SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
Aditya Kurniawan
POLTEKOM
@2011
Kuantisasi dan Konversi Gambar
Histogram
Brightness
Contrast
Inversi
Histogram Equalization
Filtering




                                 2
   Kuantisasi pada image adalah banyaknya level warna yang
    digunakan untuk menyatakan dari warna yang paling gelap
    (hitam) sampai warna yang paling terang sesuai satuan atau
    format warna yang digunakan.


             Beberapa Format Kuantisasi
             Berdasarkan Jumlah Bit:
             1. Warna RGB True Color (224 Bit)
             2. Gray Scale (8 Bit)
             3. Hitam Putih (1 Bit)

                                                                 3
224 Bit   8 Bit   1 Bit




                          4
5
Setiap pixel mempunyai               Setiap pixel mempunyai
nilai red (r), green (g) dan          nilai derajat keabuan x
   blue (b) dengan nilai                 dengan nilai 0-255
  masing-masing 0-255




         r  g b              x  ar .r  ag .g  ab .b
      x
             3                 dim ana : ar  ag  ab  1
                                                                6
Setiap pixel mempunyai      Setiap pixel mempunyai
nilai derajat keabuan x     nilai warna xbw dengan
   dengan nilai 0-255             nilai 0 dan 1




       1 jika x  128          1 jika x  x
 xbw                    xbw  
       0 jika x  128          0 jika x  x
                                                     7
Setiap pixel mempunyai                      Setiap pixel mempunyai
nilai derajat keabuan x                    nilai warna xth dengan nilai
   dengan nilai 0-255                        0 sampai dengan 2m -1




                  
            xth  2   (8 m 1)
                                       
                                  . int 
                                        2
                                              x
                                           (8 m 1)
                                                     
                                                     
                                                     

                                                                          8
   Brightness adalah proses penambahan kecerahan
    dari nilai derajat keabuan. Proses brightness ini
    dilakukan dengan me-nambahkan nilai derajat
    keabuan dengan suatu nilai penambah.
               xb = x + b
    dimana
        x = adalah nilai derajat keabuan
        b = nilai penambah
        xb = hasil brightness



                                                        9
Proses pengaturan brightness adalah proses penambahan nilai
derajat keabuan x dengan nilai perubahan brightness tbrightness


                            xbrightness  x  tbrightness
                                 tbrightness bisa positif dan dan negatif


                                                                            10
   Mengubah kontras dari suatu citra adalah proses
    pengaturan nilai range interval pada setiap nilai
    derajat keabuan, dan didefinisikan dengan :
              xk = k x
    dimana
       x = nilai derajat keabuan
       k = nilai kontras
       xk = nilai setelah pengaturan kontras



                                                        11
Proses pengaturan contrast adalah proses perkalian nilai derajat
keabuan x dengan nilai perubahan contrast tcontrast



                             xcontrast  x  tcontrast
                              0 < tbrightness < m , dengan m positif

                                                                       12
   Inversi citra adalah proses negatif pada citra,
    misalkan pada photo, dimana setiap nilai citra
    dibalik dengan acuan threshold yang diberikan.
    Proses ini banyak digunakan pada citra-citra medis
    seperti USG dan X-Ray. Untuk citra dengan derajat
    keabuan 256, proses inversi citra didefinisikan
    dengan:
                   xn = 255 - x



                                                         13
Proses inversi adalah proses pembalikan nilai derajat keabuan sesuai
dengan kuantisasi yang digunakan.

                    Inversi 1 Bit       xinversi  1  x
                    Inversi 8 Bit       xinversi  255  x
                    Inversi m Bit                     m
                                                           
                                        xinversi  2  1  x
                                                                       14
   Banyak sekali proses pengolahan citra yang melibatkan
    distribusi data, seperti pada contoh konversi biner di atas.
    Bahkan dalam image enhancement (perbaikan citra),
    distribusi dari nilai derajat keabuan pada citra menjadi suatu
    acuan dasar. Untuk menyatakan distribusi data dari nilai
    derajat keabuan ini dapat digunakan nilai histogram.
    Histogram adalah suatu fungsi yang menyatakan jumlah
    kemunculan dari setiap nilai. Misalkan diketahui data
    sebagai berikut:

               X=132530212423



                                                                     15
   Maka histogramnya adalah munculnya setiap nilai, yaitu:
    nilai 0 muncul 1 kali, nilai 1 muncul 2 kali, nilai 2 muncul 4
    kali, nilai 3 muncul 3 kali, nilai 4 muncul 1 kali dan nilai 5
    muncul 1 kali. Karena citra mempunyai derajat keabuan 256
    yaitu (0-255) maka histogram menyatakan jumlan
    kemunculan setiap nilai 0-255.




                                                                     16
Histogram menyatakan banyak setiap nilai level derajat keabuan yang muncul
pada image. Pada image grayscale level derajat keabuan adalah 0 sampai
dengan 255. Historam h(i) adalah munculnya nilai derajat keabuan I pada image.




   Definisi Histogram ditulis dengan:      h( x)  Prx x  I 
                                                                                 17
   Histogram Equalization adalah suatu proses
    perataan histogram, dimana distribusi nilai
    derajat keabuan pada suatu citra dibuat rata.
    Untuk     dapat      melakukan    histogram
    equalization ini diperlukan suatu fungsi
    distribusi kumulatif yang merupakan
    kumulatif dari histogram.


