SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang 
menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. 
Pengertian Kinerja Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya 
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan 
kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak 
mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi 
krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan 
tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. 
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil 
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan 
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. 
Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan 
kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. 
Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil 
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang 
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. 
Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut 
dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum 
ketrampikan”. 
Menurut Barry Cushway (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah 
bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”. 
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “ merupakan perilaku yang 
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai 
dengan perannya dalam perusahaan”. 
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira 
(2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak 
dilakukan karyawan”. 
John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi 
yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum 
keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan 
kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan 
dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan 
negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa 
individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: 
(a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) 
kompetensi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja 
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang mempengaruhi 
kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang 
diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan 
organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja 
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok 
dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang 
diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2000) 
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor kemampuan Secara 
psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan 
realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai 
dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai 
dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan 
diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang 
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc 
Cleland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001 : 68), berpendapat bahwa “Ada hubungan 
yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan 
pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk 
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja 
(kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari 
seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2) 
Berani mengambil resiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang 
menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit 
dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan 
rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap 
kinerja : 1)Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman 
kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2)Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, 
kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja 3)Faktor organisasi : struktur organisasi, desain 
pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system) 
Penilaian Kinerja 
Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna 
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau 
program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja 
individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui 
penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja 
karyawan. Menurut Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) “ A way of measuring the contribution 
of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi 
individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja. 
Menurut Cascio ( 1992 : 267 ) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang 
sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok”.
Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang 
dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, 
termasuk potensi pengembangannya”. 
Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh 
organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”. 
Tujuan Penilaian Kinerja 
Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai 
suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan : 
1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan 
sebagai staffing decision 3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem 
seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan : 1.Prestasi riil yang 
dicapai individu 2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi- pestasi 
yang dikembangkan. 
Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat 
bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja 
bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 
3.Kebutuhan latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan 
promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan 
penelitian pegawai 6.Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai 
MEMBANGUN KINERJA STAFF 
Bersama saya Cokroaminoto membahas topik Manajemen Sumber Daya Manusia tentang Faktor-faktor 
Kinerja dan Produktivitas Karyawan, Motivasi, Organisasi, Imbalan, Kepemimpinan, Staff, 
Metodologi Penelitian dan Teknik Mendapatkan Informasi via Google dan Membangun Komunitas via 
Wordpress 
MEMBANGUN KINERJA MELALUI PENINGKATAN 
KEMAMPUAN KARYAWAN 
Posted in Gagasan at 7:29 am by cokroaminoto 
Menurut Gibson, kinerja individual karyawan selain dipengaruhi oleh faktor motivasi, juga oleh 
kemampuan karyawan. Karyawan dengan kemampuan teknis maupun operasional yang tinggi untuk 
sebuah tugas akan meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam hal kemampuan karyawan, banyak yang 
bisa kita lihat bahwa seorang karyawan merasa termotivasi dan memiliki kinerja yang baik, jika 
seorang karyawan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap bidang tugas dan tanggung 
jawabnya, kondisi fisik, adanya dukungan faktor keluarga serta tidak adanya hambatan geographic.
Sehingga menjadi kewajiban bagi manajemen untuk meningkatkan pengetahuan karyawan. Dari 
berbagai sumber, diketahui bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh dari pendidikan formal, 
pelatihan, akses informasi maupun pengalaman. Untuk itu berbagai upaya yang dapat ditempuh 
adalah, penerapan program tugas belajar dalam rangka meningkatkan level pendidikan karyawan. 
Cara yang digunakan dapat ‘paruh waktu’ maupun penuh waktu. Banyak perusahaan mencarikan 
program tugas belajar karyawanya dengan program week-end, agar tidak mengganggu waktu 
kerjanya di perusahaan. Manfaat lainnya bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dalam 
bangku kuliahnya dapat langsung diaplikasikan dalam pekerjaannya. Atau sebaliknya, bahwa 
persoalan-persoalan yang mereka jumpai dalam pekerjaan, dapat menjadi bahan diskusi dalam 
kegiatan kuliah. Terlepas dari apa jenis programnya, maupun sistem pembayaran pendidikanya, 
menyediakan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan pendidikannya memberi jalan bagi 
peningkatan kinerjanya secara individual. 
Selain melalui pendidikan formal, peningkatan pengetahuan dapat ditempuh melalui 
penyelenggaraan pelatihan teknis bagi karyawan. Meningkatkan akses informasi seputar topik 
