SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 1
KATA PENGANTAR
Penyusun memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
petunjuk-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul
“Gaya Kepemimpinan.
Didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun juga menyadari bahwa karya tulis yang disusun masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, segala masukan, kritik, dan saran yang membangun dari
berbagai pihak, sangat diharapkan penyusun guna memperbaiki karya tulis
selanjutnya.
Akhir kata, penyusun berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi seluruh
pihak yang membutuhkan.
Penulis,
Kelompok 8
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................... 1
Daftar Isi...................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan..................................................................................... 3
a. Latar Belakang............................................................................................ 3
b. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
Bab II Pembahasan .................................................................................... 4
a. Gaya Kepemimpinan .................................................................................. 4
1. Kepemimpinan Partisipatif (Demokrasi) ............................................. 4
Jenis Pengambilan Keputusan Partisipatif ....................................... 5
2. Kepemimpina Otokratis........................................................................ 9
Ciri-ciri,Kelebihan,dan Kelemahan Otokratis...................................... 10
3. Kepemimpinan Bebas Terkendali (Laissez-faire)............................... 10
Ciri-ciri Gaya Kepemimpina Bebas Terkendali (Laissez-faire) ...........11
Kelebihan dan Kelemahan Kepemimpina Bebeas Terkendali ............12
Bab III Penutup ........................................................................................... 13
a. Kesimpulan ................................................................................................. 13
b. Saran ........................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ............................................................................................ 14
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dengan perkembangan zaman yang serba dituntut untuk perubahan serta
semakin kompleksnya masalah-masalah yang timbul,seorang pemimpin
membutuhkan ilmu sebagai petunjuk untuk menuntun anggotanya.Disinilah peran
pendidikan sebagai lahan pengemabangan potensi diperlukan,dan tujuan pendidikan
tak akan tercapai secara optimal tmpa adanya manajemen atau pengelolaan
pendidikan yang baik,yang selanjutnya dalam manajemen pendidikan ini diperlukan
seorang pemimpin yang memiliki kemempuan uantuk memimpin. Pemimpin
merupakan kepercayaan yang diberikan kepada seseorang untuk memberikan
komando atau arahan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan peran seorang pemimpin
dalam organisasi dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja dan kwalitas
kehidupan kerja para bawahan, dan selanjutnya keberhasilan bawahan akan
mempengaruhi tingkat prestasi organisasi. Sebab perilaku organisasi sangat
dipengaruhi oleh perilaku setiap individu yang ada di dalam organisasi tersebut. Dan
dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang
lainnya. Dalam kenyataan kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan
kepuasan kerja,keamanan,kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi
suatu organisasi.para pemimpin juga memainkan peranan keritis dalam membentuk
kelompok,organisasi,atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Gaya Kepemimpinan itu ?
2. Apa maksud dari Gaya Kepemimpinan Partisipatif,Otokratis, dan Bebas
terkendali ?
3. Apa Gaya Kepemimpinan yang banyak dipakai di organisasi-organisasi
,mengapa ?
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Gaya Kepemimpinan
Menurut Prasetyo, Gaya Kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam
proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang
dia inginkan. Selain itu menurut Flippo (1987), gaya kepemimpinan juga dapat
didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan
tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu
tujuantertentu.Menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan
Coulter (2002), Lewin menyimpulkan ada tiga gaya kepemimpinan:
1. Kepemimpinan Partisipatif (Demokratis)
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan
sharing dalam pemecahan masalah bersama dengan bawahan, dengan cara
melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan.Gaya pemimpin
ini yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan.
Kepemimpinan partisipatif berkaitan erat dengan penggunaan berbagai macam
prosedur pengambilan keputusan, yang memberikan kepada orang lain suatu
pengaruh tertentu terhadap keputusan-keputusan pemimpin tersebut. Istilah lain
yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan partisipatif
termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan,
desentralisasi, dan manajemen demokratis.
Ciri-ciri Kepemimpinan Partisipatif (Demokratis):
 Pendapatnya terfokus pada hasil musyawarah.
 Tenggang rasa.
 Memberi kesempatan pengembangan karier bawahan.
 Selalu menerima kritik bawahan.
 Menciptakan Suasana Kekeluaragaan.
 Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan.
 Komunikatif dengan bawahan.
 Partisipatif dengan bawahan.
 Tanggap terhadap situasi.
 Kurang mementingkan diri sendiri.
 Mawas diri.
 Tidak bersikap menggurui.
 Senang bawahan kreatif.
 Menerima usulan atau pendapat bawahan.
 Memdorong bawahan untuk mencapai hasil yang baik.
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 5
Terdapat tiga istilah yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu:
1. Konsultasi, yaitu pimpinan menanyakan opini dan gagasan bawahan,
kemudian pemimpin mengambil keputusan,
2. Keputusan bersama, yaitu pimpinan bersama-sama bawahan mengambil
sebuah keputusan dan keputusan tersebut menjadi keputusan final,
3. Pendelegsian, dimana seorang pemimpin memberikan kewenangan dan
tanggung jawab kepada individu atau kelompok untuk mengambil sebuah
keputusan.
Pada intinya kepemimpinan pertisipatif adalah kepemimpinan yang selalu
melibatkan seluruh elemen organisasi dalam mengambil kebijakan organisasi. Titik
tekannya hanya kepada penggunaan patisipasi mereka, pemimpin hanya akan
menjadi seseorang yang melegalkan apa yang menjadi keputusan semua pihak.
Kepemimpinan partisipatif dapat dipandang sebagai suatu jenis prilaku yang
berbeda, meskipun dapat digunakan bersama-sama untuk melaksanakan tugas
khusus dan menunjukkan perilaku hubungan antara pemimpin dan bawahan.
Sebagai contoh, berdiskusi dengan karyawan untuk merancang sistem waktu yang
fleksibel, dapat menghasilkan perencanaan jadwal kerja yang lebih baik dan dapat
sebagai tanda perhatian pemimpin atas kebutuhan karyawannya.
Kepemimpinan partisipatif menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun
perilaku kepemimpinan. Kepemimpinan, menyangkut aspek-aspek kekuasaan
seperti
 bersama-sama menanggung kekuasaan (power sharing),
 pemberian kekuasaan (empowering)
 proses-proses yang saling mempengaruhi secara timbal balik
 prosedur-prosedur spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang
lain, untuk memperoleh gagasan dan saran-saran, serta perilaku spesifik
yang digunakan untuk pendelegasian kekuasaan.
Jenis pengambilan keputusan pada Kepemimpinan Partisipasi
Salah satu bentuk kepemimpinan partisipatif adalah dengan melibatkan orang lain
dalam pembuatan keputusan. Meskipun para ahli masih belum bersepakat tentang
prosedur-prosedur untuk mengambil suatu keputusan, tetapi secara garis besar para
ahli menyatakan bahwa terdapat empat prosedur (cara) pengambilan keputusan,
yaitu:
1. Keputusan otokratis.
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan pendapat atau saran
karyawan, dan karyawan tidak memiliki pengaruh langsung pada keputusan,
atau dengan kata lain tidak ada partisipasi dari karyawan.
Pada pengambilan keputusan secara otokratis, terdapat dua peran yang
dapat dilakukan oleh seorang pemimpin,
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 6
o pertama, pemimpin hanya semata-mata mengumumkan keputusan