                                                    18
 Misalkan diketahui data sebagai berikut:
           243136431032
 Maka histogram dari data di atas adalah:




                                             19
Nilai Histogram   Distribusi
   Proses     perhitungan                       kumulatif
    distribusi   kumulatif     0       1           1
    dapat        dijelaskan
                               1       2         1+2=3
    dengan tabel berikut:
                               2       2         3+2=5

                               3       4         5+4=9

                               4       2        9+2=11

                               5       0        11+0=11

                               6       1        11+1=12


                                                             20
   Dan diperoleh histogram kumulatif sebagai berikut:




                                                         21
   Histogram        equalization       Nilai       Histogram       Nilai
                                         asal         Kumulatif      hasil
    (perataan histogram) adalah
    suatu     proses      dimana    0           1                 ½0
    histogram           diratakan
                                    1           3                 3/2  1
    berdasarkan suatu fungsi
    linier (garis lurus) seperti    2           5                 5/2  2
    terlihat pada gambar 5.2.       3           9                 9/2  4
    Teknik perataan histogram
    adalah sebagai berikut:         4           11                11/2  5

                                    5           11                11/2  5

                                    6           12                12/2  6


                                                                            22
   Nilai hasil histogram equalization adalah sebagai
    berikut:                  c .th
                          w     w

                               nx n y
    dimana
       w = nilai keabuan hasil histogram equalization
       cw = histogram kumulatif dari w
       th = threshold derajat keabuan (256)
       nx dan ny = ukuran gambar




                                                        23
 Hasil setelah histogram equalization adalah
  sebagai berikut:
     254146541042
 Histogram dari hasil histogram equalization:




                                                 24
   Filtering adalah suatu proses dimana diambil sebagian sinyal dari
    frekwensi tertentu, dan membuang sinyal pada frekwensi yang lain.
    Filtering pada citra juga menggunakan prinsip yang sama, yaitu
    mengambil fungsi citra pada frekwensi-frekwensi tertentu dan
    membuang fungsi citra pada frekwensi-frekwensi tertentu.
   Berdasarkan sifat transformasi fourier dari suatu citra dan format
    koordinat frekwensi seperti gambar berikut ini:

                   Low freq      freq
                         1
                                            m2


                  freq



                     m1                       High freq


                                                                         25
   Berikutnya kita perhatikan bagaimana pengaruh frekwensi rendah dan
    frekwensi tinggi pada citra dengan memanfaatkan hasil dari transformasi
    fourier. Dimana frekwensi pada citra dipengaruhi oleh gradiasi warna
    yang ada pada citra tersebut. Perhatikan hasil transformasi fourier dari
    beberapa citra berikut :

               Citra                   Hasil Transformasi Fourier




                                                                               26
   Perhatikan bahwa warna putih (terang) pada gambar hasil
    transformasi fourier menunjukkan level atau nilai fungsi yang
    tinggi dan warna hitam (gelap) menunjukkan level atau nilai
    fungsi yang rendah. Berdasarkan hal ini dan format
    koordinat frekwensi terlihat bahwa pada gambar
    sebelumnya, nilai-nilai yang tinggi berada pada frekwensi
    rendah, ini menunjukkan bahwa citra dengan gradiasi (level
    threshold) tinggi cenderung berada pada frekwensi rendah.
    Sehingga dapat disimpulkan bahwa citra dengan gradiasi
    tinggi berada pada frekwensi rendah.




                                                                    27
   Berikutnya dengan menggunakan citra-citra yang
    bergradiasi rendah seperti gambar logo data sketsa dimana
    nilai treshold yang digunakan merupakan nilai-nilai yang
    kecil. Pada gambar terlihat bahwa hasil transformasi fourier
    menunjukkan nilai fungsi hanya berada pada frekwensi
    tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa citra
    yang bergradiasi rendah berada pada frekwensi tinggi.
    Demikian pula citra biner, citra dengan threshold tertentu
    merupakan citra-citra yang bergradiasi rendah, dan citra-
    citra ini berada pada frekwensi tinggi.




                                                                   28
Citra   Hasil Transformasi Fourier




                                     29
Dari sifat-sifat citra pada bidang frekwensi, maka
  prinsip-prinsip filtering dapat dikembangkan adalah
  sebagai berikut:
1.Bila ingin mempertahankan gradiasi atau banyaknya
  level warna pada suatu citra, maka yang
  dipertahankan adalah frekwensi rendah dan
  frekwensi tinggi dapat dibuang atau dinamakan
  dengan Low Pass Filter. Hal ini banyak digunakan
  untuk reduksi noise dan proses blur.



                                                        30
2.Bila ingin mendapatkan threshold atau citra biner
  yang menunjukkan bentuk suatu gambar maka
  frekwensi tinggi dipertahankan dan frekwensi
  rendah dibuang atau dinamakan dengan High Pass
  Filter. Hal ini banyak digunakan untuk menentukan
  garis tepi (edge) atau sketsa dari citra.