pekerjaan karyawan dengan berbagai sarana dan teknologinya, serta memberikan ruang gerak yang 
lebih luas dan kreatif yang memungkinkan karyawan memperoleh pengalaman langsung dalam 
menjawab persoalan-persoalan pekerjaan sehari-hari. Banyak kegiatan yang dapat memperkaya 
pengalaman karyawan, seperti onward out-bond, diskusi mingguan, serta kegiatan-kegiatan 
rekreatif lainnya. Kesemuanya itu dapat menjadi sumber dan meningkatkan pengetahuan. Yang pada 
akhirnya nanti dapat meningkatkan motivasi kerja dan kinerja individual karyawan. 
Tidak hanya itu, kemampuan karyawan dipengaruhi kondisi tubuh. Sehingga berusaha mengerti 
aspek-aspek yang mempengaruhi kondisi tubuh karyawan sangatlah penting. Kondisi tubuh dalam 
satu waktu dapat berbeda antar karyawantergantung pada beberapa hal, diantaranya: jenis kelamin 
laki-perempuan, umur tua-muda, kondisi sehat-sakit, hamil-tidak hamil dan seterusnya. 
Selain itu, bahwa karyawan dapat memiliki kemampuan yang baik jika ada faktor dukungan keluarga 
dan tidak ada hambatan dalam faktor geografis. Dua hal terakhir ini, hampir sering luput dari 
perhatian pimpinan. Selain persoalan tersebut sangatlah ’dalam’ tetapi tidak banyak juga karyawan 
bersedia berbagi. Tetapi dua hal inilah dari banyak penelitian maupun fakta di lapangan sangat 
besar pengaruhnya bagi kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas yang menjadi bagian 
kinerjanya. Bagaimana tidak, jika seorang karyawan dengan tingkat pengetahuan yang handal, 
dengan tingkat stamina yang prima dapat bekerja dengan baik, jika masalah-masalah keluarganya 
yang ada di rumah, tidak terselesaikan dan terbawa hingga ke kantor. Atau tiba-tiba dalam 
perjalanan menuju tempat kerja, terhalang banjir atau halangan kerusakan mesin mobilnya. Pastilah 
terganggu pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. 
Dari hal-hal tersebut di atas, ada beberapa sspek dalam meningkatkan kemampuan karyawan, 
diantaranya meliputi: 
Pengetahuan (Pendidikan, pelatihan, informasi, pengalaman) 
Kondisi Tubuh 
Faktor Keluarga (demographical factors) 
Faktor alamiah (geographical factors)
PENDEKATAN MMSDM MODERN Mei 7, 2007 
Posted by sjafri mangkuprawira in MSDM, Mutu, organisasi. 
trackback 
Pendekatan yang sering dilakukan oleh produsen dalam suatu organisasi perusahaan untuk melihat kinerja 
perusahaan dilihat dari mutu karyawan masih bersifat tradisional. Artinya produsen hanya melihat siapa saja 
karyawan yang produktivitasnya termasuk di bawah standar perusahaan. Kemudian dicari pensolusiannya, 
misalnya melatih dan bahkan mungkin menghukum mereka dalam hal kompensasi atau karir tanpa melihat dari 
aspek manusiawi. Secara tradisional pendekatan yang dilakukan terlalu beorientasi pada kepentingan organisasi 
semata, parsial dan tidak diikuti dengan pengamatan terhadap faktor-faktor penyebab menurunnya mutu SDM. 
Dengan kata lain, pengawasan terhadap mutu SDM dilakukan dengan lebih berorientasi pada kegiatan rutin semata 
dibanding pada upaya pengembangan mutu SDM itu sendiri. 
Pemahaman tentang mutu SDM karyawan dalam pendekatan Manajemen Mutu SDM (MMSDM) modern, dicermati 
sebagai upaya membangun pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif serta integral. Para karyawan tidak 
dipahami sebagai manusia yang memiliki ciri-ciri yang sama karena dalam kenyataan sifat mereka cenderung 
beragam dan karyawan tidak mampu bekerja sendiri tetapi harus bekerja sama. Karena itu pemahaman tentang 
karyawan dalam kerangka pengembangan organisasi yang utuh atau dengan pendekatan MMSDM moderen 
dicirikan oleh beberapa karakteristik berikut: 
(1) Secara filosofis, pendekatan MMSDM modern memandang mutu SDM sebagai bagian dari kehidupan seseorang. 
Mutu sudah merupakan kebutuhan hidup seseorang. Dengan demikian, tiap kalangan manajemen dan karyawan 
dalam melakukan pekerjaannya selalu berorientasi pada mutu. Pemahaman tentang pentingnya mutu SDM dalam 
peningkatan kinerja karyawan dan organisasi, dengan demikian, seharusnya merupakan bagian integral dari visi 
dan misi organisasi dan bahkan budaya organisasi. 
(2) Pendekatan MMSDM modern berorientasi pada kepentingan perusahaan yang hasil akhirnya adalah dalam 
bentuk mutu produk yang akan berdampak pada kepentingan konsumen. Kebutuhan SDM yang bermutu sudah 
mulai dirancang sejak proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Mutu SDM harus memenuhi kualifikasi dari produk 
barang atau jasa yang akan dihasilkan. Selain itu harus disesuaikan dengan jenis, beban dan kualifikasi pekerjaan. 
(3) Permasalahan dimensi mutu SDM bukanlah hanya urusan departemen atau divisi SDM dan karyawan semata, 
tetapi seharusnya merupakan tanggungjawab dari seluruh komponen organisasi. Artinya masalah mutu SDM 
seharusnya diatasi melalui pendekatan partisipatif dari seluruh jajaran organisasi, dimana tiap individu aktif terlibat 
di dalam meningkatkan dan atau paling tidak menjaga mutu SDM yang sudah berada pada standar organisasi. 
Dalam hal ini, dukungan (agenda) manajemen puncak akan dapat mendorong dan memotivasi karyawan untuk 
selalu meningkatkan mutu SDMnya. Sedangkan, pihak manajemen membangun suasana kerja yang kondusif 
dengan kerap memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi sehingga sekaligus membangun 
kebanggaan di kalangan karyawan terhadap segala sesuatu yang telah mereka kerjakan.
(4) Pendekatan MMSDM moderen juga dicirikan oleh adanya kegiatan yang lebih berorientasi pada pencegahan 
penurunan mutu SDM dibanding kegiatan mendeteksi dan memperbaiki penurunan mutu SDM. Prinsipnya 
pencegahan lebih murah dibanding perbaikan. Dengan demikian pendekatan seperti ini akan mampu mengurangi 
biaya produksi. 
(5) Pendekatan MMSDM moderen membutuhkan sistem umpan-balik yang efektif dan bersinambung. Analisis 
hubungan mutu SDM dan kinerja karyawan serta kinerja perusahaan menjadi sangat penting dilakukan. Begitu pula 
evaluasi tentang keberhasilan, kekuatan dan kelemahan tiap program pengembangan mutu SDM perlu dilakukan 
secara terencana dengan baik. Disinilah komitmen manajemen puncak memiliki posisi sangat strategis dalam hal 
merumuskan kebijakan pengembangan mutu SDM demi kelangsungan hidup organisasi. 
KINERJA: APA ITU? Mei 29, 2007 
Posted by sjafri mangkuprawira in MSDM. 
trackback 
Penilaian tentang kinerja individu karyawan semakin penting ketika perusahaan akan melakukan 
reposisi karyawan. Artinya bagaimana perusahaan harus mengetahui factor-faktor apa saja yang 
mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan 
SDM sacara optimum. Pada gilirannya kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi 
suatu perusahaan. Apakah sebenarnya arti kinerja itu? Berikut saya kutip ulasan yang ada dalam 
buku “Performance Appraisal”, karangan Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB, 2005, Rajagrafindo 
Persada. 
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertent u di dalam melaksanakan tugas 
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan 
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah t erjemahan dari kata performance, 
yang menurut The Scribner-Bantam English Distionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata “ to 
perform” dengan beberap a “entries” y aitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute); (2) 
memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar ( to discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau 
menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understaking); dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh 
seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine). Beberapa pengertian berikut ini akan memperkaya wawasan 
kita tentang kinerja. 
1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan 
yang diminta (Stolovitch and Keeps: 1992). 
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin: 1987). 
3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy and Premeaux: 1993). 
4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus 
memliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk 
mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya( Hersey 
and Blanchard: 1993).
5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Casio: 1992). 
6. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah 
ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson and 
Ivancevich: 1994). 
7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan 
penilian kinerja individu, yakni: (a) tugas individu; (b) perilaku individu; dan (c) ciri individu (Robbin: 1996). 
8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun 
perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991). 
9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau 
opportunity (O), yaitu kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan 
(Robbins: 1996). Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan 
kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-ringtangan yang 
mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan yang menjadi 
penghambat. 
Sehubungan dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan 
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan 
performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian 
performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseoarng atau kelompok orang dalam suatu perusahaan 
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak 
melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. 
Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, 
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat -sifat individu. Oleh karena itu, menurut model partner-lawyer (Donnelly, 
Gibson and Invancevich: 1994), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan; 
(b) dorongan; (c) kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal dan eksternal; (f) persepsi 
terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) 
kemampuan, (2) keinginan dan (3) lingkungan. 
Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta 
mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja 
individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh 
kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil 
penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. 
Kepuasan tersebut berhubungan dengan faktor-faktor individu, yakni: (a) kepribadian seperti aktualisasi diri, kemampuan 
menghadapi tantangan, kemampuan menghadapi tekanan, (b) status dan senioritas, makin tinggi hierarkis di dalam perusahaan 
lebih mudah individu tersebut untuk puas; (c) kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu semakin tinggi kepuasan 
kerjanya; (d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu individu yang mempunyai kepuasan yang tinggi terhadap elemen-elemen 
kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja, biasanya akan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi.
Kinerja itu Makhluk Apa Sih? 
by Romi Satria Wahono 
Dunia sepakbola Inggris dikejutkan oleh kekalahan Manchester 
United (MU) dari Portsmouth pada Piala FA pekan lalu. MU, klub 
terkaya di dunia yang dipenuhi pemain bintang dengan kemampuan 
tinggi harus takluk dengan tim yang beberapa tahun lalu langganan 
bermain di Liga Championship alias liga di bawah Liga Premier. 
Kaget kita bertambah lagi, karena tiga hari setelah MU 
kalah, Chelsea lebih parah lagi karena tumbang oleh klub Liga 
Championship papan bawah yang saat ini masih menduduki posisi 
buncit (urutan 19) bernama Barnsley. Lho lho kok bisa sih? Apa 
kurangnya Chelsea? Klub kaya dan dipenuhi pemain 
berkemampuan tinggi, yang gaji sebulan Frank Lampard mungkin bisa membiayai operasional 
bulanan tim Barnsley. Kok bisa berkinerja buruk alias jadi kutu kupret dan ndeso ketika 
berhadapan dengan Barnsley? Nah ini topik bahasan kita pagi dini hari ini 
Kinerja seseorang ataupun sebuah organisasi ternyata tidak hanya ditentukan oleh masalah 
kemampuan (skill) tapi ada faktor lain yang mempengaruhi. Jerry Gray dan Frederick Starke di 
tahun 1984 mengeluarkan satu rumus bahwa: 
KINERJA = MOTIVASI x KEMAMPUAN 
Motivasi adalah entusiasme, semangat dan persistensi seseorang dalam melakukan suatu tugas 
atau kewajiban yang dia emban. Kemampuan pemain Barnsley maupun Portsmouth, bisa saja 
jauh di bawah MU dan Chelsea, tapi mereka memiliki motivasi yang tinggi dan mengebu-gebu 
untuk mengalahkan tim besar yang kaya dan terkenal seperti MU dan Chelsea. Tingginya 
motivasi bisa juga karena kekuatan karakter manajer atau sang leader yang memiliki pengaruh 
mental ke pemain. Akhirnya kinerja yang dihasilkan oleh Portsmouth dan Barnsley lebih baik, 
dan berhasil maju ke babak semi final piala FA 
Saya sering sampaikan ke mahasiswa- mahasiswa saya bahwa “punggung parangpun kalau kita 
punya motivasi dan semangat mengasah, akan bisa jadi tajam”. Saya sendiri juga cah ndeso dan 
kutu kupret, yang sejak SD susah mbedain huruf “b” dan “d”, dan yang masuk ke SMA Taruna 
Nusantara dengan NEM SMP yang sangat rendah. Saya bukan lulusan terbaik SMP Negeri 8 
Semarang, ditambahi memang SMP saya tercinta ini juga bukan SMP favorit di Semarang . 
SMP yang di tahun 1990 dan mungkin juga sampai sekarang, orang Semarang pun nggak tahu 
dimana posisinya Tapi saya punya modal penting, yaitu ”semangat”. Saya punya motivasi 
lebih untuk mendongkrak kinerja saya, saya nggak mau tahun berikutnya dipulangkan karena 
nggak naik kelas. Di SMA Taruna Nusantara, tidak naik berarti dikeluarkan dari sekolah 
Apa yang saya lakukan? Saya kurangi tidur, saya tetap terjaga dan belajar ketika teman-teman 
sudah terlelap tidur, dan saya bangun lebih cepat daripada siapapun di asrama SMA Taruna 
Nusantara. Alhamdulillah kinerja saya yang dinilai bapak ibu guru dalam bentuk angka-angka
menunjukkan grafik meningkat tiap triwulan. Cah ndeso, kutu kupret dan mbeling kayak saya 
pun akhirnya bisa menikmati nilai raport yang baik lho 
Tahun 1995, masuk kampus di Jepang juga harus ngos-ngosan lagi Masalah pertama adalah 
kanji yang diajarkan di sekolah bahasa Jepang ternyata hanya selevel anak SMP. Semakin parah 
karena kemampuan otak terbatas, awal-awal kuliah saya memerlukan waktu satu jam untuk 
memahami satu halaman buku textbook mata kuliah, yang mahasiswa Jepang hanya perlu 5 
menit … hehehe. Ya kemampuan mereka harus saya kejar dengan semangat dan motivasi. Saya 
atur jadwal, saya buat logika sederhana saja, kalau mahasiswa Jepang dalam 1 jam bisa pahami 
12 halaman, ya saya berarti juga harus pahami 12 halaman, meskipun resikonya 12 jam mata 
pedes karena melototin buku Alhamdulillah kinerja saya sebagai mahasiswa di Saitama 
University Jepang tidak terlalu mengecewakan kok. Di akhir kelulusan program S1, 
alhamdulillah masih bisa masuk tiga besar di jurusan, dan bisa melanjutkan ke program Master 
dan Doktor tanpa tes plus ditawari berbagai beasiswa penuh termasuk dari Mombusho. 
Anda merasa jadi siswa atau mahasiswa tidak berprestasi? Kemampuan otak terbatas? Atau 
susah banget nangkep pelajaran atau lebih parah lagi karena merasa nggak dapat apa-apa di 
kampus? Jangan nyerah, tingkatkan motivasi, jangan mau jadi pecundang, jangan mau kalah, 
tamaklah dalam ilmu tapi jangan tamak dalam harta, tahta atau wanita Insya Allah hasilnya 
akan ngikut, lha mau berharap ke siapa lagi, teman, saudara, sahabat? Ingat nggak ada yang bisa 
mengubah diri Anda kecuali Anda sendiri lho, sesuai dengan janji yang Diatas, “innallaha laa 
yughaiyiru maa biqaumin, hatta yughaiyiru maa bianfusihim“. 
Mungkin sebenarnya rumus kinerja itu tidak hanya MOTIVASI x KEMAMPUAN, tapi juga 
adanya ridha Allah karena kekuatan doa kita. Ridha Allah kadang sering kita terjemahkan dalam 
bentuk kata-kata “untung”, “lucky”, dsb 
Orang bijak sering mengatakan: 
“Knowledge is power, but character is more” 
Cuman biasanya saya tambahi menjadi: 
“Knowledge is power, and character is more, but lucky is everything” 
Ayo susun dan rapikan hidup kita sekarang juga. Anda punya modal dan bekal yang lebih baik 
daripada seorang Romi Satria Wahono. Jangan sampai kalah sama si katrok satu ini ;) 
Tetap dalam perdjoeangan !

