SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Laporan PraktikumKimiaDasar"Identifikasi GugusFungsi"
PERCOBAAN 12
I. Judul : Identifikasi Gugus Fungsi
II. Hari/tanggal : Rabu/
III. Tujuan : Mengenal sifat fisik dan kimia alkohol, aldehida,
keton, asam
karboksilat, halida, senyawa nitrat dan eter. Melakukan Uji yang khas untuk
gugus fungsi.
IV. Pertanyaan pra praktek
1. Bagaimana membedakan alkohol dengan hidrokarbonyaitu :
Alkohol
-. Mudah larut dalam Air
-. Titik didih Relatif lebih
Tinggi
-. Bereaksi dengan logam Na
-. Bereaksi dengan KCl3
Hidrokarbon
-. Terdiri dari atom C dan H
-. Tidak mudah Larut dalam
air
2. Mengapa Alkohol Mempunyai sifat diantara hidrokarbon dan air
-. Karena gugus Fungsi alkohol menggunakan gugus OH, yang merupakan ikatan
hidrogen dan didalam karbon dapat atom C dan H.
3. A). Bagaimana cara membuat ester di laboratorium
-. Mereaksikan asam karboksilat dan alkohol serta sedikit asam sulfat pekat.
Contoh :
As. Asetat + etanol ------------ etil asetat + air
CH3COOH + C2H5OH ------------ CH3COOC2H5 + H2O
B). Bagaimana cara membuat asam karboksilat di laboratorium..??
-. Oksidasi alkohol primer dengan oksidator kuat
Example : CH3 --- CH2 OH ------- CH3 – COOH + H2O
4. Tuliskan rumus molekul aldehid yang terbentuk dari oksidasi alkohol
-- Oksidasi alkohol primer
5. Bagaimana membedakan asam organik dari basa organik..???
-- basa organik mengandung gugus fungsi NH2 dan pH-nya tinggi
-- asam organik bareksi cepat dengan NaHCo3 menghasilkan gas Co2 dan pH-
nya rendah.
6. Tulislah rumus asam yang terbentuk dari oksidasi alkohol.
Oksidasi kuat
C2H6O  CH3COOH
V. Landasan teori
Dalam senyawa organik selalu dimulai dari senyawa hidrokarbon. Senyawa
tersebut terbagi atas :
a. Hidrokarbon alifatik
Adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti benzena, baik dalam
senyawa yang berantai lurus dan bercabang maupun .
b. Hidrokarbon aromatik
Mengandung inti benzena, yaitu enam rantai kanan yang melingkar tapi
stabil (Syukri, Kimia Dasar : 686:687)
Gugus fungsi senyawa karbon merupakan gugus atom/sekelompok atom yang
menentukan sifat khas senyawa karbon tersebut. Gugus fungsi senyawa karbon
merupakan bagian yang aktif, sebab bila senyawa karbon tersebut bereaksi maka
yang mengalami perubahan adalah gugus fungsinya. Senyawa karbon
dikelompokkan menjadi alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan
ester (Sudarmo, Unggul : 2006: 196).
Banyaknya ragam dalam senyawa organik adalah hasil dari keterubahan unsur
ion/pengelompokkan atom-atom (gugus fungsi) dalam struktur hidrokarbon.
Alkana dibuat dari H2 pada alkena/alkuna dan reaksi antara akil halida
dengan Natrium.
Alkena dapat dibuat melalui reaksi eliminasi.
Alkuna yang penting yaitu asetilena. Dihasilkan melalui reaksi CaC2 dengan
air (Petruci. 1987 : 287)
Senyawa nitro
Senyawa nitro sangat mudah direduksi oleh ferohidroksida, Fe (OH)2, bahan
pereduksi ini teroksidasi menjadi ferihidroksida, Fe (OH)3. Dengan senyawa
nitro tereduksi menjadi menjadi senyawa amina.
Tak berwarna
Hijau
Tak berwarna
R---NO2 + 6 Fe (OH)2O ---- R-NH2 + 6 Fe (OH)2.
Merah coklat
(Penuntun praktikum kimia dasar, 2011 : 84).
Gugus fungsi adalah gugus atom dalam senyawa karbon yang memberi ciri dari
senyawa memilikinya yang mengalami perubahan pada reaksi kimia.
Senyawa karbon turunan alkena adalah senyawa karbon yang atom H pada
alkana diganti dengan atom atau gugus fungsi lain. Ada 5 gugus fungsi yaitu :
alkohol, alkoksi, alkanol, alkana, alkanoat, ester, halogen, halogen,, alkana, dan
amina. Dengan gugus fungsinya : -OH, -O-, -CHO, -C=O, -COOH, -COOR, -X,
NH2 (Tim penulis olimpiade kimia : 2010 : 147)
IV. Alat dan Bahan
1. Alkohol
Identifikasi alkohol
Alat : Tabung reaksi 100 ml, Pipet tetes, bunsen.
Bahan : 0.3 ml alkohol, air, 5 ml NaOH 10%, I2/KI 10%.
Oksidasi alkohol
Alat : Tabung reaksi 150 ml, pengaduk.
Bahan : 2 ml K2Cr2O4 0.1 M, 1 ml H2SO4 pekat
2. Aldehid dan keton
Alat : Tabung reaksi 150 mm, Pipet tetes
Bahan : 1 ml aldehid, 3 ml Na H SO 40%, alkohol, air.
3. Asam dan Basa
Keasaman
Alat : Tabung reaksi 75 mm, kertas lakmus, pipet tetes
Bahan : Asam organik dan Basa Organik, air suling, alkohol
Dekarboksilasi
Alat : Tabung reaksi, pipet tetes
Bahan : 0,1 gr kristal asam sulfat, 0,2 ml larutan asam, 2 ml NaHCO3 10%
Oksidasi
Alat : Tabung reaksi 150 mm, pengaduk
Bahan : 2 ml 0.1 M KMnO4, 1 ml etanol
4. Senyawa nitro
Alat : Tabung reaksi 150 mm, tabung
Bahan : 10 mg nitrobenzena, 1,5 ml fe (NH4) = (SO4) = 15%, 1 ml KOH 15%
5. Ester
Alat : Tabung Reaksi, pipet tetes
Bahan : H6C6H4COOH, H2SO4, Air, CH3OH
VI. Prosedur kerja
1. Alkohol
Identifikasi Alkohol
--. Digoyang (tambah NaOH 10%)
--. Diisi dengan akuades
--. Dibiarkan 10 menit
--. Tambahkan I2/KI, selama 2 menit
--. Didinginkan
--. Teteskan I2/KI 10% (warna cokelat)
--. Dipanaskan pada 600 C
--. dimasukkan
0.5 ml alkohol
5 ml Air
Tabung Reaksi
Pipet tetes
Bunsen
Tabung Reaksi
CHI3
Oksidasi Alkohol
--. Ditambah 2 ml alkohol
--. Diaduk agar larut
--. Ditambah 1 ml H2SO4 Pekat
2 ml K2cr2O3 0.1 M
Tabung Reaksi
Pengaduk
Perhatikan
2. Aldehid dan Keton
--. Ditambah 3 ml air
--. Ditambah alkohol terbentuk
--. dimasukkan
1 ml aldehid + 3 ml Na HSO3 40%
Tabung reaksi
Senyawa padat
Amati
Ulangi percobaan dengan Menggunakan Keton
3. Asam Basa
Keasaman
--. diuji
--. ditambahkan
Asam Organik dan Basa
0.1 g/1,2 ml air
Kertas Lakmus
Dekarboksilasi
--. Ditambah 2 ml NaHCO3 10%
--. Dimasukkan
0.1 gr kristal asam salisilat
Tabung reaksi
perhatian
Oksidasi
--. Ditambahkan 1 ml etanol
--. dimasukkan
2 ml 0.1 M KMnO4
Tabung reaksi
Perhatikan
4. Senyawa nitro
--. Dilampirkan 1.5 ml fe (NH4)2
--. Ditambahkan 1 ml KI H 15%
--. Dimasukkan
10 mg nitro benzena
Tabung Reaksi
--. Amati setelah 1 menit
5. Ester
Pembuatan minyak gandapura
--. Diambil 5 tetes H2SO4
--. 3 tetes air
--. ¾ tetes CH3OH
--. Diletakkan tabung reaksi
--. Dimasukkan
HO C6H4 COOH
Tabung Reaksi
Pipet tetes
Penangas air suhu 600C
VII. Data pengamatan
1. Alkohol
Iodoform
NO Nama
Alkohol
Nama
Golongan
Pengamatan Hasil
Iodoform
1 Metanol Alkohol Tidak
berwarna
Tidak timbul
kristal
Coklat
2 Etanol Alkohol Tidak
berwarna
Coklat
Tidak timbul
kristal
3 I-Propanol Alkohol Tidak
Berwarna
Cokelat
Tidak timbul
kristal
4 T-Butanol alkohol Tidak
Berwana
Cokelat
Tidak timbul
kristal
Kesimpulan Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan
yang dilakukan masih gagal. Artinya percobaan yang dilakukan tidak berhasil.
Oksidasi alkohol
NO Nama Golongan Pengamatan Hasil
1 Metanol Alkohol Terbentuk 3
lapisan (Orange,
Hijau, biru muda),
bau tidak
menyengat
HCOH
2 Etanol Alkohol Hijau toska CH3COH
3 I-
propanol
Alkohol Terbentuk 3
lapisan (orange,
hijau, hijau muda)
CH3COCH3
4 T-
butanol
Alkohol Terbentuk 3
Lapisan (orabge,
hijau, biru muda,
setelah diaduk
menjadi hijau
toska)
CH3CH2CH2COH
2. Aldehid dan keton
Uji Natrium bisulfit
NO Nama senyawa Pengamatan Struktur kimia
produk
1 aldehid Terbentuk 2
lapisan. Padat
Kuning (atas),
Cair bening
(bawah)
CH3CH2COH
3. Asam basa
pH
NO Nama senyawa Asam/Basa Struktur kimia
1 Asam salisilat Asam pH = 2
2 Asam benzoat Asam pH = 1
Uji Natrium bikarbonat
NO Nama Senyawa Pengamatan Struktur kimia
Produk
1 Asam salisilat Timbulnya busa
setelah
dicampur
larutan Na H
CO3 adanya
gelembung
didinding
tabung reaksi
HOC6H4COOH +
NaHCO3
Oksidasi
--. Reaksi : KMnO4 + CH3-CH2-OH--- KOH + CH3CH2 + MnO4
--. Pengamatan : warna ungu semakin pekat dan semakin lama berubah
menjadi merah dan berbau alkohol.
--. Kesimpulan : Etanol dapat memerahkan KMnO4
: etanol merupakan bahan pembuatan obat bius
VIII. Pembahasan
Gugus Fungsi adalah atom yang paling menentukan sifat suatu senyawa. Gugus
fungsi merupakan ciri khas dari suatu homolog.
1. Alkohol
Iodoform
Pada percobaan ini kami memasukkan 0.5 ml alkohol kedalam 5 ml air kedalam
tabung reaksi 150 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml NaOH 10% kedalam
campuran tersebut sambil digoyang dan ditetesi dengan I2/KI sampai terlihat
warna cokelat. Setelah semuanya tercampur baru kemudian dipanaskan sampai
suhu ± 600C. Tahap selanjutnya adalah menambahkan KI kembali sehingga
warna cokelat tua semakin terlihat jelas (pekat), tabung reaksi didinginkan
kemudian ditambahkan beberapa tetes NaOH 10% sambil tabung tersebut
digoyang. Tujuan dari penambahan NaOH adalah untuk mengeluarkan I2 yang
berlebihan.
Kemudian isi tabung reaksi dengan akuades dan biarkan 10 metil kristal CHI3
akan timbul apabila jumlah alkohol sangat sedikit namun kami tidak
mendapatkan kristal CHI3 pada percobaan ini.
Oksidasi alkohol
Pada percobaan ini didapat aldehid dan keton.
- Asam basa
a. Keasaman
Pada percobaan ini menggunakan asam salisilat dan asam kedalam tabung 75
mm kemudian uji dengan lakmus didapat asam salisilat pHnya = 2 sedangkan
asam benzoat pH nya = 1
b. Uji Natrium bikarbonat
Pada percobaan ini digunakan asam salisilat yang dimasukkan kedalam tabung
reaksi lalu ditambahkan NaOH 10% pengamatan yang terjadi terdapat CO2
OH C6 H4 COOH + Na HCO3 –
 OH-C6H4 COO Na + H2O + CO2
c. Oksidasi
Satu (1) ml KMnO4 dimasukkan ketabung reaksi lalu ditambahkan etanol
(C2H5OH) Persamaan reaksinya
KMnO4 + CH3-CH2-OH --- KOH + CH3 CH2 + MnO4
Pengamatan : warna ungu semakin Pekat dan semakin lama berubah menjadi
warna merah dan berbau alkohol.
2. Senyawa Nitro
10 mg nitro benzena dimasukkan kedalam tabung reaksi 150 mm kemudian
dicampur dengan 1.5 ml Fe (NH4)2 (SO4)2 15% ditambahkan 1 ml KOH 15%
dalam suasana alkohol. Aduk kuat pada saat dicampur dengan Fe (NH4)2
(SO4)2 nitrobenzena tidak menyatu dengan Fe (NH4)2 (SO4)2 dan nitrobenzena
membentuk gelembung-gelembung.
3. Ester
Ester dapat terbentuk dari reaksi asam anorganik/asam organik dengan alkohol,
ester biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang tidak enak. Bau alami
bunga-bungaan dan aroma buah-buahan merupakan salah satu beberapa ester.
Pengamatan minyak gandapura
Pengamatan : Larutan Membeku
Kesimpulan : Terjadi reaksi asam salisilat sehingga timbul bau mint.
IX. Diskusi
Alkohol
Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon dengan satu atom disubstitusikan
dengan
satu gugus OH.
Alkohol terbagi tiga yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier.
Jika alkohol dioksidasi dengan misalnya K2Cr2O7, dihasilkan senyawa yang
berbeda-beda yaitu aldehid dan keton. Dengan oksidasi kuat menghasilkan asam
karboksilat.
Contoh : -CH3OH + K2Cr2O7 ---- CH2 = O + Cr2 (SO4)3 + H2O
Metanol
- Etanol
CH3 CH2 OH + K2Cr2O7 + H2SO4 ---CH3COH + Cr2 (SO4)3 H2O
Asam dan Basa
Asam organik dapat diperoleh dengan oksidasi alkohol/aldehid dengan bahan
pengoksida kuat misalnya KMnO4. Basa organik pada umumnya mengandung
gugus fungsi NH2, pasangan elektron bebas pada nitrogen menujukkan sifatnya
sebagai basa lewis.
Uji Natrium Bikarbonat
OHC6H4COOH + NaHCO3 ----- OH-C6H4COONa + H2O + CO2
Adanya gelembung gas dan timbulnya bau. Gelembung gas adalah CO2.
Oksidasi
C2H5OH ------ CH3COOH
- Warna lebih pekat
- Adanya bau bius
- Ada endapan
- Suhu naik
Pembuatan Minyak Gandapura
OHC6COOH + H2SO4 + H2SO4 + CH3OH --- OH C6H4 COOCH3 + H2O +
H2SO4
Hasil yang didapatkan terdapat uap air, minyak yang membeku.
X. Petanyaan pasca praktek
1. Tuliskan rumus molekul propanol dan isopropanol.
Propanol : CH3CH2CH2OH
Isopropanol : CH3CH(OH)CH3
2. Ester apa yang dikaitkan dengan bau dari (a). Nenas (b). Jeruk (c). Anggur
Nanas : C3H7 COO CH3 metil butanol
Anggur : H2NC6H4COOCH3
Jeruk : CH3COOC2H5 etil etanoat
3. Asam asetat dapat dibuat dengan mengoksidasi etanol dengan ion
permanganat. Dalam suasana asam. Tulis reaksi yang terjadi
MnO4
CH3CH2OH  CH3COOH (dalam suasana asam)
4. Bagaimana anda dapat membedakan
a. CH3NH2 dengan CH3OH
CH3NH2 (metil amina)  gugus amina CH3 - NH2
CH3OH (methanol)  alcohol/gugus hidroksil CH3 –OH
b. C2H6 dengan t-C4H9OH
C2H6 (etana)  hidrokarbon, tidak bereaksi dengan Na, PCl₃ & PCl₅, CH3 –
CH t-C4H9OH (t-butanol)  alcohol, bereaksi dengan
Na.
c. CH3COH dengan CH3CH2OH
CH3COH (etanol)aldehid, tidak bereaksi dengan I2 & NaOH, bereaksi
dengan Fehling &Tollen
CH3CH2OH  alkohol, bereaksi dengan I2 & NaOH,tidak bereaksi dengan Fehling &Tollen
d. CH3COOH dengan CH3CH3
CH3COOH  asam karboksilat, bersifat asam, bereaksi dgn alcohol membentuk
ester
CH3CH3  hidrokarbon/ alkane, berwujud gas, tidak bereaksi dengan alcohol.
e. CH3CH2Cl dengan CH3CH2CH3
CH3CH2Cl etil klorida, alkil halida, haloalkana
CH3CH2CH3  alkana, hidrokarbon.
f. CH3CH2OH dengan CH3CH2CH2Cl
CH3CH2OH  propanol, bereaksi dengan fehling&tollen, dapat direduks
CH3CH2CH2Cl  propil klorida, tidak dapat direduksi, tidak bereaksi
dengan fehling&tollen.
XI. Kesimpulan
1. Sifat fisis alkohol :
2. Sifat Kimia aldehid
3. Sifat fisis dan kimia keton
4. Ester
5. Asam karboksilat
6. Dengan uji iodoform dapat membedakan alkohol primer, sekunder dan
Tersier.
- Asam organik diperoleh dengan mengoksidasi alkohol/aldehid dengan
pengoksidasi kuat (KMnO4)
- Ester dapat terbentuk dari reaksi asam organik dan asam anorganik
dengan alkohol.
- Metil salisilat yang terkandung dengan minyak gandapura dibuat dengan
mereaksikan metanol dengan asam salisilat.
DAFTAR PUSTAKA
Epinur, dkk. 2010 “ penuntun praktikum kimia dasar II”. Jambi : Universitas
Jambi
Petrucci, Ralph. 1987 “ Kimia Dasar”. Jakarta : Erlangga
Respati. 1986 “ Pengantar kimia organik “ Jakarta : Erlangga
Sudarmo. Unggul.2006.” Kimia” Jakarta : Erlangga
Suhardi. 2008. “ Kimia Dasar”. Bandung : Yrama widya
Tim olimpiade kimia 2010 “kimia 3” Jakarta : PT. Graha Cipta Karya
Percobaan 2
