Tiga faktor utama yang berhubungan dengan pemberian kolostrum dan ASI eksklusif pada balita di Indonesia adalah tingkat pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga, dan akses informasi untuk kolostrum serta akses informasi dan tempat persalinan untuk ASI eksklusif."
1. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN KOLOSTRUM DAN ASI
EKSKLUSIF PADA BADUTA (0-24 BULAN) DI INDONESIA
BERDASARKAN DATA RISKESDAS TAHUN 2010
Diah Ayunsari1, Ir. Suyatno, M.Kes2, Dina Rahayuning P, STP, M.Gizi2
1.
Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
2.
Staf Pengajar Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Infancy between the ages of 0-12 months is the golden period for the growth and
development of children. One effort to do to achieve this is through good diet and
breastfeeding until age 6 months. Baby in Indonesia, who exclusively breastfeed for 6
months is only 15.3%, while 74.7% giving colostrum giving their babies. Purpose of the
study analyzed the factors associated with the provision of colostrum and exclusive
breastfeeding on baduta (0-24 months) in Indonesia based on data Riskesdas in 2010.
This research uses descriptive analytic study with cross sectional design. Population and
sample all households are common in Indonesia, which is spread across 33 provinces, as
many as 4997 respondents selected by simple random sampling method. Data analysis
using Chi-square test with p <0.05.
The results showed that, of the 4.329 respondents who gave colostrum as 3.959
respondents (87.3%) and mothers to breastfeed exclusively for up to 4 months of baby's
life as much as 904 respondents (26.1%). The results of statistical showed that there is a
relationship between maternal educational level (p = 0.0001), the number of members
family (p = 0.004), parity / number of children (p = 0.002), access to information (p =
0.0001), birth attendant (p = 0.0001), and the place of birth (p = 0.0001), and residence /
location (p = 0.0001) to determine the factors associated with the provision of colostrum
on children under two year (0-24 months. For results of statistical showed that there is a
correlation between access to information (p = 0.012) and the place of birth (p = 0.037)
tests result for exclusive breastfeeding at children under two year (0-24 months).
Keywords: Determinant factor, colostrum, exclusive breast-feeding, children under two
year (0-24 months), 2010 basic health research
2. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
ibu-ibu
Gizi merupakan peranan penting
untuk
menyusui
eksklusif
selama
secara
6 bulan
kepada
dalam siklus hidup manusia. Anak
bayinya. Setelah usia 6 bulan, baru
adalah
bayi
buah
hati
yang
selalu
dapat
diberikan
makanan
didambakan oleh setiap pasangan.
pendamping ASI (MP-ASI), dengan
Memiliki anak yang tumbuh sehat dan
tetap memberikan ASI sampai anak
optimal merupakan tujuan orang tua.
berusia minimal 2 tahun.2
Masa bayi antara usia 0-12 bulan
Riskesdas
merupakan
masa
2010
untuk
merupakan kegiatan riset kesehatan
perkembangan
yang berbasis pada masyarakat, yang
anak. Salah satu upaya yang dapat
diarahkan unruk mengevaluasi hasil
dilakukan
pencapaian indikator MDGs (Millenium
pertumbuhan
dan
oleh
emas
tahun
orang
tua
untuk
mencapai hal tersebut adalah melalui
Development
pola asuh makan yang baik. Tumbuh
kesehatan ditingkat nasional/propinsi.
kembang balita dan asupan zat gizi
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun
yang baik dapat diupayakan dengan
2010, diperoleh perilaku ibu terhadap
memberikan
kolostrum,
eksklusif)
Setelah
air
sampai
itu,
susu
umur
ibu
6
pemberian
(ASI
bulan.
sebagian
Goals)
menunjukan
besar
74,7
dibidang
bahwa
persen
makanan
memberikan semua kolostrum dengan
pendamping air susu ibu (MP-ASI).
baik kepada bayinya, sedangkan pada
MP-ASI
bayi umur 5 bulan terdapat 15,3%
merupakan
makanan
tambahan selain ASI yang diberikan
pada bayi sampai usia 24 bulan.1
Menyusui
sejak
Berdasarkan keadaan tersebut
mempunyai
di atas, untuk mengetahui faktor-faktor
dampak yang positif bagi ibu maupun
apa saja yang berhubungan dengan
bayinya.
jangka
pemberian kolostrum dan ASI eksklusif
panjang dapat memperpanjang jarak
pada baduta, determinan apa aja yang
kelahiran, karena masa amenorhoe
mempengaruhi pemberian kolostrum
lebih panjang dan pemulihan status
dan ASI Eksklusif pada baduta (0-24
gizi yang lebih baik sebelum kehamilan
bulan) di Indonesia berdasarkan data
berikutnya. UNICEF (United Nations
Riskesdas tahun 2010.
