SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER<br />TEORI KEBUDAYAAN 2010<br />Soal no. 6<br />KEBUDAYAAN SEBAGAI SISTEM ADAPTASI<br />(Soal dari Prof. Dr. Mundardjito)<br />oleh:<br />Juniato Sidauruk<br />0906655282<br />PROGRAM PASCASARJANA<br />PROGRAM LINGUISTIK<br />FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA <br />UNIVERSITAS INDONESIA<br />Desember 2010<br />5. Kebudayaan sebagai Sistem Adaptasi (Soal UAS dari Prof. Dr. Mundardjito)<br />Petunjuk: Uraikan perbedaan strategi adaptasi dari dua komuniti peladang di NTT (orang Iwanggette dan Lio) mengenai pengelolaan lahan dan pranata-pranata yang mengaturnya.<br />Sebelum menguraikan strategi adaptasi mengenai pengelolaan lahan dan pranata yang mengaturnya, terlebih dahulu saya paparkan beberapa pemikiran yang mendasarinya.Dari sudut pandang teori kultural, muncul beberapa pendekatan evolusionari/ekologis  terhadap budaya sebagai sistem adaptif.<br />Perubahan kultural pada dasarnya adalah suatu proses adaptasi dan maksudnya sama dengan seleksi alam (Teori Charles Darwin tentang jerapah “The Survival of the Fittest”). <br />Manusia adalah hewan, dan seperti semua hewan-hewan lain, harus menjalankan satu hubungan adaptif dengan lingkungannya dalam rangka untuk tetap dapat hidup. Meskipun manusia dapat melakukan adaptasi ini secara prinsipil melalui alat budaya, namun prosesnya dipandu oleh aturan-aturan seleksi alam seperti yang mengatur adaptasi bioiogis (Meggers, 1971: 4).<br />Dari pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu sebagai sistem adaptif, dimana budaya berubah ke arah keseimbangan ekosistem. Namun kalau keseimbangan itu diganggu oleh perubahan lingkungan, kependudukan, teknologi atau perubahan sistemik yang lain, maka perubahan yang terjadi sebagai penysuaian lebih lanjut akan muncul melalui sistem kebudayaan. …karena itu, mekanisme umpan-balik dalam sistem kebudayaan mungkin bekerja secara negatif (ke arah  self correction dan keseimbangan) atau secara positif (ke arah ketidakseimbangan dan perubahan arah) (Keesing, 1970: 8).<br />Teknologi, ekonomi secukup hidup (subsistence economy), dan elemen organisasi   sosial   yang   terikat  langsung   dengan produksi adalah bidang pokok budaya yang paling bersifat adaptif. Dalam bidang inilah perubahan adaptif biasanya mulai dan dari sini mereka biasanya berkembang. <br />. . . Perlu mempertimbangkan keseluruhan budaya ketika menganalisa adaptasi. Secara dangkal mungkin dapat diterima bahwa perhatian dapat dibatasi pada aspek-aspek yang secara langsung berhubungan dengan lingkungan . . . (Tetapi) apakah analisis dimulai dari praktek-praktek keagamaan, organisasi sosial, atau sektor lain dari satu kompleks budaya, . . . (ini) akan . . . menampilkan hubungan-hubungan fungsional dengan kategori-kategori tingkah laku yang lain yang bersifat adaptif (Meggers, 1971: 43).<br />Bagaimana khasnya budaya-budaya manusia, meskipun terdapat diskontinuitas dalam evolusi makhluk  hominid,  telah dibincangkan dengan panjang lebar oleh Holloway (Holloway, 1969: 45) dan Alland (1972: 2, 5). <br />… kajian-kajian tentang kehidupan sosial makhluk manusia telah membawa kita kepada pandangan yang lebih jelas bahwa pola bentuk biologis tubuh manusia adalah  quot;
open endedquot;
, dan mengakui bahwa cara penyempurnaan dan penyesuaiannya melalui proses pembelajaran kultural  (cultural learning)  memungkinkan manusia untuk membentuk dan mengembangkan kehidupan dalam lingkungan ekologi tertentu (Keesing, 1970: 4).<br />Berdasarkan pemikiran di atas,  saya akan memaparkan perbedaan strategi adaptasi dari dua komuniti peladang di NTT (orang Iwanggette dan Lio) seputar pengelolaan lahan dan pranata-pranata yang ada.<br />Terdapat tiga pandangan utama yang berkembang pada dua komuniti peladang di NTT, yakni:<br />,[object Object]