                                                      31
3. Bila ingin mempertahankan gradiasi dan bentuk,
    dengan tetap mengurangi banyaknya bidang
    frekwensi (bandwidth) dan membuang sinyal yang
    tidak perlu maka frekwensi rendah dan frekwensi
    tinggi dipertahankan, sedangkan frekwensi
    tengahan dibuang atau dinamakan dengan Band
    Stop Filter. Teknik yang dikembangkan dengan
    menggunakan Wavelet Transform yang banyak
    digunakan untuk kompresi, restorasi dan
    denoising.



                                                      32
   Korelasi
   konvolusi




                33
   Korelasi adalah perkalian total dari dua buah fungsi
    f dan h yang didefinisikan dengan:
                           T
                   f * h   f (t )h(t  T )dt
                            0
   Untuk fungsi f dan h yang berdimensi 2, maka
    korelasi dua dimensi didefinisikan dengan:
                       Tx T y
                f * h    f ( x, y )h( x  Tx , y  T y )dxdy
                        0 0




                                                                  34
   Korelasi 2D inilah yang banyak digunakan
    pengolahan citra digital, sayangnya rumus
    diatas sangat sulit diimplementasikan
    menggunakan komputer, karena pada
    dasarnya komputer hanya bisa melakukan
    perhitungan pada data yang diskrit sehingga
    tidak dapat digunakan untuk menghitung
    intregral di atas.

                                                  35
   Korelasi pada fungsi diskrit f(n,m) dan h(n,m)
    didefinisikan dengan:
                    Tn Tm
         y(k1, k 2)    f (k1  n, k 2  m)h(n, m)
                    n 1 m 1

   Perhitungan korelasi semacam ini dapat
    digambarkan dengan:
                      F(x,y)            h(x,y)




                                                       36
   Bila ingin dihitung y = f * h, maka proses
    perhitungannya dapat dilakukan dengan:

                                   ……




                                   ……




                                   ……




                                                 37
   Filter pada citra pada bidang spasial dapat dilakukan dengan
    menggunakan korelasi dari citra (I) dan fungsi filternya (H), dan dituliskan
    dengan:
               I’ = H  I
    Dan dirumuskan dengan:
                                n     m
              I ' ( x, y)      h(i, j ) I ( x  i, y  j)
                              i  n j  m
    dimana :
        m,n adalah ukuran dari fungsi filter dalam matrik
   Rumus korelasi di atas digunakan untuk berbagai macam proses filter
    yang akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikutnya.




                                                                                   38
   Konvolusi adalah perkalian total dari dua buah
    fungsi f dan h yang didefinisikan dengan:
                          T
                f * h   f (t )h(T  t )dt
   Untuk fungsi f dan0 h yang berdimensi 2, maka
    Konvolusi dua dimensi didefinisikan dengan:

                        Tx Ty

               f *h      f ( x, y)h(T
                        0 0
                                           x    x, T y  y)dxdy


                                                                   39
   Seperti telah dijelaskan di atas bahwa low
    pass filter adalah proses filter yang
    mengambil citra dengan gradiasi intensitas
    yang halus dan perbedaan intensitas yang
    tinggi akan dikurangi atau dibuang. Ciri-ciri
    dari fungsi low-pass filter adalah sebagai
    berikut:
                          H (i, j)  1
                          j   i

                                                    40
   Sebagai contoh dibuat program Low Pass
    Filter dengan fungsi filter rata-rata sebagai
    berikut:
                   19    1
                              9
                                  1
                                     9
                  1
               H  9     1       1 
                              9    9
                                     
                   19
                  
                          1
                              9
                                  1 
                                   9



                                                    41
   Hasil dari program Low Pass Filter, ini untuk beberapa macam gambar
    adalah sebagai berikut:




   Dari kedua hasil di atas dapat dilihat bahwa Low Pass Filter
    menyebabkan gambar menjadi lebih halus dan lebih blur.

                                                                          42
   Seperti telah dijelaskan di atas bahwa high
    pass filter adalah proses filter yang
    mengambil citra dengan gradiasi intensitas
    yang tinggi dan perbedaan intensitas yang
    rendah akan dikurangi atau dibuang. Ciri-ciri
    dari fungsi low-pass filter adalah sebagai
    berikut:
                          H (i, j)  0
                           j   i

                                                    43
   Sebagai contoh dibuat program High Pass
    Filter dengan fungsi filter rata-rata sebagai
    berikut:

                  0 1 0 
                  1 4  1
              H          
                  0 1 0 
                          

                                                    44
   Hasil dari program High Pass Filter, ini untuk beberapa macam gambar
    adalah sebagai berikut:




   Dari kedua hasil di atas dapat dilihat bahwa High Pass Filter
    menyebabkan gambar hanya diambil atau ditampilkan pada daerah-
    daerah yang berbeda misalkan pada tepi-tepi gambar. Pada gambar
    kucing perbedaan yang muncul tidak begitu jelas karena gambarnya
    mempunyai gradiasi yang tinggi (halus), sedangkan pada gambar
    komputer tepi-tepi gambar tampak jelas karena perbedaannya tinggi.
                                                                           45
Filter rata-rata adalah model dimana nilai derajat keabuan
dari suatu titik diperoleh dengan rata-rata dari titik-titik
tetangganya
                                                        
                                                       1 1 1
                                              H  1 1 1
                                                 1
             Matrik kernel filter rata-rata
             3x3                                 9      
                                                   1 1 1
                                                        

