Dokumen tersebut merupakan panduan pelaksanaan Kurikulum Masagi yang dirancang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk memberikan fleksibilitas pemilihan kurikulum bagi satuan pendidikan selama masa pandemi Covid-19 dengan mengacu pada nilai-nilai budaya Jawa Barat. Kurikulum Masagi diharapkan dapat mendorong pembelajaran yang bermakna melalui pendekatan project based learning.
2. PANDUAN KURIKULUM MASAGI
BAGI PENGAWAS, KEPALA SEKOLAH DAN GURU SMA/SMK/SLB
Pengarah:
H. Dedi Supandi, S.STP., M.Si.
(Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat)
Drs. H. Asep Suhanggan, M.M.Pd.
(Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan)
Dr. Firman Oktora, S.Si., M.Pd.
(Kepala Seksi Pengembangan Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan)
Editor:
Dr. Elih Sudiapermana, M.Pd
Erwan Nizwarudin, M.PibPolMgt.
Maria Mumpuni Purboningrum, S.Si.
Ifa Hanifah Misbach, S.Psi., M.A.
Monika Irayati Irsan
Tim Penyusun:
Dra. Wilda Sagita, M.Pd.
Surahman, S.Pd., M.M.Pd.
Ine Rahayu, M.M.Pd.
Winarno, S.H., M.Pd.
Dra. Rini Ambarwati, M.Ds.
Handaya Djaenudin, M.Pd.
Asep Hendarsyah, M.Pd.
Asep Mulyana, S.Pd., M.Pd.
Yanti Rahmayanti, M.Pd.
Deded Koswara, M.M.Pd.
Setting & Layout:
Moch. Fadli Adi Abiyasa
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan
ii
3. KATA PENGATAR
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyambut baik Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No 719/P/2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan
Pendidikan Dalam Kondisi Khusus, bahwa Satuan Pendidikan diberi fleksibilitas untuk
menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa. Untuk itu, Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat memandang perlu adanya panduan pembelajaran yang dapat
menjembatani kebutuhan pembelajaran siswa pada masa pandemi covid 19 dengan kabagjaan
atau kebahagiaan dalam pembelajaran.
Panduan ini sebagai bahan inspirasi untuk mengimplementasikan Kurikulum Masagi melalui
model Pembelajaran Problem Based Learning, Project Based Learning dan Kearifan lokal
Budaya Jawa Barat. Implementasi Kurikulum Masagi tersebut dimaksudkan untuk memberi
pengalaman pembelajaran berbasis aktivitas pada semua satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan SMA, SMK, dan SLB.
Pembelajaran proyek dengan siklus belajar 4 Niti, “Niti Surti, Niti Harti, Niti Bukti dan Niti
Bakti” diharapkan dapat menumbuhkan simpati, pemahaman, penerapan dan
penginternalisasian nilai-nilai budaya luhur masyarakat Jawa Barat kepada generasi muda
penerus bangsa, yakni siswa SMA, SMK, dan SLB. Pelestarian kekayaan budaya tersebut
menjadi tanggung jawab kita Bersama.
Panduan ini, diharapkan dapat menjembatani implementasi Kurikulum Masagi dengan satuan
pendidikan yang ada di Wilayah Jawa Barat untuk terwujudnya Jabar Juara Lahir dan Batin
melalui KABAGJAAN Siswa dalam pembelajaran.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan Panduan Kurikulum Masagi Bagi Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru SMA,
SMK, dan SLB ini.
Bandung, Desember 2020
4. DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional ....................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................4
D. Hasil Yang Diharapkan.................................................................................4
BAB II KESELARASAN KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MASAGI
A. Arti Pendidikan.............................................................................................5
B. Kurikulum 2013............................................................................................6
C. Kurikulum Masagi ........................................................................................7
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum ...........................................................9
E. Pembelajaran Berbasis Project dan Nilai Budaya Jawa Barat ....................10
BAB III IMPLEMENTASI
A. Strategi Pelaksanaan Kurikulum Masagi....................................................15
B. Tim Kurikulum Masagi............................................................................... 16
C. Kolaborasi Mata Pelajaran Dalam Pelaksanaan Project..............................16
D. Pelaksanaan Kurikulum Masagi................................................................. 17
E. Evaluasi.......................................................................................................17
BAB IV PENUTUP ................................................................................................18
Lampiran –Lampiran............................................................................................... 19
i. Analisis KI-KD SMA ................................................................................ 19
ii. Pemetaan KD antar Mapel pada Satuan Pendidikan SMA .........................22
iii. Contoh RPP kolaboratif SMA dengan pendekatan kurikulum Masagi...... 24
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
“Kurikulum pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus memberikan fleksibilitas bagi
sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa,”
jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam
penjelasannya pada media terkait Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19, secara virtual, di Jakarta, Jumat (07/08). Kondisi khusus yang melatar belakangi
Surat Keputusan Mendikbud No 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
Pada Satuan pendidikan Dalam Kondisi Khusus, yang juga seyogyanya menjadi acuan
bagi semua satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan di era pandemi ini.
Kurikulum Masagi yang digagas Dinas Pendidikan Jawa Barat merupakan respon terhadap
situasi yang ada, dengan harapan dapat membantu dan memfasilitasi satuan pendidikan di
Jawa Barat dalam mengimplementasikan kurikulum darurat di masa pandemi covid 19.
Kurikulum tersebut merupakan sebuah model implementasi kurikulum nasional yang
berbasis nilai-nilai budaya lokal. Hal ini berarti Kurikulum Masagi bukan merupakan
kurikulum tandingan kurikulum nasional, melainkan sebuah diversifikasi kurikulum yang
disesuaikan dengan budaya lokal. Kata Masagi merupakan filosofi yang muncul dalam
budaya di tanah Parahiangan, yang berarti orang yang memiliki banyak kemampuan,
bentuknya diibaratkan seperti bangunan bujur sangkar, memiliki empat sisi yang
sebangun, seimbang. Orang yang “masagi” selalu berupaya berfikir konstruktif dan
berpandangan menyeluruh, sehingga melahirkan keputusan yang bijak, visioner dan
bermakna untuk semesta.
Kurikulum 2013 telah diterapkan di semua satuan pendidikan di semua jenjang pada tahun
2013. Namun di awal tahun 2020 muncul pandemi covid 19 yang menuntut pembelajaran
kurikulum 2013 dilaksanakan dengan pendekatan jarak jauh dengan metode daring, dan
atau luring. Dinformasikan bahwa dampak dari PJJ tersebut, sejumlah siswa, orang tua
dan bahkan para pendidik mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan situasi baru,
bahkan hasil survey yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyimpulkan
bahwa pembelajaran yang berlangsung kurang efektif. Anjuran menteri Pendidikan dan
Kebudayaan untuk memberikan pembelajaran
6. Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
2
bermakna, yang berorientasi pada pengembangan life skill dan karakter, dengan tanpa
menuntut ketuntasan kurikulum belum terlaksana secara optimal.
Untuk itu, Kurikulum Masagi yang berbasis kearifan lokal dan karakter budaya daerah
Jawa Barat diharapkan dapat mendorong penyelenggaraan pembelajaran bermakna di
satuan pendidikan pada level SMA, SMK dan SLB melalui model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL) dengan pendekatan secara
kolaboratif tematik dengan siklus pembelajaran berbasis nilai-nilai budaya lokal; Niti
Surti, Niti Harti, Niti Bukti dan Niti Bakti. Model pembelajaran proyek ini diharapkan
dapat menjawab tantangan masa pandemi, dan mampu membawa siswa pada pengalaman
belajar yang bermakna, karena pembelajaran proyek menuntut siswa untuk bisa
menyelesaikan permasalahan kontekstual secara bersama-sama.
Kurikulum Masagi tersebut merupakan kurikulum alternatife yang bisa dipilih satuan
pendidikan di Jawa Barat. Di masa pandemi dengan tantangan digital di era Revolusi 4.0
membutuhkan acuan kurikulum yang mempermudah pelaksanaan pembelajaran bermakna
di satuan pendidikan. Kurikulum Masagi dengan Project Based Learning yang berbasis
nilai-nilai budaya Jawa Barat dapat membantu guru untuk fokus pada pendidikan dan
pembelajaran esensial dan kontekstual, bermakna dan menguatkan karakter, serta berfokus
pada pengembangan life skill. Hal ini sesuai dengan amanat pemerintah yang dituangkan
pada Surat Edaran No 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid-19, yang diperkuat dengan Surat Edaran Sesjen nomor
15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa
Darurat Penyebaran Covid-19.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tantang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengeolaan dan
7. 3
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengeolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
7. PeraturanPresiden No. 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan PendidikanKarakter (PPK);
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahum 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun 2015 Tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun 2015 yang diubah
menjadi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 Tahun 2016 Tentang Standar
Isi;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan KD);
16. Permendikbud No. 20 tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada
Satuan Pendidikan Formal;
17. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019 Tentang
Penyederhanaan RPP;
18. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19);
19. Surat Edaran Sesjen Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona virus Disease (Covid-
19);omor 03/KB/2020, Noor 612 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020,
Nomor 119/4536/SJ tentang Perubahan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada
Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pademik Corona
Virus Disease 2019 (Covid 2019);
8. 4
20. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam KondisiKhusus;
21. Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10/D/KR/2017
tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman
Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan;
23. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.189-Hukham/2020 tentang Status
Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Corona virus Disease 19
(Covid-19) di Jawa Barat;
C. Tujuan
Pelaksanaan Kurikulum Masagi bertujuan untuk memberikan model implementasi
fleksibilitas pemilihan pengembangan kurikulum dalam kondisi khusus pada Satuan
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran Siswa.
