak di perkenankan
memanfaatkan aplikasi ini.
Keunggulan lain dari MRI adalah dapat di peroleh hasil gambar
berupa penampang dari berbagai arah.

ISTILAH
 3.EFUSI PLEURA :Suatu keadaan dimana terdapat
penumpukan cairan dalam rongga pleura. Selain cairan
dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah. Efusi
pleura bukanlah suatu disease entity tapi suatu gejala
penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa
penderita
 4.BATUK : Mekanisme pertahanan tubuh di saluran
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit
atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena
adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
ISTILAH
 5.SESAK NAFAS : (Dispnea) perasaan sulit bernapas
ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan
otot bantu pernapasan.
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular,
emboliparu, penyakit paru interstisial atau alveolar,
gangguan dinding dada, penyakit obstruktif
paru(emfisema, bronkitis, asma), kecemasan
STEP 2
1.Apa yang menyebabkan batuk-batuk dengan
dahak dan kadang-kadang bercampur darah ?
2.Apa hubungannya dengan kebiasaan merokok ?
3.Bagaimana intrepertasi pemeriksaan didapatkan BB
48 kg ,TB 167 cm ,suhu 37,4 derajad celcius
,respirasi 28/menit,nadi 114 x/menit ?
4.Apa yang menyebabkan sesak nafas ?
5.Bagaimana gambaran efusi pleura minimal ?
6. Apa saja anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai
kasus ?
STEP 3
 1.Penyebab batuk-batuk dengan dahak dan kadang-
kadang bercampur darah :
Batuk darah adalah darah atau dahak bercampur
darah yang dibatukkan yang berasal dari saluran
pernafasan bagian bawah (mulai glotis ke arah
distal}
Batuk darah idiopatik. Batuk darah sekunder.
Yaitu batuk darah yang
tidak diketahui
penyebabnya:
 _ insiden
0,5 sampai 58% {+ 15
%}
 _ pria :wanita = 2 : 1
 _ umur 30- 50 tahun
kebanyakan 40-60 tahun
 _ berhenti spontan
dengan suportif terapi.
Yaitu batuk darah yang
diketahui penyebabnya
a. Oleh karena keradangan ,
ditandai vascularisasi arteri
bronkiale > 4% {normal 1%}
 TB è batuk sedikit-sedikit èmasif
darah melulu, bergumpal.
 Bronkiektasis ®campur purulen
 Apses paru ®campur purulen
 Pneumonia®warna merah bata
encer berbuih
 Bronkitis®sedikit-sedikit campur
darah atau lendir
ETIOLOGI
Batuk darah idiopatik Batuk darah sekunder
b. Neoplasma
 _ karsinoma paru
 _ adenoma
c. Lain-lain:
 _ trombo emboli paru – infark paru
 _ mitral stenosis
 _ kelainan kongenital aliran darah paru
meningkat
 @ ASD
 @ VSD
 _trauma dada
 tumpul: perlukaan oleh costa
 tajam : tusukan benda tajam
 _hemorhagic diatese
 _hipertensi pulmonal primer
PURSEL JOHNSON
 1. Blood streak
 3. minimal 1-30 cc
 4. mild 30-150 cc
 5. moderate 150-500
cc
 6. massive 600 cc
 1 single : kurang dari 7 hari
 2. Repeated : lebih dari 7 hari
dengan interfal 2-3 hari
 3. Frank : darah melulu tanpa
dahak
 RSUD Dr. Sutomo SMF paru
> 90% disebabkan :
1. TB Paru
2. Karsinoma paru
3. Bronkiektasis
4. Mitral stenosis
PEMBAGIAN LAIN
BERDASARKAN JUMLAH DARAH
2.Hubungannya dengan kebiasaan merokok
A) Umur :system dan pertahanan tubuh mulai melemah.
 Pekerja bangunan :
 Merupakan pekerja berat.
 Paparan debu.
 Gaya hidup taksehat.
 Gizi kurang menimbulkan gizi buruk serta imun lemah dan bakteri mudah masuk
B)Perokok
 Merokok dapat merusak organ pernafasan dan tidak dapat di kompensasi.
 Rokok bersifat merangsang sekresi mucus mengakibatkan produksi dahak. Namun sifat
rokok juga mengakibatkan rusaknya silia sehingga dahak sulit keluar.
 Merokok menekanan aktivitas perlindungan seldarah dan menghalangi kemampuan
system kekebalan untuk memberantas bakteri
GAS CARBONDIOKSIDA(CO)
Gas yang tidak memiliki bau
dihasilkan oleh pembakaran
yang tidak sempurna dari unsur
karbon dan bersifat toksik
NIKOTIN
:Senyawa alkaloid
alami dalam daun
tembakau yang
bersifat basa dan
memiliki kelarutan
yang baik dalam air
dan lemak.
(Efek psioaktif &
adiktif >kokain &
mprfin
TAR:
Mengandung PHA
karsinogenik .
Pengendapan antara 30-
40mg /batang rokok
Kadar dalam rokok 24 – 45mg
Mechanism of Tobacco Effect to Respiratory Tract
3.Intrepertasi didapatkan pemeriksaan didapatkan BB
48 kg ,TB 167 cm ,suhu 37,4 derajad celcius ,respirasi
28/menit,nadi 114 x/menit
INTREPERTASI
TINGGI BADAN
 167 CM
SUHU
 37,4 DERAJAD
CELCIUS
 N :36,5 -37,5
 NORMAL
RESPIRASI NADI
 28/MENIT
 N : 16 – 24 /MENIT
 TAKIPNEU
 114/MENIT
 N :60-100 X/MENIT
 TAKIKARDI
INTREPRETASI
TAKIPNEU
 M .Tuberkulosis – inhalasi droplet –bakteri
mecapai alveolus (ukuran partikel <s mikrometer –
muncul reaksi radang –terjadi pengeluaran
