Laporan ini membahas upaya meningkatkan motivasi belajar siswa tentang daur air dengan menggunakan media gambar pada pelajaran IPA kelas V di SDN 26 Banyuasin III. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.
1. i
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
TENTANG DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA GAMBAR PADA PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM KELAS V
SDN 26 BANYUASIN III KABUPATEN BANYUASIN
LEVEN FYIERTU
NIM 835866785
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ )
UNIVERSITAS TERBUKA
PALEMBANG
2020.1
ILMU PENGETAHUAN ALAM
2. ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
IPA KELAS V
Nama Mahasiswa : LAVEN FYIERTU
NIM : 835866785
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 26 Banyuasin III
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 x Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus I, Hari Rabu tanggal 13 Mei 2020
Siklus II, Hari Senin tanggal 18 Mei 2020
Masalah yang merupakan fokus perbaikan:
Apakah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa tentang daur air pada siswa kelas V SDN 26 Banyuasin III Kabupaten
Banyuasin?”
Menyetujui
Supervisor,
JUNAIDI, S.Pd.,MM.
NIP. 19680729 198902 1 002
Banyuasin, Juni 2020
Mahasiswa,
LAVEN FYIERTU
NIM. 835866785
3. iii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Banyuasin, Juni 2020
Yang Membuat Pernyataan
LAVEN FYIERTU
NIM. 835866785
4. iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat Rahmat dan Ridho Allah SWT Penulis dapat
menyelesaikan laporan PKP ini tepat pada waktunya. Walau laporan PKP ini sedikit
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena adanya wabah Covid-19 namun
tidak menjadi hambatan bagi penulis untuk menyelesaikan laporan PKP ini. Dalam
penulisan laporan ini walau kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem
daring, siswa belajar dirumah melalui aplikasi belajar online namun siswa siswi
kelas IV SDN 26 Banyuasin III tetap semangat dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Semua kegiatan yang penulis lakukan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga pada :
1. Ibu Dr. Meta Istianda, S.IP,M.Si selaku Kepala UPBJJ-UT Palembang.
2. Bapak Walija, S.Pd selaku Pengelolah UPBJJ-UT Pokjar Pangkalan Balai.
3. Bapak Junaidi, S.Pd.,MM. selaku Supervisor atau Tutor Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan berupa sumbangan pikiran yang profesional
dalam menyusun laporan ini.
4. Ibu Rusti Silalahi, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SDN 16 Banyuasin III.
5. Siswa/Siswi Kelas V SDN 16 Banyasin III
6. Serta pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Mungkin dalam penulisan laporan ini banyak kesalahan-kesalahan baik dari
segi penulisan maupun dari segi isi, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca sekalian. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis pribadi maupun bagi orang lain yang membacanya.
Banyuasin, Juni 2020
Penulis
5. v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Lembar Pengesahan ................................................................................... ii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat .............................................................. iii
Kata Pengantar ........................................................................................... iv
Daftar Isi ..................................................................................................... vi
Daftar Tabel ............................................................................................... vii
Daftar Gambar ............................................................................................ viii
Daftar Lampiran ......................................................................................... ix
Abstrak ....................................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1. Identifikasi Masalah ................................................................ 3
2. Analisis Masalah ..................................................................... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah .......................... 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................. 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................ 4
II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 5
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN ............................................................................. 10
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu ......... 10
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran .................................... 12
C. Teknik Analisis Data .................................................................... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 17
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ..................... 17
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................ 23
V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ................................ 26
A. Simpulan ........................................................................................ 26
B. Saran Tindak Lanjut....................................................................... 27
Daftar Pustaka ............................................................................................ 28
Lampiran
RPP Perbaikan Siklus I dan 2
Format Refleksi Siklus I dan 2
6. vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Nama Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III....................... 17
Tabel 2 Jadwal Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................... 18
Tabel 3 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Pra Siklus ............................................................................... 22
Tabel 4 Persentasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Pra Siklus ............................................................................... 23
Tabel 5 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Siklus I .................................................................................... 24
Tabel 6 Persentasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Siklus I ................................................................................... 25
Tabel 7 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Siklus II................................................................................... 26
Tabel 8 Persentasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Siklus II .................................................................................. 27
Tabel 9 Perbandingan Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II .......................................................................................... 29
7. vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II .................................................................. 30
8. viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Format Refleksi Siklus I
Lampiran 4 Format Refleksi Siklus II
9. ix
ABSTRAK
Kata Kunci : Media Gambar, Daur Air, IPA.
Dalam pembelajaran IPA kelas V di SDN 26 Banyuasin III tentang daur air,
masih banyak siswa yang hasil belajarnya masih rendah. Hal ini terlihat dari
ketuntasan belajar siswa hanya 40% yang mendapatkan nilai diatas 70, sisanya
60% belum tuntas atau masih mendapatkan nilai dibawah 70. Oleh sebab itu
penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian perbaikan pembelajaran agar
hasil belajar siswa dapat lebih meningkat dengan menggunakan media gambar
daur air. Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan dalam 2 siklus, yang
mana siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 13 Mei 2020 dan Siklus II
dilaksanakan tanggal 18 Mei 2020. Pada kegiatan prasiklus sitemukan hanya 40%
siswa yang mendapatkan nilai 70 atau hanya 10 siswa. Namun setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran meningkat menjadi 16 siswa (64%) pada siklus I. Pada
siklus II didapatkan siswa yang mendapat nilai 65 keatas sudah 100% atau
sebanyak 25 siswa sudah mendapatkan nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SDN 26 Banyuasin III.
10. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata
pelajaran wajib bagi siswa di SD kelas V. Namun siswa merasa berat dengan
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Metode mengajar guru yang monoton, tidak
tersedianya alat peraga, dan rendahnya minat siswa untuk belajar semakin
memperburuk hasil belajar siswa. Belajar tidak hanya mengutamakan sisi
Kognitif, tapi juga harus melibatkan sisi psikomotorik, dan apektif. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi efektif atau tidaknya suatu pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yang bisa mempengaruhi hasil belajar siswa adalah psikologi. Psikologi
akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai
tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor
psikologi, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah
kesulitan dalam mengajar.
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru.
Kreatifitas guru sebagai fasilitator berperan penting dalam menentukan
ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru yang tidak kreatif, mengajar hanya
dengan metode ceramah kurang diminati lagi oleh siswa, sehingga berdampak
pada, kurang fokusnya siswa ketika mengikuti pembelajaran. Untuk mengatasi
masalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang dirasa berat oleh siswa,
maka sebaiknya guru kreatif memunculkan pembelajaran yang menyenangkan
dan memacu keingintahuan siswa.