D. Hasil Yang Diharapkan
Pengembangan Kurikulum Masagi pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus
menjamin;
1. keamanan, keselamatan dan kesehatan seluruh warga satuan pendidikan;
2. meningkatkan kompetensi pedagogi tenaga pendidik di masa pandemic Covid-19;
3. terwujudnya penyelengaraan pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa, masyarakat dan lingkungan sekitar Jawa Barat;
4. terbangunnya psikososial siswa dan orang tua;
9. 5
BAB II
KESELARASAN KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MASAGI
1. Arti Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai- nilai
luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan
tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke
arah keluhuran hidup kemanusiaan. Pendidikan dan pengajaran idealnya memerdekakan
manusia secara lahiriah dan batiniah selalu relevan untuk segala zaman. Pendidikan
nasional ialah pendidikan yang beralaskan garis hidup dari bangsanya (cultureel-national)
dan ditujukan untuk keperluan perikehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat
derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-sama dengan bangsa lain untuk
kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia. Sumber: Dewantara, Ki Hadjar. 1962. Karja
I (Pendidikan). Pertjetakan Taman Siswa, Jogjakarta & Blog UNY.
Penjelasan di atas memberi arahan bahwa pendidikan adalah suatu usaha pelestarian nilai-
nilai luhur yang tidak hanya bersifat pemeliharan tetapi juga memajukan dan
mengembangkan budaya ke arah keluhuran hidup manusia. Sasaran pendidikan adalah
generasi baru yang masa depannya akan menjadi milik zamannya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
(Bab I, Pasal I, Ayat (1) UUSPN No. 20 tahun 2003).
Penjelasan arti pendidikan berdasarkan pasal di atas adalah adanya siswa yang aktif dalam
mengembangkan potensi dirinya, Strategi yang digunakan untuk menciptakan siswa aktif
adalah suasana belajar dan proses pembelajaran yang mengarah pada berkembangnya
potensi siswa kearah outcome yang diharapkan; Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar
kritis, dan mandiri. Dengan demikian fokus dalam penyelenggaraan pendidikan adalah
pada pengembangan potensi siswa, Segala bentuk usaha baik bentuknya proses
pembelajaran maupun suasana atau iklim belajar harus membangun ekosistem yang dapat
mendukung pelayanan pada terkembangkannya potensi siswa.
10. 6
Selanjutnya, prinsip penyelenggaraan pendidikan seperti yang tertuang di Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 4 ayat 1, adalah
diselenggarakan secara demokrastis dan berkeadilan serta tidak disktiminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, kearifan lokal keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangsa. Prinsip tersebut mendasari pola prilaku warga sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Implementasi pasal tersebut
terselenggara pada proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler , ekstrakurikuler dan
pembiasaan. Capaian yang diharapkan dari semua proses pembelajaran tersebut adalah
menguatnya karakter dan life skill siswa.
B. Kurikulum 2013
Ide dasar Kurikulum 2013 adalah Pancasila. Pancasila sebagai suatu filosofis kehidupan
bangsa senantiasa menginspirasi terwujudnya kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik. Sejalan dengan hal tersebut pendidikan harus berakar pada budaya bangsa
untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang, Siswa sebagai
pewaris bangsa harus kreatif dalam mengembangkan kecerdasan intelektual, capaian
akademisnya, sikap sosial, kepedulian dan partisipasi aktif dalam membangun kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik.
Kerangka pengembangan kurikulum 2013 berbasis kompetensi memuat struktur
kurikulum, kompetensi inti, kompetensi dasar, silabus dan RPP yang mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan didukung
oleh Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Standar Sarana, Standar Pembiayaan
serta Standar Pengelolaan (8 SNP).
Kompetensi yang diharapkan muncul dari implementasi Kurikulum 2013 adalah
kompetensi abad 21, berupa kemampuan belajar dan berinovasi melalui kemampuan
berpikir kritis dan penyelesaian masalah, kreativitas dan inovasi, komunikasi dan
kolaborasi. Tantangan revolusi industri 4.0 terkait literasi digital; literasi informasi, media
dan teknologi menjadi bagian yang diharapkan berkembang sejalan dengan proses
pengembangan kurikulum tersebut. Demikian juga dengan kecakapan hidup seperti
flexibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan kemandirian, interaksi lintas sosial budaya,
produktivitas dan akuntabilitas, serta kepemimpinan dan tanggung jawab menjadi bagian
penting dari out come kurikulum 2013. Pengelolaan mata pelajaran yang ada di struktur
kurikulum dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) nya yang diproses
secara kontekstual, dan kemampuan literasi, numerasi, kemampuan berpikir kritis,
kolaborasi, komunikasi, kreatifitas diharapkan berdampak pada penguatan karakter yang
11. 7
bersumber dari kearifan lokal Pancasila. Kurikulum 2013 mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan Indonesia yang mampu dan bermanfaat untuk
mengembangkan kualitas manusia Indonesia
C. Kurikulum Masagi
Kurikulum MASAGI dikembangkan bagi siswa tingkat SMA, SMK, dan SLB Sederajat
di Jawa Barat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan/kabagjaan siswa (wellbeing) di
satuan pendidikan. Tantangan pendidikan dimasa pandemi covid 19 mengancam
kabagjaan warga sekolah, khususnya siswa. Capaian akademik yang bersifat kognitif
bukan penentu kesuksesan masa depan, karena tantangan abad 21 menuntut siswa kreatif,
berpikir kritis, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi. Hal tersebut akan terwujud
melalui pengembangan proses pendidikan yang mengarah pada keterampilan kecakapan
hidup (life skill) dengan penguatan karakter positif berbasis nilai-nilai kearifan lokal
budaya Jawa Barat.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Dalimunthe dkk (2019), kesejahteraan/kabagjaan
siswa yang dimaksud ialah “kondisi mental dan emosi yang relatif konsisten yang
dicirikan oleh perasaan dan sikap positif, hubungan positif dengan orang lain di
lingkungan sekolah, daya lenting, pengembangan potensi diri secara optimal, dan tingkat
kepuasan yang tinggi terhadap pengalaman belajar.” Sikap positif yang didasarkan pada
nilai-nilai pancasila yang berbasis pada keimanan, ketakwaan pada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, kebhinekaan global, gotong royong, berpikir kritis, kreatif dan
mandiri. Dengan kata lain sikap positif tersebut tumbuh menjadi profil pelajar pancasila
yang menginspirasi lahirnya kekuatan atau kepositifan lain yang berkembang sejalan
dengan nilai-nilai budaya lokal khususnya budaya Jawa Barat.
Kabagjaan yang diharapkan tumbuh baik di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat
didasarkan pada kearifan lokal masyarakat Jawa Barat yang ditumbuhkan melalui filosofi
manusia Masagi, atau manusia utuh dari segi Rasa, Karsa, Raga dan Cipta (Ki Hajar
Dewantara) , atau manusia yang Surti, Harti, Bukti dan Bakti. Empat kata tersebut
membentuk titik yang terhubung satu sama lain membentuk bujur sangkar dengan sisi
yang sama dan sebangun atau istilah lainnya adalah Masagi, utuh, holistik. Gambaran
manusia utuh atau masagi itu yang menurut budaya Jawa Barat adalah manusia yang
bagja/bahagia.
12. 8
Kabagjaan yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang di semua satuan pendidikan
khususnya yang ada di wilayah Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian Kabagjaan
menjadi capain Kurikulum Masagi yang akan melahirkan profil pelajar Jawa Barat yang
memiliki karakter berpikir positif atau kepositifan, kekerabatan dalam relasi sosial,
ketercapaian, kekuatan kompetensi, kebermaknaan, keterlibatan dalam setiap aktivitas dan
ketahanan mental dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan.
Kabagjaan atau wellbeing sebagai capaian kurikulum merupakan capaian pembelajaran
dalam kurikulum Masagi didasarkan pada siklus pembelajaran Panca Niti; Niti Surti (olah
hati, rasa, peduli, empati dll) , Niti Harti (olah pikir, pemahaman), Niti Bukti (karya, raga)
dan Niti Bakti (karsa), yang pada akhirnya dicapai Niti Sajati (jadi), harmoni atau utuh.
Berikut gambaran capaian pembelajaran dengan nilai-nilai Kurikulum Masagi yang terkait
dengan siklus Panca Niti dan dimensi kabagjaan.
Gambaran profil pelajar Jawa Barat di atas merupakan pondasi yang berkembang dan
memiliki kekuatan untuk bergerak sejalan dengan perubahan zaman. Penguatan batin
siswa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan/kabagjaan siswa (wellbeing) di sekolah
diisi dengan kekuatan iman, akhlak, sehat dan ilmu. Didorong melalui proses 4 Niti
sehingga terjadi keselarasan antara iman dan akhlak, sehat lahir batin, serta ilmu yang
bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan masyarakatnya.
Kurikulum MASAGI merupakan bentuk diversifikasi kurikulum khas Jawa Barat, dan
dapat diproses melalui penguatan program intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. Penguatan lingkungan belajar yang mengarah pada kabagjaan siswa
(wellbeing) dapat menguatkan karakter yang membentuk keseimbangan/harmoni dalam
berbagai aspek. Strategi lainnya dalam mempraktikan kearifan lokal kurikulum Masagi
13. 9
adalah melalui pembiasaan dan keteladanan. Strategi ini diharapkan dapat memperkokoh
munculnya profil pelajar Jawa Barat yang Masagi dalam kabagjaan/wellbeing; iman,
akhlak, sehat, dan ilmu. Dengan demikian pelajar Jawa Barat siap menghadapi tantangan
abad 21 yang menuntut siswa kuat dalam karakter, memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif, serta tepat dalam berpikir dan bertindak kritis,
produktif, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.
