SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Iniasi Menyusu Dini




Inisiasi menyusu dini dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah satu dari 10 langkah
menuju keberhasilan menyusui yang berdasarkan Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby Friendly
Hospital Initiative: BFHI) tahun 1992. Di dalam langkah keempat tertulis “bantu ibu mulai menyusui
dalam 30 menit setelah bayi lahir” dengan memfokuskan pada kemampuan alami yang ‘ajaib’
bagaimana bayi memulai menyusu dengan cara bayi merangkak di dada ibunya yang disebut breast
crawl dan penjelasannya yaitu ‘Setiap bayi, saat diletakkan di perut ibunya segera setelah lahir
mempunyai kemampuan untuk menemukan payudara ibunya dan mengambil minum pertamanya
dengan kemampuannya sendiri’.



WHO menjelaskan dalam dokumennya mengenai hal ini yaitu “Ibu di ruang bersalin yang melahirkan
secara normal harus diberitahu bahwa dalam 30 menit setelah kelahiran akan diberikan bayinya
untuk dilakukan kontak kulit-ke-kulit paling sedikit selama 30 menit, dan ditawarkan bantuan oleh
petugas kesehatan untuk mulai menyusu. Sedikitnya 50% ibu yang melahirkan secara operasi Caesar
dikonfirmasikan dapat merespons dalam 30 menit, dan akan diberikan bayi untuk dipegang dengan
kontak kulit-ke-kulit.



Tahun 2006 BFHI merevisi penjelasan langkah ke-4 ini menjadi ‘Letakkan bayi dalam posisi
tengkurap di dada ibunya, kontak kulit-ke-kulit dengan ibu segera setelah lahir paling sedikit selama
1 jam dan dorong ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu, dan bila perlu tawarkan bantuan”.
Dalam hal ini yang ditekankan adalah pentingnya kontak kulit-ke- kulit dan kesiapan bayi.



Latar belakang



Pada United Nations Millennium Summit bulan September 2000 disepakati untuk menurunkan
angka kematian anak di bawah usia 5 tahun sebanyak dua pertiga dari keadaan sebelumnya, tetapi
angka kematian neonatal yang saat ini mencapai 40% dari kematian balita belum dapat diturunkan.
Diperkirakan 4 juta bayi baru lahir meninggal setiap tahunnya. Beberapa negara memperkirakan
dapat menurunkan 2/3 kematian balita pada tahun 2010. Duapuluh delapan persen atau 1,2 juta
kematian terjadi di Afrika. Berdasarkan angka statistik tersebut, tampaknya Millenium Development
Goals (MDGs) 4 dapat tercapai jika kematian neonatal dapat diturunkan. Hal ini membutuhkan
intervensi kesehatan ibu dan bayi. Risiko tertinggi kematian bayi baru lahir di suatu negara terutama
di daerah pedesaan dan keluarga miskin .



Sebagian besar dari 4 juta kematian bayi baru lahir disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah
yaitu infeksi (meningitis, sepsis, dan pneumonia). Edmond dkk. menunjukkan, inisiasi menyusu
dalam satu jam pertama pasca lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi usia 0-28 hari.
Sebaliknya, penundaan inisiasi meningkatkan risiko kematian. Bahkan bila inisiasi menyusu
terlambat dilakukan (setelah hari pertama), dapat meningkatkan risiko kematian 2-4 kali. Oleh
karena itu, pastikan kontak kulit-ke-kulit dilakukan dengan benar. Kontak kulit-ke-kulit yang benar
harusnya dikerjakan tidak terburuburu, tidak terganggu, tanpa pakaian, dimulai secepatnya, segera
setelah lahir, dan berlangsung sedikitnya selama satu jam.



Penelitian di RS St. Carolus tahun 2008 pada 276 bayi yang dilakukan inisiasi menyusu dini,
didapatkan angka keberhasilannya adalah 75% (209 bayi). Angka keberhasilan IMD pada kelahiran
spontan sebesar 82% sedangkan dengan bantuan alat (ekstraksi vakum) sebesar 44%. Keberhasilan
IMD pada operasi bedah Caesar sebesar 59%. Penelitian lain juga membuktikan bahwa inisiasi
menyusui dini akan membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif,produksi ASI
selanjutnya dan lama menyusu.