Ketidak tertarikan siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
tentang “Proses Daur Air”, karena pembelajaran yang monoton. Hal ini terlihat
pada hasil tes formatif siswa yang sebagian besar belum mencapai target
ketulantasan dari 25 siswa hanya 10 siswa yang mencapai target ketuntasan
belajar, sedangkan 15 siswa belum mencapai hasil yang memuaskan.Selama
pelajaran berlangsung siswa terkesan tidak mendengarkan apa yang dijelaskan
11. 2
oleh guru, bahkan diantaranya ada yang bermain-main sendiri, diskusi diluar
konteks pembelajaran bersama dengan teman sebangku, memperhatikan suasana
lain diluar kelas, melamun ataupun mengantuk. Pada saat guru melontarkan
pertanyaan, siswa tidak merespon dengan jawaban yang diharapkan guru.
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang
terjadi yaitu :
a. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, kesempatan untuk berlatih
mencoba menemukan sendiri.
b. Tidak ada kesempatan siswa untuk bertanya
c. Metode yang digunakan tidak tepat
d. Guru tidak menggunakan alat bantu yang menarik.
e. Kurang adanya penekanan pada ketrampilan proses.
2. Analisis Masalah
Setelah penulis mengidentifikasi masalah, setelah itu dianalisis akar
penyebab masalah yang membuat rendahnya hasil belajar siswa yaitu :
a. Guru menyampaikan materi secara monoton
b. Guru tidak kreatif dalam memilih alat media yang menarik.
c. Langkah-langkah proses daur air kurang ditekankan pada siswa sehingga
siswa sulit memahami.
d. Guru tidak melibatkan siswa dalam proses KBM.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang telah terjadi, maka alternatif dan
prioritas pemecahan masalah adalah :
1. Guru harus menggunakan metode yang tepat/menarik
2. Guru harus melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
3. Guru harus menggunakan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar
12. 3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimana Meningkatkan Motivasi Belajar siswa tentang Daur Air dengan
menggunakan Media Gambar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V
SDN 26 Banyuasin III Kabupaten Banyuasin?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah dikembangkan dari latar belakang
masalah yakni untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tentang daur air
dengan menggunakan media gambar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
kelas V SDN 26 Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik ketika pembelajaran
berlangsung denganmenggunakan media gambar pada pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas V SDN 26 Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.
2. Mengetahuihasil belajar peserta didik setelah pembelajaran menggunakan
media gambar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SDN 26
Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.
3. Untuk mengetahui pengaruh media gambar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik, bagi
guru, bagi peneliti, dan bagi lembaga (sekolah).
1. Bagi Peserta Didik
a. Agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran khususnya pada
konsep daur air.
b. Akan memiliki minat belajar yang besar karena proses pembelajaran
tidak jenuh.
13. 4
2. Bagi Guru
a. Dapat menambah wawasan yang lebih luas terhadap cara pelaksanaan
pembelajaran sehingga akan lebih bergairah untuk meningkatkan
kemampuan peserta didikkhususnya pada konsep daur air
b. Dapat meningkatkan motivasi dalam upaya mengembangkan profesinya.
c. Guru meningkatkan kreasi dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
a. Dapat mengetahui aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran
berlangsung.
b. Dapat mengetahui kekurangan pada saat pembelajaran baik dari peneliti
maupun dari peserta didik
c. Dapat menambah wawasan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang
dapat meningkatkan motivasi peserta didik
4. Bagi Lembaga (Sekolah)
a. Akan mengangkat prestasi unit kerja karena pelaksaanaan pembelajaran
memiliki makna bagi peserta didik
b. Dapat dijadikan sebagai lembaga obsevasi dalam meningkatkan mutu
pendidikan secara umum.
14. 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA di SD
Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang IPA atau Sains,
antara lain sifat sains, model sains, dan filsafat sains. Pada saat setiap orang
mengakui pentingnya sains dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat
mendukung. Pada umumnya siswa merasa bahwa sains sulit, dan untuk
mempelajari sains harus mempunyai kemampuan memadai seperti bila akan
menjadi seorang ilmuan. Ada tiga alasan perlunya memahami sains antara lain,
pertama bahwa kita membutuhkan lebih banyak ilmuan yang baik, kedua untuk
mendapatkan penghasilan, ketiga karena tiap kurikulum menuntut untuk
mempelajari sains. Mendefinisikan sains secara sederhana, singkat dan yang
dapat diterima secara universal sangat sulit dibandingkan dengan
mendefinisikan ilmu-ilmu lain.
Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan
dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai The
activity of questioning and exploring the universe and finding and expressing
it’s hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan
alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia alam.”
Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban,
pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun
karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas,2002a: 1).
Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep,
prinsip, hukum dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’, akan tetapi belajar sains
juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi
bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja
ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasar pada definisi yang
telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa sains selain
sebagai produk juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
15. 6
Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Carin yang menyatakan
bahwa sains sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-
hukum dan teori sains. Fakta merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam
sains dan konsep, prinsip, hukum-hukum, teori merupakan kegiatan-kegiatan
analisis di dalam sains. Sebagai proses sains dipandang sebagai kerja atau
sesuatu yang harus dilakukan dan diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah
atau metode ilmiah, melalui keterampilan menemukan antara lain, mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, menggunakan keterampilan spesial,
mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan secara
operasional, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol
variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap sains dipandang sebagai sikap
ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk membuktikan menjadi
skeptis, menerima perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan
sebagai suatu hal yang positif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya sains
terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak
hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga
merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari
rahasia gejala alam.
B. Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari kata “motif”, yang berarti alasan melakukan
sesuatu, sebuah kekuatan yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan
suatu kegiatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 1996:593)
motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Sondang P. Siagian (2004:138), memberikan definisi motivasi sebagai daya
dorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan
kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
16. 7
Dengan demikian motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak untuk
melakukan sesuatu keinginan mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Untuk itu, motivasi adalah suatu
proses internal yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan
perilaku dalam rentang waktu tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah apa
yang membuat kita berbuat, membuat kita tetap berbuat dan menentukan
kearena mana yang hendak kita perbuat.
Motivasi dapat dikatakan sebagai pengaruh kebutuhan dan keinginan
pada intensitas dan arah seseorang yang menggerakkan orang tersebut untuk
mencapai tujuan dari tingkat tertentu. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh
Oemar Hamalik (2002:1973), motivasi adalah suatu perubahan energi didalam
diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif, dan reaksi untuk
mencapai tujuan, juga sebagai dorongan dari dalam diri seseorang dan
dorongan ini merupakan motor penggerak.