Menyusui
dini
yang menyusui secara eksklusif.4
dalam
International
Children's
Fund)
WHO
dan
Emergency
(World
Health
Organization) merekomendasikan para
3. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
BAHAN DAN METODE
didapatkan dengan proses wawancara
Penelitian ini dilakukan di seluruh
dengan
proses
pemilihan
rumah
wilayah di Indonesia, yang tersebar
tangga, yang dilakukan oleh BPS.
dalam
Data Riskesdas 2010 yang didapatkan
33
propinsi.
dilakukan
Penelitian
untuk
ini
memperoleh
ini berasal dari
Balitbangkes
gambaran dan hubungan antara dua
(Badan Penelitian dan Pengembangan
variabel
Kesehatan), yang
(variabel
dependen
dan
melalui
proses
independen). Oleh karena itu, jenis
permintaan data. Dalam Riskesdas
penelitian
dalam
2010 wawancara dilakukan dengan
penelitian ini adalah deskriptif analitik
menggunakan lembar kuesioner, yang
dengan rancangan penelitian cross
didalamnya terdapat kurang lebih 315
sectional.
variabel, yang tersebar didalam 2 jenis
yang
digunakan
Besar
populasi
dalam
penelitian ini adalah 4.997 responden.
kuesioner,
Sedangkan
tangga dan kuesioner individu.
untuk
sampel
dalam
yaitu
kuesioner
rumah
penelitian ini adalah sebanyak 4.329
responden untuk pemberian kolostrum
dan 3.470 responden untuk pemberian
ASI eksklusif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
mengenai
Sumber data dalam penelitian ini
hasil
penelitian
pemberian
kolostrum,
menunjukkan bahwa responden yang
adalah sumber data sekunder, data-
memberikan
data riset yang didapat dari dinas
bayinya
terkait, yaitu data riset dari Riskesdas
responden. Selengkapnya dapat dilihat
2010.
pada tabel 1.
Data
Riskesdas
2010
ini
kolostrum
yaitu
kepada
sebanyak
3.959
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Pemberian Kolostrum pada Baduta (0-24
bulan) di Indonesia Berdasarkan Data Riskesdas Tahun 2010
Pemberian Kolostrum
Frekuensi
%
Diberikan
3.959
91,5
Tidak diberikan
370
8,5
Total
4.329
100,0
Dari tabel diatas menunjukkan
bahwa dari hasil penelitian 4.329
responden,
menunjukkan
bahwa
sebanyak 3.959 responden (91,5%)
4. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
yang memberikan kolostrum kepada
bahwa responden yang memberikan
bayinya dan sebanyak 370 responden
ASI eksklusif kepada bayinya yaitu
(8,5%)
sebanyak
yang
tidak
memberikan
904
responden.
kolostrum kepada bayinya. Sedangkan
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
untuk
2.
hasil
penelitian
mengenai
pemberian ASI eksklusif, menunjukkan
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pemberian ASI Eksklusif pada Baduta
(0-24 bulan) di Indonesia Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2010
Pemberian ASI Eksklusif
Frekuensi
%
Iya
904
26,1
Tidak
2.566
73,9
Total
3.470
100,0
Dari
3.470
Berikut ini disajikan tabel rekapitulasi
responden, menunjukkan bahwa 2.566
bivariat antara faktor-faktor determinan
responden
tidak
pemberian kolostrum pada baduta (0-
memberikan tidak ASI eksklusif, dan
24 bulan) di Indonesia berdasarkan
sebanyak
data Riskesdas tahun 2010.
