SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
PENGARUH KELUARGA BROKEN HOME
TERHADAP PENEMBANGAN DIRI
(Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Character Builiding)
Ibu Heriana Eka Dewi, SH,S.PD
Disusun Oleh:

Dede Irawan
ST1201300910

TEKNIK INFORMATIKA

STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO
2013
KATA PENGANTAR

Yang dimaksud kasus broken home dapat dilihat dari dua aspek yaitu
keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah datu dari kepala
keluarga itu meninggalkan dunia atau telah bercerai, dan orang tua tidak bercerai
akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah dan ibu sering tidak
dirumah, atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi.
Dari keluarga yang digambarkan di atas tadi, akan lahir anak-anak yang
mengalami krisis kepribadian sehingga perilakunya sering tidak sesuai. Mereka
mengalami gangguan emosional bahkan neorotik. Kasus keluarga broken home ini
sering kita temui di sekolah dengan penyesuaian diri yang kurang baik.
Tidak dapat dipungkiri, jika dasar pendidikan yang menjadi landasan dan
tongkat estafet pendidikan anak selanjutnya adalah pendidikan keluarga. Apabila
pondasi pendidikan dibangun dengan kuat maka pembangunan pendidikan
selanjutnya akan mudah dan berhasil dengan baik, sebaliknya jika pondasi
pendidikan lemah dan berantakan, sulit kiranya membangun pendidikan
selanjutnya.
Saya sepenuhnya menyadari makalah ini tidak terlepas dari kekurangan.
Untuk itu, saya mengharapkan saran dan tanggapan agar saya dapat
menyempurnakan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Purwokerto, 16 November 2011

Penyusun

Filsafat Pendidikan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

i

DAFTAR ISI .......................................................................................

ii

BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................

1

1.1 Latar Belakang ................................................................................

1

1.2 Tujuan Penyusunan Makalah .............................................................

2

1.3 Perumusan Masalah ..........................................................................

2

1.4 Batasan Masalah ..............................................................................

2

1.5 Sistematika Penyusunan Makalah ......................................................

3

BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................

5

2.1 Pengertian Remaja ..........................................................................

5

2.2 Pengertian Broken Home .................................................................

6

2.3 Dampak Broken Home dan Pengembangan Remaja ............................

6

2.3.1

Perkembangan Emosi ......................................................

6

2.3.2

Perkembangan Sosial Remaja ...........................................

7

2.3.3

Perkembangan Kepribadian ..............................................

8

2.3.4

Dampak Positif Akibat Broken Home ..................................

8

2.4 Realita Remaja yang Mengalami Broken Home ..................................
2.5 Solusi

Meminimalisir

Dampak

Negatif

Terhadap

Remaja

9
Broken

Home..............................................................................................

10

A. Berbasis Pendidikan Formal ........................................................

10

B. Berbasis Masyarakat atau Sosial ...................................................

10

Filsafat Pendidikan

ii
2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home ...............................................

11

2.6.1

Terjadinya Perceraian ......................................................

11

2.6.2

Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua ...................................

11

2.6.3

Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab .....

11

2.6.4

Jauh dari Tuhan ...............................................................

12

2.6.5

Adanya Masalah Ekonomi ................................................

12

2.6.6

Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan
Anak...............................................................................

2.6.7

12

Adanya Masalah Pendidikan .............................................

13

BAB III
PENUTUP ..........................................................................................

14

3.1 Kesimpulan .....................................................................................

14

3.2 Rekomendasi ..................................................................................

14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

15

Filsafat Pendidikan

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, mungkin tak jarang kita temui sebagai anak
remaja yang frustasi atau depresi karena beragam masalah yang muncul
dengan alasan, faktor utama adalah orang tua. Sebagai remaja, tentunya kita
tak asing lagi dengan kata “Broken Home” atau keluarga yang tidak
harmonis. Kata inilah yang biasanya menyelimuti rasa takut para remaja saat
ini, ketika kedua orang tua mereka sedang berbeda pendapat atau berselisih
paham.
Maka remaja merupakan masa dimana seorang sedang mengalami saat
kritis sebab ia akan menginjak ke masa dewasa. Remaja berada dalam masa
peralihan. Dalam masa peralihan itu pula remaja sedang mencari
identitasnya. Dalam proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa
membingungkan dirinya, remaja membutuhkan perhatian dan bantuandari
orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau
keluarganya. Seperti yang telah diketahui bahwa fungsi keluarga adalah
memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman maka dalam masa
kritisnya remaja sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut.
Menurut WHO remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang
dari menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapai
kematangan
identifikasi

seksual,
dari

mengalami

anak-anak

perkembangan

menjadi

dewasa,

psikologis
serta

danpola

peralihan

dari

ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative
lebih mandiri.

Filsafat Pendidikan

1
1.2 Tujuan Penyusunan Makalah
Didalam penulisan makalah ini bertujuan supaya orang tua lebih
memperhatikan perkembangan anak dan tidak hanya mementingkan egonya
masing-masing seperti berpisah atau bercerai, karena sikap orang tua itu
sangat berpengaruh pada perkembangan anak terutama remaja. Dan setiap
anak akan selalu membutuhkan dukungan dari kedua orangtuanya dan ingin
lengkap mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya langsung.
Menurut Kartini Kartono, “Sikap dan perilaku orang tua dalam hubungan
dengan anak-anak mempengaruhi setiap pertumbuhan dan perkembangan”.
Tujuan utama dari penulisan makalh ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat Pendidikan yang ditugaskan oleh Bapak Slamet
Triyadi,S.pd.

1.3 Perumusan Masalah
Perumusan masalahnya meliputi:
1. Apa itu remaja?
2. Apa itu Broken Home?
3. Dampak kejiwaan seperti apa akibat Broken Home?
4. Bagaimana realita remaja yang mengalami Broken Home?
5. Bagaimana untuk meminimalisir dampak negatif terhadap remaja Broken
Home?
6. Apa saja faktor-faktor penyebab Broken Home?

