SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA
anjar sc nugraheni
REFERENSI
• Abdul Hakim Siagian. Alternatif Penyelesaian
Sengketa
• Gatot P. Soemartono. Mengenal Alternatif
Penyelesaian Sengketa dan Arbitrase
PENGERTIAN
SENGKETA/KONFLIK
Gatot P. Soemartono menyatakan bahwa sengketa
adalah perselisihan yang perlu diselesaikan.
Achmad Ali mendefinisikan:
”Konflik adalah setiap situasi di mana dua atau
lebih pihak yang memperjuangkan tujuan-tujuan
pokok tertentu dari masing-masing pihak, saling
memberikan tekanan dan satu sama lain gagal
mencapai satu pendapat dan masing-masing
pihak saling berusaha untuk memperjuangkan
secara sadar tujuan-tujuan pokok mereka.”
CARA MENYELESAIKAN
SENGKETA
Trias Politica: Montesqieue
1. Eksekutif
2. Legislatif
3. Yudikatif :
a. Peradilan: UU No 48 Tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman
b. Quasi Peradilan: Pasal 24 ayat (3) UUD N RI
c. APS: UU No 30 Tahun 1999
d. Arbitrase: UU No 30 Tahun 1999
PERADILAN
MAHKAMAH AGUNG
• Peradilan Umum
Pengadilan Khusus: Pengadilan Anak (bidang
hukum pidana), Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi (bidang hukum pidana), Pengadilan
Perikanan (bidang hukum pidana), Pengadilan
HAM (bidang hukum pidana), Pengadilan Niaga
(bidang hukum perdata), Pengadilan Hubungan
Industrial (bidang hukum perdata)
• Peradilan Agama
Pengadilan Khusus: Mahkamah Syariah
• Peradilan Militer
• Peradilan TUN
Pengadilan Khusus: Pengadilan pajak
MAHKAMAH KONSTITUSI
PSEUDO/QUASI
PERADILAN/PERADILAN SEMU
Lembaga-lembaga yang bersifat mengadili, juga
memiliki fungsi-fungsi yang bersifat campuran
dengan fungsi regulasi dan/ataupun fungsi
administrasi
• Misalnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),
Komisi Informasi Pusat (KIP), Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Bawaslu), Ombudsman
Republik Indonesia (ORI), Mahkamah Pelayaran
dan lain-lain.
ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA (APS)
• Dalam arti luas (alternative to litigation), APS
meliputi arbitrase
• Dalam arti sempit (alternative to adjudication),
APS tanpa arbitrase
DASAR HUKUM KEBEBASAN
MEMILIH CARA PENYELESAIAN
SENGKETA
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
1. Bebas mengadakan perjanjian atau tidak
2. Bebas mengadakan perjanjian dengan
siapapun
3. Bebas menentukan bentuk perjanjian
4. Bebas menentukan isi perjanjian
- choice of law, choice of forum
5. Bebas menyimpangi hukum perjanjian yang
bersifat pelengkap (aanvullend)
IMPLIKASI ASAS TERSEBUT
Pasal 1853 KUH Perdata
(1) Perdamaian dapat diadakan mengenai kepentingan keperdataan yang
timbul dari satu kejahatan atau pelanggaran.
(2) Dalam hal ini perdamaian sekali-kali tidak menghalangi pihak Kejaksaan
untuk menuntut kejahatan atau pelanggaran yang bersangkutan.
Pasal 6 (1) UU 30-1999
(1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak
melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik
dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri
BANDINGKAN PASAL 5 UU NO 30 TAHUN 1999
(1) Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di bidang
perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-
undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa.
(2) Sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah sengketa yang
menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian.
PENGERTIAN APS
• Alternatif Penyelesaian Sengketa diartikan sebagai
lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsolidasi, atau penilaian ahli
(Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa)
• Alternatif penyelesaian sengketa ialah suatu
pemeriksaan sengketa oleh majelis swasta yang
