SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Sejarah Konservasi
SDAH Indonesia
Periodisasi
• Jaman Kerajaan Nusantara
• Jaman Kolonial
• Jaman Kemerdekaan hingga Sekarang
Jaman Kerajaan
Nusantara
• Implisit  tidak banyak arsip tertulis mengenai konservasi
alam
• Eksplisit  tindakan konservasi tercermin dalam pola
perilaku masyarakat dalam berhubungan dengan alam yang
merupakan warisan turun temurun
• Masyarakat mempercayai kekuatan alam, mistikfikasi bendabenda
• Prinsip membangun harmonisasi manusia dengan alam.
• Alam dianggap suci (sacred), raja-raja melakukan ritual dan
pemujaan terhadp penguasa alam, dewa-dewa dan roh-roh
leluhur.
• Prasasti Malang (1395)  Kebijakan Konservasi Majapahit
Prasasti Malang (1395)
Pemberitahuan
Kepada seluruh satuan tata negara si parasama di sebelah timur Gunung Kawi,
baik di timur atau di barat batang air (Berantas); diberitahukan kepada sekalian
Wedana, Juru, Bujut, terutama kepada Pacatanda di Turen. Bahwa telah kita
perkuat perintah seri paduka Batara Partama Iswara, yang ditanam di Wisnubawana dan begitu pula perintah seri paduka yang ditanam di Kertabuana,
berhubungan dengan kedudukan satuan tata negara si parasame Katiden yang
meliputi sebelas desa.
Oleh karena masyarakat itu berkewajiban mengamat-amati padang alang-alang
di lereng gunung Ledjar, supaya jangan terbakar, maka haruslah ia dibebaskan
dari pembayaran pelbagai titisara. Selanjutnya masyarakat dilarang menebang
pohon kayu dari hutan kekayu dan memungut telur penyu dan getan, karena
larangan itu tidak berlaku padanya. Juga tidak seorang jua pun boleh melakukan
di sana peraturan larangan berupa apa jua. Apabila keputusan raja ini sudah
dibacakan maka Desa Lumpang haruslah menurutnya. Demikianlah
diselenggarakan pada bulan pertama pada tahun Saka 1317“.
Jaman Kolonial Hindia
Belanda
• Periode 1714-1896
• Dua peristiwa yang menjadi tonggak konservasi:
Pertama (1714): C. Chastelein mewariskan tanah persil 6 Ha di
Depok kepada pengikutnya sebagai Cagar Alam (Natuur
Reservaat).
Kedua (1889): Kawasan Hutan Alam Cibodas dikukuhkan sebagai
Cagar Alam seluas 280 Ha berdasar usulan Direktur Lands
Plantentuin (KBR Bogor), untuk penelitian flora hutan pegunungan,
meluas hingga Gunung Gede-Pangrango (1925).
Isu Perlindungan Flora dan Fauna
F.S.A de Clerq (1890), mantan Residen Ternate: „ Saat ini burung-burung
hampir tidak Pernah dijumpai di sepanjang pantai, dan pembunuhan telah
bergerak hingga ke pedalaman, maka tidak lama lagi tidak ada sisa-sisa produk
ciptaan Tuhan yang dapat menyenangkan para pengamat burung, dari seluruh
keajaiban dunia

Kurang Tanggapan
Pemerintah Kolonial
Belanda

Gubernur Jenderal Jhr. CHA van der Wijck (1894), melalui koran Nieuwe
Rotterdamsche Courant mempertanyakan kasus perdagangan burung di
Ternate dan meminta Residen agar melaporkan kasus tersebut beserta usulan
penangannya
1896-1897: Penyelesaian
melalui Pembatasan
Perdagangan

Ekologi
VS
Ekonomi

1898, Dr. J.C.
Koningsberger, Zoolog
Pertanian diutus untuk
mencari masukan ilmiah

Produk Hukum Perlindungan Alam
(1909-1932)