aoutokratis (gaya “memberitahu”),
o kedua, pemimpin menggunakan taktik pengaruh seperti persuasi
rasional (gaya ’menjual’)
2. Konsultasi.
Manajer menanyakan ide, gagasan atau pendapat pada karyawan, kemudian
membuat keputusan sendiri setelah dengan serius mempertimbangkan saran
dan perhatian karyawan.
Pada pengambilan keputusan dengan cara konsultasi, terdapat beberapa
metode yang dapat dilakukan sang pemimpin,
o Pemimpin menunjukkan sebuah keputusan yang telah dibuat
sebelumnya tanpa konsultasi sebelumnya, tetapi bersedia melakukan
modifikasi, jika ada keberatan atau saran yang bagus.
o Pemimpin menunjukkan proposal sementara dan secara aktif
mendorong karyawan untuk memberikan saran demi perbaikan
proposal tersebut.
o Pemimpin menyajikan sebuah masalah dan meminta karyawan untuk
berpartisipasi dalam mendiagnosanya dan mengembangkan
penyelesaiannya, tetapi membuat keputusan akhir sendiri
3. Keputusan bersama.
Manajer bertemu dengan karyawan untuk mendiskusikan masalah yang
dihadapi dan membuat keputusan bersama. Di sini partisipasi Manajer dan
karyawan dapat dikatakan sama, dalam pengambilan keputusan akhir.
4. Pendelegasian.
Manajer memberikan otoritas dan tanggung jawab untuk membuat keputusan
pada seseorang atau kelompok karyawan. Manajer biasanya hanya
menentukan batas pembuatan keputusan final, dan persetujuan awal tidak
selalu diperlukan sebelum keputusan diimplementasikan.
Pada Kepemimpinan Partisipatif, terkadang yang terlihat adalah bahwa
partisipasi tersebut hanyalah pura-pura belaka. Misalnya seorang manajer
mengumpulkan ide dan saran dari pihak lain, tetapi mengabaikannya, ketika
membuat keputusan. Sebaliknya, manajer meminta bawahannya untuk membuat
keputusan, namun dilakukan sedemikian rupa, sehingga bawahan takut
menunjukkan inisiatif atau pendapat yang berbeda daripilihan yang menurut
pengetahuan karyawan lebih disukai atasannya.
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 7
Perilaku manajer, sebenarnya jarang yang benar-benar menerapkan prosedur
pengambilan keputusan secara ideal. Banyak diantara mereka, biasanya justru
melakukan konsultasi
secara informal terlebih dahulu, saat mereka berulang kali berinteraksi dengan orang
lain.
Perilaku manajer dalam pengambilan keputusan, sebenarnya seringkali
melibatkan campuran elemen dari prosedur-prosedur pengambilan keputusan,
seperti konsultasi mengenai diagnosis masalah, tetapi saat menentukan pilihan akhir
dari berbagai alternatif solusi-solusi yang ada, ia memutuskannya sendiri. Atau, ia
mengkonsultasikan pilihan akhir
atas solusi-solusi yang telah ditetapkannya sendiri, sebelumnya.
Perilaku partisipatif memiliki kualitas yang sangat dinamis dan dapat berubah
seiring waktu. Sebagai contoh, perilaku yang sebelumnya merupakan konsultasi,
dapat berubah menjadi keputusan bersama ketika bawahan menyetujui pilihan
atasannya.
Manfaat dari partisipasi
Kepemimpinan partisipatif, potensial memberikan beberapa manfaat, meskipun
besarnya manfaat tersebut sangat tergantung kepada :
 siapa partisipannya, misalnya atasan, bawahan, kerabat atau pihak luar.
 besar atau banyaknya pengaruh yang dimiliki para partisipan,
 aspek-aspek lain dari situasi keputusan.
Kelebihan dari kepemimpinan partisipatif adalah :
 kualitas keputusan yang diambil, biasanya lebih baik, bila para peserta
mempunyai informasi dan pengetahuan yang tidak dipunyai sang pemimpin
 bersedia untuk kerjasama dalam mencari suatu pemecahan yang baik, untuk
suatu masalah keputusan
 keputusan yang diambil, biasanya lebih dapat diterima oleh para partisipan,
 peluang untuk memperoleh suatu pengaruh terhadap sebuah keputusan,
biasanya akan meningkatkan komitmen dalam hal tersebut
 kepuasan terhadap proses pengambilan keputusan, biasanya juga lebih
tinggi,
 menumbuhkan dan mengembangan keahlian dalam pengambilan keputusan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, melibatkan orang lain dalam pengambilan
keputusan cenderung akan meningkatkan kualitas keputusan, ketika partisipan
memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki atasannya dan bersedia
bekerja sama dalammenemukan solusi yang baik untuk masalah yang dihadapi.
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 8
Kerjasama dan berbagi pengetahuan akan tergantung pada seberapa jauh
partisipan mempercayai pemimpinnya dan memandang proses pengambilan
keputusan yang dilakukan sah dan bermanfaat. Jika partisipan dan pemimpin
mempunyai tujuan yang berbeda, partisipasi, justru akan cenderung menurunkan
kualitas keputusan. Meskipun dengan kerjasama tinggi, tidak ada jaminan bahwa
partisipasi akan menghasilkan
keputusan yang lebih baik.
Proses pengambilan keputusan yang dipilih oleh satu kelompok, merupakan
salah satu faktor penting, apakah para anggota kelompok, mampu mencapai kata
sepakat atau tidak. Selain itu, proses pengambilan keputusan, juga sangat
menentukan, sampai batas mana keahlian dan pengetahuan anggotanya,
diperhitungkan. Ketika anggota organisasi memiliki persepsi masalah yang berbeda
atau prioritas akan hasil yang berbeda, maka akan sulit untuk memperoleh
keputusan dengan kualitas yang baik. Kelompok bisa gagal mencapai persetujuan
atau, justru akan menyelesaikannya dengan kompromi-kompromi yang jelek.
Akhirnya, aspek-aspek lain dari situasi saat pengambilan keputusan seperti
tekanan waktu, jumlah partisipan, dan kebijakan-kebijakan formal, dapat membuat
beberapa bentuk
partisipasi menjadi tidak praktis.
Orang yang memiliki pengaruh cukup besar dalam proses pengambilan
keputusan cenderung berpersepsi bahwa keputusan yang diambil adalah
keputusannya sendiri. Perasaan memiliki ini akan meningkatkan motivasi orang
tersebut untuk mengimplementasikannya dengan baik. Partisipasi juga memberikan
pengertian yang lebih mendalam mengenai sifat masalah keputusan dan alasan
sebuah alternatif tertentu dipilih atau ditolak. Dalam hal ini, partisipan akan lebih
memahami pengaruh keputusan yang diambil terhadap partisipan, yang pada
akhirnya dapat mengurangi ketakutan dan kecemasan yang mungkin terjadi. Apabila
hal yang tidak diinginkan terjadi, partisipan cenderung berusaha untuk bersama-
sama mencari solusi terbaik dari masalah yang dihadapi.
Kesempatan menyatakan pendapat dan pilihan sebelum keputusan dibuat, dapat
memiliki pengaruh yang menguntungkan tanpa memandang seberapa besar
pengaruh dari pendapat tersebut terhadap hasil akhir. Manusia cenderung merasa
diperlakukan dengan hormat apabila diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat
dan pilihan mengenai keputusan yang akan mempengaruhinya, dan manusia
tersebut akan menjadi lebih puasdengan proses pengambilan keputusan yang
dilakukan.
Pengalaman, sangat membantu dalam membuat keputusan yang kompleks, dan
dapat digunakan untuk mengembangkan keahlian dan keyakinan diri partisipan.
Besarnya manfaat yang diperoleh ini, tergantung atas besarnya keterlibatan
partisipan dalam proses diagnosa sumber masalah, menghasilkan solusi yang
memungkinkan, mengevaluasi solusi yang ada untuk mencari solusi terbaik, dan
merencanakan cara implementasinya.Partisipan yang terlibat dalam keseluruhan
proses, akan dapat belajar lebih banyak dibanding partisipan yang hanya memiliki
kontribusi pada satu aspek saja.
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 9
Berikut adalah beberapa pedoman yang dapat digunakan pada
kepemimpinan partisipatif:
1. Evaluasi tentang pentingnya suatu keputusan.
2. Identifikasi orang-orang yang mempunyai pengetahuan atau keahlian yang
relevan.
3. Evaluasi kemungkinan kerjasama dari para peserta.
4. Evaluasi kemungkinan penerimaan karyawan, jika tanpa partisipasi.
5. Evaluasi kelayakan (feasible) untuk mengadakan sebuah pertemuan.
Beberapa pedoman untuk mendorong lebih banyak partisipasi antara lain
meliputi:
1. Konsultasi dengan orang-orang sebelum membuat perubahan.
2. Jelaskan bahwa sebuah usulan bersifat sementara.
3. Catat gagasan-gagasan dan saran-saran.
4. Carilah cara-cara untuk membangun gagasan-gagasan dan saran-saran.
5. Berbicaralah secara taktis dalam keprihatinan untuk menjadi saran.
6. Dengarkanlah pandangan-pandangan orang yang menolak tanpa menjadi
defensive.
7. Coba untuk menggunakan saran dan hadapi keprihatinan.
8. Perlihatkan penghargaan terhadap saran-saran.
2. Kepemimpinan Otokratis
Kemimpinan Otokratis adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh atau Mutlak