1.4 Batasan Masalah
Pembahasan masalah pada Pengaruh Keluarga Broken Home Terhadap
Anak Remaja meliputi:
Pengertian Remaja
Pengertian Broken Home
Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja
Realita Remaja yang Mengalami Broken Home
Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home
Filsafat Pendidikan

2
Faktor-faktor Penyebab Broken Home

1.5 Sistematika Penyusunan Makalah
Sistematika yang terdapat dalam penyusunan makalah ini adalah:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penyusunan Makalah
1.3 Perumusan Masalah
1.4 Batasan Masalah
1.5 Sistematika Penyusunan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Remaja
2.2 Pengertian Broken Home
2.3 Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja
2.3.1

Perkembangan Emosi

2.3.2

Perkembangan Sosial Remaja

2.3.3

Perkembangan Kepribadian

2.3.4

Dampak Positif Akibat Broken Home

2.4 Realita Remaja yang Mengalami Broken Home
2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home
2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home
2.6.1

Terjadinya Perceraian

2.6.2

Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua

2.6.3

Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab

2.6.4

Jauh Dari Tuhan

2.6.5

Adanya Masalah Ekonomi

2.6.6

Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan
Anak

2.6.7

Adanya Masalah Pendidikan

Filsafat Pendidikan

3
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA

Filsafat Pendidikan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Remaja
Kata remaja berasal dari kata latin yaitu adolescere yang berarti
to grow atau to maturity. Definisi dari remaja adalah periode
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Perkembangan ini meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi pada perubahan
dalam hubungannya dengan orang tua dan cita-cita mereka. Remaja
merupakan masa yang labil, dimana mereka sedang mencari jatidiri
mereka, dan merekalah yang menentukan mau ke arah mana mereka esok
hari.
Istilah remaja mengandung arti yang cukup luas, menurut Piaget
(dalam Muhammad Ali dan M. Astori, mengatakan bahwa:
Remaja masih suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam
masyarakat dewasa dan suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama atau paling tidak sejajar. Masa remaja merupakan masa transisi
yang menginginkan sesuatu yang baru.
Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Remaja adalah
periode peralihan kemasa dewasa” dimana mereka seyogyanya mulai
mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa.
Jadi remaja adalah individu yang berumur 12 sampai 21 tahun
dimana seorang mengalami saat kritis sebab akan menginjak masa
dewasa, remaja berada dalam masa peralihan dari anak-anak kemasa
dewasa. Peningkatan emosional remaja yang terjadi secara cepat pada
masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress.

Filsafat Pendidikan

5
2.2 Pengertian Broken Home
Istilah

“Broken

Home”

biasanya

digunakan

untuk

menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan
layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat sering terjadi konflik
yang menyebabkan pada pertengkaran yang bahkan dapat berujung pada
perceraian. Hal iniakan berdampak besar terhadap suasana rumah yang
tidak lagi kondusif, orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya
sehingga berdampak pada perkembangan anak khususnya anak remaja.
Orang tua adalah panutan dan teladan bagi perkembangan remaja
terutama pada perkembangan psikis dan emosi, orang tua adalah
pembentukan karakter yang terdekat. Jika remaja diharapkan pada
kondisi “broken home” dimana orang tua mereka tidak lagi menjadi
panutan bagi dirinya maka akan berdampak besar pada perkembangan
dirinya. Dampak psikis yang dialami oleh remaja yang mengalami
broken home, remaja menjadi lebih pendiam, pemalu, bahkan despresi
berkepanjangan.
Faktor lingkungan tempat remaja bergaul adalah sarana lain jika
orang tua sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jika remaja berada di
lingkungan pergaulan yang negatif, karena keadaannya labil maka tidak
menutup kemungkinan remaja akan tercebur dalam lembah pergaulan
yang tidak baik.

2.3 Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja
2.3.1

Perkembangan Emosi
Emosi merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman

subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Perceraian
adalah suatu hal yang harus dihindari, agar emosi anak tidak menjadi
terganggu. Perceraian adalah suatu penderitaan atau pengalaman
tramatis bagi anak.
Adapun dampak pandangan keluarga broken home terhadap
perkembangan emosi remaja:

Filsafat Pendidikan

6
 Perceraian orang tua membuat tempramen anak terpengaruh,
pengaruh yang tampak secara jelas dalam perkembangan
emosi itu membuat anak menjadi pemurung, pemalas
(menjadi agresif) yang ingin mencari perhatian orang tua /
orang lain. Mencari jati diri dalam suasana rumah tangga
yang tumpang dan kurang serasi.
 Peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidakstabilan emosi.
 Ketidakberartian pada diri remaja akan mudah timbul,
sehingga dalam menjalani kehidupan remaja merasa bahwa
dirinya adalah pihak yang tidak diharapkan dalam kehidupan
ini.
 Remaja yang kebutuhannya kurang dipenuhi oleh orang tua,
emosi marahnya akan mudah terpancing.

2.3.2

Perkembangan Sosial Remaja
Tingkah laku sosial kelompok yang memungkinkan seseorang

berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau masyarakat.
Dampak keluarga Broken Home terhadap perkembangan sosial
remaja adalah:
 Perceraian orang tua menyebabkan ketidakpercayaan diri
terhadap kemampuan dan kedudukannya, dia merasa rendah
diri menjadi takut untuk keluar dan bergaul dengan temanteman.
 Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak yang
dibesarkan dikeluarga pincang, cenderung sulit menyesuaikan
diri dengan lingkungan, kesulitan itu datang secara alamiah
dari diri anak tersebut.
 Dampak bagi remaja putri yang tidak mempunyai ayah
berperilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap
laki-laki, mereka sangat menarik diri pasif dan minder
kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit.

Filsafat Pendidikan

7
2.3.3

Perkembangan Kepribadian
Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap

perkembangan kepribadian remaja. Remaja yang orang tuannya
bercerai cenderung menunjukan ciri-ciri:
 Berperilaku nakal
 Mengalami depresi
 Melakukan hubungan seksual secara aktif
 Kecenderungan pada obat-obat terlarang
Keadaan keluarga yang tidak harmonis tidak stabil atau
berantakan (broken home) merupakan faktor penentu

bagi

perkembangan kepribadian remaja yang tidak sehat.