Oleh karena itu, motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis
yang terjadi pada diri seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal
(lingkungan), dan faktor internal yang melekat pada setiap orang (pembawaan),
tingkat pendidikan, pengalaman masa lalu, keinginan atau harapan masa depan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu proses perubahan tenaga dalam diri individu yang
memberi kekuatan baginya untuk bertingkah laku (dengan giat belajar) dalam
usaha mencapai tujuan belajarnya.
Sedangkan belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup
manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif
individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi
hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar, karena seseorang hidup dan
bekerja menurut apa yang telah dipelajari. Belajar itu bukan hanya sekedar
pengalaman, belajar adalah suatu proses, bukan suatu hasil. Oleh karena itu,
belajar berlangsung aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai hasil.
17. 8
W.S Winkel (1996:53) mengatakan, bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan, pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, serta perubahan itu bersifat secara
relatif konstan dan tetap. Sedangkan yang dimaksud motivasi belajar adalah
keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan
sikap dan perilaku individu untuk belajar.
Nana Sudjana (1988:17) mengatakan, bahwa belajar merupakan suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang ada dalam diri seseorang,
perubahan sebagai hasil, dan belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku.
Sedangkan Crow yang dikutip oleh A. Tabrani R (1994:121),
memperjelas pentingnya motivasi belajar siswa atau motivasi dalam belajar,
yaitu bahwa belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat
yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang telah ada pada
diri anak.
Oleh karena itu, pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai
sebagai berikut:
a. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan
belajar siswa, karena belajar tanpa adanya motivasi, sulit untuk berhasil.
b. Pengajaran yang bermotivasi, pada hakikatnya adalah pengajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, dan minat yang ada pada
siswa. Pengajaran yang demikian, sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam
pendidikan.
c. Pengajaran yang bermotivasi menurut kreativitas dan imajinitas pada guru
untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan
dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar pada
siswa. Guru harus senantiasa berusaha agar siswa pada akhirnya
mempunyai motivasi yang baik.
d. Berhasil atau tidaknya dalam menumbuhkan dan menggunakan motivasi
dalam pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan dalam kelas.
18. 9
e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas
mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar tidak saja melengkapi
prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran
yang efektif. Dengan demikian, penggunaan asas motivasi sangat esensial
dalam proses belajar mengajar
2. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Siswa
Motivasi tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, secara umum
dengan jalan sebagai berikut:
a) Datang dalam diri individu itu sendiri atau disebut Motivasi Instrinsik
(Motivasi Belajar Instrinsik)
b) Datang dari lingkungan atau sisebut Motivasi Ekstrinsik (Motivasi Belajar
Ekstrinsik)
a. Motivasi Instrinsik (Motivasi Belajar Instrinsik)
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri,
misalnya siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah
selengkap-lengkapnya, ingin menjadi orang yang terdidik, semua keinginan itu
berpangkal pada penghayatan kebutuhan dari siswa berdaya upaya, melalui
kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun sekarang kebutuhan
ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat, tidak ada cara lain untuk menjadi
orang terdidik atau ahli, lain belajar. Biasanya kegiatan belajar disertai dengan
minat dan perasaan senang. W.S. Winkel mengatakan bahwa : “Motivasi
Intrinsik adalah bentuk motivasi yang berasal dari dalam diri subyek yang
belajar”.10 Namun terbentuknya motivasi intrinsic biasanya orang lain juga
memegang peran, misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan
antara belajar dan menjadi orang yang berpengetahuan. Biarpun kesadaran itu
pada suatu ketika mulai timbul dari dalam diri sendiri, pengaruh dari pendidik
telah ikut menanamkan kesadaran itu. Kekhususan dari motivasi ekstrinsik ialah
19. 10
kenyataan, bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
ialah belajar.
b. Motivasi Ekstrinsik (Motivasi Belajar Ekstrinsik)
Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi
yang demikian akhirnya ia mau belajar. Winkel mengatakan “Motivasi
Ekstrinsik, aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan
dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri”.
Perlu ditekankan bahwa dorongan atau daya penggerak ialah belajar,
bersumber pada penghayatan atau suatu kebutuhan, tetapi kebutuhan itu
sebenarnya dapat dipengaruhi dengan kegiatan lain, tidak harus melalui
kegiatan belajar. Motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang
dihayati oleh orangnya sendiri, walaupun orang lain memegang peran dalam
menimbulkan motivasi itu, yang khas dalam motivasi ekstrisik bukanlah ada
atau tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin
dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan cara lain. Berdasarkan
uraian di atas maka motivasi belajar esktrinsik dapat digolongkan antara lain:
a. Belajar demi memenuhi kewajiban.
b. Belajar demi menghindari hukuman.
c. Belajar demi memperoleh hadiah materi yang dijanjikan.
d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
e. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru dan orang
tua).
f. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi
persyaratan kenaikan jenjang/golongan administrasi.
3. Cara Mengukur Motivasi Belajar Siswa dan Indikator Motivasi Belajar
Siswa
Salah satunya yang cukup bagus mendeskripsikan minat dan motivasi
belajar siswa adalah Keller, 1987. John Keller berdasarkan model yang
20. 11
diajukannya telah membuat sebuah instrumen pengukur minat dan motivasi
belajar. Ia mendeskripsikan minat belajar dan motivasi belajar siswa melalui
4 komponen utama, sesuai dengan nama model yang disuguhkan ARCS
(Attention, Relenvace, Confidence, Satisfaction), atau dalam bahasa Indonesia
: Atensi (perhatian), Relevansi (kesesuaian), Kepercayaan diri, dan Kepuasan.
Selain dengan model ARCS, Anda dapat membuat sendiri Angket untuk
megukur motivasi belajar siswa. Adapun indikator-indikator yang dapat
digunakan untuk penyusunan Angket tersebut, seperti yang dikemukakan oleh
Makmun (dalam Engkoswara 2010:210), yaitu:
a. Durasi kegiatan (berapa lama penggunaan waktunya untuk melakukan
kegiatan).
b. Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dalam periode waktu tertentu).
c. Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan.
d. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, fikiran, bahkan jiwa
dan nyawanya).
e. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan
dan kesulitan untuk mencapai tujuan.
f. Tingkat aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran, atau target, dan
ideologinya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
g. Tingkat kualifikasinya prestasi atau produk atau output yang dicapai dari
kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak).
h. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau
negatif).