Kekuatan sekolah dalam mengembangkan Kurikulum MASAGI perlu didukung oleh
masyarakat dan orang tua siswa. Tri pusat pendidikan yang didengungkan pemerintah
melalui regulasi terkait penguatan karakter, merupakan pondasi atau dasar dari kekuatan
tumbuhnya Kurikulum MASAGI. Oleh karena itu, manajemen sekolah perlu menata
kekuatan Tri pusat pendidikan tersebut dalam keterlibatannya pada implementasi
Kurikulum MASAGI, seperti gambar berikut;
Unsur Sekolah Siswa
Orang Tua Siswa
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Masagi
Kurikulum Masagi merupakan salah satu model implementasi kurikulum 2013 dalam
bentuk pembelajaran berbasis proyek yang diperkaya dengan kearifan lokal budaya Jawa
Barat. Pembelajaran proyek tersebut dilaksanakan secara kolaboratif dan Tematik.
Artinya, proyek yang dipilih berdasarkan tema yang selaras dengan materi pada setiap KD
dari beberapa mata pelajaran terkait.
Disamping itu, Pembelajaran berbasis proyek bersifat kontekstual, selalu memunculkan
berbagai masalah riil dunia nyata yang menjadi kajian/penelitian dalam pembelajarannya.
Siswa dalam kegiatan proyek dituntut selalu aktif dalam kelompok dan terlibat langsung
dalam pembelajaran. Setiap tahapan proyek dipantau, difasilitasi,
14. Model tersebut di atas, menggambarkan proses model pembelajaran berbasis proyek
dengan tema ditentukan oleh guru. atau sekolah,.
2. Model pelibatan Siswa dalam memilih tema
dan dilatih oleh pendidik bagaiman merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil
proyek. Ada dua model pengembangam proyek pada Kurikulum Masagi yaitu;
1. Model penentuan tema oleh sekolah
Model kedua, tema proyek ditentukan oleh siswa dengan pendampingan dan
monitoring oleh pendidik/sekolah dilakukan sejak awal pemilihan tema. Pemilihan
model-model tersebut disesuaikan dengan daya dukung satuan pendidikan, seperti
kompetensi pendidik, sarana dan prasarana sekolah, dll.
10
15. 11
E. Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kearifan lokal Budaya Jawa Barat
Sebagai sebuah model pembelajaran, proyek memiliki karakteristik atau ciri yang
membedakan dengan model pembelajaran lain. Disamping membutuhkan waktu lama
dalam penyelesaiannya, permasalahan kompleks yang diteliti dalam pembelajaran
berbasis proyek menuntut ketelitian, kecermatan, kemampuan menalar, berpikir kritis
pada setiap permasalah yang akan diselesaikan. Siklus belajar siswa dengan 4 Niti
terintegrasi dalam langkah-langkah proyek sebagai penguatan kearifan lokal budaya Jawa
Barat. Dengan demikian desain pembelajaran proyek Kurikulum Masagi diperkaya
dengan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa Barat. Berikut desain Kurikulum Masagi dan
keselarasan siklus belajar 4 Niti dalam model pembejaran kolaboratif tematik berbasis
proyek.
Langkah-Langkah Proyek dan 4 Niti Deskripsi Penilaian
Langkah 1 Niti Surti - Penentuan projek
Penentuan pertanyaan mendasar (Start With
the Essential Question).
Siswa atau Guru
bersama dengan
siswa menentukan
tema/topik proyek
Penilaian
autentik dengan
teknik
observasi dan
jurnal (sikap
dan kabagjaan)
Langkah -2 (Niti Surti)
Perancangan langkah-langkah penyelesaian
projek
Mendesain perencanaan proyek (Design a
Plan for the Project.
Langkah -3 (Niti Surti)
Penyusunan jadwal pelaksanaan projek (
Create a Schedule)
Guru memfasilitasi
Siswa untuk
merancang
langkah-langkah
kegiatan
penyelesaian
projek beserta
pengelolaannya
Penilaian
autentik dengan
teknik
observasi dan
jurnal (sikap
dan kabagjaan
Langkah -4 (Niti Harti)
Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan
monitoring guru
Memonitor siswa dan kemajuan proyek
(Monitor the Students and the Progress of the
Project)
Guru memfasilitasi
dan memonitor
siswa dalam
melaksanakan
rancangan projek
yang telah dibuat
Penilaian
autentik dengan
teknik
observasi dan
jurnal (sikap
dan kabagjaan
16. 12
Langkah – 5 (Niti Bukti)
Mengeksekusi proyek, membuat produk,
menyusun hasil eksperimen, membuat
kesimpulan.
Guru
membimbing
siswa dalam
pengolahan data,
menarik
kesimpulan,
membuat produk
Langkah - 6 (Niti Bakti)
Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi
hasil projek Menguji hasil (Assess the
Outcome)
Guru
memfasilitasi
Siswa untuk
mempresentasika
n dan
mempublikasikan
hasil karya
Penilaian
kompetensi;
produk; unjuk
kerja dan
rubrik penilaian
Penilaian sikap
dan kabagjaan
Langkah - 7 (Niti Bakti)
Evaluasi proses dan hasil projek
Penentuan tindak lanjut proyek
Guru
memfasilitasi
Siswa untuk
mempresentasika
n dan
mempublikasikan
hasil karya
Penilaian diri
sendiri
Penilaian antar
teman
Ketujuh langkah proyek tersebut dirancang ke dalam rancangan pembelajaran (Silabus
dan RPP) dengan terlebih dahulu membuat kerangka proyek/Project Brief seperti berikut:
Template Project Brief (Template bisa menyesuaikan)
Tema :
Mata Pelajaran :
Tanggal Mulai :
Tengah Waktu :
Guru Pengampu :
Guru Pembimbing :
17. 13
Judul Proyek :
Deskripsi Proyek :
Tujuan Proyek :
1. ……………….
2. ……………….
3……………………
Langkah-langkah proyek:
Perencanaan Proyek (Niti Surti) – (Sertakan Timeline)
Pelaksanaan Proyek (Niti Harti) – Sertakan Timeline)
• Mencari informasi/data
• Mengeksekusi data/mengolah Data (Niti Bukti)
Pelaporan Proyek (Niti Bakti) (Sertakan Timeline)
• Presentasi/ publikasi hasil projek/Menguji hasil
Evaluasi dan Penilaian (Niti Bakti)
• Penilaian Perencanaan Proyek (masing-masing mapel dengan rubriknya)
• Pelaksanaan Pelaksanaan Proyek (masing-masing mapel dengan rubriknya)
• Penilaian Hasil Proyek/Pelaporan (masing-masing mapel dengan rubriknya)
• Evaluasi dan Tindak lanjut Pembelajarn Proyek
( Instrumen Evadir, antar teman dan kabagjaan. )
Teknik penilaian kabagjaan dapat berupa; observasi; survey; wawancara dll).
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dibutuhkan dukungan dari berbagai
pihak:
1. Dukungan Manajemen Sekolah :
Keberhasilan pengimplementasian Kurikulum memerlukan manajemen yang baik.
Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum Masagi ada beberapa aspek
manajemen yang penting sebagai strategi untuk memperkuat pelaksanaannya.
Aspek-aspek tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, sumber daya utama dan
18. 14
pendukung, proses pembelajaran di sekolah, dan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Komponen managemen sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, fasilitas, budaya,
dan lingkungan. Semua komponen tersebut memiliki peran masing-masing dalam
penerapan kurikulum masagi. Potensi dan sumber daya yang ada perlu dikelola
secara menyeluruh dan terpadu agar bermanfaat dalam manajemen implementasi
kurikulum Masagi. Tersedianya dokumen dan instrumen merupakan landasan
dalam pengimplementasian strategi penerapan Kurikulum Masagi di lapangan agar
dapat mencapai kualitas yangdiharapkan.
2. Dukungan Pendampingan Sekolah:
Pada bulan Nopember tahun 2020 telah dilaksanakan Training Of Trainer (TOT)
Kurikulum Masagi kepada pengawas sekolah, Kepala Sekolah dan guru SMA,
SMK dan SLB dari perwakilan Kabupaten /Kota di Jawa Barat. Dengan
dilaksanakannya TOT diharapkan pada semester 2 tahun ajaran 2020/2021 satuan
pendidikan yang telah mengikuti kegiatan tersebut sudah dapat
mengimplementasikan Kurikulum Masagi di satuan pendidikannya masing-
masing. Sebagai tindak lanjut dari TOT tersebut diperlukan adanya pendampingan
terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pendampingan dapat dilakukan
oleh Pengawas sekolah, kepala sekolah atau guru pendamping yang telah mengikuti
kegiatan TOT.