Tekanan Konservasionis di luar
Hindia Belanda
M.C. Piepers, entomolog
mantan pegawai Dephum
Hindia Belanda: Kawasan
Konservasi spt Yellowstone
National Park
P.J. van Houten (1896),
anggota asosiasi
perlindungan satwa
Belanda; Perlunya pers
Belanda menyuarakan laju
perburuan dan ancaman
kepunahan
Produk Hukum dan Kelembagan
Hindia Belanda
•

•

•

•

Perlindungan burung
cendrawasih dan burung-burung
lain yang menarik (Staatblad
497 - Oktober 1909 & Staatblad
594 - Desember 1909)
Undang-undang Perlindungan
bagi Mamalia Liar dan Burung
Liar, 1910 (Ordonnantie tot
Bescherming van sommige in het
levende Zoogdieren en Vogels)
Peraturan Perlindungan
Binatang-binatang Liar, 1931
(Dierenbeschermingsverordening
), penetapan 36 jenis satwa
dilindungi.
Ordonansi Cagar Alam dan
Suaka Margasatwa, 1932
(Natuur Monumenten en
Wildreservaten Ordonantie)
kmdn diganti mjd Peraturan
Perlindungan Alam (Staatblad
167 / 1941)

•

Dr. S.H. Koorders dkk (1912) mendirikan
Perhimpunan Perlindungan Alam Hindia
Belanda (Nederlands Indische Vereniging tot
Natuur Bescherming) mengusulkan:
12 lokasi di Jawa mjd monumen alam: Bbrp
Danau di Banten, P.Krakatau, Kawah
Papandayan, Ujung Kulon & P. Panaitan,
Bromo, P. Nusa Burung, Semenanjung
Purwo, Kawah Ijen dan Dataran Tinggi Ijen
Menetapkan CA Rumphius (Ambon),
penetapan CA tempat tumbh bunga
Rafflesia arnoldi di Bengkulu dan Gayo.

Ketentuan perlindungan alam Hindia Belanda
(Staatblad 278 / 1916), ditindaklanjuti penetapan
55 kwsn Cagar Alam.
Komisi Belanda untuk Perlindungan Alam
International didirikan 1925, (Nederlandsche
Commissie voor Internationale Natur Bescherming )
CA Gunung Kerinci (1929)
CA Leuser (1934), 400.000 ha
Jaman Kolonial Jepang
• Kondisi perlindungan alam sangat terlantar.
• Hutan jati yang sudah tertata sejak 1929, Djatibedrijf
(Perencanaan Jati), 32 houtvesterij (unit wilayah
pengelolaan hutan) seluas 627.700 ha, dan pada 1942
terbentuk 53 Kesatuan Pemangkuan hutan (KPH)
dieksploitasi secara besar-besaran.
• Penggunaan hutan untuk keperluan perang Asia Timur Raya.
• Pengurusan Hutan dilakukan oleh lembaga Ringo Tyuoo
Zimosyo, hanya mengurus Jawa & Madura.
• Akhir pendudukan Jepang lokasi yang ditunjuk sebagai Suaka
Alam 117 tersebar di Jawa, Bali,Sumatera, kalimantan,
Sulawesi dan pulau lain seluas 3 juta ha.
Jaman Kemerdekaan
hingga Sekarang
• Upaya perlindungan alam dimulai sejak 1947,
penunjukan Bali Barat sebagai suaka alam atas
prakarsa Raja-raja Bali Sendiri.
• 1950, Jawatan Kehutanan RI menempatkan
seorang pegawai khusus untuk urusan perlindungan
alam (mengusut perburuan badak di ujung kulon).
• 1952, dibentuk Lembaga Pengawetan Alam (LPA)
bagaian dari Pusat Penyelidikan Alam KBR Bogor)
• 1956, Jawatan kehutanan membentuk Bagian
Perlindungan Alam (BPA)
Tugas BPA
•
•
•
•
•
•

