Dokumen tersebut memberikan informasi tentang varietas padi sawah hasil seleksi galur murni bernama Sarinah. Varietas ini berasal dari persilangan populasi S3254-2G-21-2 asal Garut yang kemudian diisolasi melalui seleksi galur murni selama beberapa musim tanam. Sarinah memiliki ciri-ciri seperti umur 110-125 hari, tinggi tanaman 107-116 cm, dan memberikan hasil rata-rata 6,98 ton per hektar. Variet
1. Sungkono(150110080154)
R Bondan( 150110080162)
ESRa YoSEfin( 150110080128)
LiStY PRichaSaRi ( 150110080137)
M PRaYudhi ( 150110080146 )
2. ABSTRAK
Varietas unggul padi sawah merupakan kunci
keberhasilan peningkatan produksi padi di
Indonesia. Perakitan varietas padi sawah
selain bertujuan untuk meningkatkan hasil,
juga dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi agroekosistem, sosial, budaya, dan
preferensi masyarakat. Sejalan dengan hal
tersebut, pemuliaan padi bersifat dinamis.
Varietas baru terbentuk sepanjang waktu,
diikuti dengan peningkatan rata-rata
produktivitas padi secara nasional. Beberapa
tipe varietas padi yang telah berkembang di
Indonesia adalah tipe Bengawan, PB5, IRxx,
IR64, padi hibrida, dan padi tipe baru.
3. PENGERTIAN GALUR
MURNI
Galur murni merupakan terjemahan dari
bahasa Inggris 'Pure Line", artinya (relatif
hampir) semua gennya homosigot. Galur
murni dapat dibuat dengan cara penyerbukan
/pembuahan sendiri (selfing).
Tanaman yang heterosigot kalau di-'selfing'
terus menerus sampai 6 - 7 generasi akan
menjadi homosigot untuk semua gennya.
Contohnya (S = selfing):
S0: Aa (100% heterosigot)
S1: 0.25AA : 0.50 Aa : 0.25aa (50%
homosigot)
S2: (0.25+0.125)AA : 0.25AA :
(0.125+0.25)aa (75% homosigot)dst, dst.
4. 2. cara mengetahui galur
murni
1. Dengan cara progeny test/uji
perkawinan.
2. Pake metode penentuan
keragaman genetik.
5. 3 . TUJUAN GALUR MURNI
Untuk memperoleh individu
homosigot.
Bahan seleksi adalah populasi
yang mempunyai tanaman
homosigot Sehingga pekerjaan
seleksi memilih individu yang
homosigot tadi.
Pemilihan berdasar Fenotipe
tanaman.
6.
7. Populasi campuran sebagai bahan
seleksi berupa :
a. Varietas lokal / land race :
varietas yang telah beradaptasi baik
pada suatu daerah dan merupakan
campuran berbagai galur.
b. Populasi tanaman bersegregasi
: keturunan dari persilangan yang
melakukan penyerbukan sendiri
beberapa generasi.
8. Keuntungan / kebaikan
campuran berbagai galur :
1. > Adaptasi pada lingkungan
beragam / perubahan lingkungan
yang cukup besar sehingga
produksi > baik.
2. Produksi > stabil bila
lingkungan berubah / beragam.
3. Ketahanan > baik terutama
penyakit.
9. Kekurangan campuran berbagai
galur :
1. Kurang menarik,
pertumbuhan tanaman tak
seragam.
2. > sulit diidentifikasi benih
dalam pembuatan sertifikasi benih.
3. Produksi > rendah
dibanding produksi galur terbaik
dari campuran tersebut.
10. Seleksi Galur Murni
• Dalam plot atau barisan berjauhan
Musim 1 • Dipilih 200 – 1000 tan. Biji dipanen terpisah
• Biji-biji dari masing tanaman terpilih ditanam
Musim 2
dalam baris/ plot terpisah
• Keturunan superior dipanen dan biji dari tanaman
dalam satu baris di campur dan ditanam
X X X dibuang
Ditanam dalam plot-plot obsevasi/ uji hasil
pendahuluan dg ulangan dan kultivar kontrol
Musim 3
bila biji cukup
X Kultivar lokal/ kontrol
• Menanam yg superior saja
Musim 4 – 7 Kontrol • Dilanjutkan dengan pengujian hasil,
bisa dalam beberapa ulangan
X
• Dipilih galur yang terbaik saja dan
Musim 8 Perbanyakan biji disebarluaskan untuk petani
11. CONTOH PADI YANG MENGALAMI
SELEKSI GALUR MURNI
Deskripsi Padi Sawah Varietas SARINAH
Metode seleksi : Galur murni
Asal persilangan : Populasi S3254-2G-21-2 (Populasi Garut)
Golongan : Cere
Umur tanaman : 110-125 hari
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 107 - 116 cm
Anakan produktif : 15 - 20 batang
Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna
Warna lidah daun : Tidak berwarna
Warna daun : Hijau
Muka daun : Kasar
Posisi daun : Tegak
Daun bendera : Tegak
12. Bentuk gabah : Ramping
Warna gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Mudah
Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : 23,3 %
Indeks glikemik : 90
Bobot 1000 butir : 25,5 g
Rata-rata hasil : 6,98 t/ha
Potensi hasil : 8,0 t/ha
Ketahanan terhadap Hama dan Penyakit:
- Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 agak rentan biotipe 2 dan 3
- Rentan terhadap tungro Penyakit
Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah dataran sedang sampai tinggi
Instansi pengusul : Balitpa, Distan Kab. Garut dan Distan Provinsi Jabar
Pemulia : Aan A. Daradjat, Z. A. Simanullang
Tim peneliti : A. Rifki, Dede Kusdiaman, Triny S. Kadir, I. Djatnika, M. Noch,
Waluyo, Mariani P,Hamzah B, Mamat R, Supardi, Hardedi, M. Jumadi, Hendi A.M,
Asep D, Dadang
S, Gugum G, Diah Chandra, dan Ilma Hilmayanti
Dilepas tahun : 2006
13. Selain varietas inbrida seperti di jelaskan
di atas, saat ini telah dikembangkan
juga varietas hibrid yang diyakini
mampu berproduksi lebih tinggi daripada
varietas inbrida. Varietas hibrida
pertama kali berkembang secara
komersial di negeri China (tahun 1976).
Padi hibrida di sana mampu memberikan
hasil 30% lebih tinggi daripada varietas
inbrida, sehingga terus berkembang dan
saat ini penggunaan pestisida meliputi
lebih dari 50% areal pertanaman padi di
Cina.