Dokumen tersebut membahas tentang masa remaja dan tekanan yang dialami remaja. Masa remaja dijelaskan sebagai periode peralihan antara anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Lingkungan keluarga, pendidikan, kerja, dan hubungan sosial dapat menjadi sumber tekanan bagi remaja.
2.
Siapa Remaja itu?
Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa
dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi
untuk memasuki masa dewasa.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga,
yaitu:
1. 12 – 15 tahun = masa remaja awal,
2. 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan
3. 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.
Definisi Remaja
3.
1. Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
2. Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita
3. Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung
jawab social
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya
5. Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak
laki-laki
6. Perkembangan skala nilai
7. Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat
8. Persiapan mandiri secara ekonomi
9. Pemilihan dan latihan jabatan
10. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Tugas Perkembangan Masa Remaja
4.
Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Ada beberapa periode yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya, karena
akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku, dan ada lagi yang penting karena
akibat-akibat jangka panjangnya. Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun
akibat jangka panjang sama-sama mengambil peran yang sama-sama penting.
Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya bukan berarti terputus
dengan periode sebelumnya, tetapi apa yang telah terjadi sebelumya akan meninggalkan
bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Masa remaja sebagai
periode peralihaan memiliki status yang tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran
yang dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan pula
orang dewasa. Status remaja yang tidak jelas ini memberi waktu kepadanya untuk
mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang
paling sesuai bagi dirinya.
Ciri-Ciri Masa Remaja
5.
Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Ada perubahan yang relatif sama dan hampir bersifat universal pada setiap remaja.
Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan
fisik dan psikis yang terjadi.
Kedua perubahan tubuh – yang akan lebih dijelaskan pada aspek pertumbuhan.
Ketiga perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk
diperankan.
Keempat dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah.
Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang sudah tidak penting
lagi, contohnya dalam memiliki teman sudah tidak penting lagi aspek kuantitas tapi
lebih pada aspek kualitas.
Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki
maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan yang menyebabkan kesulitan itu.
Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, sebagian masalah seringkali diselesaikan oleh
orang tua dan guru-guru sehingga kebanyakan, remaja tidak berpengalaman dalam
mengatasi masalah.
Kedua, para remaja merasa diri mandiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
Tetapi minimnya pengalaman menjadikan penyelesaian seringkali tidak sesuai
harapan.
6.
Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok
masih penting bagi laki-laki maupun perempuan. Lambat laun mereka
mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi
sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Identitas
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa
peranannya dalam masyarakat, apakah ia seorang anak ataukah orang
dewasa, apakah nantinya ia dapat menjadi seorang ayah atau ibu, apakah
ia mampu percaya diri dan secara keseluruhan apakah ia akan berhasil
ataukah gagal?
Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak
rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan
orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan
remaja, takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap
perilaku remaja yang normal.
7.
Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistis
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu
yang indah. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita
yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga
dan teman-temannya. Hal ini menyebabkan meningginya emosi yang merupakan
ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistis cita-citanya semakin ia
menjadi gampang marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang
ditetapkannya sendiri.
Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi
gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan
kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti
orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai
memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu
merokok, minum minuman keras, menggunakan narkoba, dan terlibat dalam
perbuatan seks. Disinilah diperlukan peran orang tua dalam mendidik remaja
agar tidak salah dalam mengaktualisasikan kedewasaannya.
8.
Berbagai lingkungan remaja menghadirkan situasi dan peristiwa baru
dan tidak terduga yang memerlukan respons yang sebelumnya belum
pernah mereka terapkan.
Berhadapan dengan situasi tidak terduga jelas akan menimbulkan
kecemasan dan menyebabkan stress bagi remaja.
Sejumlah lingkungan dan situasi yang secara inheren memiliki potensi
menimbulkan stress pada remaja yaitu : lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, perubahan hubungan,
mengalami masalah seputar seksualitas, tekanan ekonomi dan
pengangguran.
Tekanan yang Dialami Remaja
9.
Gaya berfungsinya keluarga
Terdapat sejumlah faktor dalam lingkungan keluarga yang berpotensi
menimbulkan keceasan dan stress pada remaja yaitu :
Ada keluarga yang sangat ketat dan sebagian sangat bebas, ada
keluarga yang memiliki ikatan emosi kuat dan ada yang tidak ada
ikatan emosi
Dalam ikatan keluarga yang kuat remaja sulit untuk mengembangkan
kemandiriannya
Lingkungan Keluarga
10.
Keluarga yang tidak memiliki ikatan emosional kuat akan membuat
remaja tidak mendapat dukungan keluarga yang mereka butuhkan
untuk transisi ke tahap dewasa
Apapun gaya interaksi yang berlangsung dalam sebuah keluarga akan
terdapat beberapa masalah bagi remaja.
Kondisi optimal bagi remaja adalah terdapat dalam keluarga yang di
dalamnya terasa ada keharmonisan, terdapat kehangatan dan perhatian
yang sesungguhnya. Tempat dimana diterimanya perbedaan, rasa
hormat bagi kebutuhan orang lain, komunikasi yang baik, dan
kemampuan menyelesaikan konflik.