Membina, memperbaiki dan mempertinggi wilayah-wilayah hutan
agar dapat menghasilkan sejumlah margasatwa guna kepentingan
masyarakat
Mengadakan perbaikan-perbaikan dan cadangan-cadangan habitat
bagi margasatwa yang berwujud daerah-daerah pembinaan
margasatwa (wildlife refugees).
Menyelenggarakan pemangkuan suaka-suaka margasatwa sehingga
bermanfaat sebagai objek rekreasi tanpa mengurangi fungsi
pokoknya.
Menjaga keutuhan cagar-cagar alam dan mencadangkan objekobjek baru guna kepentingan ilmu pengetahuan, sejarah alam,
keindahan alam, guna rekreasi serta wisata alam, kebudayaan, dll.
Mengawasi secara intensif kegiatan perburuan dan melakukan
perlindungan binatang-binatang liar yang dilindungi.
Mengadakan riset-riset di CA & SM guna pembinaan dan membantu
bekerja sama dengan instansi-instansi yang berkepentingan.
• 1962, Menteri Pertanian dan Agraria menyerahkan Lembaga
Penelitian Pengawetan Alam (LPPA) kepada jawatan
kehutanan digabungkan dengan BPA, kmdn namaya berubah
menjadi Badan Perlindungan dan Pengawetan Alam (BPPA)
• 1964, Kompartemen Pembangunan Pertanian dan Agraria
membawahi Departemen Kehutanan. BPA berada di bawah
Direktorat Kehutanan
• 1967, Kementerian Kehutanan dihapus dan Ditjen Kehutanan
dibentuk. Perlindungan dan pengawetan alam dibawah urusan
Direktorat Pembinaan Hutan.
• 1971, Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam
(Dir.PPA) bdsrkan SK Menteri Pertanian
No.168/Kpts/Org/4/71 tanggal 23 April 1971.
• Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian
Alam
• Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam
• Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
Terima Kasih
Referensi:
Wiratno, dkk, 2004.
Berkaca di Cermin Retak; Refleksi
Konservasi dan Implikasi Bagi Pengelolaan Taman Nasional.
Publikasi Konsorsium. Jakarta

More Related Content

What's hot

Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanMuhammad Eko
 
Pelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptPelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptM Rizqi Amaluddin
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Nurul Afdal Haris
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanAbd Taj Khalwatiyah
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surutsobarputra
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Astrijyt
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) Zayyin Nihayah
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanAndary Aindåapryl
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganRiska_21
 

What's hot (20)

Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAMKONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM
 
PPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makananPPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makanan
 
Penyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanianPenyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanian
 
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan PengawetanPerubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
Perubahan Komponen Kimia Pangan Akibat Pengolahan dan Pengawetan
 
Pelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup pptPelestarian lingkungan hidup ppt
Pelestarian lingkungan hidup ppt
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
 
PPT sejarah Konservasi.pptx
PPT sejarah Konservasi.pptxPPT sejarah Konservasi.pptx
PPT sejarah Konservasi.pptx
 
5. proses thermal
5. proses thermal5. proses thermal
5. proses thermal
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Ppt flora fauna
Ppt flora faunaPpt flora fauna
Ppt flora fauna
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
 
Pengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu LingkunganPengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu Lingkungan
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
 

Similar to Sejarah Konservasi Alam di Indonesia

Penelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiranPenelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiranLusiana Diyan
 
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...fitria rusadi
 
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs SangiranLKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs SangiranVivi Serila
 
Riset Pulau Sempu
Riset Pulau SempuRiset Pulau Sempu
Riset Pulau SempuRony - LIPI
 
Journey To The East, Studi tentang Sumber daya Maluku & Papua (Inspired by ...
Journey To The East, Studi tentang Sumber daya Maluku &  Papua  (Inspired by ...Journey To The East, Studi tentang Sumber daya Maluku &  Papua  (Inspired by ...
Journey To The East, Studi tentang Sumber daya Maluku & Papua (Inspired by ...MontyPython97
 
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.pptKonservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.pptniarohania1
 
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013Helmi .
 