yang
hasil
penelitian
(73,9%)
904
yang
responden
memberikan
ASI
(26,1%)
eksklusif.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat antara Faktor-Faktor Determinan
Pemberian Kolostrum pada Baduta (0-24 bulan) di Indonesia Berdasarkan Data
Riskesdas Tahun 2010
Variabel
Nilai p
Keterangan
Status Pekerjaan Ibu
0,892
Tidak Signifikan
Tingkat Pendidikan Ibu
0,0001
Signifikan
Tingkat Pendapatan Keluarga
0,117
Tidak Signifikan
Jumlah Anggota Keluarga
0,004
Signifikan
Paritas (Jumlah Anak)
0,002
Signifikan
Akses Informasi
0,0001
Signifikan
5. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Penolong Persalinan
0,0001
Signifikan
Tempat Persalinan
0,0001
Signifikan
Tempat Tinggal (Lokasi)
0,0001
Signifikan
Tabel
3
menunjukkan
faktor-faktor
dengan
(p=0,0001),
penolong
persalinan
yang
determinan
berhubungan
bahwa,
(p=0,0001),
tempat
persalinan
pemberian
(p=0,0001), dan tempat tinggal/lokasi
kolostrum pada baduta (0-24 bulan) di
(p=0,0001). Sedangkan untuk hasil
Indonesia berdasarkan data Riskesdas
rekapitulasi bivariat antara faktor-faktor
tahun 2010 adalah tingkat pendidikan
determinan pemberian ASI eksklusif
ibu
anggota
pada baduta (0-24 bulan) di Indonesia
paritas/jumlah
berdasarkan data Riskesdas tahun
(p=0,0001),
keluarga
anak
jumlah
(p=0,004),
(p=0,002),
akses
informasi
2010.
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat antara Faktor-Faktor Determinan
Pemberian ASI Eksklusif pada Baduta (0-24 Bulan) di Indonesia Berdasarkan
Data Riskesdas Tahun 2010
Variabel
Nilai p
Keterangan
Status Pekerjaan Ibu
0,681
Tidak Signifikan
Tingkat Pendidikan Ibu
0,606
Tidak Signifikan
Tingkat Pendapatan Keluarga
0,288
Tidak Signifikan
Jumlah Anggota Keluarga
0,866
Tidak Signifikan
Paritas (Jumlah Anak)
0,705
Tidak Signifikan
Akses Informasi
0,012
Signifikan
Penolong Persalinan
0,498
Tidak Signifikan
Tempat Persalinan
0,037
Signifikan
Tempat Tinggal (Lokasi)
0,104
Tidak Signifikan
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa,
faktor-faktor
determinan
tahun 2010, yaitu akses informasi
yang
(p=0,012)
berhubungan dengan pemberian ASI
(p=0,037).
eksklusif pada baduta (0-24 bulan) di
Indonesia berdasarkan data Riskesdas
dan
tempat
persalinan
6. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
menunjukkan nilai p-value sebesar
Pemberian Kolostrum pada Baduta
0.004 dan nilai OR menunjukkan
(0-24
bahwa
bulan)
di
Indonesia
responden
dengan
jumlah
berdasarkan Data Riskesdas Tahun
anggota keluarga kecil 1,370 kali lebih
2010
banyak yang memberikan kolostrum
Hasil
penelitian
yang
telah
dibandingkan pada responden dengan
dilakukan, didapatkan bahwa faktor-
jumlah
faktor yang mempengaruhi pemberian
dengan nilai CI : 1,103-1,702 yang
kolostrum pada baduta (0-24 bulan) di
menunjukkan bahwa hasil signifikan.
Indonesia berdasarkan data Riskesdas
Hal
tahun 2010 yang memiliki hubungan,
hubungan
yaitu tingkat pendidikan ibu, jumlah
keluarga dengan praktek pemberian
anggota
kolostrum.
anak),
keluarga,
akses
paritas
informasi,
(jumlah
penolong
anggota
ini
keluarga
menunjukkan
Hasil
antara
uji
besar,
bahwa
jumlah
statistik
ada
anggota
Chi-Square
persalinan, tempat persalinan, dan
antara paritas (jumlah anak) dengan
tempat tinggal (lokasi).
pemberian
Hasil
uji
statistik
kolostrum
menunjukkan
Chi-Square
nilai p-value sebesar 0.002 dan nilai
antara tingkat pendidikan ibu dengan
OR menunjukkan bahwa responden
pemberian
menunjukkan
dengan jumlah anak primapara 1,424
nilai p-value sebesar 0.0001 dan nilai
kali lebih banyak yang memberikan
OR menunjukkan bahwa responden
kolostrum
yang tamat pendidikan dasar 2,036
responden
kali lebih banyak yang memberikan
multipara, dengan nilai CI : 1,136-
kolostrum
dibandingkan
pada
1,785 yang menunjukkan bahwa hasil
responden
yang
tamat
signifikan yang berarti ada hubungan.