19. 15
BAB III
IMPLEMENTASI KURIKULUM MASAGI
A. Strategi Pelaksanaan Kurikulum Masagi
Diperlukannya dukungan dari berbagai pihak untuk terlaksananya Kurikulum Masagi di
satuan pendidikan di Wilayah Jawa Barat,
1. Dinas Pendidikan Provinsi/Cabang Dinas pendidikan Provinsi
Dukungan yang diharapkan berupa penguatan dalam bentuk regulasi terkait
Implementasi Kurikulum Masagi dalam model pembelajaran berbasis proyek dan
kearifan lokal budaya Jawa Barat
2. Pengawas Sekolah
a) Melakukan koordiasi dengan kepala sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum
Masagi yang disesuaikan dengan tupoksi Pengawas; Pemantauan, Pembinaan,
evaluasi dan tindak lanjut pada kegiatan proyek di sekolah
b) Melakukan koordinasi dengan Cabang Dinas terkait evaluasi dan tindak lanjut
kegiatan proyek
3. Kepala Sekolah
a) Melakukan desiminasi hasil Focuss Group Discussion/Sosialisasi Kurikulum
Masagi ke warga sekolah yang dipimpinnya
b) Mempersiapkan Kuriulum Masagi untuk dijadikan program sekolah melalui
RKT-RKAS
c) Menetapkan SK Tim Kurikulum Masagi/ dimasukan ke program TPMPS
(Menyususn Program Pembelajaran Proyek, termasuk jadwal kegiatan,
menyususn instrument monev pelaksanaan Pembelajaran Proyek, dll)
d) Memfasilitasi kebutuhan pembelajaran berbasis proyek
e) Melakukan monitoring evaluasi pada setiap tahapan proyek
f) Melakukan koordinasi dengan Pengawas Pembina/ Cabang Dinas Pendidikan
4. Pendidik
a) Melakukan Analisis KI-KD yang disesuaikan dengan tema proyek
b) Membuat kerangka proyek/ Project Brief
c) Menyusun Silabus dan RPP Proyek
d) Menyusun instrument proyek
e) Melakukan penilaian dan evaluasi
20. 16
B. Tim Kurikulum Masagi
Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek membutuhkan tim pelaksana yang
bekerja mengatur pelaksanaan Proyek di sekolah. Salah satu dukungan dari sekolah yang
dapat mensukseskan program ini adalah adanya teamwork yang solid dalam mewujudkan
program tersebut. Hal-hal yang perlu disiapkan oleh Tim Kurikulum Masagi adalah
sebagai berikut
1. Memiliki Program Kerja Kurikulum Masagi (membuat schedule/jadwal kegiatan
proyek; menetapkan model penetapan tema; menetapkan guru pendamping;
mengkoordinir pelaksanaan Analisis KI–KD sesuai tema, mengkoordinir penyusunan
krangka proyek/project brief, mengkoordinir penyusunan silabus dan RPP serta
instrument penilaiannya, memfasilitasi kebutuhan setiap kelompok mata pelajaran
dalam pelaksanaan proyek, dll);
2. Melakukan evaluasi kegiatan implementasi pembelajaran berbasis proyek yang
dilakukan guru;
3. Menyusun laporan dari setiap tahapan kegiatan yang dilakukan guru dalam
melaksankan pembelajaran proyek kolaboratif;
4. Tim Kurikulum Masagi bertanggung jawab pada seluruh kegiatan Proyek sekolah dan
pertanggungjawabannya diberikan ke wakasek kurikulum/ TPMPS.
C. Kolaborasi Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan Proyek
1. Sesudah Tim Kurikulum Masagi menetapkan tema apa saja yang akan dilaksanakan
melalui pembelajaran berbasis proyek, maka akan terbentuk kelompok mata pelajaran
gabungan dari berbagai mata pelajaran yang akan melaksanakan proyek sesuai tema
(dalam satu sekolah dapat melaksankan beberapa tema dengan beberapa kelompok
mata pelajaran).
2. Di bawah komando ketua Tim Kurikulum Masagi, setiap kelompok mata pelajaran
yang tergabung dengan tema tertentu melaksanakan agenda/schedule yang dibuat oleh
tim. Diharapkan koordinasi dengan Tim Kurikulum Masagi berlangsung dari awal
sampai akhir kegiatan
21. 17
D. Pelaksanaan Kurikulum Masagi
Pelaksanaan Kurikulum Masagi minimal 1 kali dalam satu semester di beberapa satuan
pendidikan (SMA, SMK, SLB) yang ada disetiap cabang dinas pendidikan
E. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan melalui kegiatan pendampingan dan monitoring setelah
pelaksanaan kurikulum masagi di satuan pendidikan (SMA, SMK, SLB) dilaksankan.
22. 18
BAB IV
PENUTUP
Kurikulum Masagi merupakan bentuk implementasi kurikulum nasional melalui model
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kearifan lokal Budaya Jawa Barat. Diharapkan dengan
implementasi Kurikulum Masagi melalui Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kearifan lokal
Budaya Jawa Barat akan terwujud KABAGJAAN siswa Jawa Barat. Kabagjaan ini yang akan
mendorong berkembangnya potensi siswa untuk siap menyongsong masa depan abad
21. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran proyek ini, akan berdampak
bukan hanya pada proses pembelajaran tetapi juga pada iklim lingkungan belajar siswa di
sekolah. Nuansa pembelajar sejati akan tercermin dari berbagai komponen sekolah, siswa,
pendidik, tenaga kependidikan orang tua bahkan masyarakat setempat yang mendorong
pelaksanaan kegiatan ini. Akhirnya akan ada perubahan paradigma dalam proses pembelajaran
dan pengajaran di sekolah. Semoga bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
23. 19
LAMPIRAN
i. Analisis KI-KD SMA
Analisis KI-KD
Kompetensi
Dasar
Kompe-
tensi
Materi Penilaian Media
Daring/
Luring
Hasil Analisis
3.1 Memahami
pengetahuan
dasar sosiologi
sebagai ilmu
pengetahuan
yang berfungsi
untuk
mengkaji
gejala sosial di
masyarakat
Memahami Materi Pokok;
pengetahuan
dasar sosiologi
sebagai ilmu
pengetahuan
yang berfungsi
untuk mengkaji
gejala sosial di
masyarakat
Uraian materi:
Konsep ilmu
sosiologi dan
macam-macam
gejala sosial di
masyarakat
Penugasan
Tes
Tertulis
Daring;
Google
classroom
Zoom
dengan
kahoot
Dimungkinkan
dapat
berkolaborasi
dengan mata
pelajaran Bahasa
Indonesia,
Biologi,
Materi dapat
diberikan
melalui
penugasan
dengan media
Google
Classroom
4.1 Menalar suatu
gejala sosial di
lingkungan
sekitar dengan
menggunakan
pengetahuan
sosiologis
Menalar Materi Pokok;
suatu gejala
sosial di
lingkungan
sekitar dengan
menggunakan
pengetahuan
sosiologis
Uraian Materi;
• gejala sosial
akibat
pandemi
covid-19 di
lingkungan
sekitar
• bagaimana
cara penanga-
nan dan
pencegahan
penyebaran
Covid-19
• Membuat
laporan hasil
penalaran
Unjuk
kerja
Dan atau
produk
Portofolio
Zoom.
WhatsApp
Tujuan akhir KD
4.1 adalah siswa
diminta
mengkaji gejala
sosial di
lingkungan
sekitar di masa
pandemi Covid-
19. Hasil kajian
dapat dituangkan
dalam bentuk
lapotan tertulis
(teks laporan)
atau lisan/
Presentasi.
Alokasi waktu
untuk pemberian
penugasan
terstruktur dan
mandiri 5 kali
petemuan
dengan tatap
maya 2 x 45
menit
24. 20
Penjelasan tabel;
a. Kompetensi Dasar
Sesuai dengan SK Mendikbud No 719/P/2020 sekolah memiliki fleksibilitas dalam
menentukan KD yang akan digunakan, dapat memilih dari Permendikbud No 37 Tahun
2018 Tentang Perubahan Permendikbud No 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah, atau
dari SK Kabalitbangpuskurbuk Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Untuk
Kondisi Khusus.
b. Kompetensi
Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas atau
peran atau, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-
sikap dan kearifan lokal pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan
keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan (Robert
A Roe,2001). Dengan demikian berdasarkan definisi tersebut, kompetensi yang akan
dianalisis adalah kata kerja oprasional yang ada pada KD 3.1 dan 4.1. KKO pada KD 3.1
adalah memahami (C2), tuntutan untuk KD 3.1 adalah siswa paham pada materi yang ada
di KD tersebut. Selanjutnya setelah paham, siswa dituntut untuk bisa menalar, sesuai
dengan KKO yang tertuang di KD 4.1. Menalar artinya mengaitkan fakta –fakta yang ada
dengan fakta lainnya. Siswa diminta menggunakan pengetahuan sebelumnya (pada KD 3.1)
untuk menemukan keterkaitan antara fakta-fakta yang ada di sekitar lingkungannya.
Kesimpulan terkait kompetensi yang ditutut dari pembelajaran KD 3.1 dan 4.1 adalah dari
aktivitas memahami ke menalar, artinya setelah paham pada materi KD 3.1, siswa
menggunakan pengetahuan yang dipahaminya untuk menalar, mengaitkan fakta-fakta
terkait gejala social di masa pandemik Copid-19 yang ada yang teramati di lingkungan
sekitarnya. Ada penambahan keterangan gejala sosial di masa pandemik Covid-19.
Penambahan ini merupakan keterangan yang diperlukan untuk memperjelas sasaran materi
yang akan dibahas, yang disesuaikan dengan konteks saat ini.