Perbedaan pandangan environmental possibilisim dengan konsep limiting role, permissive, atau selective,
Perbedaan pandangan cultural ecology dengan resiprocal causality dan core culture.Berikut ini uraian dari masing-masing pandangan dimaksud dan diikuti dengan kondisi terkini dari komuniti peladang di NTT berdasarkan pemahaman saya atas tulisan Remigius Dewa tentang “Perubahan Pranata Pengelolaan Lahan Pada Komunitas Peladang di Nusa Tenggara Timur: Kasus Lio dan Iwanggete di Pulau Flores”.<br /> A. Pandangan environmental determinism dengan konsep linear causality<br />Antara lingkungan dengan kebudayaan pengaruhnya berlangsung linear atau satu arah, yaitu lingkungan fisik selalu berperan sebagai penyebab terjadinya perbedaan perilaku budaya kepada manusia di sekelilingnya. Pengaruh lingkungan dalam manusia meliputi kepribadian, moralitas, politik dan pemerintahan, agama, kebudayaan materi, dan biologi. Dalam pada itu,  manusia dianggap tidak berperan dalam mempengaruhi lingkungan. Contoh dari Hipocrates atas keberpengaruhan ini yakni iklim panas yang mengakibatkan kekurangan air akan membuat manusia sekitarnya menjadi penuh gairah, keras, malas, usia relatif singkat, ringan, dan cerdas. Hal menarik dan agak berbeda, Plato dan Sokrates menghubungkan lingkungan dengan bentuk pemerintahan. Dicontohkan bahwa iklim lingkungan yang panas cenderung membuat pemerintahan suatu wilayah bersifat despotik (tunggal dan sewenang-wenang). Iklim sedang akan membuat suatu pemerintahan bersifat demokratik. Sementara iklim yang dingin, cenderung membentuk pemerintahan yang kurang jelas. Montesqieu pada abad ke-18, mengaitkan keberpengaruhan lingkungan terhadap sifat keagamaan. Beliau menyebutkan bahwa lingkungan dengan iklim panas, cenderung melahirkan agama yang bersifat pasif, sementara dengan iklim yang dingin cenderung dengan agama yang agresif.<br />Dari tiga contoh di atas, sebetulnya kembali lagi pada ketertarikan individu dalam memahami pandangan environmental determinism dengan konsep linear causality ini.<br />B.Pandangan environmental possibilism dengan konsep limiting role, permissive, atau selective<br />Dalam pandangan ini, manusia beradaptasi dengan sistem yang dimungkinkan oleh kondisi fisik lingkungan. Dalam hal ini, ada keterkaitan lingkungan budaya dengan lingkungan alam. Misalnya, budaya keramba ikan hanya dimungkinkan oleh lingkungan pantai dengan adanya peralatan dan bibit ikan yang memadai, bukan di pegunungan.<br />Kroeber (1939) mencontohkan dengan distribusi gandum hanya terdapat di daerah yang curah hujannya terjadi dalam empat bulan, dengan didukung oleh ketiadaan embun yang beku. Berbeda dari itu, Wedel menyebutkan budaya bercocok tanam hanya terjadi didaerah dengan curah hujan yang tinggi setiap tahun tanpa kemarau. Curah hujan yang tinggi tentu mendukung pengolahan tanah, pertumbuhan padi. Selanjutnya, budaya berburu dan/atau mengumpul makanan terdapat pada daerah yang curah hujannya rendah sepanjang tahun, dan kemarau yang tinggi. Curah hujan yang rendah memungkinkan manusia sekitarnya untuk bepergian mencari makanan, dan disebakan pula tidak mungkinya untuk bercocok tanam. Sementara berburu dimungkinkan oleh keberadaan padang rumput, kuda, dan senjata api.<br />C. Pandangan atas cultural ecology dengan resiprokal causaliti dan core culture<br />Greetz dalam Hardesty (1977: 15) mengajukan ancangan tentang cultural ecology. Perspektifnya dilandasi oleh konsep tentang sistem. Pandangannya tentang sistem itu difokuskan pada mutual causality yang kompleks. Greetz meyakini bahwa konsep ekosistem adalah simpulan dari ide tentang hubungan timbal balik dan saling menguntungkan antara kebudayaan, biologi, dan lingkungan.  <br />Pandangan ini meyakini bahwa lingkungan dan manusia sekitarnya memberi pengaruh pada unsur budaya inti, sementara akibat lainnya, terjadi karena proses sejarah. Dalam penelitiannya di Great Basin tahun 1930-an, Steward menemukan adanya hubungan langsung antara kepadatan sumber daya alam dengan populasi pemburu-peramu. Ditemukan bahwa penduduk lebih jarang di daerah dengan pohon yang sedikit dibandingkan dengan daerah dengan pohon yang padat. Beliau memperkenalkan konsep kebudayaan inti (core culture). <br />Kondisi Terkini Komuniti orang Iwanggete dan Lio <br />Untuk mengetahui bagaimana pandangan yang telah dikemukakan di atas dalam komuniti Iwanggette dan Lio di Flores, maka berikut dipaparkan pemahaman atas tulisan Dewa tentang kondisi saat itu. <br />Orang Lio dan Iwanggete sangat memegang teguh adat bahkan sampai pada proses pengelolaan lahanpun mereka sangat memegang erat aturan-aturan adat yang berlaku. Peraturan adat berlaku ketat sehingga masyarakat lebih teratur dan  dapat melaksanakan kewajiban dan menerima hak masing-masing. Aturan dalam pengelolaan lahan menurut saya sangat positif karena masyarakat tidak dapat berlaku semaunya karena setiap pelanggaran dikenai sanksi hukuman.<br />Seiring perkembangan zaman dan peningkatan jumlah  penduduk, pranata-pranata yang dulu efektif untuk mendukung kehidupan masyarakat tidak lagi berfungsi. Masalah pangan yang dihadapi oleh masyarakat Flores harus segera dicarikan jalan keluarnya oleh pemerintah daerah. Memang usaha ke arah perbaikan sudah dilakukan seperti dengan memperkenalkan teknologi pertanian dan pengenalan tanaman perdagangan. Namun ternyata usaha itu justru menimbulkan masalah baru. Maka perlu dicari jalan keluar dengan menyesuaikan kebutuhan dan lingkungan alam di masing-masing daerah. <br />Di Iwanggete misalnya, pemerintah setempat harus membuat peraturan baru, atau menjadikan lahan-lahan itu sebagai hutan lindung yang digunakan untuk keperluan-keperluan khusus. Tanaman perdagangan yang dikembangkan harus disertai dengan langkah-langkah antisipatif agar perkembangan disatu sisi tidak menimbulkan kerugian disisi lain. Usaha ini  tentu membutuhkan penyuluhan yang intensif bagi para peladang agar benar-benar paham akan manfaatnya.<br />Lain halnya di Lio, tanaman perdagangan belum berkembang karena belum jelasnya status kepemilikan tanah. Ini perlu diselesaikan terlebih dahulu. Dengan status kepemilikan yang lebih jelas mungkin pengembangan tanaman perdagangan akan dapat diterapkan di Lio (Pemahaman atas tulisan Remigius Dewa, 1993).<br />Daftar Acuan<br />Alland, A.  1972. Evolution and Human Behaviour.  New York: Doubleday, 2nd. ed.  <br />Dewa, Remigius. 1993. Perubahan Pranata Pengelolaan Lahan Pada Komunitas Peladang di Nusa Tenggara Timur: Kasus Lio dan Iwanggete di Pulau Flores. Ekonesia. A Journal of Indonesian Human Ecology. Vol. I. No. 1, 1993, hal. 37-57. Jakarta: Program Studi Antropologi. Program Pascasarjana Universitas Indonesia.<br />Hardesty, Donald. L. 1977. “Introduction.” Dalam Ecological Anthropology. Now York: John Wiley & Sons. 1-77.<br />Holloway, R.J Jr.  1969.  Culture: a Human Domain.  Current Anthopology.  10: 395-407.  <br />Keesing, R.M.  1970. New Perspectives in Cultural Anthopology. New York: Holt, Rinehart & Winston. <br />Meggers, B.J.  1971.  Amazonia: Man and Nature in a Counterfeit Paradise.  Chicago: Aldine.   <br />
Uas des 2010 soal 6 mundarjito
Uas des 2010 soal 6 mundarjito
Uas des 2010 soal 6 mundarjito

