SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1




               KEARIFAN LOKAL LESTARI, SUMBER DAYA AIR TERJAGA

                                       Oleh: Zulham A. Hafid



          Hampir semua kota di Indonesia memiliki masalah besar pada ketersediaan

air. Ketersedian air ini tidak hanya terjadi untuk pasokan irigasi, tetapi juga untuk

supply air minum. Demikian pula di Kota Palopo. Penurunan debit air terjadi di

empat sungai utama penyuplai air baku PDAM. Keempat sungai tersebut adalah

Sungai Latuppa, Mangkaluku, Magandang dan Buntu Datu. Hal ini memaksa

pemerintah mengucurkan dana untuk membangun instalasi air baku PDAM yang

baru di Sungai Bambalu. Bersamaan dengan itu, ancaman banjir hampir tiap tahun

masih membayangi warga kota. Padahal, Tana Luwu masa lalu adalah mutiara hijau

yang dialiri sungai-sungai besar nan permai. Setidaknya hal itulah yang tergambar

dalam catatan DF Van Braam Morris (Het Landschap Luhu Gettroken uit een

Rapport Van de Gounerneur Van Celebes, den Heer)1 pada saat berkuasa di

Celebes tahun 1888.

          Morris menuliskan bahwa Luwu adalah negeri yang banyak memiliki

pegunungan. Semua pegunungannya ditumbuhi hutan lebat dengan pemandangan

yang sangat liar, bahkan sampai di dekat ibukota Palopo. Di daerah gunung tidak

ada rumah dan tidak ada kebun. Tanah datar terbentang beberapa kilometer ke

pedalaman, dan hanya dijumpai di pantai barat dan utara barat laut. Penduduk

terbanyak menghuni kawasan pantai barat. Di daerah ini, membentang tanah

aluvium yang tergenang air pada waktu pasang. Sebagian besar rawa-rawa, bagian

dasarnya lembek, terutama yang berdekatan dengan laut. Sebaliknya, di daerah

pegunungan tanahnya subur sangat cocok untuk perkebunan kopi.




1
    Morris, DF Van Braam Morris, diterjemahkan HAM Mappasanda, toACCAe Publishing, 2007
2




        Di dalam Catatan Gubernur Morris, dilaporkan setidaknya ada sekitar 49 buah

sungai di negeri Luwu saat itu. Dari jumlah ini, dituliskan ada sebelas buah terdapat

di sebelah selatan Palopo, tiga puluh buah di sebelah timur Palopo, dan sisanya

terdapat di dekat Ussu dan Mengkoka. Sungai-sungai besar berperan sebagai jalur

distribusi produk hutan. Seluruh sungai berhulu di tiga pegunungan utama, yakni

Pegungungan Latimojong, pegunungan Sulawesi bagian tengah dan Pegunungan

Mengkoka.



Tantangan Saat Ini

        Liarnya hutan lebat tanpa rumah dan tanpa kebun, serta sungai-sungai besar

yang dilayari perahu (seperti yang dideskripsikan Morris di atas), mungkin kini

tinggal bersisa setengahnya saja. Pada tahun 1888 (ketika Morris menuliskan

laporannya), jumlah penduduk Palopo dan Pulau Libukang ditaksir sebanyak 14 ribu

jiwa. Mereka mendiami pemukiman/rumah sebanyak 547 buah. Namun sekarang,

seperti yang dilansir oleh BPS, total penduduk Kota Palopo tahun 2012 mencapai

149 ribu jiwa, atau 10 kali lipat lebih banyak dibanding pada zaman Morris. Hal ini

berimplikasi terhadap alih fungsi lahan untuk kebutuhan warga kota. Sebagai

sebuah kota yang melayani warganya, tentu peran kota tidak terlepas dari sentra

kegiatan ekonomi dan sebagai human settlement. Maka, alih fungsi lahan memang

tidak dapat terhindari, terutama untuk ladang, kebun dan pemukiman. Pelan tapi

pasti, luasan lahan hutan akhirnya tergerus secara signifikan.

        Dengan jumlah penduduk yang mencapai 149 ribu jiwa, Palopo saat ini

memerlukan supply air bersih sekitar 19 ribu kilo liter per hari2. Menurut data BPS,

PDAM Palopo di tahun 2011 baru mampu melayani kurang lebih sekitar 16 ribu




2
  Jika kebutuhan air per kapita masyarakat Palopo 130 liter/hari, maka Kota Palopo butuh supply air bersih 130
liter x 149ribu jiwa = 19ribu Kiloliter per hari
3




costumer. Jika satu costumer mencover sekitar 4-5 jiwa3, setidaknya cakupan air

bersih PDAM di Palopo baru sekitar 54 persen dari total keselurahan penduduk Kota

Palopo. Cakupan air bersih PDAM yang baru 54 persen ini masih berada di bawah

target MDGs yang mematok pada indeks 80 persen untuk wilayah perkotaan.

Cakupan yang belum optimal ini disebabkan karena demand yang semakin

bertumbuh, sedangkan supply air baku mengalami tren penurunan. Peningkatan

kebutuhan akan air menimbulkan eksploitasi sumber daya air secara berlebihan. Hal

ini mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan sumber daya air, yang

kemudian menurunkan kemampuan pasokan air. Dan pada gilirannya, akan terjadi

fluktuasi debit air di musim hujan dan kemarau yang semakin tajam. Fenomena ini

menjadi indikator gejala degradasi fungsi lingkungan sumber daya air. Penurunan

kualitas lingkungan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) inilah yang kemudian

diduga memengaruhi pasokan air baku PDAM Palopo di empat sungai utama di atas

tadi.