More Related Content

What's hot

Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Dina Haya Sufya
 
Ppt materi awal sampe akhir
Ppt materi awal sampe akhirPpt materi awal sampe akhir
Ppt materi awal sampe akhirBayinah Bayinah
 
Ppt materi awal sampe akhir
Ppt materi awal sampe akhirPpt materi awal sampe akhir
Ppt materi awal sampe akhirBayinah Bayinah
 
Framework siti hardiyanti rukmanah
Framework  siti hardiyanti rukmanahFramework  siti hardiyanti rukmanah
Framework siti hardiyanti rukmanahsitirukmanah
 
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1  evaluasi kinerja & kompensasiTugas 1  evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasisiti maesaroh
 
minggu 11 manajemen operasi dan produksi
minggu 11 manajemen operasi dan produksiminggu 11 manajemen operasi dan produksi
minggu 11 manajemen operasi dan produksirivayanto
 
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264syaihulimami
 
Conceptual Framework Ellyta Mona Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017
Conceptual Framework Ellyta Mona Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017Conceptual Framework Ellyta Mona Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017
Conceptual Framework Ellyta Mona Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017ellyta mona
 
Makalah1 tugas pak_ade1[1]
Makalah1 tugas pak_ade1[1]Makalah1 tugas pak_ade1[1]
Makalah1 tugas pak_ade1[1]mayawinda
 
Makalah 1 abdurrahman 11160301
Makalah 1 abdurrahman 11160301Makalah 1 abdurrahman 11160301
Makalah 1 abdurrahman 11160301arrahman07
 
Tugas mnj sdm masitoh ainurofi' 1961127
Tugas mnj sdm masitoh ainurofi' 1961127Tugas mnj sdm masitoh ainurofi' 1961127
Tugas mnj sdm masitoh ainurofi' 1961127MasitohAinurofi
 
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Wulan Sari Nur Awalia
 
Makalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiMakalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiazharialim
 
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus UpayTugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upaytubagusupayupay
 
Tugas 1 (lina tasari 11140691)
Tugas 1 (lina tasari 11140691)Tugas 1 (lina tasari 11140691)
Tugas 1 (lina tasari 11140691)linatasari
 
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawati
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawatiOtonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawati
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawatiAGUS SETIYONO
 

What's hot (20)

Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
Interaksi antar sistem variabel faktor manusia dalam rangka efektivitas dan e...
 