Langkah-langkah dalam melakukan inisiasi menyusu dini adalah mengeringkan bayi mulai dari muka,
kepala, serta bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya, karena bau cairan amnion pada tangan
bayi akan membantunya mencari puting ibu yang berbau sama. Selain itu, dada ibu tidak boleh
dibersihkan dahulu agar baunya tetap ada. Setelah dua menit, tali pusat dipotong dan diikat,
kemudian bayi ditengkurapkan di perut ibunya dengan kepala bayi menghadap ke kepala ibu. Kalau
ruang bersalin dingin, kepala bayi diberi topi dan punggung bayi ditutupi dengan selimut yang telah
dihangatkan.



Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu dan
lengannya. Stimulasi ini membantu kontraksi uterus. Meski kemampuan melihat terbatas, bayi dapat
membedakan terang dan gelap dan melihat areola mammae yang memang berwarna lebih gelap
dan menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Stimulasi yang
menyerupai massage / pijatan bagi dada ibu. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan
indera penciuman dan dibantu indera penglihatan. Bayi akan mengangkat kepala, dan mengambil
puting dari samping dan mulai mengulum puting lalu mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai
antara 27-71 menit.



Menyusu pertama berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam
berikutnya tidak ada keinginan untuk mengisap. Selama menyusu, bayi akan mengkoordinasi isapan,
menelan, dan bernapas. Pada saat itu, kadang sudah terdapat kolostrum, jadi proses menyusu
jangan diinterupsi. Tunda memandikan bayi paling tidak 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikutnya.



Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini



Dalam proses melahirkan, disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi untuk
ibu. Para petugas kesehatan yang membantu ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan
kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi Caesar.
Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (lemak putih).
Vernix menyamankan kulit bayi. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit
bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi.
Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu,
dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada
dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya. Saat bayi dibiarkan untuk
mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum
menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang
dilakukan oleh bayi. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai
proses menyusu pertama selesai. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk
ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-
gabung. Dianjurkan untuk meletakkan bayi sesering dan selama mungkin di dada ibunya. Rawat-
gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan
menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu
dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu
dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.



Manfaat Inisiasi Menyusu Dini



Beberapa penelitian membuktikan manfaat inisiasi menyusui dini. Dada ibu menghangatkan bayi
dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat
menyusu menurunkan risiko kematian karena hipotermia (kedinginan). Ibu dan bayi merasa lebih
tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian,

bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi. Bayi memperoleh bakteri tak
berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus
dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. Bayi mendapatkan
kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan faktor
pertumbuhan sel usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih mudah dilalui oleh kuman dan antigen
lainnya. ASI merupakan makanan separuh cerna sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus.



Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan
hidup sang bayi. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak menyebabkan alergi. Makanan
lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak
dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi. Bayi yang menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI
eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.



Sentuhan, kuluman, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya hormon oksitosin
yang penting, karena hormon ini: Mengurangi perdarahan pasca persalinan dan mempercepat
pengecilan uterus. Merupakan hormon yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai
bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa
sukacita/bahagia. Mengkontraksikan otot-otot di sekeliling kelenjar ASI sehingga ASI dapat terpencar
keluar.



Di menit-menit ketika bayi merayap di perut dan dada ibunya, bayi mulai mengecap-ngecapkan
bibir, dan menjilati permukaan kulit ibunya, sebelum akhirnya berhasil mengisap area puting dan
areola. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai mengisap puting adalah cara
alami bayi mengumpulkan bakteribakteri baik yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan
tubuhnya layaknya sebuah imunisasi alami. Memelihara kemampuan

mempertahankan diri (survival).



Manfaat lain adalah inisiasi dini membantu spesies manusia menjaga kemampuan survival (bertahan
hidup) alaminya. Jika kita tidak memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk melakukan inisiasi
menyusu dini, maka kita sebenarnya tengah menghilangkan kemampuan survival alami pada satu
generasi spesies manusia. Tetapi bayi-bayi itu tak pernah mendapat kesempatan menguji
kemampuan survival untuk menemukan sendiri sumber kehidupan mereka yaitu air susu ibu.



Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan



Dalam membantu ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini di praktek klinis pada partus
spontan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan, antara lain:

Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin.

Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi/ tidak menggunakan obat kimiawi

Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan
vernix, mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.

Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada perut

ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti.
Bayi dapat diberi topi.

Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.

Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.

Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak 1 jam; bila menyusu awal
terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.

Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, ibu dibantu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi
jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam
lagi.

Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi
baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, dan diberi vitamin K.

Rawat gabung bayi: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam.

Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas

indikasi medis. Tidak perlu diberikan dot atau empeng.
Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini pada operasi Caesar



Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi menyusu dini pada operasi Caesar
perlu diperhatikan dan dipersiapkan beberapa hal, antara lain:

Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar operasi atau di kamar pemulihan.

Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala
tanpa menghilangkan vernix; kecuali tangannya. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.

Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu
kemudian mencium ibu.

Bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit
serong/melintang menghindari sayatan operasi, namun sedapat mungkin masih lurus di tengah
dengan mata bayi setinggi puting ibu. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.

Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting
sendiri.

Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal
selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam Bila bayi menunjukan
kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tetapi tidak memasukkan
puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu
melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.

Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk
erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap
didadanya.

Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan
mendoakan anaknya saat di kamar pulih.

Rawat gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau
empeng.



Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini pada bayi kembar



Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi menyusui dini pada bayi kembar
prinsipnya sama dengan bayi tunggal hanya yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan adalah
beberapa hal yaitu: dianjurkan SUAMI atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin. Saat bayi
pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa
menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Bila bayi tidak
memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit
ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi. Bila ibu merasa
akan melahirkan bayi kedua, bayi pertama diberikan pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit
bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru kemudian ditutupi baju ayah.
Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa
menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Bila bayi kedua tidak
memerlukan resusitasi, bayi kedua ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Letakkan kembali bayi pertama di dada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan
kedua bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi. Proses selanjutnya sama dengan IMD pada
bayi tunggal.



Hambatan Inisiasi Menyusu Dini



Pendapat yang menghambat kontak dini kulit-ke-kulit pada bayi baru lahir adalah

1. Bayi kedinginan (hipotermia)

Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum efisien dan
masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermi.
Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi.
Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-280C,
dikeringkan dan dibungkus dengan hangat. Oleh karena itu, sebagian besar tenaga penolong
persalinan menghindari proses inisiasi menyusu dini pada satu jam

kelahiran karena tingginya kekhawatiran akan terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir tersebut.
Pada penelitian di RS Carolus, Jakarta angka kejadian hipotermia pada IMD adalah sebanyak 2 kasus
dari 276 bayi yang dilakukan IMD

dan semuanya terjadi pada kelahiran secara bedah Caesar. Pada bayi dengan kekhawatiran tejadi
hipotermia maka perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas dengan upaya antara lain:

Segera setelah lahir, keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan panas
akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. Hal ini juga merupakan rangsangan
taktil untuk membantu bayi memulai pernafasan.

Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.

Segera setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk dan kain yang telah
dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut dan kain hangat, kering dan bersih. Kain basah yang
diletakkan dekat tubuh bayi akan menyebabkan bayi tersebut mengalami kehilangan panas tubuh.
Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan
handuk atau selimut kering, segera setelah prosedur tersebut selesai.

Tutupi kepala bayi.

Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas
permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak
ditutup.

Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas.
Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus
dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

Karen bayi baru lahir cepat dah mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian),
sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan
kering. Berat badan bayi dapat dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat bayi berpakaian/
diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam
jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan
hipotermia yang sangat membahayakan bayi baru lahir.

Tempatkan bayi di lingkungan hangat

Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya ditempat tidur yang
sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi
tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya, dan mencegah paparan infeksi pada bayi.

Rangsangan taktil

Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi baru lahir.
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat hal ini biasanya
cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan respon
terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian menunjukkan tanda-tanda kegawatan,
segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.

2. Ibu lelah dan masih merasa kesakitan setelah melahirkan.

Pada ibu yang mengalami kesulitan dalam proses persalinan, umumnya ibu akan terlalu lelah dan
merasa kesakitan bila harus berpartisipasi dalam proses inisiasi menyusu dini.

3. Kurang tersedia tenaga kesehatan yang mengerti mengenai inisiasi menyusu dini.

4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.

5. Ibu harus mengalami tindakan penjahitan.

6. Bayi perlu diberi vitamin K dan obat tetes mata sesegera mungkin karena memiliki faktor reisiko
tertentu.

7. Bayi harus segera dibersihkan, ditimbang, dan diukur.

8. Kolostrum tidak keluar, tidak cukup, tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi.

9. Tenaga kesehatan belum sepakat tentang pentingnya memberi kesempatan inisiasi menyusu dini
pada bayi baru lahir dengan operasi Caesar.