2.3.4

Dampak Positif Akibat Broken Home
Dalam hubungan nikah yang sudah sangat jelek, yang

pertengkarannya sudah sangat parah, kebanyakan anak-anak akan
memilih supaya mereka bercerai. Demi kesehatan jiwa anak-anak
akan lebih tentram sewaktu dilepaskan dari suasana seperti itu. Pada
waktu orang tua tidak tinggal bersama-sama dengan mereka rasanya
lebih tenang karena tidak harus menyaksikan pertengkatan. Akhirnya,
mereka lebih mantap, lebih damai hidupnya, dan lebih bisa
berhubungan dengan orang tuanya sacara lebih sehat.
Ada sisi positif dari anak korban perceraian, misalnya anak cepat
dewasa, punya rasa tanggungjawab yang baik, bisa membantu
ibunya. Memang ada anak yang bisa jadi nakal luar biasa, tapi ada
yang kebalikannya justru menjadi anak yang sangat baik dan
bertanggungjawab.
Anak-anak ini akhirnya didorong kuat untuk mengambil alih
peran orang tua yang tidak ada lagi dalam keluarganya. Secara luar
kita melihat sepertinya baik menjadi dewasa, tapi sebetulnya secara

Filsafat Pendidikan

8
kedewasaan tidak terlalu baik karena dia belum siap untuk
mengambil alih peran orang tuanya itu.

2.4 Realita Remaja yang Mengalami broken Home
Beberapa penyebab broken home yang paling sering terjadi
adalah kurangnya komunikasi antar keluarga sehingga menyebabkan
adanya jarak dianatara mereka. Jarak tersebut semakin terasa ketika rasa
ketidakpercayaan dan komitmen awal pernikahan mulai terkikis. Seiring
berjalannya waktu, hal ini berkembang menjadi sebuah perselisihan dan
ketidakharmonisan yang memuncak.
Penyebab kedua yang sering menyebabkan terjadinya broken
home adalah masalah ekonomi yang berujung pada kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT). Kedua penyebab tersebut paling banyak
menghasilkan keluarga-keluarga broken home yang berakhir pada
perceraian atau pertengkaran tanpa akhir.
Sebagai korban, tentunya anak-anak akan merasakan hal-hal yang
tidak mengenakan. Perasaan ini timbul dan berkembang dalam diri si
anak hingga ia beranjak dewasa. Pada fase remaja, dimana jiwa remaja
sedang bergelora, perasaan ini bercampur aduk menjadi satu baik
depresi, malu, sedih, kecewa, kesal, sakit hati, bingung, merasa terbuang,
dll.
Cara para remaja menghilangkan kepenatan tersebut baik ke arah
positif atau negatif ternyata bersifat relatif. Hal ini tergantung pada sikap
dan perilaku remaja tersebut. Jika dia bisa mengarahkan ke arah positif,
berarti dia berhasil mengurangi bahkan menghilangkan perasaan
tersebut. Bila sebaliknya, berarti dia gagal. Cara-cara yang dilakukan
untuk menghilangkan kepenatan tersebut pastinya akan melahirkan
perubahan sikap dalam diri remaja yang mengalami broken home.
Sebuah perubahan yang akan membawa mereka merasa lebih baik dari
sebelumnya, sementara atau selamanya.

Filsafat Pendidikan

9
2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken
Home
Agar para remaja yang sedang mencari jati diri tidak semakin
terjerumus, tentunya diperlukan peranan orang tua. Selain itu, dibutuhkan
pengawasan ketat dari pihaksekolah dan itu menjadi kunci keberhasilan
pencegahan kenakalan remaja baik sebagai akibat broken home maupun
akibat hal lainnya. Peran orang tua dirumah dan peran sekolah menjadi
kunci keberhasilan pencegahan moral remaja akibat pengaruh pergaulan
bebas. Kasih sayang dan perhatian orang tua adalah langkah pertama.
A. Berbasis Pendidikan Formal
Ruang kedua bagi anak/remaja adalah pendidikan formal. Disini
mereka bergelut dengan waktu, menumpahkan sebagian besar
energinya untuk mendalami berbagai ilmu pengetahuan, bekalnya di
kemudian hari ketika terjun di masyarakat. Institusi pendidikan juga
memiliki peran penting melanjutkan estapet orang tua dalam
mendidik dan membimbing anak-anaknya. Karena itulah, pendidikan
formal harus berjalan maksimal.

B. Berbasis Masyarakat atau Sosial
Masyarakat adalah tempat dimana orang-orang dengan berbagai
latar belakang membentuk sebuah sistem. Mereka hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur. Dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Pencerahan
berbasis masyarakat ini diharapkan dapat menggugah, mendorong
dan menggerakkan masyarakat untuk sadar, peduli, dan aktif
terhadap remaja yang mengalami broken home.

Filsafat Pendidikan

10
2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan broken home adalah:
2.6.1

Terjadinya Perceraian
Faktor yang menjadi penyebab perceraian adalah pertama
adanya disorientasi tujuan suami istri dalam membangun
mahligai rumah tangga; dan faktor kedewasaan yang mencakup
intelektualitas, emosionalitas, kedua, kemampuan mengelola dan
mengatasi

berbagai

masalah

keluarga:

ketiga,

pengaruh

perubahan dan norma yang berkembang di masyarakat.

2.6.2

Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua
Ketidakdewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat
dari sikap egoisme dan egosentrisme. Egoisme adalah suatu sifat
buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan
egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat
perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara.
Egoisme orang tua akan berdampak kepada anaknya, yaitu timbul
sifat membandel, sulit di suruh dan suka bertengkar dengan
saudaranya.
Adapun sikap membandel adalah aplikasi dari rasa marah
terhadap orang tua yang egosentrisme. Seharusnya orang tua
memberi contoh yang baik seperti suka bekerjasama, saling
membantu, bersahabat dan ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan
dari egoisme dan egosentrisme.

