SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
AIR TANAH, PERMEABILITAS,
DAN REMBESAN
Kuliah ke 5
• Air tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat di bawah
permukaan bumi.
• Salah satu sumber utama air ini adalah air hujan yang meresap ke
dalam tanah lewat ruang pori diantara butiran tanahnya.
• Air biasanya sangat berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah,
khususnya tanah berbutir halus.
• Demikian juga, air merupakan faktor yang sangat penting dalam
masalah-masalah teknis yang berhubungan dengan tanah seperti :
– Penurunan
– Stabilitas pondasi
– Stabilitas lereng, dll
• Terdapat 3 zone penting di lapisan tanah yang dekat dengan
permukaan bumi yaitu :
– Zone Jenuh Air
– Zone Kapiler
– Zone Jenuh Sebagian
• Pada Zone Jenuh Air, atau zone di bawah muka air tanah, air
mengisi seluruh rongga-rongga tanah.
• Pada zone ini tanah dianggap dalam kedudukan jenuh sempurna.
• Batas atas dari zone jenuh adalah permukaan air tanah (water
table) atau permukaan freatis.
• Pada permukaan air tanah, tekanan hidrostatis adalah nol.
• Zone Kapiler terletak di atas zone jenuh. Ketebalan zone ini
tergantung dari jenis tanahnya.
• Akibat tekanan kapiler, air terhisap ke atas mengisi ruangan
diantara butiran tanah. Pada keadaan ini, air mengalami tekanan
negatif.
• Zone tak jenuh atau zone jenuh sebagian, berkedudukan paling
atas, adalah zone di dekat permukaan tanah, dimana air
dipengaruhi oleh penguapan dan akar tumbuh-tumbuhan.
• Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di
dalam air yang mengalir dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari
tinggi tekan, tinggi kecepatan, dan tinggi elevasi, yaitu :
z
2g
v
γ
p
h
2
w



Tinggi
tekanan
Tinggi
kecepatan
Tinggi
elevasi
Dimana :
h = tinggi energi total
p = tekanan
v = kecepatan
g = percepatan gravitasi
γw = berat volume air
• Apabila persamaan Bernoulli tersebut dipakai untuk air yang
mengalir melalui pori-pori tanah, bagian pearsamaan yang
mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan.
• Hal ini disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah
adalah sangat kecil. Sehingga tinggi energi total pada suatu titik
dapt dinyatakan sbb :
z
γ
p
h
w


• Berikut ini adalah hubungan antara tekanan, elevasi, dan tinggi
energi total dari suatu aliran air di dalam tanah.
• Tabung pizometer dipasang pada titik A
dan titik B.
• Ketinggian air di dalam tabung pizometri
A dan B disebut sebagai muka pizometer
(piezometric level) dari titik A dan B.
• Kehilangan energi antara titik A dan B :






















 B
w
B
A
w
A
B
A Z
p
Z
p
h
h
h


• Kehilangan energi Δh
tersebut dapat dinyatakan
balam bentuk persamaan
tanpa dimensi yaitu :
L
h
i


Dimana :
i = gradien hidrolik
L = jarak antara titik A dan B, yaitu panjang aliran air dimana
kehilangan tekanan terjadi
 Darcy (1956) memperkenalkan hubungan antara kecepatan aliran air
dalam tanah (v) dan gradien hidrolik, sbb :
i
k
v 
dimana :
v = kecepatan aliran air dalam tanah (cm/det)
k = koefisien permeabilitas (cm/det)
i = gradien hidrolik
 Selanjutnya, debit rembesan (q) dapat ditulis dengan :
dengan A = luas penampang tanah.
A
i
k
q 
 Koefisien permeabilitas/koefisien rembesan, (k) mempunyai satuan
yang sama dengan satuan kecepatan yaitu cm/detik atau mm/det, dan
menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap aliran air.
 Bila pengaruh sifat-sifat air dimasukkan, maka :

