1. Isu-Isu Penting Salafi di Indonesia
1. Hajr Mubtadi’ (isolasi pelaku bid’ah)
2. Sikap terhadap politik (parlemen dan pemilu).
3. Sikap terhadap gerakan Islam yang lain
a. Sikap terhadap Ikhwanul Muslimin
b. Sikap terhadap Sururiyah
c. Sikap terhadap NU
4. Sikap terhadap pemerintah
3. Mengharamkan peringatan maulid Nabi
Muhammad dan menganggapnya sebagai
salah satu bid’ah yang tercela.
Bin Baz mengatakan: “Perayaan maulid Nabi
sama halnya dengan perbuatan orang-orang
Yahudi.”
Sholeh ibn Fauzan, at Tauhid, (Riyadh: tt), h.116
4. PADAHAL...
Ibn Taimiyah dalam fatwanya mengatakan
apabila peringatan tersebut dilakukan dengan
niat yang baik maka akan mendapatkan
pahala.
في للنصارى مضاهاة إما الناس بعض يحدثه ما وكذلك
صلى للنبي محبة وإما السالم عليه عيسى ميالد
على يثيبهم قد وهللا له وتعظيما سلم و عليه هللا
واالجتهاد المحبة هذه
Iqtidha al Shirath al Mustaqim (Beirut: Dar al-
Mar’rifah), h.294.
5. Mengharamkan tawassul dengan para Nabi dan
wali, bahkan mereka mengatakan tawassul
termasuk salah satu perbuatan syirik.
(Sholeh ibn Fauzan, at Tauhid, h.70 dan Abu Bakar Al
Jazairi, Aqidah al Mukmin, h.144)
6. PADAHAL...
Ibn Taimiyah sendiri menyebutkan hadits tentang
tawassul:
قال حنش بن الهيثم عن
:
ر عمر بن هللا عبد عند كنا
ضي
رجل له فقال رجله فخدرت عنهما هللا
:
الناس أحب اذكر
فقال إليك
:
عقال من نشط فكأنما محمد يا
Kata “Ya Muhammad” adalah tawassul terhadap
Rasul yang ketika peristiwa tersebut terjadi Rasul
telah meninggal.
Ibn Taimiyah, Al Kalim al Thayyib, (Kairo: Maktabah al-Jumhuriyah), h.173
7. Golongan Wahabi sangat mencela tasawwuf
dan para sufi tanpa membedakan antara sufi
sejati dan mereka yang hanya mengaku-
ngaku sufi.
Mereka mengatakan tentang kaum sufi:
“Perangilah mereka (golongan sufi) sebelum
kalian memerangi golongan Yahudi, karena
sesungguhnya sufi itu adalah ruh Yahudi.”
Majmu’ al Mufid min Aqidah al Tauhid, (Riyadh:
Maktabah Dar al Firk), h.102
8. PADAHAL...
Dalam hal ini mereka telah menyalahi Ibn
Taimiyah yang pernah mengatakan tentang al
Junaid al Baghdadi penghulu kaum sufi pada
masanya bahwa beliau adalah Imam
Kebenaran, sebagaimana ia sebutkan dalam
kitabnya Syarh Hadits al Nuzul.
"
والجنيد
وأمثاله
أئمة
هدى
ومن
خالفه
في
ذلك
فهو
ضال
“
(Ibn Taimiyah, Syarh Hadits al Nuzul, (Beirut:
Tahb’ah Zuhair al-Syawisy), 1/124)
9. Golongan Wahabi melarang umat Islam
membaca al-Qur’an untuk sesama muslim
yang telah meninggal dunia.
Mereka juga mengatakan bahwa bacaan al-
Qur’an tersebut tidak akan bermanfaat bagi
si mayit dan orang yang melakukannya akan
disiksa di akhirat kelak.
Muhammad Jamil Zainu, Taujihat Islamiyah. (Riyadh:
Kementrian Agama Islam), h.137)
10. PADAHAL...
Dalam kitabnya yang berjudul Ahkam Tamanni al
Maut Ibn Abd al Wahhab menyebutkan hadits
yang diriwayatkan oleh Sa’d al Zanjani dari Abu
Hurairah bahwasannya Rasulullah mengatakan
(yang artinya): “Barang siapa memasuki
pemakaman kemudian membaca Al-Fatihah, al
Ikhlas dan al Takatsur, kemudian mengatakan:
Saya jadikan pahala yang telah aku baca untuk
penghuni makam dari orang-orang mukmin dan
mukminat, maka mereka (orang-orang yang telah
meninggal tersebut) akan memintakan syafaat
kepada Allah bagi orang tersebut.”
(Muhammad ibn Abd al Wahhab, Ahkam Tamanni al Maut, h.55.)