.Tipe kepemipinan otokratis ini juga sifatnya keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras
kepala, dan sombong. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan
semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin
dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun
sasaran minornya.
Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas
anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan
kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apapun. Anggota cukup
melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Kepemimpinan otokrasi cocok untuk
anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.Menurut Rivai
(2003), kepemimpinan okratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan
metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan autokratis
mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya
sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara
sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan.
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 10
Ciri-Ciri Kepemimpinan Otokratir:
 Tanpa musyawarah dan tidak mau menerima saran dari bawahan.
 Mementingkan diri sendiri dan kelompok.
 Selalu memeriksa dan memerikssa tugas mendadak.
 Sikap keras terhadap bawahan.
 Setiap keputusan tidak bisa dibantah dan kekuasaan mutlak di tangan
pemimpin.
 Hubungan dengan bawahan kurang serasi.
 Bertindak sewenang-wenang dan Tanpa kenal ampun atas kesalahan
bawahan.
 Kurang mempercayai bawahan.
 Kurang mawas diri dan Selalu tertutup.
 Suka mengancam dan ada rasa bangga bila bawahanya takut.
 Tidak suka bawahan pandai dan berkembang.
 Kurang memiliki rasa kekeluargaan.
 Sering marah-marah dan sengang sanjungan.
Kelebihan :
a. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
b. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu,
sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan
yang luas.
c. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap
anggota.
Kelemahan :
a. Pemimipin kurang memperhatikan kebutujan bawahan.
b. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawahan saja.
c. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap
kerja setiap anggota.
d. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila
menunjukakan keahlianya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas Terkendali (Laissez-faire).
Dalam kepemimpinan ini Winardi (2006:64) mengatakan, seorang pemimpin
memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal
menentukan aktifitas mereka. Ia tidak berpartisipasi atau hal itu dilakukanya maka
partisipasi tersebut hampir tidak berarti pendekatan ini merupakan kebalikan
langsung dari teori kepemimpinan otokratis.
Tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pimpinan. Tipe
ini diartikan sebagai membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin
yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap
pekerjaan anggotanya pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada
anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau saran-saran dari pimpinan
kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur, berserakan diantara anggota-
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 11
anggota kelompok tidak merata. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan-bentrokan. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin
dengan gaya Leizess-faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi
beberapa anggota kelompok dan bukan pengaruh dari pimpinannya (Purwanto,
2005:49).
Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota
organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus
dirinya masing-masing dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian
petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari
tugas pokok organisasi. Kontak yang terjadi antara pemimpin dan anggota
kelompoknya terjadi apabila pemimpin memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan (Nawawi, 2003:147) .
Pemimpin memberikan sedikit dukungan untuk melakukan usaha secara
keseluruhan. Kebebasan anggota kadang-kadang dibatasi oleh pemimpin dengan
menetapkan tujuan yang harus dicapai disertai parameternya. Sedangkan yang
paling ekstrim dalam tipe ini adalah pemberian kebebasan sepenuhnya pada
anggota organisasi untuk bertindak tanpa pengarahan dan kontrol kecuali jika
diminta. Dampaknya sering terjadi kekacauan karena tipe kepemimpinan ini
membiarkan setiap anggota organisasi yang berbeda kepentingan dan
kemampuannya untuk bertindak kearah yang berbeda-beda. Pemimpin hanya
menyediakan diri sebagai penasehat apabila diperlukan atau diminta (Nawawi,
2003:148).
Kita dapat berbicara tentang nonpartisipasi sama sekali dari pihak pimpinan.
Kelompok Leizess-faire cenderung membentuk pemimpin informal.Kepemimpinan
Leizess-faire disebut kepemimpinan bebas yang berarti bahwa seorang pemimpin
sebagai penonton bersifat pasif (Anoraga, 2001:8).
Dari beberapa definisi dapat penulis simpulkan bahwa tipe kepemimpinan
Leizess-faire adalah tipe kepemimpinan yang antara pemimpin dan bawahan tidak
ada saling kepedulian, dalam arti pemimpin tidak memperhatikan bawahan
sebaliknya bawahan tidak mau tahu tentang pemimpin sehingga kepemimpinan
Leizess-faire bisa dikatakan kepemimpinan yang kosong atau tidak ada pemimpin,
serta bisa dikatakan sebagai kebalikan dari kepemimpinan otokratis.
Ciri-ciri Kepemimpinan Bebas Terkendali:
 Pemimpin bersikap pasif dan Semua tugas diberikan kepada bawahan.
 Tidak tegas dan Kurang memperhatikan kekurangan dan kelebihan
bawahan.
 Percaya kepada bawahan dan Mudah di bohongi bawahan.
 Pelaksanaan pekerjaan tidak terkendali.
 Kurang kreatif dan Kurang mawas diri.
 Perencanaan dan tujuan kurang jelas.
 Kurang memberikan dorongan pada bawahan.
 Banyak bawahan merasa dirinya sebagai orang yang berkuasa.
 Kurang punya rasa tanggung jawab
 Kurang berwibawa.
 Menjunjung tinggi hak asasi.
 Menghargai pendapat bawahan.
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 12
 Kurang bermusyawarah.
Kelebihan :
a. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan
partisipasi minimal dari pemimpin.
b. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang
membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat
ditanya.
c. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai
tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.
Kelemahan :
a. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan
tugas.
b. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan
anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur
suatu kejadian.
c. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
d. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gaya Kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses
kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia
inginkan. Selain itu menurut Flippo (1987).Lewin menyimpulkan ada tiga gaya
kepemimpinan:
1. Kepemimpinan Partisipatif (Demokratis).
2. Kepemimpinan Otokratis.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas Terkendali (Laissez-faire).
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan
sharing dalam pemecahan masalah bersama dengan bawahan. Kemimpinan
Otokratis adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh atau Mutlak. Dan Gaya
Kepemimpinan Bebas Terkendali Gaya kepemimpinan ini kebalikan dari gaya
kepemimpinan otokratis,dimana pemimpinan yang semuanya bergantung pada
bawahan.
Disetiap organisasi memiliki seorang pemimpin untuk
mengatur,menjalankan,dan memimpin organisasi tersebut.Gaya kepemimpinan
yang paling banyak di pakai Gaya Kepemimpinan Partisipatif,dimana gaya
kepemimpinan ini pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah anggota.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
[PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014
Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 14
DAFTAR PUSTAKA
Asrori Ircham. 2010. Makalah Leadership, Tipe-tipe Kepemimpinan. IAIN Sulthan
Thoha Syaifudin: Jambi
Nawawi, Hadari. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta
Supardo, Susilo. 2006. Kepemimpinan Dasar-dasar dan Pengembangannya. Andi:
Yogyakarta
Veithsal dan Deddy. 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/ezines-and-newsletters/2012222-tipe-
tipe-kepemimpinan/#ixzz1aNxeJ3bI