Ppt materi awal sampe akhir
Ppt materi awal sampe akhirPpt materi awal sampe akhir
Ppt materi awal sampe akhir
 
Ppt materi awal sampe akhir
Ppt materi awal sampe akhirPpt materi awal sampe akhir
Ppt materi awal sampe akhir
 
Framework siti hardiyanti rukmanah
Framework  siti hardiyanti rukmanahFramework  siti hardiyanti rukmanah
Framework siti hardiyanti rukmanah
 
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1  evaluasi kinerja & kompensasiTugas 1  evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasi
 
minggu 11 manajemen operasi dan produksi
minggu 11 manajemen operasi dan produksiminggu 11 manajemen operasi dan produksi
minggu 11 manajemen operasi dan produksi
 
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264
 
Conceptual Framework Ellyta Mona Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017
Conceptual Framework Ellyta Mona Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017Conceptual Framework Ellyta Mona Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017
Conceptual Framework Ellyta Mona Hapzi Ali Kinerja Karyawan UIN STS Jambi 2017
 
Makalah1 tugas pak_ade1[1]
Makalah1 tugas pak_ade1[1]Makalah1 tugas pak_ade1[1]
Makalah1 tugas pak_ade1[1]
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
makalah uts
makalah uts makalah uts
makalah uts
 
Makalah 1 abdurrahman 11160301
Makalah 1 abdurrahman 11160301Makalah 1 abdurrahman 11160301
Makalah 1 abdurrahman 11160301
 
Tugas FrameWork
Tugas FrameWorkTugas FrameWork
Tugas FrameWork
 
Tugas mnj sdm masitoh ainurofi' 1961127
Tugas mnj sdm masitoh ainurofi' 1961127Tugas mnj sdm masitoh ainurofi' 1961127
Tugas mnj sdm masitoh ainurofi' 1961127
 
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
 
Makalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiMakalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasi
 
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus UpayTugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
Tugas 1- UTS-Evaluasi kinerja dan kompensasi-Tubagus Upay
 
Tugas 1 (lina tasari 11140691)
Tugas 1 (lina tasari 11140691)Tugas 1 (lina tasari 11140691)
Tugas 1 (lina tasari 11140691)
 
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawati
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawatiOtonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawati
Otonomi vol13no1jan2013-04. sri pancawati
 
Makalah msdm ok
Makalah msdm okMakalah msdm ok
Makalah msdm ok
 

Similar to Kinerja

Makalah uts riyanik 7 d msdm
Makalah uts riyanik 7 d msdmMakalah uts riyanik 7 d msdm
Makalah uts riyanik 7 d msdmRiyanikRaya
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja putri af 11140025 klas 7 p msdm
Tugas makalah uts evaluasi kinerja putri af 11140025 klas 7 p msdmTugas makalah uts evaluasi kinerja putri af 11140025 klas 7 p msdm
Tugas makalah uts evaluasi kinerja putri af 11140025 klas 7 p msdmPutriAf3
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692YetiApriani
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)puputjens
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjausep setiawan
 
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...Yusinadia Sekar Sari
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjadesikardiyanti
 
Makalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjaMakalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjayulicute
 
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerja
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerjaMateri 1 7 dan 10-14kepuasan kinerja
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerjaSukma wijaya
 
Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan; Media STIM Amkop; Periode Mei-Agustus 2016
Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan; Media STIM Amkop; Periode Mei-Agustus 2016Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan; Media STIM Amkop; Periode Mei-Agustus 2016
Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan; Media STIM Amkop; Periode Mei-Agustus 2016Aries Veronica
 
Slidesher sdm qazun nadhifa (19613470
Slidesher sdm  qazun nadhifa (19613470Slidesher sdm  qazun nadhifa (19613470
Slidesher sdm qazun nadhifa (19613470QazunNadhifa
 
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasijefrimarudutbutar
 

Similar to Kinerja (20)

Makalah uts riyanik 7 d msdm
Makalah uts riyanik 7 d msdmMakalah uts riyanik 7 d msdm
Makalah uts riyanik 7 d msdm
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja putri af 11140025 klas 7 p msdm
Tugas makalah uts evaluasi kinerja putri af 11140025 klas 7 p msdmTugas makalah uts evaluasi kinerja putri af 11140025 klas 7 p msdm
Tugas makalah uts evaluasi kinerja putri af 11140025 klas 7 p msdm
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
Tugas makalah uts evaluasi kinerja yeti 11140692
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah  Evaluasi Kinerja dan Kompen...
Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompen...
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Makalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjaMakalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerja
 
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerja
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerjaMateri 1 7 dan 10-14kepuasan kinerja
Materi 1 7 dan 10-14kepuasan kinerja
 
uts
utsuts
uts
 
Uts
UtsUts
Uts
 
Uts
UtsUts
Uts
 
TUGAS 2
TUGAS 2 TUGAS 2
TUGAS 2
 
Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan; Media STIM Amkop; Periode Mei-Agustus 2016
Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan; Media STIM Amkop; Periode Mei-Agustus 2016Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan; Media STIM Amkop; Periode Mei-Agustus 2016
Jurnal Ekonomi & Kewirausahaan; Media STIM Amkop; Periode Mei-Agustus 2016
 
Uts makalah 1
Uts makalah 1Uts makalah 1
Uts makalah 1
 
Framework ppt Evakinkom
Framework ppt EvakinkomFramework ppt Evakinkom
Framework ppt Evakinkom
 
Slidesher sdm qazun nadhifa (19613470
Slidesher sdm  qazun nadhifa (19613470Slidesher sdm  qazun nadhifa (19613470
Slidesher sdm qazun nadhifa (19613470
 