KINETIKA KIMIA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menjelaskan dan menghitung laju reaksi, tingkat reaksi dan mekanismenya
II. LANDASAN TEORI
1) Laju Reaksi.
Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju
reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju reaksi (kecepatan) reksi
dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap
satuan waktu. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju
reaksi bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu
reaksi yang diperoleh dari suatu eksperimen. Kecepatan reaksi bergantung pada
banyak faktor. Konsentrasi reaktan memainkan peran penting dalam
mempercepat atau memperlambat reaksi tertentu. Sebagaimana akan banyak
reaksi yang sangat peka terhadap suhu, sehingga pengendalian suhu sangat
penting untuk pengukuran kuantitatif dalam kinetika kimia. Akhirnya, bentuk
fisik reaktan juga berperan penting dalam laju yang diamati. Sebuah paku besi
sangat lambat teroksidasi menjadi besi oksida di udara kering, tetapi serat baja
mudah sekali terbakar terutama karena adanya oksigen. Kajian kuantitatif atas
reaksi heterogen (yang melibatkan dua fasa atau lebih, seperti antara solid dan
gas) memang sulit, sehingga kita mulai dengan reaksi homogen (yang seluruhnya
berlangsung dalam fasa gas atau larutan).
Eksperimen kinetik mengukur laju berdasarkan perubahan konsentrasi zat yang
mengambil bagian dalam reaksi kimia dari waktu ke waktu. Jika reaksi cukup
lambat, kita dapat membuatnya berlangsung untuk waktu tertentu, kemudian
secara mendadak menghentikannya dengan pendinginan cepat campuran reaksi
tersebut pada suhu yang cukup rendah. Pada suhu rendah, kita mempunyai waktu
untuk melakukan analisis kimia terhadap reaktan atau produk tertentu. Panjang
gelombang cahaya yang diserap oleh molekul berbeda-beda, jika panjang
gelombang tertentu di serap oleh salah satu reaktan atau produk, maka
pengukuran jumlah cahaya yang diserap pada panjang gelombang itu oleh
campuran reaksi dapat digunakan menentukan konsentrasi reaktan atau produk
yang menyerapnya. Pengukuran dilakukan dalam rentang waktu tertentu, sering
kali kilatan cahaya juga dapat digunakan untuk mengawali reaksi yang sangat
cepat.
Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata
mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka:
Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi
perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu terjadinya
reaksi;
Jika konsentrasi diukur dalam moL L-1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi
mempunyai satuan mol L-1 s-1. Kita ambil contoh khusus dalam reaksi fasa gas:
NO2 (g) + CO (g) → NO (g) + CO2 (g)
NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika sebuah kuar
dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari
nisbah perubahan konsentrasi NO, ∆[NO] terhadap interval waktu, ∆t:
Laju sesaat suatu reaksi diperoleh dengan menganggap waktu yang sangat kecil,
∆t, (dengan demikian nilai ∆[NO] yang semakin kecil). Sewaktu ∆t mendekati 0,
laju menjadi lereng kurva pada waktu t.
Laju reaksi suatu kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk
reaksi berikut:
A + B → AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis berikut:
r = k [A]m [B]n
k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing-masing
pereaksi. Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1. Sifat dan ukuran pereaksi
2. Konsentrasi pereaksi
3. Suhu reaksi
4. Katalis
2) Sifat dan Ukuran Pereaksi.
Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin reaktif dari
sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung
semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi semakin
bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat
yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan
zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk
meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila
dibandingkan dalam bentuk bongkahan.
Dari persamaan besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi.
Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul
endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut;
Na2S2O3 + 2H+ → 2Na+ + H2S2O3 (cepat)
H2S2O3 → H2SO3 + S(s) (lambat)
Na2S2O3 + 2H+ → 2Na+ + S(s)
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel peraksi. Akibatnya jumlah dan
energi tumbukkan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju
reaksi secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan
sebagai berikut:
k = Ae-Ea/RT atau
dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor
frekuensi) dan Ea = energy aktivasi yang bersangkutan.
3) Katalis
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia yang
mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang
permanen . Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kimia pembahasannya
secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju,
memodifikasi dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya membuat
lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan
efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedikit.
Dalam kimia industri, banyak upaya untuk menemukan katalis yang akan
mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang tidak
diinginkan. Atau katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi
untuk mempercepat jalannya reaksi. Suatu reaksi yang menggunakan katalis
disebut reaksi katalis dan prosesnys disebut katalisme.
Sifat katalis:
1. Katalis tidak bereaksi secara permanen, karena tidak mengalami perubahan
kimia selama reaksi.
2. Katalis tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi.
3. Katalis tidak memulai reaksi tetapi hanya mempengaruhi lajunya.
4. Katalis bekerja efektif pada saha optimum. Artinya, di at as atau di bawah
suhu optimum kerja katalis berkurang.
5. Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi spesifik. Berarti, katalis
bekerja pada satu reaksi atau sejenis reaksi, dan tidak untuk reaksi jenis lain.
Contoh:
Al2O3
C2H5OH (g) C2H4 (g) + H2O (g)
ZnO
HCOOH (g) CO2 (g) + H2 (g)
6. Keaktifan katalis dapat diperbesar zat lainyang disebut promoter.
Contoh:
FeSO4
S2O3
2-
(aq) + 2I- I2 (s) + 2SO4
2-
(aq)
Kerja katalis FeSO4 dapat dipercepat oleh CuSO4 sebagai promoter.
7. Hasil suatu reaksi kadang-kadang dapat bertindak sebagai katalis, zat it
disebut autokatalis, contohnya:
As
2AsH3 2As = 3H2
As bertindak sebagai autokatalis.
8. Katalis dapat bereaksi dengan zat lain sehingga sifat katalisnya hilang,
contohnya pada reaksi pembentukan air dari gas hydrogen dan gas oksigen
dengan katalis Pt, kerja katalis Pt dapat dinon aktifkan dengan adanya CO, H2S,
CS2.
9. Katalis dapat memmperlambat reaksi disebut katalis negatif atau inhibitor,
contohnya pada reaksi pembentukan air dari gas hidrogen dan gas oksigen laju
reaksi dapat diperlambat dengan adanya I2 dan CO.
4) Penggolongan Katalis
Berdasarkan fasanya, katalis dapat dibagi menjadi dua yaitu katalis homogeny
dan heterogen.
a) Katalis homogen ialah katalis ada dalam fasa yang sama dengan fasa
reaktan, misalnya katalis fasa gas mempercepat reaksi dalam fasa gas, atau
unsur yang dilarutkan dalam larutan mempercepat reaksi dalam larutan. Contoh
katalis homogen ialah efek klorofluorokarbon dan oksida nitrogen pada
berkurangnya ozon di stratosfer. Contoh kedua ialah katalis reaksi oksidasi-
reduksi.
TI+
(aq) + 2Ce4+
(aq) → TI3+
(aq) + 2Ce3+
(aq)
oleh ion perak dalam larutan. Reaksi langsung dari TI+ dengan satu ion
Ce4+ yang menghasilkan TI2+ sebagai zat antara berjalan lambat. Reaksi ini
dapat dipercepat dengan menambahkan ion Ag+, yang berperan dalam
mekanisme reaksi dalam bentuk
Ag+ + Ce4+ Ag2+ + Ce3+ (cepat)
TI+ + Ag2+ TI2+ + Ag+ (lambat)
TI2+ + Ce4+ TI3+ + Ce3+ (cepat)
Ion Ag+ tidak secara permanen diubah oleh reaksi ini, sebab yang terpakai
habis dalam langkah pertama akan dihasilkan kembali pada langkah kedua; ion
ini berperan sebagai katalis yang secara nyata mempercepat laju reaksi
keseluruhan.
b) Katalis heterogen ialah katalis berada dalam fasa yang berbeda. Kasus
yang paling penting ialah kerja katalitik dari permukaan padatan tertentu pada
reaksi-reaksi fasa gas dan fasa larutan. Contohnya ialah dalam produksi asam
sulfat yang melibatkan padatan oksida vanadium (V2O5) sebagai katalis. Banyak
katalis pada lainnya digunakan dalam proses industri. Salah satu yang perlu
diperhatikan ialah reaksi penambahan hidrogen pada etilena untuk membuat
etana:
C2H4 (g) + H2 (g) → C2H6 (g)
Proses ini berjalan sangat lambat dalam fasa gas, kecuali diberi katalis
permukaan platinum. Satu jenis katalis yang sudah banyak digunakan dalam
aliran gas pembuangan mesin mobil untuk mengurangi emisi pencemar seperti
hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, dan nitrogen oksida.
Konverter katalik ini dirancang untuk sekaligus mengoksidasi hidrokarbon dan
CO
CO, CxHy, O2 → CO2, H2O
dan mereduksi nitrogen oksida:
NO, NO2 → N2, O2
Inhibitor memainkan peran yang berlawanan dengan peran katalis. Inhibitor
memperlambat laju reaksi, sering kali dengan menaikkan energi aktivasi.
Inhibitor juga penting dalam industri karena kemampuannya dalam mengurangi
laju reaksi sampingan yang tidak diinginkan sehingga produk yang diinginkan
terbentuk lebih banyak. Atau katalis heterogen ialah katalis yang mempunyai
fasa berbeda dengan pereaksi. Umumnya zat katalis ini berupa zat padat dan
pereaksinya cair atau gas.
5) Katalis enzim
Banyak reaksi kimia dalam sistem organik dilaksanakan dengan enzim yang
berfungsi sebagai katalis. Enzim ialah molekul protein besar (biasanya dengan
massa molar 20.000 g mol-1 atau lebih) yang dengan strukturnya mampu
melakukan reaksi spesifik. Satu atau lebih molekul reaktan (disebut substrat)
melekat pada daerah aktif enzim. Daerah aktif merupakan daerah pada
permukaan enzim yang struktur dan sifat kimianya menyebabkan substrat
tertentu dapat melekat padanya lalu transformasi kimia dapat dikerjakan.
6) Orde reaksi
Laju reaksi kimia ke kanan bergantung pada konsentrasi reaktan. Hubungan
antara laju reaksi dan konsentrasi disebut rumus laju atau hukum laju, dan
tetapan kesebandingan kdinamakan tetapan laju untuk reaksi tersebut. Seperti
halnya tetapan kesetimbangan, tetapan laju tidak bergantung pada konsentrasi
tetapi pada suhu. Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju
reaksi. Reaksi yang berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada
konsentrasi pereaksi disebut reaksi orde nol. Reaksi orde pertama sering
menampakkan konsentrasi tunggal dan hukum laju, dan konsentrasi tersebut
berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi dan laju
reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangk at dua atau dua konsentrasi
masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi
memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua
membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap
waktu, untuk mendapatkan grafik garis lurus pada reaksi:
3H2C2O4(l) + 2MnO4(l) → 6CO2(g) + 3H2O(l) + MnO
Apabila reaksi ini merupakan reaksi orde p terhadap H2C2O4 dan orde q
terhadap MnO4 maka laju reaksi:
r = k[H2C2O4]p[MnO4]q
p = orde parsial terhadap H2C2O4
q = orde parsial terhadap MnO4
Jika suatu reaksi mempunyai orde n terhadap suatu zat pereaksi maka kecepatan
reaksi akan sebanding dengan konsentrasi pangkat n dan berbanding terbalik
dengan waktu t, sehingga grafik Cn terhadap l/t, selalu merpakan garis lurus dan
orde reaksi dapat ditentukan dengan pertolongan grafik seperti ini;
Orde 1 : ditentukan dengan membuat grafik C terhadap l/t
Orde 2 : ditentukan dengan membuat grafik C2 terhadap l/t
Orde 3 : ditentukan dengan membuat grafik C terhadap l/t
Pangkat yang diberikan pada konsentrasi disebut orde reaksi untuk reaktan yang
bersangkutan. Jadi, penguraian N2O5 adalah orde pertama, sedangkan
penguraian C2H6ialah orde kedua. Beberapa proses termasuk orde nol untuk
jangkauan konsentrasi tertentu. Karena [A]0 = 1, maka laju reaksi seperti itu
tidak bergantung pada konsentrasi:
Laju = k (kinetika orde nol)
Orde reaksi tidak selalu bilangan bulat; pangkat pecahan adakalanya dijumpai.
Pada suhu 450 K, penguraian asetaldehida (CH3CHO) dinyatakan dalam hukum
laju sebagai :
laju = k [CH3CHO]3/2
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah labu Erlenmeyer 100
mL, gelas kimia, labu takar, pipet volum atau pipet gondok dan karet penghisap,
tabung reaksi, temperatur, dan corong.
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada paktikum ini adalah Na2S2O3, HCl, H2O,
KMnO4, H2C2O4, H2SO4, dan lain-lain.
IV. PROSEDUR KERJA
A. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Pengaruh Konsentrasi HCl
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung
6
diisi 5 ml diisi 5 ml
dengan dengan
Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3 HCl HCl HCl
0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,05 N 0,01
N
- Tuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat tuangkan kembali ke
tabung 6
- Catat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai
tepat mulai terjadi kekeruhan
- Dengan cara yang sama lakukan untuk tabung ke-2 serta tabung 4 ke
tabung 3.
2. Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3)
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung
6
diisi 5 ml diisi 5 ml
dengan dengan
Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3 HCl HCl HCl
0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,05 N 0,01
N
- Tuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat tuangkan kembali ke
tabung 6
- Catat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai
tepat mulai terjadi kekeruhan
