1. Jendral Ahmad Yani adalah seorang perwira tinggi Indonesia yang lahir di Purworejo pada tahun 1922. Ia memimpin Angkatan Darat Indonesia hingga dibunuh oleh kelompok Gerakan 30 September pada 1965.
2. Ahmad Yani dibunuh bersama enam jendral lainnya karena diduga terlibat rencana kudeta melawan presiden Soekarno yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia.
3. Jasadnya dan para jendral lainnya ditem
Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222
1. 1
Assalamualaikum wr.wb
Bertanya : Foto siapakah ini?
: Ini adalah foto Jendral Ahmad Yani.
Siapakah Jendral Ahmad Yani itu?
Disebuah desa Jenar kabupaten Purworeja, Propinsi Jawa Tengah. Ada sepasang
keluarga yaitu Sardjo ( sarjo ) dan istrinya Martini. Mereka dikaruniai 3 orang anak yaitu
Ahmad Yani, Asmi, Asina. Ahmad Yani merupakan anak pertama dari keluarga bapak Sarjo
dan ibu Mertini. Walaupun kakeknya seorang kepala desa, bapak Sarjo,ayahnya Ahmad
Yani hanyalah seorang supir pada keluarga Jans Hulstijn seorang Belanda yang menjabat
sebagai administatuer di Purworeja. Keluarga Jans Huslstijn sangat menyayangi keluarga
Sardjo karena pengabdianya. Terutama kepada anak laki-lakinya yang bernama Ahmad
Yani.
Ahmad Yani seorang anak yang pintar dan cerdas,tidak heran kalau keluarga Jans
Hulstijn sangat menyayanginya.
Sebagai anak desa Ahmad Yani tumbuh dan berkembang seperti anak-anak desa
lainya. Ia dan kawan-kawanya mendapatkan pengajaran dan pengetahuan islam yang
mencakup pengetahuan ibadah dan akhlak. Ia juga mempunyai cferita-cerita dalam kisah
pewayangan. Salah satu keteladanan yang ditiru adalah sifat dan sikap para PANDAWA
yang selalu bersikap satria tanpa pamrih, suka kadilan, kebenaran, jujur dan tanggung jawab.
Tahun 1928 Ahmad Yani yaitu masuk ke HIS atau Sekoloah Dasar J untuk anak-
anak pribumi yang menggunakan bahasa Belanda, Tahun1 935 Ahmad Yani menyelesaikan
pendidikanya di HIS. Ia melanjutkan ke MILO dan lulus tahun 1938. Kemudian melanjutkan
lagi AMS bagian B jurusan ilmu pasti di Jakarta AMS bagian B.
Setelah perang Dunia keII pada tahun, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1940
mengeluarkan himbauan kepada kaum muda untuk turut berpartisipasi dalam upaya
pembelaan wilayah dari serangan Jepang. Ahmad Yani masuk ke CORO pada angkatan ke 3
tahun 1940 dan menempuh pendidikan basis kemiliteran selama 3 bulan di bogor, selesai
pendidikannya Ahmad Yani bertugas di Bandung dengan pangkat sersan.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sebagai
penguasa, Jepang menahan semua anggota KNIL dan Milisi termasuk Ahmad Yani. Setelah
bebas Ahmad Yani pulang ke Purworeja, dan mengikuti kursus mengetik. Dan salah satu
gurunya bernama Yayu Rulia Subandiah yang kelak menjadi istrinya. Setahun kemudian
Ahmad Yani masuk HEIHO dengan kedudukan sebagai prajurit bantu. Ahmad Yani
mengikuti pendidikan kemiliteran selama empat bulan di Magelang dan meneruskan
pendidikan lagi Bogor. Dengan pangkat shodancho (komandan kompi) tahun 1944.
Shodancho Ahmad Yani di pindahkan di magelang dengan jabatan Komandan Seksi I
Batalion II Magelang. Jepang menyeraah tanpa syarat kepada Sekutu tanggal 14
Agustujepang di 1945 maka beraakhirlah juga kekuasaan Jepang di Indonesia.
Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesi merdeka, kita bebas dari segala bentuk
penjajaahan. Tanggal 5 Okober 1945, pemerintahan membentuk TKR. Ahmad Yani
membentuk Batalion 4 Magelaang dan di percaya sebagai komandan batalion dengan
2. 2
pangkat Mayor, kepercayaan itu diberikan karena keberanian serta keberhasilannya dalam
memimpin aksi perebutan senjata Jepang di Magelang. Ahmad Yani juga memimpin
pertempuran di Ambarawa dengan pasukan inggris. Pertempuran itu dikenal dengan nama
Palagan Ambarawa.