kolostrum
tidak
dibandingkan
dengan
jumlah
pada
anak
pendidikan dasar, dengan nilai CI :
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-
1,639-2,529 yang menunjukkan bahwa
Square antara akses informasi dengan
hasil signifikan, yang berarti bahwa
pemberian
ada
hubungan
pendidikan
ibu
tingkat
nilai p-value sebesar 0.0001 dan nilai
dengan
praktek
OR menunjukkan bahwa responden
dengan kepemilikkan buku KIA 1,790
Berdasarkan hasil uji statistik Chiantara
menunjukkan
antara
pemberian kolostrum.
Square
kolostrum
jumlah
anggota
keluarga dengan pemberian kolostrum
kali lebih banyak yang memberikan
kolostrum
dibandingkan
pada
responden yang tidak memiliki buku
7. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
KIA, dengan nilai CI : 1,444-2,218
Hal
yang
hubungan antara tempat persalinan
menunjukkan
bahwa
hasil
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
Hasil
uji
statistik
Chi-Square
menunjukkan
bahwa
ada
dengan pemberian kolostrum.
ada hubungan antara akses informasi
dengan praktek pemberian kolostrum
ini
Hasil
uji
statistik
Chi-Square
antara tempat tinggal (lokasi) dengan
pemberian
kolostrum
menunjukkan
antara penolong persalinan dengan
nilai p-value p-value sebesar 0.0001
pemberian
dan nilai OR menunjukkan bahwa
kolostrum
menunjukkan
nilai p-value sebesar 0.0001 dan nilai
responden
OR menunjukkan bahwa responden
tinggal di perkotaan 1,902 kali lebih
dengan
oleh
banyak yang memberikan kolostrum
tenaga kesehatan 2,313 kali banyak
dibandingkan pada responden dengan
yang
tempat tinggal di pedesaan, dengan
penolong
persalinan
memberikan
kolostrum
dengan
nilai
penolong persalinan oleh non-tenaga
menunjukkan bahwa hasil signifikan
kesehatan, dengan nilai CI : 1,856-
yang berarti ada hubungan antara
2,883 yang menunjukkan bahwa hasil
tempat
signifikan yang berarti ada hubungan
pemberian kolostrum.
praktek pemberian kolstrum.
antara
dengan
tempat
1,522-2,376
tinggal
(lokasi)
yang
dengan
Berdasarkan hasil penelitian untuk
faktor-faktor
Berdasarkan hasil uji statistik ChiSquare
:
tempat
dibandingkan pada responden dengan
antara penolong persalinan dengan
CI
lokasi
yang
mempengaruhi
pemberian kolostrum pada baduta (0-
persalinan
24 bulan) di Indonesia berdasarkan
kolostrum
data Riskesdas tahun 2010 yang tidak
pemberian
menunjukkan nilai p-value sebesar
memiliki
0.0001 dan nilai OR menunjukkan
pekerjaan ibu dan tingkat pendapatan
bahwa
tempat
keluarga.
persalinan yang dilakukan dipelayanan
Hasil
kesehatan 2,593 kali lebih banyak
pekerjaan
yang
kolostrum, didapatkan nilai p-value
responden
dengan
memberikan
kolostrum
hubungan,
penelitian
ibu
untuk
dengan
status
pemberian
sebesar
tempat persalinan yang dilakukan oleh
menunjukkan bahwa responden yang
non-pelayanan
dengan
bekerja 0.985 kali lebih sedikit yang
yang
memberikan kolostrum dibandingkan
menunjukkan bahwa hasil signifikan.
pada responden yang tidak bekerja,
nilai
CI
:
2,080-3,234
dan
status
dibandingkan pada responden dengan
kesehatan,
0.892
yaitu
nilai
OR
8. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
dengan nilai CI : 0.795 – 1.221 yang
yaitu, akses informasi dan tempat
menunjukkan
persalinan.
bahwa
hasil
tidak
signifikan hal ini menunjukkan bahwa,
Hasil
uji
statistik
tidak ada hubungan antara status
antara
pekerjaan
pemberian ASI eksklusif menunjukkan
ibu
dengan
pemberian
kolostrum.
