2. A. Sejarah Munculnya Teori Kondisioning Operan B.F Skinner
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun
1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R. Istilah-istilah
seperti cues (pengisyaratan), purposive behavior (tingkah laku
purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan) dikemukakan
untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan
atau memicu suatu respon tertentu
Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model
kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental
dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup
kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-
kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau
tingkah laku operan.
3. B. Kajian Umum Teori B.F Skinner
Ada asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan
(Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu diantara
adalah sebagai berikut:
1. Belajar itu adalah tingkah laku.
2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan
adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-
kondisi lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya
dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi
eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di
bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya
sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya
tingkah laku.
4. C. Bentuk Teori Skinner
Respons Elisit ( Refleks ) Respons Emisi atau Operan
Ada korelasi yang dapat diamati
antara stimulus dan respons; Respons
yang terpancing keluar terutama untuk
menjaga kesejahteraan organisme.
Ada respons bertindak mengenai
lingkungan yang menimbulkan
konsekuensi yang berpengaruh pada
organisasi, dan dengan demikian
mengubah tingkah-laku yang akan datang;
Tidak ada korelasi nya dengan stimulus
sebelumnya.
Di kondisikan dengan substitusi
stimulus; Kondisioning Tipe S
Di kondisikan melalui konsekuensi
respons yang memperbesar peluang
merespons; Kondisioning Tipe R.
5. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu
penguatan positif.
• Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan
terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado,
makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala
untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol),
atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
• penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang
atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara
lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan
tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
6. Berikut ini disajikan contoh dari konsep penguatan
positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).
Penguatan positif
Perilaku
Murid mengajukan
pertanyaan yang bagus
Konsekuensi
Guru menguji murid
Prilaku kedepan
Murid mengajukan lebih
banyak pertanyaan
Penguatan negatif
Perilaku
Murid menyerahkan PR
tepat waktu
Konsekuensi
Guru berhenti menegur
murid
Prilaku kedepan
Murid makin sering
menyerahkan PR tepat
waktu
Hukuman
Perilaku
Murid menyela guru
Konsekuensi
Guru mengajar murid
langsung
Prilaku kedepan
Murid berhenti menyela
guru
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua
bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya
berkurang.
7. Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah
dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun
ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya
hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan
sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal
variable rasio reinforcer.
7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.
8. D. Aplikasi Teori Skinner Terhadap
Pembelajaran
1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara
organis.
2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah
dibetulkan dan jika benar diperkuat.
3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4. Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk
mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
9. 9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
11. Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin
meningkat mencapai tujuan.
12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku
operan.
14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara
tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak
berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam
waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi
kompleks.
10. E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner
• Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak
didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem
hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan
yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya
kesalahan.
• Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat
membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah
kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan
belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru
akan menjadi semakin berat.
11. F. Pengaruh Teori Skinner dalam
Kehidupan sehari-hari
• Teori Skinner tentang pengkondisian ini sangat minati saat ini
karena memang memiliki fungsi yang sangat membantu manusia.
Melalui teori ini orang-orang dapat melatih hewan peliharaan
(kucing, anjing, burung dll.) maupun hewan-hewan yang berguna
dalam membantu manusia (merpati, anjing polisi dll.).
• Teori Skinner ini juga sangat berpengaruh dalam dunia
pendidikan, dimana rata-rata system pendidikan saat ini
menerapkan system pengkondisian Skinner. Saat sensitifnya
masalah hak asasi manusia (HAM), maka penerapan hukuman di
dunia pendidikan mulai dikurangi dan beralih ke cara yang
diperkenalkan Skinner yaitu bahwa hukuman tidak perlu, yang
diperlukan adalah member hadiah bagi yang berprestasi untuk
merangsang anak-anak yg tidak berprestasi untuk belajar lebih
baik lagi.