 g
K
det
cm
k w

)
/
(
dengan :
K = koefisien absolut (cm2), tergantung dari
sifat butirannya.
ρw = kerapatan air (gr/cm3)
μ = koefisien kekentalan air (gr/cm det)
g = gravitasi (cm/det2)
 Karena air hanya dapat mengalir lewat ruang pori, maka kecepatan
nyata rembesan lewat tanah (vs) adalah, sbb :
dengan n = porositas tanah
 Beberapa nilai koefisien permeabilitas (k) dari berbagai jenis tanah
diperlihatkan pada tabel berikut, dimana nilai k tersebut biasanya
dinyatakan pada temperatur 20 0C.
n
i
k
v
atau
n
v
v s
s 

Jenis Tanah k (mm/det)
Butiran kasar 10 – 103
Kerikil halus, butiran kasar bercampur
pasir butiran sedang
10-2 – 10
Pasir halus, lanau longgar 10-4 – 10-2
Lanau padat, lanau berlempung 10-5 – 10-4
Lempung berlanau,lempung 10-8 – 10-5
Pengujian Permeabilitas di Laboratorium
Terdapat empat macam cara pengujian untuk
menentukan koefisien permeabilitas di laboratorium,
yaitu :
a) Pengujian tinggi energi tetap (Constan-head)
b) Pengujian tinggi energi turun (falling-head)
c) Penentuan secara tidak langsung dari pengujian
konsolidasi.
d) Penentuan secara tidak langsung dari pengujian
kapiler horizontal.
• Pengujian constant-head ini cocok
untuk jenis tanah granular (berbutir).
• Prinsip pengujiannya, tanah benda uji
diletakkan di dalam silinder.
• Pemberian air dari pipa masuk dijaga
sedemikian rupa sehingga
perbedaan tinggi air pada pipa
masuk dan pipa keluar (h) selalu
konstan selama percobaan.
• Pada kedudukan ini tinggi energi
hilang adalah h.
• Setelah kecepatan aliran air yang
melalui contoh tanah menjadi
konstan, banyaknya air yang keluar
ditampung dalam gelas ukur (Q) dan
waktu pengumpulan air dicatat (t).
 Volume air yang terkumpul adalah :
t
A
i
k
t
q
Q 

Dengan A adalah luas penampang
benda uji, dan L adalah panjangnya.
Karena i = h/L, maka :
Q = k (h/L) i A t
sehingga :
t
A
h
L
Q
k 
Contoh Soal
• Hitung besarnya koefisien permeabilitas suatu contoh tanah
berbentuk silinder mempunyai Ø 7,3 cm dan panjang 16,8 cm akan
ditentukan permeabilitasnya dengan alat pengujian permeabilitas
constant-head.
• Tinggi tekanan konstan sebesar 75 cm di kontrol selama masa
pengujiannya.
• Setelah 1 menit pengujian berjalan, air yang tumpah pada gelas ukur
ditimbang, beratnya 940 gram.
• Temperatur pada waktu pengujian 20 0C.
• Solusi :
- Luas penampang benda uji (A) = ¼ π D2 = ¼ π 7,32 = 41,9 cm2.
- Volume air pada gelas ukur = 940 cm3, karena γw = 1 gr/cm3.
- Koefisien permeabilitas :
det
/
cm
,
,
,
t
A
h
L
Q
k 08
0
60
1
9
41
75
8
16
940







• Pengujian falling-head ini cocok
untuk jenis tanah berbutir halus.
• Prinsip pengujiannya, tanah benda
uji diletakkan di dalam silinder.
• Pipa pengukur didirikan di atas
benda uji kemudian air dituangkan
ke dalamnya dan air dibiarkan
mengalir melewati benda uji.
• Perbedaan tinggi air pada awal
pengujian (t1 = 0) adalah h1.
• Kemudian air dibiarkan mengalir
melewati benda uji sampai waktu
tertentu (t2) dengan perbedaan
tinggi muka air adalah h2.
• Debit air yang mengalir melalui benda uji pada waktu t adalah sbb :
dt
dh
a
dt
dv
A
L
h
k
A
i
k
q 