Kurikulum pada kondisi khusus, memiliki regulasi yang khusus sesuai dengan kedaruratan
yang ada, dan itu diatur oleh SE Sesjen No 15 Tahun 2020 terkait acuan pengembangan
kompetensi, yakni; “memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai, dilarang
memaksakan penuntasan kurikulum dan fokus pada pendidikan kecakapan hidup”. Pesan
SE Sesjen ini, dalam mengimplementasikan pembelajaran KD
3.1 dan 4.1 adalah dari aktivitas memahami sampai ke menalar diarahkan kepengembangan
life skill, yaitu dengan cara meningkatkan kemampuan siswa dalam
25. 21
menggunakan pengetahuannya dengan cara menalar, dan hasilnya diwujudkan melalui
kemampuan menulis laporan
c. Materi
Materi yang menjadi isi pembelajaran dapat dibagi ke dalam materi pokok, dan uraian
materi. Materi pokok, adalah materi yang dijelaskan sesudah KKO pada KD
tersebut.,”suatu gejala sosial di lingkungan sekitar dengan menggunakan pengetahuan
sosiologis”. Sementara uraian materi, adalah rangkaian materi yang dibutuhkan untuk bisa
melakukan tuntutan atau aktivitas pada KD keterampilan. Materi pada KD 4.1 berkaitan
dengan materi pada KD 3.1 yaitu pengetahuan dasar ilmu sosiologi dan gejala- gejala sosial
di masyarakat dari sudut pandang ilmu sosiologi. Dan materi pada KD 4.1 adalah “suatu
gejala sosial di lingkungan sekitar dengan menggunakan pengetahuan sosiologis”. Gejala
sosial yang dimaksud adalah gejala sosial yang riil atau nyata ada di lingkungan sekitar
siswa, yang harus bisa dimaknai sesuai pemahaman siswa pada ilmu sosiologi. Berdasarkan
Surat Edaran Sesjen no 15 tahan 2020 tentang pedoman BDR, materi yang ada pada KD
difokuskan ke materi terkait situasi pada kondisi darurat pandemi covid-19, yaitu;
1) literasi dan numerasi
2) pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19
3) perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas)
4) kegiatan rekreasional dan aktivitas fisik
5) spiritual keagamaan; dan/atau
6) penguatan karakter dan budaya
Sesuai dengan surat edaran sesjen tersebut, materi gejala sosial di lingkungan sekitar
diperjelas dengan gejala sosial pada masa pandemi covid-19, untuk supaya siswa bisa
menalar, maka gejala sosial tersebut dikaitkan dengan bagaimana cara pencegahan dan
penanganan pandemi Covid-19 tersebut. Bukti hasil penalaran dilaporkan dalam bentuk
teks laporan. (terkait mata pelajaran lain, Bahasa Indonesia).
d. Penilaian
Merujuk pada Permendikbud No 23 Tahun 2016 bahwa penilaian memiliki 3 aspek
penilaian; sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam Analisis ini, aspek penilaian yang
dianalisis sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar yang dianalisis, yaitu KD 3.1 untuk
aspek pengetahuan; penugasan dan tes dan KD 4.1 untuk aspek keterampilan; unjuk kerja,
untuk menyampaikan laporan hasil penalaran yang bisa dipresentasikan, produk dapat
berupa hasil karya tulis berupa laporan, dan bisa juga portofolio, artinya
26. 22
produk karya tulis siswa bisa dijadikan penilaian portofolio dengan memaksimalkan
kemampuan menulis siswa, untuk bisa menyusun laporan lebih baik.
ii. Pemetaan KD Antar Mata Pelajaran Pada Satuan Pendidikan SMA
KD Mata pelajaran Tema/Sub
tema
Strategi Indikator
Mapel Sosiologi
3.1 Memahami pengetahuan
dasar Sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan yang
berfungsi untuk mengkaji
gejala sosial di
masyarakat.
Mandiri
4.1 Menalar suatu gejala sosial
di lingkungan sekitar
dengan menggunakan
pengetahuan sosiologis.
Sosial-Ekononi
/
Kolaborasi Menalar gejala sosial “
work from home” di
lingkungan sekitar di masa
pandemi Covid-19
Gejala social:
Bahasa Indonesia
3.2 Menganalisis isi dan aspek
kebahasaan dari minimal
dua teks laporan hasil
observasi
Work from
home (wfh) di
masa pandemi
Covid-19
Mandiri
4.2 Mengkonstruksikan teks
laporan dengan
memerhatikan isi dan
aspek kebahasaan baik
lisan maupun tulis
Kolaborasi Membuat teks laporan
Biologi Kelas X
3.4 Menganalisis struktur,
replikasi dan peran virus
dalam kehidupan
mandiri
4.4 Melakukan kampanye
tentang bahaya virus dalam
kehidupan terutama bahaya
AIDS berdasarkan tingkat
virulensinya
Kolabari Memberi saran untuk
terhindar dari bahaya virus
dalam kehidupan
Keterangan pemetaan KD antar mata pelajaran
Keterangan kata “mandiri dan kolaboratif” pada tabel di atas, adalah penanda bahwa materi
pada KD tersebut dapat diberikan melalui penugasan secara mandiri dari mata pelajaran yang
bersangkutan, dan kolaboratif artinya materi yang dibahas, akan dikerjakan secara
27. 23
kolaboratif oleh sekelompok siswa, dengan materi dari beberapa mata pelajaran.
Pembelajarannya bisa secara daring atau luring
Tema Sosio-Ekonomi dengan judul “Dampak Work from Home di masa Pandemi Covid- 19“
berasal dari KD 4.1 mata pelajaran sosiologi, dikembangkan isinya dengan mengaitkan
indikator mata pelajaran lain yang memiliki keterkaitan dengan tema Sosio-Ekonomi, yakni
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Biologi
Selanjutnya buat keterkaitan indikator mata pelajaran dengan pertanyaan yang menjadi tugas
dari pembelajaran kolaboratif tersebut.
Mata Pelajaran Indikator Pertanyaan
Sosiologi
Menalar gejala social “ work
from home” di lingkungan
sekitar di masa pandemi
Covid-19
• Mengapa ada work from
home, apa keuntungan dan
kerugian dari work from
home?
• setujukah dengan kebijakan
wfh, dan jelaskan alasannya
Bahasa Indonesia Membuat teks laporan Buatlah laporan hasil diskusi
ke dalam bentuk teks laporan
Biologi • Membuat poster/info
grafis terkait bahaya
Covid-19
• Memberi saran untuk
terhindar dari bahaya virus
corona dalam
kehidupan dengan
memperhatikan struktur
dan replikasinya
• Buat kampanye melawan
bahaya Covid-19, melalui
info grafis/poster
• Beri saran bagaimana cara
masyarakat dapat
menghindari bahaya Covid-
19 dalam kehidupan dengan
memperhatikan karakteristik
virus tersebut
Langkah selanjutnya adalah membuat RPP kolaboratif yang dapat mengakomodir seluruh
indikator mata pelajaran yang terkait dengan tema Sosial-Ekonomi. Dari hasil pemetaan KD
antar mata pelajaran, model pembelajaran yang sesuai dengan indikator setiap KD adalah
Pembelajaran berbasis Proyek, dengan Judul proyeknya adalah, “ Dampak Work from Home
Pada Masa Pandemi Covid-19”.
Alternatif lain dalam melakukan pemetaan KI – KD antar mata pelajaran, dapat dilakukan
dengan menentukan tema terlebih dahulu, baru kemudian mengaitkannya dengan KD yang
relevan pada beberapa mata pelajaran .
28. 24
iii. Contoh RPP kolaboratif SMA dengan pendekatan kurikulum Masagi
Mata Pelajaran : Sosiologi, Biologi, Bahasa Indonesia.
Kelas/Semester : X danXI/1
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan tatap maya, @ 45Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning fase 1 dan 2, siswa dapat
memahami rangkaian tugas yang diberikan, permasalahan yang harus diselesaikan,
serta dapat mengorganisir kelompoknya dengan pembagian tugas yang jelas, kompak
dan bertanggung jawab.
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Menyampaikan salam, mengecek kehadiran siswa di ruang maya yang
menggunakan zoom, dan memulai kegiatan dengan membaca doa yang
dipimpin oleh salah seorang siswa.
b. Melakukan Tanya jawab terkait materi penugasan minggu lalu tentang
konsep dasar sosiologi dan meminta siswa menyebutkan beebrapa gejala
sosial di masyarakat saat ini.
c. Memotivasi siswa dengan cara menayangkan gambar-gambar masyarakat di
berbagai tempat, dengan kebiasaan baru mereka, dan siswa diminta
menjelaskan mengapa, dan bagaimana, dll.
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan disampaikan pada
pertemuan ini.
2. Kegiatan Inti
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
a. Guru menayangkan PPT terkait permasalahan yang harus dibahas dengan
tema Work from Home pada Masa Pandemi Covid-19 ; Mengapa ada work
from home, apa keuntungan dan kerugian dari work from home, setujukah
dengan kebijakan wfh, dan jelaskan alasannya, serta beri saran bagaimana
cara masyarakat dapat menghindari bahaya Covid-19 dalam kehidupan.
Diskusikan, dan cari informasi untuk menjawab permasalahan tersebut
dalam kelompok, kemudian tulis hasil diskusinya dalam teks laporan dan
minggu ketiga hasilnya dipresentasikan
29. 25
b. Gunakan berbagai referensi dan sumber belajar, waktu penugasan 1 bulan
c. Tugas ini merupakan tugas kolaboratif dengan mata pelajaran lain (Bahasa
Indonesia, Biologi, Agama dan PPKn)
d. Kriteria penilaian;
1) Ketepatan sistematika teks laporan (bisa minta bimbingan ke guru
Bahasa Indonesia)
2) Isi laporan jelas, sesuai dengan yang ditanyakan dan memiliki
kedalaman, keluasan penjelasan dari sudut pandang mata pelajaran lain
(Biologi, Agama dan PPKn)
3) Keaktifan anggota kelompok dalam masabimbingan
4) Agar capaiannya maksimal, perhatikan kriteria penilaian pada saat
menyusun laporan
Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
a. Guru meminta siswa bekerja dengan kelompok yang sudah dibentuk, dan
memberi kesempatan pada kelompok untuk berbagi tugas (siapa
mengerjakan apa)
b. Guru meminta siswa untuk disiplin dalam melaksanakan tugas yang
disepakati dan memberi kesempatan untuk bertanya apabila ada yang tidak
jelas,
3. Penutup
a. Melakukan refleksi dengan cara meminta beberapa siswa untuk
menceritakan tugas yang mereka kerjakan
b. Menyampaikan rancangan pembelajaran berbentuk penugasan melalui
media WhatsApp grup pada pertemuan berikutnya, Fase 3, dan 4, yaitu
berupa pembimbingan baik individu maupun kelompok dalam mencari
informasi untuk setiap permasalahan dan mencari keterkaitannya dengan
mata pelajaran lain, selanjutnya pembimbingan pengembangan karya tulis
baik bentuk laporan maupun PPT untuk dipresentasikan.