           Dari catatan Gubernur DF Van Braam Morris, dapatlah dipetik dua hal penting

dalam konteks eksisting kualitas lingkungan sumber daya air. Pertama, bahwa pada

prinsipnya, sejak dahulu kala kita telah memiliki pengalaman yang panjang, untuk

hidup dan memanfaatkan sungai sebagai salahsatu sumber daya air utama. Dan

kedua, paralel dengan hal tersebut, jika dikomparasikan dengan kondisi saat ini,

ternyata fungsi sungai sebagai jalur perhubungan dan distribusi hasil hutan hampir

tidak meninggalkan jejaknya lagi. Patut diduga, hal tersebut disebabkan karena

penurunan kualitas hutan dan kerusakan lingkungan sekitar sungai yang

berlangsung sampai dengan detik ini.

           Kesadaran akan penurunan kualitas lingkungan sumber daya air ini, tentu

harus mendapat penanganan yang serius. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun


3
    Jumlah rata-rata anggota rumah tangga di Kota Palopo Tahun 2011 (BPS, Palopo Dalam Angka 2012)
4




2004 tentang Sumber Daya Air, pengelolaan sumber daya air memang telah

didefiniskan sebagai upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan

mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan

sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Proses evaluasi dan

penyelenggaraan konservasi sejatinya diarahkan pada upaya yang terpadu. Oleh

karena itu, seluruh stakeholder harus punya peran di dalam upaya ini. Pemerintah

Kota Palopo diharapkan mampu mendorong tujuan perlindungan sumber daya air

melalui sebuah regulasi. Regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) akan

memperkuat operasionalisasi UU Nomor 7 Tahun 2004. Regulasi ini penting karena

di dalamnya akan dilakukan penyesuaian dengan karakter masyarakat serta kondisi

eksisting ekologi dan sumber daya air di Kota Palopo. Penyesuaian dengan karakter

masyarakat perlu dilakukan karena pelibatan masyarakat dalam upaya konservasi

memang sangat dibutuhkan. Konsep good governance mengamanahkan adanya

prinsip partisipasi masyarakat dalam praktik operasionalnya. Olehnya itu, sangatlah

tepat untuk menempatkan masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dalam proses

pengambilan kebijakan, perencanaan, aksi hingga evaluasi program konservasi ini.



Pendekatan Kebudayaan

      Di dalam masyarakat Luwu, terdapat lembaga adat yang disebut tomakaka.

Khusus dalam wilayah administrasi Kota Palopo, setidaknya ada tiga tomakaka

utama. Mereka adalah Tomakaka Peta, Tomakaka Latuppa dan Tomakaka Ba’tan

(Battang). Uniknya, ketiga tomakaka ini membawahi atau menjaga masyarakat adat

di wilayah Palopo bagian barat. Tomakaka Peta di Kecamatan Sendana, Tomaka

Latuppa di Kecamatan Mungkajang dan Tomakaka Ba’tan di Kecamatan Wara

Barat. Dan sebagaimana yang kita pahami bahwa, ketiga kecamatan di atas
5




merupakan kawasan pegunungan, tempat hulu-hulu sungai besar yang membelah

wilayah Kota Palopo berada.

      Tomakaka merupakan bagian institusi adat-kebudayaan Luwu. Tidak hanya

dari aspek institusional, kearifan lokal Luwu juga mewariskan ajaran, nasihat dan

larangan. Ada tiga ranah yang harus dilihat untuk dapat memetakan kearifan lokal

ini, yakni:

1)    Ranah hubungan manusia dengan manusia. Sebagai contoh, mari kita lihat

      petuah di bawah ini:

              Eppai solangi wanuae: Seuani, ngowa, napedei sirie; Madduanna,
              gau’ mawatangnge pallajangngi assi saromase-mase ri laleng
              wanua; Matelluna, mabelle peerue’; Maeppana, belaiwi gau’ tonge-
              tongengngeng ri wanuae, yang bermakna “Empat hal yang merusak
              kampung (negeri): Pertama, serakah, yang menghilangkan rasa
              malu; Kedua, kekerasan yang melenyapkan perasaan kasih sayang
              di dalam negeri; Ketiga, kecurangan yang memutuskan hubungan
              kekeluargaan; Keempat, rasa tega yang menjauhkan perbuatan
              benar di dalam kampung (Anwar, 2007).

      Dari kearifan petuah ini, masyarakat Luwu diajarkan tentang sistem nilai siri’. Di

      dalamnya mengandung ajaran-ajaran universal untuk tidak serakah, curang

      dan bertindak tidak adil. Karena sifatnya yang universal, sistem nilai ini juga

      mengakomodasi etika dalam proses eksploitasi kekayaan sumber daya alam.

2)    Ranah hubungan manusia dengan alam. Hal ini bisa dilihat seperti budaya

      pamali dalam menebang pohon besar di dalam hutan, ataukah larangan

      ‘mengusik’ ekosistem sungai karena kepercayaan akan adanya nene’ (baca:

      buaya) yang memiliki keseimbangan rantai makanannya sendiri.

3)    Ranah hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam mitologi Luwu kuno, hal ini

      tergambar dalam kepercayaan kepada Dewata Seuwae. Dalam bahasa yang

      lebih modern, sistem nilai ini adalah kepercayaan kepada ajaran agama Islam,

      sebagai agama resmi kerajaan Luwu.
6




     Ketiga ranah ini menjadi sebuah sistem nilai di tengah masyarakat Luwu.