disepakati oleh para pihak dengan tujuan menghemat
biaya perkara, meniadakan publisitas dan meniadakan
pemeriksaan yang bertele-tele. (Altschul)
SEJARAH APS
 Reglement op de Rechtverordering tentang hal wasit/arbiter, yaitu
Pasal 615 s/d Pasal 651 RV
 Pasal 377 HIR/705 Rbg: “apabila orang Indonesia dan Timur asing
menghendaki perselisihan mereka diputus oleh juru pisah
(arbitrase), maka mereka wajib menuruti peraturan Pengadilan
perkara yang berlaku bagi bangsa Eropa
 KUH Perdata Pasal 1851-1864 (dading/perjanjian perdamaian)
 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan
Kehakiman dalam Penjelasan Pasal 3 Undang-Undang ini
menyatakan, “Penyelesaian perkara di luar pengadilan, atas dasar
perdamaian atau melalui wasit (arbitrase), tetap diperbolehkan”
 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan APS
ALASAN PERKEMBANGAN APS
• Ketidakpuasan atas system penyelesaian litigasi
yang ada
1. lambat dan kaku
2. mahal
3. win-lose
4. unpredictable (kurang kepastian hokum)
5. kemampuan hakim bersifat generalis
Bentuk- bentuk APS
• Menurut Suyud Margono: negosiasi, mediasi, konsiliasi,
good officess, mini trial, summary jury trial, rent a judge,
dan med arb
• Priyatna Abdurrasyid menyimpulkan bahwa bentuk
alternatif penyelesaian adalah mediasi, negosiasi,
konsiliasi, pencegahan sengketa (Disputes prevention),
pendapat mengikat (binding opinion), valuasi (valuation),
penilaian (appraisal), ahli khusus (special masters),
ombudsman, peradilan mini (mini trial), hakim swasta
(private judges), peradilan juri sumir (summary jury trial),
arbitrase kwalitas (quality arbitration) dan arbitrase.
KONSULTASI NEGOSIASI MEDIASI KONSILIASI PENILAIAN
AHLI
Permohonan
pendapat atau
nasihat untuk
menyelesaikan
suatu sengketa
secara
kekeluargaan
yang dilakukan
oleh para pihak
yang
bersengketa
kepada pihak
ketiga
Diskusi langsung
antar para pihak
tanpa keterlibatan
mediator,
konsiliator,
arbitrator
atau orang luar,
dengan harapan
bahwa para
pembuat keputusan
bisnis dapat
menyelesaikan
sengketa mereka
tanpa persidangan
formil atau yang
ada di luar lingkup
para pihak
prosedur
‘penengahan’
dimana seorang
bertindak sebagai
kendaraan untuk
komunikasi antara
para pihak,
sehingga
pandangan yang
berbeda atas
sengketa itu dapat
dipahami dan
mungkin
didamaikan, namun
tanggung jawab
utama agar tercapai
suatu perdamaian
tetap berada di
tangan para pihak
itu sendiri.
Prosedur yang terlebih
tidak formil dari
pada arbitrase atau
litigasi dan yang
melibatkan seseorang
yang meninjau ulang
tuntutan kedua belah
pihak dalam suatu
sengketa
dan menawarkan
kesimpulan
penyelesaian yang
secara prinsip
tidak berfokus pada
pengalokasian
kesalahan namun
terhadap
perbaikan atas
kerugian/penderitaan
yang telah diakibatkan
ataupun diancam oleh
sengketa terhadap
hubungan bisnis antara
para pihak.
Pendapat para
ahli untuk
sesuatu yang
bersifat teknis
sesuai dengan
bidang
keahliannya
PASAL 2
Undang-undang ini mengatur penyelesaian
sengketa atau beda pendapat antar para pihak
dalam suatu hubungan hukum tertentu yang telah
mengadakan perjanjian arbitrase yang secara
tegas menyatakan bahwa semua sengketa atau
beda pendapat yang timbul atau yang mungkin
timbul dari hubungan hukum tersebut akan
diselesaikan dengan cara arbitrase atau melalui
alternatif penyelesaian sengketa
perjanjian: tertulis/tidak tertulis
tegas: eksplisit, tidak implisit
PASAL 6 ayat (1)
Sengketa atau beda pendapat perdata dapat
diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif
penyelesaian sengketa yang didasarkan pada
itikad baik dengan mengesampingkan
penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri.