Kesimpulan



Inisiasi menyusu dini merupakan kesepakatan dunia dan dilakukan pada semua bayi dan ibu dalam
keadaan stabil baik pada persalinan normal maupun dengan bantuan alat atau operasi Caesar.
Yang terpenting dalam inisiasi menyusui dini adalah memberikan kontak kulit-ke-kulit antara ibu dan
bayi selama mungkin (minimal 1 jam) tanpa diganggu sehingga mengurangi risiko hipotermia,
membantu bayi mengambil bakteri baik dari kulit ibu dan meningkatkan produksi hormon oksitosin.

                                            Daftar Bacaan

Gangal P, Bhagat K, Prabhu S, Nair R, UNICEF, WHO and WABA. Breast crawl: initiation of
breastfeeding by breast crawl. 2007.

Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Owusu-Agyei S, Kirkwood BR. Delayed
breastfeeding initiation increases risk of neonatal mortality. Pediatrics. 2006;117:380-6.

UNICEF/WHO. Breastfeeding promotion and support in a Baby-Friendly Hospital – 20 hour Course.
2006.

Baker EJ, Sanei LC, Franklin N. Early Initiation of and Exclusive Breastfeeding inlarge-scale
Community-based Programmes in Bolivia and Madagascar. J Health Popul Nutr. 2006;24:530-9.

Gupta A. Initiating breastfeeding within one hour of birth: a scientific brief. Dipresentasikan pada
Thirty Fourth Session of the Standing Committee on Nutrition Working Group on breastfeeding and
Complementary Feeding On WBW 2007 – Breastfeeding: The 1st Hour – Save ONE million babies! On
behalf of World Alliance for Breastfeeding Action (WABA)

Yohmi E, Purnawati J. The rate of early initiation of breastfeeding at Sint Carolus Health Services.
Dipresentasikan pada PIT IDAI Maret 2010.

Lauer JA, Betran AP, Barros AJ, de Onis M. Deaths and years of life lost due to suboptimal breast-
feeding among children in the developing world: a global ecological risk assessment. Public Health
Nutr 2006;9:673-85.

Clemens J, Elyazeed RA, Rao M, Savarino S, Morsy BZ, Kim Y, dkk. Early initiation of breastfeeding
and the risk of infant diarrhea in rural Egypt. Pediatrics. 1999;104:e3.

Setty V. Better breastfeeding, healthier lives. Population Reports Series L No.14, Baltimore, Johns
Hopkins Bloomberg School of Public Health, the INFO Project, March 2006. Diunduh dari:
http://www.populationreports. org/114 Diakses tanggal 24 Jan 2009.

International Baby Food Action Network (IBFAN) Asia. The state of the world’s breastfeeding: report
card. Initiation of breastfeeding within 1 hour. New Delhi: IBFAN Asia. Diunduh dari:
http://www.worldbreastfeedingtrends.org/reportcard/RC-IB.pdf. Diakses tanggal 1 Februari 2009.

World Health Organization. Health and Millennium Development Goals. Geneva: WHO; 2005.
Diunduh dari http://whqlibdoc.who.int/ Diakses tanggal 1 Desember 2009.

World Health Organization. Neonatal and perinatal mortality: country, regional and global estimates.
Geneva: WHO; 2006. Diunduh dari: http://www.who.int/ Diakses tanggal 4 Februari 2009.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materi penyuluhan inisiasi menyusui dini (IMD). Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009.

Roesli R. Peran Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/11507844/Inisiasi-Menyusu-Dini-Dan-Asi-Perannya-Menurunkan-
Kematian-Bayi-Dan-Anak24-Jan-08 Diakses tanggal 13 Maret 2010

More Related Content

What's hot

Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu MenyusuiPromosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusuicahyatoshi
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psihkdt
 
Susu Ibu
Susu IbuSusu Ibu
Susu Ibuchuai
 
Proses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuiProses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuicahyatoshi
 
Kaak 2 jam 30 mac 2016- susu ibu je
Kaak 2 jam  30 mac 2016- susu ibu jeKaak 2 jam  30 mac 2016- susu ibu je
Kaak 2 jam 30 mac 2016- susu ibu jeJessWongHuiJuan1
 
Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif Health
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)cahyatoshi
 
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIDukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIbintang anggun
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Arya Ningrat
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Arya Ningrat
 

What's hot (19)

Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu MenyusuiPromosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psi
 
ASI EKSLUSIF
ASI EKSLUSIFASI EKSLUSIF
ASI EKSLUSIF
 
Leaflet asi eksklusif new
Leaflet asi eksklusif newLeaflet asi eksklusif new
Leaflet asi eksklusif new
 