PALEO MESOLITIKUM.pptx
PALEO MESOLITIKUM.pptxPALEO MESOLITIKUM.pptx
PALEO MESOLITIKUM.pptxMaduNurliasari
 
Bangga! Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi Pertama Di Dunia dan Indonesia
Bangga! Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi Pertama Di Dunia dan Indonesia  Bangga! Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi Pertama Di Dunia dan Indonesia
Bangga! Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi Pertama Di Dunia dan Indonesia AlanaAlexandria1
 
Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10
Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10
Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10Kurniawan Aji
 
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptxPROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptxTijanLunga
 
Konsepsi Fiqh Lingkungan tentang Konservasi Lingkungan
Konsepsi Fiqh Lingkungan tentang Konservasi LingkunganKonsepsi Fiqh Lingkungan tentang Konservasi Lingkungan
Konsepsi Fiqh Lingkungan tentang Konservasi LingkunganVivin Najihah
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)enggalfauzia
 
2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdfAdon14
 
Proposal Ekspedisi Nusantara
Proposal Ekspedisi NusantaraProposal Ekspedisi Nusantara
Proposal Ekspedisi Nusantaravisionsaga
 

Similar to Sejarah Konservasi Alam di Indonesia (20)

Biologi kelas 1
Biologi kelas 1Biologi kelas 1
Biologi kelas 1
 
Penelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiranPenelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiran
 
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
 
Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. DjuandaEkologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Ekologi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
 
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs SangiranLKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
 
Riset Pulau Sempu
Riset Pulau SempuRiset Pulau Sempu
Riset Pulau Sempu
 
Journey To The East, Studi tentang Sumber daya Maluku & Papua (Inspired by ...
Journey To The East, Studi tentang Sumber daya Maluku &  Papua  (Inspired by ...Journey To The East, Studi tentang Sumber daya Maluku &  Papua  (Inspired by ...
Journey To The East, Studi tentang Sumber daya Maluku & Papua (Inspired by ...
 
WWF
WWFWWF
WWF
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.pptKonservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
Konservasi, pemanfaatan flora dan fauna di dunia.ppt
 
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
Peran Masyarakat Adat, KKBHL, Jkt 20-23 Okt 2013
 
PALEO MESOLITIKUM.pptx
PALEO MESOLITIKUM.pptxPALEO MESOLITIKUM.pptx
PALEO MESOLITIKUM.pptx
 
Bangga! Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi Pertama Di Dunia dan Indonesia
Bangga! Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi Pertama Di Dunia dan Indonesia  Bangga! Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi Pertama Di Dunia dan Indonesia
Bangga! Papua Barat Menjadi Provinsi Konservasi Pertama Di Dunia dan Indonesia
 
Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10
Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10
Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya - Sejarah SMA Kelas 10
 
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptxPROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
 
Konsepsi Fiqh Lingkungan tentang Konservasi Lingkungan
Konsepsi Fiqh Lingkungan tentang Konservasi LingkunganKonsepsi Fiqh Lingkungan tentang Konservasi Lingkungan
Konsepsi Fiqh Lingkungan tentang Konservasi Lingkungan
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
 
2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf
 
Proposal Ekspedisi Nusantara
Proposal Ekspedisi NusantaraProposal Ekspedisi Nusantara
Proposal Ekspedisi Nusantara
 

Recently uploaded

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Sejarah Konservasi Alam di Indonesia