Atau Anda bisa membuat indicator sendiri seperti sontoh indikator
motivasi belajar siswa berikut ini yang dapat digunakan dalam penelitian
tindakan adalah sebagai berikut:
a. Keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran
b. Kemauan siswa menyediakan alat-alat atau sumber/bahan pelajaran yang
dibutuhkan
c. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok
d. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelas
21. 12
e. Keaktifan siswa dalam mendengar penjelasan guru
f. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas individu dan kelompok
g. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran
h. Timbulnya rasa keingintahuan dan keberanian siswa
i. Adanya keinginan untuk mendapatkan hasil yang terbaik terutama dalam
diskusi kelompok
j. Timbulnya semangat atau kegairahan pada diri siswa dalam mengikuti
pelajaran
C. Media Gambar
1. Pengertian Media Gambar
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, media adalah alat (sarana) komunikasi, seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster dan spanduk.
a. Menurut Association for Education and Communication Technology
(AECT) sebagaimana disebutkan oleh Asnawir, mendefinisikan media
yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran
informasi. Apabila media itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media
itu disebut media pembelajaran.
b. Menurut Gagne yang dikutip oleh Arief S. Sadiman bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
untuk belajar.
c. Menurut Santoso S. Hamijaya dalam bukunya Ahmad Rohani
menyebutkan media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang
penyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima.
d. Menurut Ahmad Rohani sendiri bahwasanya media adalah segala sesuatu
yang dapat di indera yang berfungsi sebagai perantara atau sarana atau alat
untuk proses komunikasi proses belajar mengajar.
22. 13
Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media
merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa media sudah selayaknya tidak lagi hanya dipandang sebagai
alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi lebih dari itu media adalah
alat penyalur dari pemberi pesan ke penerima pesan yang tidak hanya dapat
digunakan oleh guru tetapi dapat pula digunakan oleh murid. Sedangkan
gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gambar adalah tiruan barang (orang,
binatang, tumbuhan dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pensil dan
sebagainya pada kertas, kayu dan sebagainya seperti; lukisan, foto, poster dan
lain-lain.
Jadi media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk
asli dalam dua dimensi, yang berupa foto, lukisan. Melihat perincian pengertian
komponen-komponen yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa media gambar
adalah sarana atau prasarana yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar.
2. Fungsi Media Gambar
Mengenai fungsi media itu sendiri pada mulanya kita mengenal media
sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang memberikan
pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar,
memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi
lebih sederhana, konkret, mudah dipahami. Dewasa ini dengan perkembangan
teknologi serta pengetahuan, maka media pengajar berfungsi sebagai berikut:
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan
pengajaran bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret).
c. Menarik perhatia siswa lebih besar (jalanya tidak membosankan).
23. 14
d. Semua indra murid dapat diaktifkan.
e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
3. Manfaat Media Gambar
Adapun manfaat penggunaan gambar sebagai media pendidikan antara
lain sebagai berikut:
a. Media gambar dapat menjelaskan pengertian-pengertian yang tidak dapat
dijelaskan dengan kata-kata. “one picture is worth athousand words” atau
satu gambar sama nilainya dengan seribu kata. Dengan alat bantu gambar
siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yaitu dengan
memperlihatkan gambar-gambar dari pada kata-kata atau pengertian verbal.
b. Gambar dapat membangkitkan minat untuk sesuatu yang baru yang akan
dipelajari. Dengan menggunakan media gambar, horison pengalaman anak
semakin luas, persepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan
sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan dan minat baru untuk
belajar selalu timbul.
c. Gambar dapat memperbaiki pengertian-pengertian yang salah media
gambar dapat menyampaikan pengertian-pengertian atau informasi dengan
cara yang lebih konkret atau lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan
oleh kata-kata yang di ucapkan, di cetak atau di tulis. Karena itulah gambar
membuat sesuatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti.
Kesanggupan berfikir abstrak hanya diperoleh dengan latihan dan dibangun
diatas pengalaman-pengalaman terdahulu dengan realita yang nyata.
Dengan melihat sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran,
penerangan dan penyuluhan, keragu-raguan atau salah pengertian dapat
dihindarkan secara efektif.
d. Gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu. Melalui gambar dapat
diperlihatkan kepada siswa gambar-gambar benda yang jauh atau yang
terjadi beberapa waktu lalu.
24. 15
e. Gambar dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia
Misalnya: benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata dapat
diperbesar sehingga dapat dilihat dengan jelas.
Adapun manfaat media gambar dalam proses instruksional adalah
penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya
dengan tanpa banyak menggunakan bahasa-bahasa verbal, tetapi dapat memberi
kesan.
4. Kelebihan Media Gambar
Menurut Purwanto dan Alim (1997 : 63), kelebihan media gambar
adalah:
a. Sifatnya konkrit, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata,
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu,
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan,
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja,
e. Murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan.
5. Kelemahan Media Gambar
Sedangkan kelemahan media gambar menurut Purwanto dan Alim
(1997:63) adalah
a. Gambar menekankan persepsi indera mata,
b. Gambar berada yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran,
c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
C. Daur Air
Air termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui karena air tidak
akan pernah habis meskipun terus digunakan. Hal ini disebabkan air
mengalami proses Pendaur dan Siklusan (perputaran/siklus). Daur dan Siklus
air merupakan perputaran/sirkulasi air secara terus-menerus dari bumi ke
atmosfer dan kembali ke bumi. Daur dan Siklus air terjadi melalui proses
25. 16
penguapan (evaporasi), pengendapan (presipitasi), dan pengembunan
(kondensasi).
Daur dan Siklus air di mulai dari menguapnya air dari berbagai sumber
karena pengaruh panas dari sinar matahari. Seperti air di laut, sungai dan danau.
Proses ini disebut evaporasi (penguapan). Uap air naik dan berkumpul di udara,
lama-kelamaan udara tidak dapat lagi menampung uap air. Proses ini disebut
presipitasi (pengendapan). Pada saat suhu uap air turun, uap air akan berubah
menjadi titik-titik air (mengembun). Titik-titik ini membentuk awan. Proses ini
disebut kondensasi (pengembunan). Titik-titik air di awan kemudian akan
turun menjadi hujan.
Berikut bagan proses Daur dan Siklus air.
26. 17
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
26 Banyuasin III Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin yang
berjumlah 25 siswa terdiri dari 11 perempuan dan 14 laki-laki. Karakteristik
siswa mempunyai kemampuan yang beragam. Dari 25 siswa sekitar 16 siswa
memiliki kemampuan di bawah rata-rata yang menjadi tanggung jawab guru
untuk meningkatkan dan mengembangkannya.
