SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
MENGENAL “SHABU SHABU”


Shabu shabu merupakan kelompok narkotika yang merupakan stimulans sistem
saraf dengan nama kimia methamphetamine hidrochloride, yaitu turunan dari
stimulan saraf amfetamin. Shabu shabu dikenal juga dengan julukan lain seperti
glass, quartz, hirropon atau ice cream, Shabu shabu umumnya berbentuk kristal
berwarna putih seperti gula pasir atau vetsin (bumbu penyedap makanan).

Metamfetamin murni bentuknya seperti pecahan kristal kaca tidak berwarna.
Rumus     kimianya   adalah    (S)-N-methyl-l-phenylpropan-2-amine      (C10H15N)




Dahulu metamfetamin digunakan tentara ketika berperang untuk menghilangkan
rasa takut dan untuk membuat lebih agresif, seperti pada Perang Dunia yang
digunakan oleh tentara Jerman, Rusia dan Jepang. Metamfetamin dibuat dari
Amfetamin yang awalnya digunakan sebagai inhaler pernapasan (nasal
decongestant dan bronchial inhaler) dan senyawa ini aktif bekerja dalam waktu
6-8 jam. Bahan ini dapat meningkatkan aktifitas dan juga dipakai untuk
menurunkan nafsu makan dalam rangka menguruskan badan.

Pada tahun 1950-an shabu shabu banyak digunakan untuk keperluan medis.
Tetapi setelah diketahui berbahaya dan dapat digunakan untuk kejahatan, maka
sekarang penggunaan legalpun sangat ketat sekali.


PEMAKAIAN SHABU SHABU DAN EFEK PADA KESEHATAN
Shabu shabu dikonsumsi dengan cara membakarnya diatas aluminium foil
sehingga mengalir dari ujung yang satu keujung yang lain. Kemudian asap yang
ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya
berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada
waktu melewati air tersebut. Ada juga sebagian pemakai memilih membakar
shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin
ditimbulkan aluminium foil yang terhirup.

Shabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang
berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka
yang sering berpikir tidak positif dan halusinasi visual. Masing masing pemakai
mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Shabu mempunyai
pengaruh yang sangat kuat terhadap syaraf. Pengguna shabu cenderung untuk
menggunakan shabu dalam jumlah yang banyak dalam satu sesi dan sukar
untuk berhenti kecuali shabu yang dimiliki telah habis dan pengguna juga akan
selalu merasa tergantung pada shabu tersebut.

Pengaruh pemakaian langsung dapat menyebabkan nafsu makan berkurang,
kecepatan napas dan denyut jantung meningkat secara tidak normal, demam
tinggi, pupil melebar, rasa nyaman, energi dan kepercayaan diri meningkat
secara tidak normal, susah tidur, hiperaktif dan banyak bicara, mudah panik,
mudah tersinggung, mudah marah dan agresif, pembuluh darah dapat pecah
dan menyebabkan kematian.

Bila penggunaannya dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit, beresiko tinggi
kurang gizi, dapat mengalami gangguan jiwa, ketergantungan, keracunan
terhadap logam berat dari aluminium foil
Sedangkan bila pecandu mengalami gejala putus obat menyebabkan cepat
marah, tidak tenang/gelisah, cepat lelah, tidak bersemangat/ingin tidur terus


DIAGNOSA
Amfetamine dapat disalahgunakan melalui cara inhaler, penyalahgunaan obat
yang tidak rutin (occasional abuse), penyalahgunaan obat yang kronik (chronic
oral abuse), penyalahgunaan melalui intravena (intravenous abuse).
Diagnosa biasanya berdasarkan :
   Riwayat pengguna amfetamine dan gambaran klinik dari intoksikasi obat
Simpatomimetik.
   Pemeriksaan spesifik
   Amfetamine     dapat   dideteksi   melalui        urine   dan   cairan   lambung.
   Bagaimanapun kadar serum kuantitatif tidak berhubungan dengan beratnya
   efek klinis. Amfetamin ditemukan sangat cepat setelah penggunaan dan
   dieksresi hanya dalam beberapa hari. Toksisitas sangat kurang berhubungan
   dengan kadar dalam serum. Dilaporkan pula bahwa untuk mendeteksi
   penyalahgunaan amfetamine dapat diperiksa pada rambut manusia. Pada
   keringat amfetamine dapat dideteksi segera setelah dikonsumsi. Saliva atau
   air liur dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mendeteksi amfetamine.
   Tetapi kadar obatnya jauh lebih rendah daripada dalam urine, biasanya dapat
   digunakan pada keadaan toksik akut.
   Pemeriksaan lain
   Kadar elektrolit, glukosa, BUN dan kreatinin, COK, urinalisis, urine dipstick
   test untuk memeriksa hemoglobin yang tersembunyi. EKG dan monitoring
   EKG, serta CT scan.


PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan    terhadap    toksisitas     dari   amfetamine    bertujuan   untuk
menstabilisasi fungsi vital, mencegah absorbsi obat yang lebih lanjut,
mengeliminasi obat yang telah diabsorbsi, mengatasi gejala toksik spesifik yang
ditimbulkan dan disposisi. Toksisitas amfetamine kurang berhubungan dengan
kadar dalam serum, penatalaksanaan hanya berupa perawatan tidak spesifik
berdasarkan gejala klinik yang ditimbulkan.
1. Tindakan emergensi dan suportif
   a. Mempertahankan fungsi pernafasan
      -   Terapi agitasi: Midazolam 0,05-0,1 mg/Kg IV perlahan-lahan atau 0,1 -
          0,2 mg/kg IM; Diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV perlahan-lahan; Haloperidol
          0,1-0,2/kg IM atau IV perlahan-lahan.
      -   Terapi kejang: Diazepam 0,1-0,2 mg/kg BB IV; Phenitoin 15-20 mg/kg
          BB infus dengan dosis 25-50 mg/menit; pancuronium dapat digunakan
bila kejang tidak teratasi terutama dengan komplikasi asidosis dan
         atau rabdomiolisis
     -   Terapi coma : Awasi suhu, tanda vital dan EKG minimal selama 6 jam
  b. Terapi spesifik dan antidotum, pada amfetamine tidak ada antidotum
     khusus
  c. Terapi hipertensi: phentolamine atau nitroprusside
  d. Terapi takiaritmia: propanolol atau esmolol
  e. Terapi hiperthermia: bila gejala ringan terapi dengan kompres dingin atau
     sponging bila suhu lebih dari 40oC atau peningkatan suhu berlangsung
     sangat cepat terapi lebih agresif dengan menggunakan selimut dingin
     atau ice baths. Bila hal ini gagal dapat digunakan Dantrolene.
     Trimethorfan 0,3-7 mg/menit IV melalui infus
  f. Terapi hipertensi dengan bradikardi atau takikardi bila ringan biasanya
     tidak memerlukan obat-obatan. Hipertensi berat (distolik > 120 mmHg)
     dapat diberikan terapi infus nitroprusid atau obat-obat lain seperti
     propanolol, diazoksid, khlorpromazine, nifedipin dan fentolamin.
  g. Gejala psikosa akut sebaiknya diatasi dengan supportive environment dan
     evaluasi cepat secara psikiatri. Gejala yang lebih berat dapat diberikan
     sedatif dengan khlorpromazin atau haloperidol.


2. Dekontaminasi
  Dekontaminasi    dari   saluran   cerna   setelah   penggunaan    amfetamine
  tergantung pada jenis obat yang digunakan, jarak waktu sejak digunakan,
  jumlah obat dan tingkat agitasi dari pasien.

  Pada pasien yang mempunyai gejala toksik tetapi keadaan sadar berikan
  arang aktif 30-100 gr pada dewasa dan pada anak-anak 1-2 gr/kg BB diikuti
  atau ditambah dengan pemberian katartik seperti sorbitol.
  Bila pasien koma lakukan kumbah lambung dengan menggunakan naso atau
  orogastric tube diikuti dengan pemberian arang aktif.
Referensi
1. Nelia P. Cortes – Maramba Cs, Algorithms Of Common Poisonings Part 1,
   Second EditionNational Poison Control and Informations Services,
   Philippine, 1998.
2. Olson, K.R, Poisoning and Drug Overdoses, Fifth Edition, Mc Graw Hill
   Lange, 2007.
3. http://nsws.multiply.com/journal/item/3 (Juni 2010)
4. http://marami.dagdigdug.com/index.php/archives/20 (diunduh Mei 2010)
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1980/3/bedah-
   iskandar%20japardi8.pdf.txt ( diunduh Juni 2010)
6. http://narkobaku.tripod.com/jenis_narkotika.htm (diunduh Mei 2010)

More Related Content

What's hot

Penyalahgunaan narkotika pp
Penyalahgunaan narkotika pp Penyalahgunaan narkotika pp
Penyalahgunaan narkotika pp
aliftrigger
 