Sistem nilai inilah yang kemudian dipedomani para tomakaka sebagai ‘protokol tidak

tertulis’ atau etika bermasyarakat di Tana Luwu. Oleh karena itu, segala aktifitas

yang berpotensi menghadirkan bencana yang bersifat sosial dan lingkungan, dapat

dicegah melalui kesadaran dan konsensus sosial dari masyarakat sendiri. Namun

sayangnya, seiring dengan modernisasi cara berpikir masyarakat dewasa ini yang

alpa atas adat dan budaya, maka peran institusi tomakaka mengalami penurunan

fungsi sosial kemasyarakatannya. Hal ini diperparah dengan pelaksanaan praktik

kepemerintahan yang tidak efektif dalam menginisiasi partisipasi masyarakat,

sebagai salahsatu unsur penting dalam good governance.



Beberapa Rekomendasi

      Oleh karena itu, ketiga modal utama di atas: 1) pengalaman hidup yang selalu

bersisian dengan kondisi geografis yang memiliki banyak sumber daya air, 2) sistem

nilai yang menjadi kearifan lokal, dan 3) wibawa perangkat institusi adat (ke-

tomakaka-an),   pada   tempatnyalah   diperkuat   sebagai   upaya   menggerakkan

partisipasi masyarakat dalam menjaga sumber air baku di Sungai Latuppa,

Mangkaluku, Magandang serta Buntu Datu dan Bambalu (ke depannya). Para

tomakaka harus dilibatkan sebagai unsur penting penggerak kekuatan masyarakat.

Harapannya, komunikasi yang dilakukan kepada masyarakat adalah komunikasi

budaya. Dan muara dari semua ini tentunya adalah sebuah gerakan budaya pula.

Masyarakat adat dikuatkan perannya menjadi perencana, pelaksana dan pengawas

kegiatan konservasi. Dalam proses tersebut, pemerintah sejatinya memberikan

insentif kepada masyarakat-masyarakat adat ini. Bentuknya tidak harus dalam dana

tunai, tetapi dapat dilakukan melalui skema fasilitasi kegiatan-kegiatan pembinaan
7




lingkungan hidup, pemberian asuransi, subsidi pendidikan, atau pembangunan

infrastruktur kelurahan.

       Dalam konteks kebudayaan, di samping melakukan pendekatan melalui adat

istiadat masyarakat, alternatif lain yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan

pendidikan formal. Upaya pelestarian sumber daya air, dapat diinisiasi dengan

mendisain Program Wajib Tanam, dengan sasaran tembak adalah mahasiswa

tingkat awal. Secara teknis, Program Wajib Tanam dapat dilakukan dengan pola

pelaksanaan tugas besar yang bertenor satu semester. Selama enam bulan

tersebut, setiap mahasiswa baru diwajibkan menanam dan merawat 10 pohon

bambu di sekitar daerah aliran sungai. Di akhir semester, evaluasi pelaksanaan

Program Wajib Tanam disertifikasi oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo

bekerjasama dengan perguruan tinggi yang bersangkutan. Harapannya, kesadaran

untuk bertanggungjawab atas keberlangsungan pasokan air baku dapat menjadi

karakter yang tertanam di dalam diri kaum muda. Sehingga, sekali lagi, upaya ini

diharap menjadi sebuah gerakan budaya yang terpadu dan bervisi jangka panjang.

       Upaya konservasi lingkungan sumber daya air memang tidak berhenti pada

peran pemerintah dan melalui pendekatan budaya semata. Banyak hal kreatif yang

dapat dilaksanakan. Pendistribusian program corporate social responsibility (CSR)

saatnya diarahkan kepada dukungan pada upaya konservasi ini. Inovasi kegiatan

kampanye cinta lingkungan harus dikembangkan agar lebih efektif. Kerjasama antar

daerah dalam pelestarian hutan juga perlu digagas oleh Pemerintah Kota Palopo

dengan kabupaten-kabupaten tetangga. Bersamaan dengan itu, kegiatan penelitian

dan pengembangan (litbang) untuk pengolahan air limbah industrial dan air asin

menjadi air bersih dengan cara yang ekonomis, juga dapat menjadi alternatif dalam

pengamanan cadangan air bersih. Dan yang lebih penting adalah agenda

penyelenggaraan forum perkotaan secara periodik. Dalam forum ini, seluruh ide,
8




gagasan dan aspirasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan

lingkungan perkotaan dapat tersalurkan. Saatnya masyarakat ikut serta dalam

proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan sumber daya air.

Bukankah tradisi tudang sipulung juga merupakan salahsatu kearifan lokal yang

dimiliki masyarakat kita? Semoga, dengan internalisasi kearifan lokal ini, peranserta

masyarakat dapat ditingkatkan dalam upaya konservasi sumber daya air.



Referensi
Anwar, Idwar, 2007, Ensiklopedia Kebudayaan Luwu, Makassar: Pustaka
   Sawerigading
BPS, Palopo Dalam Angka Tahun 2012
Kordi, M. Ghufran, 2007, Ironi Pembangunan: Catatan Kritik dan Refleksi, Jakarta:
   PT Perca
Mahmud, Irfan, 2003, Kota Kuno Palopo: Dimensi Fisik, Sosial dan Kosmologi,
   Makassar: Masagena Press
Morris, DF Van Braam Morris, diterjemahkan HAM Mappasanda, 2007,Kerajaan
   Luwu: Catatan Gubernur Celebes 1888, Makassar: toACCAe Publishing
Sadyohutomo, Mulyono, 2008, Manajemen Kota dan Wilayah: Realita & Tantangan,
   Jakarta: Bumi Aksara
Santoso, Jo, 2006, Menyiasati Kota Tanpa Warga, Jakarta: Centropolis-KPG
Suhady, Idup, 2005, Dasar-Dasar Good Governance, Jakarta: LAN
Sitepoe, Mangku, 2007, Air Untuk Kehidupan: Pencemaran dan Usaha
   Pencegahannya, Jakarta: Grasindo
Sutidja, Trim, 2007, Hutan dan Kelestarian Lingkungan Hidup, Jakarta: Bumi Aksara
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