perdata: orang, keluarga, harta kekayaan, warisan
alternatif penyelesaian sengketa: arbitrase?
mengesampingkan: sinkron dengan ayat (7)
PASAL 6 ayat (2)
Penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui alternatif penyelesaian sengketa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh
para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam
suatu kesepakatan tertulis.
PASAL 6 ayat (3)
Dalam hal sengketa atau beda pendapat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak
dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan
tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat
diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih
penasehat ahli maupun melalui seorang
mediator.
PASAL 6 ayat (4)
Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling
lama 14 (empat belas) hari dengan bantuan
seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui
seorang mediator tidak berhasil mencapai
kata sepakat, atau mediator tidak berhasil
mempertemukan kedua belah pihak, maka para
pihak dapat menghubungi sebuah lembaga
arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian
sengketa untuk menunjuk seorang mediator
PASAL 6 ayat (5)
Setelah penunjukan mediator oleh lembaga
arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian
sengketa, dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari
usaha mediasi harus sudah dapat dimulai.
PASAL 6 ayat (6)
Usaha penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui mediator sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5) dengan memegang
teguh kerahasiaan, dalam waktu paling lama 30
( tiga puluh) hari harus tercapai kesepakatan
dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh
semua pihak yang terkait.
PASAL 6 ayat (7)
Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat
secara tertulis adalah final dan mengikat para pihak
untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib
didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan.
Di antara pihak-pihak yang bersangkutan, suatu
perdamaian mempunyai kekuatan seperti suatu keputusan
Hakim pada tingkat akhir. Perdamaian itu tidak dapat
dibantah dengan alasan bahwa terjadi kekeliruan
mengenai hukum atau dengan alasan bahwa salah satu
pihak dirugikan (Ps 1858 KUH Perdata)
PASAL 6 ayat (8)
Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda
pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
wajib selesai dilaksanakan dalam waktu paling
lama 30 ( tiga puluh) hari sejak pendaftaran.
setelah dideponir, maka dalam waktu 30 hari harus
sudah dieksekusi?
PASAL 6 ayat (9)
Apabila usaha perdamaian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (6)
tidak dapat dicapai, maka para pihak
berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat
mengajukan usaha penyelesaiannya melalui
lembaga arbitrase atau arbitrase ad–hoc
Fasilitas Med-Arb di Bani
TAHAPAN NEGOSIASI
Gatot Soemartono membagi tahapan negosiasi:
1. Ketentuan-ketentuan dalam negosiasi
2. Mendefinisikan Isu atau Persoalan
3. Penggabungan beberapa Isu
4. Mendefinisikan keinginan/kepentingan
5. Berkonsultasi dengan pihak lain
PROSEDUR/TAHAPAN MEDIASI
• PADA DASARNYA : BEBAS
• Joni Emerzon
1. pembentukan forum: perkenalan diri
(kedudukan masing-masing pihak, aturan dasar, tanya jawab,
kesepakatan melanjutkan proses)
2. Saling mengumpulkan dan membagi
informasi (kasus posisi masing-masing pihak)
3. Tawar menawar pemecahan masalah
(pengajuan alternative pemecahan masalah)
4. Pengambilan keputusan
Kovach membagi proses mediasi ke dalam 9 (sembilan)
tahapan sebagai berikut:
1. Penataan atau pengaturan awal.
2. Pengantar atau pembukaan oleh mediator.
3. Pernyataan pembukaan oleh para pihak.