2.6.3

Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab
Tidak bertanggungjawabnya ornag tua salah satunya
masalah kesibukan. Kesibukan adalah satu kata yang telah
melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya
terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang. Mengapa
demikian? Karena filsafat hidup mereka mengatakan uang adalah

Filsafat Pendidikan

11
harga diri, dan waktu adalah uang. Jika telah kaya berarti suatu
keberhasilan, suatu kesuksesan. Di samping itu kesuksesan lain
adalah jabatan tinggi.

2.6.4

Jauh dari Tuhan
Segala sesuatu perilaku manusia disebabkan karena dia
jauh dari Tuhan. Sebab, Tuhan mengajarkan agar manusia
berbuat baik. Jika keluarga jauh dari Tuhan dan mengutamakan
materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan
terjadi. Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-anak yang
tidak taat kepada Tuhan dan kedua orang tuanya.

2.6.5

Adanya Masalah Ekonomi
Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri banyak menuntut halhal diluar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan suami
sebagai buruh lepas, hanya dapat memberikan makan dan rumah
petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau. Karena suami
tidak sanggup memenuhi tuntutan istri dan anak-anaknya akan
kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan tadi, maka timbullah
pertengkaran suami-istri yang sering menjurus ke arah perceraian.

2.6.6

Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang
Tua dan Anak
Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga
menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara
orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering dianggap
penyebab utama dari kurangnya komunikasi. Dimana ayah dan
ibu bekerja dari pagi hingga sore hari, mereka tidak punya waktu
untuk makan siang bersama, shalat berjamaah di rumah dimana
ayah menjadi imam, sedang anggota yang lain menjadi jamaah.

Filsafat Pendidikan

12
Dan

anak-anak

akan

mengungkapkan

pengalaman

perasaan dan pemikiran-pemikiran tentang kebaikan keluarga
termasuk kritik terhadap orang tua mereka. Yang sering terjadi
adalah kedua orang tua pulang hampir malam karena jalanan
macet, badan capek, sampai di rumah mata mengantuk dan
tertidur. Tentu orang tidak mempunyai kesempatan untuk
berdiskusi dengan anak-anaknya.

2.6.7

Adanya Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya
broken home. Jika pendidikan agak lumayan pada suami istri
maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh
mereka. Sebaliknya pada suami istri yang pendidikannya rendah
sering tidak dapat memahami lika-liku keluarga. Karena itu
sering salah menyalahkan bila terjadi persoalan di keluarga.
Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang mungkin akan
menimbulkan perceraian. Jika pendidikan agama ada atau
lumayan mungkin sekali kelemahan dibanding pendidikan akan
di atasi. Artinya suami istri akan dapat mengekang nafsu masingmasing sehingga pertengkaran dapat dihindari.

Filsafat Pendidikan

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dampaknya, banyak orang tua yang merasa dirinya paling berjasa
karena telah melahirkan dan membesarkannya, berbuat tiran, tidak segansegan menghakimi berbagai persoalan dan permasalahan yang dihadapu
atau dilakukan anak. Bahkan, tidak jarang orang tua hanya berfungsi
reproduksi, setelah itu proses pendidikan dan bimbingan dikuasakan
kepada pembantu rumah tangga. Ini banyak terjadi pada keluargakeluarga di kota besar yang sibuk di perbudak pekerjaan sehingga hakhak anak atas kasih sayang, pendidikan, dan bimbingan terabaikan.
Muncullah istilah Broken Home, dimana anak mencari tempat pelarian
yang mereka tidak dapatkan dari orang tuanya.

3.2 Rekomendasi
Bagi para orang tua, renungkanlah bunyi frase “Anakmu bukan
anakmu”. Anakmu adalah amanah Allah SWT kepada kedua orang
tuanya. Artinya, suatu saat pasti akan diminta dan kembali kepada-Nya
sebagai Sang Pemilik Sejati. Orang tua berkewajiban mendidik dan
membimbingnya. Mereka dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan orang
tuanyalah yang akan mengarahkannya menjdai nashrani, yahudi, majusi
atau muslim sejati, yang tentu akan dimintai pertanggungjawabab kelak
di akherat nanti.

Filsafat Pendidikan

14
DAFTAR PUSTAKA

http://yogie-civil.blogspot.com/2010/11/broken-home.html

Gunarsa,Singgih D.2004. Psikologi Praktis: Anak Remaja dan Keluarga.
Jakarta: BPK Gunung Mulia

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Wirawan, Sarlito. 1989. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: Raja Grafindo Persada

Syansu, Yusuf LN. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Rosda Karya

Filsafat Pendidikan

15

More Related Content

What's hot

Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanayudikrismen1
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasaelsaref
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaIca Diennissa
 
Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara
Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi NegaraPenguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara
Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi NegaraTri Widodo W. UTOMO
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Rizki Gumilar
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakECPAT Indonesia
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaSigit Riono
 
Hukum pidana anak
Hukum pidana anakHukum pidana anak
Hukum pidana anakNakano
 
Presentasi terorisme
Presentasi terorismePresentasi terorisme
Presentasi terorismeadi setyawan
 
LIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptLIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptDirgaGunk
 
Risalah kebijakan (policy brief)
Risalah kebijakan (policy brief)Risalah kebijakan (policy brief)
Risalah kebijakan (policy brief)Yudiwid
 

What's hot (20)

Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara
Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi NegaraPenguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara
Penguatan Sistem Presidensial Ditinjau dari Perspektif Administrasi Negara
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
 
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidanaAlasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
Alasan penghapus penuntutan & kewenangan menjalankan pidana
 
Net Work Planning (nwp)
Net Work Planning (nwp)Net Work Planning (nwp)
Net Work Planning (nwp)
 
Hukum pidana anak
Hukum pidana anakHukum pidana anak
Hukum pidana anak
 
Presentasi terorisme
Presentasi terorismePresentasi terorisme
Presentasi terorisme
 
LIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptLIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.ppt
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
lapas
lapaslapas
lapas
 
Risalah kebijakan (policy brief)
Risalah kebijakan (policy brief)Risalah kebijakan (policy brief)
Risalah kebijakan (policy brief)
 
Katoba suku muna
Katoba suku munaKatoba suku muna
Katoba suku muna
 

Similar to Makalah pengembangan diri (20)

Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha
Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean MantikhaMakalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha
Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha
 
Jurnal analisis
Jurnal analisisJurnal analisis
Jurnal analisis
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Perkembangan reproduksi
Perkembangan reproduksiPerkembangan reproduksi
Perkembangan reproduksi
 
Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2
 
Remaja dan solusi islam
Remaja dan solusi islamRemaja dan solusi islam
Remaja dan solusi islam
 
Tugas word asan
Tugas word asanTugas word asan
Tugas word asan
 
Makalah TIK yoga
Makalah TIK yogaMakalah TIK yoga
Makalah TIK yoga
 
3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptx3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptx
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5
 
Masa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remajaMasa puber, remaja dan gadis remaja
Masa puber, remaja dan gadis remaja
 
Tugas TIK Makalah
Tugas TIK MakalahTugas TIK Makalah
Tugas TIK Makalah
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptx
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptxPPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptx
PPT PROBLEMATIKA PESERTA DIDIK.pptx
 
KENAKALAN REMAJA PP.pptx
KENAKALAN REMAJA  PP.pptxKENAKALAN REMAJA  PP.pptx
KENAKALAN REMAJA PP.pptx
 
Orang tua
Orang tuaOrang tua
Orang tua
 
Kep. Keluarga.pptx
Kep. Keluarga.pptxKep. Keluarga.pptx
Kep. Keluarga.pptx
 
bilangan aljabar
bilangan aljabarbilangan aljabar
bilangan aljabar
 

More from Dede Irawan

Juknis pendampingan (versi ms)
Juknis pendampingan (versi ms)Juknis pendampingan (versi ms)
Juknis pendampingan (versi ms)Dede Irawan
 
Materi untuk ujian praktek tkj tahun 2013
Materi untuk ujian praktek tkj tahun 2013Materi untuk ujian praktek tkj tahun 2013
Materi untuk ujian praktek tkj tahun 2013Dede Irawan
 
Sistem+teknologi+komputer
Sistem+teknologi+komputerSistem+teknologi+komputer
Sistem+teknologi+komputerDede Irawan
 
Materi debian klas 3
Materi debian klas 3Materi debian klas 3
Materi debian klas 3Dede Irawan
 
Aplikasi komputer pertemuan 3 2
Aplikasi komputer pertemuan 3 2Aplikasi komputer pertemuan 3 2
Aplikasi komputer pertemuan 3 2Dede Irawan
 
2 dasar algoritma dan flow chart ok
2   dasar algoritma dan flow chart ok2   dasar algoritma dan flow chart ok
2 dasar algoritma dan flow chart okDede Irawan
 
makalah konflik
makalah konflik makalah konflik
makalah konflik Dede Irawan
 

More from Dede Irawan (7)

Juknis pendampingan (versi ms)
Juknis pendampingan (versi ms)Juknis pendampingan (versi ms)
Juknis pendampingan (versi ms)
 
Materi untuk ujian praktek tkj tahun 2013
Materi untuk ujian praktek tkj tahun 2013Materi untuk ujian praktek tkj tahun 2013
Materi untuk ujian praktek tkj tahun 2013
 
Sistem+teknologi+komputer
Sistem+teknologi+komputerSistem+teknologi+komputer
Sistem+teknologi+komputer
 
Materi debian klas 3
Materi debian klas 3Materi debian klas 3
Materi debian klas 3
 
Aplikasi komputer pertemuan 3 2
Aplikasi komputer pertemuan 3 2Aplikasi komputer pertemuan 3 2
Aplikasi komputer pertemuan 3 2
 
2 dasar algoritma dan flow chart ok
2   dasar algoritma dan flow chart ok2   dasar algoritma dan flow chart ok
2 dasar algoritma dan flow chart ok
 
makalah konflik
makalah konflik makalah konflik
makalah konflik
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Makalah pengembangan diri