Sehingga :
Dimana :
h = perbedaan tinggi muka air pada
sembarang waktu
A = luas penampang contoh tanah
a = luas penampang pipa pengukur
L = panjang contoh tanah








h
dh
k
A
L
a
dt

 







2
1
0
h
h
t
h
dh
k
A
L
a
dt
2
1
2
1
10
303
2
h
h
log
k
A
L
a
,
h
h
e
log
k
A
L
a
t 

2
1
303
2
h
h
log
t
A
L
a
,
k 
Contoh Soal
• Pada pengujian permeabilitas falling-head diperoleh data sbb :
– Luas penampang benda uji A = 20 cm2;
– Luas pipa pengukur a = 2 cm2;
– Sebelum contoh tanah diuji, tahanan saringan alat pengujian
falling-head diuji terlebih dahulu. Hasilnya, waktu yang
dibutuhkan untuk menurunkan air di pipa bagian atas dari 100 cm
menjadi 15 cm adalah 5 detik.
– Kemudian controh tanah tebal 5 cm dimasukkan ke dalam
tabung silinder untuk diuji.
– Waktu yang diperlukan untuk penurunan muka air dari 100 cm
menjadi 15 cm adalah 2,5 menit.
– Hitunglah koefisien permeabilitas tanah ini dengan cara
pengujian falling-head.
• Solusi :
- Dianggap bahwa air mengalir vertikal ke bawah, melewati dua
lapis tanah dengan luas penampang yang sama, tetapi dengan
nilai k yang berbeda.
Solusi (lanjutan)
• Debit air yang lewat adalah sama pada masing-masing potongan tanahnya.
Dimana debit = luas x kecepatan.
• Oleh karena kedua tanah terletak pada luas tabung yang sama, maka
kecepatan pada masing-masing tanah juga sama.
• Berdasarkan hukum Darcy : v = k i
• Untuk Tanah 1 :
1
1
1
l
h
k
v 
1
1
1
k
l
v
h

• Untuk Tanah 2 :
2
2
2
l
h
k
v 
2
2
2
k
l
v
h

Solusi (lanjutan)
• Jika kz adalah koefisien permeabilitas rata-rata untuk kedua lapisan, maka :
• Substitusi pers (1) ke pers (2) :
L
h
k
l
l
h
h
k
v z
z 











2
1
2
1
(1)
.........
k
L
v
h
z

2
2
1
1
2
1
k
l
k
l
v
h
v
h



2
2
1
1
2
1 )
(
1
k
l
k
l
h
h
v



(2)
2
2
1
1
........
k
l
k
l
v
h


(4)
2
2
1
1
.........
k
l
k
l
k
L
z


Solusi (lanjutan)
• Dari persamaan koefisien permeabilitas untuk falling head :
• Untuk aliran lewat kedua lapisan tanah, t = 2,5 menit = 150 detik
2
2
1
1
k
l
k
l
k
L
z


2
1
303
2
h
h
log
t
A
L
a
,
k 
• Untuk aliran hanya lewat tanah 1 (pengukuran tahanan saringan) :








15
100
150
20
2
303
2 log
L
,
kz









15
100
5
20
2
303
2 1
1 log
l
,
k 26,35
1
1

k
l
790,53

z
k
L
• Dari persamaan (4) :
2
5
35
26
53
790
k
,
, 
 Jadi, k2 = 6,5 x 10-3 cm/det
• Koefisien permeabilitas tanah
(lempung ) dari 10-6 sampai 10-9
cm/det dapat ditentukan dalam
sebuah falling head permeameter
yang direncanakan khusus dari
percobaan konsolidasi.
• Pada alat ini, luas benda uji dibuat
besar.
• Panjang lintasan air L dibuat kecil
dan tinggi h dibuat besar.
• Untuk menghindari penggunaan pipa yang tinggi, tinggi tekanan dapat
dibuat dengan jalan pemberian tekanan udara.
• Penentuan koefisien permeabilitas diperoleh dari persamaan konsolidasi
sebagai berikut :
dengan :
Tv = faktor waktu
Cv = koefisien konsolidasi
H = panjang rata-rata lintasan drainase
t = waktu pengaliran
2
v
v
H
t
C
T 
• Persamaan koefisien konsolidasi, adalah :
dengan :
γw = berat jenis air
mv = koefisien kompresibilitas volume
e = perubahan angka pori pada perubahan
bebannya
Δσ = tambahan tekanan yang diterapkan .
• Substitusi dari ketiga persamaan tersebut, menghasilkan :
)
1
( e
e
mv