sekret/mukus – akumulasi sekret di jalan nafas –
menghalangi proses difusi o2 – kompensasi tubuh
meningkatkan gerakan darah –SESAK
INTREPERTASI BERAT BADAN
 BMI = (BB) / [(TB) * (TB)]
Misalnya: BB = 45 kg dan TB = 165 cm, maka
BMI = (45) / [(1.65) * (1.65)] = 16.5
Apakah Anda termasuk kurus, normal, atau overwight? Lihat
patokan di bawah ini:
BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
BMI 18.5 - 24 = normal
BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
BMI >30 = obesitas
Ini tabel BMI-nya
 warna biru kurang
berat
warna hijau sehat
warna kuning
kelebihan berat
warna oranye
obesitas
 warna merah
obesitas berlebi
BMI : 48/1,67=
17,21 => under
wight
NAFSU MAKAN BERKURANG
BMI : 48/1,67=
17,21 => under
wight
 Proses infeksi melibatkan
makrofag mengeluarkan
berbagai macam mediator
pro inflamasi salah satunya
TNF ,yang kemudian
menekan nafsu makan
dipusatnya (lateral
hipotalamus)sehingga akan
menyebabkan nafsu
makan berkurang .
4.PENYEBAB UTAMA SESAK NAFAS
SESAK AKUT SAAT
ISTIRAHAT
 KARDIOVASKULAR:
Gagal inhibitor ventrikel kiri
Emboli paru akut
Stenosis mitral
 PERNAFASAN:
Asma berat akut
Pneumonia,pneumotoraks
ARDS,Anafilaksis akut
Eksaserbasi Akut pada PPOK
SESAK KRONIS SAAT
AKTIVITAS
 KARDIOVASKULAR :
Gagal jantung kronis
Sesak “angina ekuivalen”
Emboli paru kronis
 PERNAFASAN :
Efusi pleura
Penyakit paru interstitial
Kanker bronkus
Limfangitis karsinomatosis
SESAK AKUT SAAT
ISTIRAHAT
SESAK KRONIS SAAT
AKTIVITAS
 PENYEBAB LAIN :
Inhalasi benda asing
Hiperventilasi
Psikogenik
Demam
Asidosis Metabolik
Penyakit Neurologis
 PENYEBAB LAIN :
Kemunduran kondisifisik
Obesitas
Anemia
Penyakit Neurologis
PENYEBAB UTAMA SESAK NAFAS
PATOFISIOLOGI SESAK NAFAS
 Oksigenasi jaringan menurun.
 Kebutuhan oksigen meningkat.
 Kerja pernapasan meningkat.
 Rangsang pada sistem saraf pusat.
 Penyakit neuromuskuler.
OKSIGENASI JARINGAN MENURUN
 Penyakit atau keadaan tertentu secara akut dapat
menyebabkan kecepatan pengiriman oksigen ke seluruh
jaringan menurun. Penurunan oksigenasi jaringan ini akan
meningkatkan sesak napas. Karena transportasi oksigen
tergantung dari sirkulasi darah dan kadar hemoglobin, maka
beberapa keadaan seperti perdarahan, animea (hemolisis),
perubahan hemoglobin (sulfhemoglobin, methemoglobin,
karboksihemoglobin) dapat menyebabkan sesak napas.
 Penyakit perenkim paru yang menimbulkan intrapulmonal
shunt, gangguan ventilasi juga mengakibatkan sesak napas.
Jadi, sesak napas dapat disebabkan penyakit-penyakit asma
bronkial, bronkitis dan kelompok penyakit pembulu darah paru
seperti emboli, veskulitis dan hipertensi pulmonal primer.
KEBUTUHAN OKSIGEN MENINGKAT
 Penyakit atau keadaan yang sekonyong-konyong
meningkat kebutuhan oksigen akan memberi sensasi
sesak napas. Misalnya, infeksi akut akan membutuhkan
oksigen lebih banyak karena peningkatan metabolisme.
Peningkatan suhu tubuh karena bahan pirogen atau
rangsang pada saraf sentral yang menyebabkan
kebutuhan oksigen meningkat dan akhirnya
menimbulkan sesak napas. Begitupun dengan penyakit
tirotoksikosis, basal metabolic rate meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga meningkat. Aktivitas jasmani
juga membutuhkan oksigen yang lebih banyak sehingga
menimbulkan sesak napas.
KERJA PERNAFASAN MENINGKAT
 Panyakit perenkim paru seperti pneumonia, sembab paru
yang menyebabkan elastisitas paru berkurang serta penyakit
yang menyebabkan penyempitan saluran napas seperti asma
bronkial, bronkitis dan bronkiolitis dapat menyebabkan
ventilasi paru menurun. Untuk mengimbangi keadaan ini dan
supaya kebutuhan oksigen juga tetap dapat dipenuhi, otot
pernapasan dipaksa bekerja lebih keras atau dengan
perkataan lain kerja pernapasan ditingkatkan. Keadaan ini
menimbulkan metabolisme bertambah dan akhirnya
metabolit-metabolit yang berada di dalam aliran darah juga
meningkat. Metabolit yang terdiri dari asam laktat dan asam
piruvat ini akan merangsang susunan saraf pusat. Kebutuhan
oksigen yang meningkat pada obesitas juga menyebabkan
kerja pernapasan meningkat.
RANGSANG PADA SSP
 Penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dapat
menimbulkan serangan sesak napas secara tiba-
tiba. Bagaimana terjadinya serangan ini, sampai
sekarang belum jelas, seperti pada
meningitis, cerebrovascular accident dan lain-lain.
Hiperventilasi idiopatik juga dijumpai, walaupun
mekanismenya belum jelas.
PENYAKIT NEUROMUSKULER
 Cukup banyak penyakit yang dapat menyebabkan
gangguan pada sistem pernapasan terutama jika
penyakit tadi mengenai diagfragma, seperti
miastenia gravis dan amiotropik leteral sklerosis.