11. Golongan Wahabi mengatakan bahwa
mereka yang telah meninggal dunia tidak
lagi dapat mendengar, sehingga mereka
mengatakan bahwa mentalqin mayyit
telah dimakamkan merupakan bid’ah yang
sesat.
12. PADAHAL...
Muhammad Ibn Abd al Wahhab dalam kitabnya,
Ahkam Tamanni al Maut, menyebut hadits yang
diriwayatkan al Thabarani dalam al-Mu’jam al
Kabir dan Ibn Manduh yang berisi tentang
kebolehan men-talqin mayit.
14. Hizbut Tahrir didirikan di Lebanon
oleh Syekh Taqiyuddin An-Nabhani.
Sejarah Kemunculan
Pertama kali masuk ke Indonesia
pada tahun 1972.
Menurut Jubir Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI), Ismail Yusanto,
cikal bakal organisasi ini berasal
dari Yordania.
15. 1. Penegakan khilafah ‘ala minhaj al-
nubuwwah (sesuai dengan jalan kenabian).
2. Anggapan bahwa umat Islam sekarang
hidup dalam Darul Kufur yang serupa
dengan kehidupan di Mekkah (sebelum
hijrah ke Madinah) pada zaman Nabi.
3. Dakwah secara bertahap, yaitu: Pertama,
pembinaan dan pengkaderan. Kedua,
berinteraksi dengan umat agar ikut memikul
kegiatan dakwahnya. Ketiga, pengambilan
kekuasaan untuk menerapkan Islam secara
menyeluruh.
27. Pasca mundurnya Abu Bakar Ba’asyir
dari MMI, berdiri organisasi bernama
Jama’ah Ansharut Tauhid. Organisasi
ini dibentuk oleh Ba’asyir dengan
beberapa ustadz di Solo, Jawa
Tengah, pada 27 Juli 2008, kemudian
didiklarasikan pada 17 September
2008, di Asrama Haji Bekasi.
Terkait makna, menurut tokoh JAT,
Fauzan al-Anshari, Jama’ah adalah
sekelompok orang dari kaum muslimin
yang berkumpul. Anshar adalah sebagai
pembela-pembela. Tauhid adalah hak-hak
Allah yang harus ditunaikan, baik dalam
kaitan tauhid rububiyah, uluhiyah, asma’
wa shifat, serta menegakkan hukum-
hukum-Nya.
28. JAT mengklaim memiliki ajaran berhaluan Ahlussunnah wal
Jama’ah. Ajaran dan dasar berpikir JAT itu dimanivestasikan dalam
bentuk Akidah dan Manhaj yang terdiri dari atas 22 poin, di antaranya
sebagai berikut:
1. Menjauhi, membenci, memusuhi, dan memerangi thaghut (segala
sesuatu yang diibadahi selain Allah dan dia rela untuk diibadahi).
2. Meyakini al-Qur’an itu bukan makhluk, karena itu wajib untuk
diagungkan, diyakini, diikuti, dan dijadikan sebagai sumber hukum.
3. Cinta kepada Nabi Muhammad saw hukumnya wajib dan merupakan
ibadah, sedangkan membencinya adalah kekafiran, engkhianatan dan
keunafikan. Karena mencintai Nabi saw, maka mereka mencintai dan
menghormati ahli bait-nya, namun tidak berlebih-lebihan terhadap
mereka dan tidak pula menuduh (menghujat) mereka.
To be continue…
29. 4. Menahan diri terhadap apa-apa yang dipertikaikan sahabat, yang dalam hal
itu mereka berijtihad, dan mereka adalah sebaik-baik generasi.
5. Beriman akan kembalinya khilafah rasyidah sesuai dengan manhaj Nabi
saw.
6. Tidak mengkafirkan seseorang dari kalangan orang-orang yang shalat
menghadap kiblat kaum muslimin, lantaran ia melakukan perbuatan dosa
seperti berzina, minum khamr, dan mencuri, selama ia tidak
menganggapnya halal (pertengahan antara keyakinan Khawarij dan
Murjiah).
7. Berkeyakinan bahwa suatu negara apabila di sana berlaku hukum Islam dan
penguasanya Muslim, maka negara itu adalah Negara Islam. Namun
apabila di sana yang berlaku bukan hukum Islam, dan penguasanya kafir
atau mengaku Muslim, maka negara tersebut adalah negara kafir. Meskipun
demikian, bukan berarti JAT mengkafirkan semua penduduknya
(tergantung jatidiri masing-masing)
8. Tidak memaksa orang kafir untuk masuk Islam. Namun orang kafir harus
dipaksa tunduk di bawah kekuasaan Islam untuk menghilangkan fitnah,
melalui kekuatan Daulah Islamiyah.