- Dengan cara yang sama lakukan untuk tabung ke-2 serta tabung 4 ke
tabung 3.
B. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Pengaruh Temperatur pada reaksi HCl dengan Na2S2O3
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung
6
diisi 5 ml diisi 5 ml
dengan dengan
HCl HCl HCl Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3
0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10
N 0,10N masuk k an k e dalam penangas air selama 5-10 menit sesuai
temperatur
kamar 500C 1000C kamar 500C 1000C
- Reaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta
tabung 3 dan 6
- Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi
tersebut.
2. Pengaruh Temperatur pada reaksi H2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana
asam.
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung
6
diisi 8 ml diisi 2 ml
dengan dengan
H2C2O4 H2C2O4 H2C2O4 H2SO4 H2SO4 H2SO4
0,1 N 0,1 N 0,1 N 1,0 N 1,0
N 1,0 N masuk k an k e dalam penangas air selama 5 -10 menit sesuai
temperatur
kamar 500C 1000C kamar 500C 1000C
- Reaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta
tabung 3 dan 6
- Teteskan ke dalam tabung masing-masing 3 tetes KMnO4 0,10 N
- Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi
tersebut.
C. Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Adanya penambahan KMnO4 (katalis dari luar)
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
diisi dengan
6 ml
H2C2O4 H2C2O4 H2C2O4
0,1 N 0,1 N 0,1 N
diisi dengan
2 m l
H2SO4 H2SO4 H2SO4
1,0 N 1,0 N 1,0 N
diisi dengan diisi dengan
4 m l 1 m l
KMnO4 KMnO4
1,0 N 1,0 N
diisi dengan diisi dengan
3 ml 4 m l
H2O H2O
- kocok setiap tabung reaksi, tambahkan 3 tetes KMnO4 0,10 N
- Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi
tersebut.
2. Adanya Autokatalisator
Tabung 1 Tabung 2
diisi dengan
5 ml
H2C2O4 H2C2O4
0,1 N 0,1 N
diisi dengan
1 ml
H2SO4 H2SO4
1,0 N 1,0 N
diisi dengan
3 ml
H2O
- kocok setiap tabung reaksi, tambahkan 3 tetes KMnO4 0,10 N
- Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan
reaksi tersebut.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
A.1. Hasil pengamatan
A. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Pengaruh Konsentrasi HCl
NO Pereaksi Tabung reaksi ke….
1 2 3 4 5 6
1. Na2S2O3 0,10
N (ml)
5 5 5 - - -
2. HCl 0,10 N
(ml)
- - - 5 - -
3. HCl 0,05 N
(ml)
- - - - 5 -
4. HCl 0,01 N - - - - - 5
(ml)
NO Prosedur kerja Hasil pengamatan
1. Menyiapkan 6 tabung reaksi,
mengisi dengan pereaksi
sesuai tabel di atas
Perubahan warna dan waktu
yang diperlukan reaksi yaitu
sampai tepat mulai terjadi
kekeruhan adalah pereaksi ke-
6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1
detik, pereaksi ke-5 ke tabung
2 waktunya yaitu 1 menit 8
detik, dan pereaksi ke-4 ke
tabung 3 waktunya adalah 1
menit 41 detik.
2. Menuangkan pereaksi ke-6 ke
tabung ke-1, dengan cepat
menuangkannya kembali ke
tabung 6.
3. Mencatat perubahan warna
dan waktu yang diperlukan
reaksi yaitu sampai tepat
mulai terjadi kekeruhan
4. Melakukan cara yang sama
untuk tabung ke-5 ke tabung
ke-2 serta tabung 4 ke tabung
3.
2 Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3)
NO Pereaksi Tabung reaksi ke….
1 2 3 4 5 6
1. HCl 0,10 N
(ml)
5 5 5 - - -
2. Na2S2O3 0,10
N (ml)
- - - 5 - -
3. Na2S2O3 0,05
N (ml)
- - - - 5 -
4. Na2S2O3 0,01
N (ml)
- - - - - 5
NO Prosedur kerja Hasil pengamatan
1. Menyiapkan 6 tabung reaksi,
mengisi dengan pereaksi
sesuai tabel di atas
Perubahan warna dan waktu
yang diperlukan reaksi yaitu
sampai tepat mulai terjadi
kekeruhan adalah pereaksi ke-
6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1
menit 6 detik, pereaksi ke-5 ke
tabung 2 waktunya yaitu 1
menit 8 detik, dan pereaksi ke-
4 ke tabung 3 waktunya adalah
1 menit 17 detik.
2. Menuangkan pereaksi ke-6 ke
tabung ke-1, dengan cepat
menuangkannya kembali ke
tabung 6.
3. Mencatat perubahan warna
dan waktu yang diperlukan
reaksi yaitu sampai tepat
mulai terjadi kekeruhan
4. Melakukan cara yang sama
untuk tabung ke-5 ke tabung
ke-2 serta tabung 4 ke tabung
3.
B. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Pengaruh Temperatur pada reaksi HCl dengan Na2S2O3
NO Pereaksi Tabung reaksi ke….
1 2 3 4 5 6
1. HCl 0,10 N
(ml)
5 5 5 - - -
2. Na2S2O3 0,10
N (ml)
- - - 5 5 5
3. Temperatur
(C0)
kamar 50 100 kamar 50 100
NO Prosedur kerja Hasil pengamatan
1. Menyiapkan 6 tabung reaksi,
mengisi dengan pereaksi
Perubahan warna dan waktu
yang diperlukan reaksi yaitu
sesuai tabel di atas suhu 50 0C pada tabung 1 dan
4 waktunya 1 menit 20 detik,
tabung 2 dan 5 waktunya 32
detik, pada suhu 100 0C
waktunya yaitu 27 detik.
2. Untuk mengatur temperatur
reaksi, memasukkan tabung
reaksi ke dalam pemanas air
sesuai temperatur reaksi
selama 5-10 menit.
3. Mereaksikan pereaksi di atas
untuk tabung 1 dan 4, tabung 2
dan 5, serta tabung 3 dan 6.
4. Mencatat perubahan warna
yang terjadi dan waktu yang
diperlukan reaksi tersebut.
2 Pengaruh Temperatur pada reaksi H2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana
asam.
NO Pereaksi Tabung reaksi ke….
1 2 3 4 5 6
1. H2S2O4 0,1 N
(ml)
8 8 8 - - -
2. H2S2O4 0,1 N
(ml)
- - - 2 2 2
3. Temperatur
(C0)
kamar 50 100 kamar 50 100
NO Prosedur kerja Hasil pengamatan
1. Menyiapkan 6 tabung reaksi,
mengisi dengan pereaksi
sesuai tabel di atas.
Pada suhu 50 0C, pada tabung
1 dan 4 waktunya yaitu 2 menit
44 detik, tabung 2 dan 5
2. Untuk mengatur temperatur
reaksi, memasukkan tabung
reaksi ke dalam tabung
pemanas air sesuai temperatur
reaksi pada tabel di atas
selama 5-10 menit.
waktunya yaitu 1 menit 7 detik
(warnanya berubah menjadi
bening). Sedangkan pada suhu
100 0C, pada tabung 3 dan 6
waktunya yaitu 45 detik
(warnanya berubah lebih
cepat), juga pada tabung 2 dan
5 yang dicampurkan dari
warna ungu berubah menjadi
warna bening.
3. Mereaksikan pereaksi di atas
untuk tabung 1 dan 4, tabung 2
dan 5, serta tabung 3 dan 6.
4. Meneteskan ke dalam tabung
masing-masing 3 tetes
KMnO4 0,10 N.
5. Mencatat perubahan warna
yang terjadi dan waktu yang
diperlukan reaksi tersebut.
C. Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Adanya penambahan KMnO4 (katalis dari luar)
NO Pereaksi Tabung reaksi ke….
1 2 3
1. H2C2O4 0,1 N (ml) 6 6 6
2. H2SO4 1,0 N (ml) 2 2 2
3. KMnO4 1,0 N (ml) 4 1 -
4. H2O (ml) - 3 4
NO Prosedur kerja Hasil pengamatan
1. Mengocok setiap tabung
reaksi, menambah 3 tetes
KMnO4 0,10 N
Pada waktu 7 detik tabung 1
berubah menjadi warna ungu,
pada waktu 8 detik tabung 2
2. Mencatat perubahan warna
yang terjadi dan waktu yang
diperlukan dalam reaksi
tersebut.
warna ungu berubah menjadi
warna ungu kemerahan dan
adanya endapan, dan pada
waktu 7 detik tabung 3
berubah menjadi warna ungu,
29 detik berubah menjadi
warna merah, 37 detik berubah
menjadi warna orange, 39
detik berubah menjadi warna
kuning, dan pada waktunya 41
detik warnanya berubah
menjadi bening.
2 Adanya Autokatalisator
NO Pereaksi Tabung reaksi ke….
1 2
1. H2C2O4 0,1 N (ml) 5 5
2. H2SO4 1,0 N (ml) 1 1
3. H2O (ml) 3 -
NO Prosedur kerja Hasil pengamatan
1. Mengocok setiap tabung
reaksi, menambah 3 tetes
KMnO4 0,10 N
Pada tabung 1 waktunya 1
menit 30 detik warnanya
berubah menjadi warna ungu
dan pada tabung 2 waktunya
57 detik warnanya dominan
berubah menjadi warna ungu.
2. Mencatat perubahan warna
yang terjadi dan waktu yang
diperlukan dalam reaksi
tersebut.
A.2. Perhitungan
Pengenceran
HCl → H+ + Cl-
Diket.
N1 (pekat) = 1 N
N2 = 0,1 N
V2 = 100 ml
V1 = ….?
Jawab:
N1 x V1 = N2 x V2
1 x V1 = 0,1 x 100
V1
Menghitung laju reaksi rata-rata (r) pengurangan konsentrasi A kemudian
penambahan konsentrasi B.
Jawaban : nomor 1
a. Diket:
t = 10 menit = 600 s
[A] = 0,800
[B] = 0,400
rA =
= = - 0,0013 m/s = - 1,3 x 10-3
rB =
= = 6,7 x 10-4
b. Diket:
t = 20 menit = 1200 s
[A] = 0,667
[B] = 0,667
rA = 10-4 m/s
rB = 10-4 m/s
c. Diket:
t = 50 menit = 3000 s
[A] = 0,444
[B] = 1,112
rA = 10-4 m/s
rB = = 10-4 m/s
d. Diket:
t1 = 10 menit = 600 s
t2 = 30 menit = 1800 s
[A1] = 0,800
[A2] = 0,571
[B1] = 0,400
[B2] = 0,858
rA =
= = 1,1 x 10-3 m/s
rB =
= = 3,8 x 10-4 m/s
e. Diket:
t1 = 20 menit = 1200 s
t2 = 50 menit = 3000 s
[A1] = 0,667
[A2] = 0,444
[B1] = 0,667
[B2] = 1,112
rA =
= = 6,2 x 10-4 m/s
rB =
= = 2,5 x 10-4 m/s
Jawaban : nomor 2
A. Hukum Arrhenius
k = Ae-Ea/RT atau
B. ln = ﴾ ﴿
ln = ﴾ ﴿
ln 0,4833 x 104= ﴾ ﴿
ln 4833 = ﴾ ﴿
8,483 = )
8,483 =
2,593 x 10-4 Ea = 70,528
Ea =
= 27,199 x 104 J/mol
= 271,99 KJ/mol
Jawaban : nomor 3
a) Katalis homogen ialah katalis ada dalam fasa yang sama dengan fasa
reaktan, misalnya katalis fasa gas mempercepat reaksi dalam fasa gas, atau
unsur yang dilarutkan dalam larutan mempercepat reaksi dalam larutan. Contoh
katalis homogen ialah efek klorofluorokarbon dan oksida nitrogen pada
berkurangnya ozon di stratosfer. Contoh kedua ialah katalis reaksi oksidasi-
reduksi. TI+
(aq) + 2Ce4+
(aq) → TI3+
(aq) + 2Ce3+
(aq)
b) Katalis heterogen ialah katalis berada dalam fasa yang berbeda. Kasus
yang paling penting ialah kerja katalitik dari permukaan padatan tertentu pada
reaksi-reaksi fasa gas dan fasa larutan. Contohnya ialah dalam produksi asam
sulfat yang melibatkan padatan oksida vanadium (V2O5) sebagai katalis. Banyak
katalis pada lainnya digunakan dalam proses industri. Salah satu yang perlu
diperhatikan ialah reaksi penambahan hidrogen pada etilena untuk membuat
etana:
C2H4 (g) + H2 (g) → C2H6 (g)
Jawaban : nomor 4
Reaksi Kalium Permanganat dengan Asam Oksalat pada percobaan yaitu:
KMnO4 + H2C2O4 → 2CO2 + H2O + KMnO
B. Pembahasan
Pada percobaan pengaruh konsentrasi HCl terhadap kecepatan reaksi yaitu
perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai
terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke-6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 detik,
pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke
tabung 3 waktunya adalah 1 menit 41 detik. Sedangkan pada pengaruh
konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3) yaitu perubahan warna dan waktu yang
diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi
ke-6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 menit 6 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2
waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke tabung 3 waktunya adalah 1
menit 17 detik.
Pada percobaan pengaruh temperatur pada reaksi HCl dengan
Na2S2O3 terhadap kecepatan reaksi yaitu perubahan warna dan waktu yang
diperlukan reaksi yaitu suhu 50 0C pada tabung 1 dan 4 waktunya 1 menit 20
detik, tabung 2 dan 5 waktunya 32 detik, pada suhu 100 0C waktunya yaitu 27
detik. Sedangkan pada percobaan pengaruh temperatur pada reaksi
H2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana asam adalah pada suhu 50 0C, pada
tabung 1 dan 4 waktunya yaitu 2 menit 44 detik, tabung 2 dan 5 waktunya yaitu 1
menit 7 detik (warnanya berubah menjadi bening). Sedangkan pada suhu 100 0C,
pada tabung 3 dan 6 waktunya yaitu 45 detik (warnanya berubah lebih cepat),
juga pada tabung 2 dan 5 yang dicampurkan dari warna ungu berubah menjadi
warna bening.
Pada percobaan adanya penambahan KMnO4 (katalis dari luar)
terhadap kecepatan reaksi yaitu pada waktu 7 detik tabung 1 berubah menjadi
warna ungu, pada waktu 8 detik tabung 2 warna ungu berubah menjadi warna
ungu kemerahan dan adanya endapan, dan pada waktu 7 detik tabung 3 berubah
menjadi warna ungu, 29 detik berubah menjadi warna merah, 37 detik berubah
menjadi warna orange, 39 detik berubah menjadi warna kuning, dan pada
waktunya 41 detik warnanya berubah menjadi bening. Sedangkan pada
percobaan Adanya Autokatalisator adalah pada tabung 1 waktunya 1 menit 30
detik warnanya berubah menjadi warna ungu dan pada tabung 2 waktunya 57
detik warnanya dominan berubah menjadi warna ungu.
Reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan tersebut yaitu:
Na2S2O3 + 2HCl → 2NaCl + H2S2O3
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hasil percobaan dapat diambil kesimpulan dari tujuan praktikum tersebut
yaitu:
☻Menjelaskan dan menghitung laju reaksi yaitu; Laju reaksi adalah perubahan
besarnya konsentrasi zat pereaksi (reaktan) atau zat hasil reaksi per satuan
waktu. Menghitung laju reaksi,v = - = + atau v = k[A]a[B]b
Tingkat reaksi dan mekanismenya yaitu; perincian serangkaian reaksi
Erlenmeyer, dengan laju yang digabungkan untuk menghasilkan reaksi
keseluruhan.
☻Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu; besarnya laju reaksi
sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
yaitu; secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrehenius yang dinyatakan
dengan persamaan, k = Ae-Ea/RT atau . Sedangkan pengaruh katalis terhadap
laju reaksi yaitu; katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian
terbentuk kembali sebagai zat bebas.
B. Saran
Pada saat praktikum hendaknya asisten bisa lebih memberikan perhatian,
arahan, dan bimbingan kepada praktikan supaya praktikum dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1996. Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Kimia Umum. Jakarta: Hipokrates.
Charles. W Keenan, dkk. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Karelius, S. Si, M. Sc, dkk. 2010. Penuntun Kimia Dasar II. Palangka
Raya: Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Oktoby. W David, dkk. 1998. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Rosenberg. L Jerome, Ph. D. 1985. Teori dan Soal-Soal Kimia
Dasar. Jakarta: Erlangga.
Ralph. H Petrucci, dkk. 1987. Prinsif dan Terapan Modern Kimia Dasar.
Surabaya: Kendang Sari.
Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia
Terkini. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.