30. 26
C. Penilaian
Aspek Penilaian Teknik dan Bentuk Penilaian Media Daring
Sikap Observasi dan Jurnal Google form
Pengetahuan Penugasan Google classroom
Keterampilan Unjuk kerja dan Produk WhatsApp grup dan Zoom
Contoh perencanaan di atas dapat berguna untuk:
▪ Implementasi untuk guru
▪ Implementasi untuk kepala sekolah
▪ Implementasi Pengawas Pembelajaran (pematauan, supervisi, pengawasan)
31. iv. FORMAT ANALISIS KETERKAITAN KD PADA MATA PELAJARAN SMK
MATA PELAJARAN
COSTUM MADE BUSANA INDUSTRI PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN
KD 3 KD 4 TINGK
AT
KD 3 KD 4 TINGKA
T
KD 3 KD 4 TINGKAT
3.1 4.1 Membuat XI 3.1 4.1 Membuat XI 3.1 Memahami 4.1 Melakukan XI
Menganalisis rancangan Menganalisis pola busana kewirausahawan pengelompokan
rancangan bahan (lab pola busana anak secara dan wirausaha karakter
bahan (lab sheet) anak secara manual dan wirausaha
sheet) bolero/rompi manual dan digital dengan
bolero/rompi digital dengan sistem grading
sistem grading
3.2 Menerapkan 4.2 Membuat XI 3.2 4.2 Membuat XI 3.2 Menganalisis 4.2 Merencanakan XI
pembuatan bolero/rompi Menerapkan busana anak peluang usaha produk usaha
bolero/ rompi sesuai pembuatan produk
(bustier) rancangan busana anak barang/jasa
bahan (lab
sheet)
3.3 4.3 Membuat XII 3.3 4.3 Menentukan XI 3.3 Menerapkan 4.3 Membuat XI
Menganalisis rancangan Menerapkan BEP penjualan dokumen dokumen usaha
rancangan bahan (lab perhitungan busana anak administrasi
bahan (lab sheet) jas harga jual usaha
sheet) jas (jacket) busana anak
(jacket)
3.4 Menerapkan 4.4 Membuat XII 3.4 4.4 Membuat XI 3.4 Menganalisis 4.4 Membuat XI
pembuatan jas jas (jacket) Menganalisis pola busana kebutuhan perencanaan
(jacket) sesuai pola busana rumah secara sumberdaya kebutuhan
rancangan rumah secara manual dan usaha sumberdaya usaha
bahan (lab manual dan digital dengan
sheet) digital dengan sistem grading
sistem grading
32. 28
3.5
Menganalisis
rancangan
bahan (lab
sheet) gaun
(busana pesta)
4.5 Membuat
rancangan
bahan (lab
sheet) gaun
(busana pesta)
XII 3.5
Menerapkan
pembuatan
busana rumah
4.5 Membuat
busana rumah
XI 3.5 Menganalisis
sistem layanan
usaha
4.5 Merencanakan
sistem layanan
usaha
XI
3.6 Menerapkan
pembuatan
gaun (busana
pesta)
4.6 Membuat
gaun (busana
pesta) sesuai
rancangan
bahan (lab
sheet)
XII 3.6
Menerapkan
perhitungan
harga jual
busana rumah
4.6 Menentukan
BEP penjualan
busana rumah
XI 3.6 Menerapkan
layanan usaha
4.6 Melakukan
layanan usaha
XI
3.7
Menganalisis
rancangan
bahan (lab
sheet) kamisol
(bustier)
4.7 Membuat
rancangan
bahan (lab
sheet) kamisol
(bustier)
XI 3.7
Menganalisis
pola rok secara
manual dan
digital dengan
sistem grading
4.7 Membuat
pola rok secara
manual dan
digital dengan
sistem grading
XI 3.7 Menerapkan
media promosi
pemasaran
4.7 Membuat
media promosi
untuk pemasanan
XII
3.8 Menerapkan
pembuatan
kamisol
(bustier)
4.8 Membuat
kamisol
(bustier)
sesuai
rancangan
bahan (lab
sheet)
XI 3.8
Menerapkan
pembuatan rok
4.8 Membuat
rok
XI 3.8 Menghitung
harga pokok
produksi
4.8 Menentukan
BEP dan
keuntungan usaha
XII
3.9
Menganalisis
rancangan
bahan (lab
sheet) kebaya
4.9 Membuat
rancangan
bahan (lab
sheet) kebaya
XI 3.9
Menerapkan
perhitungan
harga jual rok
4.9 Menentukan
BEP penjualan
rok
XI 3.9 Menganalisis
pemasaran
produk
4.9 Melakukan
pemasaran produk
XII
3.10
Menerapkan
pembuatan
4.10
Membuat
Kebaya sesuai
XI 3.10
Menganalisis
pola kemeja
4.10 Membuat
pola kemeja
secara manual
XI 3.10
Menganalisis
laporan
4.10 Membuat
laporan keuangan
XII
33. 29
kebaya rancangan
bahan (lab
sheet)
secara manual
dan digital
dengan sistem
grading
dan digital
dengan sistem
grading
keuangan
sederhana
sederhana
3.11
Mengevaluasi
hasil
pembuatan
busana custom
made
4.11
Membuat
laporan hasil
evaluasi
pembuatan
busana
custom made
XII 3.11
Menganalisis
pembuatan
kemeja
4.11 Membuat
kemeja
XI 3.11
Mengevaluasi
hasil kegiatan
usaha
4.11 Membuat
perencanaan
tindak lanjut hasil
evaluasi usaha
XII
3.12
Menerapkan
harga jual
kemeja
4..12
Menghitunghasil
harga jual
kemeja
XI 3.12
Menerapkan
media promosi
untuk pemasaran
online
4.12 Membuat
media promosi
untuk pemasaran
online
XII
3.13
Menganalisis
pola celana
santai secara
manual dan
digital dengan
sistem grading
4.13 Membuat
pola celana
santai dengan
secara manual
dan digital
dengan sistem
grading
XII 3.13
Menganalisis
pemasaran
online
4.13 Melakukan
pemasaran online
XII
3.14
Menganalisis
pembuatan
celana santai
4.14 Membuat
celana santai
XII 3.14
Menerapkan
pengajuan Hak
Atas Kekayaan
Intelektual
(HAKI)
4.14 Membuat
pengajuan
dokumen untuk
perolehan HAKI
XII
34. 30
3.15
Memeriksa
harga jual
celana santai
4.15
Menghitung
hasil
perhitungan
celana santai
XII
3.16
Menganalisis
pola tunik
secara manual
dan digital
dengan sistem
grading
4.16 Membuat
pola tunik secara
manual dan
digital dengan
sistem grading
XII
3.17
Menganalisis
pembuatan
tunik
4.17 Membuat
tunik
XII
3.18
Menerapkan
perhitungan
harga jual tunik
4.18
Menentukan
BEP penjualan
tunik
XII
3.19
Menganalisis
pola gamis
secara manual
dan digital
dengan sistem
grading
4.19 Membuat
pola gamis
secara manual
dan digital
dengan sistem
grading
XII
3.20
Menganalisis
pembuatan
gamis
4.20 Membuat
gamis
XII
35. 31
3.21
Menerapkan
perhitungan
harga jual
gamis
4.21
Menentukan
BEP penjualan
gamis
XII
3.22
Menganalisis
pola celana
panjang secara
manual dan
digital dengan
sistem grading
4.22 Membuat
pola celana
panjang secara
manual dan
digital dengan
sistem grading
XI
3.23
Menerapkan
pembuatan
celana panjang
4.23 Membuat
celana panjang
XI
3.24
Menerapkan
perhitungan
harga jual
celana panjang
4.24
Menentukan
BEP penjualan
celana panjang
XI
3.25
Mengevaluasi
hasil
pembuatan
busana industri
4.25 Membuat
laporan hasil
evaluasi
pembuatan
busana industri
XII
36. 32
Hasil Analisis KD antar mapel
MATA PELAJARAN Produk
COSTUM MADE BUSANA INDUSTRI PRODUK KREATIF DAN
KEWIRAUSAHAAN
KD 3 KD 4 TIN
GKA
T
KD 3 KD 4 TINGKA
T
KD 3 KD 4 TINGKAT
3.5
Menganalisis
rancangan
bahan (lab
sheet) gaun
(busana pesta)
4.5
Membuat
rancangan
bahan (lab
sheet) gaun
(busana
pesta)
XII 3.19
Menganalisis
pola gamis
secara
manual dan
digitaldengan
sistem
grading
4.19
Membuat
pola gamis secara
manual dan
digital dengan
sistem grading
XII 3.7
Menerapkan
media
promosi
pemasaran
4.7
Membuat
media
promosi
untuk
pemasanan
XII GAUN
3.6
Menerapkan
pembuatan
gaun (busana
pesta)
4.6
Membuat
gaun
(busana
pesta)
sesuai
rancangan
bahan (lab
sheet)
XII 3.20
Menganalisis
pembuatan
gamis
4.20 Membuat
gamis
XII 3.8
Menghitung
harga pokok
produksi
4.8
Menentukan
BEP dan
keuntungan
usaha
XII
3.21
Menerapkan
perhitungan
harga jual
gamis
4.21 Menentukan
BEP penjualan
gamis
XII
37. 33
SKEMA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRODUK
Nama Produk : PembuatanGaun
Tingkat : XII
Kompetensi Keahlian : Tata Busana
NO MATA PELAJARAN KD 3 KD 4 DURASI
1 PABP 3.22. Menganalisis perkembangan Islam pada
masa modern (1800-sekarang)
4.22.2 Menyajikan prinsip-prinsip
pembaharuan yang sesuai
dengan perkembangan
peradaban Islam pada masa
modern
135
2 PPKN 3.24. Menganalisis pengaruh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi terhadap
bangsa dan negara dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
4.24 Menyajikan hasil analisis
tentang pengaruh kemajuan
ilmu pengetahuan dan
teknologi terhadap bangsa dan
negara dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
