Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Terdapat berbagai teori kepemimpinan seperti teori ciri kepribadian, perilaku, dan situasional kontinjensi. Gaya kepemimpinan yang efektif bergantung pada situasi dan kedewasaan bawahan. Contoh pemimpin yang berhasil dengan gaya otokratik adalah Adolf Hitler yang berhasil mempersatukan Jerman namun juga memicu Perang Dunia II
2. Introduction
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan orang dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan tugas dari anggota-anggota kelompok
Memimpin orang atau mengarahkan orang atau
mengatur orang adalah suatu hal yang “gampanggampang susah”
(bawahan sering mempunyai pendapat, pengalaman,
kematangan jiwa, kemauan, dan kemampuan yang
berbeda bahkan di atas pemimpin)
3. Manajemen dan Pemimpin
•
•
•
Manajemen berkaitan dengan penanganan kerumitan
dalam organisasi, menghasilkan tatanan dan konsistensi
organisasi dengan menyusun perencanaan,
pengorganisasian, dan pemantauan hasil [ROBN]
Kepemimpinan berkaitan dengan penanganan
perubahan, mereka menetapkan arah dengan
menyusun satu visi masa depan kemudian menyatukan,
mengkomunikasikan dan mengilhami orang dalam
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut [ROBN]
Jadi Kepemimpinan merupakan konsep yang lebih
sempit dari Manajemen
4. Pentingkah Kepemimpinan ?
PENTING !!!
Karena :
• Tanpa kepemimpinan suatu organisasi adalah
orang-orang dan mesin-mesin yang kacau balau
•
•
Mampu mengubah sesuatu yang potensial menjadi
kenyataan.
Dalam dunia dinamis kita membutuhkan pemimpin
untuk menentang status quo, menciptakan visi
masa depan, dan mengilhami anggota organisasi
agar bersedia mencapai visi itu.
5. Definisi Kepemimpinan :
• Kemampuan
untuk mempengaruhi
kelompok menuju pencapaian sasaran.
•
Suatu upaya penggunaan jenis
pengaruh bukan paksaan (concoercive)
untuk memotivasi orang mencapai
tujuan tertentu.
6. Definisi Kepemimpinan :
•
•
Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan
meng-handel orang lain untuk memperoleh
hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit
mungkin dan kerja sama yang besar,
kepemimpinan merupakan kekuatan
semangat/moral yang kreatif dan terarah.
Pemimpin adalah individu yang memiliki
program/rencana dan bersama anggota
kelompok bergerak untuk mencapai tujuan
dengan cara yang pasti.
7. Teori Kepemimpinan
•
•
Pentingnya peran kepemimpinan dalam
organisasi mendorong para ahli untuk
menyusun teori tentang pemimpin yang
efektif dan tidak efektif.
Teori –teori tsb dibagi menjadi beberapa
bagian sbb :
1. Teori Ciri Kepribadian
2. Teori Perilaku
3. Teori Situasional Kontijensi
8. Teori Kepemimpinan
Teori Ciri Kepribadian
Adalah teori yang mengkaji ciri – ciri dan
karakteristik pribadi yang membedakan pemimpin
dan bukan pemimpin.
• Karakteristik tersebut adalah sbb :
1. Ambisi dan semangat
2. Hasrat untuk memimpin
3. Kejujuran dan integritas
4. Kepercayaan diri
5. Kecerdasan dan pengetahuan yang relevan
dengan pekerjaan
6. Luwes dalam menyesuaikan perilaku mereka ke
dalam situasiyang berlainan
•
9. Teori Kepemimpinan
Teori Ciri Kepribadian
Keterbatasan :
• Tidak ada ciri – ciri universal yang
memperkirakan kepemimpinan dalam semua
situasi
• Bukti tidak jelas dalam memisahkan penyebab
dan akibat.
ex : apakah PD itu menciptakan
kepemimpinan atau sebaliknya
• Lebihmemperkirakan penampilan
kepemimpinan dibandingkan menjelaskan
pemimpin yang efektif
10. Teori Kepemimpinan
Teori Perilaku
• Adalah
teori yang mengemukakan
bahwa perilaku khusus membedakan
pemimpin dari bukan pemimpin.
• Teori
ciri akan menjadi dasar dari
memilih orang yang tepat, sedangkan
teori perilaku dapat melatih orang yang
tepat.