More Related Content

What's hot

Identifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa OrganikIdentifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa Organik
fitriasusilowati
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
XINYOUWANZ
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
Fransiska Puteri
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
wd_amaliah
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Gina Sari
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Ernalia Rosita
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
Sabila Izzati
 
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometriReaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Naufa Nur
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
Wd-Amalia Wd-Amalia
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
Tillapia
 

What's hot (20)

Identifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa OrganikIdentifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa Organik
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik Laporan kimia farmasi analitik
Laporan kimia farmasi analitik
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
 
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organikLaporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
 
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometriReaksi reaksi kimia dan stoikiometri
Reaksi reaksi kimia dan stoikiometri
 
Praktkum ii fenol
Praktkum ii fenolPraktkum ii fenol
Praktkum ii fenol
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 

Similar to Laporan praktikum kimia dasar

Tugas pembelajaran elektronik kel9
Tugas pembelajaran elektronik kel9Tugas pembelajaran elektronik kel9
Tugas pembelajaran elektronik kel9
Arsela Eko Listiono
 
Analisis air widya wirandika
Analisis air widya wirandikaAnalisis air widya wirandika
Analisis air widya wirandika
Widya Wirandika
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Raha Sia
 
Laporan praktikum (fiah)
Laporan praktikum (fiah)Laporan praktikum (fiah)
Laporan praktikum (fiah)
Tillapia
 

Similar to Laporan praktikum kimia dasar (20)

Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2 Prak 1 anfisko2
Prak 1 anfisko2
 