11.
Gaya Parenting
Remaja tidak memiliki pilihan dalam menghadapi gaya pengasuhan
orang tuanya
Jika parenting orang tua tidak mengalami perubahan dengan gaya
pengasuhan saat kanak2 maka akan menjadi sumber stress bagi remaja.
Remaja merespon dengan konfrontasi.
12.
Hubungan Orang Tua
Remaja mendapatkan manfaat dari hidup dalam keluarga yang
didalamnya terdapat hubungan orang tua yang berjalan dengan stabil
dan adaptif
Lingkungan ini akan memberikan remaja perasaan aman dan tenang
selama menjalani periode ini.
13.
Perpisahan dan perceraian
Ketika seorang anak muda sedang berusaha membangun kemampuan
kemandirian, keretakan keluarga bisa sangat mengganggu.
Perpisahan dan perceraian menciptakan sejumlah masalah sekunder
sebagai hasil dari situasi keluarga yang beruba
14.
Masalah penyatuan dua keluarga
Terdapat masalah bagi anak muda ketika orangtuanya berpisah atau
bercerai dan ketika orang tuanya menikah kembali
Penyesuaian diri remaja ditemukan ternyata berhubungan dengan
tingkat konflik keluarga yang disaksikannya.
15.
Memiliki orang tua yang ketergantungan zat adiktif
Orangtua yang mengalami ketergantungan zat adiktif cendrung tidak
dekat dengan putra putri mereka dan tidak ada ketika dibutuhkan.
Penyalahgunaan zat adiktif dapat mengarah pada perilaku
disfungsional lainnya seperti kekerasan fisik dan seksual.
16.
Kekerasan domestik
Seperti kekerasan orang tua terhadap anak atau antar orangtua
Akan ada efek negatif pada penyesuaian diri, dengan konsekuensi
mengeketernalisasi dan menginternalisasi masalah perilaku,
17.
Masalah-masalah kultural
Permasalahan akan muncul ketika budaya keluarga dan sosial berbeda
Masalah besar remaja yang tumbuh dalam keluarga yang memiliki
budaya berbeda adalah stress yang dikarenakan konflik nilai moral dan
sosial seperti perbedaan keyakinan, sikap, dan perilaku yang
betentangan dengannya
18.
Tekanan disekolah atau kampus membuat remaja menjadi stress
Prestasi sekolah yang rendah, diperburuk dengan terjadinya konflik
dengan orangtua mengenai masalah2 yang menyangkut prestasi
akademik dan rencana pendidikan
Lingkungan Pendidikan
19.
Keengganan bersekolah
Bolos sekolah atau kekampus merupakan masalah umum yang dihadapi remaja
Ada tiga jenis keluarga yang berneda dimana remaja menolak pergi ke sekolah, yaitu :
Keluarga yang terikat kuat khususnya hubungan ibu dan anak. Terdapat kelekatan
yang penuh kasih sayang tetapi terlalu protektif
Keluarga yang longgar keluarga yang tidak banyak terlibat aktivitas satu sama lain,
tidak terlalu memberi perhatian pikiran dan kebutuhan satu sama lain.
Keluarga yang saling tertutup dicirikan sedikitnya kontak yang lebih dari hubungan
keluarga biasanya, cendrung menghindar dengan melakukan banyak aktivitas di luar
rumah.
20.
Remaja yang kerja paruh waktu, bahkan ada yang meninggalkan
sekolah demi pekerjaan paruh waktu
Lingkungan pekerjaan adalah tempat perilaku orang dewasa secara
umum sehingga pengalaman di tempat kerja akan berdampak pada
proses perkembangan seorang remaja
Lingkungan kerja juga bisa memberikan kesempatan bagi pertumbuhan
pribadi
Lingkungan Kerja
21.
Terkait dengan keteratiarikan seksual pada lawan jenis
Hubungan yang sementara, tidak stabil, dan rawan mengalami
perubahan, karena remaja berada pada tahap eksplorasi dan
eksperimen
Remaja merasakan bhwa komunikasi mereka dengan orangtua kurang
memuaskan, sehingga mereka terdorong dalam perkawanan dengan
orang lain yang lebih bisa menerima pandangan dan opini mereka. Jika
ini terjadi makan pengaruh orang tua menjadi jauh berkurang
Perubahan Lingkungan
22.
Pengaruh orangtua dalam hal perilaku seksual anak remaja sangat
minim.
Remaja yang memiliki orang tua yang bersedia membahas persoalan
seputar seksual dengan mereka dan menerapkan pengawasan yang
ketat terhadap aktivitas mereka kurang lebih tidak akan terlibat dalam
seks sebelum menikah
Mengalami masalah seputar
seksualitas
23.
Remaja yang pengangguran cendrung mengalami masalah serius.
Remaja yang menganggur, tercatat secara signifikan lebih mengalami
depresi, suasana hati yang negatif, kehilangan kontrol atas emosi dan
perilakunya daripada yang bekerja.
Pegangguran dikaitkan dengan meningkatnya resiko gangguan
psikologi di kalangan anak muda.
Tekanan sosio-ekonomi dan
pengangguran