                                                    1   1 1 1 1
                                                    1   1 1 1 1
             Matrik kernel filter rata-rata      1             
                                              H    1   1 1 1 1
             5x5                                 25            
                                                    1   1 1 1 1
                                                    1
                                                        1 1 1 1
                                                                
Filter rata-rata adalah model dimana nilai derajat keabuan
dari suatu titik diperoleh dengan jumlah perkalian antara
matrik kernel gaussian dan titik-titik tetangganya
                                                                        1 1 1
                                                                  H  1 4 1
        Matrik kernel filter gaussian 3x3                             1
                                                                     13      
                                                                        1 1 1
                                                                             
             Matrik kernel filter gaussian


                                               
                                   x  mx 2  y  m y   2 /( 2 s )
         H ( x, y)     1
                       s 
                             e
Filter rata-rata adalah model dimana nilai
derajat keabuan dari suatu titik diperoleh
dengan nilai median dari titik-titik
tetangganya
Differensial H/V

Metode Prewitt

 Metode Sobel
Differensial Horisontal dan vertikal dari suatu titik dengan
titik tetangganya menyatakan tingkat perbedaan derajat
keabuan dari titik tersebut dengan titik tetanggannya pada
suatu image. Metode ini juga dikenal dengan Metode Robert
             Differensial Horisontal     d v I x, y  I x, y  I x1, y

             Differensial Vertikal       d h I x, y  I x, y  I x, y 1
Metode Prewit ini mengubah matrik kernel menjadi ukuran 3x3
sesuai dengan model differensial horisontal dan differensial vertikal
                                                      1  1  1
    Matrik kernel metode Prewitt H                H 0 0 0
                                                                
                                                     1 1 1
                                                                

                                                       1 0 1
    Matrik kernel metode Prewitt V                H   1 0 1
                                                             
                                                       1 0 1
                                                             
Metode Sobel ini mengubah matrik kernel menjadi ukuran 3x3
sesuai dengan model differensial horisontal dan differensial vertikal
dan filter gaussian
                                                      1  2  1
           Matrik kernel metode Sobel H           H 0
                                                          0  0 
                                                     1
                                                          2  1 

                                                        1 0 1
           Matrik kernel metode Sobel V           H    2 0 2
                                                              
                                                        1 0 1
                                                              

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Materi 2 mengenal jenis citra
Materi 2 mengenal jenis citraMateri 2 mengenal jenis citra
Materi 2 mengenal jenis citra
 
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLAB
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLABPengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLAB
Pengolahan Citra Digital Dengan Menggunakan MATLAB
 
Pcd topik1 - fundamental
Pcd   topik1 - fundamentalPcd   topik1 - fundamental
Pcd topik1 - fundamental
 
Materi 1 Konsep Citra
Materi 1 Konsep CitraMateri 1 Konsep Citra
Materi 1 Konsep Citra
 
Bab 2 pembentukan citra
Bab 2 pembentukan citraBab 2 pembentukan citra
Bab 2 pembentukan citra
 
Bab 6 histogram citra
Bab 6 histogram citraBab 6 histogram citra
Bab 6 histogram citra
 
Bab 07a
Bab 07aBab 07a
Bab 07a
 
Slide Pengolahan Citra 3
Slide Pengolahan Citra 3Slide Pengolahan Citra 3
Slide Pengolahan Citra 3
 
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan Piksel
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan PikselBinarisasi Citra Menggunakan Pencocokan Piksel
Binarisasi Citra Menggunakan Pencocokan Piksel
 
Pcd 4
Pcd 4Pcd 4
Pcd 4
 
Matlabputufahri
MatlabputufahriMatlabputufahri
Matlabputufahri
 
Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)
 
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra DigitalPengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
Pengolahan Citra 2 - Pembentukan Citra Digital
 
Laporan pcd 01
Laporan pcd 01Laporan pcd 01
Laporan pcd 01
 
Tugas Program Linier
Tugas Program LinierTugas Program Linier
Tugas Program Linier
 
Jaringan hebb
Jaringan hebbJaringan hebb
Jaringan hebb
 
Metode belajar hebbian supervised
Metode belajar hebbian supervisedMetode belajar hebbian supervised
Metode belajar hebbian supervised
 
Pcd 5
Pcd 5Pcd 5
Pcd 5
 
Pengolahan citra digital
Pengolahan citra digitalPengolahan citra digital
Pengolahan citra digital
 
Jaringan perceptron
Jaringan perceptronJaringan perceptron
Jaringan perceptron
 

Similar to KUANTISASI

06-Image-Histogram-2021.pptx
06-Image-Histogram-2021.pptx06-Image-Histogram-2021.pptx
06-Image-Histogram-2021.pptxnyomans1
 
Slide Pengolahan Citra 4
Slide Pengolahan Citra 4Slide Pengolahan Citra 4
Slide Pengolahan Citra 4Sita Anggraeni
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptxnyomans1
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)khaerul azmi
 
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdfPeningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdfAdam Superman
 
3 piksel_dan_histogram
 3 piksel_dan_histogram 3 piksel_dan_histogram
3 piksel_dan_histogramRoziq Bahtiar
 
Histogram - ali nardi
Histogram - ali nardiHistogram - ali nardi
Histogram - ali nardiAli Nardi
 
Tugas Citra Digital
Tugas Citra DigitalTugas Citra Digital
Tugas Citra Digitaldarwis darto
 