Sifat sifat senyawa karbon
Sifat sifat senyawa karbonSifat sifat senyawa karbon
Sifat sifat senyawa karbon
 
Buku organik
Buku organikBuku organik
Buku organik
 
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
 
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
 
Aseton ( b 1)
Aseton ( b 1)Aseton ( b 1)
Aseton ( b 1)
 
Tugas pembelajaran elektronik kel9
Tugas pembelajaran elektronik kel9Tugas pembelajaran elektronik kel9
Tugas pembelajaran elektronik kel9
 
Analisis air widya wirandika
Analisis air widya wirandikaAnalisis air widya wirandika
Analisis air widya wirandika
 
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-revKd ii meeting 3 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 3 (tep thp)-rev
 
reaksi alkohol.docx
reaksi alkohol.docxreaksi alkohol.docx
reaksi alkohol.docx
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
 
05. halo alkana, alkohol, dan eter.pptx
05. halo alkana, alkohol, dan eter.pptx05. halo alkana, alkohol, dan eter.pptx
05. halo alkana, alkohol, dan eter.pptx
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Laporan praktikum (fiah)
Laporan praktikum (fiah)Laporan praktikum (fiah)
Laporan praktikum (fiah)
 
4a-senyawa-alkohol-eter.pdf
4a-senyawa-alkohol-eter.pdf4a-senyawa-alkohol-eter.pdf
4a-senyawa-alkohol-eter.pdf
 
Makalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriMakalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis Volumetri
 
Senyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbonSenyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-revKd ii meeting 4 (tep thp)-rev
Kd ii meeting 4 (tep thp)-rev
 
Stoikiometri larutan-kls-xi
Stoikiometri larutan-kls-xiStoikiometri larutan-kls-xi
Stoikiometri larutan-kls-xi
 

More from krisnasuryanti

Sistem respirasi pada katak
Sistem respirasi pada katakSistem respirasi pada katak
Sistem respirasi pada katak
krisnasuryanti
 
Sistem pernapasan pada aves
Sistem pernapasan pada avesSistem pernapasan pada aves
Sistem pernapasan pada aves
krisnasuryanti
 
Apakah pendapat anda tentang penangguhan perubahan kurikulum 2013
Apakah pendapat anda tentang penangguhan perubahan kurikulum 2013Apakah pendapat anda tentang penangguhan perubahan kurikulum 2013
Apakah pendapat anda tentang penangguhan perubahan kurikulum 2013
krisnasuryanti
 

More from krisnasuryanti (17)

sistem sirkulasi pada insecta
sistem sirkulasi pada insectasistem sirkulasi pada insecta
sistem sirkulasi pada insecta
 
Sistem pernapasan pada insecta
Sistem pernapasan pada insectaSistem pernapasan pada insecta
Sistem pernapasan pada insecta
 
sistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang lautsistem respirasi bintang laut
sistem respirasi bintang laut
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Sistem sirkulasi kelompok 3
Sistem sirkulasi kelompok 3Sistem sirkulasi kelompok 3
Sistem sirkulasi kelompok 3
 
sistem respirasi pada katak
sistem respirasi pada kataksistem respirasi pada katak
sistem respirasi pada katak
 
Sistem pernapasan pada aves
Sistem pernapasan pada avesSistem pernapasan pada aves
Sistem pernapasan pada aves
 
Sistem respirasi pada katak
Sistem respirasi pada katakSistem respirasi pada katak
Sistem respirasi pada katak
 
Sistem pernapasan pada aves
Sistem pernapasan pada avesSistem pernapasan pada aves
Sistem pernapasan pada aves
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
biologi umum ilmu pengetahuan
biologi umum ilmu pengetahuanbiologi umum ilmu pengetahuan
biologi umum ilmu pengetahuan
 
Krisna suryanti rsa1 c314011 fis pgmipau
Krisna suryanti rsa1 c314011 fis pgmipauKrisna suryanti rsa1 c314011 fis pgmipau
Krisna suryanti rsa1 c314011 fis pgmipau
 
Ppt ddm krisna suryanti
Ppt ddm krisna suryantiPpt ddm krisna suryanti
Ppt ddm krisna suryanti
 
3 d of instructional media
3 d of instructional media3 d of instructional media
3 d of instructional media
 
Ppt miosis mitosis
Ppt miosis mitosisPpt miosis mitosis
Ppt miosis mitosis
 
Apakah pendapat anda tentang penangguhan perubahan kurikulum 2013
Apakah pendapat anda tentang penangguhan perubahan kurikulum 2013Apakah pendapat anda tentang penangguhan perubahan kurikulum 2013
Apakah pendapat anda tentang penangguhan perubahan kurikulum 2013
 
impuls and momentum
impuls and momentumimpuls and momentum
impuls and momentum
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Laporan praktikum kimia dasar