Pada peristiwa agresi militer I tahun 1947 Ahmad Yani ikut memimpin dan diangkat
sebagai komandan brigade 3/ kuda putih di Magelang. Pada agresi militer 2 tahun 1948,
Ahmad Yani dipercaya sebagai komandan Wehkreise3 II atau brigade 9/ III/ kedu dan
pangkatnya dinaikan menjadi Letnan Kolonel dengan tugas bergerilya di gunung merapi,
Merbabu dan pertikaian Indonesia dan Belanda berakhir dan Belanda mengakui kedaulatan
serta kemerdekaan bangsa Indonesia.
Baru sebentar menghirup udara kebebasan, pada tahun 1950 Jawa Tengah dikejutkan
dengan meletusnya aksi pemberontakaan dari Angkatan Umat Islam ( AUI ) yang dipimpin
oleh kyai Somolanggu. Yang biasa dipanggil Romo Pusal yang berpusat di Kebumen.
Pemberontakan AUI dapat dipadamkan, Ahmad Yani menjabat komandan brigade Q “
Pragolo “ I Terilorium IV Pada Tahun 1951.
Tahun 1952 pecah pembrontakan DI / TII yang di pimpin Amir Fatah di Jawa
Tengah yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo yang
membrontak di Jawa Barat.
Untuk mengatasi pembrotakan itu Ahmad Yani mendapat tugas sebagai Komandan Operasi
militer yang dikenal sebagai Gabungan Banteng Negara (GBN). Ahmad Yani membenntuk
Pasukan Banteng Raider dengan kekuatan 2 kompi . dan pembrontakanDI/TII dapat di
kempuhkan. Keudian karena prestasinya Pasukan Banteng Raiders di perbesar mejadi 5
kompi
Tahun 1954 pembrontakan DI/TII dapat diselesaikan dengan baik . Ahmad Yani kembali
bertugas sebagai Itmandar Infantri XII di Purwokerto
Tahun 1950 Ahmad Yani mendapatkan tugas belajar di C566 di Kansas Amerika
Serikat, yang merupakan pusat pendidikan militer dan perwira yang paling bergensi serta
prestisius di Amerika Serikat. Admad Yani memang cerdas, tidak mengherankan Letkol
Ahmad Yani salah satu peserta terbaik dan lulus dengan perdikat Cumlaude ( kunm lod ).
Tahun 1956 Letkol Ahmad Yani telah lulusdari pendidikanya dan kembali ketanh air.
Tanggal 1 September 1956 Ahmad Yani mendapatkan kepercayaan sebagai Asisten II
KSAD ( Kepala Staf Angkatan Darat ). Banyak perwira-perwira senior yang tidak suka
terhadap kepemimpinan KASAD Letjen Nasution. Padahal pengangkatan Letjen Nasution
adalah sah dan konstitusional. Itulah Ahmad Yani selalu membela pimpinannya, karena ia
mempunyai prinsip bahwa seorang prajurit harus memegang teguh SAPTAMARGA.
Ahmad Yani telah berhasil memadamkan beberapa pemberontakan yang ada di
Indonesia. Kini TNI telah menjelma dan tampil dengan kekuatan yang tangguh serta siap
dalam menjaga keamanan dan pertahanan Negara.
Tahun 1960 di usia yang ke-38 tahun Ahmad Yani mendapatkan kenaikan pangkat
menjadi Brigadir Jendral. Tahun 1961 Ahmad Yani naik pangkat lagi menjadi Mayor
Jendra. Dengan berbagai prestasi dan keberhasilannya Ahmad Yani dikenal sebagai Perwira
Tinggi yang dekat dengan Bung Karno. Bahkan ada yang meramalkan Metjen Ahmad Yani
dalam waktu dekat akan memegang posisi yang lebih pretisius dalam Krops Angkatan Darat.
3. 3
Belanda tidak mau menyerahkan Papua Barat ( Irian Barat ) kepada Indonesia, oleh
karena itu Presiden Soekarno mengeluarkan TRIKORA ( Tri Komando Rahyat ) yang isinya
:
1. Gagalkan pembentukan boneka Papua buatan Belanda.
2. Kibarkan sang merah putih di Irian Barat.
3. Bersiaplah untuk mobilitas umum.
Untuk memuluskan rencana militer yang dilakukan di Pupua Barat di bentuklah GKS pada
tahun 1961. Dari angkatan Darat yang ditunjuk Mayjen Admad Yani dan Brigjen Saeharto.
Ahmad Yani kembali sibuk dengan tugasnya sebagai Deputi, Wali KSAD merangkap kastat
KDTI. Ahmad Yani sangat mengagumi dan menghormati sosok Bung Karno sebagai
pemimpin bangsa. Ahmad Yani mengantikan Jendral Nasution sebagai KSAD ( Kepada Staf
Angkatan Darat ) dan dilantik pada tanggal 23 Juni 1962 dengan tugas : menjaga keutuhan
dan kelompok AD.
Semenjak perang kemerdekaan, AD mempunyai hubungan yang baik denngan PKI.