Narkoba adalah hidupku
Narkoba adalah hidupkuNarkoba adalah hidupku
Narkoba adalah hidupku
alvianbulango
 
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaMacam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Lutfia Fitri
 
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis NarkobaBahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
kilzz48
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Putri MpudtEpriani
 

What's hot (20)

Konsep psikofarmaka
Konsep psikofarmakaKonsep psikofarmaka
Konsep psikofarmaka
 
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
Antipsikotik (Terjemahan Bahasa Indonesia, 3.0)
 
bahaya senyawa psikotropika
bahaya senyawa psikotropikabahaya senyawa psikotropika
bahaya senyawa psikotropika
 
JENIS JENIS NARKOBA DAN BAHAYANYA..!!
JENIS JENIS NARKOBA DAN BAHAYANYA..!!JENIS JENIS NARKOBA DAN BAHAYANYA..!!
JENIS JENIS NARKOBA DAN BAHAYANYA..!!
 
Penyalahgunaan narkotika pp
Penyalahgunaan narkotika pp Penyalahgunaan narkotika pp
Penyalahgunaan narkotika pp
 
Narkoba adalah hidupku
Narkoba adalah hidupkuNarkoba adalah hidupku
Narkoba adalah hidupku
 
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaMacam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
 
Kp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmakaKp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmaka
 
Seminar narkoba
Seminar narkobaSeminar narkoba
Seminar narkoba
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
 
Lesson 3.5
Lesson 3.5Lesson 3.5
Lesson 3.5
 
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis NarkobaBahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
 
Presentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan sspPresentasi farmako parkinson dan ssp
Presentasi farmako parkinson dan ssp
 
Antiemetika
AntiemetikaAntiemetika
Antiemetika
 
Dipenhidramin
DipenhidraminDipenhidramin
Dipenhidramin
 
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan
NARKOBA Dampak Terhadap Kesehatan
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Identifikasi obat
Identifikasi obatIdentifikasi obat
Identifikasi obat
 
Obat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem sspObat obatan sistem ssp
Obat obatan sistem ssp
 

Viewers also liked (6)

Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Percobaan pak abu
Percobaan pak abuPercobaan pak abu
Percobaan pak abu
 
Methamphetamine: updated Nov 2013
Methamphetamine: updated Nov 2013Methamphetamine: updated Nov 2013
Methamphetamine: updated Nov 2013
 
B. Indonesia - Makalah Tentang Narkoba
B. Indonesia - Makalah Tentang NarkobaB. Indonesia - Makalah Tentang Narkoba
B. Indonesia - Makalah Tentang Narkoba
 
Shake & bake
Shake & bakeShake & bake
Shake & bake
 
Crystal Meth Half Hour
Crystal Meth Half HourCrystal Meth Half Hour
Crystal Meth Half Hour
 

Similar to Shabu shabu

Tugas ninir
Tugas ninirTugas ninir
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdfPENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
Henipuspitasari17
 
16. Diagnosis dan Terapi Medis Intensif Napza.ppt
16. Diagnosis dan Terapi Medis Intensif Napza.ppt16. Diagnosis dan Terapi Medis Intensif Napza.ppt
16. Diagnosis dan Terapi Medis Intensif Napza.ppt
PramonoGiri
 
Obat antihistamin
Obat antihistaminObat antihistamin
Obat antihistamin
Operator Warnet Vast Raha
 
NAPZA dan Ganggua Sisteem koordinasi
NAPZA dan Ganggua  Sisteem koordinasiNAPZA dan Ganggua  Sisteem koordinasi
NAPZA dan Ganggua Sisteem koordinasi
Siti Farida
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
LisaSofitriana
 

Similar to Shabu shabu (20)

antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)
 
EPILEPSI_JADI.pptx
EPILEPSI_JADI.pptxEPILEPSI_JADI.pptx
EPILEPSI_JADI.pptx
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
Antidepresi
AntidepresiAntidepresi
Antidepresi
 
Obat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptxObat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptx
 
Tugas ninir
Tugas ninirTugas ninir
Tugas ninir
 
Presentation zat adiktif dan psikotropika
Presentation zat adiktif dan psikotropikaPresentation zat adiktif dan psikotropika
Presentation zat adiktif dan psikotropika
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdfPENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
PENATALAKSANAAN Gangguan Penyalahgunaan Z-Kemkes.pdf
 
Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017Toksikologi klinik 2017
Toksikologi klinik 2017
 