Mekanisme yang menyebabkan terjadinya sesak
napas karena penyakit neuromuskuler ini sampai
sekarang belum jelas.
5.GAMBARAN EFUSI PLEURA MINIMAL
 Secara normal, ruang
pleural mengandung
sejumlah kecil cairan
(5 sampai 15ml)
berfungsi sebagai
pelumas yang
memungkinkan
permukaan pleural
bergerak tanpa
adanya friksi.
Ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis.
Di antara pleura terdapat ruangan yang disebut spasium pleura, yang
mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergeser secara bebas pada saat ventilasi.
Cairan tersebut dinamakan cairan pleura.
Cairan pleura berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan pleura
parietalis dan pleura viseralis bergerak selama pernapasan dan untuk
mencegah pemisahan toraks dan paru yang dapat dianalogkan seperti dua
buah kaca objek yang akan saling melekat jika ada air.
 Pembentukan cairan yang berlebihan, karena
radang (tuberculosis, pneumonia, virus),
bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang
menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana
masuk cairan berdarah dan karena trauma.
 Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
ETIOLOGI
 Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul
pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik,
kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh
sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
 Penyebab lain dari efusi pleura adalah:
PATOFISIOLOGIi
 efusi pleura, terjadi bila keseimbangan antara produksi dan
absorbsi cairan pleura terganggu misalnya pada hyperemia
akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotic
(hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal
jantung).
 Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas
transudat dan eksudat
Transudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena
disertai peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena
tekanan osmotic koloid yang menurun.
Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi.
Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat
jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih
 Secara garis besar akumulasi cairan pleura
disebabkan karena dua hal yaitu:
1. Pembentukan cairan pleura berlebih
2. Penurunan kemampuan absorbsi sistem limfatik
Hal ini dapat terjadi karena peningkatan: permeabilitas kapiler (keradangan,
neoplasma), tekanan hidrostatis di pembuluh darah ke jantung / v. pulmonalis (
kegagalan jantung kiri ), tekanan negatif intrapleura (atelektasis ).
Hal ini disebabkan karena beberapa hal antara lain: obstruksi stomata, gangguan
kontraksi saluran limfe, infiltrasi pada kelenjar getah bening, peningkatan tekanan
vena sentral tempat masuknya saluran limfe dan tekanan osmotic koloid yang
menurun dalam darah, misalnya pada hipoalbuminemi.
6.ANAMNESIS DAN PF SESUAI KASUS
ANAMNESIS
 1. Dari anamnesis dipastikan
asal darah
 2. Jumlah darah yang keluar,
bentuk,warna,lama.
 3. Penyakit batuknya
 4. Disertai nyeri dada
 5. Hubungan dengan
kerja,istirahat,posisi penderita
 6. Hubungan penyakit masa
lalu
 7. Anamnesa merokok
PEMERIKSAAN FISIK
 # Panas, berarti ada proses
peradangan
 # Auskultasi: terdengar bunyi Rales
 - Kemungkinan menujukkan lokasi
 - Ada aspirasi
 - Ronki menetap, wheezing lokal,
kemungkinan penyumbatan oleh :
Ca, bekuan darah
 - Friction rub:emboli paru ,infark
paru
 # Clubbing finger: bronkiektasis,
neoplasma
STEP IV
BP.PT
61 tahun
Pekerja bangunan
RS KELUHAN :Berdahak kadang
bercampur darah sejak 2 bulan
Sebelumnya gejala yang
menyertai sesak nafas
PF:
BB 48 KG ,TB 167 CM ,SUHU
37,4 C,RESPIRASI
28/MENIT,NADI 114/MENIT
PP:
Radiologis menunjukan
gambaran efusi pleura
minimal
KEMUNGKINAN TB
Etiologi
Patofisologi
Penatalaksanaan
Px Penunjang
Manifestasi Klinis
STEP V
 SASARAN BELAJAR :
 TB PARU :
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
DAFTAR PUSTAKA
1 . A R U W . S U D O Y O E T A L . B U K U A J A R I L M U P E N Y A K I T D A L A M
I N T E R N A . P U B L I S H I N G E D I S I V . J I L I D I I I . 2 0 0 9
2 . P R I C E W I L S O N . 2 0 0 6 . P A T O F I S I O L O G I . K O N S E P K L I N I S
P R O S E S P E N Y A K I T . E G C . J A K A R T A
3 . D A N I E L D A N W I D J A Y A . 2 0 0 9 . A N A T O M I T U B U H M A N U S I A .
Y O G Y A K A R T A : G R A H A I L M U
4 . S N E L L , R I C A R D . 2 0 0 6 . A N A T O M I K L I N I K E D I S I 6 . J A K A R T A
: E G C
5 . S Y L V I A . P R I C E . 2 0 0 5 . P A T O F I S I O L O G I K O N S E P K L I N I S
P R O S E S - P R O S E S P E N Y A K I T E D I S I 6 V O L U M E 2 . J A K A R T A :
E G C