More Related Content

What's hot

krisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiakrisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiaDhytha Asyidiq
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisirAchmad Ridha
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangtuti handayani
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
Rawa, Danau dan Klasifikasinya
Rawa, Danau dan KlasifikasinyaRawa, Danau dan Klasifikasinya
Rawa, Danau dan Klasifikasinyamega widiyaningsih
 
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaAinun Dita Febriyanti
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptAmbar Widuri
 
Pengelolaan Lingkungan.pptx
Pengelolaan Lingkungan.pptxPengelolaan Lingkungan.pptx
Pengelolaan Lingkungan.pptxamalia287675
 
Ekosistem hutan mangrove
Ekosistem hutan mangroveEkosistem hutan mangrove
Ekosistem hutan mangroveamalia
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauAziza Syilpa
 
Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanshihatin
 
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 

What's hot (20)

Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Review pesisir dan laut
Review pesisir dan lautReview pesisir dan laut
Review pesisir dan laut
 
krisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesiakrisis air bersih di kota besar di indonesia
krisis air bersih di kota besar di indonesia
 
Power point plh kelas x sma bab 1
Power point plh kelas x sma bab 1Power point plh kelas x sma bab 1
Power point plh kelas x sma bab 1
 
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
13 kebijakan pembangunan wilayah pesisir
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Presentasi debit air
Presentasi debit airPresentasi debit air
Presentasi debit air
 
Pengelolaan Pesisir
Pengelolaan  PesisirPengelolaan  Pesisir
Pengelolaan Pesisir
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
Rawa, Danau dan Klasifikasinya
Rawa, Danau dan KlasifikasinyaRawa, Danau dan Klasifikasinya
Rawa, Danau dan Klasifikasinya
 
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
 
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.pptMATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
MATERI 1 SIKLUS HIDROLOGI.ppt
 
Pengelolaan Lingkungan.pptx
Pengelolaan Lingkungan.pptxPengelolaan Lingkungan.pptx
Pengelolaan Lingkungan.pptx
 
Lingkungan perikanan
Lingkungan perikananLingkungan perikanan
Lingkungan perikanan
 
Ekosistem hutan mangrove
Ekosistem hutan mangroveEkosistem hutan mangrove
Ekosistem hutan mangrove
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
 
7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc
 
Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikan
 
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 

Viewers also liked

คำศัพท์คอมพิวเตอร์พื้นฐานสำหรับนักศึกษาจีน
คำศัพท์คอมพิวเตอร์พื้นฐานสำหรับนักศึกษาจีนคำศัพท์คอมพิวเตอร์พื้นฐานสำหรับนักศึกษาจีน
คำศัพท์คอมพิวเตอร์พื้นฐานสำหรับนักศึกษาจีนFon Slowlife
 
Bruce Strebinger's Guide to Working Out For Beginners: Part One
Bruce Strebinger's Guide to Working Out For Beginners: Part OneBruce Strebinger's Guide to Working Out For Beginners: Part One
Bruce Strebinger's Guide to Working Out For Beginners: Part OneBruce Strebinger
 
SOCIALMEDIAMESSAGES
SOCIALMEDIAMESSAGESSOCIALMEDIAMESSAGES
SOCIALMEDIAMESSAGESTrevor Lee
 
Técnicas de toma de decisión cuantitativas
Técnicas de toma de decisión cuantitativasTécnicas de toma de decisión cuantitativas
Técnicas de toma de decisión cuantitativasGabriel Moreno
 
Los mejores perfumes para hombres alejandra monica silvera
Los mejores perfumes para hombres alejandra monica silveraLos mejores perfumes para hombres alejandra monica silvera
Los mejores perfumes para hombres alejandra monica silveraLorenaSalazar11
 
Relojes rolex alejandra monica silvera
Relojes rolex alejandra monica silveraRelojes rolex alejandra monica silvera
Relojes rolex alejandra monica silveraLorenaSalazar11
 
Sustainability 02.26.13 short
Sustainability 02.26.13 shortSustainability 02.26.13 short
Sustainability 02.26.13 shortbradandemilyrobb
 
AppSphere 15 - How Your Monitoring Strategy Needs to Evolve for Single Page Apps
AppSphere 15 - How Your Monitoring Strategy Needs to Evolve for Single Page AppsAppSphere 15 - How Your Monitoring Strategy Needs to Evolve for Single Page Apps
AppSphere 15 - How Your Monitoring Strategy Needs to Evolve for Single Page AppsAppDynamics
 
12 Experts: The Hottest Mistakes We Do While Writing
12 Experts: The Hottest Mistakes We Do While Writing12 Experts: The Hottest Mistakes We Do While Writing
12 Experts: The Hottest Mistakes We Do While WritingEthan Mellor
 

Viewers also liked (18)

คำศัพท์คอมพิวเตอร์พื้นฐานสำหรับนักศึกษาจีน
คำศัพท์คอมพิวเตอร์พื้นฐานสำหรับนักศึกษาจีนคำศัพท์คอมพิวเตอร์พื้นฐานสำหรับนักศึกษาจีน
คำศัพท์คอมพิวเตอร์พื้นฐานสำหรับนักศึกษาจีน
 
Bruce Strebinger's Guide to Working Out For Beginners: Part One
Bruce Strebinger's Guide to Working Out For Beginners: Part OneBruce Strebinger's Guide to Working Out For Beginners: Part One
Bruce Strebinger's Guide to Working Out For Beginners: Part One
 
