1. Dokumen tersebut membahas hubungan antara kantor pusat, kantor agen, dan kantor cabang dalam sistem akuntansi perusahaan, termasuk perbedaan antara kantor agen dan cabang, pembukuan untuk masing-masing, serta penyusunan laporan keuangan gabungan.
Analisis kebangkrutan pada perusahaan perkebunan tahun 2009 2011
Hubungan Kantor Pusat Cabang Agen (39
1. HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT, KANTOR
AGEN, DAN KANTOR CABANG
Oleh:
Annisa Galih Sarasati
11.03.3916
Akuntansi/semester 5
2. Perbedaan Antara Kantor Agen dan Kantor Cabang
Perbedaan utama antara kantor agen dengan kantor cabang terletak pada 2 hal,
yaitu:
1.
Struktur organisasi
Dilihat dari struktur organisasi perusahaan, kantor agen berada diluar organisasi
perusahaan. Jadi kantor agen berdiri sendiri dan terlepas dari kantor pusat
(perusahaan yang diageni), oleh karena itu suatu kantor agen dapat menangani
beberapa perusahaan (bukan merupakan bagian dari organisasi perusahaan).
2. Kegiatan
Kantor agen berfungsi sebagai pemasaran, yaitu terbatas pada usaha untuk
memperoleh pesanan atau calon pembeli namun tindak lanjutnya dilakukan oleh
kantor pusat. Sedangkan kegiatan kantor cabang pada dasarnya sama dengan
kegiatan perusahaan yang berdiri sendiri.
3. Pembukuan Agen
Akuntansi terhadap kegiatan kantor agen dilaksanakan oleh perusahaan
yang diageni (kantor pusat). Kegiatan kantor agen yang hanya terbatas
pada usaha untuk mencari calon pembeli biasanya dilakukan dengan
menggunakan modal kerja yang berasal dari kantor pusat. Penggunaan
modal kerja ini serupa dengan pengguanaan dana kas kecil yang
menggunakan sistem dana tetap (imperest system). Jadi pengelola kantor
agen mengumpulkan bukti-bukti pemakaian modal kerja untuk
selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada kantor pusat.selanjutnya
bukti pemakaian modal kerja tersebut akan dipakai sebagai dasar
pencatatan oleh kantor pusat.
4. Pembukuan Agen
Untuk mencatat kegiatan kantor pusat dapat menggunakan 2 metode, yaitu;
1.
Rugi laba kantor agen tidak dipisahkan
Apabila rugi-laba kegiatan kantor agen tidak dipisahkan maka pendapatan dan biaya
yang berhubungan dengan kantor agen tidak perlu dipisahkan dengan pendapatan
(penjualan) dan biaya kantor pusat. Dengan metode ini, perusahaan (kantor pusat)
hanya dapat mengetahui rugi-laba secara keseluruhan.
2. Rugi laba kantor agen dipisahkan
Agar rugi-laba masing-masing kantor agen dapat dipisahkan maka pendapatan dan
biaya untuk masing-masing kantor agen bharus dikumpulkan tersendiri (dipisahkan dari
pendapatan dan biaya kantor pusat)maka diperlukan rekening tersendiri,pada umumnya
rekening yang buku besar yang berhubungan dengan kantorn agen terbatas pada 5
rekening saja, yaitu; modal kerja kantor agen, penjualan kantor agen, harga pokok
penjualan agen, biaya pemasaran kantor agen, biaya administrasi dan umum kantor
agen.
5. Kantor Cabang
1.
Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat.
Sifat kantor cabang memiliki sifat seperti agen, desentralisasi akuntansi (=pelaksanaan
jurnal, buku besar atau seperangkat buku yang terpisah) pada kantor pusat. Pencatatan
data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui dokumen asli dan
ringkasan memo transaksi yang dilengkapi voucher, duplikat sebagai arsip cabang.
2. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat dan kantor cabang
Pencatatan data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui duplikat jurnal,
pencatatan dokumen asli ke dalam jurnal dilakukan oleh kantor cabang. Pencatatan
yang dilakukan kantor pusat ke dalam rekening kantor cabang yang terpisah atau
dimasukkan ke dalam buku besar umum kantor pusat. Pada akhir periode akuntansi,
kantor pusat melakukan penyesuaian (adjustment) dan menutup pembukuan (closing)
rekening kantor cabang untuk menetapkan besarnya laba-rugi.