v
w
v
m
γ
k
C 
)
1
2
e
(
t
H
e
T
k w
v






• Untuk 50% konsolidasi, Tv = 0,198, maka :
)
1
198
0
50
2
e
(
t
H
e
,
k w






• Benda uji setebal 2,74 cm diletakkan diantara batu tembus air alat
konsolidasimeter.
• Dari percobaan dihasilkan waktu untuk mencapai derajat penurunan konsolidasi
50% (t50) = 12 menit.
• Hitung koefisien konsolidasi dari benda uji.
• Dianggap bahwa benda uji pada tekanan p1 = 1,473 kg/cm2 mempunyai angka
pori e1 = 0,585.
• Pada akhir pengujian tekanan p2 = 2,946 kg/cm, angka pori e2 = 0,499.
• Penyelesaian :
Pada pengujian ini, nilai e rata-rata = (0,585 + 0,499)/2 = 0,542
T50 = 12 menit = 720 detik
Karena kondisi drainase dari contoh benda uji adalah drainase atas dan bawah,
maka H = 2,74/2 cm.
Koefisien permeabilitas selama pengujian ini :
/dt
cm
,
)
,
(
)
/
,
)(
,
(
,
e
(
t
H
e
,
k w 8
2
5
50
2
10
95
1
542
0
1
720
2
74
2
10
84
5
1
198
0
)
1
198
0 














/gr
cm
,
,
,
e 2
5
10
84
5
1473
2946
499
0
585
0 









More Related Content

What's hot

Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungaiCahaya Hari
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikInri Pata'dungan
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMarfizal Marfizal
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase PerkotaanPermen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTnoussevarenna
 
Ketersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya AirKetersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya Airafifahfitri
 
Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Apapunituzar
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanJaka Jaka
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahReski Aprilia
 
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptxSOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptxProYeniEP1
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 

What's hot (20)

Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungai
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase PerkotaanPermen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
 
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Siklus Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
 
Ketersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya AirKetersediaan Sumber Daya Air
Ketersediaan Sumber Daya Air
 
Mekanika tanah 1 ppt
Mekanika tanah 1 pptMekanika tanah 1 ppt
Mekanika tanah 1 ppt
 
Teknik pondasi 1
Teknik pondasi 1Teknik pondasi 1
Teknik pondasi 1
 
Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air
 
PENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASIPENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASI
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutan
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
 
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptxSOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
SOAL_SOAL_HIDROSTATIKA.pptx
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 

Similar to 7 Mektan.AirTanah.pptx

Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxIlham Ipong
 
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasYOHANIS SAHABAT
 
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxfluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxZHENAHARYOP
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
batas batas-atterberg
batas batas-atterbergbatas batas-atterberg
batas batas-atterbergleekprie
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205silksady
 
ALIRAN SERAGAM.pptx
ALIRAN SERAGAM.pptxALIRAN SERAGAM.pptx
ALIRAN SERAGAM.pptxAthThariq3
 
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdfSlide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdfFauziAlantia1
 
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptxKuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptxIlham Ipong
 
ALIRAN AIR TANAH : PENURUNAN MUKA AIR TANAH.pptx
ALIRAN AIR TANAH : PENURUNAN MUKA AIR TANAH.pptxALIRAN AIR TANAH : PENURUNAN MUKA AIR TANAH.pptx
ALIRAN AIR TANAH : PENURUNAN MUKA AIR TANAH.pptxNoviraDwiRahma2
 
05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanahbudiMekka
 
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.pptPert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.pptJimyMotalisa
 