More Related Content

What's hot

Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)Nida Shafiyanti
 
Kebudayaan sebagai sistem adaptasi uas
Kebudayaan sebagai sistem adaptasi uasKebudayaan sebagai sistem adaptasi uas
Kebudayaan sebagai sistem adaptasi uasOktari Aneliya
 
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEMEKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEMThoyyibul Hanif
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganShoetiaone
 
Pengetahuan Ilmu lingkungan
Pengetahuan Ilmu lingkunganPengetahuan Ilmu lingkungan
Pengetahuan Ilmu lingkunganfirst last
 
Ecological anthropology
Ecological anthropologyEcological anthropology
Ecological anthropologyOktari Aneliya
 
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGANINTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGANDebora GP
 
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPTManusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPTErsa Nabela
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganIrfano
 
Lingkungan hidup dan pengelolaannya
Lingkungan hidup dan pengelolaannyaLingkungan hidup dan pengelolaannya
Lingkungan hidup dan pengelolaannyaMuhammad Zuhdi
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Nurul Afdal Haris
 
Etika lingkungan hidup
Etika lingkungan hidupEtika lingkungan hidup
Etika lingkungan hidupSari Ferviani
 
Bagaimana posisi manusia dalam lingkungan
Bagaimana posisi manusia dalam lingkunganBagaimana posisi manusia dalam lingkungan
Bagaimana posisi manusia dalam lingkunganardinmarL
 
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkunganEkologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkunganmusdzalifah
 

What's hot (20)

Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
 
ekologi
ekologiekologi
ekologi
 
Kebudayaan sebagai sistem adaptasi uas
Kebudayaan sebagai sistem adaptasi uasKebudayaan sebagai sistem adaptasi uas
Kebudayaan sebagai sistem adaptasi uas
 
Pengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu LingkunganPengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu Lingkungan
 
Arga
ArgaArga
Arga
 
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEMEKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
EKOLOGI DAN PERAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
 
Pengetahuan Ilmu lingkungan
Pengetahuan Ilmu lingkunganPengetahuan Ilmu lingkungan
Pengetahuan Ilmu lingkungan
 
Ecological anthropology
Ecological anthropologyEcological anthropology
Ecological anthropology
 
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGANINTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
 
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPTManusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
Manusia Sebagai Bagian dari Ekosistem PPT
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
 
Lingkungan hidup dan pengelolaannya
Lingkungan hidup dan pengelolaannyaLingkungan hidup dan pengelolaannya
Lingkungan hidup dan pengelolaannya
 
Pklh presentation
Pklh presentationPklh presentation
Pklh presentation
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungan
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
 
Etika lingkungan hidup
Etika lingkungan hidupEtika lingkungan hidup
Etika lingkungan hidup
 
Bagaimana posisi manusia dalam lingkungan
Bagaimana posisi manusia dalam lingkunganBagaimana posisi manusia dalam lingkungan
Bagaimana posisi manusia dalam lingkungan
 
Ekologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkunganEkologi dan ilmu lingkungan
Ekologi dan ilmu lingkungan
 
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkunganEkologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
 

Viewers also liked

Asea Asvancing Life
Asea Asvancing LifeAsea Asvancing Life
Asea Asvancing Lifejodistott
 
2013 06-25 goedertier-inspire-2013
2013 06-25 goedertier-inspire-20132013 06-25 goedertier-inspire-2013
2013 06-25 goedertier-inspire-2013Goedertier Stijn
 
Dynamo lantern week2
Dynamo lantern week2Dynamo lantern week2
Dynamo lantern week2max622max
 
QualasuaáRvore Jogo De Personalidade
QualasuaáRvore  Jogo De PersonalidadeQualasuaáRvore  Jogo De Personalidade
QualasuaáRvore Jogo De PersonalidadeProfmaria
 
Bridal Bouquets by Flower Couture
Bridal Bouquets by Flower CoutureBridal Bouquets by Flower Couture
Bridal Bouquets by Flower CoutureJane_Ho
 
Business english meeting 6
Business english meeting 6Business english meeting 6
Business english meeting 6juniato
 

Viewers also liked (8)

Asea Asvancing Life
Asea Asvancing LifeAsea Asvancing Life
Asea Asvancing Life
 
2013 First Annual Scavenger Hunt
2013 First Annual Scavenger Hunt2013 First Annual Scavenger Hunt
2013 First Annual Scavenger Hunt
 
2013 06-25 goedertier-inspire-2013
2013 06-25 goedertier-inspire-20132013 06-25 goedertier-inspire-2013
2013 06-25 goedertier-inspire-2013
 
Dynamo lantern week2
Dynamo lantern week2Dynamo lantern week2
Dynamo lantern week2
 
QualasuaáRvore Jogo De Personalidade
QualasuaáRvore  Jogo De PersonalidadeQualasuaáRvore  Jogo De Personalidade
QualasuaáRvore Jogo De Personalidade
 