akses
Chi-Square
informasi
dengan
nilai p-value sebesar 0.012 dan nilai
Hubungan
pendapatan
antara
tingkat
OR menunjukkan bahwa responden
dengan
yang memiliki akses informasi berupa
berdasarkan
buku KIA 1,233 kali lebih banyak yang
keluarga
pemberian
kolostrum
penelitian, yaitu nilai p-value sebesar
memberikan
0.117 dan nilai OR menunjukkan
dibandingkan pada responden yang
bahwa
tingkat
tidak memiliki buku KIA, dengan nilai
pendapatan miskin 0,716 kali lebih
CI : 1,046-1,429 yang menunjukkan
banyak yang memberikan kolostrum
bahwa
dibandingkan pada responden dengan
menunjukkan bahwa ada hubungan
tingkat
antara akses informasi dengan praktek
responden
dengan
pendapatan
tidak
miskin,
dengan nilai CI : 0,470-1,089 yang
menunjukkan
signifikan.
bahwa
Hasil
ini
hasil
eksklusif
signifikan.
Hal
ini
pemberian ASI eksklusif.
tidak
menunjukkan
hasil
ASI
Hasil
antara
uji
statistik
tempat
Chi-Square
persalinan
dengan
bahwa, tidak ada hubungan antara
pemberian ASI eksklusif menunjukkan
tingkat pendapatan keluarga dengan
nilai p-value sebesar 0.037 dan nilai
pemberian kolostrum.
OR menunjukkan bahwa responden
yang memilih tempat persalinan di
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
pelayanan kesehatan 1,178 kali lebih
Pemberian
banyak
ASI
Eksklusif
pada
yang
memberikan
ASI
Baduta (0-24 bulan) di Indonesia
eksklusif
berdasarkan Data Riskesdas Tahun
yang
2010
kesehatan, dengan nilai CI : 1,010-
dibandingkan
memilih
di
responden
non-pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian yang
1,373 yang menunjukkan bahwa hasil
telah dilakukan, didapatkan bahwa
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor-faktor
ada
yang
mempengaruhi
hubungan
antara
tempat
pemberian ASI eksklusif pada baduta
persalinan dengan praktek pemberian
(0-24 bulan) yang memiliki hubungan
ASI eksklusif.
9. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Hasil
untuk
faktor-faktor
pemberian
mempengaruhi
yang
ASI
nilai
CI
:
0,825-1,118
menunjukkan
bahwa
yang
hasil
tidak
eksklusif pada baduta (0-24 bulan) di
signifikan yang berarti bahwa, tidak
Indonesia berdasarkan data Riskesdas
ada
tahun
pendidikan ibu dengan pemberian ASI
2010
yang
tidak
memiliki
hubungan, yaitu status pekerjaan ibu,
tingkat
pendidikan
ibu,
tingkat
hubungan
antara
tingkat
eksklusif.
Faktor hubungan antara tingkat
pendapatan keluarga, jumlah anggota
pendapatan
keluarga,
paritas
anak),
pemberian ASI eksklusif berdasarkan
penolong
persalinan,
tempat
penelitian, yaitu nilai p-value sebesar
(jumlah
dan
tinggal (lokasi).
keluarga
dengan
0.288 dan nilai OR menunjukkan
Faktor hubungan antara status
bahwa
responden
yang
memiliki
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
tingkat pendapatan miskin 1,175 kali
eksklusif berdasarkan penelitian, yaitu
lebih banyak yang memberikan ASI
nilai p-value sebesar 0.681 dan nilai
eksklusif
OR menunjukkan bahwa responden
responden
yang bekerja 0,968 kali lebih sedikit
pendapatan tidak miskin, dengan nilai
yang
eksklusif
CI : 0,873-1,581 yang menunjukkan
dibandingkan pada responden yang
bahwa hasil tidak signifikan. Hasil ini
tidak bekerja, dengan nilai CI : 0,831-
menunjukkan
1,129 yang menunjukkan bahwa hasil
hubungan antara tingkat pendapatan
tidak signifikan. Hasil uji statistik Chi-
keluarga
Square menunjukkan bahwa, tidak ada
eksklusif.