Makalah kinerja
Makalah kinerjaMakalah kinerja
Makalah kinerja
 
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
 

Kinerja

  • 1. Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. Pengertian Kinerja Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Menurut John Whitmore (1997 : 104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”. Menurut Barry Cushway (2002 : 1998) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”. Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah : “ merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”. John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu kebijakan operasional. Mink (1993 : 76) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi.
  • 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001 : 68), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2) Berani mengambil resiko 3) Memiliki tujuan yang realistis 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1)Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2)Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja 3)Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system) Penilaian Kinerja Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) “ A way of measuring the contribution of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja. Menurut Cascio ( 1992 : 267 ) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok”.
  • 3. Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”. Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan”. Tujuan Penilaian Kinerja Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus menyelesaikan : 1.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2.Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3.Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan : 1.Prestasi riil yang dicapai individu 2.Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3.Prestasi- pestasi yang dikembangkan. Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan 4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai MEMBANGUN KINERJA STAFF Bersama saya Cokroaminoto membahas topik Manajemen Sumber Daya Manusia tentang Faktor-faktor Kinerja dan Produktivitas Karyawan, Motivasi, Organisasi, Imbalan, Kepemimpinan, Staff, Metodologi Penelitian dan Teknik Mendapatkan Informasi via Google dan Membangun Komunitas via Wordpress MEMBANGUN KINERJA MELALUI PENINGKATAN KEMAMPUAN KARYAWAN Posted in Gagasan at 7:29 am by cokroaminoto Menurut Gibson, kinerja individual karyawan selain dipengaruhi oleh faktor motivasi, juga oleh kemampuan karyawan. Karyawan dengan kemampuan teknis maupun operasional yang tinggi untuk sebuah tugas akan meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam hal kemampuan karyawan, banyak yang bisa kita lihat bahwa seorang karyawan merasa termotivasi dan memiliki kinerja yang baik, jika seorang karyawan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap bidang tugas dan tanggung jawabnya, kondisi fisik, adanya dukungan faktor keluarga serta tidak adanya hambatan geographic.
  • 4. Sehingga menjadi kewajiban bagi manajemen untuk meningkatkan pengetahuan karyawan. Dari berbagai sumber, diketahui bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh dari pendidikan formal, pelatihan, akses informasi maupun pengalaman. Untuk itu berbagai upaya yang dapat ditempuh adalah, penerapan program tugas belajar dalam rangka meningkatkan level pendidikan karyawan. Cara yang digunakan dapat ‘paruh waktu’ maupun penuh waktu. Banyak perusahaan mencarikan program tugas belajar karyawanya dengan program week-end, agar tidak mengganggu waktu kerjanya di perusahaan. Manfaat lainnya bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dalam bangku kuliahnya dapat langsung diaplikasikan dalam pekerjaannya. Atau sebaliknya, bahwa persoalan-persoalan yang mereka jumpai dalam pekerjaan, dapat menjadi bahan diskusi dalam kegiatan kuliah. Terlepas dari apa jenis programnya, maupun sistem pembayaran pendidikanya, menyediakan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan pendidikannya memberi jalan bagi peningkatan kinerjanya secara individual. Selain melalui pendidikan formal, peningkatan pengetahuan dapat ditempuh melalui penyelenggaraan pelatihan teknis bagi karyawan. Meningkatkan akses informasi seputar topik pekerjaan karyawan dengan berbagai sarana dan teknologinya, serta memberikan ruang gerak yang lebih luas dan kreatif yang memungkinkan karyawan memperoleh pengalaman langsung dalam menjawab persoalan-persoalan pekerjaan sehari-hari. Banyak kegiatan yang dapat memperkaya pengalaman karyawan, seperti onward out-bond, diskusi mingguan, serta kegiatan-kegiatan rekreatif lainnya. Kesemuanya itu dapat menjadi sumber dan meningkatkan pengetahuan. Yang pada akhirnya nanti dapat meningkatkan motivasi kerja dan kinerja individual karyawan. Tidak hanya itu, kemampuan karyawan dipengaruhi kondisi tubuh. Sehingga berusaha mengerti aspek-aspek yang mempengaruhi kondisi tubuh karyawan sangatlah penting. Kondisi tubuh dalam satu waktu dapat berbeda antar karyawantergantung pada beberapa hal, diantaranya: jenis kelamin laki-perempuan, umur tua-muda, kondisi sehat-sakit, hamil-tidak hamil dan seterusnya. Selain itu, bahwa karyawan dapat memiliki kemampuan yang baik jika ada faktor dukungan keluarga dan tidak ada hambatan dalam faktor geografis. Dua hal terakhir ini, hampir sering luput dari perhatian pimpinan. Selain persoalan tersebut sangatlah ’dalam’ tetapi tidak banyak juga karyawan bersedia berbagi. Tetapi dua hal inilah dari banyak penelitian maupun fakta di lapangan sangat besar pengaruhnya bagi kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas yang menjadi bagian kinerjanya. Bagaimana tidak, jika seorang karyawan dengan tingkat pengetahuan yang handal, dengan tingkat stamina yang prima dapat bekerja dengan baik, jika masalah-masalah keluarganya yang ada di rumah, tidak terselesaikan dan terbawa hingga ke kantor. Atau tiba-tiba dalam perjalanan menuju tempat kerja, terhalang banjir atau halangan kerusakan mesin mobilnya. Pastilah terganggu pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Dari hal-hal tersebut di atas, ada beberapa sspek dalam meningkatkan kemampuan karyawan, diantaranya meliputi: Pengetahuan (Pendidikan, pelatihan, informasi, pengalaman) Kondisi Tubuh Faktor Keluarga (demographical factors) Faktor alamiah (geographical factors)
  • 5. PENDEKATAN MMSDM MODERN Mei 7, 2007 Posted by sjafri mangkuprawira in MSDM, Mutu, organisasi. trackback Pendekatan yang sering dilakukan oleh produsen dalam suatu organisasi perusahaan untuk melihat kinerja perusahaan dilihat dari mutu karyawan masih bersifat tradisional. Artinya produsen hanya melihat siapa saja karyawan yang produktivitasnya termasuk di bawah standar perusahaan. Kemudian dicari pensolusiannya, misalnya melatih dan bahkan mungkin menghukum mereka dalam hal kompensasi atau karir tanpa melihat dari aspek manusiawi. Secara tradisional pendekatan yang dilakukan terlalu beorientasi pada kepentingan organisasi semata, parsial dan tidak diikuti dengan pengamatan terhadap faktor-faktor penyebab menurunnya mutu SDM. Dengan kata lain, pengawasan terhadap mutu SDM dilakukan dengan lebih berorientasi pada kegiatan rutin semata dibanding pada upaya pengembangan mutu SDM itu sendiri. Pemahaman tentang mutu SDM karyawan dalam pendekatan Manajemen Mutu SDM (MMSDM) modern, dicermati sebagai upaya membangun pendekatan yang lebih holistik dan komprehensif serta integral. Para karyawan tidak dipahami sebagai manusia yang memiliki ciri-ciri yang sama karena dalam kenyataan sifat mereka cenderung beragam dan karyawan tidak mampu bekerja sendiri tetapi harus bekerja sama. Karena itu pemahaman tentang karyawan dalam kerangka pengembangan organisasi yang utuh atau dengan pendekatan MMSDM moderen dicirikan oleh beberapa karakteristik berikut: (1) Secara filosofis, pendekatan MMSDM modern memandang mutu SDM sebagai bagian dari kehidupan seseorang. Mutu sudah merupakan kebutuhan hidup seseorang. Dengan demikian, tiap kalangan manajemen dan karyawan dalam melakukan pekerjaannya selalu berorientasi pada mutu. Pemahaman tentang pentingnya mutu SDM dalam peningkatan kinerja karyawan dan organisasi, dengan demikian, seharusnya merupakan bagian integral dari visi dan misi organisasi dan bahkan budaya organisasi. (2) Pendekatan MMSDM modern berorientasi pada kepentingan perusahaan yang hasil akhirnya adalah dalam bentuk mutu produk yang akan berdampak pada kepentingan konsumen. Kebutuhan SDM yang bermutu sudah mulai dirancang sejak proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Mutu SDM harus memenuhi kualifikasi dari produk barang atau jasa yang akan dihasilkan. Selain itu harus disesuaikan dengan jenis, beban dan kualifikasi pekerjaan. (3) Permasalahan dimensi mutu SDM bukanlah hanya urusan departemen atau divisi SDM dan karyawan semata, tetapi seharusnya merupakan tanggungjawab dari seluruh komponen organisasi. Artinya masalah mutu SDM seharusnya diatasi melalui pendekatan partisipatif dari seluruh jajaran organisasi, dimana tiap individu aktif terlibat di dalam meningkatkan dan atau paling tidak menjaga mutu SDM yang sudah berada pada standar organisasi. Dalam hal ini, dukungan (agenda) manajemen puncak akan dapat mendorong dan memotivasi karyawan untuk selalu meningkatkan mutu SDMnya. Sedangkan, pihak manajemen membangun suasana kerja yang kondusif dengan kerap memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi sehingga sekaligus membangun kebanggaan di kalangan karyawan terhadap segala sesuatu yang telah mereka kerjakan.
  • 6. (4) Pendekatan MMSDM moderen juga dicirikan oleh adanya kegiatan yang lebih berorientasi pada pencegahan penurunan mutu SDM dibanding kegiatan mendeteksi dan memperbaiki penurunan mutu SDM. Prinsipnya pencegahan lebih murah dibanding perbaikan. Dengan demikian pendekatan seperti ini akan mampu mengurangi biaya produksi. (5) Pendekatan MMSDM moderen membutuhkan sistem umpan-balik yang efektif dan bersinambung. Analisis hubungan mutu SDM dan kinerja karyawan serta kinerja perusahaan menjadi sangat penting dilakukan. Begitu pula evaluasi tentang keberhasilan, kekuatan dan kelemahan tiap program pengembangan mutu SDM perlu dilakukan secara terencana dengan baik. Disinilah komitmen manajemen puncak memiliki posisi sangat strategis dalam hal merumuskan kebijakan pengembangan mutu SDM demi kelangsungan hidup organisasi. KINERJA: APA ITU? Mei 29, 2007 Posted by sjafri mangkuprawira in MSDM. trackback Penilaian tentang kinerja individu karyawan semakin penting ketika perusahaan akan melakukan reposisi karyawan. Artinya bagaimana perusahaan harus mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan SDM sacara optimum. Pada gilirannya kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi suatu perusahaan. Apakah sebenarnya arti kinerja itu? Berikut saya kutip ulasan yang ada dalam buku “Performance Appraisal”, karangan Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB, 2005, Rajagrafindo Persada. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertent u di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah t erjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English Distionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata “ to perform” dengan beberap a “entries” y aitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar ( to discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understaking); dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine). Beberapa pengertian berikut ini akan memperkaya wawasan kita tentang kinerja. 1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps: 1992). 2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin: 1987). 3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy and Premeaux: 1993). 4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya( Hersey and Blanchard: 1993).
  • 7. 5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Casio: 1992). 6. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson and Ivancevich: 1994). 7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan penilian kinerja individu, yakni: (a) tugas individu; (b) perilaku individu; dan (c) ciri individu (Robbin: 1996). 8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991). 9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins: 1996). Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-ringtangan yang mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan yang menjadi penghambat. Sehubungan dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseoarng atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat -sifat individu. Oleh karena itu, menurut model partner-lawyer (Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c) kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal dan eksternal; (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan dan (3) lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Kepuasan tersebut berhubungan dengan faktor-faktor individu, yakni: (a) kepribadian seperti aktualisasi diri, kemampuan menghadapi tantangan, kemampuan menghadapi tekanan, (b) status dan senioritas, makin tinggi hierarkis di dalam perusahaan lebih mudah individu tersebut untuk puas; (c) kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu semakin tinggi kepuasan kerjanya; (d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu individu yang mempunyai kepuasan yang tinggi terhadap elemen-elemen kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja, biasanya akan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi.
  • 8. Kinerja itu Makhluk Apa Sih? by Romi Satria Wahono Dunia sepakbola Inggris dikejutkan oleh kekalahan Manchester United (MU) dari Portsmouth pada Piala FA pekan lalu. MU, klub terkaya di dunia yang dipenuhi pemain bintang dengan kemampuan tinggi harus takluk dengan tim yang beberapa tahun lalu langganan bermain di Liga Championship alias liga di bawah Liga Premier. Kaget kita bertambah lagi, karena tiga hari setelah MU kalah, Chelsea lebih parah lagi karena tumbang oleh klub Liga Championship papan bawah yang saat ini masih menduduki posisi buncit (urutan 19) bernama Barnsley. Lho lho kok bisa sih? Apa kurangnya Chelsea? Klub kaya dan dipenuhi pemain berkemampuan tinggi, yang gaji sebulan Frank Lampard mungkin bisa membiayai operasional bulanan tim Barnsley. Kok bisa berkinerja buruk alias jadi kutu kupret dan ndeso ketika berhadapan dengan Barnsley? Nah ini topik bahasan kita pagi dini hari ini Kinerja seseorang ataupun sebuah organisasi ternyata tidak hanya ditentukan oleh masalah kemampuan (skill) tapi ada faktor lain yang mempengaruhi. Jerry Gray dan Frederick Starke di tahun 1984 mengeluarkan satu rumus bahwa: KINERJA = MOTIVASI x KEMAMPUAN Motivasi adalah entusiasme, semangat dan persistensi seseorang dalam melakukan suatu tugas atau kewajiban yang dia emban. Kemampuan pemain Barnsley maupun Portsmouth, bisa saja jauh di bawah MU dan Chelsea, tapi mereka memiliki motivasi yang tinggi dan mengebu-gebu untuk mengalahkan tim besar yang kaya dan terkenal seperti MU dan Chelsea. Tingginya motivasi bisa juga karena kekuatan karakter manajer atau sang leader yang memiliki pengaruh mental ke pemain. Akhirnya kinerja yang dihasilkan oleh Portsmouth dan Barnsley lebih baik, dan berhasil maju ke babak semi final piala FA Saya sering sampaikan ke mahasiswa- mahasiswa saya bahwa “punggung parangpun kalau kita punya motivasi dan semangat mengasah, akan bisa jadi tajam”. Saya sendiri juga cah ndeso dan kutu kupret, yang sejak SD susah mbedain huruf “b” dan “d”, dan yang masuk ke SMA Taruna Nusantara dengan NEM SMP yang sangat rendah. Saya bukan lulusan terbaik SMP Negeri 8 Semarang, ditambahi memang SMP saya tercinta ini juga bukan SMP favorit di Semarang . SMP yang di tahun 1990 dan mungkin juga sampai sekarang, orang Semarang pun nggak tahu dimana posisinya Tapi saya punya modal penting, yaitu ”semangat”. Saya punya motivasi lebih untuk mendongkrak kinerja saya, saya nggak mau tahun berikutnya dipulangkan karena nggak naik kelas. Di SMA Taruna Nusantara, tidak naik berarti dikeluarkan dari sekolah Apa yang saya lakukan? Saya kurangi tidur, saya tetap terjaga dan belajar ketika teman-teman sudah terlelap tidur, dan saya bangun lebih cepat daripada siapapun di asrama SMA Taruna Nusantara. Alhamdulillah kinerja saya yang dinilai bapak ibu guru dalam bentuk angka-angka
  • 9. menunjukkan grafik meningkat tiap triwulan. Cah ndeso, kutu kupret dan mbeling kayak saya pun akhirnya bisa menikmati nilai raport yang baik lho Tahun 1995, masuk kampus di Jepang juga harus ngos-ngosan lagi Masalah pertama adalah kanji yang diajarkan di sekolah bahasa Jepang ternyata hanya selevel anak SMP. Semakin parah karena kemampuan otak terbatas, awal-awal kuliah saya memerlukan waktu satu jam untuk memahami satu halaman buku textbook mata kuliah, yang mahasiswa Jepang hanya perlu 5 menit … hehehe. Ya kemampuan mereka harus saya kejar dengan semangat dan motivasi. Saya atur jadwal, saya buat logika sederhana saja, kalau mahasiswa Jepang dalam 1 jam bisa pahami 12 halaman, ya saya berarti juga harus pahami 12 halaman, meskipun resikonya 12 jam mata pedes karena melototin buku Alhamdulillah kinerja saya sebagai mahasiswa di Saitama University Jepang tidak terlalu mengecewakan kok. Di akhir kelulusan program S1, alhamdulillah masih bisa masuk tiga besar di jurusan, dan bisa melanjutkan ke program Master dan Doktor tanpa tes plus ditawari berbagai beasiswa penuh termasuk dari Mombusho. Anda merasa jadi siswa atau mahasiswa tidak berprestasi? Kemampuan otak terbatas? Atau susah banget nangkep pelajaran atau lebih parah lagi karena merasa nggak dapat apa-apa di kampus? Jangan nyerah, tingkatkan motivasi, jangan mau jadi pecundang, jangan mau kalah, tamaklah dalam ilmu tapi jangan tamak dalam harta, tahta atau wanita Insya Allah hasilnya akan ngikut, lha mau berharap ke siapa lagi, teman, saudara, sahabat? Ingat nggak ada yang bisa mengubah diri Anda kecuali Anda sendiri lho, sesuai dengan janji yang Diatas, “innallaha laa yughaiyiru maa biqaumin, hatta yughaiyiru maa bianfusihim“. Mungkin sebenarnya rumus kinerja itu tidak hanya MOTIVASI x KEMAMPUAN, tapi juga adanya ridha Allah karena kekuatan doa kita. Ridha Allah kadang sering kita terjemahkan dalam bentuk kata-kata “untung”, “lucky”, dsb Orang bijak sering mengatakan: “Knowledge is power, but character is more” Cuman biasanya saya tambahi menjadi: “Knowledge is power, and character is more, but lucky is everything” Ayo susun dan rapikan hidup kita sekarang juga. Anda punya modal dan bekal yang lebih baik daripada seorang Romi Satria Wahono. Jangan sampai kalah sama si katrok satu ini ;) Tetap dalam perdjoeangan !