S Ta R Chart Pp
S Ta R Chart PpS Ta R Chart Pp
S Ta R Chart Pp
 
Bridal Bouquets by Flower Couture
Bridal Bouquets by Flower CoutureBridal Bouquets by Flower Couture
Bridal Bouquets by Flower Couture
 
Business english meeting 6
Business english meeting 6Business english meeting 6
Business english meeting 6
 

Similar to Uas des 2010 soal 6 mundarjito

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber...
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber...Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber...
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber...pasarmandalika
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...INSISTPress
 
Ekologi perairan
Ekologi perairan Ekologi perairan
Ekologi perairan yuliaresh
 
EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK.pptx
EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK.pptxEKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK.pptx
EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK.pptxDesti93
 
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat MultikulturalAnalisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikulturalannisaaa
 
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarMakalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarErvina Cranberry's
 
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunaniFitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunaniRony - LIPI
 
ekologi pemerintahan pembelajaran tk III
ekologi pemerintahan pembelajaran tk IIIekologi pemerintahan pembelajaran tk III
ekologi pemerintahan pembelajaran tk IIIAyuMeyWulandari
 
FIKIH EKOLOGI KEL 1.pptx
FIKIH EKOLOGI KEL 1.pptxFIKIH EKOLOGI KEL 1.pptx
FIKIH EKOLOGI KEL 1.pptxgilangdownload
 
TUGAS 1 PERTBERK KELAS G MUHAMMAD RAIHAN GHALIB D1B019181.pptx
TUGAS 1 PERTBERK KELAS G MUHAMMAD RAIHAN GHALIB D1B019181.pptxTUGAS 1 PERTBERK KELAS G MUHAMMAD RAIHAN GHALIB D1B019181.pptx
TUGAS 1 PERTBERK KELAS G MUHAMMAD RAIHAN GHALIB D1B019181.pptxRaihanGhalib
 
Pengertian Dan Wujud Kebudayaan
Pengertian Dan Wujud KebudayaanPengertian Dan Wujud Kebudayaan
Pengertian Dan Wujud KebudayaanMara Besar
 
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianPrinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianar_
 
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianPrinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianRiyou ShAma
 
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianPrinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianar_
 
DESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANGDESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANGLenni Nay
 

Similar to Uas des 2010 soal 6 mundarjito (20)

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber...
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber...Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber...
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber...
 
Hubungan Budaya dengan Psikologi
Hubungan Budaya dengan Psikologi Hubungan Budaya dengan Psikologi
Hubungan Budaya dengan Psikologi
 
Ilmu alamiah dasar bab 5
Ilmu alamiah dasar bab 5Ilmu alamiah dasar bab 5
Ilmu alamiah dasar bab 5
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
 
Ekologi perairan
Ekologi perairan Ekologi perairan
Ekologi perairan
 
EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK.pptx
EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK.pptxEKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK.pptx
EKOLOGI ADMINISTRASI PUBLIK.pptx
 
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat MultikulturalAnalisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
Analisis Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
 
Kearifan lokal lamalera
Kearifan lokal lamaleraKearifan lokal lamalera
Kearifan lokal lamalera
 
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarMakalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
 
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunaniFitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
 
ekologi pemerintahan pembelajaran tk III
ekologi pemerintahan pembelajaran tk IIIekologi pemerintahan pembelajaran tk III
ekologi pemerintahan pembelajaran tk III
 
FIKIH EKOLOGI KEL 1.pptx
FIKIH EKOLOGI KEL 1.pptxFIKIH EKOLOGI KEL 1.pptx
FIKIH EKOLOGI KEL 1.pptx
 
TUGAS 1 PERTBERK KELAS G MUHAMMAD RAIHAN GHALIB D1B019181.pptx
TUGAS 1 PERTBERK KELAS G MUHAMMAD RAIHAN GHALIB D1B019181.pptxTUGAS 1 PERTBERK KELAS G MUHAMMAD RAIHAN GHALIB D1B019181.pptx
TUGAS 1 PERTBERK KELAS G MUHAMMAD RAIHAN GHALIB D1B019181.pptx
 
4._Ekologi_hewan.pdf
4._Ekologi_hewan.pdf4._Ekologi_hewan.pdf
4._Ekologi_hewan.pdf
 
4._Ekologi_hewan.pdf
4._Ekologi_hewan.pdf4._Ekologi_hewan.pdf
4._Ekologi_hewan.pdf
 
Pengertian Dan Wujud Kebudayaan
Pengertian Dan Wujud KebudayaanPengertian Dan Wujud Kebudayaan
Pengertian Dan Wujud Kebudayaan
 