More Related Content

What's hot

What's hot (18)

BRONKITIS
BRONKITISBRONKITIS
BRONKITIS
 
Bronkitis & Bronkiektasis
Bronkitis & BronkiektasisBronkitis & Bronkiektasis
Bronkitis & Bronkiektasis
 
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
CHRONIC OBTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batuk
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl
 
Lp asma un revisi
Lp asma un revisiLp asma un revisi
Lp asma un revisi
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
BRONCHIAL ASTHMA
BRONCHIAL ASTHMABRONCHIAL ASTHMA
BRONCHIAL ASTHMA
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
0 modul sesak
0 modul sesak0 modul sesak
0 modul sesak
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksiGangguan sistem pernapasan akibat infeksi
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 

Similar to Anggraeni putri tut 2

Similar to Anggraeni putri tut 2 (20)

Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
PPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptxPPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptx
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokok
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
 
Askep Gagal Nafas
Askep Gagal NafasAskep Gagal Nafas
Askep Gagal Nafas
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasanKelainan & penyakit sistem pernapasan
Kelainan & penyakit sistem pernapasan
 
Askep pneumonia pipin
Askep pneumonia pipinAskep pneumonia pipin
Askep pneumonia pipin
 
Bronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.pBronkiektasis dr.halim sp.p
Bronkiektasis dr.halim sp.p
 