Tugas Photosop vs Matlab
Tugas  Photosop vs MatlabTugas  Photosop vs Matlab
Tugas Photosop vs MatlabCacak_Deik
 
Multimedia 2 image
Multimedia 2   imageMultimedia 2   image
Multimedia 2 imageNani Wulan
 
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptxnyomans1
 
KELOMPOK PCD.pptx
KELOMPOK PCD.pptxKELOMPOK PCD.pptx
KELOMPOK PCD.pptxCrownzero
 
Pcd pertemuan 11_2
Pcd pertemuan 11_2Pcd pertemuan 11_2
Pcd pertemuan 11_2husainjr
 
Bab vi perbaikan kualitas citra
Bab vi perbaikan kualitas citraBab vi perbaikan kualitas citra
Bab vi perbaikan kualitas citrakhaerul azmi
 
Materi 3 operasi piksel dan histogram
Materi 3 operasi piksel dan histogramMateri 3 operasi piksel dan histogram
Materi 3 operasi piksel dan histogramdedidarwis
 

Similar to KUANTISASI (20)

06-Image-Histogram-2021.pptx
06-Image-Histogram-2021.pptx06-Image-Histogram-2021.pptx
06-Image-Histogram-2021.pptx
 
Slide Pengolahan Citra 4
Slide Pengolahan Citra 4Slide Pengolahan Citra 4
Slide Pengolahan Citra 4
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
03-Pembentukan-Citra-dan-Digitalisasi-Citra.pptx
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdfPeningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
Peningkatan Kualitas Citra Spasial.pdf
 
3 piksel_dan_histogram
 3 piksel_dan_histogram 3 piksel_dan_histogram
3 piksel_dan_histogram
 
Histogram - ali nardi
Histogram - ali nardiHistogram - ali nardi
Histogram - ali nardi
 
Tugas Citra Digital
Tugas Citra DigitalTugas Citra Digital
Tugas Citra Digital
 
9 pengolahan citra
9   pengolahan citra9   pengolahan citra
9 pengolahan citra
 
Tugas Photosop vs Matlab
Tugas  Photosop vs MatlabTugas  Photosop vs Matlab
Tugas Photosop vs Matlab
 
Multimedia 2 image
Multimedia 2   imageMultimedia 2   image
Multimedia 2 image
 
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
05-Operasi-dasar-pengolahan-citra-2021 (1).pptx
 
Bab 07b
Bab 07bBab 07b
Bab 07b
 
KELOMPOK PCD.pptx
KELOMPOK PCD.pptxKELOMPOK PCD.pptx
KELOMPOK PCD.pptx
 
Chap 6 histogram dan operasi dasar
Chap 6 histogram dan operasi dasarChap 6 histogram dan operasi dasar
Chap 6 histogram dan operasi dasar
 
Pcd pertemuan 11_2
Pcd pertemuan 11_2Pcd pertemuan 11_2
Pcd pertemuan 11_2
 
Bab vi perbaikan kualitas citra
Bab vi perbaikan kualitas citraBab vi perbaikan kualitas citra
Bab vi perbaikan kualitas citra
 
Materi 3 operasi piksel dan histogram
Materi 3 operasi piksel dan histogramMateri 3 operasi piksel dan histogram
Materi 3 operasi piksel dan histogram
 

More from Aditya Kurniawan

More from Aditya Kurniawan (20)

Introduction to locomotor
Introduction to locomotorIntroduction to locomotor
Introduction to locomotor
 
Class flow
Class flowClass flow
Class flow
 
Degrees of freedom
Degrees of freedomDegrees of freedom
Degrees of freedom
 
Introduction to pneumatic
Introduction to pneumaticIntroduction to pneumatic
Introduction to pneumatic
 
Introduction to pneumatic
Introduction to pneumaticIntroduction to pneumatic
Introduction to pneumatic
 
Mobile robot sensing design
Mobile robot sensing designMobile robot sensing design
Mobile robot sensing design
 
Introduction to locomotor
Introduction to locomotorIntroduction to locomotor
Introduction to locomotor
 
Edmodo teacher guide v4 5-12
Edmodo teacher guide v4 5-12Edmodo teacher guide v4 5-12
Edmodo teacher guide v4 5-12
 
Students code of conduct
Students code of conductStudents code of conduct
Students code of conduct
 
Edmodo guidelines
Edmodo guidelinesEdmodo guidelines
Edmodo guidelines
 
Quality management 3
Quality management 3Quality management 3
Quality management 3
 
Quality management 2
Quality management 2Quality management 2
Quality management 2
 
Quality management 1
Quality management 1Quality management 1
Quality management 1
 
Pneumatic 1
Pneumatic 1Pneumatic 1
Pneumatic 1
 
Introduction to plc
Introduction to plcIntroduction to plc
Introduction to plc
 
Pertemuan 1. introduction to image processing
Pertemuan 1. introduction to image processingPertemuan 1. introduction to image processing
Pertemuan 1. introduction to image processing
 
Pertemuan 0. introduction
Pertemuan 0. introductionPertemuan 0. introduction
Pertemuan 0. introduction
 
Perkenalan & kontrak kuliah
Perkenalan & kontrak kuliahPerkenalan & kontrak kuliah
Perkenalan & kontrak kuliah
 
Introduction to hydraulic
Introduction to hydraulicIntroduction to hydraulic
Introduction to hydraulic
 