4. Pengumpulan informasi.
5. Identifikasi masalah-masalah, penyusunan agenda, dan
kaukus/caucus (bilik kecil).
6. Membangkitkan pilihan-pilihan pemecahan masalah.
7. Melakukan tawar menawar.
8. Kesepakatan.
9. Penutupan.
BERAKHIRNYA MEDIASI
1. Penarikan diri yang dapat dilakukan setiap saat
dengan segala konsekuensinya.
2. Kesepakatan tercapai
KEUNTUNGAN APS
KELEMAHAN APS
TERIMAKASIH
RENCANA PERTEMUAN
BERIKUTNYA
PERKEMBANGAN ADR
• ONLINE DISPUTE RESOLUTION
• COURT CONNECTED DISPUTE
RESOLUTION(CDR)/COURT ANNEXED
DISPUTE RESOLUTION (CADR): Pasal 130
HIR, Perma Nomor 1 Tahun 2016
• MEDIASI PENAL
POTENSI OBYEK ADR
1. Sengketa internasional, termasuk masalah-masalah dalam
lapangan hukum internasional publik.
2. Sengketa konstitusi, administratif dan fiskal, yang mencakup isu-
isu yang berkaitan dengan kewarganegaraan dan status personal,
kewenangan lokal lembaga-lembaga pemerintah dan semi
pemerintah, perijinan, perpajakan dan jaminan sosial.
3. Sengketa yang berkaitan dengan organisasi yang timbul didalam
organisasi yang meliputi manajemen, struktur dan prosedur dan
sengketa antar organisasi.
4. Sengketa perburuhan yang m eliputi tuntutan-tuntutan
pembayaran dan sengketa-sengketa hubungan industrial.
5. Sengketa perusahaaan yang meliputi sengketa-sengketa antar
pemegang saham dan masalah-masalah yang timbul pada
likuidasi dan penerimaan-penerimaan.
6. Sengketa komersial yang merupakan bidang yang sangat luas
meliputi sengketa-sengketa kontraktual, sengketa-sengketa
yang timbul dalam hubungan komersial seperti persekutuan,
perusahaan patungan dan lain-lain. Masalah-masalah lain yang
mungkin timbul dalam berbagai bidang yang berbeda-beda
seperti perbankan, pengangkutan, komoditi, hak atas kekayaan
intelektual, industri konstruksi dan lain-lain.
7. Sengketa-sengketa konsumen, antara produsen atau pemasok
dan konsumen.
8. Sengketa-sengketa perumahan, meliputi sengketa-sengketa
antara pemilik dan penyewa, atau antar penyewa, peninjauan
ongkos sewa, sengketa lingkungan dan sebagainya.
9. Sengketa-sengketa yang berkaitan dengan perbuatan melawan
hukum (tort), meliputi kelalaian dan kegagalan melaksanakan
kewajiban dan termasuk juga klaim-klaim asuransi yang
terkait dengannya.
10. Sengketa-sengketa yang timbul dari perceraian, termasuk yang
berkaitan dengan anak, harta kekayaan dan masalah-masalah
keuangan.
11. Sengketa-sengketa keluarga lain, seperti klaim-klaim warisan,
bisnis keluarga dan sengketa-sengketa lain didalam lingkungan
keluarga.
12. Sengkata-sengketa trust, yang meliputi sengketa antara trustees
dan beneficiaries.
13. S en g k eta-sen g k eta yang m enim bulkan k o n sek u en si-
konsekuensi hukum pidana.
14. Sengketa-sengketa yang berkaitan dengan masalah-masalah
antar tetangga, antar anggota masyarakat, gender, ras dan etnis.
15. Sengketa-sengketa pribadi antar individu.
16. Sengketa-sengketa tentang fakta, yang mungkin timbul dari
kredibilitas para pihak sendiri, atau yang mungkin timbul
dari data yang diberikan oleh pihak ketiga, termasuk
interpretasi-intrepretasi data yang bersangkutan.
17. Sengketa-sengketa yang berkaitan dengan masalah hukum
yang pada umumnya timbul dari opini-opini yang Dikemukakan oleh
kuasa hukum yang bersangkutan.
18. Sengketa-sengketa teknis yang meliputi perbedaan pendapat
profesional dan ahli teknis masing-masing pihak.
19. Perbedaan pengertian, misalnya yang timbiul dari penggunaan
kata-kata atau asumsi-asumsi yang tidak jelas yang digunakan.
20. Perbedaan persepsi tentang kew ajaran, konsep-konsep
keadilan dan moralitas, kultur dan nilai-nilai serta sikap.
TERIMAKASIH
SEMOGA BERJUMPA DI
PERTEMUAN SELANJUTNYA