Tugas respirasi
Tugas respirasiTugas respirasi
Tugas respirasi
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
asma
asmaasma
asma
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi  AKPER PEMKAB MUNA Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi  AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi AKPER PEMKAB MUNA
 
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksiGangguan sistem pernapasan akibat infeksi
Gangguan sistem pernapasan akibat infeksi
 
4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi
 
Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
 
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 

Anggraeni putri tut 2

  • 2. SKENARIO 2 BATUK DARAH  Bp Pt,61 tahun seorang pekerja bangunan . Bp Pt,periksa ke rumah sakit karena batuk batuk dengan dahak dan kadang-kadang dahak bercampur darah .Batuk ini dialami sejak 2 bulan sebelumnya ,tetapi dianggap batuk biasa .Bp Pt adalah seorang perokok .Dari pemeriksaan didapatkan BB 48 kg ,TB 167 cm ,suhu 37,4 derajad celcius ,respirasi 28 /menit .Saat ini merasa sesak nafas .Radiologis menunjukkan gambaran efusi pleura minimal.
  • 3. STEP 1  1.DAHAK  2.RADIOLOGIS  3.EFUSI PLEURA  4.BATUK  5.SESAK NAFAS
  • 4. ISTILAH  1.DAHAK :Dahak (plegma) adalah lendir kental, membulur dan lengket yang disekresikan di saluran pernapasan, biasanya sebagai akibat dari peradangan, iritasi atau infeksi pada saluran udara, dan dibuang melalui mulut.  2.RADIOLOGIS :Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi.
  • 5. BIDANG –BIDANG TERMASUK RADIOLOGI  A) Radiodiagnostik, yaitu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion ( Sinar X ) untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang bisa di dokumentasikan.  B) Radioterapi, adalah salah satu regimen terapi untuk penyakit terutama keganasan ( kanker ) dengan menggunakan sinar pengion/radioaktif.  C) Kedokteran Nuklir, yaitu bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif ( radioisotop ) untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Bisa juga untuk pemeriksaan dinamika organ misalnya pemeriksaan fungsi jantung dan ginjal.
  • 6. ISTILAH  D) Ultrasonografi, adalah penggunaan gelombang suara frekuensi sangat tinggi / ultrasonik ( 3,5 – 5 MHz ) untuk membantu diagnosis. Ultrasound adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang di gunakan dalam bidang kedokteran antara 1 – 10 MHz.  E) MRI ( Magnetic Resonance Imaging ), adalah teknik diagnosa yang memanfaatkan medan magnet dan gelombang frekuensi radio. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan bahaya radiasi, hanya ada beberapa pasien dengan kondisi tertentu tidak di perkenankan memanfaatkan aplikasi ini. Keunggulan lain dari MRI adalah dapat di peroleh hasil gambar berupa penampang dari berbagai arah. 
  • 7. ISTILAH  3.EFUSI PLEURA :Suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam rongga pleura. Selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah. Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita  4.BATUK : Mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
  • 8. ISTILAH  5.SESAK NAFAS : (Dispnea) perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboliparu, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru(emfisema, bronkitis, asma), kecemasan
  • 9. STEP 2 1.Apa yang menyebabkan batuk-batuk dengan dahak dan kadang-kadang bercampur darah ? 2.Apa hubungannya dengan kebiasaan merokok ? 3.Bagaimana intrepertasi pemeriksaan didapatkan BB 48 kg ,TB 167 cm ,suhu 37,4 derajad celcius ,respirasi 28/menit,nadi 114 x/menit ? 4.Apa yang menyebabkan sesak nafas ? 5.Bagaimana gambaran efusi pleura minimal ? 6. Apa saja anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai kasus ?
  • 10. STEP 3  1.Penyebab batuk-batuk dengan dahak dan kadang- kadang bercampur darah : Batuk darah adalah darah atau dahak bercampur darah yang dibatukkan yang berasal dari saluran pernafasan bagian bawah (mulai glotis ke arah distal}