SOCIALMEDIAMESSAGES
SOCIALMEDIAMESSAGESSOCIALMEDIAMESSAGES
SOCIALMEDIAMESSAGES
 
Aire soy
Aire soyAire soy
Aire soy
 
my cv
my cvmy cv
my cv
 
Dibujo 1
Dibujo 1Dibujo 1
Dibujo 1
 
Técnicas de toma de decisión cuantitativas
Técnicas de toma de decisión cuantitativasTécnicas de toma de decisión cuantitativas
Técnicas de toma de decisión cuantitativas
 
tmpfMZzvh
tmpfMZzvhtmpfMZzvh
tmpfMZzvh
 
Question 1
Question 1Question 1
Question 1
 
Bryan.
Bryan.Bryan.
Bryan.
 
my ppt
my pptmy ppt
my ppt
 
Los mejores perfumes para hombres alejandra monica silvera
Los mejores perfumes para hombres alejandra monica silveraLos mejores perfumes para hombres alejandra monica silvera
Los mejores perfumes para hombres alejandra monica silvera
 
Relojes rolex alejandra monica silvera
Relojes rolex alejandra monica silveraRelojes rolex alejandra monica silvera
Relojes rolex alejandra monica silvera
 
Lecture 7
Lecture 7Lecture 7
Lecture 7
 
Pràctica cèl·lula vegetal
Pràctica cèl·lula vegetalPràctica cèl·lula vegetal
Pràctica cèl·lula vegetal
 
Sustainability 02.26.13 short
Sustainability 02.26.13 shortSustainability 02.26.13 short
Sustainability 02.26.13 short
 
AppSphere 15 - How Your Monitoring Strategy Needs to Evolve for Single Page Apps
AppSphere 15 - How Your Monitoring Strategy Needs to Evolve for Single Page AppsAppSphere 15 - How Your Monitoring Strategy Needs to Evolve for Single Page Apps
AppSphere 15 - How Your Monitoring Strategy Needs to Evolve for Single Page Apps
 
12 Experts: The Hottest Mistakes We Do While Writing
12 Experts: The Hottest Mistakes We Do While Writing12 Experts: The Hottest Mistakes We Do While Writing
12 Experts: The Hottest Mistakes We Do While Writing
 

Similar to Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjaga

Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013alokasiair
 
Bunga rampai alamku 2007 hutan papua
Bunga rampai alamku 2007 hutan papuaBunga rampai alamku 2007 hutan papua
Bunga rampai alamku 2007 hutan papuasumardi basri
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasdenotsudiana
 
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanTata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanRamadhani Pratama
 
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanModel pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanRamadhani Pratama
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanaErick Ruing
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanaErick Ruing
 
Dayak punan gahary dan ancaman sibsistensi
Dayak punan   gahary dan ancaman sibsistensiDayak punan   gahary dan ancaman sibsistensi
Dayak punan gahary dan ancaman sibsistensiFandy Chalifah
 
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jatengAnalisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jatengWarda Anwar
 
Sebuah Karya Jurnal Dadakan tentang permasalahan sungai
Sebuah Karya Jurnal Dadakan tentang permasalahan sungaiSebuah Karya Jurnal Dadakan tentang permasalahan sungai
Sebuah Karya Jurnal Dadakan tentang permasalahan sungaiFauzan Ardana
 
Contoh kir kali banger
Contoh kir kali bangerContoh kir kali banger
Contoh kir kali bangerHana Isnaini
 
Laporan program cintai sungai kita
Laporan program cintai sungai kitaLaporan program cintai sungai kita
Laporan program cintai sungai kitanurnisasabrina
 
Presentation sosek das prafi.pptx
Presentation sosek das prafi.pptxPresentation sosek das prafi.pptx
Presentation sosek das prafi.pptxdanang49
 
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxPresentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxSukirahSukirah1
 
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docxContoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docxNIZARHANIMBINTITODAK
 

Similar to Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjaga (20)

Pengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan PerairanPengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan Perairan
 
Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013
 
Bunga rampai alamku 2007 hutan papua
Bunga rampai alamku 2007 hutan papuaBunga rampai alamku 2007 hutan papua
Bunga rampai alamku 2007 hutan papua
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Isi menjaga , melestarikan setetes sumber mata air,
Isi menjaga , melestarikan setetes sumber mata air,Isi menjaga , melestarikan setetes sumber mata air,
Isi menjaga , melestarikan setetes sumber mata air,
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan das
 
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di PerkotaanTata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
Tata Kelola Bantaran Sungai di Perkotaan
 
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaanModel pengelolaan bantaran sungai perkotaan
Model pengelolaan bantaran sungai perkotaan
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
Dayak punan gahary dan ancaman sibsistensi
Dayak punan   gahary dan ancaman sibsistensiDayak punan   gahary dan ancaman sibsistensi
Dayak punan gahary dan ancaman sibsistensi
 
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jatengAnalisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
Analisis dan strategi pemecahan masalah di sulsel dan jateng
 
Sebuah Karya Jurnal Dadakan tentang permasalahan sungai
Sebuah Karya Jurnal Dadakan tentang permasalahan sungaiSebuah Karya Jurnal Dadakan tentang permasalahan sungai
Sebuah Karya Jurnal Dadakan tentang permasalahan sungai
 
Contoh kir kali banger
Contoh kir kali bangerContoh kir kali banger
Contoh kir kali banger
 
Laporan program cintai sungai kita
Laporan program cintai sungai kitaLaporan program cintai sungai kita
Laporan program cintai sungai kita
 
Presentation sosek das prafi.pptx
Presentation sosek das prafi.pptxPresentation sosek das prafi.pptx
Presentation sosek das prafi.pptx
 