  • 1. PENGARUH KELUARGA BROKEN HOME TERHADAP PENEMBANGAN DIRI (Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Character Builiding) Ibu Heriana Eka Dewi, SH,S.PD Disusun Oleh: Dede Irawan ST1201300910 TEKNIK INFORMATIKA STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Yang dimaksud kasus broken home dapat dilihat dari dua aspek yaitu keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah datu dari kepala keluarga itu meninggalkan dunia atau telah bercerai, dan orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah dan ibu sering tidak dirumah, atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi. Dari keluarga yang digambarkan di atas tadi, akan lahir anak-anak yang mengalami krisis kepribadian sehingga perilakunya sering tidak sesuai. Mereka mengalami gangguan emosional bahkan neorotik. Kasus keluarga broken home ini sering kita temui di sekolah dengan penyesuaian diri yang kurang baik. Tidak dapat dipungkiri, jika dasar pendidikan yang menjadi landasan dan tongkat estafet pendidikan anak selanjutnya adalah pendidikan keluarga. Apabila pondasi pendidikan dibangun dengan kuat maka pembangunan pendidikan selanjutnya akan mudah dan berhasil dengan baik, sebaliknya jika pondasi pendidikan lemah dan berantakan, sulit kiranya membangun pendidikan selanjutnya. Saya sepenuhnya menyadari makalah ini tidak terlepas dari kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan saran dan tanggapan agar saya dapat menyempurnakan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Purwokerto, 16 November 2011 Penyusun Filsafat Pendidikan i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Tujuan Penyusunan Makalah ............................................................. 2 1.3 Perumusan Masalah .......................................................................... 2 1.4 Batasan Masalah .............................................................................. 2 1.5 Sistematika Penyusunan Makalah ...................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5 2.1 Pengertian Remaja .......................................................................... 5 2.2 Pengertian Broken Home ................................................................. 6 2.3 Dampak Broken Home dan Pengembangan Remaja ............................ 6 2.3.1 Perkembangan Emosi ...................................................... 6 2.3.2 Perkembangan Sosial Remaja ........................................... 7 2.3.3 Perkembangan Kepribadian .............................................. 8 2.3.4 Dampak Positif Akibat Broken Home .................................. 8 2.4 Realita Remaja yang Mengalami Broken Home .................................. 2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja 9 Broken Home.............................................................................................. 10 A. Berbasis Pendidikan Formal ........................................................ 10 B. Berbasis Masyarakat atau Sosial ................................................... 10 Filsafat Pendidikan ii
  • 4. 2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home ............................................... 11 2.6.1 Terjadinya Perceraian ...................................................... 11 2.6.2 Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua ................................... 11 2.6.3 Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab ..... 11 2.6.4 Jauh dari Tuhan ............................................................... 12 2.6.5 Adanya Masalah Ekonomi ................................................ 12 2.6.6 Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan Anak............................................................................... 2.6.7 12 Adanya Masalah Pendidikan ............................................. 13 BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14 3.2 Rekomendasi .................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 15 Filsafat Pendidikan iii
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, mungkin tak jarang kita temui sebagai anak remaja yang frustasi atau depresi karena beragam masalah yang muncul dengan alasan, faktor utama adalah orang tua. Sebagai remaja, tentunya kita tak asing lagi dengan kata “Broken Home” atau keluarga yang tidak harmonis. Kata inilah yang biasanya menyelimuti rasa takut para remaja saat ini, ketika kedua orang tua mereka sedang berbeda pendapat atau berselisih paham. Maka remaja merupakan masa dimana seorang sedang mengalami saat kritis sebab ia akan menginjak ke masa dewasa. Remaja berada dalam masa peralihan. Dalam masa peralihan itu pula remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan dirinya, remaja membutuhkan perhatian dan bantuandari orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau keluarganya. Seperti yang telah diketahui bahwa fungsi keluarga adalah memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman maka dalam masa kritisnya remaja sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut. Menurut WHO remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapai kematangan identifikasi seksual, dari mengalami anak-anak perkembangan menjadi dewasa, psikologis serta danpola peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri. Filsafat Pendidikan 1
  • 6. 1.2 Tujuan Penyusunan Makalah Didalam penulisan makalah ini bertujuan supaya orang tua lebih memperhatikan perkembangan anak dan tidak hanya mementingkan egonya masing-masing seperti berpisah atau bercerai, karena sikap orang tua itu sangat berpengaruh pada perkembangan anak terutama remaja. Dan setiap anak akan selalu membutuhkan dukungan dari kedua orangtuanya dan ingin lengkap mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya langsung. Menurut Kartini Kartono, “Sikap dan perilaku orang tua dalam hubungan dengan anak-anak mempengaruhi setiap pertumbuhan dan perkembangan”. Tujuan utama dari penulisan makalh ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang ditugaskan oleh Bapak Slamet Triyadi,S.pd. 1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalahnya meliputi: 1. Apa itu remaja? 2. Apa itu Broken Home? 3. Dampak kejiwaan seperti apa akibat Broken Home? 4. Bagaimana realita remaja yang mengalami Broken Home? 5. Bagaimana untuk meminimalisir dampak negatif terhadap remaja Broken Home? 6. Apa saja faktor-faktor penyebab Broken Home? 1.4 Batasan Masalah Pembahasan masalah pada Pengaruh Keluarga Broken Home Terhadap Anak Remaja meliputi: Pengertian Remaja Pengertian Broken Home Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja Realita Remaja yang Mengalami Broken Home Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home Filsafat Pendidikan 2
  • 7. Faktor-faktor Penyebab Broken Home 1.5 Sistematika Penyusunan Makalah Sistematika yang terdapat dalam penyusunan makalah ini adalah: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penyusunan Makalah 1.3 Perumusan Masalah 1.4 Batasan Masalah 1.5 Sistematika Penyusunan Makalah BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Remaja 2.2 Pengertian Broken Home 2.3 Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja 2.3.1 Perkembangan Emosi 2.3.2 Perkembangan Sosial Remaja 2.3.3 Perkembangan Kepribadian 2.3.4 Dampak Positif Akibat Broken Home 2.4 Realita Remaja yang Mengalami Broken Home 2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home 2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home 2.6.1 Terjadinya Perceraian 2.6.2 Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua 2.6.3 Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab 2.6.4 Jauh Dari Tuhan 2.6.5 Adanya Masalah Ekonomi 2.6.6 Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan Anak 2.6.7 Adanya Masalah Pendidikan Filsafat Pendidikan 3