11. Teori Kepemimpinan
Teori Perilaku
Fungsi Kepemimpinan (leadership functions)
Aktivitas yang dipertahankan kelompok dan
berkaitan dengan tugas yang harus
dilaksanakan oleh pemimpin, atau
seseorang lain, agar kelompok dapat
berfungsi secara efektif.
• Gaya Kepemimpinan (leadership styles)
Berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh
pemimpin dalam proses mengarahkan dan
mempengaruhi pekerja
•
12. Teori Kepemimpinan
Studi Ohio State University
Studi ini menyimpulkan ada dua kategori perilaku
pemimpin yaitu:
- Consideration • Dimana pemimpin peduli dan
mendukung bawahan. Pemimpin gaya ini cenderung
memiliki hubungan saling percaya dengan bawahan
dan mereka menghormati ide dan perasaan karyawan.
– Initiating structure • Diartikan sebagai tingkat dimana
pemimpin membuat struktur pekerjaan sendiri dan
pekerjaan bawahannya. Pemimpin gaya ini cenderung
mengarahkan pekerjaan kelompok melalui kegiatan
perencanaan, pemberian tugas, penjadwalan, dan
penetapan deadline
13. Teori Kepemimpinan
Studi The University of Michigan
Studi ini menyimpulkan para manajer
dibedakan berdasarkan dua dimensi
perilaku pemimpin:
– Relationship Oriented • Perilaku yang
bersikap bersahabat dengan bawahan,
mengakui prestasi dan memperhatikan
kesejahteraannya.
– Task Oriented • Diartikan sebagai perilaku
manajer yang menetapkan standar kerja
tinggi, menentukan metode yang harus
dilakukan dan mengawasi secara ketat.
14. Teori Kepemimpinan
Teori Situasional Kontijensi
Sebuah pandangan
bahwa teknik
manajemen yang paling
baik memberikan
konstribusi untuk
pencapaian sasaran
organisasi mungkin
bervariasi dalam situasi
atau lingkungan yang
berbeda; juga disebut
pendekatan situasional.
Teori ini memfokuskan
pada faktor-faktor:
- tuntutan tugas;
- harapan & tingkah laku
rekan setingkat;
- karakteristik & tingkah
laku karyawan;
- budaya organisasi dan
kebijakannya
15. Teori Kepemimpinan
Teori Situasional Kontijensi
Terdapat beberapa model, yaitu:
• model kepemimpinan situasional dari HerseyBlanchard
• model LPC (least preferred co- worker) dari
Fiedler
• model jalur tujuan dari Evans- House
• model Vroom-Yetto dan Vroom-
16. Pemimpin
•
•
•
•
Secara umum atribut personal atau karakter yang harus
ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah
mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang
lebih balk daripada orang-orang yang dipimpinnya,
juara, artinya memiliki prestasi balk akademik maupun
non akademik yang lebih balk dibanding orang-orang
yang dipimpinnya,
tangungjawab, artinya memiliki kemampuan dan
kemauan
bertanggungjawab
yang
lebih
tinggi
dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan
berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif
lebih balk dibanding oramg-orang yang dipimpinnya,
dan
17. Peran Pemimpin
Ada lima peranan penting seorang
pemimpin dalam organisasi, yakni:
• Menciptakan visi
• Membangun tim
• Memberikan penugasan
• Mengembangkan orang
• Memotivasi anak buah
18. Manajer vs Pemimpin
•
•
Seorang pemimpin memiliki fungsi dasar adalah
mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan
untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan.
Sedangkan fungsi seorang manajer adalah managemen.
Yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan
(planning), pengorganisasian (organising), penempatan
staff (staffing), pengarahan (directing) dan kontrol
(controlling).
Dalam menjalankan fungsinya, seorang manajer lebih
sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan
jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan
mengikat dengan dapat melakukan paksaan/hukuman
untuk mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang
pemimpin lebih menekankan pengaruh/karisma yang
dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk
mengikuti arahan sang pemimpin
19. Variasi kemauan dan
kemampuan bawahan :
• Ada
bawahan yang tidak mau dan
tidak mampu
• Ada bawahan yang mau, tetapi tidak
mampu
• Ada bawahan yang tidak mau, tetapi
mampu
• Ada bawahan yang mau dan mampu
20. Bagaimanakah gaya
kepemimpinan yang efektif ?
Tidak ada satu cara yang terbaik untuk
mempengaruhi perilaku orang-orang.
• Gaya kepemimpinan yang efektif adalah
kepemimpinan yang disesuaikan dengan
tingkat kedewasaan (maturity) bawahan.