6. Kantor Cabang
3. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor cabang
Pencatatan data transaksi ke dalam jurnal dan pemindah bukuan ke dalam buku besar
umum. Laporan keuangan disusun secara periodik untuk dikirim ke kantor pusat, dan
laporan keuangan ini diperiksa oleh internal auditor kantor pusat. Penyelesaian
penutupan saldo buku-buku dilakukan oleh kantor cabang maka hubungan kantor
cabang dan kantor kantor pusat terlihat sebagai berikut:
a.
Kantor cabang
Digunakan rekening “kantot pusat (home office)” untuk penghubung dengan kantor
pusat
b. Kantor pusat
Digunakan “rekening timbal ballik (reciprocal account)”disebut dengan rekening:
kantor cabang (branch office) atau investasi pada kantor cabang (invesment in branch)
7. Sistem Akuntansi Kantor Cabang
Akuntansi terhadap kantor cabang dapat diselenggarakan dengan dua (2) sistem, yaitu:
1.
Sistem sentralisasi
Sistem ini akuntansi terhadap kantor cabang diselenggarakan oleh kantor pusat.
2. Sistem desentralisasi
Di dalam sistem ini semua transaksi keuangan kantor cabang akan dicatat oleh kantor
cabang. Apabila dikehendaki akuntansi terhadap pos-pos tertentu dapat saja
diselenggarakan oleh kiantor pusat. Berdasarkan pihak yang terkait transaksi keuangan
kantor cabang dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a.
Transaksi antara kantor cabang dengan pihak lain (selain kantor pusat)
b.
Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat
8. Modifikasi Teknik Pencatatan
Agar laporan keuangan lebih informatif, maka hendaknya terdapat
pemisahan dalam pencatatan penanaman modal pada kantor pusat dan
kantor cabang. Pemisahan tersebut, antara lain:
1. Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat sementara
2. Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat permanen
Kedua perbedaan tersebut tidak mengubah sifat rekening timbal balik
antara rekening kantor cabang dan rekening kantor pusat.
9. Laporan Keuangan Gabungan
Laporan keuangan gabungan tersebut dimaksudkan untuk memberikan
gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai
satu kesatuan ekonomi yang bulat, maka dalam penyusunannya harus
memperhatikan:
a. Dalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada
perusahaan dan hutang-hutang atau kewajiban perusahaan yang lain
kepada pihak-pihak di luar perusahaan
b. Dalam perhitungan laporan laba/rugi harus dihindari adanya
perhitungan ganda terhadap suatu pendapatan dan biaya yang sama
10. Penyusunan Neraca Gabungan
Penyusunan neraca gabungan, dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
a. Menghapus saldo rekening “R/K- Kantor Pusat” dengan “R/KKantor Cabang” dan saldo rekening “hutang” dengan “piutang
kepada” antar kantor pusat dan cabang, yang ada di dalam neraca
individual kantor pusat maupun cabang
b. Menunjukkan saldo rekening-rekening aktiva, dan rekening-rekening
hutang yang terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan
cabangnya sesuai dengan kelompok masing-masing
11. Penyusunan Laba/Rugi Gabungan
Penyusunan laporan rugi/laba gabungan diperlukan langkah-langkah:
a. Menghapus saldo rekening “pengiriman barang dari kantor pusat”
dengan “pengiriman barang ke kantor cabang” dan saldo rekeningrekening pendapatan dan biaya-biaya yang bersangkutan = yang
diakui di dalam laporan perhitungan laba/rugi individual kantor
pusat dan cabang sebagai akibat kebijaksanaan sistem desentralisasi
yang dilaksanakan
b. Menjumlah saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar
usaha, rekening biaya dan rugi di luar usaha yang terdapat dalam
laporan rugi/laba individual kantor pusat dan cabang, sesuai dengan
kelompok masing-masing
12. Penyesuaian Rekening Timbal Balik
Untuk mempermudah penggabungan saldo rekening
pembukuan yang ada baik di pusat maupun di cabang,
biasanya disusun suatu kertas kerja yang berupa “daftar lajur
penyusunan laporan keuangan gabungan”. Daftar lajur dibuat
semata-mata untuk mempermudah penyusunan laporan
keuangan gabungan.
13. Penyusunan Laporan Timbal Balik
Pada akhir periode, atau pada saat akan menutup buku-buku, sebab-sebab adanya
perbedaan saldo diantara dua rekening yang reciprocal tersebut harus diselidiki dan
penyesuaian harus dilakukan seperlunya. Data yang perlu dipertimbangkan dalam
menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4
golongan, sebagai berikut:
a.
Debit rekening “kantor cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening
“kantor pusat”
b.
Kredit rekening “kantor cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening
“kantor pusat”
c.
Debit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “kantor
cabang”
d.
Kredit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan dengan debit rekening
“kantor cabang”