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianPrinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
 
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianPrinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
 
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanianPrinsip ekosistem ekologi pertanian
Prinsip ekosistem ekologi pertanian
 
DESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANGDESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANG
 

More from juniato

Jadwal simulasi sidang ta
Jadwal simulasi sidang taJadwal simulasi sidang ta
Jadwal simulasi sidang tajuniato
 
Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)juniato
 
Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)juniato
 
Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)juniato
 
Perspektif sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa juniato sidauruk
Perspektif sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa juniato sidaurukPerspektif sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa juniato sidauruk
Perspektif sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa juniato sidaurukjuniato
 
Nilai hadir n tugas margonda
Nilai hadir n tugas margondaNilai hadir n tugas margonda
Nilai hadir n tugas margondajuniato
 
Nilai hadir n tugas fatmawati
Nilai hadir n tugas fatmawatiNilai hadir n tugas fatmawati
Nilai hadir n tugas fatmawatijuniato
 
Newest tugas
Newest tugasNewest tugas
Newest tugasjuniato
 
Nilai uts n tugas
Nilai uts n tugasNilai uts n tugas
Nilai uts n tugasjuniato
 
Linguistik abad 20 presentasi
Linguistik abad 20 presentasiLinguistik abad 20 presentasi
Linguistik abad 20 presentasijuniato
 
123 kata mutiara motivasi
123 kata mutiara motivasi123 kata mutiara motivasi
123 kata mutiara motivasijuniato
 
Kumpulan cerita lucu
Kumpulan cerita lucuKumpulan cerita lucu
Kumpulan cerita lucujuniato
 
Neurolinguistics lg n brain
Neurolinguistics lg n brainNeurolinguistics lg n brain
Neurolinguistics lg n brainjuniato
 
Jawaban uas no 1 prof benny hoed
Jawaban uas no 1 prof benny hoedJawaban uas no 1 prof benny hoed
Jawaban uas no 1 prof benny hoedjuniato
 
Uas 3 mitos barthes prof okke
Uas 3 mitos barthes prof okkeUas 3 mitos barthes prof okke
Uas 3 mitos barthes prof okkejuniato
 
Uas jawaban no 5 djoko
Uas jawaban no 5 djokoUas jawaban no 5 djoko
Uas jawaban no 5 djokojuniato
 
Presentasi tesol method
Presentasi tesol methodPresentasi tesol method
Presentasi tesol methodjuniato
 
Uas jawaban no. 2 sulistyowati
Uas jawaban no. 2 sulistyowatiUas jawaban no. 2 sulistyowati
Uas jawaban no. 2 sulistyowatijuniato
 

More from juniato (20)

Jadwal simulasi sidang ta
Jadwal simulasi sidang taJadwal simulasi sidang ta
Jadwal simulasi sidang ta
 
Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)
 
Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)
 
Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)Teenagers’ short message service (sms)
Teenagers’ short message service (sms)
 
Cat ppt
Cat pptCat ppt
Cat ppt
 
Perspektif sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa juniato sidauruk
Perspektif sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa juniato sidaurukPerspektif sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa juniato sidauruk
Perspektif sosial dan psikologis dalam pengajaran bahasa juniato sidauruk
 
Nilai hadir n tugas margonda
Nilai hadir n tugas margondaNilai hadir n tugas margonda
Nilai hadir n tugas margonda
 
Nilai hadir n tugas fatmawati
Nilai hadir n tugas fatmawatiNilai hadir n tugas fatmawati
Nilai hadir n tugas fatmawati
 
Newest tugas
Newest tugasNewest tugas
Newest tugas
 
Nilai uts n tugas
Nilai uts n tugasNilai uts n tugas
Nilai uts n tugas
 
Linguistik abad 20 presentasi
Linguistik abad 20 presentasiLinguistik abad 20 presentasi
Linguistik abad 20 presentasi
 
123 kata mutiara motivasi
123 kata mutiara motivasi123 kata mutiara motivasi
123 kata mutiara motivasi
 
Kumpulan cerita lucu
Kumpulan cerita lucuKumpulan cerita lucu
Kumpulan cerita lucu
 
Neurolinguistics lg n brain
Neurolinguistics lg n brainNeurolinguistics lg n brain
Neurolinguistics lg n brain
 
Jawaban uas no 1 prof benny hoed
Jawaban uas no 1 prof benny hoedJawaban uas no 1 prof benny hoed
Jawaban uas no 1 prof benny hoed
 
