Kala III merupakan masa setelah bayi lahir sampai plasenta dilepaskan, sedangkan Kala IV adalah masa setelah plasenta lahir hingga 2 jam berikutnya. Manajemen aktif Kala III bertujuan mempersingkat waktu kala III dengan memberikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus setelah plasenta lahir. Pemantauan harus terus dilakukan selama Kala IV untuk mendeteksi tanda
2. Batasan
● Kala III
Masa setelah lahirnya bayi dan
berlangsungnya proses pengeluaran
plasenta
● Kala IV
Masa setelah plasenta lahir hingga 2
jam setelah itu
3. Tanda-tanda lepasnya
plasenta
● Terjadi perubahan bentuk uterus
dan tinggi fundus uteri
● Tali pusat memanjang atau terjulur
keluar melalui vagina/vulva
● Adanya semburan darah secara
tiba-tiba
4. Perdarahan pada Atonia
Uteri
● Ujung pembuluh darah di tempat implantasi
akan terbuka sesaat setelah plasenta
dilepaskan
● Sekitar 350-500 ml darah per menit akan
keluar melalui ujung pembuluh darah tersebut
● Penghentian perdarahan dari bekas tempat
implantasi plasenta hanya dapat terjadi jika
anyaman miometrium menjepit pembuluh
darah yang berjalan diantara anyaman tsb
● Atonia atau hipotonia membuat mekanisme
penjepitan tersebut gagal berfungsi
5. Atonia Uteri berkaitan
dengan:
● Kapasitas uterus jauh lebih besar dari
normal (polihidramnion, hamil kembar,
makrosomia)
● Kala I atau II yang memanjang
● Partus presipitatus
● Induksi atau akselerasi persalinan
● Infeksi intrapartum
● Grande multipara
● Penggunaan tokolitik (mis. MgSO4) atau
narkose (mis. Ether)
6. Manajemen Aktif Kala III
● Mengupayakan kontraksi yang
adekuat dari uterus dan
mempersingkat waktu kala III
● Mengurangi jumlah kehilangan
darah
● Menurunkan angka kejadian
retensio plasenta
7. Tiga langkah utama Manajemen
Aktif Kala III
● Pemberian oksitosin/uterotonika
sesegera mungkin
● Melakukan penegangan tali pusat
terkendali (PTT)
● Masase fundus setelah plasenta
lahir (rangsangan taktil pada
dinding uterus atau fundus uteri)
8. Penegangan Tali Pusat
Terkendali
● Berdiri disamping ibu
● Pindahkan jepitan semula tali pusat ke titik 5-
20 cm dari vulva dan pegang klem penjepit
tsb
● Letakkan telapak tangan (alas dengan kain)
yang lain, pada segmen bawah rahim atau
dinding uterus di suprasimfisis
● Pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali
pusat sambil tekan uterus ke dorsokranial
● Ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum
dapat dilahirkan (jangan lakukan pemaksaan)
9. Perhatikan!
● Bila setelah 15 menit berlalu ternyata
plasenta belum lahir, berikan Oksitosin
10 IU dosis kedua
● Kosongkan kandung kemih bila penuh
● Lakukan PTT ulangan
● Bila waktu 30 menit telah terlampaui
(jangan mencoba cara lain untuk
melahirkan plasenta walaupun tidak
terjadi perdarahan) segera rujuk ibu ke
fasilitas kesehatan rujukan
10. Rangsangan taktil pada
dinding uterus
● Minta ibu untuk meletakkan telapak
tangannya pada dinding uterus
● Instruksikan untuk mengusap dinding
uterus dengan gerakan sirkuler
● Beritahukan bahwa mungkin timbul rasa
kencang atau tidak nyaman
● Uterus yang mengencang menunjukkan
respons adekuat terhadap rangsangan
● Teruskan rangsangan taktil, bila uterus
masih belum berkontraksi
11. Bila 15 detik rangsangan taktil
telah usai dan uterus tetap
tidak berkontraksi, maka
lakukan:
● Kompresi Bimanual Internal
● Kompresi Bimanual Eksternal
● Kompresi Aorta Abdominalis
15. Asuhan Kala IV
● Lanjutkan rangsangan taktil pada dinding
uterus
● Evaluasi hasilnya dengan mengukur
kekenyalan dinding dan tinggi fundus uteri
● Lakukan perkiraan kehilangan darah
● Periksa perineum dan jalan lahir
● Nilai keadaan umum ibu
● Dokumentasikan asuhan dan temuan pada
kala IV di halaman belakang partograf
16. Memperkirakan jumlah
perdarahan
● Belum ada metode yang akurat
● Meletakkan penampung darah di bawah
bokong ibu, selain tidak nyaman juga
tidak menjamin pengukuran yang tepat
● Pengukuran dengan gelas ukur dapat
terganggu dengan tambahan cairan lain
atau jumlah yang hilang akibat material
penyerap (kain, kasa, pakaian, dsb)
17. Estimasi Simtomatik
● Bila perdarahan menyebabkan
terjadinya perubahan tanda vital
(hipotensi) maka jumlah darah yang
keluar telah mencapai 1,000 - 1,200
ml
● Bila terjadi syok hipovolemik maka
jumlah perdarahan telah mencapai
2,000 – 2,500 ml
19. Pemantauan Kala IV
● Pantau tanda vital setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua
● Nilai kontraksi uterus dan jumlah
perdarahan
● Ajarkan ibu dan keluarganya untuk
melakukan rangsangan taktil, menilai
kontraksi uterus dan estimasi perdarahan
● Rawat gabung ibu-bayi dan pemberian ASI
● Berikan asuhan esensial BBL
20. Ingat!
● Jangan tinggalkan ibu dalam 2 jam pertama
pascapersalinan
● Pastikan tanda vital dalam batas normal
● Berikan asuhan esensial BBL, termasuk
pemberian ASI dalam 1 jam pertama
● Ajarkan ibu dan keluarganya untuk melakukan
rangsangan taktil uterus dan menilai kontraksi
atau perdarahan
● Pastikan ibu dan keluarganya mengetahui
tanda-tanda bahaya atau komplikasi berat