  • 1. Laporan PraktikumKimiaDasar"Identifikasi GugusFungsi" PERCOBAAN 12 I. Judul : Identifikasi Gugus Fungsi II. Hari/tanggal : Rabu/ III. Tujuan : Mengenal sifat fisik dan kimia alkohol, aldehida, keton, asam karboksilat, halida, senyawa nitrat dan eter. Melakukan Uji yang khas untuk gugus fungsi. IV. Pertanyaan pra praktek 1. Bagaimana membedakan alkohol dengan hidrokarbonyaitu : Alkohol -. Mudah larut dalam Air -. Titik didih Relatif lebih Tinggi -. Bereaksi dengan logam Na -. Bereaksi dengan KCl3 Hidrokarbon -. Terdiri dari atom C dan H -. Tidak mudah Larut dalam air 2. Mengapa Alkohol Mempunyai sifat diantara hidrokarbon dan air -. Karena gugus Fungsi alkohol menggunakan gugus OH, yang merupakan ikatan hidrogen dan didalam karbon dapat atom C dan H. 3. A). Bagaimana cara membuat ester di laboratorium -. Mereaksikan asam karboksilat dan alkohol serta sedikit asam sulfat pekat. Contoh : As. Asetat + etanol ------------ etil asetat + air
  • 2. CH3COOH + C2H5OH ------------ CH3COOC2H5 + H2O B). Bagaimana cara membuat asam karboksilat di laboratorium..?? -. Oksidasi alkohol primer dengan oksidator kuat Example : CH3 --- CH2 OH ------- CH3 – COOH + H2O 4. Tuliskan rumus molekul aldehid yang terbentuk dari oksidasi alkohol -- Oksidasi alkohol primer 5. Bagaimana membedakan asam organik dari basa organik..??? -- basa organik mengandung gugus fungsi NH2 dan pH-nya tinggi -- asam organik bareksi cepat dengan NaHCo3 menghasilkan gas Co2 dan pH- nya rendah. 6. Tulislah rumus asam yang terbentuk dari oksidasi alkohol. Oksidasi kuat C2H6O  CH3COOH V. Landasan teori Dalam senyawa organik selalu dimulai dari senyawa hidrokarbon. Senyawa tersebut terbagi atas : a. Hidrokarbon alifatik Adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti benzena, baik dalam senyawa yang berantai lurus dan bercabang maupun . b. Hidrokarbon aromatik Mengandung inti benzena, yaitu enam rantai kanan yang melingkar tapi stabil (Syukri, Kimia Dasar : 686:687) Gugus fungsi senyawa karbon merupakan gugus atom/sekelompok atom yang menentukan sifat khas senyawa karbon tersebut. Gugus fungsi senyawa karbon
  • 3. merupakan bagian yang aktif, sebab bila senyawa karbon tersebut bereaksi maka yang mengalami perubahan adalah gugus fungsinya. Senyawa karbon dikelompokkan menjadi alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester (Sudarmo, Unggul : 2006: 196). Banyaknya ragam dalam senyawa organik adalah hasil dari keterubahan unsur ion/pengelompokkan atom-atom (gugus fungsi) dalam struktur hidrokarbon. Alkana dibuat dari H2 pada alkena/alkuna dan reaksi antara akil halida dengan Natrium. Alkena dapat dibuat melalui reaksi eliminasi. Alkuna yang penting yaitu asetilena. Dihasilkan melalui reaksi CaC2 dengan air (Petruci. 1987 : 287) Senyawa nitro Senyawa nitro sangat mudah direduksi oleh ferohidroksida, Fe (OH)2, bahan pereduksi ini teroksidasi menjadi ferihidroksida, Fe (OH)3. Dengan senyawa nitro tereduksi menjadi menjadi senyawa amina. Tak berwarna Hijau Tak berwarna R---NO2 + 6 Fe (OH)2O ---- R-NH2 + 6 Fe (OH)2. Merah coklat (Penuntun praktikum kimia dasar, 2011 : 84). Gugus fungsi adalah gugus atom dalam senyawa karbon yang memberi ciri dari senyawa memilikinya yang mengalami perubahan pada reaksi kimia. Senyawa karbon turunan alkena adalah senyawa karbon yang atom H pada alkana diganti dengan atom atau gugus fungsi lain. Ada 5 gugus fungsi yaitu : alkohol, alkoksi, alkanol, alkana, alkanoat, ester, halogen, halogen,, alkana, dan amina. Dengan gugus fungsinya : -OH, -O-, -CHO, -C=O, -COOH, -COOR, -X, NH2 (Tim penulis olimpiade kimia : 2010 : 147) IV. Alat dan Bahan 1. Alkohol Identifikasi alkohol
  • 4. Alat : Tabung reaksi 100 ml, Pipet tetes, bunsen. Bahan : 0.3 ml alkohol, air, 5 ml NaOH 10%, I2/KI 10%. Oksidasi alkohol Alat : Tabung reaksi 150 ml, pengaduk. Bahan : 2 ml K2Cr2O4 0.1 M, 1 ml H2SO4 pekat 2. Aldehid dan keton Alat : Tabung reaksi 150 mm, Pipet tetes Bahan : 1 ml aldehid, 3 ml Na H SO 40%, alkohol, air. 3. Asam dan Basa Keasaman Alat : Tabung reaksi 75 mm, kertas lakmus, pipet tetes Bahan : Asam organik dan Basa Organik, air suling, alkohol Dekarboksilasi Alat : Tabung reaksi, pipet tetes Bahan : 0,1 gr kristal asam sulfat, 0,2 ml larutan asam, 2 ml NaHCO3 10% Oksidasi Alat : Tabung reaksi 150 mm, pengaduk Bahan : 2 ml 0.1 M KMnO4, 1 ml etanol 4. Senyawa nitro Alat : Tabung reaksi 150 mm, tabung Bahan : 10 mg nitrobenzena, 1,5 ml fe (NH4) = (SO4) = 15%, 1 ml KOH 15% 5. Ester Alat : Tabung Reaksi, pipet tetes Bahan : H6C6H4COOH, H2SO4, Air, CH3OH VI. Prosedur kerja 1. Alkohol Identifikasi Alkohol
  • 5. --. Digoyang (tambah NaOH 10%) --. Diisi dengan akuades --. Dibiarkan 10 menit --. Tambahkan I2/KI, selama 2 menit --. Didinginkan --. Teteskan I2/KI 10% (warna cokelat) --. Dipanaskan pada 600 C --. dimasukkan 0.5 ml alkohol 5 ml Air Tabung Reaksi Pipet tetes Bunsen Tabung Reaksi CHI3
  • 6. Oksidasi Alkohol --. Ditambah 2 ml alkohol --. Diaduk agar larut --. Ditambah 1 ml H2SO4 Pekat 2 ml K2cr2O3 0.1 M Tabung Reaksi Pengaduk Perhatikan
  • 7. 2. Aldehid dan Keton --. Ditambah 3 ml air --. Ditambah alkohol terbentuk --. dimasukkan 1 ml aldehid + 3 ml Na HSO3 40% Tabung reaksi Senyawa padat Amati Ulangi percobaan dengan Menggunakan Keton
  • 8. 3. Asam Basa Keasaman --. diuji --. ditambahkan Asam Organik dan Basa 0.1 g/1,2 ml air Kertas Lakmus Dekarboksilasi --. Ditambah 2 ml NaHCO3 10% --. Dimasukkan 0.1 gr kristal asam salisilat Tabung reaksi perhatian
  • 9. Oksidasi --. Ditambahkan 1 ml etanol --. dimasukkan 2 ml 0.1 M KMnO4 Tabung reaksi Perhatikan 4. Senyawa nitro
  • 10. --. Dilampirkan 1.5 ml fe (NH4)2 --. Ditambahkan 1 ml KI H 15% --. Dimasukkan 10 mg nitro benzena Tabung Reaksi --. Amati setelah 1 menit 5. Ester Pembuatan minyak gandapura --. Diambil 5 tetes H2SO4 --. 3 tetes air --. ¾ tetes CH3OH --. Diletakkan tabung reaksi --. Dimasukkan HO C6H4 COOH Tabung Reaksi Pipet tetes Penangas air suhu 600C
  • 11. VII. Data pengamatan 1. Alkohol Iodoform NO Nama Alkohol Nama Golongan Pengamatan Hasil Iodoform 1 Metanol Alkohol Tidak berwarna Tidak timbul kristal
  • 12. Coklat 2 Etanol Alkohol Tidak berwarna Coklat Tidak timbul kristal 3 I-Propanol Alkohol Tidak Berwarna Cokelat Tidak timbul kristal 4 T-Butanol alkohol Tidak Berwana Cokelat Tidak timbul kristal Kesimpulan Pengamatan Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan masih gagal. Artinya percobaan yang dilakukan tidak berhasil. Oksidasi alkohol NO Nama Golongan Pengamatan Hasil 1 Metanol Alkohol Terbentuk 3 lapisan (Orange, Hijau, biru muda), bau tidak menyengat HCOH 2 Etanol Alkohol Hijau toska CH3COH 3 I- propanol Alkohol Terbentuk 3 lapisan (orange, hijau, hijau muda) CH3COCH3 4 T- butanol Alkohol Terbentuk 3 Lapisan (orabge, hijau, biru muda, setelah diaduk menjadi hijau toska) CH3CH2CH2COH 2. Aldehid dan keton Uji Natrium bisulfit
  • 13. NO Nama senyawa Pengamatan Struktur kimia produk 1 aldehid Terbentuk 2 lapisan. Padat Kuning (atas), Cair bening (bawah) CH3CH2COH 3. Asam basa pH NO Nama senyawa Asam/Basa Struktur kimia 1 Asam salisilat Asam pH = 2 2 Asam benzoat Asam pH = 1 Uji Natrium bikarbonat NO Nama Senyawa Pengamatan Struktur kimia Produk 1 Asam salisilat Timbulnya busa setelah dicampur larutan Na H CO3 adanya gelembung didinding tabung reaksi HOC6H4COOH + NaHCO3 Oksidasi --. Reaksi : KMnO4 + CH3-CH2-OH--- KOH + CH3CH2 + MnO4 --. Pengamatan : warna ungu semakin pekat dan semakin lama berubah menjadi merah dan berbau alkohol. --. Kesimpulan : Etanol dapat memerahkan KMnO4 : etanol merupakan bahan pembuatan obat bius
  • 14. VIII. Pembahasan Gugus Fungsi adalah atom yang paling menentukan sifat suatu senyawa. Gugus fungsi merupakan ciri khas dari suatu homolog. 1. Alkohol Iodoform Pada percobaan ini kami memasukkan 0.5 ml alkohol kedalam 5 ml air kedalam tabung reaksi 150 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml NaOH 10% kedalam campuran tersebut sambil digoyang dan ditetesi dengan I2/KI sampai terlihat warna cokelat. Setelah semuanya tercampur baru kemudian dipanaskan sampai suhu ± 600C. Tahap selanjutnya adalah menambahkan KI kembali sehingga warna cokelat tua semakin terlihat jelas (pekat), tabung reaksi didinginkan kemudian ditambahkan beberapa tetes NaOH 10% sambil tabung tersebut digoyang. Tujuan dari penambahan NaOH adalah untuk mengeluarkan I2 yang berlebihan. Kemudian isi tabung reaksi dengan akuades dan biarkan 10 metil kristal CHI3 akan timbul apabila jumlah alkohol sangat sedikit namun kami tidak mendapatkan kristal CHI3 pada percobaan ini. Oksidasi alkohol Pada percobaan ini didapat aldehid dan keton. - Asam basa a. Keasaman Pada percobaan ini menggunakan asam salisilat dan asam kedalam tabung 75 mm kemudian uji dengan lakmus didapat asam salisilat pHnya = 2 sedangkan asam benzoat pH nya = 1 b. Uji Natrium bikarbonat Pada percobaan ini digunakan asam salisilat yang dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan NaOH 10% pengamatan yang terjadi terdapat CO2 OH C6 H4 COOH + Na HCO3 –  OH-C6H4 COO Na + H2O + CO2
  • 15. c. Oksidasi Satu (1) ml KMnO4 dimasukkan ketabung reaksi lalu ditambahkan etanol (C2H5OH) Persamaan reaksinya KMnO4 + CH3-CH2-OH --- KOH + CH3 CH2 + MnO4 Pengamatan : warna ungu semakin Pekat dan semakin lama berubah menjadi warna merah dan berbau alkohol. 2. Senyawa Nitro 10 mg nitro benzena dimasukkan kedalam tabung reaksi 150 mm kemudian dicampur dengan 1.5 ml Fe (NH4)2 (SO4)2 15% ditambahkan 1 ml KOH 15% dalam suasana alkohol. Aduk kuat pada saat dicampur dengan Fe (NH4)2 (SO4)2 nitrobenzena tidak menyatu dengan Fe (NH4)2 (SO4)2 dan nitrobenzena membentuk gelembung-gelembung. 3. Ester Ester dapat terbentuk dari reaksi asam anorganik/asam organik dengan alkohol, ester biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang tidak enak. Bau alami bunga-bungaan dan aroma buah-buahan merupakan salah satu beberapa ester. Pengamatan minyak gandapura Pengamatan : Larutan Membeku Kesimpulan : Terjadi reaksi asam salisilat sehingga timbul bau mint. IX. Diskusi Alkohol Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon dengan satu atom disubstitusikan dengan satu gugus OH. Alkohol terbagi tiga yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier. Jika alkohol dioksidasi dengan misalnya K2Cr2O7, dihasilkan senyawa yang berbeda-beda yaitu aldehid dan keton. Dengan oksidasi kuat menghasilkan asam karboksilat. Contoh : -CH3OH + K2Cr2O7 ---- CH2 = O + Cr2 (SO4)3 + H2O Metanol - Etanol
  • 16. CH3 CH2 OH + K2Cr2O7 + H2SO4 ---CH3COH + Cr2 (SO4)3 H2O Asam dan Basa Asam organik dapat diperoleh dengan oksidasi alkohol/aldehid dengan bahan pengoksida kuat misalnya KMnO4. Basa organik pada umumnya mengandung gugus fungsi NH2, pasangan elektron bebas pada nitrogen menujukkan sifatnya sebagai basa lewis. Uji Natrium Bikarbonat OHC6H4COOH + NaHCO3 ----- OH-C6H4COONa + H2O + CO2 Adanya gelembung gas dan timbulnya bau. Gelembung gas adalah CO2. Oksidasi C2H5OH ------ CH3COOH - Warna lebih pekat - Adanya bau bius - Ada endapan - Suhu naik Pembuatan Minyak Gandapura OHC6COOH + H2SO4 + H2SO4 + CH3OH --- OH C6H4 COOCH3 + H2O + H2SO4 Hasil yang didapatkan terdapat uap air, minyak yang membeku. X. Petanyaan pasca praktek 1. Tuliskan rumus molekul propanol dan isopropanol. Propanol : CH3CH2CH2OH Isopropanol : CH3CH(OH)CH3 2. Ester apa yang dikaitkan dengan bau dari (a). Nenas (b). Jeruk (c). Anggur Nanas : C3H7 COO CH3 metil butanol Anggur : H2NC6H4COOCH3 Jeruk : CH3COOC2H5 etil etanoat
  • 17. 3. Asam asetat dapat dibuat dengan mengoksidasi etanol dengan ion permanganat. Dalam suasana asam. Tulis reaksi yang terjadi MnO4 CH3CH2OH  CH3COOH (dalam suasana asam) 4. Bagaimana anda dapat membedakan a. CH3NH2 dengan CH3OH CH3NH2 (metil amina)  gugus amina CH3 - NH2 CH3OH (methanol)  alcohol/gugus hidroksil CH3 –OH b. C2H6 dengan t-C4H9OH C2H6 (etana)  hidrokarbon, tidak bereaksi dengan Na, PCl₃ & PCl₅, CH3 – CH t-C4H9OH (t-butanol)  alcohol, bereaksi dengan Na. c. CH3COH dengan CH3CH2OH CH3COH (etanol)aldehid, tidak bereaksi dengan I2 & NaOH, bereaksi dengan Fehling &Tollen CH3CH2OH  alkohol, bereaksi dengan I2 & NaOH,tidak bereaksi dengan Fehling &Tollen d. CH3COOH dengan CH3CH3 CH3COOH  asam karboksilat, bersifat asam, bereaksi dgn alcohol membentuk ester CH3CH3  hidrokarbon/ alkane, berwujud gas, tidak bereaksi dengan alcohol. e. CH3CH2Cl dengan CH3CH2CH3 CH3CH2Cl etil klorida, alkil halida, haloalkana CH3CH2CH3  alkana, hidrokarbon. f. CH3CH2OH dengan CH3CH2CH2Cl CH3CH2OH  propanol, bereaksi dengan fehling&tollen, dapat direduks