Tabel 1
Daftar Nama Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
No Nama
Jenis Kelamin
1 Agus Predi L
2 Ahmad Ardian L
3 Alfando L
4 Andrean L
5 Anjelina P
6 Eka Yulianti P
7 Ernani P
8 Johan Nabawi L
9 Mardiana P
10 Antoni L
11 Andri Farisco L
12 Bery Prima L
13 Dwi Karyani P
14 Andini Kuncar P
15 Anton L
16 Eka Fitria P
17 Jimmi Lesmana L
18 Riki Alpurkon L
19 Utamansyah L
20 Yusnita P
21 Riduan L
22 Rido Samudra L
23 Sonia Anjelina P
24 Sania Hasmalika P
25 Susanti P
27. 18
2. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SDN 26 Banyuasin III Kecamatan
Banyuasin III Kabupaten Banyuasin tepatnya di Dusun Manggus. Yang mana
Dusun Manggus merupakan salah satu daerah di Kelurahan Pangkalan Balai
yang tidak jauh dari pusat Kota Kabupaten Banyuasin. Akses jalan untuk
menuju ke Dusun Manggus sudah baik. Sebagian besar masyarakat Dusun
Manggus bermatapencarian sebagai petani. Oleh sebab itu kebanyakan orang
tua siswa kurang memperhatikan anaknya dalam belajar, karena mereka sibuk
di ladang.
3. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan yaitu
dilakukan pada bulan April 2020 sampai dengan bulan Juni 2020. Agar
penelitian dapat terlaksana dengan baik, maka peneliti menyusun jadwal
penelitian sebagai berikut :
Tabel 1
Jadwal Penelitian Perbaikan Pembelajaran
No Waktu Pelaksanaan Materi Siklus
1
2
3
4
Kamis, 23 April 2020
Minggu, 26 April 2020
Rabu, 13 Mei 2020
Senin, 18 Mei 2020
Daur Air
Analisis Vidio
Daur Air
Daur Air
Pra Siklus
Analisis Vidio GPO
I
II
]
4. Pihak yang Membantu
Penelitian ini tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya
bantuan dari pihak lain, seperti :
a. Bapak Junaidi, S.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP)
b. Ibu Rusti Silalahi, S.Pd selaku Kepala SDN 26 Banyuasin III.
c. Siswa/Siswi Kelas V SDN 26 Banyuasin III.
28. 19
B. Disain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur penelitian perbaikan pembelajaran, meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Yang mana tahapan
tersebut dilaksanakan dalam 2 siklus pembelajaran sebagai berikut :
1. Siklus I
a) Perencanaan
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Menyiapkan Alat Peraga berupa media gambar daur air
3. Membuat format refleksi
b) Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal/Apersepsi (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru memberi motivasi, pengarahan mengenai tujuan dan prosedur
pembelajaran
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a. Menampilkan gambar siklus air
b. Beberapa siswa diminta untuk menjelaskan skema daur air
c. Guru memberikan pujian kepada siswa yang dapat menjelaskan
skema daur air dengan benar.
d. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa apa saja manfaat air
e. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. Memberikan latihan soal
b. Menutup pelajaran
c) Pengamatan
Pada tahap pengamatan guru menggunakan format refleksi untuk
mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
apakah sudah baik atau masih perlu dilakukan perbaikan ke siklus
selanjutnya.
29. 20
d) Refleksi
Dari hasil daring dan hasil tes evaluasi, dilakukan analisis pada tindakan
I kemudian dilanjutkan dengan merefleksi kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Apa perlu dilakukan tindakan selanjutnya atau
tidak.
3. Siklus II
a) Perencanaan
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Menyiapkan Alat Peraga berupa media gambar daur air
3. Membuat format refleksi
b) Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal/Apersepsi (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru memberi motivasi, pengarahan mengenai tujuan dan prosedur
pembelajaran
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a. Menampilkan gambar siklus air
b. Guru mengirimkan gambar siklus air melalui pesan wa dan
meminta siswa menjelaskan siklus air
c. Beberapa siswa menjelaskan siklus air
d. Guru memberikan pujian kepada siswa yang dapat menjelaskan
siklus air dengan tepat
e. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. Memberikan latihan soal
b. Menutup pelajaran
30. 21
c) Pengamatan.
Pada tahap pengamatan pembelajaran dengan menggunakan format
refleksi yang telah dipersiapkan. Format refleksi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah pada siklus II ini data kegiatan pembelajaran menjadi
lebih baik lagi dibandingkan kegiatan pembelajaran pada sebelumnya.
d) Refleksi
Dari hasil observasi, dilakukan analisis pada tindakan I kemudian
dilanjutkan dengan merefleksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Apa perlu dilakukan tindakan selanjutnya atau tidak.
C. Teknik Analisis Data
Analisis data yang disajikan bersumber data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif bersumber dari hasil lembar kerja siswa dan evaluasi,
sedangkan data kualitatif bersumber dari lembar refleksi dan catatan lapangan.
Dari hasil LKS dan evaluasi, apabila hasil siswa di bawah dari KKM mata
pelajaran IPA tentang daur air, maka penulis perlu melakukan perbaikan
pembelajaran untuk siklus berikutnya. Data kualitatif bersumber dari lembar
observasi yang dilakukan oleh Supervisor 2, dan catatan lapangan selama
pembelajaran digunakan sebagai refleksi untuk membuat pembelajaran pada
siklus selanjutnya.
31. 22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Kondisi awal pra siklus
Di dalam mengajarkan daur air di kelas V SDN 26 Banyuasin III
didapatkan masih banyak siswa yang kebingungan bagaimana proses
terjadinya air sehingga pada saat diberikan tes formatif mereka kesulitan untuk
menjawab soal sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal.