  • 11. Batuk darah idiopatik. Batuk darah sekunder. Yaitu batuk darah yang tidak diketahui penyebabnya:  _ insiden 0,5 sampai 58% {+ 15 %}  _ pria :wanita = 2 : 1  _ umur 30- 50 tahun kebanyakan 40-60 tahun  _ berhenti spontan dengan suportif terapi. Yaitu batuk darah yang diketahui penyebabnya a. Oleh karena keradangan , ditandai vascularisasi arteri bronkiale > 4% {normal 1%}  TB è batuk sedikit-sedikit èmasif darah melulu, bergumpal.  Bronkiektasis ®campur purulen  Apses paru ®campur purulen  Pneumonia®warna merah bata encer berbuih  Bronkitis®sedikit-sedikit campur darah atau lendir ETIOLOGI
  • 12. Batuk darah idiopatik Batuk darah sekunder b. Neoplasma  _ karsinoma paru  _ adenoma c. Lain-lain:  _ trombo emboli paru – infark paru  _ mitral stenosis  _ kelainan kongenital aliran darah paru meningkat  @ ASD  @ VSD  _trauma dada  tumpul: perlukaan oleh costa  tajam : tusukan benda tajam  _hemorhagic diatese  _hipertensi pulmonal primer
  • 13. PURSEL JOHNSON  1. Blood streak  3. minimal 1-30 cc  4. mild 30-150 cc  5. moderate 150-500 cc  6. massive 600 cc  1 single : kurang dari 7 hari  2. Repeated : lebih dari 7 hari dengan interfal 2-3 hari  3. Frank : darah melulu tanpa dahak  RSUD Dr. Sutomo SMF paru > 90% disebabkan : 1. TB Paru 2. Karsinoma paru 3. Bronkiektasis 4. Mitral stenosis PEMBAGIAN LAIN BERDASARKAN JUMLAH DARAH
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18. 2.Hubungannya dengan kebiasaan merokok A) Umur :system dan pertahanan tubuh mulai melemah.  Pekerja bangunan :  Merupakan pekerja berat.  Paparan debu.  Gaya hidup taksehat.  Gizi kurang menimbulkan gizi buruk serta imun lemah dan bakteri mudah masuk B)Perokok  Merokok dapat merusak organ pernafasan dan tidak dapat di kompensasi.  Rokok bersifat merangsang sekresi mucus mengakibatkan produksi dahak. Namun sifat rokok juga mengakibatkan rusaknya silia sehingga dahak sulit keluar.  Merokok menekanan aktivitas perlindungan seldarah dan menghalangi kemampuan system kekebalan untuk memberantas bakteri
  • 19. GAS CARBONDIOKSIDA(CO) Gas yang tidak memiliki bau dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur karbon dan bersifat toksik NIKOTIN :Senyawa alkaloid alami dalam daun tembakau yang bersifat basa dan memiliki kelarutan yang baik dalam air dan lemak. (Efek psioaktif & adiktif >kokain & mprfin TAR: Mengandung PHA karsinogenik . Pengendapan antara 30- 40mg /batang rokok Kadar dalam rokok 24 – 45mg
  • 20. Mechanism of Tobacco Effect to Respiratory Tract
  • 21.
  • 22.
  • 23. 3.Intrepertasi didapatkan pemeriksaan didapatkan BB 48 kg ,TB 167 cm ,suhu 37,4 derajad celcius ,respirasi 28/menit,nadi 114 x/menit
  • 24. INTREPERTASI TINGGI BADAN  167 CM SUHU  37,4 DERAJAD CELCIUS  N :36,5 -37,5  NORMAL
  • 25. RESPIRASI NADI  28/MENIT  N : 16 – 24 /MENIT  TAKIPNEU  114/MENIT  N :60-100 X/MENIT  TAKIKARDI INTREPRETASI
  • 26. TAKIPNEU  M .Tuberkulosis – inhalasi droplet –bakteri mecapai alveolus (ukuran partikel <s mikrometer – muncul reaksi radang –terjadi pengeluaran sekret/mukus – akumulasi sekret di jalan nafas – menghalangi proses difusi o2 – kompensasi tubuh meningkatkan gerakan darah –SESAK
  • 27. INTREPERTASI BERAT BADAN  BMI = (BB) / [(TB) * (TB)] Misalnya: BB = 45 kg dan TB = 165 cm, maka BMI = (45) / [(1.65) * (1.65)] = 16.5 Apakah Anda termasuk kurus, normal, atau overwight? Lihat patokan di bawah ini: BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight) BMI 18.5 - 24 = normal BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight) BMI >30 = obesitas Ini tabel BMI-nya
  • 28.  warna biru kurang berat warna hijau sehat warna kuning kelebihan berat warna oranye obesitas  warna merah obesitas berlebi BMI : 48/1,67= 17,21 => under wight
  • 29. NAFSU MAKAN BERKURANG BMI : 48/1,67= 17,21 => under wight  Proses infeksi melibatkan makrofag mengeluarkan berbagai macam mediator pro inflamasi salah satunya TNF ,yang kemudian menekan nafsu makan dipusatnya (lateral hipotalamus)sehingga akan menyebabkan nafsu makan berkurang .