9. Berkeyakinan Islam wajib diamalkan secara kafah dan tidak boleh
diamalkan secara sebagian-sebagian.
To be continue …
30. 10. Berkeyakinan bahwa hukum Islam itu wajib dijadikan sebagai satu-satunya
landasan hukum, dan barangsiapa tidak memutuskan perkara dengan
hukum Islam maka ia kafir, zalim, dan fasik.
11. Bentuk komunitas Muslim yang sesuai dengan sunnah Nabi adalah jamaah
dan imamah.
12. Jihad itu akan terus berjalan sampai hari kiamat, baik dengan adanya imam
atau tidak. Dengan imam yang zalim maupun dengan imam yang adil. Jihad
thalabi (offensif) mengharuskan adanya imam, sedangkan jihad difa’i tidak
mengharuskan adanya imam.
13. Wajib bagi seluruh kaum Muslimin untuk hidup di bawah satu
kepemimpinan khalifah yang mengatur seluruh urusan mereka berdasarkan
syariat Islam untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.
14. JAT berwala’ (loyal) kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang beriman. Dan
membela wali-wali Allah dan membenci musuh-musuh Allah. JAT
melepaskan diri, berlepas diri, dan melakukan penentangan kepada semua
agama selain Islam dengan cara yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an dan
sunnah, dan menjauhi cara-cara bid’ah dan sesat.
Al-Mujtama’, 18-19, Edisi 7 tahun I/25 September 2008.
31. Sekilas tentang FPI
FPI dideklarasikan pada 17 Agustus
1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di
halaman Pondok Pesantren Al Um,
Kampung Utan, Ciputat, di Selatan
Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama,
Mubaligh dan Aktivis Muslim dan
disaksikan ratusan santri yang berasal
dari daerah Jabotabek, dipimpin oleh
Habib Muhammad Rizieq bin Syihab,
Lc.
32. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi wadah
kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan
Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek
kehidupan.
Latar belakang pendirian FPI sebagaimana disebutkan
oleh organisasi tersebut antara lain:
1. Adanya penderitaan panjang ummat Islam di
Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa
sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.
2. Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang
semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan.
3. Adanya kewajiban untuk menjaga dan
mempertahankan harkat dan martabat Islam serta
ummat Islam.
33. FPI terkenal karena aksi-aksinya yang kontroversial sejak
1998, terutama yang dilakukan oleh laskar paramiliternya
yakni Laskar Pembela Islam.
Disamping aksi-aksi kontroversial, FPI juga melibatkan
diri dalam aksi-aksi kemanusiaan antara lain pengiriman
relawan bencana tsunami di Aceh.
Menurut kalangan yang kontra, walaupun FPI membawa
nama agama Islam, pada kenyataannya tindakan mereka
bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islami, bahkan
tidak jarang menjurus ke vandalisme.
Sedang menurut FPI, tindakan itu dilakukan oleh
oknum-oknum yang kurang / tidak memahami Prosedur
Standar FPI.
34. Ajaran dan Dasar Berpikir
FPI mempunyai sudut pandang yang menjadi kerangka
berfikir organisasi (visi), bahwa penegakan amar ma´ruf
nahi munkar adalah satu-satunya solusi untuk menjauh-
kan kezhaliman dan kemunkaran.
FPI bermaksud menegakkan amar ma´ruf nahi munkar
secara káffah di segenap sektor kehidupan, dengan
tujuan menciptakan umat sholihat yang hidup dalam
baldah thoyyibah dengan limpahan keberkahan dan
keridhaan Allah ´Azza wa Jalla.
35. Amar Ma’ruf Nahi Munkar ala FPI
FPI membedakan dakwah, amar ma’ruf dan nahi
munkar. Dakwah memiliki metode berbeda
dengan nahi munkar. Dakwah harus lembut, amar
ma’ruf harus tegas, nahi munkar harus keras.
Perintah untuk menggunakan cara hikmah dan
pelajaran yang baik dalam Surat An-Nahl: 125,
dinilai sebagai ayat dakwah, bukan ayat nahi
munkar.
36. Selain dakwah, amar ma’ruf dan nahi munkar, terdapat
ayat-ayat tentang perang.
FPI melihat, berbagai macam kemungkaran, seperti
peredaran narkoba, perjudian, film-film porno di
Indonesia, saat ini bukan lagi sebagai kemaksiatan
individual, tapi struktural.
Karena itulah, dalam menghadapinya, FPI melancarkan
strategi perang, karena kemungkaran tersebut dinilai
sebagai senjata perang oleh pihak musuh.
Menurut FPI, kekerasan atau penyerbuan yang
dilakukan merupakan jalan terakhir yang terpaksa
diambil FPI setelah melewati berlapis-lapis prosedur, di
antaranya dengan mendesak kepolisian untuk berbuat.