More Related Content

What's hot

Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
hanafieminence
 
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuanSoal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
T'Janross Ingiend
 
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianSistem Mata Pencaharian
Sistem Mata Pencaharian
Erna Mariana
 
Presentasi perubahan sosial
Presentasi  perubahan  sosialPresentasi  perubahan  sosial
Presentasi perubahan sosial
Susi Yanti
 
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismePerbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Rajabul Gufron
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
Zulfah Alfina
 

What's hot (20)

MASALAH SOSIAL
MASALAH SOSIALMASALAH SOSIAL
MASALAH SOSIAL
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
Skala Prioritas & Pengelolaan Keuangan ( Ekonomi )
Skala Prioritas & Pengelolaan Keuangan ( Ekonomi )Skala Prioritas & Pengelolaan Keuangan ( Ekonomi )
Skala Prioritas & Pengelolaan Keuangan ( Ekonomi )
 
Barang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privatBarang publik dan barang privat
Barang publik dan barang privat
 
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuanSoal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
Soal kebijakan moneter dan fiskal lampiran soal tes pengetahuan
 
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianSistem Mata Pencaharian
Sistem Mata Pencaharian
 
Presentasi perubahan sosial
Presentasi  perubahan  sosialPresentasi  perubahan  sosial
Presentasi perubahan sosial
 
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan KapitalismePerbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
Perbedaan Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, dan Kapitalisme
 
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
Pandangan bangsa indonesia tentang geopolitik & geostrategi dalam pengembanga...
 
