VOC didirikan pada 1602 oleh Belanda untuk memperoleh monopoli perdagangan di Indonesia. VOC mendapat hak istimewa dari pemerintah Belanda untuk melakukan aktivitas perdagangan dan militer. Jan Pieterzoon Coen memperkuat kedudukan VOC di Indonesia pada 1619 dengan memindahkan pusatnya ke Batavia. Namun, perlawanan dari kerajaan-kerajaan seperti Mataram, Banten, Makassar dan rakyat Maluku melemahkan kedudukan VOC
2. DAFTAR ISI
LAHIRNYA VOC
HAK ISTIMEWA
VOC
GUBERNUR
JENDRAL VOC
POLITIK
EKONOMI VOC
JAN PIETERZOON
COEN
PERLAWANAN
KERAJAAN-KERJAAN
ISLAM
DI INDONESIA
RUNTUHNYA VOC
XI MIA 5
SMA NEGERI 11 Bandung
Kelompok I
Anggota Kelompok :
Alya Nisa
Fadilla Mariasjarif
Fauzany Azkia N
Firsya Ramarizqa P
Kirana Destrianie
Nesya Viola S
Nina Krismaharani
Raissa Azziza D
4. Lahirnya VOC
LATAR BELAKANG
Keinginan Belanda untuk melakukan
monopoli dibidang perdagangan
dikawasan Nusantara
Inggris telah mendahului langkah VOC
dengan membentuk sebuah
perserikatan dagang untuk kawasan
Asia di tahun 1600 yang diberi nama
EIC (East India Company)
Tanggal 20 Maret 1602, atas prakarsa
Pangeran Maurits dan Olden
Barneveld didirikan kongsi
perdagangan bernama Verenigde
Oost-Indische Compagnie- VOC
(Perkumpulan Dagang India Timur).
TUJUAN
Menghindari persaigan yang tidak
sehat antara sesama kelompok/kongsi
pedagang belanda yang telah ada
Memperkuat kedudukan Belanda
dalam menghadapi persaingan dengan
para pedagang negara lain
6. Hak istimewa ( hak octroi ) VOC
Hak monopoli perdagangan
Hak mencetak dan mengedarkan uang
Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
Hak memiliki tentara sendiri
Hak mendirikan benteng
Hak menyatakan perang dan damai
Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa
setempat.
8. VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17
orang “Dewa Tujuh Belas” (de Heeren XVII)
(1610-1614) Gubernur Jenderal yang Pertama adalah
Pieter Both untuk memudahkan koordinasi dalam wilayah yang
luas (Ambon, Maluku)
Dewan Hindia (Raad van Indie)
Tugas : Memberi nasihat dan mengawasi kepemimpinan
gubernur jenderal
Pieter Both
Tahun 1610
Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di Banten
Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta
Tahun 1611
Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan peguasa Jayakarta
(Pangeran Wijayakusuma), guna pembelian sebidang tanah 50x50 vadem
(182cm/vadem) yang berlokasi di sebelah timur Muara Ciliwung
Mengadakan perjanjian dan menamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil
mendirikan pos perdangan di Ambon
9. Jan Pieterzoon Coen yang menjabat (1619-1629)
memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia).
Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara
memudahkan pelayaran ke Belanda.
Sejak 1620, tempat kedudukan gubernur jendral VOC
dipindahkan dari Ternate ke Batavia. Kemudian Maluku
dipimpin oleh seorang gubernur jendral yang berkedudukan di
Ternate sebagai markas Jan Pieterzoon besar VOC sebelumnya
Coen
(1619-1629)
Frederik de
Houtman
(1621-1623).
Antonio Van
Diemen
(1636-1645)
Joan Maetsycker
(1653-1678)
Cornelis
Speeldman
(1681-1684).
Gubernur jendral Ternate
11. Politik Ekonomi VOC
Usaha VOC untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah melalui monopoli perdagangan. Untuk itu
VOC menerapakan beberapa aturan dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
1. Verplichhte Leverantie
Penyerahan Wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk
menjual hasil bumi kepada pedagang lain selain VOC.
2. Contingenten
Kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
3. Ektripasi
Hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat
menyebabkan harga merosot.
4. Pelayaran Hongi
Pelayaran dengan menggunakan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan VOC dan menindak
pelanggarnya
13. Gubernur jenderal yang sangat
bernafsu untuk memaksakan
monopoli.
Peletak dasar penjajahan VOC di
Indonesia
Berusaha meningkatkan
eksploitasi kekayaan bumi
Nusantara
Jan Pieterzoon
Coen
(1619-1629)
Cara-Cara VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam :
● Merebut pasaran produksi pertanian
Tidak Ikut aktif secara langsung dalam kediatan produksi hasil petanian
VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis
VOC melakukan campur tangan tehadap kerajaan-kerajaan di Nusantara
Lembaga-lembaga pemerintahan tradsional/kerajaan masih tetap dipertahankan
14. Perlawanan kerajaan-kerajaan
Islam terhadap VOC
Perlawanan Mataram terhadap VOC (1628-1629)
Perlawanan Banten terhadap VOC (1651-1682)
Perlawanan Makasar terhadap VOC (1666-1667)
Perlawanan Rakyat Maluku (1817)
15. ● Perlawanan Mataram terhadap VOC
(1628-1629)
(1)Mempersatukan seluruh Jawa di bawah Mataram, dan
(2)Mengusir Kompeni (VOC) dari Pulau Jawa. Untuk merealisir
cita-citanya, ia bermaksud membendung usaha-usaha Kompeni
menjalankan penetrasi politik dan monopoli perdagangan
PERLAWANAN PERTAMA
• 18 Agustus 1618
kantor dagang VOC di Jepara diserbu oleh Mataram
Pihak VOC kemudian melakukan balasan dengan
menghantam pertahanan Mataram yang ada di Jepara
• Agustus 1628
Terjadi Serangan besar-besaran terhadap Batavia,
dilancarkan dua kali :
Gelombang I di bawah pimpinan Baurekso dan Dipati
Ukur
Gelombang II di bawah pimpinan Suro Agul-Agul,
Manduroredjo, dan Uposonto
Batavia dikepung dari darat dan laut selama tiga
bulan,tetapi tidak menyerah. Bahkan sebaliknya, tentara
Mataram akhirnya terpukul mundur
PERLAWANAN KEDUA (1629)
Sultan Agung menyerang Batavia
untuk kedua kalinya yang dipimpin
oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya.