  • 2. Periodisasi • Jaman Kerajaan Nusantara • Jaman Kolonial • Jaman Kemerdekaan hingga Sekarang
  • 3. Jaman Kerajaan Nusantara • Implisit  tidak banyak arsip tertulis mengenai konservasi alam • Eksplisit  tindakan konservasi tercermin dalam pola perilaku masyarakat dalam berhubungan dengan alam yang merupakan warisan turun temurun • Masyarakat mempercayai kekuatan alam, mistikfikasi bendabenda • Prinsip membangun harmonisasi manusia dengan alam. • Alam dianggap suci (sacred), raja-raja melakukan ritual dan pemujaan terhadp penguasa alam, dewa-dewa dan roh-roh leluhur. • Prasasti Malang (1395)  Kebijakan Konservasi Majapahit
  • 4. Prasasti Malang (1395) Pemberitahuan Kepada seluruh satuan tata negara si parasama di sebelah timur Gunung Kawi, baik di timur atau di barat batang air (Berantas); diberitahukan kepada sekalian Wedana, Juru, Bujut, terutama kepada Pacatanda di Turen. Bahwa telah kita perkuat perintah seri paduka Batara Partama Iswara, yang ditanam di Wisnubawana dan begitu pula perintah seri paduka yang ditanam di Kertabuana, berhubungan dengan kedudukan satuan tata negara si parasame Katiden yang meliputi sebelas desa. Oleh karena masyarakat itu berkewajiban mengamat-amati padang alang-alang di lereng gunung Ledjar, supaya jangan terbakar, maka haruslah ia dibebaskan dari pembayaran pelbagai titisara. Selanjutnya masyarakat dilarang menebang pohon kayu dari hutan kekayu dan memungut telur penyu dan getan, karena larangan itu tidak berlaku padanya. Juga tidak seorang jua pun boleh melakukan di sana peraturan larangan berupa apa jua. Apabila keputusan raja ini sudah dibacakan maka Desa Lumpang haruslah menurutnya. Demikianlah diselenggarakan pada bulan pertama pada tahun Saka 1317“.
  • 5. Jaman Kolonial Hindia Belanda • Periode 1714-1896 • Dua peristiwa yang menjadi tonggak konservasi: Pertama (1714): C. Chastelein mewariskan tanah persil 6 Ha di Depok kepada pengikutnya sebagai Cagar Alam (Natuur Reservaat). Kedua (1889): Kawasan Hutan Alam Cibodas dikukuhkan sebagai Cagar Alam seluas 280 Ha berdasar usulan Direktur Lands Plantentuin (KBR Bogor), untuk penelitian flora hutan pegunungan, meluas hingga Gunung Gede-Pangrango (1925).
  • 6. Isu Perlindungan Flora dan Fauna F.S.A de Clerq (1890), mantan Residen Ternate: „ Saat ini burung-burung hampir tidak Pernah dijumpai di sepanjang pantai, dan pembunuhan telah bergerak hingga ke pedalaman, maka tidak lama lagi tidak ada sisa-sisa produk ciptaan Tuhan yang dapat menyenangkan para pengamat burung, dari seluruh keajaiban dunia Kurang Tanggapan Pemerintah Kolonial Belanda Gubernur Jenderal Jhr. CHA van der Wijck (1894), melalui koran Nieuwe Rotterdamsche Courant mempertanyakan kasus perdagangan burung di Ternate dan meminta Residen agar melaporkan kasus tersebut beserta usulan penangannya 1896-1897: Penyelesaian melalui Pembatasan Perdagangan Ekologi VS Ekonomi 1898, Dr. J.C. Koningsberger, Zoolog Pertanian diutus untuk mencari masukan ilmiah Produk Hukum Perlindungan Alam (1909-1932) Tekanan Konservasionis di luar Hindia Belanda M.C. Piepers, entomolog mantan pegawai Dephum Hindia Belanda: Kawasan Konservasi spt Yellowstone National Park P.J. van Houten (1896), anggota asosiasi perlindungan satwa Belanda; Perlunya pers Belanda menyuarakan laju perburuan dan ancaman kepunahan