16. Diagnosis dan Terapi Medis Intensif Napza.ppt
16. Diagnosis dan Terapi Medis Intensif Napza.ppt16. Diagnosis dan Terapi Medis Intensif Napza.ppt
16. Diagnosis dan Terapi Medis Intensif Napza.ppt
 
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docxSRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
SRKE KEL 3 PSIKOSIS..docx
 
Obat antihistamin
Obat antihistaminObat antihistamin
Obat antihistamin
 
NAPZA dan Ganggua Sisteem koordinasi
NAPZA dan Ganggua  Sisteem koordinasiNAPZA dan Ganggua  Sisteem koordinasi
NAPZA dan Ganggua Sisteem koordinasi
 
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
Stimulan sistem saraf pusat (ssp)
 
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.pptPEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 

Recently uploaded

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 

Recently uploaded (20)

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 

Shabu shabu

  • 1. MENGENAL “SHABU SHABU” Shabu shabu merupakan kelompok narkotika yang merupakan stimulans sistem saraf dengan nama kimia methamphetamine hidrochloride, yaitu turunan dari stimulan saraf amfetamin. Shabu shabu dikenal juga dengan julukan lain seperti glass, quartz, hirropon atau ice cream, Shabu shabu umumnya berbentuk kristal berwarna putih seperti gula pasir atau vetsin (bumbu penyedap makanan). Metamfetamin murni bentuknya seperti pecahan kristal kaca tidak berwarna. Rumus kimianya adalah (S)-N-methyl-l-phenylpropan-2-amine (C10H15N) Dahulu metamfetamin digunakan tentara ketika berperang untuk menghilangkan rasa takut dan untuk membuat lebih agresif, seperti pada Perang Dunia yang digunakan oleh tentara Jerman, Rusia dan Jepang. Metamfetamin dibuat dari Amfetamin yang awalnya digunakan sebagai inhaler pernapasan (nasal decongestant dan bronchial inhaler) dan senyawa ini aktif bekerja dalam waktu 6-8 jam. Bahan ini dapat meningkatkan aktifitas dan juga dipakai untuk menurunkan nafsu makan dalam rangka menguruskan badan. Pada tahun 1950-an shabu shabu banyak digunakan untuk keperluan medis. Tetapi setelah diketahui berbahaya dan dapat digunakan untuk kejahatan, maka sekarang penggunaan legalpun sangat ketat sekali. PEMAKAIAN SHABU SHABU DAN EFEK PADA KESEHATAN Shabu shabu dikonsumsi dengan cara membakarnya diatas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung yang satu keujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada
  • 2. waktu melewati air tersebut. Ada juga sebagian pemakai memilih membakar shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup. Shabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering berpikir tidak positif dan halusinasi visual. Masing masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Shabu mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap syaraf. Pengguna shabu cenderung untuk menggunakan shabu dalam jumlah yang banyak dalam satu sesi dan sukar untuk berhenti kecuali shabu yang dimiliki telah habis dan pengguna juga akan selalu merasa tergantung pada shabu tersebut. Pengaruh pemakaian langsung dapat menyebabkan nafsu makan berkurang, kecepatan napas dan denyut jantung meningkat secara tidak normal, demam tinggi, pupil melebar, rasa nyaman, energi dan kepercayaan diri meningkat secara tidak normal, susah tidur, hiperaktif dan banyak bicara, mudah panik, mudah tersinggung, mudah marah dan agresif, pembuluh darah dapat pecah dan menyebabkan kematian. Bila penggunaannya dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit, beresiko tinggi kurang gizi, dapat mengalami gangguan jiwa, ketergantungan, keracunan terhadap logam berat dari aluminium foil Sedangkan bila pecandu mengalami gejala putus obat menyebabkan cepat marah, tidak tenang/gelisah, cepat lelah, tidak bersemangat/ingin tidur terus DIAGNOSA Amfetamine dapat disalahgunakan melalui cara inhaler, penyalahgunaan obat yang tidak rutin (occasional abuse), penyalahgunaan obat yang kronik (chronic oral abuse), penyalahgunaan melalui intravena (intravenous abuse). Diagnosa biasanya berdasarkan : Riwayat pengguna amfetamine dan gambaran klinik dari intoksikasi obat
  • 3. Simpatomimetik. Pemeriksaan spesifik Amfetamine dapat dideteksi melalui urine dan cairan lambung. Bagaimanapun kadar serum kuantitatif tidak berhubungan dengan beratnya efek klinis. Amfetamin ditemukan sangat cepat setelah penggunaan dan dieksresi hanya dalam beberapa hari. Toksisitas sangat kurang berhubungan dengan kadar dalam serum. Dilaporkan pula bahwa untuk mendeteksi penyalahgunaan amfetamine dapat diperiksa pada rambut manusia. Pada keringat amfetamine dapat dideteksi segera setelah dikonsumsi. Saliva atau air liur dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mendeteksi amfetamine. Tetapi kadar obatnya jauh lebih rendah daripada dalam urine, biasanya dapat digunakan pada keadaan toksik akut. Pemeriksaan lain Kadar elektrolit, glukosa, BUN dan kreatinin, COK, urinalisis, urine dipstick test untuk memeriksa hemoglobin yang tersembunyi. EKG dan monitoring EKG, serta CT scan. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan terhadap toksisitas dari amfetamine bertujuan untuk menstabilisasi fungsi vital, mencegah absorbsi obat yang lebih lanjut, mengeliminasi obat yang telah diabsorbsi, mengatasi gejala toksik spesifik yang ditimbulkan dan disposisi. Toksisitas amfetamine kurang berhubungan dengan kadar dalam serum, penatalaksanaan hanya berupa perawatan tidak spesifik berdasarkan gejala klinik yang ditimbulkan. 1. Tindakan emergensi dan suportif a. Mempertahankan fungsi pernafasan - Terapi agitasi: Midazolam 0,05-0,1 mg/Kg IV perlahan-lahan atau 0,1 - 0,2 mg/kg IM; Diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV perlahan-lahan; Haloperidol 0,1-0,2/kg IM atau IV perlahan-lahan. - Terapi kejang: Diazepam 0,1-0,2 mg/kg BB IV; Phenitoin 15-20 mg/kg BB infus dengan dosis 25-50 mg/menit; pancuronium dapat digunakan
  • 4. bila kejang tidak teratasi terutama dengan komplikasi asidosis dan atau rabdomiolisis - Terapi coma : Awasi suhu, tanda vital dan EKG minimal selama 6 jam b. Terapi spesifik dan antidotum, pada amfetamine tidak ada antidotum khusus c. Terapi hipertensi: phentolamine atau nitroprusside d. Terapi takiaritmia: propanolol atau esmolol e. Terapi hiperthermia: bila gejala ringan terapi dengan kompres dingin atau sponging bila suhu lebih dari 40oC atau peningkatan suhu berlangsung sangat cepat terapi lebih agresif dengan menggunakan selimut dingin atau ice baths. Bila hal ini gagal dapat digunakan Dantrolene. Trimethorfan 0,3-7 mg/menit IV melalui infus f. Terapi hipertensi dengan bradikardi atau takikardi bila ringan biasanya tidak memerlukan obat-obatan. Hipertensi berat (distolik > 120 mmHg) dapat diberikan terapi infus nitroprusid atau obat-obat lain seperti propanolol, diazoksid, khlorpromazine, nifedipin dan fentolamin. g. Gejala psikosa akut sebaiknya diatasi dengan supportive environment dan evaluasi cepat secara psikiatri. Gejala yang lebih berat dapat diberikan sedatif dengan khlorpromazin atau haloperidol. 2. Dekontaminasi Dekontaminasi dari saluran cerna setelah penggunaan amfetamine tergantung pada jenis obat yang digunakan, jarak waktu sejak digunakan, jumlah obat dan tingkat agitasi dari pasien. Pada pasien yang mempunyai gejala toksik tetapi keadaan sadar berikan arang aktif 30-100 gr pada dewasa dan pada anak-anak 1-2 gr/kg BB diikuti atau ditambah dengan pemberian katartik seperti sorbitol. Bila pasien koma lakukan kumbah lambung dengan menggunakan naso atau orogastric tube diikuti dengan pemberian arang aktif.
  • 5. Referensi 1. Nelia P. Cortes – Maramba Cs, Algorithms Of Common Poisonings Part 1, Second EditionNational Poison Control and Informations Services, Philippine, 1998. 2. Olson, K.R, Poisoning and Drug Overdoses, Fifth Edition, Mc Graw Hill Lange, 2007. 3. http://nsws.multiply.com/journal/item/3 (Juni 2010) 4. http://marami.dagdigdug.com/index.php/archives/20 (diunduh Mei 2010) 5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1980/3/bedah- iskandar%20japardi8.pdf.txt ( diunduh Juni 2010) 6. http://narkobaku.tripod.com/jenis_narkotika.htm (diunduh Mei 2010)