• Kedewasaan bawahan terkait dengan dua
hal, kematangan pekerjaan dan
kematangan psikologis.
•
21. Gaya Kepemimpinan
Teori X (McGregor): dg asumsi bahwa orang
harus dipaksa, dikendalikan dan diancam
dengan hukuman untuk mau bekerja
• Teori Y (McGregor): dg asumsi bahwa bekerja
pada hakikatnya sama dengan bermain atau
beristirahat; orang-orang akan mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan;
mereka mempunyai potensi,kepandaian, dan
kreativitas.
• Terori Z(Fiedler): kombinasi dari keduanya
(situasional/kontingensi)
•
22. Gaya Kepemimpinan
Griffin dan Ebert mengemukakan 3 gaya kepemimpinan
• Pemimpin Otokratik ; Pemimpin yang cenderung untuk
mensentralisasi otoritas dan mengandalkan kekuatan
legitimasi dan penghargaan untuk mengatur bawahan.
•
•
Pemimpin Demokratik; Pemimpin yang mendelegasikan
otoritas kepada orang lain, mendorong partisipasi, dan
mengandalkan kekuatan, keahlian dan referensi untuk
mengatur bawahan. •
Pemimpin Free Rein; Pemimpin yang hanya menggunakan
sedikit kekuasaan dan memberi banyak kebebasan kepada
bawahan untuk melakukan kegiatan. Pemimpin disini
berfungsi hanya sebagai fasilitator
23. Contoh Skema Gaya kepemimpinan
Menurut Griffin dan Ebert
•
Autokratik
pemimpin
Partisipatif
Bebas kendali
pemimpin
pemimpin
pegawai
pegawai
pegawai
25. Disarankan kepada Pemimpin:
• Mengkaji
situasi mereka-orang-orang,
tugas, dan organisasi
• Luwes dalam menggunakan berbagai
keterampilan dalam keseluruhan gaya
• Mempertimbangkan untuk memodifikasi
unsur-unsur pekerjaan mereka guna
memperoleh kesesuaian yang lebih baik
dengan gaya yang mereka sukai.
26. Bila ingin memimpin, kenali 6 hal:
• Kenali
diri sendiri
• Kenali situasi yang dihadapi
• Pilih gaya yang cocok dengan situasi
tersebut
• Penuhi kebutuhan tugas
• Penuhi kebutuhan kelompok
• Penuhi kebutuhan individu
27. Gaya kepemimpinan versi Ki
Hadjar Dewantara
• Ing
Ngarso Sung Tulodo (di depan
memberi contoh)
• Ing Madyo mangun karso (di tengah
memberikan memotivasi)
• Tut Wuri Handayani (di belakang
memberi dorongan/support)
28. Kapan seseorang menjadi
pemimpin?
•
•
•
Dilahirkan untuk jadi pemimpin (Rosul/Nabi)
Faktor keturunan (raja/ratu)
Dipilih oleh kelompok, karena:
a.
b.
c.
d.
e.
Kharismatik
Kaya
Sebelumnya telah menjadi pemimpin pada
bagian kelompok itu
Memiliki pengetahuan, keterampilan yang lebih
dari yang lain
Dapat dipercaya, jujur dsb.
29. Gaya Kepemimpinan Adolf Hitler
(Studi Kasus)
Adolf Hitler lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Di masa Perang
Dunia ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata Jerman, terluka dan
peroleh dua medali untuk keberaniannya. Di tahun 1919, dia
bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, dan
segera partai ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis
Jerman (diringkas Nazi).
Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa
saingan yang dalam julukan Jerman disebut "Fuehrer." Di bulan
Januari 1933, tatkala umurnya empat puluh empat tahun, Hitler
menjadi Kanselir Jerman. Dengan jabatan itu, Hitler dengan cepat
dan cekatan membentuk kediktatoran dengan menggunakan aparat
pemerintah melabrak semua golongan oposisi.
Perlu dicamkan, proses ini bukanlah lewat erosi kebebasan sipil•
dan hak-hak pertahankan diri terhadap tuduhan-tuduhan kriminal,
tetapi digarap dengan sabetan kilat dan sering sekali partai Nazi
tidak ambil pusing dengan prosedur pengajuan di pengadilan sama
sekali.