More Related Content

Similar to APS.pptx

HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018febrysaragih
 
2, hbl, Leni anggraeni, Hapzi Ali, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Resol...
2, hbl, Leni anggraeni, Hapzi Ali, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Resol...2, hbl, Leni anggraeni, Hapzi Ali, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Resol...
2, hbl, Leni anggraeni, Hapzi Ali, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Resol...lenianggr
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...Dyana Anggraini
 
2 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas ...
2 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas ...2 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas ...
2 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas ...Teuku Alvin Putra Rezalino
 
2. HBL,Indah Kayani,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolusi Seng...
2. HBL,Indah Kayani,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolusi Seng...2. HBL,Indah Kayani,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolusi Seng...
2. HBL,Indah Kayani,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolusi Seng...indah kayani
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,RESOLUSI SENGKETA SECARA UMUM DAN RESO...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,RESOLUSI SENGKETA SECARA UMUM DAN RESO...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,RESOLUSI SENGKETA SECARA UMUM DAN RESO...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,RESOLUSI SENGKETA SECARA UMUM DAN RESO...febrysaragih
 
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP UndipBahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP UndipardinmarL
 
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau...2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau...Jihan Nabilah
 
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...Dyana Anggraini
 
Perdamaian dalam sengketa
Perdamaian dalam sengketaPerdamaian dalam sengketa
Perdamaian dalam sengketaAdilah126
 
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...risnadica
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptxdeltarahyudaputra
 
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilanAlternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilanWawan Goendoel
 
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...Jihan Nabilah
 

Similar to APS.pptx (20)

HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,FORUM 2,UNIVERSITAS MERCU BUANA,2018
 
Arbitrase
ArbitraseArbitrase
Arbitrase
 
Adr1
Adr1Adr1
Adr1
 
2, hbl, Leni anggraeni, Hapzi Ali, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Resol...
2, hbl, Leni anggraeni, Hapzi Ali, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Resol...2, hbl, Leni anggraeni, Hapzi Ali, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Resol...
2, hbl, Leni anggraeni, Hapzi Ali, Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Resol...
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi s...
 
2 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas ...
2 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas ...2 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas ...
2 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, resolusi sengketa, universitas ...
 
MATERI ARBITRASE I.ppt
MATERI ARBITRASE I.pptMATERI ARBITRASE I.ppt
MATERI ARBITRASE I.ppt
 
2. HBL,Indah Kayani,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolusi Seng...
2. HBL,Indah Kayani,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolusi Seng...2. HBL,Indah Kayani,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolusi Seng...
2. HBL,Indah Kayani,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau Resolusi Seng...
 
PPS - Arbiter.pptx
PPS - Arbiter.pptxPPS - Arbiter.pptx
PPS - Arbiter.pptx
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,RESOLUSI SENGKETA SECARA UMUM DAN RESO...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,RESOLUSI SENGKETA SECARA UMUM DAN RESO...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,RESOLUSI SENGKETA SECARA UMUM DAN RESO...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,RESOLUSI SENGKETA SECARA UMUM DAN RESO...
 
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP UndipBahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
Bahan kuliah-alternatif-penyelesaian-sengketa-dagang-9 - FISIP Undip
 
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau...2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri,Hapzi Ali,Alternatif Resolusi Sengketa atau...
 
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...
Hbl 2, dyana anggraini, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolusi...
 
Perdamaian dalam sengketa
Perdamaian dalam sengketaPerdamaian dalam sengketa
Perdamaian dalam sengketa
 
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...
Hbl 2, risna dwi cahyani, hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau resolu...
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
pengadilan Arbitrase
pengadilan Arbitrasepengadilan Arbitrase
pengadilan Arbitrase
 
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx
 
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilanAlternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
Alternatif penyelesaian sengketa bisnis di luar pengadilan
 
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...
 