Dari 25 orang siswa, hanya 10 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM,
sedangkan 15 orang lainnya mendapatkan nilai dibawah KKM. Untuk
mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 3
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Pra Siklus
No Nama
Nilai
Pra Siklus
Keterangan
1 Agus Predi 80 Tuntas
2 Ahmad Ardian 65 Belum Tuntas
3 Alfando 70 Tuntas
4 Andrean 50 Belum Tuntas
5 Anjelina 80 Tuntas
6 Eka Yulianti 40 Belum Tuntas
7 Ernani 75 Tuntas
8 Johan Nabawi 40 Belum Tuntas
9 Mardiana 70 Tuntas
10 Antoni 60 Belum Tuntas
11 Andri Farisco 75 Tuntas
12 Bery Prima 40 Belum Tuntas
13 Dwi Karyani 50 Belum Tuntas
14 Andini Kuncar 50 Belum Tuntas
15 Anton 80 Tuntas
16 Eka Fitria 45 Belum Tuntas
17 Jimmi Lesmana 60 Belum Tuntas
18 Riki Alpurkon 50 Belum Tuntas
19 Utamansyah 70 Tuntas
20 Yusnita 45 Belum Tuntas
32. 23
21 Riduan 50 Belum Tuntas
22 Rido Samudra 70 Tuntas
23 Sonia Anjelina 60 Belum Tuntas
24 Sania Hasmalika 80 Tuntas
25 Susanti 60 Belum Tuntas
Jumlah Nilai 1.515
Rata-Rata 60,6
Sumber : Data primer yang diolah
Dari data yang ada dapat dilihat bahwa siswa yang berhasil mendapat nilai >
70 yaitu 10 siswa (40%). Ini berarti 15 siswa (60%) yang lain mendapat nilai
< 70. Rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi pra siklus ini masih sangat
rendah, dimana setelah dilakukan perhitungan rata-rata nilai hasil belajar siswa
hanya 60,6. Setelah melihat kondisi pra siklus ini, maka peneliti melakukan
penelitian perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan penelitian siklus I
dengan menggunakan alat peraga gambar daur air. Untuk mengetahui berapa
persen ketuntasan siswa dalam belajar, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4
Persentasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Pra Siklus
No Rentang Nilai Frekuensi %
Rata-
Rata
1 Nilai < 70 15 60%
60,6
2 Nilai > 70 10 40%
Jumlah 25 Siswa 100%
Sumber : Data primer yang diolah
Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan
menggunakan media gambar daur air untuk menjelaskan materi daur air yang
akan diberikan kepada siswa. Rencana ini disusun dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa yang pada kondisi awal pra siklus telah diketahui bahwa
siswa yang memperoleh nilai > 70 hanya diperoleh 40% dari jumlah siswa di
33. 24
kelas V. Selain menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran, peneliti juga
menyusun format refleksi untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Pelaksanaan
Siklus I dilakukan peneliti pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2020. Pada
pelaksanaan pembelajaran siswa diajarkan melalui sistem daring, hal ini
disebabkan karena adanya virus corona-19 jadi semua siswa diliburkan dan
belajar di alihkan di rumah. Berdasarkan rencana pelaksanaan yang telah
disusun maka pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan media
gambar beruoa siklus daur air.
c. Pengamatan
Dari hasil tes evaluasi yang didapatkan oleh siswa pada akhir pelaksanaan
pembelajaran Siklus I diperoleh hasil belajar siswa sebagai berikut :
Tabel 5
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Siklus I
No Nama
Nilai
Siklus I
Keterangan
1 Agus Predi 100 Tuntas
2 Ahmad Ardian 70 Tuntas
3 Alfando 75 Tuntas
4 Andrean 70 Tuntas
5 Anjelina 80 Tuntas
6 Eka Yulianti 60 Belum Tuntas
7 Ernani 80 Tuntas
8 Johan Nabawi 50 Belum Tuntas
9 Mardiana 80 Tuntas
10 Antoni 70 Tuntas
11 Andri Farisco 80 Tuntas
12 Bery Prima 50 Belum Tuntas
13 Dwi Karyani 70 Tuntas
14 Andini Kuncar 50 Belum Tuntas
15 Anton 85 Tuntas
16 Eka Fitria 50 Belum Tuntas
17 Jimmi Lesmana 70 Tuntas
18 Riki Alpurkon 60 Belum Tuntas
34. 25
19 Utamansyah 80 Tuntas
20 Yusnita 50 Belum Tuntas
21 Riduan 60 Belum Tuntas
22 Rido Samudra 70 Tuntas
23 Sonia Anjelina 55 Belum Tuntas
24 Sania Hasmalika 90 Tuntas
25 Susanti 70 Tuntas
Jumlah Nilai 1.725
Rata-Rata 69
Sumber : Data primer yang diolah
Setelah siklus I selesai dilaksanakan, diperoleh hasil belajar siswa yang
mendapat nilai > 70 yaitu sebanyak 16 siswa (64%) dari seluruh jumlah siswa
yang ada di kelas V SDN 26 Banyuasin III, dan siswa yang mendapat nilai <
70 sebanyak 9 siswa (36%). Nilai rata-rata juga mengalami peningkatan dari
60,6 meningkat menjadi 69. Walau terjadi peningkatan namun ketuntasan
belajar yang diinginkan belum tercapai, untuk itu peneliti masih perlu
melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 Persentasi Hasil Belajar IPA dibawah ini :
Tabel 6
Persentase Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Siklus I
No
Rentang
Nilai
Frekuensi %
Rata-
Rata
Keterangan
1 Nilai < 70 9 36%
69,0
Belum Berhasil
2 Nilai > 70 16 64%
Jumlah 25 Siswa 100%
Sumber : Data primer yang diolah
d. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi ternyata pada siklus pertama diperoleh temuan bahwa
jumlah siswa yang mendapatkan nilai sesuai KKM bertambah, namun masih
diperlukan dorongan dalam belajar sehingga seluruh siswa mendapatkan nilai
yang baik. Untuk itu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus kedua.
35. 26
3. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini hampir sama pada siklus I yaitu membuat RPP,
membuat format refleksi. Namun pada siklus II ini peneliti lebih memfokuskan
pada kelemahan-kelamahan yang terjadi pada siklus I. Dengan berpedoman pada
format refleksi, peneliti berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
siklus II ini.