  • 30. 4.PENYEBAB UTAMA SESAK NAFAS SESAK AKUT SAAT ISTIRAHAT  KARDIOVASKULAR: Gagal inhibitor ventrikel kiri Emboli paru akut Stenosis mitral  PERNAFASAN: Asma berat akut Pneumonia,pneumotoraks ARDS,Anafilaksis akut Eksaserbasi Akut pada PPOK SESAK KRONIS SAAT AKTIVITAS  KARDIOVASKULAR : Gagal jantung kronis Sesak “angina ekuivalen” Emboli paru kronis  PERNAFASAN : Efusi pleura Penyakit paru interstitial Kanker bronkus Limfangitis karsinomatosis
  • 31. SESAK AKUT SAAT ISTIRAHAT SESAK KRONIS SAAT AKTIVITAS  PENYEBAB LAIN : Inhalasi benda asing Hiperventilasi Psikogenik Demam Asidosis Metabolik Penyakit Neurologis  PENYEBAB LAIN : Kemunduran kondisifisik Obesitas Anemia Penyakit Neurologis PENYEBAB UTAMA SESAK NAFAS
  • 32. PATOFISIOLOGI SESAK NAFAS  Oksigenasi jaringan menurun.  Kebutuhan oksigen meningkat.  Kerja pernapasan meningkat.  Rangsang pada sistem saraf pusat.  Penyakit neuromuskuler.
  • 33. OKSIGENASI JARINGAN MENURUN  Penyakit atau keadaan tertentu secara akut dapat menyebabkan kecepatan pengiriman oksigen ke seluruh jaringan menurun. Penurunan oksigenasi jaringan ini akan meningkatkan sesak napas. Karena transportasi oksigen tergantung dari sirkulasi darah dan kadar hemoglobin, maka beberapa keadaan seperti perdarahan, animea (hemolisis), perubahan hemoglobin (sulfhemoglobin, methemoglobin, karboksihemoglobin) dapat menyebabkan sesak napas.  Penyakit perenkim paru yang menimbulkan intrapulmonal shunt, gangguan ventilasi juga mengakibatkan sesak napas. Jadi, sesak napas dapat disebabkan penyakit-penyakit asma bronkial, bronkitis dan kelompok penyakit pembulu darah paru seperti emboli, veskulitis dan hipertensi pulmonal primer.
  • 34. KEBUTUHAN OKSIGEN MENINGKAT  Penyakit atau keadaan yang sekonyong-konyong meningkat kebutuhan oksigen akan memberi sensasi sesak napas. Misalnya, infeksi akut akan membutuhkan oksigen lebih banyak karena peningkatan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh karena bahan pirogen atau rangsang pada saraf sentral yang menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat dan akhirnya menimbulkan sesak napas. Begitupun dengan penyakit tirotoksikosis, basal metabolic rate meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga meningkat. Aktivitas jasmani juga membutuhkan oksigen yang lebih banyak sehingga menimbulkan sesak napas.
  • 35. KERJA PERNAFASAN MENINGKAT  Panyakit perenkim paru seperti pneumonia, sembab paru yang menyebabkan elastisitas paru berkurang serta penyakit yang menyebabkan penyempitan saluran napas seperti asma bronkial, bronkitis dan bronkiolitis dapat menyebabkan ventilasi paru menurun. Untuk mengimbangi keadaan ini dan supaya kebutuhan oksigen juga tetap dapat dipenuhi, otot pernapasan dipaksa bekerja lebih keras atau dengan perkataan lain kerja pernapasan ditingkatkan. Keadaan ini menimbulkan metabolisme bertambah dan akhirnya metabolit-metabolit yang berada di dalam aliran darah juga meningkat. Metabolit yang terdiri dari asam laktat dan asam piruvat ini akan merangsang susunan saraf pusat. Kebutuhan oksigen yang meningkat pada obesitas juga menyebabkan kerja pernapasan meningkat.
  • 36. RANGSANG PADA SSP  Penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dapat menimbulkan serangan sesak napas secara tiba- tiba. Bagaimana terjadinya serangan ini, sampai sekarang belum jelas, seperti pada meningitis, cerebrovascular accident dan lain-lain. Hiperventilasi idiopatik juga dijumpai, walaupun mekanismenya belum jelas.
  • 37. PENYAKIT NEUROMUSKULER  Cukup banyak penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan terutama jika penyakit tadi mengenai diagfragma, seperti miastenia gravis dan amiotropik leteral sklerosis. Mekanisme yang menyebabkan terjadinya sesak napas karena penyakit neuromuskuler ini sampai sekarang belum jelas.