Perseteruan terjadi setelah peristiwa Madium pada tahun 1948. Walau demikian AD tidak
bisa berbuat apa-apa karena PKI menjalin hubungan baik dengan Bung Karno. Sehingga AD
membiarkan PKI tumbuh semakin besar di Indonesia dan menjadi salah satu partai besar di
Indonesia. Tindakan PKI sangat menjengkelkan AD, karena PKI sering menyerahkan masa
dan melakukan kritik-kritik dan hujatan kepada AD.
Tahun 1965 ketua umum PKI,D.N Aidit memintah kepada pemerintah untuk
membentuk angkatan kelima yang anggotanya terdiri dari para buruh dan tani dan akan
disenjatai seperti angkatan bersenjata lainnya, Ahmad Yani tidak setuju dengan alasan
sudah ada TNI, Hanra dan Hansip. Penolakan Ahmad Yani membuat PKI semakin
memusuhi AD dan membuat isu bahwa Letjen Ahmad Yani mempunyai hubungan yang
tidak baik dengan Menko Hankam Jendral Nasution, tentu saja isu itu tidak benar.
bulan Mei tahun 1965, masyarakat dikejutkan adanya isu “ Dewan Jendral “ yang
diberitakan untuk melakukan kudeta terhadap kekuasaan Bung Karno, apalagi setelah Bung
Karno jatuh sakit, isu itu semakin santer. Dengan adanya isu, Ahmad Yani dipanggil Bung
Karno ke istana. Ahmad Yani menjelaskan bahwa isu tersebut itu tidak benar yang ada
adalah Deawan Jabatan dan Kepangkalan Tinggi (Wanjakti ) yang bertugas melakukaan
penilaian kepada para kolenel yang akan naik pangkat. Tanggal 30 September 1965, kamis
malam letjen Beliau melaporkan atas tindakan massa PKI di Jawa Timur. Setelah beliau
pulang Ahmad Yani pergi kekamar untuk beristirahat dan tidur.
Tanggal 1 Oktober 1965 jam 03.00- 04.00 dini hari, pasukan yang berseragam Cakra
birawa, satuan pengawal presiden menerobos masuk kerumah dan mengintrograsi seorang
pembantu permpuan mengenai Ahmad Yani. Karena bungkam, pimpinan pasukan ituterus
memaksa dan membentaknnya. Eddi anak bungsu Ahmad Yani terbabgun, ia menuju
ketempat sumber kegaduhan, kemudian pimpinan pasukan menanyai dia tanpa menjawab dia
menuju kekamar tidur ayahnya. Ahmad Yani akhirnya keluar, kemudian pimpinan Cakra
Birawa mengatakan bahwa Jendral Ahmad Yani dipanggil menghadap Presiden karena
Negara dalam keadaan genting. Tentu saja beliau ingin cepat menghadap Presiden, tetapi
minta izin dulu untuk mandi. Tetapi permintaan Jendral Ahmad Yani ditolaknya karena
harus berangkat sekarang juga. Baru beberapa langkah menuju ke kamar mandi, tiba-tiba
terrdengar suara tembakan dor- dor- dor! Tubuh beliaupun jatuh kelantai, kemudian
4. 4
tubuhnyapun diseret keluar dengan di irirngi tatapan tangis tertahan dari anak-anaknya.
Jasadnya dibawa kesuatu tempat yang bernama Lubang Buaya di Jakarta Timur.
Gerombolan itu menamakan sebagai Gerakan 30 September ( G30S ) dengan pimpinan
Letkol Untung Samsuri yang didalangi oleh PKI dan menculik dan membunuh beberapa
Jendral dan Pejabat di lingkungan AD, Seperti :
Mayjen Soeprpto
Mayjen MT Haryono
Mayjen Soparman
Brigjen Sutopo S
Drigjen DI Panjaitan
Letnan Satu Piere A Tendean
Ke-6 jendral dan satu perwira menengah pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965 itu dibunuh
dan jasadnya dimasukan ke dalam sumur tua ditengah hutan perkebunan di daerah Lubang
Buaya.
Pada tanggal 4 Oktober ke-7 Jasad itu ditemukan dan di optopsi, kemudian
dimakamkan pada tanggal 5 Oktober 1965 bertepatan dengan hari ABRI ke-20 dalam
upacara kebesaran militer di TMP Kalibata Jakarta.
Sebagai pengakuan atas jasa-jasanya, Letjen Ahmad Yani bersama 5 perwira tinggi
tinggi dan satu perwira menengah mendapat kenaikan pangkat satu tingkat secara Anumerta.
Letjen Ahmad Yani sosok perwira yang cerdas, gagah berani, bertanggung jawab dan
memegang teguh Sapta Marga itu telah gugur sebagai Kusuma Bangsa dan mendapat gelar “
PAHLAWAN REVOLUSI “.