Susu Ibu
Susu IbuSusu Ibu
Susu Ibu
 
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Manajemen laktasi
Manajemen laktasiManajemen laktasi
Manajemen laktasi
 
Proses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuiProses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusui
 
Proses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,pptProses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,ppt
 
Kaak 2 jam 30 mac 2016- susu ibu je
Kaak 2 jam  30 mac 2016- susu ibu jeKaak 2 jam  30 mac 2016- susu ibu je
Kaak 2 jam 30 mac 2016- susu ibu je
 
Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif
 
Asi eksklusif
Asi eksklusifAsi eksklusif
Asi eksklusif
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)
 
LAKTASI
LAKTASILAKTASI
LAKTASI
 
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASIDukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
Dukungan Bidan dalam Pemberisn ASI
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
 
Lembar balik ibu ibu menyusui
Lembar balik ibu ibu menyusuiLembar balik ibu ibu menyusui
Lembar balik ibu ibu menyusui
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
 

Similar to Iniasi menyusu dini

Menyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakMenyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakREISA Class
 
kelompok askeb neo.pdf
kelompok askeb neo.pdfkelompok askeb neo.pdf
kelompok askeb neo.pdfFitrianaDM
 
Early initiation breastfeeding.ppt
Early initiation breastfeeding.pptEarly initiation breastfeeding.ppt
Early initiation breastfeeding.pptDESIWILDAYANI1
 
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiaProgram kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiazrago
 
Metode kanguru
Metode kanguruMetode kanguru
Metode kangurunency2325
 
perawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirperawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirSiti S
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.pptArdhienkLaode
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).pptIsabellaRahmawati1
 
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdfMateri palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdfposkopmibalikpapan
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
 

Similar to Iniasi menyusu dini (20)

Menyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anakMenyusui bagi ibu dan anak
Menyusui bagi ibu dan anak
 
kelompok askeb neo.pdf
kelompok askeb neo.pdfkelompok askeb neo.pdf
kelompok askeb neo.pdf
 
Makalah askeb persalinan
Makalah askeb persalinanMakalah askeb persalinan
Makalah askeb persalinan
 
Early initiation breastfeeding.ppt
Early initiation breastfeeding.pptEarly initiation breastfeeding.ppt
Early initiation breastfeeding.ppt
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
SAP Menyusui
SAP MenyusuiSAP Menyusui
SAP Menyusui
 
Materi 2 ppt d4
Materi 2 ppt d4Materi 2 ppt d4
Materi 2 ppt d4
 
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiaProgram kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
 
Metode kanguru
Metode kanguruMetode kanguru
Metode kanguru
 
Nursing mother f
Nursing mother fNursing mother f
Nursing mother f
 
perawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirperawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahir
 
Sap breast care
Sap breast careSap breast care
Sap breast care
 
Asi ekslusif
Asi ekslusifAsi ekslusif
Asi ekslusif
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt (1).ppt
 
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdfMateri palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
Materi palang merah Indonesia Bab 1.9.pdf
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
 
Laktasi
LaktasiLaktasi
Laktasi
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
 

Recently uploaded

Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 

Recently uploaded (20)

Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 

Iniasi menyusu dini

  • 1. Iniasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah satu dari 10 langkah menuju keberhasilan menyusui yang berdasarkan Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby Friendly Hospital Initiative: BFHI) tahun 1992. Di dalam langkah keempat tertulis “bantu ibu mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir” dengan memfokuskan pada kemampuan alami yang ‘ajaib’ bagaimana bayi memulai menyusu dengan cara bayi merangkak di dada ibunya yang disebut breast crawl dan penjelasannya yaitu ‘Setiap bayi, saat diletakkan di perut ibunya segera setelah lahir mempunyai kemampuan untuk menemukan payudara ibunya dan mengambil minum pertamanya dengan kemampuannya sendiri’. WHO menjelaskan dalam dokumennya mengenai hal ini yaitu “Ibu di ruang bersalin yang melahirkan secara normal harus diberitahu bahwa dalam 30 menit setelah kelahiran akan diberikan bayinya untuk dilakukan kontak kulit-ke-kulit paling sedikit selama 30 menit, dan ditawarkan bantuan oleh petugas kesehatan untuk mulai menyusu. Sedikitnya 50% ibu yang melahirkan secara operasi Caesar dikonfirmasikan dapat merespons dalam 30 menit, dan akan diberikan bayi untuk dipegang dengan kontak kulit-ke-kulit. Tahun 2006 BFHI merevisi penjelasan langkah ke-4 ini menjadi ‘Letakkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibunya, kontak kulit-ke-kulit dengan ibu segera setelah lahir paling sedikit selama 1 jam dan dorong ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu, dan bila perlu tawarkan bantuan”. Dalam hal ini yang ditekankan adalah pentingnya kontak kulit-ke- kulit dan kesiapan bayi. Latar belakang Pada United Nations Millennium Summit bulan September 2000 disepakati untuk menurunkan angka kematian anak di bawah usia 5 tahun sebanyak dua pertiga dari keadaan sebelumnya, tetapi angka kematian neonatal yang saat ini mencapai 40% dari kematian balita belum dapat diturunkan. Diperkirakan 4 juta bayi baru lahir meninggal setiap tahunnya. Beberapa negara memperkirakan dapat menurunkan 2/3 kematian balita pada tahun 2010. Duapuluh delapan persen atau 1,2 juta kematian terjadi di Afrika. Berdasarkan angka statistik tersebut, tampaknya Millenium Development Goals (MDGs) 4 dapat tercapai jika kematian neonatal dapat diturunkan. Hal ini membutuhkan intervensi kesehatan ibu dan bayi. Risiko tertinggi kematian bayi baru lahir di suatu negara terutama di daerah pedesaan dan keluarga miskin . Sebagian besar dari 4 juta kematian bayi baru lahir disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah yaitu infeksi (meningitis, sepsis, dan pneumonia). Edmond dkk. menunjukkan, inisiasi menyusu dalam satu jam pertama pasca lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, penundaan inisiasi meningkatkan risiko kematian. Bahkan bila inisiasi menyusu terlambat dilakukan (setelah hari pertama), dapat meningkatkan risiko kematian 2-4 kali. Oleh karena itu, pastikan kontak kulit-ke-kulit dilakukan dengan benar. Kontak kulit-ke-kulit yang benar
  • 2. harusnya dikerjakan tidak terburuburu, tidak terganggu, tanpa pakaian, dimulai secepatnya, segera setelah lahir, dan berlangsung sedikitnya selama satu jam. Penelitian di RS St. Carolus tahun 2008 pada 276 bayi yang dilakukan inisiasi menyusu dini, didapatkan angka keberhasilannya adalah 75% (209 bayi). Angka keberhasilan IMD pada kelahiran spontan sebesar 82% sedangkan dengan bantuan alat (ekstraksi vakum) sebesar 44%. Keberhasilan IMD pada operasi bedah Caesar sebesar 59%. Penelitian lain juga membuktikan bahwa inisiasi menyusui dini akan membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif,produksi ASI selanjutnya dan lama menyusu. Langkah-langkah dalam melakukan inisiasi menyusu dini adalah mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, serta bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya, karena bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari puting ibu yang berbau sama. Selain itu, dada ibu tidak boleh dibersihkan dahulu agar baunya tetap ada. Setelah dua menit, tali pusat dipotong dan diikat, kemudian bayi ditengkurapkan di perut ibunya dengan kepala bayi menghadap ke kepala ibu. Kalau ruang bersalin dingin, kepala bayi diberi topi dan punggung bayi ditutupi dengan selimut yang telah dihangatkan. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini membantu kontraksi uterus. Meski kemampuan melihat terbatas, bayi dapat membedakan terang dan gelap dan melihat areola mammae yang memang berwarna lebih gelap dan menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Stimulasi yang menyerupai massage / pijatan bagi dada ibu. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan dibantu indera penglihatan. Bayi akan mengangkat kepala, dan mengambil puting dari samping dan mulai mengulum puting lalu mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27-71 menit. Menyusu pertama berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan untuk mengisap. Selama menyusu, bayi akan mengkoordinasi isapan, menelan, dan bernapas. Pada saat itu, kadang sudah terdapat kolostrum, jadi proses menyusu jangan diinterupsi. Tunda memandikan bayi paling tidak 6 jam setelah lahir atau pada hari berikutnya. Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini Dalam proses melahirkan, disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi untuk ibu. Para petugas kesehatan yang membantu ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi Caesar. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (lemak putih). Vernix menyamankan kulit bayi. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu,