180
3 Bahasa Indonesia 3.44 Menganalisis isi teks iklan sesuai
bidang pekerjaan
4.44 Mengonstruksi makna dan
tujuan isi teks iklan sesuai
bidang pekerjaan
180
4 Bahasa Jepang 3.3 Mengungkapkan informasi terkait
kepemilikan benda (watashi no enpitsu
desu) serta meresponnya pada teks
transaksional lisan dan tulis, dengan
memperhatikan unsur kebahasaan dan
struktur teks yang sesuai konteks
penggunaannya
4.3 Mempresentasikan ungkapan
terkait kepemilikan benda
(watashi no enpitsu desu) serta
meresponnya pada teks
transaksional lisan dan tulis,
dengan memperhatikan unsur
kebahasaan dan struktur teks
yang sesuai konteks
180
38. 34
5 Costum Made 3.5 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet)
gaun (busana pesta)
4.5 Membuat rancangan bahan (lab
sheet) gaun (busana pesta)
180
3.6 Menerapkan pembuatan gaun (busana
pesta)
4.6 Membuat gaun (busana pesta)
sesuai rancangan bahan (lab sheet)
225
6 Busana Industri 3.19 Menganalisis pola gamis secara manual
dan digitaldengan sistem grading
4.19 Membuat pola gamis secara
manual dan digital dengan sistem
grading
90
3.20 Menganalisis pembuatan gamis 4.20 Membuat gamis 225
3.21 Menerapkan perhitungan harga jual
gamis
4.21 Menentukan BEP penjualan
gamis
8
7 Produk Kreatif Dan
Kewirausahaan
3.7 Menerapkan media promosi pemasaran 4.7 Membuat media promosi untuk
pemasanan
16
3.8 Menghitung harga pokok produksi 4.8 Menentukan BEP dan keuntungan
usaha
8
39. 35
No Sub
Pekerjaan
Hard and Soft Skill Uraian Pekerjaan Analisis Mapel Terkait dan KD Terkait Jumlah
Jam
Mata
Pelajaran
Kelas Kompetensi Dasar
1 Cutting
(Memotong
Kain)
1. Memilih kain 1. Memprediksikan ukuran
kain yang dibutuhkan sesuai
pesanan.
2. Membeli kain yang sesuai
dengan pesanan
3. Membuat pola
4. Memotong kain sesuai
dengan pola
5. Menyerahkan kain yang
sudah di potong ke bagian
sablon
Pengetahuan
Bahan
Tekstil
XI 3.1 Memahami berbagai jenis
serat tekstil
4.1 Mengelompokkan serat
tekstil
6
3.2 Menganalisis serat tekstil
dari protein
4.2 Menyajikan hasil analisis
pemeriksaan serat protein
8
3.6 Memahami benang tekstil
4.6 Mengelompokkan benang
tekstil
8
3 Membuat pola Pembuatan
Pola
XI 3.1 Menerapkan ukuran tubuh
4.1 Mengukur Tubuh
8
3.2 Menerapkan prosedur
pembuatan pola dasar
4.2 Membuat Pola Dasar
12
3.3 Menerapkan prosedur
pembuatan pola drapping
4.3 Membuat pola drapping
16
3.4 Menganalis prosedur
pembuatan pola busana anak
4.4 Membuat pola busana anak
20
Desain
Busana
XII 3.1 Menerapkan desain busana
anak sesuai dengan konsep
colase
4.1 Membuat desain busana
anak sesuai dengan konsep
colase
3
Pembuatan
Busana
Industri
XII 3.1 Menganalisis pembuatan
pola busana anak secara
manual dan digitaldengan
sistem grading
21
40. 36
4.1 Membuat pola busana
anaksecara manual dan
digitaldengan sistem grading
4 Memotong Kain
sesuai Pola
3.2 Menerapkan pembuatan
busana anak
4.2 Membuat busana anak
49
Pendidikan
Agama Islam
(PAI).
X 1.4 Meyakini keberadaan
malaikat-malaikat Allah swt
2.4 Menunjukkan sikap disiplin,
jujur dan bertanggung
jawab, sebagai implementasi
beriman kepada malaikat-
malaikat Allah swt
3.4 Menganalisis makna
beriman kepada malaikat-
malaikat Allah swt.
4.4 Mempresentasikan hubungan
makna beriman kepada
malaikat-malaikat Allah swt
dengan perilaku teliti,
disiplin, dan waspada
12
1.6 Meyakini bahwa jujur adalah
ajaran pokok agama
2.6 Menunjukkan perilaku jujur
dalam kehidupan sehari-hari
3.6 Memahami manfaat
kejujuran dalam kehidupan
sehari-hari
4.6 Melaksanakan perilaku jujur
dalam kehidupan sehari-hari.
6
Bahasa
Indonesia
X 3.1 Memahami laporan hasil
observasi berkaitan dengan
bidang pekerjaan yang
8
41. 37
dipresentasikan dengan lisan
dan tulisan
4.1 Menyajikan isi teks (intisari)
laporan hasil observasi
berkaitan dengan bidang
pekerjaan berdasarkan
interpretasi baik secara lisan
maupun tulisan
3.2 Menganalisis isi dan aspek
kebahasaan dari minimal dua
teks laporan hasil observasi
berkaitan dengan bidang
pekerjaan
4.2 Mengonstruksikan teks
laporan observasi berkaitan
bidang pekerjaan dengan
memerhatikan isi dan aspek
kebahasaan baik lisan
maupun tulisan
8
Matematika X 3.1 Menerapkan konsep
bilangan berpangkat, bentuk
akar dan logaritma dalam
menyelesaikan masalah
4.1 Menyelesaikan penyelesaian
masalah bilangan
berpangkat, bentuk akar dan
logaritma
20
42. 38
Pembuatan Busana Industri:
3.1 Menganalisis pembuatan pola busana anak secara manual
dan digital dengan sistem grading
4.1 Membuat pola busana anak secara manual dan digital
dengan sistem grading
3.2 Menerapkan pembuatan busana anak
4.2 Membuat busana anak
Desain Busana:
3.1 Menerapkan desain busana anak sesuai
dengan konsep colase
4.1 Membuat desain busana anak sesuai dengan
konsep colase
Jaring Keterkaitan Tema
Berdasarkan hasil analisis mata pelajaran yang terkait beserta dengan KD yang terkait di atas, maka jaring keterkaitan tema dapat
disajikan sebagai berikut:
Pengetahuan Bahan Tekstil:
3.1. Memahami berbagai jenis serat tekstil
4.1. Mengelompokkan serat tekstil
3.2. Menganalisis serat tekstil dari protein
4.2. Menyajikan hasil analisis pemeriksaan serat protein
3.6. Memahami benang tekstil
4.6 Mengelompokkan benang tekstil
Pembuatan Pola:
3.1. Menerapkan ukuran tubuh
4.1 Mengukur Tubuh
3.2 Menerapkan prosedur pembuatan pola dasar
4.2 Membuat Pola Dasar
3.3 Menerapkan prosedur pembuatan pola drapping
4.3 Membuat pola drapping
3.4 Menganalis prosedur pembuatan pola busana anak
4.4 Membuat pola busana anak
Sub Pekerjaan:
Memotong
Kain
PAI:
1.4 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah swt
2.4 Menunjukkan sikap disiplin, jujur dan bertanggung
jawab, sebagai implementasi beriman kepada malaikat-
malaikat Allah swt.
3.4 Menganalisis makna beriman kepada malaikat-malaikat
Allah swt.
4.4 Mempresentasikan hubungan makna beriman kepada
malaikat-malaikat Allah swt dengan perilaku teliti,
disiplin, dan waspada
1.6 Meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama
2.6 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
3.6 Memahami manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-
hari
4.6 Melaksanakan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
Bahasa Indonesia
3.1 Menyajikan isi teks (intisari) laporan hasil observasi
berkaitan dengan bidang pekerjaan berdasarkan interpretasi
baik secara lisan maupun tulis
4.1. Memahami laporan hasil observasi berkaitan dengan bidang
pekerjaan yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis
3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua
teks laporan hasil observasi berkaitan dengan bidang
pekerjaan
4.2 Mengonstruksikan teks laporan observasi berkaitan bidang
pekerjaan dengan memerhatikan isi dan aspek
Matematika:
3.1. Menerapkan konsep bilangan berpangkat, bentuk akar dan logaritma
dalam menyelesaikan masalah
4.1. Menyelesaikan penyelesaian masalah bilangan berpangkat, bentuk
akar dan logaritma
43. 39
v. Pemetaan KD Antar Mata Pelajaran Pada Satuan Pendidkan SLB
Persiapan
1. Menganalisis KD mata pelajaran sesuai dengan jenis kekhususan siswa
2. Melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki siswa
3. Menentukan tema yang akan dikembangkan
4. Menentukan model/metote yang akan digunakan
5. Menyusun RPP
Pelaksanaan pembelajaran
• Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang
dalam RPP
• Guru memberikan bimbingan dan pendampingan saat siswa mengerjakan tugas.