Kelangkaan.ppt
Kelangkaan.pptKelangkaan.ppt
Kelangkaan.ppt
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
 
Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
 
Elastisitas. keelompok
Elastisitas. keelompokElastisitas. keelompok
Elastisitas. keelompok
 
Perilaku konsumen dan produsen
Perilaku konsumen dan produsenPerilaku konsumen dan produsen
Perilaku konsumen dan produsen
 
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptxPerbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
Perbandingan BUMN, BUMS dan koperasi - (Bab 6).pptx
 

Similar to makalah Managemen Gayakepemimpinan

Kepemimpinan-dan-Manajemen-Organisasi.ppt
Kepemimpinan-dan-Manajemen-Organisasi.pptKepemimpinan-dan-Manajemen-Organisasi.ppt
Kepemimpinan-dan-Manajemen-Organisasi.ppt
zaidannuruddinalfara
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
Herlina _Navely
 

Similar to makalah Managemen Gayakepemimpinan (20)

Makalah manajemen kepemimpinan (2)
Makalah manajemen kepemimpinan (2)Makalah manajemen kepemimpinan (2)
Makalah manajemen kepemimpinan (2)
 
Makalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinanMakalah manajemen kepemimpinan
Makalah manajemen kepemimpinan
 
Gaya Kepemimpinan
Gaya KepemimpinanGaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
 
Kepemimpinan-dan-Manajemen-Organisasi.ppt
Kepemimpinan-dan-Manajemen-Organisasi.pptKepemimpinan-dan-Manajemen-Organisasi.ppt
Kepemimpinan-dan-Manajemen-Organisasi.ppt
 
3 kepemimpinan
3 kepemimpinan3 kepemimpinan
3 kepemimpinan
 
Kandungan
KandunganKandungan
Kandungan
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Chapter ii 9
Chapter ii 9Chapter ii 9
Chapter ii 9
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Dr riki
Dr rikiDr riki
Dr riki
 
Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8Muhammad ghifary 7 & 8
Muhammad ghifary 7 & 8
 
KEPIMPINAN
KEPIMPINANKEPIMPINAN
KEPIMPINAN
 
K kepemimpinan presentation1
K kepemimpinan presentation1K kepemimpinan presentation1
K kepemimpinan presentation1
 
6, kwh, heribertus elingga ajitrisna, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi da...
6, kwh, heribertus elingga ajitrisna, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi da...6, kwh, heribertus elingga ajitrisna, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi da...
6, kwh, heribertus elingga ajitrisna, prof. dr. hapzi ali, cma, komunikasi da...
 
Leadership concept _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"
Leadership concept _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"Leadership concept _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"
Leadership concept _Materi Training "LEADERSHIP & MANAGEMENT SKILL"
 
teori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinanteori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinan
 
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
Kepemimpinan (Teori Organisasi Umum 2)
 
Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan
Konsep Dasar Kepemimpinan PendidikanKonsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan
Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan
 
Dewi setya n (1961054) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan ppt
Dewi setya n (1961054) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pptDewi setya n (1961054) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan ppt
Dewi setya n (1961054) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan ppt
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 

More from Fajar Sidiq 📶 📡 (9)

Identitas nasional dan globalisasi
Identitas nasional dan globalisasiIdentitas nasional dan globalisasi
Identitas nasional dan globalisasi
 
Us Case Diagram
Us Case DiagramUs Case Diagram
Us Case Diagram
 
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility
 
Alu Adder
Alu AdderAlu Adder
Alu Adder
 
Alu adder
Alu adderAlu adder
Alu adder
 
Aplikasi Sistem Teknologi Informasi (STI) di level-level organisasi
Aplikasi Sistem Teknologi Informasi (STI) di level-level organisasiAplikasi Sistem Teknologi Informasi (STI) di level-level organisasi
Aplikasi Sistem Teknologi Informasi (STI) di level-level organisasi
 
Waterfall Model (ANSI) persentation
 Waterfall Model (ANSI) persentation Waterfall Model (ANSI) persentation
Waterfall Model (ANSI) persentation
 
Waterfall Model (ANSI)
Waterfall Model (ANSI)Waterfall Model (ANSI)
Waterfall Model (ANSI)
 
Management persentation fjr copy
Management persentation fjr   copyManagement persentation fjr   copy
Management persentation fjr copy
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