Uas 3 mitos barthes prof okke
Uas 3 mitos barthes prof okkeUas 3 mitos barthes prof okke
Uas 3 mitos barthes prof okke
 
Uas jawaban no 5 djoko
Uas jawaban no 5 djokoUas jawaban no 5 djoko
Uas jawaban no 5 djoko
 
Cat ppt
Cat pptCat ppt
Cat ppt
 
Presentasi tesol method
Presentasi tesol methodPresentasi tesol method
Presentasi tesol method
 
Uas jawaban no. 2 sulistyowati
Uas jawaban no. 2 sulistyowatiUas jawaban no. 2 sulistyowati
Uas jawaban no. 2 sulistyowati
 

Uas des 2010 soal 6 mundarjito

  • 1.
  • 2. Perbedaan pandangan environmental possibilisim dengan konsep limiting role, permissive, atau selective,
  • 3. Perbedaan pandangan cultural ecology dengan resiprocal causality dan core culture.Berikut ini uraian dari masing-masing pandangan dimaksud dan diikuti dengan kondisi terkini dari komuniti peladang di NTT berdasarkan pemahaman saya atas tulisan Remigius Dewa tentang “Perubahan Pranata Pengelolaan Lahan Pada Komunitas Peladang di Nusa Tenggara Timur: Kasus Lio dan Iwanggete di Pulau Flores”.<br /> A. Pandangan environmental determinism dengan konsep linear causality<br />Antara lingkungan dengan kebudayaan pengaruhnya berlangsung linear atau satu arah, yaitu lingkungan fisik selalu berperan sebagai penyebab terjadinya perbedaan perilaku budaya kepada manusia di sekelilingnya. Pengaruh lingkungan dalam manusia meliputi kepribadian, moralitas, politik dan pemerintahan, agama, kebudayaan materi, dan biologi. Dalam pada itu, manusia dianggap tidak berperan dalam mempengaruhi lingkungan. Contoh dari Hipocrates atas keberpengaruhan ini yakni iklim panas yang mengakibatkan kekurangan air akan membuat manusia sekitarnya menjadi penuh gairah, keras, malas, usia relatif singkat, ringan, dan cerdas. Hal menarik dan agak berbeda, Plato dan Sokrates menghubungkan lingkungan dengan bentuk pemerintahan. Dicontohkan bahwa iklim lingkungan yang panas cenderung membuat pemerintahan suatu wilayah bersifat despotik (tunggal dan sewenang-wenang). Iklim sedang akan membuat suatu pemerintahan bersifat demokratik. Sementara iklim yang dingin, cenderung membentuk pemerintahan yang kurang jelas. Montesqieu pada abad ke-18, mengaitkan keberpengaruhan lingkungan terhadap sifat keagamaan. Beliau menyebutkan bahwa lingkungan dengan iklim panas, cenderung melahirkan agama yang bersifat pasif, sementara dengan iklim yang dingin cenderung dengan agama yang agresif.<br />Dari tiga contoh di atas, sebetulnya kembali lagi pada ketertarikan individu dalam memahami pandangan environmental determinism dengan konsep linear causality ini.<br />B.Pandangan environmental possibilism dengan konsep limiting role, permissive, atau selective<br />Dalam pandangan ini, manusia beradaptasi dengan sistem yang dimungkinkan oleh kondisi fisik lingkungan. Dalam hal ini, ada keterkaitan lingkungan budaya dengan lingkungan alam. Misalnya, budaya keramba ikan hanya dimungkinkan oleh lingkungan pantai dengan adanya peralatan dan bibit ikan yang memadai, bukan di pegunungan.<br />Kroeber (1939) mencontohkan dengan distribusi gandum hanya terdapat di daerah yang curah hujannya terjadi dalam empat bulan, dengan didukung oleh ketiadaan embun yang beku. Berbeda dari itu, Wedel menyebutkan budaya bercocok tanam hanya terjadi didaerah dengan curah hujan yang tinggi setiap tahun tanpa kemarau. Curah hujan yang tinggi tentu mendukung pengolahan tanah, pertumbuhan padi. Selanjutnya, budaya berburu dan/atau mengumpul makanan terdapat pada daerah yang curah hujannya rendah sepanjang tahun, dan kemarau yang tinggi. Curah hujan yang rendah memungkinkan manusia sekitarnya untuk bepergian mencari makanan, dan disebakan pula tidak mungkinya untuk bercocok tanam. Sementara berburu dimungkinkan oleh keberadaan padang rumput, kuda, dan senjata api.