APS.pptx

  • 2. REFERENSI • Abdul Hakim Siagian. Alternatif Penyelesaian Sengketa • Gatot P. Soemartono. Mengenal Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Arbitrase
  • 3. PENGERTIAN SENGKETA/KONFLIK Gatot P. Soemartono menyatakan bahwa sengketa adalah perselisihan yang perlu diselesaikan. Achmad Ali mendefinisikan: ”Konflik adalah setiap situasi di mana dua atau lebih pihak yang memperjuangkan tujuan-tujuan pokok tertentu dari masing-masing pihak, saling memberikan tekanan dan satu sama lain gagal mencapai satu pendapat dan masing-masing pihak saling berusaha untuk memperjuangkan secara sadar tujuan-tujuan pokok mereka.”
  • 4. CARA MENYELESAIKAN SENGKETA Trias Politica: Montesqieue 1. Eksekutif 2. Legislatif 3. Yudikatif : a. Peradilan: UU No 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman b. Quasi Peradilan: Pasal 24 ayat (3) UUD N RI c. APS: UU No 30 Tahun 1999 d. Arbitrase: UU No 30 Tahun 1999
  • 5. PERADILAN MAHKAMAH AGUNG • Peradilan Umum Pengadilan Khusus: Pengadilan Anak (bidang hukum pidana), Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (bidang hukum pidana), Pengadilan Perikanan (bidang hukum pidana), Pengadilan HAM (bidang hukum pidana), Pengadilan Niaga (bidang hukum perdata), Pengadilan Hubungan Industrial (bidang hukum perdata) • Peradilan Agama Pengadilan Khusus: Mahkamah Syariah • Peradilan Militer • Peradilan TUN Pengadilan Khusus: Pengadilan pajak MAHKAMAH KONSTITUSI
  • 6. PSEUDO/QUASI PERADILAN/PERADILAN SEMU Lembaga-lembaga yang bersifat mengadili, juga memiliki fungsi-fungsi yang bersifat campuran dengan fungsi regulasi dan/ataupun fungsi administrasi • Misalnya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi Informasi Pusat (KIP), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Ombudsman Republik Indonesia (ORI), Mahkamah Pelayaran dan lain-lain.
  • 7. ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA (APS) • Dalam arti luas (alternative to litigation), APS meliputi arbitrase • Dalam arti sempit (alternative to adjudication), APS tanpa arbitrase
  • 8. DASAR HUKUM KEBEBASAN MEMILIH CARA PENYELESAIAN SENGKETA ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK 1. Bebas mengadakan perjanjian atau tidak 2. Bebas mengadakan perjanjian dengan siapapun 3. Bebas menentukan bentuk perjanjian 4. Bebas menentukan isi perjanjian - choice of law, choice of forum 5. Bebas menyimpangi hukum perjanjian yang bersifat pelengkap (aanvullend)
  • 9. IMPLIKASI ASAS TERSEBUT Pasal 1853 KUH Perdata (1) Perdamaian dapat diadakan mengenai kepentingan keperdataan yang timbul dari satu kejahatan atau pelanggaran. (2) Dalam hal ini perdamaian sekali-kali tidak menghalangi pihak Kejaksaan untuk menuntut kejahatan atau pelanggaran yang bersangkutan. Pasal 6 (1) UU 30-1999 (1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri BANDINGKAN PASAL 5 UU NO 30 TAHUN 1999 (1) Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di bidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang- undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa. (2) Sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah sengketa yang menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian.
  • 10. PENGERTIAN APS • Alternatif Penyelesaian Sengketa diartikan sebagai lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsolidasi, atau penilaian ahli (Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa) • Alternatif penyelesaian sengketa ialah suatu pemeriksaan sengketa oleh majelis swasta yang disepakati oleh para pihak dengan tujuan menghemat biaya perkara, meniadakan publisitas dan meniadakan pemeriksaan yang bertele-tele. (Altschul)
  • 11. SEJARAH APS  Reglement op de Rechtverordering tentang hal wasit/arbiter, yaitu Pasal 615 s/d Pasal 651 RV  Pasal 377 HIR/705 Rbg: “apabila orang Indonesia dan Timur asing menghendaki perselisihan mereka diputus oleh juru pisah (arbitrase), maka mereka wajib menuruti peraturan Pengadilan perkara yang berlaku bagi bangsa Eropa  KUH Perdata Pasal 1851-1864 (dading/perjanjian perdamaian)  Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam Penjelasan Pasal 3 Undang-Undang ini menyatakan, “Penyelesaian perkara di luar pengadilan, atas dasar perdamaian atau melalui wasit (arbitrase), tetap diperbolehkan”  Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan APS
  • 12. ALASAN PERKEMBANGAN APS • Ketidakpuasan atas system penyelesaian litigasi yang ada 1. lambat dan kaku 2. mahal 3. win-lose 4. unpredictable (kurang kepastian hokum) 5. kemampuan hakim bersifat generalis