Buku siswa tematik kelas 5 SD
Buku siswa tematik kelas 5 SDBuku siswa tematik kelas 5 SD
Buku siswa tematik kelas 5 SD
 
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxPresentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
 
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis airPengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
 
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docxContoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
Contoh Karangan Pencemaran Sungai.docx
 

Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjaga

  • 1. 1 KEARIFAN LOKAL LESTARI, SUMBER DAYA AIR TERJAGA Oleh: Zulham A. Hafid Hampir semua kota di Indonesia memiliki masalah besar pada ketersediaan air. Ketersedian air ini tidak hanya terjadi untuk pasokan irigasi, tetapi juga untuk supply air minum. Demikian pula di Kota Palopo. Penurunan debit air terjadi di empat sungai utama penyuplai air baku PDAM. Keempat sungai tersebut adalah Sungai Latuppa, Mangkaluku, Magandang dan Buntu Datu. Hal ini memaksa pemerintah mengucurkan dana untuk membangun instalasi air baku PDAM yang baru di Sungai Bambalu. Bersamaan dengan itu, ancaman banjir hampir tiap tahun masih membayangi warga kota. Padahal, Tana Luwu masa lalu adalah mutiara hijau yang dialiri sungai-sungai besar nan permai. Setidaknya hal itulah yang tergambar dalam catatan DF Van Braam Morris (Het Landschap Luhu Gettroken uit een Rapport Van de Gounerneur Van Celebes, den Heer)1 pada saat berkuasa di Celebes tahun 1888. Morris menuliskan bahwa Luwu adalah negeri yang banyak memiliki pegunungan. Semua pegunungannya ditumbuhi hutan lebat dengan pemandangan yang sangat liar, bahkan sampai di dekat ibukota Palopo. Di daerah gunung tidak ada rumah dan tidak ada kebun. Tanah datar terbentang beberapa kilometer ke pedalaman, dan hanya dijumpai di pantai barat dan utara barat laut. Penduduk terbanyak menghuni kawasan pantai barat. Di daerah ini, membentang tanah aluvium yang tergenang air pada waktu pasang. Sebagian besar rawa-rawa, bagian dasarnya lembek, terutama yang berdekatan dengan laut. Sebaliknya, di daerah pegunungan tanahnya subur sangat cocok untuk perkebunan kopi. 1 Morris, DF Van Braam Morris, diterjemahkan HAM Mappasanda, toACCAe Publishing, 2007
  • 2. 2 Di dalam Catatan Gubernur Morris, dilaporkan setidaknya ada sekitar 49 buah sungai di negeri Luwu saat itu. Dari jumlah ini, dituliskan ada sebelas buah terdapat di sebelah selatan Palopo, tiga puluh buah di sebelah timur Palopo, dan sisanya terdapat di dekat Ussu dan Mengkoka. Sungai-sungai besar berperan sebagai jalur distribusi produk hutan. Seluruh sungai berhulu di tiga pegunungan utama, yakni Pegungungan Latimojong, pegunungan Sulawesi bagian tengah dan Pegunungan Mengkoka. Tantangan Saat Ini Liarnya hutan lebat tanpa rumah dan tanpa kebun, serta sungai-sungai besar yang dilayari perahu (seperti yang dideskripsikan Morris di atas), mungkin kini tinggal bersisa setengahnya saja. Pada tahun 1888 (ketika Morris menuliskan laporannya), jumlah penduduk Palopo dan Pulau Libukang ditaksir sebanyak 14 ribu jiwa. Mereka mendiami pemukiman/rumah sebanyak 547 buah. Namun sekarang, seperti yang dilansir oleh BPS, total penduduk Kota Palopo tahun 2012 mencapai 149 ribu jiwa, atau 10 kali lipat lebih banyak dibanding pada zaman Morris. Hal ini berimplikasi terhadap alih fungsi lahan untuk kebutuhan warga kota. Sebagai sebuah kota yang melayani warganya, tentu peran kota tidak terlepas dari sentra kegiatan ekonomi dan sebagai human settlement. Maka, alih fungsi lahan memang tidak dapat terhindari, terutama untuk ladang, kebun dan pemukiman. Pelan tapi pasti, luasan lahan hutan akhirnya tergerus secara signifikan. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 149 ribu jiwa, Palopo saat ini memerlukan supply air bersih sekitar 19 ribu kilo liter per hari2. Menurut data BPS, PDAM Palopo di tahun 2011 baru mampu melayani kurang lebih sekitar 16 ribu 2 Jika kebutuhan air per kapita masyarakat Palopo 130 liter/hari, maka Kota Palopo butuh supply air bersih 130 liter x 149ribu jiwa = 19ribu Kiloliter per hari
  • 3. 3 costumer. Jika satu costumer mencover sekitar 4-5 jiwa3, setidaknya cakupan air bersih PDAM di Palopo baru sekitar 54 persen dari total keselurahan penduduk Kota Palopo. Cakupan air bersih PDAM yang baru 54 persen ini masih berada di bawah target MDGs yang mematok pada indeks 80 persen untuk wilayah perkotaan. Cakupan yang belum optimal ini disebabkan karena demand yang semakin bertumbuh, sedangkan supply air baku mengalami tren penurunan. Peningkatan kebutuhan akan air menimbulkan eksploitasi sumber daya air secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan sumber daya air, yang kemudian menurunkan kemampuan pasokan air. Dan pada gilirannya, akan terjadi fluktuasi debit air di musim hujan dan kemarau yang semakin tajam. Fenomena ini menjadi indikator gejala degradasi fungsi lingkungan