2. Pengertian
Mekanisme pertahanan diri merupakan salah
satu bentuk penyesuaian diri untuk melindungi
seorang individu dari kecemasan, meringankan
penderitaan saat mengalami kegagalan, dan
untuk menjaga harga diri.
3. Bentuk Mekanisme Diri
a. Identifikasi
b. Introjeksi
c. Proyeksi
d. Represi
e. Regresi
f. Reaction formation
g. Undoing
h. Displacement
i. Sublimasi
j. Acting Out
k. Denial
l. Kompensasi
m. Rasionalisasi
n. Fiksasi
o. Simbolisasi
p. Disosiasi
q. Konversi
4. Identifikasi
ingin menyamai figur yang diidolakan. Ia akan
memindahkan salah satu ciri dari figur yang
diidolakan ke dalam dirinya sehingga ia merasa
harga dirinya bertambah tinggi
5. Introjeksi
merupakan bentuk sederhana dari identifikasi.
Ia akan mengikuti norma-norma sehingga ego-
nya tidak terganggu oleh ancaman dari luar
(pembentukan super-ego).
Mendengar penilaian atau komentar orang lain
atas diri sendiri, lalu secara tidak sadar
mengimani hingga menjadikannya bagian dari
diri sendiri.
7. Represi
yaitu secara tidak sadar mencegah keinginan
atau pikiran-pikiran yang menyakitkan masuk
ke dalam kesadaran. Represi membantu
individu mengendalikan impuls yang
berbahaya. Misalnya melupakan suatu
pengalaman traumatik (amnesia). Keinginan
yang direpresi dapat muncul kembali bila
pertahanan diri melemah atau saat mabuk dan
tidur.
8. Regresi
yaitu kembali ke tingkat perkembangan
terdahulu. Cenderung bertingkah primitif,
misalnya mengamuk, meraung-raung,
melempar, merusak, dan sebagainya.
9. Reaction formation
yaitu bertingkah laku berlebihan yang
bertentangan dengan keinginan atau perasaan
sebenarnya. Misalnya, pantang membicarakan
orang lain karena dorongan yang kuat atau
terlalu banyak protes yang berarti sama saja
mengakui kesalahan diri sendiri.
10. Undoing
yaitu menghilangkan pikiran atau impuls yang
tidak baik, seolah-olah menghapus suatu
kesalahan. Misalnya, teman yang sering usil
tiba-tiba bertindak manis di depannya dengan
demikian ia merasakan keusilannya terhapus.
11. Displacement
yaitu mengalihkan emosi, arti simbolik atau
fantasi sumber yang sebenarnya ke orang lain,
benda ataupun keadaan lain. Misalnya, seorang
karyawan dimarahi oleh bosnya kemudian saat
pulang ke rumah ia marah-marah pada tembok.
12. Sublimasi
yaitu mengganti keinginan atau tujuan yang
terhambat dengan cara yang dapat diterima
oleh masyarakat. Misalnya, kehilangan pacar
disalurkan menjadi novel percintaan, dan
sebagainya.
13. Acting out
yaitu langsung mengutarakan perasaan bila
keinginan terhambat. Misalnya, bertengkar
untuk menyelesaikan masalah
17. Fiksasi
yaitu berhenti pada tingkat perkembangan satu
aspek tertentu (emosi, tingkah laku atau
pikiran) sehingga perkembangan selanjutnya
terhalang. Misalnya, bersikap kekanak-
kanakan, atau selalu mengharapkan bantuan
dari orang lain.
18. Simbolisasi
yaitu menggunakan benda atau tingkah laku
sebagai simbol pengganti suatu keadaan yang
sebenarnya. Misalnya, seorang anak selalu ijin
ke belakang untuk menghilangkan
kegelisahannya, setelah ditelusuri ternyata ia
takut apabila disuruh maju kedepan kelas.
19. Disosiasi
yaitu keadaan dimana seorang individu
memiliki dua kepribadian. Kepribadian primer
adalah yang asli; dan sekunder berasal dari
unsur lain terlepas dari kontrol kesadaran
individu.
20. Konversi
yaitu transformasi konflik emosional ke dalam
bentuk gejala jasmani. Misalnya, seseorang
tiba-tiba tidak dapat bersuara. Faktor penyebab
perlunya dilakukan mekanisme pertahanan
adalah kecemasan.
21. Faktor penyebab perlunya dilakukan mekanisme
pertahanan adalah kecemasan.
Rasa bersalah dan malu sering menyertai
perasaan cemas.
Kecemasan dirasakan sebagai peningkatan
ketegangan fisik dan mental.
22. PENTING !
Namun jika mekanisme ini terus-menerus
dilakukan, justru bukannya mendapatkan
perlindungan tetapi akan menjadi ancaman,
karena sebenarnya mekanisme pembelaan diri
ini mengandung banyak unsur penipuan diri
sendiri, dan distorsi realitas atau
memutarbalikan fakta. Sebagian besar
mekanisme ini bersifat unconcious atau di
bawah sadar, sehingga sukar dinilai dan
dievaluasi secara sadar.