  • 13. Bentuk- bentuk APS • Menurut Suyud Margono: negosiasi, mediasi, konsiliasi, good officess, mini trial, summary jury trial, rent a judge, dan med arb • Priyatna Abdurrasyid menyimpulkan bahwa bentuk alternatif penyelesaian adalah mediasi, negosiasi, konsiliasi, pencegahan sengketa (Disputes prevention), pendapat mengikat (binding opinion), valuasi (valuation), penilaian (appraisal), ahli khusus (special masters), ombudsman, peradilan mini (mini trial), hakim swasta (private judges), peradilan juri sumir (summary jury trial), arbitrase kwalitas (quality arbitration) dan arbitrase.
  • 14. KONSULTASI NEGOSIASI MEDIASI KONSILIASI PENILAIAN AHLI Permohonan pendapat atau nasihat untuk menyelesaikan suatu sengketa secara kekeluargaan yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa kepada pihak ketiga Diskusi langsung antar para pihak tanpa keterlibatan mediator, konsiliator, arbitrator atau orang luar, dengan harapan bahwa para pembuat keputusan bisnis dapat menyelesaikan sengketa mereka tanpa persidangan formil atau yang ada di luar lingkup para pihak prosedur ‘penengahan’ dimana seorang bertindak sebagai kendaraan untuk komunikasi antara para pihak, sehingga pandangan yang berbeda atas sengketa itu dapat dipahami dan mungkin didamaikan, namun tanggung jawab utama agar tercapai suatu perdamaian tetap berada di tangan para pihak itu sendiri. Prosedur yang terlebih tidak formil dari pada arbitrase atau litigasi dan yang melibatkan seseorang yang meninjau ulang tuntutan kedua belah pihak dalam suatu sengketa dan menawarkan kesimpulan penyelesaian yang secara prinsip tidak berfokus pada pengalokasian kesalahan namun terhadap perbaikan atas kerugian/penderitaan yang telah diakibatkan ataupun diancam oleh sengketa terhadap hubungan bisnis antara para pihak. Pendapat para ahli untuk sesuatu yang bersifat teknis sesuai dengan bidang keahliannya
  • 15. PASAL 2 Undang-undang ini mengatur penyelesaian sengketa atau beda pendapat antar para pihak dalam suatu hubungan hukum tertentu yang telah mengadakan perjanjian arbitrase yang secara tegas menyatakan bahwa semua sengketa atau beda pendapat yang timbul atau yang mungkin timbul dari hubungan hukum tersebut akan diselesaikan dengan cara arbitrase atau melalui alternatif penyelesaian sengketa perjanjian: tertulis/tidak tertulis tegas: eksplisit, tidak implisit
  • 16. PASAL 6 ayat (1) Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi di Pengadilan Negeri. perdata: orang, keluarga, harta kekayaan, warisan alternatif penyelesaian sengketa: arbitrase? mengesampingkan: sinkron dengan ayat (7)
  • 17. PASAL 6 ayat (2) Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis.
  • 18. PASAL 6 ayat (3) Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator.
  • 19. PASAL 6 ayat (4) Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dengan bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator tidak berhasil mencapai kata sepakat, atau mediator tidak berhasil mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menunjuk seorang mediator
  • 20. PASAL 6 ayat (5) Setelah penunjukan mediator oleh lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa, dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi harus sudah dapat dimulai.
  • 21. PASAL 6 ayat (6) Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui mediator sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dengan memegang teguh kerahasiaan, dalam waktu paling lama 30 ( tiga puluh) hari harus tercapai kesepakatan dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh semua pihak yang terkait.
  • 22. PASAL 6 ayat (7) Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final dan mengikat para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan. Di antara pihak-pihak yang bersangkutan, suatu perdamaian mempunyai kekuatan seperti suatu keputusan Hakim pada tingkat akhir. Perdamaian itu tidak dapat dibantah dengan alasan bahwa terjadi kekeliruan mengenai hukum atau dengan alasan bahwa salah satu pihak dirugikan (Ps 1858 KUH Perdata)
  • 23. PASAL 6 ayat (8) Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) wajib selesai dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 ( tiga puluh) hari sejak pendaftaran. setelah dideponir, maka dalam waktu 30 hari harus sudah dieksekusi?
  • 24. PASAL 6 ayat (9) Apabila usaha perdamaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (6) tidak dapat dicapai, maka para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat mengajukan usaha penyelesaiannya melalui lembaga arbitrase atau arbitrase ad–hoc Fasilitas Med-Arb di Bani