  • 8. BAB II PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA Filsafat Pendidikan 4
  • 9. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Remaja Kata remaja berasal dari kata latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to maturity. Definisi dari remaja adalah periode perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Perkembangan ini meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi pada perubahan dalam hubungannya dengan orang tua dan cita-cita mereka. Remaja merupakan masa yang labil, dimana mereka sedang mencari jatidiri mereka, dan merekalah yang menentukan mau ke arah mana mereka esok hari. Istilah remaja mengandung arti yang cukup luas, menurut Piaget (dalam Muhammad Ali dan M. Astori, mengatakan bahwa: Remaja masih suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa dan suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Masa remaja merupakan masa transisi yang menginginkan sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Remaja adalah periode peralihan kemasa dewasa” dimana mereka seyogyanya mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa. Jadi remaja adalah individu yang berumur 12 sampai 21 tahun dimana seorang mengalami saat kritis sebab akan menginjak masa dewasa, remaja berada dalam masa peralihan dari anak-anak kemasa dewasa. Peningkatan emosional remaja yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress. Filsafat Pendidikan 5
  • 10. 2.2 Pengertian Broken Home Istilah “Broken Home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat sering terjadi konflik yang menyebabkan pada pertengkaran yang bahkan dapat berujung pada perceraian. Hal iniakan berdampak besar terhadap suasana rumah yang tidak lagi kondusif, orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya sehingga berdampak pada perkembangan anak khususnya anak remaja. Orang tua adalah panutan dan teladan bagi perkembangan remaja terutama pada perkembangan psikis dan emosi, orang tua adalah pembentukan karakter yang terdekat. Jika remaja diharapkan pada kondisi “broken home” dimana orang tua mereka tidak lagi menjadi panutan bagi dirinya maka akan berdampak besar pada perkembangan dirinya. Dampak psikis yang dialami oleh remaja yang mengalami broken home, remaja menjadi lebih pendiam, pemalu, bahkan despresi berkepanjangan. Faktor lingkungan tempat remaja bergaul adalah sarana lain jika orang tua sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jika remaja berada di lingkungan pergaulan yang negatif, karena keadaannya labil maka tidak menutup kemungkinan remaja akan tercebur dalam lembah pergaulan yang tidak baik. 2.3 Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja 2.3.1 Perkembangan Emosi Emosi merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Perceraian adalah suatu hal yang harus dihindari, agar emosi anak tidak menjadi terganggu. Perceraian adalah suatu penderitaan atau pengalaman tramatis bagi anak. Adapun dampak pandangan keluarga broken home terhadap perkembangan emosi remaja: Filsafat Pendidikan 6
  • 11.  Perceraian orang tua membuat tempramen anak terpengaruh, pengaruh yang tampak secara jelas dalam perkembangan emosi itu membuat anak menjadi pemurung, pemalas (menjadi agresif) yang ingin mencari perhatian orang tua / orang lain. Mencari jati diri dalam suasana rumah tangga yang tumpang dan kurang serasi.  Peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidakstabilan emosi.  Ketidakberartian pada diri remaja akan mudah timbul, sehingga dalam menjalani kehidupan remaja merasa bahwa dirinya adalah pihak yang tidak diharapkan dalam kehidupan ini.  Remaja yang kebutuhannya kurang dipenuhi oleh orang tua, emosi marahnya akan mudah terpancing. 2.3.2 Perkembangan Sosial Remaja Tingkah laku sosial kelompok yang memungkinkan seseorang berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau masyarakat. Dampak keluarga Broken Home terhadap perkembangan sosial remaja adalah:  Perceraian orang tua menyebabkan ketidakpercayaan diri terhadap kemampuan dan kedudukannya, dia merasa rendah diri menjadi takut untuk keluar dan bergaul dengan temanteman.  Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak yang dibesarkan dikeluarga pincang, cenderung sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan, kesulitan itu datang secara alamiah dari diri anak tersebut.  Dampak bagi remaja putri yang tidak mempunyai ayah berperilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap laki-laki, mereka sangat menarik diri pasif dan minder kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit. Filsafat Pendidikan 7
  • 12. 2.3.3 Perkembangan Kepribadian Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap perkembangan kepribadian remaja. Remaja yang orang tuannya bercerai cenderung menunjukan ciri-ciri:  Berperilaku nakal  Mengalami depresi  Melakukan hubungan seksual secara aktif  Kecenderungan pada obat-obat terlarang Keadaan keluarga yang tidak harmonis tidak stabil atau berantakan (broken home) merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian remaja yang tidak sehat. 2.3.4 Dampak Positif Akibat Broken Home Dalam hubungan nikah yang sudah sangat jelek, yang pertengkarannya sudah sangat parah, kebanyakan anak-anak akan memilih supaya mereka bercerai. Demi kesehatan jiwa anak-anak akan lebih tentram sewaktu dilepaskan dari suasana seperti itu. Pada waktu orang tua tidak tinggal bersama-sama dengan mereka rasanya lebih tenang karena tidak harus menyaksikan pertengkatan. Akhirnya, mereka lebih mantap, lebih damai hidupnya, dan lebih bisa berhubungan dengan orang tuanya sacara lebih sehat. Ada sisi positif dari anak korban perceraian, misalnya anak cepat dewasa, punya rasa tanggungjawab yang baik, bisa membantu ibunya. Memang ada anak yang bisa jadi nakal luar biasa, tapi ada yang kebalikannya justru menjadi anak yang sangat baik dan bertanggungjawab. Anak-anak ini akhirnya didorong kuat untuk mengambil alih peran orang tua yang tidak ada lagi dalam keluarganya. Secara luar kita melihat sepertinya baik menjadi dewasa, tapi sebetulnya secara Filsafat Pendidikan 8
  • 13. kedewasaan tidak terlalu baik karena dia belum siap untuk mengambil alih peran orang tuanya itu. 2.4 Realita Remaja yang Mengalami broken Home Beberapa penyebab broken home yang paling sering terjadi adalah kurangnya komunikasi antar keluarga sehingga menyebabkan adanya jarak dianatara mereka. Jarak tersebut semakin terasa ketika rasa ketidakpercayaan dan komitmen awal pernikahan mulai terkikis. Seiring berjalannya waktu, hal ini berkembang menjadi sebuah perselisihan dan ketidakharmonisan yang memuncak. Penyebab kedua yang sering menyebabkan terjadinya broken home adalah masalah ekonomi yang berujung pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kedua penyebab tersebut paling banyak menghasilkan keluarga-keluarga broken home yang berakhir pada perceraian atau pertengkaran tanpa akhir. Sebagai korban, tentunya anak-anak akan merasakan hal-hal yang tidak mengenakan. Perasaan ini timbul dan berkembang dalam diri si anak hingga ia beranjak dewasa. Pada fase remaja, dimana jiwa remaja sedang bergelora, perasaan ini bercampur aduk menjadi satu baik depresi, malu, sedih, kecewa, kesal, sakit hati, bingung, merasa terbuang, dll. Cara para remaja menghilangkan kepenatan tersebut baik ke arah positif atau negatif ternyata bersifat relatif. Hal ini tergantung pada sikap dan perilaku remaja tersebut. Jika dia bisa mengarahkan ke arah positif, berarti dia berhasil mengurangi bahkan menghilangkan perasaan tersebut. Bila sebaliknya, berarti dia gagal. Cara-cara yang dilakukan untuk menghilangkan kepenatan tersebut pastinya akan melahirkan perubahan sikap dalam diri remaja yang mengalami broken home. Sebuah perubahan yang akan membawa mereka merasa lebih baik dari sebelumnya, sementara atau selamanya. Filsafat Pendidikan 9