  • 38. 5.GAMBARAN EFUSI PLEURA MINIMAL  Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi.
  • 39. Ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis. Di antara pleura terdapat ruangan yang disebut spasium pleura, yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan memungkinkan keduanya bergeser secara bebas pada saat ventilasi. Cairan tersebut dinamakan cairan pleura. Cairan pleura berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis bergerak selama pernapasan dan untuk mencegah pemisahan toraks dan paru yang dapat dianalogkan seperti dua buah kaca objek yang akan saling melekat jika ada air.
  • 40.  Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma.  Di Indonesia 80% karena tuberculosis. ETIOLOGI
  • 41.  Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
  • 42.  Penyebab lain dari efusi pleura adalah:
  • 43. PATOFISIOLOGIi  efusi pleura, terjadi bila keseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan pleura terganggu misalnya pada hyperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotic (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal jantung).  Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas transudat dan eksudat Transudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena tekanan osmotic koloid yang menurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih
  • 44.  Secara garis besar akumulasi cairan pleura disebabkan karena dua hal yaitu: 1. Pembentukan cairan pleura berlebih 2. Penurunan kemampuan absorbsi sistem limfatik Hal ini dapat terjadi karena peningkatan: permeabilitas kapiler (keradangan, neoplasma), tekanan hidrostatis di pembuluh darah ke jantung / v. pulmonalis ( kegagalan jantung kiri ), tekanan negatif intrapleura (atelektasis ). Hal ini disebabkan karena beberapa hal antara lain: obstruksi stomata, gangguan kontraksi saluran limfe, infiltrasi pada kelenjar getah bening, peningkatan tekanan vena sentral tempat masuknya saluran limfe dan tekanan osmotic koloid yang menurun dalam darah, misalnya pada hipoalbuminemi.
  • 45. 6.ANAMNESIS DAN PF SESUAI KASUS ANAMNESIS  1. Dari anamnesis dipastikan asal darah  2. Jumlah darah yang keluar, bentuk,warna,lama.  3. Penyakit batuknya  4. Disertai nyeri dada  5. Hubungan dengan kerja,istirahat,posisi penderita  6. Hubungan penyakit masa lalu  7. Anamnesa merokok PEMERIKSAAN FISIK  # Panas, berarti ada proses peradangan  # Auskultasi: terdengar bunyi Rales  - Kemungkinan menujukkan lokasi  - Ada aspirasi  - Ronki menetap, wheezing lokal, kemungkinan penyumbatan oleh : Ca, bekuan darah  - Friction rub:emboli paru ,infark paru  # Clubbing finger: bronkiektasis, neoplasma
  • 46. STEP IV BP.PT 61 tahun Pekerja bangunan RS KELUHAN :Berdahak kadang bercampur darah sejak 2 bulan Sebelumnya gejala yang menyertai sesak nafas PF: BB 48 KG ,TB 167 CM ,SUHU 37,4 C,RESPIRASI 28/MENIT,NADI 114/MENIT PP: Radiologis menunjukan gambaran efusi pleura minimal KEMUNGKINAN TB Etiologi Patofisologi Penatalaksanaan Px Penunjang Manifestasi Klinis
  • 47. STEP V  SASARAN BELAJAR :  TB PARU : ETIOLOGI PATOFISIOLOGI MANIFESTASI KLINIK PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN
  • 48. DAFTAR PUSTAKA 1 . A R U W . S U D O Y O E T A L . B U K U A J A R I L M U P E N Y A K I T D A L A M I N T E R N A . P U B L I S H I N G E D I S I V . J I L I D I I I . 2 0 0 9 2 . P R I C E W I L S O N . 2 0 0 6 . P A T O F I S I O L O G I . K O N S E P K L I N I S P R O S E S P E N Y A K I T . E G C . J A K A R T A 3 . D A N I E L D A N W I D J A Y A . 2 0 0 9 . A N A T O M I T U B U H M A N U S I A . Y O G Y A K A R T A : G R A H A I L M U 4 . S N E L L , R I C A R D . 2 0 0 6 . A N A T O M I K L I N I K E D I S I 6 . J A K A R T A : E G C 5 . S Y L V I A . P R I C E . 2 0 0 5 . P A T O F I S I O L O G I K O N S E P K L I N I S P R O S E S - P R O S E S P E N Y A K I T E D I S I 6 V O L U M E 2 . J A K A R T A : E G C