Similar to 7 Mektan.AirTanah.pptx (20)

Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
 
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 3 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
ilmu tanah.ppt
ilmu tanah.pptilmu tanah.ppt
ilmu tanah.ppt
 
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptxfluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
fluidadinamis-140103002041-phpapp02.pptx
 
03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
batas batas-atterberg
batas batas-atterbergbatas batas-atterberg
batas batas-atterberg
 
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi02055 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
5 analisa struktur_bangunan_air_revisi0205
 
ALIRAN SERAGAM.pptx
ALIRAN SERAGAM.pptxALIRAN SERAGAM.pptx
ALIRAN SERAGAM.pptx
 
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdfSlide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
 
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptxKuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
 
ALIRAN AIR TANAH : PENURUNAN MUKA AIR TANAH.pptx
ALIRAN AIR TANAH : PENURUNAN MUKA AIR TANAH.pptxALIRAN AIR TANAH : PENURUNAN MUKA AIR TANAH.pptx
ALIRAN AIR TANAH : PENURUNAN MUKA AIR TANAH.pptx
 
05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah
 
Perpindahan panas konveks ibaru
Perpindahan panas konveks ibaruPerpindahan panas konveks ibaru
Perpindahan panas konveks ibaru
 
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.pptPert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
Pert.9 Stabilitas Aliran Filtrasi1.ppt
 
05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Sipil ichwan
Sipil ichwanSipil ichwan
Sipil ichwan
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 