  • 3. dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat- gabung. Dianjurkan untuk meletakkan bayi sesering dan selama mungkin di dada ibunya. Rawat- gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Beberapa penelitian membuktikan manfaat inisiasi menyusui dini. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hipotermia (kedinginan). Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan faktor pertumbuhan sel usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih mudah dilalui oleh kuman dan antigen lainnya. ASI merupakan makanan separuh cerna sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak menyebabkan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi. Bayi yang menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan. Sentuhan, kuluman, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya hormon oksitosin yang penting, karena hormon ini: Mengurangi perdarahan pasca persalinan dan mempercepat pengecilan uterus. Merupakan hormon yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia. Mengkontraksikan otot-otot di sekeliling kelenjar ASI sehingga ASI dapat terpencar keluar. Di menit-menit ketika bayi merayap di perut dan dada ibunya, bayi mulai mengecap-ngecapkan bibir, dan menjilati permukaan kulit ibunya, sebelum akhirnya berhasil mengisap area puting dan areola. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai mengisap puting adalah cara
  • 4. alami bayi mengumpulkan bakteribakteri baik yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya layaknya sebuah imunisasi alami. Memelihara kemampuan mempertahankan diri (survival). Manfaat lain adalah inisiasi dini membantu spesies manusia menjaga kemampuan survival (bertahan hidup) alaminya. Jika kita tidak memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk melakukan inisiasi menyusu dini, maka kita sebenarnya tengah menghilangkan kemampuan survival alami pada satu generasi spesies manusia. Tetapi bayi-bayi itu tak pernah mendapat kesempatan menguji kemampuan survival untuk menemukan sendiri sumber kehidupan mereka yaitu air susu ibu. Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan Dalam membantu ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini di praktek klinis pada partus spontan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan, antara lain: Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi/ tidak menggunakan obat kimiawi Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix, mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak 1 jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, ibu dibantu dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, dan diberi vitamin K. Rawat gabung bayi: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak perlu diberikan dot atau empeng.
  • 5. Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini pada operasi Caesar Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi menyusu dini pada operasi Caesar perlu diperhatikan dan dipersiapkan beberapa hal, antara lain: Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar operasi atau di kamar pemulihan. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix; kecuali tangannya. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu. Bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi, namun sedapat mungkin masih lurus di tengah dengan mata bayi setinggi puting ibu. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting tetapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih. Rawat gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng. Petunjuk praktek klinis Inisiasi Menyusu Dini pada bayi kembar Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi menyusui dini pada bayi kembar prinsipnya sama dengan bayi tunggal hanya yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan adalah beberapa hal yaitu: dianjurkan SUAMI atau keluarga mendampingi ibu di kamar bersalin. Saat bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, bayi pertama diberikan pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit
  • 6. bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru kemudian ditutupi baju ayah. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali bayi pertama di dada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi. Proses selanjutnya sama dengan IMD pada bayi tunggal. Hambatan Inisiasi Menyusu Dini Pendapat yang menghambat kontak dini kulit-ke-kulit pada bayi baru lahir adalah 1. Bayi kedinginan (hipotermia) Pada bayi baru lahir, akan memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum efisien dan masih lemah, sehingga penting untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi dapat melalui proses konveksi, evaporasi, radiasi dan konduksi. Hal ini dapat dihindari bila bayi dilahirkan dalam lingkungan dengan suhu sekitar 25-280C, dikeringkan dan dibungkus dengan hangat. Oleh karena itu, sebagian besar tenaga penolong persalinan menghindari proses inisiasi menyusu dini pada satu jam kelahiran karena tingginya kekhawatiran akan terjadinya hipotermia pada bayi baru lahir tersebut. Pada penelitian di RS Carolus, Jakarta angka kejadian hipotermia pada IMD adalah sebanyak 2 kasus dari 276 bayi yang dilakukan IMD dan semuanya terjadi pada kelahiran secara bedah Caesar. Pada bayi dengan kekhawatiran tejadi hipotermia maka perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas dengan upaya antara lain: Segera setelah lahir, keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. Hal ini juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernafasan. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat. Segera setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk dan kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut dan kain hangat, kering dan bersih. Kain basah yang diletakkan dekat tubuh bayi akan menyebabkan bayi tersebut mengalami kehilangan panas tubuh. Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering, segera setelah prosedur tersebut selesai. Tutupi kepala bayi. Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak ditutup. Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu jam pertama kelahiran.