  • 18. CH3CH2CH2Cl  propil klorida, tidak dapat direduksi, tidak bereaksi dengan fehling&tollen. XI. Kesimpulan 1. Sifat fisis alkohol : 2. Sifat Kimia aldehid 3. Sifat fisis dan kimia keton 4. Ester 5. Asam karboksilat 6. Dengan uji iodoform dapat membedakan alkohol primer, sekunder dan Tersier. - Asam organik diperoleh dengan mengoksidasi alkohol/aldehid dengan pengoksidasi kuat (KMnO4) - Ester dapat terbentuk dari reaksi asam organik dan asam anorganik dengan alkohol. - Metil salisilat yang terkandung dengan minyak gandapura dibuat dengan mereaksikan metanol dengan asam salisilat. DAFTAR PUSTAKA Epinur, dkk. 2010 “ penuntun praktikum kimia dasar II”. Jambi : Universitas Jambi Petrucci, Ralph. 1987 “ Kimia Dasar”. Jakarta : Erlangga Respati. 1986 “ Pengantar kimia organik “ Jakarta : Erlangga Sudarmo. Unggul.2006.” Kimia” Jakarta : Erlangga Suhardi. 2008. “ Kimia Dasar”. Bandung : Yrama widya Tim olimpiade kimia 2010 “kimia 3” Jakarta : PT. Graha Cipta Karya
  • 19. Percobaan 2 KINETIKA KIMIA I. TUJUAN PERCOBAAN Menjelaskan dan menghitung laju reaksi, tingkat reaksi dan mekanismenya II. LANDASAN TEORI 1) Laju Reaksi. Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju reaksi (kecepatan) reksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju reaksi bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi yang diperoleh dari suatu eksperimen. Kecepatan reaksi bergantung pada banyak faktor. Konsentrasi reaktan memainkan peran penting dalam mempercepat atau memperlambat reaksi tertentu. Sebagaimana akan banyak reaksi yang sangat peka terhadap suhu, sehingga pengendalian suhu sangat penting untuk pengukuran kuantitatif dalam kinetika kimia. Akhirnya, bentuk fisik reaktan juga berperan penting dalam laju yang diamati. Sebuah paku besi sangat lambat teroksidasi menjadi besi oksida di udara kering, tetapi serat baja mudah sekali terbakar terutama karena adanya oksigen. Kajian kuantitatif atas reaksi heterogen (yang melibatkan dua fasa atau lebih, seperti antara solid dan gas) memang sulit, sehingga kita mulai dengan reaksi homogen (yang seluruhnya berlangsung dalam fasa gas atau larutan). Eksperimen kinetik mengukur laju berdasarkan perubahan konsentrasi zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dari waktu ke waktu. Jika reaksi cukup lambat, kita dapat membuatnya berlangsung untuk waktu tertentu, kemudian secara mendadak menghentikannya dengan pendinginan cepat campuran reaksi tersebut pada suhu yang cukup rendah. Pada suhu rendah, kita mempunyai waktu untuk melakukan analisis kimia terhadap reaktan atau produk tertentu. Panjang gelombang cahaya yang diserap oleh molekul berbeda-beda, jika panjang gelombang tertentu di serap oleh salah satu reaktan atau produk, maka pengukuran jumlah cahaya yang diserap pada panjang gelombang itu oleh campuran reaksi dapat digunakan menentukan konsentrasi reaktan atau produk yang menyerapnya. Pengukuran dilakukan dalam rentang waktu tertentu, sering kali kilatan cahaya juga dapat digunakan untuk mengawali reaksi yang sangat cepat. Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka:
  • 20. Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu terjadinya reaksi; Jika konsentrasi diukur dalam moL L-1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi mempunyai satuan mol L-1 s-1. Kita ambil contoh khusus dalam reaksi fasa gas: NO2 (g) + CO (g) → NO (g) + CO2 (g) NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari nisbah perubahan konsentrasi NO, ∆[NO] terhadap interval waktu, ∆t: Laju sesaat suatu reaksi diperoleh dengan menganggap waktu yang sangat kecil, ∆t, (dengan demikian nilai ∆[NO] yang semakin kecil). Sewaktu ∆t mendekati 0, laju menjadi lereng kurva pada waktu t. Laju reaksi suatu kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut: A + B → AB Persamaan laju reaksi secara umum ditulis berikut: r = k [A]m [B]n k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing-masing pereaksi. Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: 1. Sifat dan ukuran pereaksi 2. Konsentrasi pereaksi 3. Suhu reaksi 4. Katalis 2) Sifat dan Ukuran Pereaksi. Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan
  • 21. zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan. Dari persamaan besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut; Na2S2O3 + 2H+ → 2Na+ + H2S2O3 (cepat) H2S2O3 → H2SO3 + S(s) (lambat) Na2S2O3 + 2H+ → 2Na+ + S(s) Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel peraksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukkan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan sebagai berikut: k = Ae-Ea/RT atau dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor frekuensi) dan Ea = energy aktivasi yang bersangkutan. 3) Katalis Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia yang mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen . Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kimia pembahasannya secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya membuat lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedikit. Dalam kimia industri, banyak upaya untuk menemukan katalis yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang tidak diinginkan. Atau katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat jalannya reaksi. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnys disebut katalisme. Sifat katalis: 1. Katalis tidak bereaksi secara permanen, karena tidak mengalami perubahan kimia selama reaksi. 2. Katalis tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi. 3. Katalis tidak memulai reaksi tetapi hanya mempengaruhi lajunya.
  • 22. 4. Katalis bekerja efektif pada saha optimum. Artinya, di at as atau di bawah suhu optimum kerja katalis berkurang. 5. Suatu katalis hanya mempengaruhi laju reaksi spesifik. Berarti, katalis bekerja pada satu reaksi atau sejenis reaksi, dan tidak untuk reaksi jenis lain. Contoh: Al2O3 C2H5OH (g) C2H4 (g) + H2O (g) ZnO HCOOH (g) CO2 (g) + H2 (g) 6. Keaktifan katalis dapat diperbesar zat lainyang disebut promoter. Contoh: FeSO4 S2O3 2- (aq) + 2I- I2 (s) + 2SO4 2- (aq) Kerja katalis FeSO4 dapat dipercepat oleh CuSO4 sebagai promoter. 7. Hasil suatu reaksi kadang-kadang dapat bertindak sebagai katalis, zat it disebut autokatalis, contohnya: As 2AsH3 2As = 3H2 As bertindak sebagai autokatalis. 8. Katalis dapat bereaksi dengan zat lain sehingga sifat katalisnya hilang, contohnya pada reaksi pembentukan air dari gas hydrogen dan gas oksigen dengan katalis Pt, kerja katalis Pt dapat dinon aktifkan dengan adanya CO, H2S, CS2. 9. Katalis dapat memmperlambat reaksi disebut katalis negatif atau inhibitor, contohnya pada reaksi pembentukan air dari gas hidrogen dan gas oksigen laju reaksi dapat diperlambat dengan adanya I2 dan CO. 4) Penggolongan Katalis Berdasarkan fasanya, katalis dapat dibagi menjadi dua yaitu katalis homogeny dan heterogen.
  • 23. a) Katalis homogen ialah katalis ada dalam fasa yang sama dengan fasa reaktan, misalnya katalis fasa gas mempercepat reaksi dalam fasa gas, atau unsur yang dilarutkan dalam larutan mempercepat reaksi dalam larutan. Contoh katalis homogen ialah efek klorofluorokarbon dan oksida nitrogen pada berkurangnya ozon di stratosfer. Contoh kedua ialah katalis reaksi oksidasi- reduksi. TI+ (aq) + 2Ce4+ (aq) → TI3+ (aq) + 2Ce3+ (aq) oleh ion perak dalam larutan. Reaksi langsung dari TI+ dengan satu ion Ce4+ yang menghasilkan TI2+ sebagai zat antara berjalan lambat. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan ion Ag+, yang berperan dalam mekanisme reaksi dalam bentuk Ag+ + Ce4+ Ag2+ + Ce3+ (cepat) TI+ + Ag2+ TI2+ + Ag+ (lambat) TI2+ + Ce4+ TI3+ + Ce3+ (cepat) Ion Ag+ tidak secara permanen diubah oleh reaksi ini, sebab yang terpakai habis dalam langkah pertama akan dihasilkan kembali pada langkah kedua; ion ini berperan sebagai katalis yang secara nyata mempercepat laju reaksi keseluruhan. b) Katalis heterogen ialah katalis berada dalam fasa yang berbeda. Kasus yang paling penting ialah kerja katalitik dari permukaan padatan tertentu pada reaksi-reaksi fasa gas dan fasa larutan. Contohnya ialah dalam produksi asam sulfat yang melibatkan padatan oksida vanadium (V2O5) sebagai katalis. Banyak katalis pada lainnya digunakan dalam proses industri. Salah satu yang perlu diperhatikan ialah reaksi penambahan hidrogen pada etilena untuk membuat etana: C2H4 (g) + H2 (g) → C2H6 (g) Proses ini berjalan sangat lambat dalam fasa gas, kecuali diberi katalis permukaan platinum. Satu jenis katalis yang sudah banyak digunakan dalam aliran gas pembuangan mesin mobil untuk mengurangi emisi pencemar seperti hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, dan nitrogen oksida. Konverter katalik ini dirancang untuk sekaligus mengoksidasi hidrokarbon dan CO CO, CxHy, O2 → CO2, H2O dan mereduksi nitrogen oksida: NO, NO2 → N2, O2
  • 24. Inhibitor memainkan peran yang berlawanan dengan peran katalis. Inhibitor memperlambat laju reaksi, sering kali dengan menaikkan energi aktivasi. Inhibitor juga penting dalam industri karena kemampuannya dalam mengurangi laju reaksi sampingan yang tidak diinginkan sehingga produk yang diinginkan terbentuk lebih banyak. Atau katalis heterogen ialah katalis yang mempunyai fasa berbeda dengan pereaksi. Umumnya zat katalis ini berupa zat padat dan pereaksinya cair atau gas. 5) Katalis enzim Banyak reaksi kimia dalam sistem organik dilaksanakan dengan enzim yang berfungsi sebagai katalis. Enzim ialah molekul protein besar (biasanya dengan massa molar 20.000 g mol-1 atau lebih) yang dengan strukturnya mampu melakukan reaksi spesifik. Satu atau lebih molekul reaktan (disebut substrat) melekat pada daerah aktif enzim. Daerah aktif merupakan daerah pada permukaan enzim yang struktur dan sifat kimianya menyebabkan substrat tertentu dapat melekat padanya lalu transformasi kimia dapat dikerjakan. 6) Orde reaksi Laju reaksi kimia ke kanan bergantung pada konsentrasi reaktan. Hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi disebut rumus laju atau hukum laju, dan tetapan kesebandingan kdinamakan tetapan laju untuk reaksi tersebut. Seperti halnya tetapan kesetimbangan, tetapan laju tidak bergantung pada konsentrasi tetapi pada suhu. Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi. Reaksi yang berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut reaksi orde nol. Reaksi orde pertama sering menampakkan konsentrasi tunggal dan hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi dan laju reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangk at dua atau dua konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu, untuk mendapatkan grafik garis lurus pada reaksi: 3H2C2O4(l) + 2MnO4(l) → 6CO2(g) + 3H2O(l) + MnO Apabila reaksi ini merupakan reaksi orde p terhadap H2C2O4 dan orde q terhadap MnO4 maka laju reaksi: r = k[H2C2O4]p[MnO4]q p = orde parsial terhadap H2C2O4 q = orde parsial terhadap MnO4
  • 25. Jika suatu reaksi mempunyai orde n terhadap suatu zat pereaksi maka kecepatan reaksi akan sebanding dengan konsentrasi pangkat n dan berbanding terbalik dengan waktu t, sehingga grafik Cn terhadap l/t, selalu merpakan garis lurus dan orde reaksi dapat ditentukan dengan pertolongan grafik seperti ini; Orde 1 : ditentukan dengan membuat grafik C terhadap l/t Orde 2 : ditentukan dengan membuat grafik C2 terhadap l/t Orde 3 : ditentukan dengan membuat grafik C terhadap l/t Pangkat yang diberikan pada konsentrasi disebut orde reaksi untuk reaktan yang bersangkutan. Jadi, penguraian N2O5 adalah orde pertama, sedangkan penguraian C2H6ialah orde kedua. Beberapa proses termasuk orde nol untuk jangkauan konsentrasi tertentu. Karena [A]0 = 1, maka laju reaksi seperti itu tidak bergantung pada konsentrasi: Laju = k (kinetika orde nol) Orde reaksi tidak selalu bilangan bulat; pangkat pecahan adakalanya dijumpai. Pada suhu 450 K, penguraian asetaldehida (CH3CHO) dinyatakan dalam hukum laju sebagai : laju = k [CH3CHO]3/2 III. ALAT DAN BAHAN A. Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah labu Erlenmeyer 100 mL, gelas kimia, labu takar, pipet volum atau pipet gondok dan karet penghisap, tabung reaksi, temperatur, dan corong. B. Bahan Bahan yang digunakan pada paktikum ini adalah Na2S2O3, HCl, H2O, KMnO4, H2C2O4, H2SO4, dan lain-lain. IV. PROSEDUR KERJA A. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi
  • 26. 1. Pengaruh Konsentrasi HCl Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung 6 diisi 5 ml diisi 5 ml dengan dengan Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3 HCl HCl HCl 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,05 N 0,01 N - Tuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat tuangkan kembali ke tabung 6 - Catat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan - Dengan cara yang sama lakukan untuk tabung ke-2 serta tabung 4 ke tabung 3. 2. Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3) Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung 6 diisi 5 ml diisi 5 ml dengan dengan Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3 HCl HCl HCl 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,05 N 0,01 N - Tuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat tuangkan kembali ke tabung 6 - Catat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan - Dengan cara yang sama lakukan untuk tabung ke-2 serta tabung 4 ke tabung 3. B. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