sumber daya air. Penurunan kualitas lingkungan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) inilah yang kemudian diduga memengaruhi pasokan air baku PDAM Palopo di empat sungai utama di atas tadi. Dari catatan Gubernur DF Van Braam Morris, dapatlah dipetik dua hal penting dalam konteks eksisting kualitas lingkungan sumber daya air. Pertama, bahwa pada prinsipnya, sejak dahulu kala kita telah memiliki pengalaman yang panjang, untuk hidup dan memanfaatkan sungai sebagai salahsatu sumber daya air utama. Dan kedua, paralel dengan hal tersebut, jika dikomparasikan dengan kondisi saat ini, ternyata fungsi sungai sebagai jalur perhubungan dan distribusi hasil hutan hampir tidak meninggalkan jejaknya lagi. Patut diduga, hal tersebut disebabkan karena penurunan kualitas hutan dan kerusakan lingkungan sekitar sungai yang berlangsung sampai dengan detik ini. Kesadaran akan penurunan kualitas lingkungan sumber daya air ini, tentu harus mendapat penanganan yang serius. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 3 Jumlah rata-rata anggota rumah tangga di Kota Palopo Tahun 2011 (BPS, Palopo Dalam Angka 2012)
  • 4. 4 2004 tentang Sumber Daya Air, pengelolaan sumber daya air memang telah didefiniskan sebagai upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Proses evaluasi dan penyelenggaraan konservasi sejatinya diarahkan pada upaya yang terpadu. Oleh karena itu, seluruh stakeholder harus punya peran di dalam upaya ini. Pemerintah Kota Palopo diharapkan mampu mendorong tujuan perlindungan sumber daya air melalui sebuah regulasi. Regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) akan memperkuat operasionalisasi UU Nomor 7 Tahun 2004. Regulasi ini penting karena di dalamnya akan dilakukan penyesuaian dengan karakter masyarakat serta kondisi eksisting ekologi dan sumber daya air di Kota Palopo. Penyesuaian dengan karakter masyarakat perlu dilakukan karena pelibatan masyarakat dalam upaya konservasi memang sangat dibutuhkan. Konsep good governance mengamanahkan adanya prinsip partisipasi masyarakat dalam praktik operasionalnya. Olehnya itu, sangatlah tepat untuk menempatkan masyarakat sebagai bagian tak terpisahkan dalam proses pengambilan kebijakan, perencanaan, aksi hingga evaluasi program konservasi ini. Pendekatan Kebudayaan Di dalam masyarakat Luwu, terdapat lembaga adat yang disebut tomakaka. Khusus dalam wilayah administrasi Kota Palopo, setidaknya ada tiga tomakaka utama. Mereka adalah Tomakaka Peta, Tomakaka Latuppa dan Tomakaka Ba’tan (Battang). Uniknya, ketiga tomakaka ini membawahi atau menjaga masyarakat adat di wilayah Palopo bagian barat. Tomakaka Peta di Kecamatan Sendana, Tomaka Latuppa di Kecamatan Mungkajang dan Tomakaka Ba’tan di Kecamatan Wara Barat. Dan sebagaimana yang kita pahami bahwa, ketiga kecamatan di atas
  • 5. 5 merupakan kawasan pegunungan, tempat hulu-hulu sungai besar yang membelah wilayah Kota Palopo berada. Tomakaka merupakan bagian institusi adat-kebudayaan Luwu. Tidak hanya dari aspek institusional, kearifan lokal Luwu juga mewariskan ajaran, nasihat dan larangan. Ada tiga ranah yang harus dilihat untuk dapat memetakan kearifan lokal ini, yakni: 1) Ranah hubungan manusia dengan manusia. Sebagai contoh, mari kita lihat petuah di bawah ini: Eppai solangi wanuae: Seuani, ngowa, napedei sirie; Madduanna, gau’ mawatangnge pallajangngi assi saromase-mase ri laleng wanua; Matelluna, mabelle peerue’; Maeppana, belaiwi gau’ tonge- tongengngeng ri wanuae, yang bermakna “Empat hal yang merusak kampung (negeri): Pertama, serakah, yang menghilangkan rasa malu; Kedua, kekerasan yang melenyapkan perasaan kasih sayang di dalam negeri; Ketiga, kecurangan yang memutuskan hubungan kekeluargaan; Keempat, rasa tega yang menjauhkan perbuatan benar di dalam kampung (Anwar, 2007). Dari kearifan petuah ini, masyarakat Luwu diajarkan tentang sistem nilai siri’. Di dalamnya mengandung ajaran-ajaran universal untuk tidak serakah, curang dan bertindak tidak adil. Karena sifatnya yang universal, sistem nilai ini juga mengakomodasi etika dalam proses eksploitasi kekayaan sumber daya alam. 2) Ranah hubungan manusia dengan alam. Hal ini bisa dilihat seperti budaya pamali dalam menebang pohon besar di dalam hutan, ataukah larangan ‘mengusik’ ekosistem sungai karena kepercayaan akan adanya nene’ (baca: buaya) yang memiliki keseimbangan rantai makanannya sendiri. 3) Ranah hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam mitologi Luwu kuno, hal ini tergambar dalam kepercayaan kepada Dewata Seuwae. Dalam bahasa yang lebih modern, sistem nilai ini adalah kepercayaan kepada ajaran agama Islam, sebagai agama resmi kerajaan Luwu.