b. Pelaksanaan
Siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 Mei 2020 dengan materi
yang sama yaitu daur air. Pada kegiatan pembelajaran proses belajar mengajar
pada siklus II ini, peneliti lebih mengintensifkan pembelajaran dengan media
gambar. Penggunaan media gambar lebih ditekankan pada kemampuan anak
dalam menjelaskan dan memahami tentang daur air. Pada siklus II ini peneliti
mengirimkan gambar daur air melalui aplikasi Whats App (WA) agar siswa lebih
jelas melihat proses terjadinya daur air. Dengan demikian peneliti dapat
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
c. Pengamatan
Dari pengamatan yang dilakukan, peneliti mengumpulkan data mengenai
aktivitas belajar siswa dalam belajar dengan menggunakan media gambar untuk
mengajarkan tentang daur air. Sebelum dalam tahap pelaksanaan yaitu pada
akhir kegiatan pembelajaran, peneliti melaksanakan tes formatif dengan hasil
belajar siswa sebagai berikut :
Tabel 7
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Siklus II
No Nama
Nilai
Siklus II
Keterangan
1 Agus Predi 100 Tuntas
2 Ahmad Ardian 70 Tuntas
3 Alfando 100 Tuntas
4 Andrean 80 Tuntas
5 Anjelina 100 Tuntas
6 Eka Yulianti 80 Tuntas
7 Ernani 90 Tuntas
8 Johan Nabawi 70 Tuntas
36. 27
9 Mardiana 85 Tuntas
10 Antoni 90 Tuntas
11 Andri Farisco 70 Tuntas
12 Bery Prima 80 Tuntas
13 Dwi Karyani 75 Tuntas
14 Andini Kuncar 70 Tuntas
15 Anton 100 Tuntas
16 Eka Fitria 70 Tuntas
17 Jimmi Lesmana 75 Tuntas
18 Riki Alpurkon 70 Tuntas
19 Utamansyah 100 Tuntas
20 Yusnita 70 Tuntas
21 Riduan 70 Tuntas
22 Rido Samudra 80 Tuntas
23 Sonia Anjelina 70 Tuntas
24 Sania Hasmalika 100 Tuntas
25 Susanti 100 Tuntas
Jumlah Nilai 2.035
Rata-Rata 81,4
Sumber : Data primer yang diolah
Data mengenai hasil belajar pada tabel diatas terlihat bahwa sudah 100% siswa
berhasil memperoleh nilai > 70 dan nilai rata-rata juga meningkat menjadi 81,4
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 Persentasi Hasil Belajar IPA
dibawah ini :
Tabel 8
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 26 Banyuasin III
pada Siklus II
No
Rentang
Nilai
Frekuensi %
Rata-
Rata
Keterangan
1 Nilai < 70 0 0%
81,4
Berhasil
2 Nilai > 70 25 100%
Jumlah 25 Siswa 100%
Sumber : Data primer yang diolah
37. 28
d. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi didapatkan hasil belajar meningkat, dengan
mengirimkan langsung media gambar lewat Whats App siswa lebih memahami
proses terjadinya air karena mereka melihat lebih jelas gambar siklus air. Oleh
sebab itu kegiatan pembelajaran pada siklus II dianggap sudah berhasil.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
Dari hasil pelaksanaan siklus pertama jika dibandingkan dengan kondisi
awal atau pra siklus terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal
(pra siklus), hasil belajar siswa yang memperoleh < 70 sebanyak 60% setelah
dilaksanakan siklus pertama hanya tersisa 36%. Artinya semakin sedikit
jumlah siswa nilai < 70. Sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai > 70
pada saat pra siklus sebanyak 40% atau sebanyak 15 siswa, setelah
dilaksanakan siklus I ini meningkat menjadi 64%. Dengan kata lain terjadi
peningkatan 24% terhadap jumlah siswa yang mendapat nilai > 70. Selain itu
rata-rata kelas dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan. Pada prasiklus rata-
rata hasil belajar siswa yaitu 60,6. Dari pelaksanaan siklus I diperoleh nilai
rata-rata hasil belajar siswa kelas V SDN 26 Banyuasin III adalah 69,0%.
Berdasarkan indikator keberhasilan siklus I, Keberhasilan siklus I apabila
siswa mendapat nilai > 70 yaitu sebanyak 85% dan rata-rata hasil belajar IPA
siswa > 70. Jadi dapat dikatakan bahwa siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan, dan pelaksanaan siklus I belum berhasil. Setelah diamati terjadi
faktor utama belum berhasil kegiatan pembelajaran karena siswa sulit
mengamati gambar siklus air yang dipajang guru, karena siswa belajar lewat
Whats App (WA) sehingga siswa kurang jelas melihat gambar tersebut.
Sehingga banyak siswa yang belum dapat menjelaskan bagaimana proses
terjadinya daur air.
38. 29
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa yang lebih baik daripada pelaksanaan siklus I. Setelah
dilaksanakan siklus II dengan segala perbaikan dari kelemahan yang terdapat
dari siklus I, maka diperoleh hasil belajar siswa yang memperoleh nilai > 70
yaitu sebanyak 100%, daripada siklus sebelumnya yang hanya 64%. Tidak ada
lagi ditemukan siswa yang mendapat nilai < 70 dan nilai rata-rata kelas dari hasil
belajar IPA siklus II adalah 81,4. Sehingga pelaksanaan siklus II ini mencapai
indikator keberhasilan yang diinginkan. Dari pelaksanaan siklus II peneliti
mendapatkan peningkatan hasil belajar siswa, karena pada siklus ini guru lebih
mengintensifkan bagaimana agar media gambar ini dapat terlihat jelas oleh anak.
Oleh sebab itu guru mengirimkan langsung gambar daur air kepada siswa lewat
aplikasi Whats App (WA). Dengan demikian siswa dapat melihat jelas alat
peraga yang digunakan oleh guru dan mereka dapat memahami dengan jelas
proses terjadinya daur air sehingga pada saat diberikan tes akhir, hasil belajar
yang diharapkan meningkat dari siklus sebelumnya. Untuk dapat melihat
perbandingan hasil belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus I, siklus II dapat
diketahui dengan gambaran pada tabel berikut ini :
Tabel 9
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Nilai
Hasil Pelaksanaan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frek % Frek % Frek %
1 Nilai < 70 15 60% 9 36% 0 0%
2 Nilai > 70 10 40% 16 64% 25 100%
Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%
Rata-Rata 60,6 69,0 81,4
Keberhasilan Belum Berhasil Berhasil
Sumber : Data primer yang diolah
39. 30
60%
36%
0%
40%
64%
100%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai < 70 Nilai > 70
Dari tabel di atas terlihat jelas terjadinya peningkatan dari siklus ke siklus. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 1 berikut ini :
Diagram 1
Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa
dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
40. 31
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Hasil belajar siswa meningkat dari 40% meningkat menjadi 64% pada siklus
I, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 100%
2. Dengan menggunakan media gambar daur air dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Pada siklus I penyampaian materi sudah sesuai dengan RPP namun
kelemahannya yaitu media pembelajaran terlalu kecil.
4. Sedangkan pada siklus II sudah menggunakan media gambar dan
penyampaian materi sudah sesuai RPP namun kelemahannya agar media
gambar dibuat lebih menarik lagi agar siswa lebih antusias mengikuti
pembelajaran.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan di atas diharapkan:
1. Bagi siswa, hendaknya dapat lebih meningkatkan hasil belajar dalam
kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Guru SD, khususnya guru kelas V diharapkan dapat lebih
meningkatkan kegiatan pembelajaran khususnya materi daur air dengan
menggunakan media gambar.
3. Bagi peneliti yang selanjutnya hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
pembelajaran yang lebih baik lagi agar diperoleh hasil yang maksimal.