  • 27. 1. Pengaruh Temperatur pada reaksi HCl dengan Na2S2O3 Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung 6 diisi 5 ml diisi 5 ml dengan dengan HCl HCl HCl Na2S2O3 Na2S2O3 Na2S2O3 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10 N 0,10N masuk k an k e dalam penangas air selama 5-10 menit sesuai temperatur kamar 500C 1000C kamar 500C 1000C - Reaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta tabung 3 dan 6 - Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut. 2. Pengaruh Temperatur pada reaksi H2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana asam. Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung 6 diisi 8 ml diisi 2 ml dengan dengan H2C2O4 H2C2O4 H2C2O4 H2SO4 H2SO4 H2SO4 0,1 N 0,1 N 0,1 N 1,0 N 1,0 N 1,0 N masuk k an k e dalam penangas air selama 5 -10 menit sesuai temperatur kamar 500C 1000C kamar 500C 1000C
  • 28. - Reaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta tabung 3 dan 6 - Teteskan ke dalam tabung masing-masing 3 tetes KMnO4 0,10 N - Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut. C. Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi 1. Adanya penambahan KMnO4 (katalis dari luar) Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 diisi dengan 6 ml H2C2O4 H2C2O4 H2C2O4 0,1 N 0,1 N 0,1 N diisi dengan 2 m l H2SO4 H2SO4 H2SO4 1,0 N 1,0 N 1,0 N diisi dengan diisi dengan 4 m l 1 m l KMnO4 KMnO4 1,0 N 1,0 N diisi dengan diisi dengan 3 ml 4 m l H2O H2O
  • 29. - kocok setiap tabung reaksi, tambahkan 3 tetes KMnO4 0,10 N - Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut. 2. Adanya Autokatalisator Tabung 1 Tabung 2 diisi dengan 5 ml H2C2O4 H2C2O4 0,1 N 0,1 N diisi dengan 1 ml H2SO4 H2SO4 1,0 N 1,0 N diisi dengan 3 ml H2O - kocok setiap tabung reaksi, tambahkan 3 tetes KMnO4 0,10 N - Catat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut.
  • 30. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil A.1. Hasil pengamatan A. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi 1. Pengaruh Konsentrasi HCl NO Pereaksi Tabung reaksi ke…. 1 2 3 4 5 6 1. Na2S2O3 0,10 N (ml) 5 5 5 - - - 2. HCl 0,10 N (ml) - - - 5 - - 3. HCl 0,05 N (ml) - - - - 5 - 4. HCl 0,01 N - - - - - 5
  • 31. (ml) NO Prosedur kerja Hasil pengamatan 1. Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel di atas Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke- 6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke tabung 3 waktunya adalah 1 menit 41 detik. 2. Menuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat menuangkannya kembali ke tabung 6. 3. Mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan 4. Melakukan cara yang sama untuk tabung ke-5 ke tabung ke-2 serta tabung 4 ke tabung 3. 2 Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3) NO Pereaksi Tabung reaksi ke…. 1 2 3 4 5 6 1. HCl 0,10 N (ml) 5 5 5 - - - 2. Na2S2O3 0,10 N (ml) - - - 5 - - 3. Na2S2O3 0,05 N (ml) - - - - 5 - 4. Na2S2O3 0,01 N (ml) - - - - - 5
  • 32. NO Prosedur kerja Hasil pengamatan 1. Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel di atas Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke- 6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 menit 6 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke- 4 ke tabung 3 waktunya adalah 1 menit 17 detik. 2. Menuangkan pereaksi ke-6 ke tabung ke-1, dengan cepat menuangkannya kembali ke tabung 6. 3. Mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan 4. Melakukan cara yang sama untuk tabung ke-5 ke tabung ke-2 serta tabung 4 ke tabung 3. B. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi 1. Pengaruh Temperatur pada reaksi HCl dengan Na2S2O3 NO Pereaksi Tabung reaksi ke…. 1 2 3 4 5 6 1. HCl 0,10 N (ml) 5 5 5 - - - 2. Na2S2O3 0,10 N (ml) - - - 5 5 5 3. Temperatur (C0) kamar 50 100 kamar 50 100 NO Prosedur kerja Hasil pengamatan 1. Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi Perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu
  • 33. sesuai tabel di atas suhu 50 0C pada tabung 1 dan 4 waktunya 1 menit 20 detik, tabung 2 dan 5 waktunya 32 detik, pada suhu 100 0C waktunya yaitu 27 detik. 2. Untuk mengatur temperatur reaksi, memasukkan tabung reaksi ke dalam pemanas air sesuai temperatur reaksi selama 5-10 menit. 3. Mereaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta tabung 3 dan 6. 4. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut. 2 Pengaruh Temperatur pada reaksi H2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana asam. NO Pereaksi Tabung reaksi ke…. 1 2 3 4 5 6 1. H2S2O4 0,1 N (ml) 8 8 8 - - - 2. H2S2O4 0,1 N (ml) - - - 2 2 2 3. Temperatur (C0) kamar 50 100 kamar 50 100 NO Prosedur kerja Hasil pengamatan 1. Menyiapkan 6 tabung reaksi, mengisi dengan pereaksi sesuai tabel di atas. Pada suhu 50 0C, pada tabung 1 dan 4 waktunya yaitu 2 menit 44 detik, tabung 2 dan 5
  • 34. 2. Untuk mengatur temperatur reaksi, memasukkan tabung reaksi ke dalam tabung pemanas air sesuai temperatur reaksi pada tabel di atas selama 5-10 menit. waktunya yaitu 1 menit 7 detik (warnanya berubah menjadi bening). Sedangkan pada suhu 100 0C, pada tabung 3 dan 6 waktunya yaitu 45 detik (warnanya berubah lebih cepat), juga pada tabung 2 dan 5 yang dicampurkan dari warna ungu berubah menjadi warna bening. 3. Mereaksikan pereaksi di atas untuk tabung 1 dan 4, tabung 2 dan 5, serta tabung 3 dan 6. 4. Meneteskan ke dalam tabung masing-masing 3 tetes KMnO4 0,10 N. 5. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan reaksi tersebut. C. Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi 1. Adanya penambahan KMnO4 (katalis dari luar) NO Pereaksi Tabung reaksi ke…. 1 2 3 1. H2C2O4 0,1 N (ml) 6 6 6 2. H2SO4 1,0 N (ml) 2 2 2 3. KMnO4 1,0 N (ml) 4 1 - 4. H2O (ml) - 3 4 NO Prosedur kerja Hasil pengamatan 1. Mengocok setiap tabung reaksi, menambah 3 tetes KMnO4 0,10 N Pada waktu 7 detik tabung 1 berubah menjadi warna ungu, pada waktu 8 detik tabung 2
  • 35. 2. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan dalam reaksi tersebut. warna ungu berubah menjadi warna ungu kemerahan dan adanya endapan, dan pada waktu 7 detik tabung 3 berubah menjadi warna ungu, 29 detik berubah menjadi warna merah, 37 detik berubah menjadi warna orange, 39 detik berubah menjadi warna kuning, dan pada waktunya 41 detik warnanya berubah menjadi bening. 2 Adanya Autokatalisator NO Pereaksi Tabung reaksi ke…. 1 2 1. H2C2O4 0,1 N (ml) 5 5 2. H2SO4 1,0 N (ml) 1 1 3. H2O (ml) 3 - NO Prosedur kerja Hasil pengamatan 1. Mengocok setiap tabung reaksi, menambah 3 tetes KMnO4 0,10 N Pada tabung 1 waktunya 1 menit 30 detik warnanya berubah menjadi warna ungu dan pada tabung 2 waktunya 57 detik warnanya dominan berubah menjadi warna ungu. 2. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan waktu yang diperlukan dalam reaksi tersebut. A.2. Perhitungan Pengenceran HCl → H+ + Cl-
  • 36. Diket. N1 (pekat) = 1 N N2 = 0,1 N V2 = 100 ml V1 = ….? Jawab: N1 x V1 = N2 x V2 1 x V1 = 0,1 x 100 V1 Menghitung laju reaksi rata-rata (r) pengurangan konsentrasi A kemudian penambahan konsentrasi B. Jawaban : nomor 1 a. Diket: t = 10 menit = 600 s [A] = 0,800 [B] = 0,400 rA = = = - 0,0013 m/s = - 1,3 x 10-3 rB = = = 6,7 x 10-4 b. Diket: t = 20 menit = 1200 s [A] = 0,667 [B] = 0,667 rA = 10-4 m/s
  • 37. rB = 10-4 m/s c. Diket: t = 50 menit = 3000 s [A] = 0,444 [B] = 1,112 rA = 10-4 m/s rB = = 10-4 m/s d. Diket: t1 = 10 menit = 600 s t2 = 30 menit = 1800 s [A1] = 0,800 [A2] = 0,571 [B1] = 0,400 [B2] = 0,858 rA = = = 1,1 x 10-3 m/s rB = = = 3,8 x 10-4 m/s e. Diket: t1 = 20 menit = 1200 s t2 = 50 menit = 3000 s [A1] = 0,667 [A2] = 0,444 [B1] = 0,667 [B2] = 1,112 rA =
  • 38. = = 6,2 x 10-4 m/s rB = = = 2,5 x 10-4 m/s Jawaban : nomor 2 A. Hukum Arrhenius k = Ae-Ea/RT atau B. ln = ﴾ ﴿ ln = ﴾ ﴿ ln 0,4833 x 104= ﴾ ﴿ ln 4833 = ﴾ ﴿ 8,483 = ) 8,483 = 2,593 x 10-4 Ea = 70,528 Ea = = 27,199 x 104 J/mol = 271,99 KJ/mol Jawaban : nomor 3 a) Katalis homogen ialah katalis ada dalam fasa yang sama dengan fasa reaktan, misalnya katalis fasa gas mempercepat reaksi dalam fasa gas, atau unsur yang dilarutkan dalam larutan mempercepat reaksi dalam larutan. Contoh katalis homogen ialah efek klorofluorokarbon dan oksida nitrogen pada berkurangnya ozon di stratosfer. Contoh kedua ialah katalis reaksi oksidasi- reduksi. TI+ (aq) + 2Ce4+ (aq) → TI3+ (aq) + 2Ce3+ (aq) b) Katalis heterogen ialah katalis berada dalam fasa yang berbeda. Kasus yang paling penting ialah kerja katalitik dari permukaan padatan tertentu pada reaksi-reaksi fasa gas dan fasa larutan. Contohnya ialah dalam produksi asam
  • 39. sulfat yang melibatkan padatan oksida vanadium (V2O5) sebagai katalis. Banyak katalis pada lainnya digunakan dalam proses industri. Salah satu yang perlu diperhatikan ialah reaksi penambahan hidrogen pada etilena untuk membuat etana: C2H4 (g) + H2 (g) → C2H6 (g) Jawaban : nomor 4 Reaksi Kalium Permanganat dengan Asam Oksalat pada percobaan yaitu: KMnO4 + H2C2O4 → 2CO2 + H2O + KMnO B. Pembahasan Pada percobaan pengaruh konsentrasi HCl terhadap kecepatan reaksi yaitu perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke-6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke tabung 3 waktunya adalah 1 menit 41 detik. Sedangkan pada pengaruh konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3) yaitu perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan adalah pereaksi ke-6 ke tabung 1 waktunya yaitu 1 menit 6 detik, pereaksi ke-5 ke tabung 2 waktunya yaitu 1 menit 8 detik, dan pereaksi ke-4 ke tabung 3 waktunya adalah 1 menit 17 detik. Pada percobaan pengaruh temperatur pada reaksi HCl dengan Na2S2O3 terhadap kecepatan reaksi yaitu perubahan warna dan waktu yang diperlukan reaksi yaitu suhu 50 0C pada tabung 1 dan 4 waktunya 1 menit 20 detik, tabung 2 dan 5 waktunya 32 detik, pada suhu 100 0C waktunya yaitu 27 detik. Sedangkan pada percobaan pengaruh temperatur pada reaksi H2C2O4 dengan KMnO4 dalam suasana asam adalah pada suhu 50 0C, pada tabung 1 dan 4 waktunya yaitu 2 menit 44 detik, tabung 2 dan 5 waktunya yaitu 1 menit 7 detik (warnanya berubah menjadi bening). Sedangkan pada suhu 100 0C, pada tabung 3 dan 6 waktunya yaitu 45 detik (warnanya berubah lebih cepat), juga pada tabung 2 dan 5 yang dicampurkan dari warna ungu berubah menjadi warna bening. Pada percobaan adanya penambahan KMnO4 (katalis dari luar) terhadap kecepatan reaksi yaitu pada waktu 7 detik tabung 1 berubah menjadi warna ungu, pada waktu 8 detik tabung 2 warna ungu berubah menjadi warna ungu kemerahan dan adanya endapan, dan pada waktu 7 detik tabung 3 berubah menjadi warna ungu, 29 detik berubah menjadi warna merah, 37 detik berubah menjadi warna orange, 39 detik berubah menjadi warna kuning, dan pada waktunya 41 detik warnanya berubah menjadi bening. Sedangkan pada
  • 40. percobaan Adanya Autokatalisator adalah pada tabung 1 waktunya 1 menit 30 detik warnanya berubah menjadi warna ungu dan pada tabung 2 waktunya 57 detik warnanya dominan berubah menjadi warna ungu. Reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan tersebut yaitu: Na2S2O3 + 2HCl → 2NaCl + H2S2O3 VI. PENUTUP A. Kesimpulan Pada hasil percobaan dapat diambil kesimpulan dari tujuan praktikum tersebut yaitu: ☻Menjelaskan dan menghitung laju reaksi yaitu; Laju reaksi adalah perubahan besarnya konsentrasi zat pereaksi (reaktan) atau zat hasil reaksi per satuan waktu. Menghitung laju reaksi,v = - = + atau v = k[A]a[B]b Tingkat reaksi dan mekanismenya yaitu; perincian serangkaian reaksi Erlenmeyer, dengan laju yang digabungkan untuk menghasilkan reaksi keseluruhan. ☻Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu; besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi yaitu; secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrehenius yang dinyatakan dengan persamaan, k = Ae-Ea/RT atau . Sedangkan pengaruh katalis terhadap laju reaksi yaitu; katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. B. Saran Pada saat praktikum hendaknya asisten bisa lebih memberikan perhatian, arahan, dan bimbingan kepada praktikan supaya praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.
  • 41.
  • 42. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Hiskia. 1996. Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Kimia Umum. Jakarta: Hipokrates. Charles. W Keenan, dkk. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga. Karelius, S. Si, M. Sc, dkk. 2010. Penuntun Kimia Dasar II. Palangka Raya: Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Oktoby. W David, dkk. 1998. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. Rosenberg. L Jerome, Ph. D. 1985. Teori dan Soal-Soal Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga. Ralph. H Petrucci, dkk. 1987. Prinsif dan Terapan Modern Kimia Dasar. Surabaya: Kendang Sari. Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.