7 Mektan.AirTanah.pptx

  • 1. AIR TANAH, PERMEABILITAS, DAN REMBESAN Kuliah ke 5
  • 2. • Air tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat di bawah permukaan bumi. • Salah satu sumber utama air ini adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah lewat ruang pori diantara butiran tanahnya. • Air biasanya sangat berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah, khususnya tanah berbutir halus. • Demikian juga, air merupakan faktor yang sangat penting dalam masalah-masalah teknis yang berhubungan dengan tanah seperti : – Penurunan – Stabilitas pondasi – Stabilitas lereng, dll • Terdapat 3 zone penting di lapisan tanah yang dekat dengan permukaan bumi yaitu : – Zone Jenuh Air – Zone Kapiler – Zone Jenuh Sebagian
  • 3. • Pada Zone Jenuh Air, atau zone di bawah muka air tanah, air mengisi seluruh rongga-rongga tanah. • Pada zone ini tanah dianggap dalam kedudukan jenuh sempurna. • Batas atas dari zone jenuh adalah permukaan air tanah (water table) atau permukaan freatis. • Pada permukaan air tanah, tekanan hidrostatis adalah nol. • Zone Kapiler terletak di atas zone jenuh. Ketebalan zone ini tergantung dari jenis tanahnya. • Akibat tekanan kapiler, air terhisap ke atas mengisi ruangan diantara butiran tanah. Pada keadaan ini, air mengalami tekanan negatif. • Zone tak jenuh atau zone jenuh sebagian, berkedudukan paling atas, adalah zone di dekat permukaan tanah, dimana air dipengaruhi oleh penguapan dan akar tumbuh-tumbuhan.
  • 4. • Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di dalam air yang mengalir dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari tinggi tekan, tinggi kecepatan, dan tinggi elevasi, yaitu : z 2g v γ p h 2 w    Tinggi tekanan Tinggi kecepatan Tinggi elevasi Dimana : h = tinggi energi total p = tekanan v = kecepatan g = percepatan gravitasi γw = berat volume air
  • 5. • Apabila persamaan Bernoulli tersebut dipakai untuk air yang mengalir melalui pori-pori tanah, bagian pearsamaan yang mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan. • Hal ini disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah adalah sangat kecil. Sehingga tinggi energi total pada suatu titik dapt dinyatakan sbb : z γ p h w   • Berikut ini adalah hubungan antara tekanan, elevasi, dan tinggi energi total dari suatu aliran air di dalam tanah. • Tabung pizometer dipasang pada titik A dan titik B. • Ketinggian air di dalam tabung pizometri A dan B disebut sebagai muka pizometer (piezometric level) dari titik A dan B. • Kehilangan energi antara titik A dan B :                        B w B A w A B A Z p Z p h h h  
  • 6. • Kehilangan energi Δh tersebut dapat dinyatakan balam bentuk persamaan tanpa dimensi yaitu : L h i   Dimana : i = gradien hidrolik L = jarak antara titik A dan B, yaitu panjang aliran air dimana kehilangan tekanan terjadi
  • 7.  Darcy (1956) memperkenalkan hubungan antara kecepatan aliran air dalam tanah (v) dan gradien hidrolik, sbb : i k v  dimana : v = kecepatan aliran air dalam tanah (cm/det) k = koefisien permeabilitas (cm/det) i = gradien hidrolik  Selanjutnya, debit rembesan (q) dapat ditulis dengan : dengan A = luas penampang tanah. A i k q   Koefisien permeabilitas/koefisien rembesan, (k) mempunyai satuan yang sama dengan satuan kecepatan yaitu cm/detik atau mm/det, dan menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap aliran air.  Bila pengaruh sifat-sifat air dimasukkan, maka :   g K det cm k w  ) / ( dengan : K = koefisien absolut (cm2), tergantung dari sifat butirannya. ρw = kerapatan air (gr/cm3) μ = koefisien kekentalan air (gr/cm det) g = gravitasi (cm/det2)
  • 8.  Karena air hanya dapat mengalir lewat ruang pori, maka kecepatan nyata rembesan lewat tanah (vs) adalah, sbb : dengan n = porositas tanah  Beberapa nilai koefisien permeabilitas (k) dari berbagai jenis tanah diperlihatkan pada tabel berikut, dimana nilai k tersebut biasanya dinyatakan pada temperatur 20 0C. n i k v atau n v v s s   Jenis Tanah k (mm/det) Butiran kasar 10 – 103 Kerikil halus, butiran kasar bercampur pasir butiran sedang 10-2 – 10 Pasir halus, lanau longgar 10-4 – 10-2 Lanau padat, lanau berlempung 10-5 – 10-4 Lempung berlanau,lempung 10-8 – 10-5
  • 9. Pengujian Permeabilitas di Laboratorium Terdapat empat macam cara pengujian untuk menentukan koefisien permeabilitas di laboratorium, yaitu : a) Pengujian tinggi energi tetap (Constan-head) b) Pengujian tinggi energi turun (falling-head) c) Penentuan secara tidak langsung dari pengujian konsolidasi. d) Penentuan secara tidak langsung dari pengujian kapiler horizontal.