Hydraulic beginner
Hydraulic beginnerHydraulic beginner
Hydraulic beginner
 

KUANTISASI

  • 2. Kuantisasi dan Konversi Gambar Histogram Brightness Contrast Inversi Histogram Equalization Filtering 2
  • 3. Kuantisasi pada image adalah banyaknya level warna yang digunakan untuk menyatakan dari warna yang paling gelap (hitam) sampai warna yang paling terang sesuai satuan atau format warna yang digunakan. Beberapa Format Kuantisasi Berdasarkan Jumlah Bit: 1. Warna RGB True Color (224 Bit) 2. Gray Scale (8 Bit) 3. Hitam Putih (1 Bit) 3
  • 4. 224 Bit 8 Bit 1 Bit 4
  • 5. 5
  • 6. Setiap pixel mempunyai Setiap pixel mempunyai nilai red (r), green (g) dan nilai derajat keabuan x blue (b) dengan nilai dengan nilai 0-255 masing-masing 0-255 r  g b x  ar .r  ag .g  ab .b x 3 dim ana : ar  ag  ab  1 6
  • 7. Setiap pixel mempunyai Setiap pixel mempunyai nilai derajat keabuan x nilai warna xbw dengan dengan nilai 0-255 nilai 0 dan 1 1 jika x  128 1 jika x  x xbw   xbw   0 jika x  128 0 jika x  x 7
  • 8. Setiap pixel mempunyai Setiap pixel mempunyai nilai derajat keabuan x nilai warna xth dengan nilai dengan nilai 0-255 0 sampai dengan 2m -1  xth  2 (8 m 1)   . int  2 x (8 m 1)    8
  • 9. Brightness adalah proses penambahan kecerahan dari nilai derajat keabuan. Proses brightness ini dilakukan dengan me-nambahkan nilai derajat keabuan dengan suatu nilai penambah. xb = x + b dimana x = adalah nilai derajat keabuan b = nilai penambah xb = hasil brightness 9
  • 10. Proses pengaturan brightness adalah proses penambahan nilai derajat keabuan x dengan nilai perubahan brightness tbrightness xbrightness  x  tbrightness tbrightness bisa positif dan dan negatif 10
  • 11. Mengubah kontras dari suatu citra adalah proses pengaturan nilai range interval pada setiap nilai derajat keabuan, dan didefinisikan dengan : xk = k x dimana x = nilai derajat keabuan k = nilai kontras xk = nilai setelah pengaturan kontras 11
  • 12. Proses pengaturan contrast adalah proses perkalian nilai derajat keabuan x dengan nilai perubahan contrast tcontrast xcontrast  x  tcontrast 0 < tbrightness < m , dengan m positif 12
  • 13. Inversi citra adalah proses negatif pada citra, misalkan pada photo, dimana setiap nilai citra dibalik dengan acuan threshold yang diberikan. Proses ini banyak digunakan pada citra-citra medis seperti USG dan X-Ray. Untuk citra dengan derajat keabuan 256, proses inversi citra didefinisikan dengan: xn = 255 - x 13
  • 14. Proses inversi adalah proses pembalikan nilai derajat keabuan sesuai dengan kuantisasi yang digunakan. Inversi 1 Bit xinversi  1  x Inversi 8 Bit xinversi  255  x Inversi m Bit  m  xinversi  2  1  x 14
  • 15. Banyak sekali proses pengolahan citra yang melibatkan distribusi data, seperti pada contoh konversi biner di atas. Bahkan dalam image enhancement (perbaikan citra), distribusi dari nilai derajat keabuan pada citra menjadi suatu acuan dasar. Untuk menyatakan distribusi data dari nilai derajat keabuan ini dapat digunakan nilai histogram. Histogram adalah suatu fungsi yang menyatakan jumlah kemunculan dari setiap nilai. Misalkan diketahui data sebagai berikut: X=132530212423 15
  • 16. Maka histogramnya adalah munculnya setiap nilai, yaitu: nilai 0 muncul 1 kali, nilai 1 muncul 2 kali, nilai 2 muncul 4 kali, nilai 3 muncul 3 kali, nilai 4 muncul 1 kali dan nilai 5 muncul 1 kali. Karena citra mempunyai derajat keabuan 256 yaitu (0-255) maka histogram menyatakan jumlan kemunculan setiap nilai 0-255. 16
  • 17. Histogram menyatakan banyak setiap nilai level derajat keabuan yang muncul pada image. Pada image grayscale level derajat keabuan adalah 0 sampai dengan 255. Historam h(i) adalah munculnya nilai derajat keabuan I pada image. Definisi Histogram ditulis dengan: h( x)  Prx x  I  17
  • 18. Histogram Equalization adalah suatu proses perataan histogram, dimana distribusi nilai derajat keabuan pada suatu citra dibuat rata. Untuk dapat melakukan histogram equalization ini diperlukan suatu fungsi distribusi kumulatif yang merupakan kumulatif dari histogram. 18
  • 19.  Misalkan diketahui data sebagai berikut: 243136431032  Maka histogram dari data di atas adalah: 19
  • 20. Nilai Histogram Distribusi  Proses perhitungan kumulatif distribusi kumulatif 0 1 1 dapat dijelaskan 1 2 1+2=3 dengan tabel berikut: 2 2 3+2=5 3 4 5+4=9 4 2 9+2=11 5 0 11+0=11 6 1 11+1=12 20
  • 21. Dan diperoleh histogram kumulatif sebagai berikut: 21
  • 22. Histogram equalization Nilai Histogram Nilai asal Kumulatif hasil (perataan histogram) adalah suatu proses dimana 0 1 ½0 histogram diratakan 1 3 3/2  1 berdasarkan suatu fungsi linier (garis lurus) seperti 2 5 5/2  2 terlihat pada gambar 5.2. 3 9 9/2  4 Teknik perataan histogram adalah sebagai berikut: 4 11 11/2  5 5 11 11/2  5 6 12 12/2  6 22
  • 23. Nilai hasil histogram equalization adalah sebagai berikut: c .th w w nx n y dimana w = nilai keabuan hasil histogram equalization cw = histogram kumulatif dari w th = threshold derajat keabuan (256) nx dan ny = ukuran gambar 23
  • 24.  Hasil setelah histogram equalization adalah sebagai berikut: 254146541042  Histogram dari hasil histogram equalization: 24
  • 25. Filtering adalah suatu proses dimana diambil sebagian sinyal dari frekwensi tertentu, dan membuang sinyal pada frekwensi yang lain. Filtering pada citra juga menggunakan prinsip yang sama, yaitu mengambil fungsi citra pada frekwensi-frekwensi tertentu dan membuang fungsi citra pada frekwensi-frekwensi tertentu.  Berdasarkan sifat transformasi fourier dari suatu citra dan format koordinat frekwensi seperti gambar berikut ini: Low freq freq 1 m2 freq m1 High freq 25
  • 26. Berikutnya kita perhatikan bagaimana pengaruh frekwensi rendah dan frekwensi tinggi pada citra dengan memanfaatkan hasil dari transformasi fourier. Dimana frekwensi pada citra dipengaruhi oleh gradiasi warna yang ada pada citra tersebut. Perhatikan hasil transformasi fourier dari beberapa citra berikut : Citra Hasil Transformasi Fourier 26
  • 27. Perhatikan bahwa warna putih (terang) pada gambar hasil transformasi fourier menunjukkan level atau nilai fungsi yang tinggi dan warna hitam (gelap) menunjukkan level atau nilai fungsi yang rendah. Berdasarkan hal ini dan format koordinat frekwensi terlihat bahwa pada gambar sebelumnya, nilai-nilai yang tinggi berada pada frekwensi rendah, ini menunjukkan bahwa citra dengan gradiasi (level threshold) tinggi cenderung berada pada frekwensi rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa citra dengan gradiasi tinggi berada pada frekwensi rendah. 27
  • 28. Berikutnya dengan menggunakan citra-citra yang bergradiasi rendah seperti gambar logo data sketsa dimana nilai treshold yang digunakan merupakan nilai-nilai yang kecil. Pada gambar terlihat bahwa hasil transformasi fourier menunjukkan nilai fungsi hanya berada pada frekwensi tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa citra yang bergradiasi rendah berada pada frekwensi tinggi. Demikian pula citra biner, citra dengan threshold tertentu merupakan citra-citra yang bergradiasi rendah, dan citra- citra ini berada pada frekwensi tinggi. 28
  • 29. Citra Hasil Transformasi Fourier 29
  • 30. Dari sifat-sifat citra pada bidang frekwensi, maka prinsip-prinsip filtering dapat dikembangkan adalah sebagai berikut: 1.Bila ingin mempertahankan gradiasi atau banyaknya level warna pada suatu citra, maka yang dipertahankan adalah frekwensi rendah dan frekwensi tinggi dapat dibuang atau dinamakan dengan Low Pass Filter. Hal ini banyak digunakan untuk reduksi noise dan proses blur. 30
  • 31. 2.Bila ingin mendapatkan threshold atau citra biner yang menunjukkan bentuk suatu gambar maka frekwensi tinggi dipertahankan dan frekwensi rendah dibuang atau dinamakan dengan High Pass Filter. Hal ini banyak digunakan untuk menentukan garis tepi (edge) atau sketsa dari citra. 31
  • 32. 3. Bila ingin mempertahankan gradiasi dan bentuk, dengan tetap mengurangi banyaknya bidang frekwensi (bandwidth) dan membuang sinyal yang tidak perlu maka frekwensi rendah dan frekwensi tinggi dipertahankan, sedangkan frekwensi tengahan dibuang atau dinamakan dengan Band Stop Filter. Teknik yang dikembangkan dengan menggunakan Wavelet Transform yang banyak digunakan untuk kompresi, restorasi dan denoising. 32
  • 33. Korelasi  konvolusi 33
  • 34. Korelasi adalah perkalian total dari dua buah fungsi f dan h yang didefinisikan dengan: T f * h   f (t )h(t  T )dt 0  Untuk fungsi f dan h yang berdimensi 2, maka korelasi dua dimensi didefinisikan dengan: Tx T y f * h    f ( x, y )h( x  Tx , y  T y )dxdy 0 0 34
  • 35. Korelasi 2D inilah yang banyak digunakan pengolahan citra digital, sayangnya rumus diatas sangat sulit diimplementasikan menggunakan komputer, karena pada dasarnya komputer hanya bisa melakukan perhitungan pada data yang diskrit sehingga tidak dapat digunakan untuk menghitung intregral di atas. 35
  • 36. Korelasi pada fungsi diskrit f(n,m) dan h(n,m) didefinisikan dengan: Tn Tm y(k1, k 2)    f (k1  n, k 2  m)h(n, m) n 1 m 1  Perhitungan korelasi semacam ini dapat digambarkan dengan: F(x,y) h(x,y) 36
  • 37. Bila ingin dihitung y = f * h, maka proses perhitungannya dapat dilakukan dengan: …… …… …… 37
  • 38. Filter pada citra pada bidang spasial dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi dari citra (I) dan fungsi filternya (H), dan dituliskan dengan: I’ = H  I Dan dirumuskan dengan: n m I ' ( x, y)    h(i, j ) I ( x  i, y  j) i  n j  m dimana : m,n adalah ukuran dari fungsi filter dalam matrik  Rumus korelasi di atas digunakan untuk berbagai macam proses filter yang akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikutnya. 38
  • 39. Konvolusi adalah perkalian total dari dua buah fungsi f dan h yang didefinisikan dengan: T f * h   f (t )h(T  t )dt  Untuk fungsi f dan0 h yang berdimensi 2, maka Konvolusi dua dimensi didefinisikan dengan: Tx Ty f *h    f ( x, y)h(T 0 0 x  x, T y  y)dxdy 39
  • 40. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa low pass filter adalah proses filter yang mengambil citra dengan gradiasi intensitas yang halus dan perbedaan intensitas yang tinggi akan dikurangi atau dibuang. Ciri-ciri dari fungsi low-pass filter adalah sebagai berikut:  H (i, j)  1 j i 40
  • 41. Sebagai contoh dibuat program Low Pass Filter dengan fungsi filter rata-rata sebagai berikut:  19 1 9 1 9 1 H  9 1 1  9 9   19  1 9 1  9 41
  • 42. Hasil dari program Low Pass Filter, ini untuk beberapa macam gambar adalah sebagai berikut:  Dari kedua hasil di atas dapat dilihat bahwa Low Pass Filter menyebabkan gambar menjadi lebih halus dan lebih blur. 42
  • 43. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa high pass filter adalah proses filter yang mengambil citra dengan gradiasi intensitas yang tinggi dan perbedaan intensitas yang rendah akan dikurangi atau dibuang. Ciri-ciri dari fungsi low-pass filter adalah sebagai berikut:  H (i, j)  0 j i 43
  • 44. Sebagai contoh dibuat program High Pass Filter dengan fungsi filter rata-rata sebagai berikut:  0 1 0   1 4  1 H    0 1 0    44
  • 45. Hasil dari program High Pass Filter, ini untuk beberapa macam gambar adalah sebagai berikut:  Dari kedua hasil di atas dapat dilihat bahwa High Pass Filter menyebabkan gambar hanya diambil atau ditampilkan pada daerah- daerah yang berbeda misalkan pada tepi-tepi gambar. Pada gambar kucing perbedaan yang muncul tidak begitu jelas karena gambarnya mempunyai gradiasi yang tinggi (halus), sedangkan pada gambar komputer tepi-tepi gambar tampak jelas karena perbedaannya tinggi. 45
  • 46. Filter rata-rata adalah model dimana nilai derajat keabuan dari suatu titik diperoleh dengan rata-rata dari titik-titik tetangganya   1 1 1 H  1 1 1 1 Matrik kernel filter rata-rata 3x3 9  1 1 1   1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Matrik kernel filter rata-rata 1   H 1 1 1 1 1 5x5 25   1 1 1 1 1 1  1 1 1 1 
  • 47. Filter rata-rata adalah model dimana nilai derajat keabuan dari suatu titik diperoleh dengan jumlah perkalian antara matrik kernel gaussian dan titik-titik tetangganya 1 1 1 H  1 4 1 Matrik kernel filter gaussian 3x3 1 13   1 1 1   Matrik kernel filter gaussian     x  mx 2  y  m y 2 /( 2 s ) H ( x, y)  1 s  e
  • 48. Filter rata-rata adalah model dimana nilai derajat keabuan dari suatu titik diperoleh dengan nilai median dari titik-titik tetangganya
  • 49.
  • 51. Differensial Horisontal dan vertikal dari suatu titik dengan titik tetangganya menyatakan tingkat perbedaan derajat keabuan dari titik tersebut dengan titik tetanggannya pada suatu image. Metode ini juga dikenal dengan Metode Robert Differensial Horisontal d v I x, y  I x, y  I x1, y Differensial Vertikal d h I x, y  I x, y  I x, y 1
  • 52. Metode Prewit ini mengubah matrik kernel menjadi ukuran 3x3 sesuai dengan model differensial horisontal dan differensial vertikal  1  1  1 Matrik kernel metode Prewitt H H 0 0 0   1 1 1    1 0 1 Matrik kernel metode Prewitt V H   1 0 1    1 0 1  
  • 53. Metode Sobel ini mengubah matrik kernel menjadi ukuran 3x3 sesuai dengan model differensial horisontal dan differensial vertikal dan filter gaussian  1  2  1 Matrik kernel metode Sobel H H 0  0 0  1  2 1    1 0 1 Matrik kernel metode Sobel V H    2 0 2     1 0 1  