<br />C. Pandangan atas cultural ecology dengan resiprokal causaliti dan core culture<br />Greetz dalam Hardesty (1977: 15) mengajukan ancangan tentang cultural ecology. Perspektifnya dilandasi oleh konsep tentang sistem. Pandangannya tentang sistem itu difokuskan pada mutual causality yang kompleks. Greetz meyakini bahwa konsep ekosistem adalah simpulan dari ide tentang hubungan timbal balik dan saling menguntungkan antara kebudayaan, biologi, dan lingkungan. <br />Pandangan ini meyakini bahwa lingkungan dan manusia sekitarnya memberi pengaruh pada unsur budaya inti, sementara akibat lainnya, terjadi karena proses sejarah. Dalam penelitiannya di Great Basin tahun 1930-an, Steward menemukan adanya hubungan langsung antara kepadatan sumber daya alam dengan populasi pemburu-peramu. Ditemukan bahwa penduduk lebih jarang di daerah dengan pohon yang sedikit dibandingkan dengan daerah dengan pohon yang padat. Beliau memperkenalkan konsep kebudayaan inti (core culture). <br />Kondisi Terkini Komuniti orang Iwanggete dan Lio <br />Untuk mengetahui bagaimana pandangan yang telah dikemukakan di atas dalam komuniti Iwanggette dan Lio di Flores, maka berikut dipaparkan pemahaman atas tulisan Dewa tentang kondisi saat itu. <br />Orang Lio dan Iwanggete sangat memegang teguh adat bahkan sampai pada proses pengelolaan lahanpun mereka sangat memegang erat aturan-aturan adat yang berlaku. Peraturan adat berlaku ketat sehingga masyarakat lebih teratur dan dapat melaksanakan kewajiban dan menerima hak masing-masing. Aturan dalam pengelolaan lahan menurut saya sangat positif karena masyarakat tidak dapat berlaku semaunya karena setiap pelanggaran dikenai sanksi hukuman.<br />Seiring perkembangan zaman dan peningkatan jumlah penduduk, pranata-pranata yang dulu efektif untuk mendukung kehidupan masyarakat tidak lagi berfungsi. Masalah pangan yang dihadapi oleh masyarakat Flores harus segera dicarikan jalan keluarnya oleh pemerintah daerah. Memang usaha ke arah perbaikan sudah dilakukan seperti dengan memperkenalkan teknologi pertanian dan pengenalan tanaman perdagangan. Namun ternyata usaha itu justru menimbulkan masalah baru. Maka perlu dicari jalan keluar dengan menyesuaikan kebutuhan dan lingkungan alam di masing-masing daerah. <br />Di Iwanggete misalnya, pemerintah setempat harus membuat peraturan baru, atau menjadikan lahan-lahan itu sebagai hutan lindung yang digunakan untuk keperluan-keperluan khusus. Tanaman perdagangan yang dikembangkan harus disertai dengan langkah-langkah antisipatif agar perkembangan disatu sisi tidak menimbulkan kerugian disisi lain. Usaha ini tentu membutuhkan penyuluhan yang intensif bagi para peladang agar benar-benar paham akan manfaatnya.<br />Lain halnya di Lio, tanaman perdagangan belum berkembang karena belum jelasnya status kepemilikan tanah. Ini perlu diselesaikan terlebih dahulu. Dengan status kepemilikan yang lebih jelas mungkin pengembangan tanaman perdagangan akan dapat diterapkan di Lio (Pemahaman atas tulisan Remigius Dewa, 1993).<br />Daftar Acuan<br />Alland, A. 1972. Evolution and Human Behaviour. New York: Doubleday, 2nd. ed. <br />Dewa, Remigius. 1993. Perubahan Pranata Pengelolaan Lahan Pada Komunitas Peladang di Nusa Tenggara Timur: Kasus Lio dan Iwanggete di Pulau Flores. Ekonesia. A Journal of Indonesian Human Ecology. Vol. I. No. 1, 1993, hal. 37-57. Jakarta: Program Studi Antropologi. Program Pascasarjana Universitas Indonesia.<br />Hardesty, Donald. L. 1977. “Introduction.” Dalam Ecological Anthropology. Now York: John Wiley & Sons. 1-77.<br />Holloway, R.J Jr. 1969. Culture: a Human Domain. Current Anthopology. 10: 395-407. <br />Keesing, R.M. 1970. New Perspectives in Cultural Anthopology. New York: Holt, Rinehart & Winston. <br />Meggers, B.J. 1971. Amazonia: Man and Nature in a Counterfeit Paradise. Chicago: Aldine. <br />