makalah Managemen Gayakepemimpinan

  • 1. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 1 KATA PENGANTAR Penyusun memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Gaya Kepemimpinan. Didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penyusun juga menyadari bahwa karya tulis yang disusun masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, segala masukan, kritik, dan saran yang membangun dari berbagai pihak, sangat diharapkan penyusun guna memperbaiki karya tulis selanjutnya. Akhir kata, penyusun berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan. Penulis, Kelompok 8
  • 2. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 2 DAFTAR ISI Kata Pengantar........................................................................................... 1 Daftar Isi...................................................................................................... 2 Bab I Pendahuluan..................................................................................... 3 a. Latar Belakang............................................................................................ 3 b. Rumusan Masalah...................................................................................... 3 Bab II Pembahasan .................................................................................... 4 a. Gaya Kepemimpinan .................................................................................. 4 1. Kepemimpinan Partisipatif (Demokrasi) ............................................. 4 Jenis Pengambilan Keputusan Partisipatif ....................................... 5 2. Kepemimpina Otokratis........................................................................ 9 Ciri-ciri,Kelebihan,dan Kelemahan Otokratis...................................... 10 3. Kepemimpinan Bebas Terkendali (Laissez-faire)............................... 10 Ciri-ciri Gaya Kepemimpina Bebas Terkendali (Laissez-faire) ...........11 Kelebihan dan Kelemahan Kepemimpina Bebeas Terkendali ............12 Bab III Penutup ........................................................................................... 13 a. Kesimpulan ................................................................................................. 13 b. Saran ........................................................................................................... 13 Daftar Pustaka ............................................................................................ 14
  • 3. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 3 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Dengan perkembangan zaman yang serba dituntut untuk perubahan serta semakin kompleksnya masalah-masalah yang timbul,seorang pemimpin membutuhkan ilmu sebagai petunjuk untuk menuntun anggotanya.Disinilah peran pendidikan sebagai lahan pengemabangan potensi diperlukan,dan tujuan pendidikan tak akan tercapai secara optimal tmpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik,yang selanjutnya dalam manajemen pendidikan ini diperlukan seorang pemimpin yang memiliki kemempuan uantuk memimpin. Pemimpin merupakan kepercayaan yang diberikan kepada seseorang untuk memberikan komando atau arahan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan peran seorang pemimpin dalam organisasi dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja dan kwalitas kehidupan kerja para bawahan, dan selanjutnya keberhasilan bawahan akan mempengaruhi tingkat prestasi organisasi. Sebab perilaku organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku setiap individu yang ada di dalam organisasi tersebut. Dan dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya. Dalam kenyataan kepemimpinan dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja,keamanan,kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.para pemimpin juga memainkan peranan keritis dalam membentuk kelompok,organisasi,atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja Gaya Kepemimpinan itu ? 2. Apa maksud dari Gaya Kepemimpinan Partisipatif,Otokratis, dan Bebas terkendali ? 3. Apa Gaya Kepemimpinan yang banyak dipakai di organisasi-organisasi ,mengapa ?
  • 4. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 4 BAB II PEMBAHASAN A.Gaya Kepemimpinan Menurut Prasetyo, Gaya Kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Selain itu menurut Flippo (1987), gaya kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuantertentu.Menurut University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002), Lewin menyimpulkan ada tiga gaya kepemimpinan: 1. Kepemimpinan Partisipatif (Demokratis) Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah bersama dengan bawahan, dengan cara melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan.Gaya pemimpin ini yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Kepemimpinan partisipatif berkaitan erat dengan penggunaan berbagai macam prosedur pengambilan keputusan, yang memberikan kepada orang lain suatu pengaruh tertentu terhadap keputusan-keputusan pemimpin tersebut. Istilah lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan manajemen demokratis. Ciri-ciri Kepemimpinan Partisipatif (Demokratis):  Pendapatnya terfokus pada hasil musyawarah.  Tenggang rasa.  Memberi kesempatan pengembangan karier bawahan.  Selalu menerima kritik bawahan.  Menciptakan Suasana Kekeluaragaan.  Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan.  Komunikatif dengan bawahan.  Partisipatif dengan bawahan.  Tanggap terhadap situasi.  Kurang mementingkan diri sendiri.  Mawas diri.  Tidak bersikap menggurui.  Senang bawahan kreatif.  Menerima usulan atau pendapat bawahan.  Memdorong bawahan untuk mencapai hasil yang baik.
  • 5. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 5 Terdapat tiga istilah yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu: 1. Konsultasi, yaitu pimpinan menanyakan opini dan gagasan bawahan, kemudian pemimpin mengambil keputusan, 2. Keputusan bersama, yaitu pimpinan bersama-sama bawahan mengambil sebuah keputusan dan keputusan tersebut menjadi keputusan final, 3. Pendelegsian, dimana seorang pemimpin memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada individu atau kelompok untuk mengambil sebuah keputusan. Pada intinya kepemimpinan pertisipatif adalah kepemimpinan yang selalu melibatkan seluruh elemen organisasi dalam mengambil kebijakan organisasi. Titik tekannya hanya kepada penggunaan patisipasi mereka, pemimpin hanya akan menjadi seseorang yang melegalkan apa yang menjadi keputusan semua pihak. Kepemimpinan partisipatif dapat dipandang sebagai suatu jenis prilaku yang berbeda, meskipun dapat digunakan bersama-sama untuk melaksanakan tugas khusus dan menunjukkan perilaku hubungan antara pemimpin dan bawahan. Sebagai contoh, berdiskusi dengan karyawan untuk merancang sistem waktu yang fleksibel, dapat menghasilkan perencanaan jadwal kerja yang lebih baik dan dapat sebagai tanda perhatian pemimpin atas kebutuhan karyawannya. Kepemimpinan partisipatif menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun perilaku kepemimpinan. Kepemimpinan, menyangkut aspek-aspek kekuasaan seperti  bersama-sama menanggung kekuasaan (power sharing),  pemberian kekuasaan (empowering)  proses-proses yang saling mempengaruhi secara timbal balik  prosedur-prosedur spesifik yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain, untuk memperoleh gagasan dan saran-saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk pendelegasian kekuasaan. Jenis pengambilan keputusan pada Kepemimpinan Partisipasi Salah satu bentuk kepemimpinan partisipatif adalah dengan melibatkan orang lain dalam pembuatan keputusan. Meskipun para ahli masih belum bersepakat tentang prosedur-prosedur untuk mengambil suatu keputusan, tetapi secara garis besar para ahli menyatakan bahwa terdapat empat prosedur (cara) pengambilan keputusan, yaitu: 1. Keputusan otokratis. Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan pendapat atau saran karyawan, dan karyawan tidak memiliki pengaruh langsung pada keputusan, atau dengan kata lain tidak ada partisipasi dari karyawan. Pada pengambilan keputusan secara otokratis, terdapat dua peran yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin,