Pasukan Mataram berusaha
membendung sungai Citarum yang
melewati kota Batavia.
Pembendungan itu pun bermaksud
agar VOC di Batavia kekurangan air dan
mudah kelelahan. Strategi ini ternyata
cukup efektif, terbukti bangsa Belanda
kekurangan air dan terjangkit wabah
penyakit malaria dan kolera yang
sangat membahayakan jiwa manusia.
16. Perlawanan Banten terhadap VOC
(1651-1682)
Diawali Pada tahun 1619 J.P Coen berhasil merebut Jayakarta
Perlawanan Banten meningkat setelah Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta
Atas hasutan VOC, Sultan Haji mencurigai ayahnya
dan menyatakan bahwa ayahnya ingin mengangkat
Pangeran Purboyo sebagai raja Banten.
Pada tahun 1680, Sultan Haji berusaha merebut
kekuasaan, sehingga terjadilah perang terbuka antara
Sultan Haji yang dibantu VOC melawan Sultan Ageng
Tirtoyoso (ayahnya) yang dibantu Pangeran Purboyo.
Sultan Ageng Tirtoyoso dan Pangeran Purboyo
terdesak ke luar kota, dan akhirnya Sultan Ageng
Tirtoyoso berhasil di tawan oleh VOC
Pada tahun 1682 Sultan Haji dipaksa oleh
VOC untuk menandatangani suatu
perjanjian yang isinya :
a. VOC mendapat hak monopoli
dagang di Banten dan daerah
pengaruhnya.
b. Banten dilarang berdagang di
Maluku.
c. Banten melepaskan haknya
atas Cirebon.
d. Sungai Cisadane menjadi batas
wilayah Banten dengan VOC
pada tahun 1651
Untuk melemahkan kerajaan banten VOC melakukan politik "devide et
impera”
Pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtoyoso mengangkat putra mahkota
(Sultan Haji)
17. Devide et impera merupakan politik pecah
belah atau disebut juga dengan adu domba
adalah kombinasi strategi politik, militer dan
ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan
menjaga kekuasaan dengan cara memecah
kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil
yang lebih mudah ditaklukan
18. Perlawanan Makasar terhadap VOC
(1666-1667)
Kerajaan Makasar menjadi pesaing berat bagi kompeni VOC pelayaran
dan perdagangan di wilayah Indonesia Timur
Berpura-pura ingin membangun hubungan baik dan
saling menguntungkan > VOC diizinkan berdagang secara
bebas > mulai mengajukan tuntutan kepada Sultan
Hasanuddin > Semua isi Tuntuan ditentang oleh Sultan
Hasanudin dalam bentuk perlawanan dan penolakan >
Terjadilah beberapa kali pertempuran antara rakyat
Makassar melawan VOC.
• PERTEMPURAN I (1633)
• PERTEMPURAN II (1654)
Dua kali upaya VOC tersebut mengalami kegagalan
karena pelaut Makasar memberikan perlawanan sengit
terhadap kompeni
• PERTEMPURAN III (1666 – 1667)
Perang besar
Adanya politik adu domba
Sultan Hasanuddin dipaksa
menandatangani Perjanjian Bongaya pada
tanggal 18 November 1667, yang isinya :
1. Wilayah Makasar terbatas pada
Goa, wilayah Bone dikembalikan
kepada Aru Palaka.
2. Kapal Makasar dilarang
berlayar tanpa izin VOC.
3. Makasar tertutup untuk semua
bangsa, kecuali VOC dengan hak
monopolinya.
4. Semua benteng harus
dihancurkan, kecuali satu benteng
Ujung Pandang yang kemudian
diganti dengan nama Benteng
Roterrdam.
5. Makasar harus mengganti
kerugian perang sebesar 250.000
19. Perlawanan Rakyat Maluku
(1817)
15 Mei 1817
Rakyat Maluku membakar perahu-perahu milik
Belanda di pelabuhan Porto. Selanjutnya rakyat
menyerang penjara Duurstede. Residen Van den
Berg tewas tertembak dan benteng berhasil
dikuasai oleh rakyat Maluku.
Oktober 1817
Pasukan Belanda dikerahkan secara besar-besaran,
Belanda berhasil menangkap Pattimura
dan kawan-kawan.
16 Desember 1817
Pattimura dijatuhi hukuman mati ditiang
gantungan, dan berakhir perlawanan rakyat
Maluku.
Sebab-sebab terjadinya perlawanan ini
adalah :
a. Rakyat Maluku menolak
kehadiran Belanda karena
pengalaman mereka yang menderita
dibawah VOC
b. Pemerintah Belanda menindas
rakyat Maluku dengan
diberlakukannya kembali
penyerahan wajib dan kerja wajib
c. Dikuasainya benteng
Duursteide
20. RUNTUHNYA VOC
Faktor yang menyebabkan VOC bangkrut :
1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi.
2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan
Hasanuddin dari Gowa.
3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas
membutuhkan pegawai yang banyak.
4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut
memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan.
5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.
Akhirnya VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan
kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah
kekuasaan di Indonesia.