  • 6. 6 Ketiga ranah ini menjadi sebuah sistem nilai di tengah masyarakat Luwu. Sistem nilai inilah yang kemudian dipedomani para tomakaka sebagai ‘protokol tidak tertulis’ atau etika bermasyarakat di Tana Luwu. Oleh karena itu, segala aktifitas yang berpotensi menghadirkan bencana yang bersifat sosial dan lingkungan, dapat dicegah melalui kesadaran dan konsensus sosial dari masyarakat sendiri. Namun sayangnya, seiring dengan modernisasi cara berpikir masyarakat dewasa ini yang alpa atas adat dan budaya, maka peran institusi tomakaka mengalami penurunan fungsi sosial kemasyarakatannya. Hal ini diperparah dengan pelaksanaan praktik kepemerintahan yang tidak efektif dalam menginisiasi partisipasi masyarakat, sebagai salahsatu unsur penting dalam good governance. Beberapa Rekomendasi Oleh karena itu, ketiga modal utama di atas: 1) pengalaman hidup yang selalu bersisian dengan kondisi geografis yang memiliki banyak sumber daya air, 2) sistem nilai yang menjadi kearifan lokal, dan 3) wibawa perangkat institusi adat (ke- tomakaka-an), pada tempatnyalah diperkuat sebagai upaya menggerakkan partisipasi masyarakat dalam menjaga sumber air baku di Sungai Latuppa, Mangkaluku, Magandang serta Buntu Datu dan Bambalu (ke depannya). Para tomakaka harus dilibatkan sebagai unsur penting penggerak kekuatan masyarakat. Harapannya, komunikasi yang dilakukan kepada masyarakat adalah komunikasi budaya. Dan muara dari semua ini tentunya adalah sebuah gerakan budaya pula. Masyarakat adat dikuatkan perannya menjadi perencana, pelaksana dan pengawas kegiatan konservasi. Dalam proses tersebut, pemerintah sejatinya memberikan insentif kepada masyarakat-masyarakat adat ini. Bentuknya tidak harus dalam dana tunai, tetapi dapat dilakukan melalui skema fasilitasi kegiatan-kegiatan pembinaan
  • 7. 7 lingkungan hidup, pemberian asuransi, subsidi pendidikan, atau pembangunan infrastruktur kelurahan. Dalam konteks kebudayaan, di samping melakukan pendekatan melalui adat istiadat masyarakat, alternatif lain yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan pendidikan formal. Upaya pelestarian sumber daya air, dapat diinisiasi dengan mendisain Program Wajib Tanam, dengan sasaran tembak adalah mahasiswa tingkat awal. Secara teknis, Program Wajib Tanam dapat dilakukan dengan pola pelaksanaan tugas besar yang bertenor satu semester. Selama enam bulan tersebut, setiap mahasiswa baru diwajibkan menanam dan merawat 10 pohon bambu di sekitar daerah aliran sungai. Di akhir semester, evaluasi pelaksanaan Program Wajib Tanam disertifikasi oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Palopo bekerjasama dengan perguruan tinggi yang bersangkutan. Harapannya, kesadaran untuk bertanggungjawab atas keberlangsungan pasokan air baku dapat menjadi karakter yang tertanam di dalam diri kaum muda. Sehingga, sekali lagi, upaya ini diharap menjadi sebuah gerakan budaya yang terpadu dan bervisi jangka panjang. Upaya konservasi lingkungan sumber daya air memang tidak berhenti pada peran pemerintah dan melalui pendekatan budaya semata. Banyak hal kreatif yang dapat dilaksanakan. Pendistribusian program corporate social responsibility (CSR) saatnya diarahkan kepada dukungan pada upaya konservasi ini. Inovasi kegiatan kampanye cinta lingkungan harus dikembangkan agar lebih efektif. Kerjasama antar daerah dalam pelestarian hutan juga perlu digagas oleh Pemerintah Kota Palopo dengan kabupaten-kabupaten tetangga. Bersamaan dengan itu, kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk pengolahan air limbah industrial dan air asin menjadi air bersih dengan cara yang ekonomis, juga dapat menjadi alternatif dalam pengamanan cadangan air bersih. Dan yang lebih penting adalah agenda penyelenggaraan forum perkotaan secara periodik. Dalam forum ini, seluruh ide,
  • 8. 8 gagasan dan aspirasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan lingkungan perkotaan dapat tersalurkan. Saatnya masyarakat ikut serta dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan sumber daya air. Bukankah tradisi tudang sipulung juga merupakan salahsatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat kita? Semoga, dengan internalisasi kearifan lokal ini, peranserta masyarakat dapat ditingkatkan dalam upaya konservasi sumber daya air. Referensi Anwar, Idwar, 2007, Ensiklopedia Kebudayaan Luwu, Makassar: Pustaka Sawerigading BPS, Palopo Dalam Angka Tahun 2012 Kordi, M. Ghufran, 2007, Ironi Pembangunan: Catatan Kritik dan Refleksi, Jakarta: PT Perca Mahmud, Irfan, 2003, Kota Kuno Palopo: Dimensi Fisik, Sosial dan Kosmologi, Makassar: Masagena Press Morris, DF Van Braam Morris, diterjemahkan HAM Mappasanda, 2007,Kerajaan Luwu: Catatan Gubernur Celebes 1888, Makassar: toACCAe Publishing Sadyohutomo, Mulyono, 2008, Manajemen Kota dan Wilayah: Realita & Tantangan, Jakarta: Bumi Aksara Santoso, Jo, 2006, Menyiasati Kota Tanpa Warga, Jakarta: Centropolis-KPG Suhady, Idup, 2005, Dasar-Dasar Good Governance, Jakarta: LAN Sitepoe, Mangku, 2007, Air Untuk Kehidupan: Pencemaran dan Usaha Pencegahannya, Jakarta: Grasindo Sutidja, Trim, 2007, Hutan dan Kelestarian Lingkungan Hidup, Jakarta: Bumi Aksara Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air