  • 6. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 6 o pertama, pemimpin hanya semata-mata mengumumkan keputusan aoutokratis (gaya “memberitahu”), o kedua, pemimpin menggunakan taktik pengaruh seperti persuasi rasional (gaya ’menjual’) 2. Konsultasi. Manajer menanyakan ide, gagasan atau pendapat pada karyawan, kemudian membuat keputusan sendiri setelah dengan serius mempertimbangkan saran dan perhatian karyawan. Pada pengambilan keputusan dengan cara konsultasi, terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan sang pemimpin, o Pemimpin menunjukkan sebuah keputusan yang telah dibuat sebelumnya tanpa konsultasi sebelumnya, tetapi bersedia melakukan modifikasi, jika ada keberatan atau saran yang bagus. o Pemimpin menunjukkan proposal sementara dan secara aktif mendorong karyawan untuk memberikan saran demi perbaikan proposal tersebut. o Pemimpin menyajikan sebuah masalah dan meminta karyawan untuk berpartisipasi dalam mendiagnosanya dan mengembangkan penyelesaiannya, tetapi membuat keputusan akhir sendiri 3. Keputusan bersama. Manajer bertemu dengan karyawan untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi dan membuat keputusan bersama. Di sini partisipasi Manajer dan karyawan dapat dikatakan sama, dalam pengambilan keputusan akhir. 4. Pendelegasian. Manajer memberikan otoritas dan tanggung jawab untuk membuat keputusan pada seseorang atau kelompok karyawan. Manajer biasanya hanya menentukan batas pembuatan keputusan final, dan persetujuan awal tidak selalu diperlukan sebelum keputusan diimplementasikan. Pada Kepemimpinan Partisipatif, terkadang yang terlihat adalah bahwa partisipasi tersebut hanyalah pura-pura belaka. Misalnya seorang manajer mengumpulkan ide dan saran dari pihak lain, tetapi mengabaikannya, ketika membuat keputusan. Sebaliknya, manajer meminta bawahannya untuk membuat keputusan, namun dilakukan sedemikian rupa, sehingga bawahan takut menunjukkan inisiatif atau pendapat yang berbeda daripilihan yang menurut pengetahuan karyawan lebih disukai atasannya.
  • 7. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 7 Perilaku manajer, sebenarnya jarang yang benar-benar menerapkan prosedur pengambilan keputusan secara ideal. Banyak diantara mereka, biasanya justru melakukan konsultasi secara informal terlebih dahulu, saat mereka berulang kali berinteraksi dengan orang lain. Perilaku manajer dalam pengambilan keputusan, sebenarnya seringkali melibatkan campuran elemen dari prosedur-prosedur pengambilan keputusan, seperti konsultasi mengenai diagnosis masalah, tetapi saat menentukan pilihan akhir dari berbagai alternatif solusi-solusi yang ada, ia memutuskannya sendiri. Atau, ia mengkonsultasikan pilihan akhir atas solusi-solusi yang telah ditetapkannya sendiri, sebelumnya. Perilaku partisipatif memiliki kualitas yang sangat dinamis dan dapat berubah seiring waktu. Sebagai contoh, perilaku yang sebelumnya merupakan konsultasi, dapat berubah menjadi keputusan bersama ketika bawahan menyetujui pilihan atasannya. Manfaat dari partisipasi Kepemimpinan partisipatif, potensial memberikan beberapa manfaat, meskipun besarnya manfaat tersebut sangat tergantung kepada :  siapa partisipannya, misalnya atasan, bawahan, kerabat atau pihak luar.  besar atau banyaknya pengaruh yang dimiliki para partisipan,  aspek-aspek lain dari situasi keputusan. Kelebihan dari kepemimpinan partisipatif adalah :  kualitas keputusan yang diambil, biasanya lebih baik, bila para peserta mempunyai informasi dan pengetahuan yang tidak dipunyai sang pemimpin  bersedia untuk kerjasama dalam mencari suatu pemecahan yang baik, untuk suatu masalah keputusan  keputusan yang diambil, biasanya lebih dapat diterima oleh para partisipan,  peluang untuk memperoleh suatu pengaruh terhadap sebuah keputusan, biasanya akan meningkatkan komitmen dalam hal tersebut  kepuasan terhadap proses pengambilan keputusan, biasanya juga lebih tinggi,  menumbuhkan dan mengembangan keahlian dalam pengambilan keputusan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan cenderung akan meningkatkan kualitas keputusan, ketika partisipan memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki atasannya dan bersedia bekerja sama dalammenemukan solusi yang baik untuk masalah yang dihadapi.
  • 8. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 8 Kerjasama dan berbagi pengetahuan akan tergantung pada seberapa jauh partisipan mempercayai pemimpinnya dan memandang proses pengambilan keputusan yang dilakukan sah dan bermanfaat. Jika partisipan dan pemimpin mempunyai tujuan yang berbeda, partisipasi, justru akan cenderung menurunkan kualitas keputusan. Meskipun dengan kerjasama tinggi, tidak ada jaminan bahwa partisipasi akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Proses pengambilan keputusan yang dipilih oleh satu kelompok, merupakan salah satu faktor penting, apakah para anggota kelompok, mampu mencapai kata sepakat atau tidak. Selain itu, proses pengambilan keputusan, juga sangat menentukan, sampai batas mana keahlian dan pengetahuan anggotanya, diperhitungkan. Ketika anggota organisasi memiliki persepsi masalah yang berbeda atau prioritas akan hasil yang berbeda, maka akan sulit untuk memperoleh keputusan dengan kualitas yang baik. Kelompok bisa gagal mencapai persetujuan atau, justru akan menyelesaikannya dengan kompromi-kompromi yang jelek. Akhirnya, aspek-aspek lain dari situasi saat pengambilan keputusan seperti tekanan waktu, jumlah partisipan, dan kebijakan-kebijakan formal, dapat membuat beberapa bentuk partisipasi menjadi tidak praktis. Orang yang memiliki pengaruh cukup besar dalam proses pengambilan keputusan cenderung berpersepsi bahwa keputusan yang diambil adalah keputusannya sendiri. Perasaan memiliki ini akan meningkatkan motivasi orang tersebut untuk mengimplementasikannya dengan baik. Partisipasi juga memberikan pengertian yang lebih mendalam mengenai sifat masalah keputusan dan alasan sebuah alternatif tertentu dipilih atau ditolak. Dalam hal ini, partisipan akan lebih memahami pengaruh keputusan yang diambil terhadap partisipan, yang pada akhirnya dapat mengurangi ketakutan dan kecemasan yang mungkin terjadi. Apabila hal yang tidak diinginkan terjadi, partisipan cenderung berusaha untuk bersama- sama mencari solusi terbaik dari masalah yang dihadapi. Kesempatan menyatakan pendapat dan pilihan sebelum keputusan dibuat, dapat memiliki pengaruh yang menguntungkan tanpa memandang seberapa besar pengaruh dari pendapat tersebut terhadap hasil akhir. Manusia cenderung merasa diperlakukan dengan hormat apabila diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat dan pilihan mengenai keputusan yang akan mempengaruhinya, dan manusia tersebut akan menjadi lebih puasdengan proses pengambilan keputusan yang dilakukan. Pengalaman, sangat membantu dalam membuat keputusan yang kompleks, dan dapat digunakan untuk mengembangkan keahlian dan keyakinan diri partisipan. Besarnya manfaat yang diperoleh ini, tergantung atas besarnya keterlibatan partisipan dalam proses diagnosa sumber masalah, menghasilkan solusi yang memungkinkan, mengevaluasi solusi yang ada untuk mencari solusi terbaik, dan merencanakan cara implementasinya.Partisipan yang terlibat dalam keseluruhan proses, akan dapat belajar lebih banyak dibanding partisipan yang hanya memiliki kontribusi pada satu aspek saja.
  • 9. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 9 Berikut adalah beberapa pedoman yang dapat digunakan pada kepemimpinan partisipatif: 1. Evaluasi tentang pentingnya suatu keputusan. 2. Identifikasi orang-orang yang mempunyai pengetahuan atau keahlian yang relevan. 3. Evaluasi kemungkinan kerjasama dari para peserta. 4. Evaluasi kemungkinan penerimaan karyawan, jika tanpa partisipasi. 5. Evaluasi kelayakan (feasible) untuk mengadakan sebuah pertemuan. Beberapa pedoman untuk mendorong lebih banyak partisipasi antara lain meliputi: 1. Konsultasi dengan orang-orang sebelum membuat perubahan. 2. Jelaskan bahwa sebuah usulan bersifat sementara. 3. Catat gagasan-gagasan dan saran-saran. 4. Carilah cara-cara untuk membangun gagasan-gagasan dan saran-saran. 5. Berbicaralah secara taktis dalam keprihatinan untuk menjadi saran. 6. Dengarkanlah pandangan-pandangan orang yang menolak tanpa menjadi defensive. 7. Coba untuk menggunakan saran dan hadapi keprihatinan. 8. Perlihatkan penghargaan terhadap saran-saran. 2. Kepemimpinan Otokratis Kemimpinan Otokratis adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh atau Mutlak .Tipe kepemipinan otokratis ini juga sifatnya keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, dan sombong. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apapun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.Menurut Rivai (2003), kepemimpinan okratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan.
  • 10. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 10 Ciri-Ciri Kepemimpinan Otokratir:  Tanpa musyawarah dan tidak mau menerima saran dari bawahan.  Mementingkan diri sendiri dan kelompok.  Selalu memeriksa dan memerikssa tugas mendadak.  Sikap keras terhadap bawahan.  Setiap keputusan tidak bisa dibantah dan kekuasaan mutlak di tangan pemimpin.  Hubungan dengan bawahan kurang serasi.  Bertindak sewenang-wenang dan Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan.  Kurang mempercayai bawahan.  Kurang mawas diri dan Selalu tertutup.  Suka mengancam dan ada rasa bangga bila bawahanya takut.  Tidak suka bawahan pandai dan berkembang.  Kurang memiliki rasa kekeluargaan.  Sering marah-marah dan sengang sanjungan. Kelebihan : a. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin. b. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas. c. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota. Kelemahan : a. Pemimipin kurang memperhatikan kebutujan bawahan. b. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawahan saja. c. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota. d. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukakan keahlianya. 3. Gaya Kepemimpinan Bebas Terkendali (Laissez-faire). Dalam kepemimpinan ini Winardi (2006:64) mengatakan, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktifitas mereka. Ia tidak berpartisipasi atau hal itu dilakukanya maka partisipasi tersebut hampir tidak berarti pendekatan ini merupakan kebalikan langsung dari teori kepemimpinan otokratis. Tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan anggotanya pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau saran-saran dari pimpinan kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur, berserakan diantara anggota-
  • 11. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 11 anggota kelompok tidak merata. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan-bentrokan. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya Leizess-faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan pengaruh dari pimpinannya (Purwanto, 2005:49). Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. Kontak yang terjadi antara pemimpin dan anggota kelompoknya terjadi apabila pemimpin memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan (Nawawi, 2003:147) . Pemimpin memberikan sedikit dukungan untuk melakukan usaha secara keseluruhan. Kebebasan anggota kadang-kadang dibatasi oleh pemimpin dengan menetapkan tujuan yang harus dicapai disertai parameternya. Sedangkan yang paling ekstrim dalam tipe ini adalah pemberian kebebasan sepenuhnya pada anggota organisasi untuk bertindak tanpa pengarahan dan kontrol kecuali jika diminta. Dampaknya sering terjadi kekacauan karena tipe kepemimpinan ini membiarkan setiap anggota organisasi yang berbeda kepentingan dan kemampuannya untuk bertindak kearah yang berbeda-beda. Pemimpin hanya menyediakan diri sebagai penasehat apabila diperlukan atau diminta (Nawawi, 2003:148). Kita dapat berbicara tentang nonpartisipasi sama sekali dari pihak pimpinan. Kelompok Leizess-faire cenderung membentuk pemimpin informal.Kepemimpinan Leizess-faire disebut kepemimpinan bebas yang berarti bahwa seorang pemimpin sebagai penonton bersifat pasif (Anoraga, 2001:8). Dari beberapa definisi dapat penulis simpulkan bahwa tipe kepemimpinan Leizess-faire adalah tipe kepemimpinan yang antara pemimpin dan bawahan tidak ada saling kepedulian, dalam arti pemimpin tidak memperhatikan bawahan sebaliknya bawahan tidak mau tahu tentang pemimpin sehingga kepemimpinan Leizess-faire bisa dikatakan kepemimpinan yang kosong atau tidak ada pemimpin, serta bisa dikatakan sebagai kebalikan dari kepemimpinan otokratis. Ciri-ciri Kepemimpinan Bebas Terkendali:  Pemimpin bersikap pasif dan Semua tugas diberikan kepada bawahan.  Tidak tegas dan Kurang memperhatikan kekurangan dan kelebihan bawahan.  Percaya kepada bawahan dan Mudah di bohongi bawahan.  Pelaksanaan pekerjaan tidak terkendali.  Kurang kreatif dan Kurang mawas diri.  Perencanaan dan tujuan kurang jelas.  Kurang memberikan dorongan pada bawahan.  Banyak bawahan merasa dirinya sebagai orang yang berkuasa.  Kurang punya rasa tanggung jawab  Kurang berwibawa.  Menjunjung tinggi hak asasi.  Menghargai pendapat bawahan.
  • 12. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 12  Kurang bermusyawarah. Kelebihan : a. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pemimpin. b. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat ditanya. c. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok. Kelemahan : a. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas. b. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian. c. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri. d. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
  • 13. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Gaya Kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Selain itu menurut Flippo (1987).Lewin menyimpulkan ada tiga gaya kepemimpinan: 1. Kepemimpinan Partisipatif (Demokratis). 2. Kepemimpinan Otokratis. 3. Gaya Kepemimpinan Bebas Terkendali (Laissez-faire). Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam pemecahan masalah bersama dengan bawahan. Kemimpinan Otokratis adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh atau Mutlak. Dan Gaya Kepemimpinan Bebas Terkendali Gaya kepemimpinan ini kebalikan dari gaya kepemimpinan otokratis,dimana pemimpinan yang semuanya bergantung pada bawahan. Disetiap organisasi memiliki seorang pemimpin untuk mengatur,menjalankan,dan memimpin organisasi tersebut.Gaya kepemimpinan yang paling banyak di pakai Gaya Kepemimpinan Partisipatif,dimana gaya kepemimpinan ini pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah anggota. B. Saran Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
  • 14. [PENGANTAR MANAJEMEN] Mei 12, 2014 Kelopok 8 | Persentasi Gaya Kepemimpinan 14 DAFTAR PUSTAKA Asrori Ircham. 2010. Makalah Leadership, Tipe-tipe Kepemimpinan. IAIN Sulthan Thoha Syaifudin: Jambi Nawawi, Hadari. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Supardo, Susilo. 2006. Kepemimpinan Dasar-dasar dan Pengembangannya. Andi: Yogyakarta Veithsal dan Deddy. 2010. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/ezines-and-newsletters/2012222-tipe- tipe-kepemimpinan/#ixzz1aNxeJ3bI