Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengkabelan jaringan komputer pada gedung bertingkat yang mencakup teknik backbone, cascade, stack, dan penggunaan bridge untuk menghubungkan jaringan yang memiliki topologi berbeda.
2. Menentukan sistem kabel yang dipakai
Untuk memungkinkan perencanaan dan
instalasi kabel selama konstruksi / renovasi
Menetapkan persyaratan kinerja
Independen aplikasi
3. Memberikan fleksibilitas
Mendukung lingkungan yang beragam
Memastikan bahwa dapat diandalkan, kinerja
tinggi
Memungkinkan untuk bergerak cepat,
menambahkan, perubahan
5. Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari
kabel-kabel yang tersusun secara horizontal,
terminasi mekanikal, dan patch cords
(jumper). Pengertian horizontal disini adalah
sistem pengkabelan akan berjalan secara
horizontal baik diatas lantai ataupun di
bawah atap.
7. Pembangunan jaringan pada gedung bertingkat
a. Horizontal subsystem
Mencakup instalasi pada suatu lantai tertentu sedemikian
rupa sehingga instalasi horizontal pada suatu lantai tidak
saling tergantung dengan instalasi horisontal pada lantai
yang lain.
b. Vertical Horizontal subsystem
untuk menghubungkan beberapa horizontal distribution
subsystem yang terdapat pada beberapa lantai (gedung
bertingkat) yang berbeda, tetapi dalam satu gedung yang
sama sehingga dapat menjadi satu kesatuan infrastruktur
jaringan yang terintegrasi dan utuh.
8. Jika jaringan yang bertopologi berbeda satu
dengan yang lain digabungkan maka akan
terbentuk mixed network topology (topologi
campuran). Campuran yang paling sering adalah
topologi bus dan topologi star.
Hubungan antara topologi Bus dan Topologi Star
9. 1. Teknik Backbone
Proses penggabungan beberapa jaringan lokal
pada masing-masing lantai dari bangunan
bertingkat dengan menggunakan satu jalur kabel
utama dan khusus, biasanya kabel yang digunakan
adalah jenis serat optik, kabel RG-58, atau RG-8.
Sedangkan konektor yang digunakan adalah ST
untuk serat optik, BNC untuk kabel RG-58, dan AUI
untuk kabel RG-8.
Teknik backbone merupakan teknik yang paling
banyak digunakan karena dapat mencegah
bottleneck yang terjadi pada server.
12. Yang dimaksud dengan teknik cascade adalah
pemasangan secara bertingkat. Konektor yang biasa
digunakan adalah konektor utama pada hub yang
bersangkutan, misalnya BNC pada RG-58 hub dan RJ-
45 pada UTP hub.
Pada Metode Cascade terjadi perbedaan level pada
jaringan masing-masing lantai yang ada. Level yang
paling tinggi (level 1) akan memiliki unjuk kerja yang
paling baik, sedangkan level yang paling bawah (level
4) memiliki unjuk kerja yang paling buruk.
14. Dalam konfigurasi jaringan backbone tidak dapat
menghubungkan lebih dari dua hub secara cascade,
kecuali menggunakan bridge.
15. Pengertian Stack adalah
susunan.
Dua hub atau lebih
diletakkan pada posisi
bertumpuk satu sama lain
dan masing-masing
dihubungkan dengan kabel
stack (kabel paralel 50 pin)
dan konektor DB-50 melalui
stack port masing-masing
hub.
DB 50 Connector
16. Bridge adalah perangkat keras inter-jaringan
jaringan yang melakukan konversi lapisan pertama
dan kedua dari OSI.
Misalnya :
Dalam satu jaringan komputer lokal yang
menggunakan CSMA/CD pada lapisan kedua akan
dihubungkan dengan LAN, yang lain menggunakan
token ring pada lapisan keduanya, maka
dibutuhkan Bridge untuk menggabungkan kedua
jaringan Komputer Lokal tersebut sebagai Inter-
jaringan.