41. 32
DAFTAR PUSTAKA
A. Tabrani R. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Ahmad Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Arief S. Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom. Dikbud. dan PT. Raja Grafindo Persada
Carin. 1992. Materi dan Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Makmun. 2010. Psikologi Kependidikan. Jakarta: Remaja Rosda Karya
Nana Sudjana. 1988. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru
Oemar Hamalik. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Purwanto dan Alim. 1997. Metodologi Pengajaran SD. Jakarta: PT. Rosda Jaya
Putra
Sondang P. Siagian. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
Wardani, I.G.A.K., Julaeha, S dan Marsinah. N. 2017. Pemantapan Kemampuan
Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka
42. 33
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN 26 Banyuasin III
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (Lima) /2 (Dua)
Hari/Tanggal :
AlokasiWaktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya
C. Indikator
a. Mengetahui pentingnya air bagi kehidupan
b. Menjelaskan proses daur air
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan
b. Menggambar proses daur air
E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar
diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar tentang daur air.
43. 34
F. Materi Ajar
Daur Air
G. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal/Apersepsi (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru memberi motivasi, pengarahan mengenai tujuan dan prosedur
pembelajaran
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a. Menampilkan gambar siklus air
b. Beberapa siswa diminta untuk menjelaskan skema daur air
44. 35
c. Guru memberikan pujian kepada siswa yang dapat menjelaskan skema
daur air dengan benar.
d. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa apa saja manfaat air
e. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. Memberikan latihan soal
b. Menutup pelajaran
I. Media dan Sumber Belajar
Media : Gambar daur air
Sumber : Buku SAINS Untuk Kelas V penerbit Erlangga, hal. 180-182
J. Penilaian
1. Prosedur : tes akhir : ada
2. Jenis tes : tertulis
3. Bentuk tes : subjektif
4. Alat tes : soal evaluasi
Soal Evaluasi
1. Jelaskan proses daur air secara urut!
2. Apa kegunaan air dalam kehidupan kita?
3. Mengapa air yang ada di permukaan Bumi ini tidak akan pernah habis?
4. Secara teori, sebenarnya airdi permukaan Bumi tidak akanhabis. Akan tetapi,
mengapaakhir-akhir ini sering terjadikekeringan?
5. Tuliskan lima macam cara penghematan air di rumah tangga !
45. 36
Kunci Jawaban
1. Proses daur air adalah pada saat cuaca panas air laut menguap membentuk
gumpalan awan yang makin lama makin tebal, oleh karena suhu rendah maka
awan mengembun menjadi titik-titik air yang selanjutnya jatuh ke bumi
menjadi hujan, kemudian airnya mengalir ke laut dan selanjutnya akan
menguap lagi.
2. Kegunaan air antara lain untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri, dan
tidak terkecuali untuk pusat pembangkit listrik
3. Air dipermukaan bumi tidak akan habis karena air yang kita gunakan mengalami
sirkulasi (perputaran) air secara terus- menerus dari bumi ke atmosfer dan
kembali ke Bumi.
4. Kekeringan yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan oleh berkurangnya daerah
resapan air. Apabila daerah peresapan air semakin berkurang, cadangan air di
bumi ini semakin menipis. Hal ini dapat mengakibatkan sungai-sungai dan
danau menjadi kering. Keringnya sungai dan danau menyebabkan proses
penguapan semakin menurun. Menurunnya proses penguapan ini menyebabkan
berkurangnya pengendapan titik-titik air di awan. Keadaan ini tentu mengurangi
terjadinya hujan
5. Tindakan penghematan air dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a. Menutup kran setelah menggunakannya.
b. Memanfaatkan air bekas cucian beras atau sayuran untuk menyiram
tanaman.
c. Tidak mencuci kendaraan setiap hari.
d. Membersihkan kendaraan bisa dengan mengelapnya saja.
e. Menggunakan air seperlunya.
47. 38
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Sekolah : SDN 26 Banyuasin III
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (Lima) /2 (Dua)
Hari/Tanggal :
AlokasiWaktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya
C. Indikator
a. Mengetahui pentingnya air bagi kehidupan
b. Menjelaskan proses daur air
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan
b. Menggambar proses daur air
E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar
diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar tentang daur air.
48. 39
F. Materi Ajar
Daur Air
G. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal/Apersepsi (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru memberi motivasi, pengarahan mengenai tujuan dan prosedur
pembelajaran
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a. Menampilkan gambar siklus air
b. Guru mengirimkan gambar siklus air melalui pesan wa dan meminta
siswa menjelaskan siklus air
49. 40
c. Beberapa siswa menjelaskan siklus air
d. Guru memberikan pujian kepada siswa yang dapat menjelaskan siklus
air dengan tepat
e. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. Memberikan latihan soal
b. Menutup pelajaran
I. Media dan Sumber Belajar
Media : Gambar daur air
Sumber : Buku SAINS Untuk Kelas V penerbit Erlangga, hal. 180-182
K. Penilaian
1. Prosedur : tes akhir : ada
2. Jenis tes : tertulis
3. Bentuk tes : subjektif
4. Alat tes : soal evaluasi
Soal Evaluasi
1. Jelaskan proses daur air secara urut!
2. Apa kegunaan air dalam kehidupan kita?
3. Mengapa air yang ada di permukaan Bumi ini tidak akan pernah habis?
4. Secara teori, sebenarnya airdi permukaan Bumi tidak akanhabis. Akan tetapi,
mengapaakhir-akhir ini sering terjadikekeringan?
5. Tuliskan lima macam cara penghematan air di rumah tangga !
``
50. 41
Kunci Jawaban
1. Proses daur air adalah pada saat cuaca panas air laut menguap membentuk
gumpalan awan yang makin lama makin tebal, oleh karena suhu rendah maka
awan mengembun menjadi titik-titik air yang selanjutnya jatuh ke bumi menjadi
hujan, kemudian airnya mengalir ke laut dan selanjutnya akan menguap lagi.
2. Kegunaan air antara lain untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri, dan
tidak terkecuali untuk pusat pembangkit listrik
3. Air dipermukaan bumi tidak akan habis karena air yang kita gunakan mengalami
sirkulasi (perputaran) air secara terus- menerus dari bumi ke 1m zatmosfer dan
kembali ke bumi
4. Kekeringan yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan oleh berkurangnya daerah
resapan air. Apabila daerah peresapan air semakin berkurang, cadangan air di
bumi ini semakin menipis. Hal ini dapat mengakibatkan sungai-sungai dan danau
menjadi kering. Keringnya sungai dan danau menyebabkan proses penguapan
semakin menurun. Menurunnya proses penguapan ini menyebabkan
berkurangnya pengendapan titik-titik air di awan. Keadaan ini tentu mengurangi
terjadinya hujan
5. Tindakan penghematan air dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a. Menutup kran setelah menggunakannya.
b.Memanfaatkan air bekas cucian beras atau sayuran untuk menyiram tanaman.
c. Tidak mencuci kendaraan setiap hari.
d.Membersihkan kendaraan bisa dengan mengelapnya saja.
e. Menggunakan air seperlunya.