3. KONSTITUSI??
Bahasa Prancis “constituer” yaitu membentuk.
Konstitusi bisa berarti pula peraturan dasar
(awal) mengenai pembentukan Negara.
Kamus besar bahasa Indonesia(KBBI) :
1) segala ketentuan dan aturan mengenai
ketatanegaraan;
2) undang-undang dasar suatu Negara
4.
5. KONSTITUSI (ABSOLUT)
1. Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang
mencakup hukum dan semua organisasi
yang ada di dalam negara
2. Konstitusi sebagai bentuk negara
3. Konstitusi sebagai faktor integrasi.
4. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma
hukum yang tertinggi di dalam negara .
6. KONSTITUSI (RELATIF)
1. Konstitusi sebagai tuntutan dari golongan
borjuis agar haknya dapat dijamin oleh
penguasa dan konstitusi sebagai sebuah
konstitusi dalam arti formil (konstitusi dapat
berupa tertulis)
2. Konstitusi dalam arti materiil (konstitusi yang
dilihat dari segi isinya)
11. MESOPOTAMIA KUNO
Code of Justice (Raja Urukagina-2300
BC)
Prototip paling awal dari hukum pemerintahan
Berisi hak-hak bagi warganya
Code of Ur-Nammu (Raja Un-Nammu
dari Ur -2050 BC)
Berisi : kedewaan pemerintahan Ur-Nammu, dan
persamaan hak dalam kepemilikkan tanah.
Code of Hammurabi (Raja Babilonia
ke 6, Hammurabi-1750 BC)
Contoh awal hukum fundamental, ide praduga tak
bersalah
12. JAMAN KUNO
Draconian Code (Legislator Draco - 621 BC)
Mengganti sistem hukum lisan dengan kode yang
ditulis harus ditegakkan oleh pengadilan.
Konstitusi Athena oleh Aristoteles (350 BC)
Ada dua bagian – Pertama Bab I sampai XLI berkaitan
dengan bentuk2 berbeda dari konstitusi. Kedua
mendeskripsikan institusi kota termasuk syarat akses
ke kependudukan, hakim dan peradilan.
Konsistusi 17 Artikel (Pangeran Shotoku 604
)
Dokumen budhist dan konfusian yang berfokus
terhadap moral yang diharapkan dari pemerintahan.
13. ABAD PERTENGAHAN
Konstitusi Medina (Nabi Muhammad
setelah 622)
Proklamasi unilateral oleh Muhammad
Magna Carta (15 Juni 1215)
lambang perjuangan hak-hak asasi manusia
Huang Ming Zu Xun (PangeranZhu
Yuanzhang 1373)
Berisi aturan ketat terhadap bawahannya dalam
pekerjaan administrasi di pemerintahan.
14. INDONESIA
UUD 1945
UUD RIS
UUD 1950
UUD 1945
setelah
amandemen
18 Agustus
1945 – 27
Desember 1949
27 Desember
1949 - 17
Agustus 1950
5 Juli 1959-
Sekarang
17 Agustus
1950-5 Juli 1959
2
1 3
4
15. Pembukaan
dan Naskah
• Pembukaan
disahkan
oleh PPKI
(18 Ags
1945)
• Naskah UUD
1945 disusun
pada sidang
ke2 BPUPKI,
disahkan
oleh KNIP 29
Ags 1945
Hasil Sidang
KMB
• Penggunaan
konstitusi RIS
disahkan
berkaitan
dengan
pembentukan
RIS oleh
KMB sejak
27 Des 1949.
• Berisi atas
mukadimah,
isi dan
piagam
persetujuan
UU no 7 th
1950
• Pada Sidang
Pertama
Babak ke-3
Rapat ke-71
DPR RIS tgl
14 Agustuts
1950
• Menunggu
terpilihnya
konstituante
hasil pemilu
yang akan
susun
konsistusi
baru
Dekrit
Presiden 1949
• Menetapkan
pembubaran
Konsistuante
• Menetapkan
UUD 1945
berlaku lagi
16. Kategori UUD’45
Sebelum
Amandemen
Konstitusi
RIS
UU’50 UUD’45
Setelah
Amandemen
ke empat
Bentuk Tertulis Tertulis Tertulis Tertulis
Sifatnya Rigid Rigid Rigid Rigid
Kedudukan Derajat Tinggi Derajat Tinggi Derajat Tinggi Derajat Tinggi
Bentuk
pemerintahan
Kesatuan Serikat/Federa
l
Kesatuan Kesatuan
Sistem
pemerintahan
Presidensial Parlementer Parlementer Presidensial
17.
18. APA ITU PERILAKU
KONSTITUSIONAL
Perilaku konstitusional adalah perilaku-perilaku yang senantiasa
berdasar dan hanya berpijak pada aturan-aturan penyelengaraan
bernegara yang tertuang dalam UUD 1945.
19. PERILAKU KONSTITUSIONAL BAGI
PENYELENGGARAAN NEGARA
Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini
penyelenggaraan Nagara dilaksanakan oleh lembaga-lembaga
Negara meliputi : MPR, Presiden, Kementrian Negara, DPR,
DPD, KPU, Badan Pemeriksa Keuangan, MA, MK, TNI, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Lembaga-lembaga penyelenggara Negara tersebut
melaksanakan tugas atau kewajibannya berdasarkan wewenang
yang dimiliki berdasarkan ketetapan konstitusi
20. PERILAKU KONSTITUSIONAL WARGA
NEGARA
1. Mengakui dan menghargai hak-hak asasi orang lain.
2. Mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku, baik peraturan
lalu lintas, sekolah, dan lain sebagainya.
3. Tidak main hakim sendiri.
4. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
5. Adanya keterbukaan dan etika dalam menghadapi suatu
permasalahan.
22. Alasan UUD 1945 tidak di amandemen
:
1. Pembukaan UUD 1945 tidak direvisi bukan untuk mensakralkan
pembukaan, namun lebih dipengaruhi oleh Yuridis Sosiologis dan landasan
Filosofi Historis.
2. Dalam Pembukaan tercantum nilai dasar Negara (Staatfundamental
norm).
3. Dalam Pembukaan juga terdapat Visi dan Misi Negara.
4. Dalam pembukaan terdapat dasar dan filsafat Negara.
5. Pembukaan UUD 1945 mengandung cita-cita hukum (rechsidee).
6. Kedudukan Pembukaan sangat kuat sebagai perjanjian hukum dasar dan
tujuan Negara , cita hukum dan mengandung nilai universal.
7. Pembukaan UUD 1945 memuat dasar-dasar filosofis dan dasar normatif.
8. Pembukaan UUD 1945 mengandung staatidee berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), tujuan (Haluan) negara serta dasar Negara yang
harus tetap dipertahankan.