hubungan antara status pekerjaan ibu
Hasil
memberikan
ASI
dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil
uji
statistik
antara
Chi-Square
dengan
dibandingkan
yang
memiliki
bahwa,
dengan
uji
tingkat
tidak
ada
pemberian
statistik
jumlah
pada
Chi-Square
anggota
pemberian
ASI
ASI
keluarga
eksklusif
antara tingkat pendidikan ibu dengan
menunjukkan nilai p-value sebesar
pemberian ASI eksklusif menunjukkan
0.866 dan nilai OR menunjukkan
nilai p-value sebesar 0.606 dan nilai
bahwa
OR menunjukkan bahwa responden
anggota keluarga kecil 1,014 kali lebih
dengan
banyak
tingkat
pendidikan
tamat
responden
yang
dengan
memberikan
dibandingkan
jumlah
ASI
pendidikan dasar 0,961 kali lebih besar
eksklusif
dibandingkan pada responden yang
responden
tidak tamat pendidikan dasar, dengan
anggota keluarga besar, dengan nilai
yang
memiliki
pada
jumlah
10. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
CI : 0,865-1,187 yang menunjukkan
eksklusif
bahwa hasil tidak signifikan. Hal ini
responden yang memilih oleh non-
menunjukkan
ada
tenaga kesehatan, dengan nilai CI :
anggota
0,893-1,261 yang menunjukkan bahwa
hubungan
keluarga
bahwa
antara
tidak
jumlah
dengan
pemberian
ASI
eksklusif. Hasil penelitian ini sesuai
dibandingkan
pada
hasil tidak signifikan.
Hasil
uji
statistik
Chi-Square
dengan penelitian yang dilakukan oleh
antara tempat tinggal (lokasi) dengan
Kencana Sari, dengan nilai p=0,419
pemberian ASI eksklusif menunjukkan
yang
jumlah
nilai p-value sebesar 0.104 dan nilai
anggota keluarga tidak mempunyai
OR menunjukkan bahwa responden
hubungan
yang bertempat tinggal di perkotaan
mengatakan
dengan
bahwa
pemberian
ASI
eksklusif.
Hasil
1,134
uji
statistik
Chi-Square
kali
lebih
memberikan
banyak
ASI
yang
eksklusif
antara paritas (jumlah anak) dengan
dibandingkan pada responden yang
pemberian ASI eksklusif menunjukkan
tinggal di pedesaan, dengan nilai CI :
nilai p-value sebesar 0.705 dan nilai
0,974-1,320 yang menunjukkan bahwa
OR menunjukkan bahwa responden
hasil tidak signifikan yang berarti tidak
yang memiliki jumlah anak primapara
ada hubungan.
1,033
kali
lebih
memberikan
sedikit
ASI
yang
eksklusif
dibandingkan pada responden yang
memiliki
jumlah
anak
multipara,
KESIMPULAN
Karakteristik
rata-rata
responden
umur
yaitu,
responden
rentang
dengan nilai CI : 0,874-1,220 yang
antara 25-29 tahun (27,6%), status
menunjukkan
pekerjaan paling tinggi yaitu tidak
signifikan
bahwa
yang
berarti
hasil
tidak
tidak
ada
2.192
tingkat
hubungan.
bekerja
responden
pendidikan
(56,3%),
yaitu
tamat
Untuk hasil uji statistik Chi-Square
pendidikan dasar 2.165 responden
antara penolong persalinan dengan
(55,5%), status ekonomi yaitu dengan
pemberian ASI eksklusif menunjukkan
tingkat pendapatan keluarga miskin
nilai p-value sebesar 0.498 dan nilai
sebanyak 3.574 responden (91,6%),
OR menunjukkan bahwa responden
jumlah anggota keluarga menunjukkan
yang memilih penolong persalinan oleh
jumlah
tenaga kesehatan 1,061 kali lebih
sebanyak 2.523 responden (64,7%),
banyak
paritas (jumlah anak) menunjukkan
yang
memberikan
ASI
dengan
keluarga
kecil
11. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
2.510
responden
jumlah
anak
primapara,
(68,1%)
memiliki
yang
tenanga
kesehatan
dengan
dilahirkan
OR=2.313
informasi,
akses
(CI:1,856-2,883),
nilai
persalinan yang dilakukan dipelayanan
menunjukkan bahwa responden yang
kesehatan
memiliki buku KIA, yaitu sebanyak
(CI:2,080-3,234),
2.283 responden (58,5%), penolong
tinggal di kota dengan nilai OR=1,902
persalinan
(CI:1,522-2,376).