Penilaian :
1. Menyusun indikator proses dan hasil belajar sesuai kompetensi
2. Merencanakan apakah tugas yang diberikan bersifat individu atau kelompok
3. Menyusun instrumen dan rubrik penilaian
4. Penilaian dilakukan sesuai dengan KD yang tergabung pada tema
44. 40
Contoh Pemetaan KD Antar Mata Pelajaran Satuan Pendidkan SMALB
Jenis Kekhususan : Tunarungu
Satua Pendidikan : SMALB
Kelas XI
Tema : Lingkungan
KD Mata pelajaran Tema Strategi Indikator
Bahasa Indonesia
3.1.Memahami isi teks
laporan
hasil observasi sederhana
sederhana dengan
memperhatikan aspek
kebahasaan
Lingkungan Mandiri 3.1.1 Menganalisis
isi teks laporan
hasil observasi
sederhana tentang
lingkungan tempat
tinggal
4.1 Menguraikan makna teks
laporan hasil observasi
sederhana dengan
memperhatikan aspek
kebahasaan
Kolaborasi 4.1.1 Menyimpulkan isi
laporan hasil observasi
tentang lingkungan
tempat tinggal
IPS
3.2 Memahami aktivitas
manusia dalam
hubungannya dengan
kondisi geografis di
sekitarnya di bidang
ekonomi dalam lingkup
nasional
Mandiri 3.2.1 Menemukenali
aktivitas manusia di
sekitar tempat tinggal
3.2.2 Merumuskan
aktivitas manusia di
sekitar tempat tinggal
5.2 Menyajikan hasil
pengamatan tentang
aktivitas manusia dalam
hubungannya dengan
lingkungan geografis
tempat tinggalnya
dalam lingkup nasional
Kolaborasi 4,2.1 Mempresentasikan
Laporan hasil
pengamatan aktivitas
manusia di sekitar
lingkungan tempat
tinggal
Budidaya Tanaman
Hortikultura
3.4 Menerapkan penanaman
tanaman hortikultura
Mandiri 3.4.1 Menjelaskan
prosedur penanaman
tanaman holtikultura di
lingkungan tempat tinggal
1. Melaksanakan
penanaman
tanaman hortikultura
Kolaborasi 4.4.1 Mendemontrasikan
penanaman tanaman
holtikultura di lingkungan
tempat tinggal
Tema “Lingkungan” merupakan salah satu tema yang dikembangkan berdasarkan tema yang ada
pada Kurikulum Masagi dengan memgkolaborasikan beberapa mata pelajaran yang memiliki
keterkaitan dengan tema.
45. 41
Analisis kompetensi dasar mata pelajaran di SLB di dasarkan pada hasil need asesment siswa.
Untuk sekolah luar biasa (SLB) tema - tema tersebut dapat diintegrasikan dengan tema - tema
yang sudah ada, namun untuk tuna netra, tuna rungu, tuna daksa SMA LB mengacu pada tema-
tema tersebut.
1. Contoh RPP Kolaboratif SLB
Nama Sekolah : SLB ….
Satuan Pendidikan : SMALB
Jenis Kekhususan : Tunarungu
Kelas/ Semester : XI/ II (Dua )
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPS, Budi Daya Tanaman Holtikultura
Tema : Lingkungam
Materi Pokok : Menanam tanaman holtikultura
Alokasi Waktu : 8 JP @ 40 menit ( 4 x Pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Project based learning siswa dapat bekerjasama, saling
menghargai, toleransi, dan saling percaya dalam memanfaatkan sumber daya alam di
lingkungan sekitar dengan bijaksana, dapat menyusun laporan hasil observasi serta dapat
menanam tanaman holtikultura dengan penuh tanggungjawab.
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Tahapan
Project Based
Learning, 4N
& 7K
Alokasi
Waktu
Pendahuluan • Guru menyapa siswa dengan ramah melalui WA
video call grup kelas XI dengan bahasa lisan dan
isyarat
• Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya
dengan berisyarat (apabila pembelajaran
dilaksanakan pada jam pertama)
• Siswa bersama guru berdoa bersama sebelum
pelajaran dimulai
• Guru mengkondisikan siswa untuk selalu
memperhatikan keterarahwajahan dan
keterarahsuaraan
• Melakukan apersepsi tentang kondisi lingkungan
pada saat pandemic covid-19
• Guru menyampaikan garis besar materi
4N
Niti Surti
7 K
Kepositifan
10 menit
46. 42
pembelajaran
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Memotivasi siswa dengan bernyanyi dan
berisyarat lagu “ Ingat Pesan Ibu”
( Lagu motivasi dalam pencegahan Covid-19)
Inti
Pertemuan ke
1
Pertemuan
ke 2
• Guru membagi siswa dalam kelompok kecil 2
orang atau lebih melalui videocall grup kelas
(disesuaikan dengan jumlah siswa dalam satu
kelas apabila tidak memungkinkan siswa dapat
berkolaborasi dengan orang tua)
• Siswa diarahkan untuk mengamati kondisi
lingkungan sekitar tempat tinggal terkait dengan
pemanfaatan lahan halaman rumah dan aktivitas
yang dilakukan warga sekitar
• Siswa mengungkapkan hasil pengamatannya
dengan bahasa lisan dan atau isyarat
• Siswa membuat laporan hasil pengamatan
• Siswa mempresentasikan hasil pengamatan
dengan bahasa lisan dibantu dengan bahasa
isyarat
• Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk
memotivasi minat siswa melakukan aksi dalam
memanfaatkan lahan halaman rumah
Contoh :
1. Apakah lingkungan tempat tinggal kalian
cukup nyaman?
2. Bagaiman warga sekitar memanfaatkan
lahan halaman rumah?
3. Apakah pemanfaatan lahan di sekitarmu
sudah memiliki nilai ekonomi?
4. Apa yang akan kalian lakukan jika halaman
rumahmu dibiarkan kosong?
• Siswa diarahkan untuk membuat pertanyaan
terkait dengan pemanfaatan halaman rumah
• Siswa dengan bimbingan guru menentukan
proyek yang akan dikerjakan yaitu: Menanam
tanaman holtikultura di halaman rumah
• Siswa diberi kebebasan untuk menentukan jenis
tanaman yang akan ditanamnya
• Siswa mengamati video “ Cara menanam tomat
di polybag”
• Siswa menyampaikan hasil pengamatan dengan
Penentuan
pertanyaan
mendasar
4N Niti Surti
7K Kepositifan
Mendesain
Perancangan
proyek
4N Niti harti
7K
Kekerabatan
Kepositifan
47. 43
Pertemuan ke 3
Pertemuan Ke
4
bahasa lisan dan isyarat
• Siswa dengan bimbingan guru secara
kelompok/individu merancang tahapan
penyelesaian proyek menanam tanaman
holtikultura di halaman rumah dan menentukan
alat serta bahan yang akan digunakan
(Menentukan lahan, media tanam, menentukan
jenis tanaman persiapan bibit,penanaman bibit,
pemeliharaan tanaman,panen)
• Siswa melakukan tanya jawab
• Siswa membuat jadwal pelaksanaan proyek
sesuai dengan jenis tanaman yang akan di tanam
mulai dari perencanaan pelaksanaan dan batas
akhir proyek dengan bimbingan guru
• Guru membimbing siswa ketika menyusun
jadwal melalui zoom meet cloud
• Siswa diarahkan untuk mencari informasi dari
sumber belajar lain (internet) tentang
pemanfaatan lahan halaman rumah agarmemiliki
nilai ekonomi
• Siswa menuliskan informasi yang didapatkan
dalam bentuk laporan danmempresentasikannya,
siswa lain menanggapi.
• Siswa secara berkelompok/individu
menyiapkan alat dan bahan yang akandigunakan
untuk bertanam di halaman rumah
• Siswa melaksanakan proyek ( Menanam
tanaman holtikultura) secara kelompok atau
individu sesuai dengan rancangan, dibuktikan
dengan video proses kegiatan menanam tanaman
holtikultura
• Guru memonitoring aktivitas siswa selama
menyelesaikan proyek dengan cara mengunjungi
aktivtas siswa di rumah atau masing-masing
kelompok/individu menyampaikan
perkembangan kegiatan projeknya melalui video
call
• Siswa menyusun laporan dan mempresentasikan
hasil kerja proyek kelompok/individu
• Siswa menegerjakan soalevaluasi
Menyusun
Jadwal
4N Niti bakti
7K
Ketercapaian
Monitoring
Pelaksanaan
Kegiatan -
diluar tatap
muka
4N Niti bakti
7K
Ketercapaian
48. 44
Menguji Hasil
(Presentasi
Kegiatan)
Niti bukti
Penutup • Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan
• Melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan
• Guru menyampaikan pesan moral tentang
pentingnya menjaga lingkungan dan menjaga
kesehatan terkait dengan situasi pandemi covid-
19 saat ini
• Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran
selanjutnya sebelum proses pembelajaranditutup
Evaluasi dan
Refleksi
C. Penilaian
Aspek Penilaian Teknik dan Bentuk Penilaian Media Daring
Sikap Observasi/ Penilaian diri WhatsApp grup kelas XI
Pengetahuan Test tertulis/ Pilihan ganda Google form
Keterampilan Penilaian proses dan produk WhatsApp grup kelas XI dan
zoom meet cloud
Kepala SLB…..
………………………..
NIP:
Bandung, 2020
Guru Mata Pelajaran
……………………………
NIP: