1. Khawarij bermula dari kasus Dzul Khuwaishirah yang menuduh Rasulullah tidak adil dalam pembagian harta. 2. Mereka mengkafirkan Ali, Muawiyah dan yang mendukung tahkim. 3. Ciri utama mereka adalah mengkafirkan orang bermaksiat dan memberontak kepada pemimpin.
2. Cikal Bakal Khawarij
Fenomena Khawarij bermula dari kasus Dzul
Khuwaishirah yang menuduh Rasulullah Saw tidak adil
dalam pembagian harta (kekayaan) negara.
(Ibn Hazm, al-Fishal; asy-Syahrastani, al-Milal; Ibn al-Jauzi, at-
Talbis)
3. Kasus Dzul Khuwaishirah
Hadis Abu Sa`id al-Khudri Ra:
“Ali bin Abu Thalib mengirim emas dalam bungkusan kulit dari
Yaman. Rasulullah Saw lalu membagikannya kepada empat orang:
`Uyainah bin Hihn, al-Aqra` bin Habis, Zaid al-Khail, `Alqamah bin
Kulatsah atau Amir bin Thufail…maka muncullah seorang laki-
laki….seraya berkata, “Wahai Rasulullah, takutlah kepada Allah
(ittaqillah).”
Rasul Saw pun membalas, “Celakalah engkau, bukankah di antara
seluruh penghuni bumi ini akulah yang paling layak untuk takut kepada
Allah?!”
Laki-laki itu pun kemudian berlalu…” (HR Bukhari dan Muslim)
4. Kasus Dzul Khuwaishirah
Dalam redaksi yang berbeda, Dzul Khuwaishirah berkata
kepada Rasulullah Saw, “Bertindaklah dengan adil!”
Rasulullah Saw membalas, “Celakalah engkau, lantas
siapa yang dapat berbuat adil jika aku tidak adil!” (HR Muslim)
5. Dzul Khuwaishirah ‘Rahim’ Khawarij
Hadis Abu Sa`id al-Khudri Ra:
“Rasulullah Saw memandang ke arah laki-laki yang sedang
berlalu meninggalkan tempat itu. Beliau berkata,
‘Sesungguhnya berawal dari orang ini akan muncul suatu
kelompok yang gemar membaca al-Qur’an, (tapi bacaannya itu) tidak
melewati tenggorokannya. Mereka keluar dari agama ibarat anak
panah yang keluar (setelah menembus) sasarannya.’”
(HR Bukhari dan Muslim)
6. Definisi Khawarij
• Abu al-Hasan al-Asy`ari (Maqalat al-Islamiyyin):
“Khawarij adalah kelompok yang memberontak kepada Khalifah keempat, Ali
bin Abu Thalib setelah peristiwa tahkim.”
• Ibn Hajar al-`Asqalani (Fath al-Bari):
“Khawarij adalah kelompok (thaifah) ahli bid`ah. Disebut Khawarij karena
mereka keluar dari agama dan menyempal dari generasi terbaik umat Islam.”
(Fath al-Bari)
7. Definisi Khawarij
Definisi umum Khawarij:
• Asy-Syahrastani(al-Milal wan Nihal):
Setiap orang yang memberontak kepada pemimpin yang haq, yang disepakati oleh
umat Islam (al-jama`ah), maka ia adalah seorang Khawarij.
• Ibn Hazm (al-Fishal):
Sebutan Khawarij berlaku untuk siapa saja yang memiliki kesamaan sifat dengan
mereka yang memberontak (Khawarij) kepada Ali bin Abu Thalib dan berkeyakinan
sama seperti mereka.
• Dr. Nashir Abdul Karim al-`Aql (al-Khawarij):
Khawarij adalah orang-orang yang menkafirkan (sesama Muslim) karena alasan
maksiat. Mereka juga memberontak kepada para pemimpin Muslim dan menyempal
dari umat Islam.
8. Gerakan Khawarij
• Awal kemunculan Khwarij sebagai kelompok seiring dengan
kemunculan Syiah.
• Khawarij dan Syiah muncul dari satu rahim yang sama, fitnah
pembunuhan Usman bin Affan
• Momentum kemunculan Khwarij sebagai kelompok eksklusif adalah
peristiwa tahkim.