  • 7. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. Karen bayi baru lahir cepat dah mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat bayi berpakaian/ diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan (sedikitnya) enam jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan bayi baru lahir. Tempatkan bayi di lingkungan hangat Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya ditempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusukan bayinya, dan mencegah paparan infeksi pada bayi. Rangsangan taktil Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian menunjukkan tanda-tanda kegawatan, segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan. 2. Ibu lelah dan masih merasa kesakitan setelah melahirkan. Pada ibu yang mengalami kesulitan dalam proses persalinan, umumnya ibu akan terlalu lelah dan merasa kesakitan bila harus berpartisipasi dalam proses inisiasi menyusu dini. 3. Kurang tersedia tenaga kesehatan yang mengerti mengenai inisiasi menyusu dini. 4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk. 5. Ibu harus mengalami tindakan penjahitan. 6. Bayi perlu diberi vitamin K dan obat tetes mata sesegera mungkin karena memiliki faktor reisiko tertentu. 7. Bayi harus segera dibersihkan, ditimbang, dan diukur. 8. Kolostrum tidak keluar, tidak cukup, tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi. 9. Tenaga kesehatan belum sepakat tentang pentingnya memberi kesempatan inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir dengan operasi Caesar. Kesimpulan Inisiasi menyusu dini merupakan kesepakatan dunia dan dilakukan pada semua bayi dan ibu dalam keadaan stabil baik pada persalinan normal maupun dengan bantuan alat atau operasi Caesar.
  • 8. Yang terpenting dalam inisiasi menyusui dini adalah memberikan kontak kulit-ke-kulit antara ibu dan bayi selama mungkin (minimal 1 jam) tanpa diganggu sehingga mengurangi risiko hipotermia, membantu bayi mengambil bakteri baik dari kulit ibu dan meningkatkan produksi hormon oksitosin. Daftar Bacaan Gangal P, Bhagat K, Prabhu S, Nair R, UNICEF, WHO and WABA. Breast crawl: initiation of breastfeeding by breast crawl. 2007. Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Owusu-Agyei S, Kirkwood BR. Delayed breastfeeding initiation increases risk of neonatal mortality. Pediatrics. 2006;117:380-6. UNICEF/WHO. Breastfeeding promotion and support in a Baby-Friendly Hospital – 20 hour Course. 2006. Baker EJ, Sanei LC, Franklin N. Early Initiation of and Exclusive Breastfeeding inlarge-scale Community-based Programmes in Bolivia and Madagascar. J Health Popul Nutr. 2006;24:530-9. Gupta A. Initiating breastfeeding within one hour of birth: a scientific brief. Dipresentasikan pada Thirty Fourth Session of the Standing Committee on Nutrition Working Group on breastfeeding and Complementary Feeding On WBW 2007 – Breastfeeding: The 1st Hour – Save ONE million babies! On behalf of World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) Yohmi E, Purnawati J. The rate of early initiation of breastfeeding at Sint Carolus Health Services. Dipresentasikan pada PIT IDAI Maret 2010. Lauer JA, Betran AP, Barros AJ, de Onis M. Deaths and years of life lost due to suboptimal breast- feeding among children in the developing world: a global ecological risk assessment. Public Health Nutr 2006;9:673-85. Clemens J, Elyazeed RA, Rao M, Savarino S, Morsy BZ, Kim Y, dkk. Early initiation of breastfeeding and the risk of infant diarrhea in rural Egypt. Pediatrics. 1999;104:e3. Setty V. Better breastfeeding, healthier lives. Population Reports Series L No.14, Baltimore, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, the INFO Project, March 2006. Diunduh dari: http://www.populationreports. org/114 Diakses tanggal 24 Jan 2009. International Baby Food Action Network (IBFAN) Asia. The state of the world’s breastfeeding: report card. Initiation of breastfeeding within 1 hour. New Delhi: IBFAN Asia. Diunduh dari: http://www.worldbreastfeedingtrends.org/reportcard/RC-IB.pdf. Diakses tanggal 1 Februari 2009. World Health Organization. Health and Millennium Development Goals. Geneva: WHO; 2005. Diunduh dari http://whqlibdoc.who.int/ Diakses tanggal 1 Desember 2009. World Health Organization. Neonatal and perinatal mortality: country, regional and global estimates. Geneva: WHO; 2006. Diunduh dari: http://www.who.int/ Diakses tanggal 4 Februari 2009. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materi penyuluhan inisiasi menyusui dini (IMD). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009. Roesli R. Peran Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/11507844/Inisiasi-Menyusu-Dini-Dan-Asi-Perannya-Menurunkan- Kematian-Bayi-Dan-Anak24-Jan-08 Diakses tanggal 13 Maret 2010