  • 7. Produk Hukum dan Kelembagan Hindia Belanda • • • • Perlindungan burung cendrawasih dan burung-burung lain yang menarik (Staatblad 497 - Oktober 1909 & Staatblad 594 - Desember 1909) Undang-undang Perlindungan bagi Mamalia Liar dan Burung Liar, 1910 (Ordonnantie tot Bescherming van sommige in het levende Zoogdieren en Vogels) Peraturan Perlindungan Binatang-binatang Liar, 1931 (Dierenbeschermingsverordening ), penetapan 36 jenis satwa dilindungi. Ordonansi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa, 1932 (Natuur Monumenten en Wildreservaten Ordonantie) kmdn diganti mjd Peraturan Perlindungan Alam (Staatblad 167 / 1941) • Dr. S.H. Koorders dkk (1912) mendirikan Perhimpunan Perlindungan Alam Hindia Belanda (Nederlands Indische Vereniging tot Natuur Bescherming) mengusulkan: 12 lokasi di Jawa mjd monumen alam: Bbrp Danau di Banten, P.Krakatau, Kawah Papandayan, Ujung Kulon & P. Panaitan, Bromo, P. Nusa Burung, Semenanjung Purwo, Kawah Ijen dan Dataran Tinggi Ijen Menetapkan CA Rumphius (Ambon), penetapan CA tempat tumbh bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu dan Gayo. Ketentuan perlindungan alam Hindia Belanda (Staatblad 278 / 1916), ditindaklanjuti penetapan 55 kwsn Cagar Alam. Komisi Belanda untuk Perlindungan Alam International didirikan 1925, (Nederlandsche Commissie voor Internationale Natur Bescherming ) CA Gunung Kerinci (1929) CA Leuser (1934), 400.000 ha
  • 8. Jaman Kolonial Jepang • Kondisi perlindungan alam sangat terlantar. • Hutan jati yang sudah tertata sejak 1929, Djatibedrijf (Perencanaan Jati), 32 houtvesterij (unit wilayah pengelolaan hutan) seluas 627.700 ha, dan pada 1942 terbentuk 53 Kesatuan Pemangkuan hutan (KPH) dieksploitasi secara besar-besaran. • Penggunaan hutan untuk keperluan perang Asia Timur Raya. • Pengurusan Hutan dilakukan oleh lembaga Ringo Tyuoo Zimosyo, hanya mengurus Jawa & Madura. • Akhir pendudukan Jepang lokasi yang ditunjuk sebagai Suaka Alam 117 tersebar di Jawa, Bali,Sumatera, kalimantan, Sulawesi dan pulau lain seluas 3 juta ha.
  • 9. Jaman Kemerdekaan hingga Sekarang • Upaya perlindungan alam dimulai sejak 1947, penunjukan Bali Barat sebagai suaka alam atas prakarsa Raja-raja Bali Sendiri. • 1950, Jawatan Kehutanan RI menempatkan seorang pegawai khusus untuk urusan perlindungan alam (mengusut perburuan badak di ujung kulon). • 1952, dibentuk Lembaga Pengawetan Alam (LPA) bagaian dari Pusat Penyelidikan Alam KBR Bogor) • 1956, Jawatan kehutanan membentuk Bagian Perlindungan Alam (BPA)
  • 10. Tugas BPA • • • • • • Membina, memperbaiki dan mempertinggi wilayah-wilayah hutan agar dapat menghasilkan sejumlah margasatwa guna kepentingan masyarakat Mengadakan perbaikan-perbaikan dan cadangan-cadangan habitat bagi margasatwa yang berwujud daerah-daerah pembinaan margasatwa (wildlife refugees). Menyelenggarakan pemangkuan suaka-suaka margasatwa sehingga bermanfaat sebagai objek rekreasi tanpa mengurangi fungsi pokoknya. Menjaga keutuhan cagar-cagar alam dan mencadangkan objekobjek baru guna kepentingan ilmu pengetahuan, sejarah alam, keindahan alam, guna rekreasi serta wisata alam, kebudayaan, dll. Mengawasi secara intensif kegiatan perburuan dan melakukan perlindungan binatang-binatang liar yang dilindungi. Mengadakan riset-riset di CA & SM guna pembinaan dan membantu bekerja sama dengan instansi-instansi yang berkepentingan.
  • 11. • 1962, Menteri Pertanian dan Agraria menyerahkan Lembaga Penelitian Pengawetan Alam (LPPA) kepada jawatan kehutanan digabungkan dengan BPA, kmdn namaya berubah menjadi Badan Perlindungan dan Pengawetan Alam (BPPA) • 1964, Kompartemen Pembangunan Pertanian dan Agraria membawahi Departemen Kehutanan. BPA berada di bawah Direktorat Kehutanan • 1967, Kementerian Kehutanan dihapus dan Ditjen Kehutanan dibentuk. Perlindungan dan pengawetan alam dibawah urusan Direktorat Pembinaan Hutan. • 1971, Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (Dir.PPA) bdsrkan SK Menteri Pertanian No.168/Kpts/Org/4/71 tanggal 23 April 1971. • Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam • Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam • Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. Terima Kasih Referensi: Wiratno, dkk, 2004. Berkaca di Cermin Retak; Refleksi Konservasi dan Implikasi Bagi Pengelolaan Taman Nasional. Publikasi Konsorsium. Jakarta