  • 25. TAHAPAN NEGOSIASI Gatot Soemartono membagi tahapan negosiasi: 1. Ketentuan-ketentuan dalam negosiasi 2. Mendefinisikan Isu atau Persoalan 3. Penggabungan beberapa Isu 4. Mendefinisikan keinginan/kepentingan 5. Berkonsultasi dengan pihak lain
  • 26. PROSEDUR/TAHAPAN MEDIASI • PADA DASARNYA : BEBAS • Joni Emerzon 1. pembentukan forum: perkenalan diri (kedudukan masing-masing pihak, aturan dasar, tanya jawab, kesepakatan melanjutkan proses) 2. Saling mengumpulkan dan membagi informasi (kasus posisi masing-masing pihak) 3. Tawar menawar pemecahan masalah (pengajuan alternative pemecahan masalah) 4. Pengambilan keputusan
  • 27. Kovach membagi proses mediasi ke dalam 9 (sembilan) tahapan sebagai berikut: 1. Penataan atau pengaturan awal. 2. Pengantar atau pembukaan oleh mediator. 3. Pernyataan pembukaan oleh para pihak. 4. Pengumpulan informasi. 5. Identifikasi masalah-masalah, penyusunan agenda, dan kaukus/caucus (bilik kecil). 6. Membangkitkan pilihan-pilihan pemecahan masalah. 7. Melakukan tawar menawar. 8. Kesepakatan. 9. Penutupan.
  • 28. BERAKHIRNYA MEDIASI 1. Penarikan diri yang dapat dilakukan setiap saat dengan segala konsekuensinya. 2. Kesepakatan tercapai
  • 32. PERKEMBANGAN ADR • ONLINE DISPUTE RESOLUTION • COURT CONNECTED DISPUTE RESOLUTION(CDR)/COURT ANNEXED DISPUTE RESOLUTION (CADR): Pasal 130 HIR, Perma Nomor 1 Tahun 2016 • MEDIASI PENAL
  • 33. POTENSI OBYEK ADR 1. Sengketa internasional, termasuk masalah-masalah dalam lapangan hukum internasional publik. 2. Sengketa konstitusi, administratif dan fiskal, yang mencakup isu- isu yang berkaitan dengan kewarganegaraan dan status personal, kewenangan lokal lembaga-lembaga pemerintah dan semi pemerintah, perijinan, perpajakan dan jaminan sosial. 3. Sengketa yang berkaitan dengan organisasi yang timbul didalam organisasi yang meliputi manajemen, struktur dan prosedur dan sengketa antar organisasi. 4. Sengketa perburuhan yang m eliputi tuntutan-tuntutan pembayaran dan sengketa-sengketa hubungan industrial. 5. Sengketa perusahaaan yang meliputi sengketa-sengketa antar pemegang saham dan masalah-masalah yang timbul pada likuidasi dan penerimaan-penerimaan.
  • 34. 6. Sengketa komersial yang merupakan bidang yang sangat luas meliputi sengketa-sengketa kontraktual, sengketa-sengketa yang timbul dalam hubungan komersial seperti persekutuan, perusahaan patungan dan lain-lain. Masalah-masalah lain yang mungkin timbul dalam berbagai bidang yang berbeda-beda seperti perbankan, pengangkutan, komoditi, hak atas kekayaan intelektual, industri konstruksi dan lain-lain. 7. Sengketa-sengketa konsumen, antara produsen atau pemasok dan konsumen. 8. Sengketa-sengketa perumahan, meliputi sengketa-sengketa antara pemilik dan penyewa, atau antar penyewa, peninjauan ongkos sewa, sengketa lingkungan dan sebagainya.
  • 35. 9. Sengketa-sengketa yang berkaitan dengan perbuatan melawan hukum (tort), meliputi kelalaian dan kegagalan melaksanakan kewajiban dan termasuk juga klaim-klaim asuransi yang terkait dengannya. 10. Sengketa-sengketa yang timbul dari perceraian, termasuk yang berkaitan dengan anak, harta kekayaan dan masalah-masalah keuangan. 11. Sengketa-sengketa keluarga lain, seperti klaim-klaim warisan, bisnis keluarga dan sengketa-sengketa lain didalam lingkungan keluarga. 12. Sengkata-sengketa trust, yang meliputi sengketa antara trustees dan beneficiaries.
  • 36. 13. S en g k eta-sen g k eta yang m enim bulkan k o n sek u en si- konsekuensi hukum pidana. 14. Sengketa-sengketa yang berkaitan dengan masalah-masalah antar tetangga, antar anggota masyarakat, gender, ras dan etnis. 15. Sengketa-sengketa pribadi antar individu. 16. Sengketa-sengketa tentang fakta, yang mungkin timbul dari kredibilitas para pihak sendiri, atau yang mungkin timbul dari data yang diberikan oleh pihak ketiga, termasuk interpretasi-intrepretasi data yang bersangkutan. 17. Sengketa-sengketa yang berkaitan dengan masalah hukum yang pada umumnya timbul dari opini-opini yang Dikemukakan oleh kuasa hukum yang bersangkutan.
  • 37. 18. Sengketa-sengketa teknis yang meliputi perbedaan pendapat profesional dan ahli teknis masing-masing pihak. 19. Perbedaan pengertian, misalnya yang timbiul dari penggunaan kata-kata atau asumsi-asumsi yang tidak jelas yang digunakan. 20. Perbedaan persepsi tentang kew ajaran, konsep-konsep keadilan dan moralitas, kultur dan nilai-nilai serta sikap.