Adolf Hitler Masa Kecil
30. Banyak lawan-lawan politik digebuki, bahkan dibunuh langsung di tempat. Meski
begitu, sebelum pecah Perang Dunia ke-2, Hitler meraih dukungan sebagian terbesar
penduduk Jerman karena dia berhasil menekan jumlah pengangguran dan melakukan
perbaikan-perbaikan ekonomi.
Mungkin tak ada tokoh dalam sejarah yang punya pengaruh begitu besar terhadap
generasinya ketimbang Adolf Hitler. Di samping puluhan juta orang yang mati dalam
peperangan yang dia biang keladinya, atau mereka yang mati di kamp konsentrasi,
masih berjuta juta orang terlunta-lunta tanpa tempat bernaung atau yang hidupnya
berantakan akibat perang.
Keberhasilan Adolf Hitler dapat terlihat dari perilakunya dalam melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan. Perilaku kepemimpinannya tampak dari cara melakukan
pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan
mengarahkan, ataupun dari cara menegakkan disiplin. Adolf Hitler menjadi pemimpin
yang berhasil pada masanya walaupun dia oleh dunia luas dianggap manusia yang
paling jahanam sepanjang sejarah.
31. Orasi Hitler mempengaruhi pikiran pendengar dan
memainkan emosinya. Hal tersebut membuat partai jadi
sangat bergantung padanya. Sejak Hitler masuk, keanggotaan
partai Buruh awalnya hanya puluhan orang ini, berkembang
pesat menjadi ratusan bahkan ribuan orang. Untuk
memperbanyak pendukungnya, Hitler sering mengadakan
pawai yang diakhiri dengan pidatonya yang penuh nafsu.
•
Selain ahli orasi, Hitler juga merupakan ahli strategi.
Memanfaatkan kemarahan rakyat terhadap pemerintah karena
hiperinflasi dan pendudukan Prancis atas Ruhr, Hitler
menggerakkan pemberontakan. Meskipun pemberontakan ini
gagal karena media. Hitler juga merekrut orang-orang yang
berkompeten dan memiliki pengaruh luas, semacam Ernst
Rohm, Hermann Goering, dan Joseph Goebbels. Orang orang
tersebut kemudian dijadikan petinggi petinggi partai.
32. Hitler, sebagai seorang pemimpin, memiliki kemampuan
yang menakjubkan dalam mempengaruhi orang lain melalui
orasinya. Keahlian berorasi itulah yang membuatnya cepat
menggandeng banyak pengikut.Melalui orasinya, Hitler
berhasil memasukkan ide-idenya mengenai anti Semit, anti
Yahudi, anti Komunis, semangat Lebensraum, dan eugenetika
kepada rakyat yang kebanyakan kecewa pada kekalahan
Jerman di Perang Dunia I.
Hitler menganut gaya kepemimpinan otoriter. gaya
kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu
orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap
ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai
penguasa tunggal. Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya
lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut
bawahan atau anak buah. Kedudukan bawahan semata-mata
sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak
pimpinan. Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala
hal dibandingkan dengan bawahannya. Saat Hitler menjadi
sebagai pemimpin Jerman, gaya kepemimpinannya berhasil
membawa Jerman pada kondisi full employment. Meskipun
keadaan tersebut tidak bisa meningkatkan Purchasing Power
Parity rakyat.
33. Kesimpulan
•
Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk
menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifatsifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
•
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu
bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan
sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from
the inside out).
•
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu
perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jika saja
Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh
bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin
sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh
karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka
makin kuat pula yang dipimpin.
34. •
Gaya kepemimpinan otoriter yang dilakukan oleh Adolf Hitler cukup efektif dalam mendatangkan
perubahan pada masa itu. Tapi sifat keras kepala dan merasa selalu benar mengakibatkan banyak
kerugian yang dialami oleh masyarakat akibat sikapnya tersebut .
•
Ketika seorang pemimpin menganut gaya kepemimpinan otoriter , mereka harus memikirkan
dengan baik apakah gaya tersebut efektif untuk diterapkan oleh masyarakatnya , dan apakah gaya
kepemimpinan tersebut bisa mendatangkan perubahan . Jika seorang pemimpin memiliki gaya
kepemimpinan otoriter alangkah lebih baik jika gaya kepemimpinan tersebut diiringi dengan sikap
yang tidak selalu merasa benar , dan selalu mendengarkan saran dan kritik dari orang lain . Ketika
gaya kepemimpinan otoriter tersebut berhasil diterapkan jangan dipersalah gunakan untuk hal-hal
yang bisa merugikan rakyat .