• Persoalan tahkim berlanjut dengan takfir.
• Dengan doktrin takfir, Khawarij keluar dari jamaah kaum Muslimin
dan membaiat Abdullah bin Wahb ar-Rasibi pada 10 Syawwal 37 H.
9. Khawarij dan Tahkim
Peristiwa tahkim sebagai upaya perdamaian antara Ali dan
Mu`awiyah ditentang oleh ‘Khawarij’. Penentangan ini dinyatakan
terbuka oleh Urwah bin Jarir:
الرجال؟ هللا دين يف أحتكمون
“Apakah kalian menjadikan manusia sebagai pengadil dalam
urusan agama?”
Dari peristiwa inilah muncul slogan Khawarij yang sangat
masyhur: “La Hukma illa Lillah” (Hukum hanya milik Allah).
10. Khawarij dan Takfir
Berdasarkan padanganterhadap Tahkim sebagai
pengambil-alihanotoritas hukum dari Allah, maka Khawarij
mengkafirkan Ali, Mu`awiyah, Abu Musa al-Asy`ari, `Amr bin
al-`Ash, dan setiap orang yang mendukung mereka.
Khawarij menjadikan ayat 57 Surah al-An`am, “In al-
hukmu illa lillah” (hukum itu hanya milik Allah), sebagai
landasandoktrin takfir.
(ath-Thabari, at-Tarikh; Ibn Atsir, al-Kamil; Ibn al-Jauzi, at-Talbis; Ibn
Taimiyah, al-Fatawa; Ibn Katsir, al-Bidayah)
11. Doktrindan Ciri-ciri Khawarij
Dr. Nashir al-`Aql:
1. Menkafirkan sesama Muslim yang bermaksiat (dosa besar). Muslim yang
bermaksiat diposisikan sama dengan orang kafir dalam aspek hukum,
negara (ad-dar), muamalah, dan perang.
2. Memberontak kepada pemimpin Islam.
3. Melepaskan diri dari keterikatan dengan umat Islam.
4. Menempatkan nash-nash amar ma`ruf nahy munkar pada upaya kudeta
dan memerangi pihak yang berlawanan dengan mereka.
5. Menyukai al-Qur’an tanpa pendekatan ilmu dan menonjolkan sifat-sifat
kasalehan seperti banyak mengamalkan ibadah zahir.
6. Tidak didukung oleh ulama-ulama yang otoritatif
12. Doktrindan Ciri-ciri Khawarij
• Memiliki keangkuhan intelektual (ghurur dan ta`alum) dan tidak
beradab kepada para ulama.
• Lemah dalam metodologi kajian terhadap nash. “Mereka
menempatkan ayat-ayat tentang orang kafir pada orang-orang
mukmin” (Ibn Umar).
• Antusias dengan al-Qur’an tapi lemah dalam berargumentasi dan
memahami Sunnah.
• Mudah menghakimi orang yang berbeda pendapat tanpa penelitian
yang matang.
13. Dasar Kekeliruan Khawarij
“Akar kesesatan mereka adalah, mereka meyakini para
ulama dan kaum Muslimin tidak lagi adil dan telah
sesat.....lalu,mereka mereka menganggap sesuatu yang
awalnya diasumsikankezaliman menjadi kekufuran.
Selanjutnya, mereka membuat kesimpulan-kesimpulanhukum
yang benar-benarbaru (bid`ah) atas kekufurantersebut.”
(Ibn Taimiyah, al-Fatawa)
14. Persoalan Keilmuan
Salah satu karkteristik Khawarij yang membedakan mereka dari
jamaah kaum Muslimin dan para ulamanya adalah,
“Khawarij ‘keluar’ dari Sunnah, menjadikan sesuatu yang bukan
keburukan sebagai keburukan, atau menjadikan sesuatu yang bukan
kebaikan sebagai kebaikan.
Hal inilah yang ditunjukkan di hadapan Nabi Saw, ketika Dzul
Khuwaishirah berkata kepada Nabi Saw, ‘Berbuatlah adil. Sesunggunya
engkau tidak adil.’ Sehingga, Nabi pun membalas dengan tegas,
‘Celakalah engkau, siapa yang bisa berbuat adil, jika aku tidak adil!’
(Ibn Taimiyah, al-Fatawa)