oleh
tenaga
kesehatan
sebanyak 2.905 responden (74,5%),
tempat
persalinan
kesehatan
yaitu
dipelayanan
sebanyak
Akses
dengan
nilai
tempat
dan
informasi
persalinan
OR=2,593
bertempat
dan
tempat
berhubungan
dengan
2.231
praktek pemberian ASI eksklusif pada
responden (57,2%), dan tempat tinggal
baduta (0-24 bulan) dengan nilai p <
yaitu di pedesaan sebanyak 2.206
0,05. Praktek pemberian ASI eksklusif
responden (52,0%).
pada baduta (0-24 bulan) lebih tinggi
Tingkat pendidikan ibu, jumlah
anggota
anak),
keluarga,
akses
paritas
informasi,
(jumlah
penolong
dijumpai
pada
responden
dengan
akses informasi kepemilikan buku KIA
dengan
nilai
OR=1,223
(CI:1,046-
persalinan, tempat persalinan, dan
1,429) dan tempat persalinan yang
tempat tinggal (lokasi) berhubungan
dilakukan
dengan praktek pemberian kolostrum
dengan
pada baduta (0-24 bulan) dengan nilai
1,373).
dipelayanan
nilai
kesehatan
OR=1,178
(CI:1,010-
p < 0,05. Praktek pemberian kolostrum
pada baduta (0-24 bulan) lebih tinggi
dijumpai
pada
responden
UCAPAN TERIMAKASIH
dengan
Terimakasih kepada Seluruh staff
pendidikan ibu yang tamat pendidikan
dan
dasar
Penelitian
dengan
(CI:1,639-2,529),
nilai
OR=2,036
jumlah
anggota
jajaran
Kesehatan
Laboraturium
dan
Republik
OR=1.370
kesediaannya
(CI:1,103-1,702),
Pengembangan
Kementrian
keluarga kecil < 4 orang dengan nilai
Indonesia
bagi
Badan
Kesehatan
atas
izin
peneliti
melakukan
< 3 orang dengan nilai OR=1,424
memberikan kemudahan dan bantuan
(CI:1,136-1,785),
akses
pada saat dilakukannya pengambilan
informasi berupa buku KIA dengan
variabel data. Dan terimakasih kepada
nilai
rekan-rekan yang telah membantu
OR=1,790
(CI:1,444-2,218),
penolong persalinan yang dibantu oleh
dan
untuk
responden yang memiliki jumlah anak
memiliki
penelitian
dan
selama dalam proses penelitian.
telah
12. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 2, April 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
DAFTAR PUSTAKA
Bulan
di
Wilayah
Kerja
1. Chumbley, J. Panduan Menyusui
Puskesmas Pancoran Mas Depok
bagi Para Ibu Untuk Menyusui
Tahun 2008. Jakarta : FKM UI,
Dan
2008
Mengenalkan
Bayi
Pada
Susu Botol. Jakarta: Erlangga.
2004
5. Soeparmanto,
Paiman
dan
Solehah Catur Rahayu. Hubungan
2. Departemen Kesehatan Republik
Antara
Pola
Pemberian
ASI
Indonesia. Badan Penelitian dan
dengan Faktor Sosial Ekonomi,
Pengembangan
Demografi,
Kesehatan
(Riskesdas). Jakarta : 2010
3. Gibney
(Ed).
Masyarakat
Gizi
Kesehatan
dalam
Pemberian
Karakteristik
Pelayanan
Immediate
Dian.
Hubungan
Ibu,
Perawatan
Kesehatan. Medika No. 8 Tahun
Makan Bayi. Jakarta : EGC, 2008
4. Novita,
dan
XXVII, Agustus 2001; 502-508
6. Wardah.
Faktor-Faktor
yang
Berhubungan dengan Pemberian
ASI
Eksklusif
di
Delapan
Faktor
Kabupaten Jawa Barat dan Jawa
dan
Timur Tahun 2002 (Analisis Data
Breastfeeding
Dasar ASUH 2002). Skripsi FKM
Kesehatan
Terhadap Praktek Pemberian ASI
Eksklusif Pada Anak Usia 6-23
UI, Depok 2003