  • 14. 2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home Agar para remaja yang sedang mencari jati diri tidak semakin terjerumus, tentunya diperlukan peranan orang tua. Selain itu, dibutuhkan pengawasan ketat dari pihaksekolah dan itu menjadi kunci keberhasilan pencegahan kenakalan remaja baik sebagai akibat broken home maupun akibat hal lainnya. Peran orang tua dirumah dan peran sekolah menjadi kunci keberhasilan pencegahan moral remaja akibat pengaruh pergaulan bebas. Kasih sayang dan perhatian orang tua adalah langkah pertama. A. Berbasis Pendidikan Formal Ruang kedua bagi anak/remaja adalah pendidikan formal. Disini mereka bergelut dengan waktu, menumpahkan sebagian besar energinya untuk mendalami berbagai ilmu pengetahuan, bekalnya di kemudian hari ketika terjun di masyarakat. Institusi pendidikan juga memiliki peran penting melanjutkan estapet orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Karena itulah, pendidikan formal harus berjalan maksimal. B. Berbasis Masyarakat atau Sosial Masyarakat adalah tempat dimana orang-orang dengan berbagai latar belakang membentuk sebuah sistem. Mereka hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Pencerahan berbasis masyarakat ini diharapkan dapat menggugah, mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk sadar, peduli, dan aktif terhadap remaja yang mengalami broken home. Filsafat Pendidikan 10
  • 15. 2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home Adapun faktor-faktor yang menyebabkan broken home adalah: 2.6.1 Terjadinya Perceraian Faktor yang menjadi penyebab perceraian adalah pertama adanya disorientasi tujuan suami istri dalam membangun mahligai rumah tangga; dan faktor kedewasaan yang mencakup intelektualitas, emosionalitas, kedua, kemampuan mengelola dan mengatasi berbagai masalah keluarga: ketiga, pengaruh perubahan dan norma yang berkembang di masyarakat. 2.6.2 Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua Ketidakdewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat dari sikap egoisme dan egosentrisme. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara. Egoisme orang tua akan berdampak kepada anaknya, yaitu timbul sifat membandel, sulit di suruh dan suka bertengkar dengan saudaranya. Adapun sikap membandel adalah aplikasi dari rasa marah terhadap orang tua yang egosentrisme. Seharusnya orang tua memberi contoh yang baik seperti suka bekerjasama, saling membantu, bersahabat dan ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan dari egoisme dan egosentrisme. 2.6.3 Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab Tidak bertanggungjawabnya ornag tua salah satunya masalah kesibukan. Kesibukan adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang. Mengapa demikian? Karena filsafat hidup mereka mengatakan uang adalah Filsafat Pendidikan 11
  • 16. harga diri, dan waktu adalah uang. Jika telah kaya berarti suatu keberhasilan, suatu kesuksesan. Di samping itu kesuksesan lain adalah jabatan tinggi. 2.6.4 Jauh dari Tuhan Segala sesuatu perilaku manusia disebabkan karena dia jauh dari Tuhan. Sebab, Tuhan mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga jauh dari Tuhan dan mengutamakan materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi. Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-anak yang tidak taat kepada Tuhan dan kedua orang tuanya. 2.6.5 Adanya Masalah Ekonomi Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri banyak menuntut halhal diluar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberikan makan dan rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau. Karena suami tidak sanggup memenuhi tuntutan istri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan tadi, maka timbullah pertengkaran suami-istri yang sering menjurus ke arah perceraian. 2.6.6 Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan Anak Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering dianggap penyebab utama dari kurangnya komunikasi. Dimana ayah dan ibu bekerja dari pagi hingga sore hari, mereka tidak punya waktu untuk makan siang bersama, shalat berjamaah di rumah dimana ayah menjadi imam, sedang anggota yang lain menjadi jamaah. Filsafat Pendidikan 12
  • 17. Dan anak-anak akan mengungkapkan pengalaman perasaan dan pemikiran-pemikiran tentang kebaikan keluarga termasuk kritik terhadap orang tua mereka. Yang sering terjadi adalah kedua orang tua pulang hampir malam karena jalanan macet, badan capek, sampai di rumah mata mengantuk dan tertidur. Tentu orang tidak mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dengan anak-anaknya. 2.6.7 Adanya Masalah Pendidikan Masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya broken home. Jika pendidikan agak lumayan pada suami istri maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya pada suami istri yang pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami lika-liku keluarga. Karena itu sering salah menyalahkan bila terjadi persoalan di keluarga. Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang mungkin akan menimbulkan perceraian. Jika pendidikan agama ada atau lumayan mungkin sekali kelemahan dibanding pendidikan akan di atasi. Artinya suami istri akan dapat mengekang nafsu masingmasing sehingga pertengkaran dapat dihindari. Filsafat Pendidikan 13
  • 18. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dampaknya, banyak orang tua yang merasa dirinya paling berjasa karena telah melahirkan dan membesarkannya, berbuat tiran, tidak segansegan menghakimi berbagai persoalan dan permasalahan yang dihadapu atau dilakukan anak. Bahkan, tidak jarang orang tua hanya berfungsi reproduksi, setelah itu proses pendidikan dan bimbingan dikuasakan kepada pembantu rumah tangga. Ini banyak terjadi pada keluargakeluarga di kota besar yang sibuk di perbudak pekerjaan sehingga hakhak anak atas kasih sayang, pendidikan, dan bimbingan terabaikan. Muncullah istilah Broken Home, dimana anak mencari tempat pelarian yang mereka tidak dapatkan dari orang tuanya. 3.2 Rekomendasi Bagi para orang tua, renungkanlah bunyi frase “Anakmu bukan anakmu”. Anakmu adalah amanah Allah SWT kepada kedua orang tuanya. Artinya, suatu saat pasti akan diminta dan kembali kepada-Nya sebagai Sang Pemilik Sejati. Orang tua berkewajiban mendidik dan membimbingnya. Mereka dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan orang tuanyalah yang akan mengarahkannya menjdai nashrani, yahudi, majusi atau muslim sejati, yang tentu akan dimintai pertanggungjawabab kelak di akherat nanti. Filsafat Pendidikan 14
  • 19. DAFTAR PUSTAKA http://yogie-civil.blogspot.com/2010/11/broken-home.html Gunarsa,Singgih D.2004. Psikologi Praktis: Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Wirawan, Sarlito. 1989. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syansu, Yusuf LN. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya Filsafat Pendidikan 15