  • 10. • Pengujian constant-head ini cocok untuk jenis tanah granular (berbutir). • Prinsip pengujiannya, tanah benda uji diletakkan di dalam silinder. • Pemberian air dari pipa masuk dijaga sedemikian rupa sehingga perbedaan tinggi air pada pipa masuk dan pipa keluar (h) selalu konstan selama percobaan. • Pada kedudukan ini tinggi energi hilang adalah h. • Setelah kecepatan aliran air yang melalui contoh tanah menjadi konstan, banyaknya air yang keluar ditampung dalam gelas ukur (Q) dan waktu pengumpulan air dicatat (t).  Volume air yang terkumpul adalah : t A i k t q Q   Dengan A adalah luas penampang benda uji, dan L adalah panjangnya. Karena i = h/L, maka : Q = k (h/L) i A t sehingga : t A h L Q k 
  • 11. Contoh Soal • Hitung besarnya koefisien permeabilitas suatu contoh tanah berbentuk silinder mempunyai Ø 7,3 cm dan panjang 16,8 cm akan ditentukan permeabilitasnya dengan alat pengujian permeabilitas constant-head. • Tinggi tekanan konstan sebesar 75 cm di kontrol selama masa pengujiannya. • Setelah 1 menit pengujian berjalan, air yang tumpah pada gelas ukur ditimbang, beratnya 940 gram. • Temperatur pada waktu pengujian 20 0C. • Solusi : - Luas penampang benda uji (A) = ¼ π D2 = ¼ π 7,32 = 41,9 cm2. - Volume air pada gelas ukur = 940 cm3, karena γw = 1 gr/cm3. - Koefisien permeabilitas : det / cm , , , t A h L Q k 08 0 60 1 9 41 75 8 16 940       
  • 12. • Pengujian falling-head ini cocok untuk jenis tanah berbutir halus. • Prinsip pengujiannya, tanah benda uji diletakkan di dalam silinder. • Pipa pengukur didirikan di atas benda uji kemudian air dituangkan ke dalamnya dan air dibiarkan mengalir melewati benda uji. • Perbedaan tinggi air pada awal pengujian (t1 = 0) adalah h1. • Kemudian air dibiarkan mengalir melewati benda uji sampai waktu tertentu (t2) dengan perbedaan tinggi muka air adalah h2. • Debit air yang mengalir melalui benda uji pada waktu t adalah sbb : dt dh a dt dv A L h k A i k q      
  • 13. Sehingga : Dimana : h = perbedaan tinggi muka air pada sembarang waktu A = luas penampang contoh tanah a = luas penampang pipa pengukur L = panjang contoh tanah         h dh k A L a dt           2 1 0 h h t h dh k A L a dt 2 1 2 1 10 303 2 h h log k A L a , h h e log k A L a t   2 1 303 2 h h log t A L a , k 
  • 14. Contoh Soal • Pada pengujian permeabilitas falling-head diperoleh data sbb : – Luas penampang benda uji A = 20 cm2; – Luas pipa pengukur a = 2 cm2; – Sebelum contoh tanah diuji, tahanan saringan alat pengujian falling-head diuji terlebih dahulu. Hasilnya, waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan air di pipa bagian atas dari 100 cm menjadi 15 cm adalah 5 detik. – Kemudian controh tanah tebal 5 cm dimasukkan ke dalam tabung silinder untuk diuji. – Waktu yang diperlukan untuk penurunan muka air dari 100 cm menjadi 15 cm adalah 2,5 menit. – Hitunglah koefisien permeabilitas tanah ini dengan cara pengujian falling-head. • Solusi : - Dianggap bahwa air mengalir vertikal ke bawah, melewati dua lapis tanah dengan luas penampang yang sama, tetapi dengan nilai k yang berbeda.
  • 15. Solusi (lanjutan) • Debit air yang lewat adalah sama pada masing-masing potongan tanahnya. Dimana debit = luas x kecepatan. • Oleh karena kedua tanah terletak pada luas tabung yang sama, maka kecepatan pada masing-masing tanah juga sama. • Berdasarkan hukum Darcy : v = k i • Untuk Tanah 1 : 1 1 1 l h k v  1 1 1 k l v h  • Untuk Tanah 2 : 2 2 2 l h k v  2 2 2 k l v h 
  • 16. Solusi (lanjutan) • Jika kz adalah koefisien permeabilitas rata-rata untuk kedua lapisan, maka : • Substitusi pers (1) ke pers (2) : L h k l l h h k v z z             2 1 2 1 (1) ......... k L v h z  2 2 1 1 2 1 k l k l v h v h    2 2 1 1 2 1 ) ( 1 k l k l h h v    (2) 2 2 1 1 ........ k l k l v h   (4) 2 2 1 1 ......... k l k l k L z  
  • 17. Solusi (lanjutan) • Dari persamaan koefisien permeabilitas untuk falling head : • Untuk aliran lewat kedua lapisan tanah, t = 2,5 menit = 150 detik 2 2 1 1 k l k l k L z   2 1 303 2 h h log t A L a , k  • Untuk aliran hanya lewat tanah 1 (pengukuran tahanan saringan) :         15 100 150 20 2 303 2 log L , kz          15 100 5 20 2 303 2 1 1 log l , k 26,35 1 1  k l 790,53  z k L • Dari persamaan (4) : 2 5 35 26 53 790 k , ,   Jadi, k2 = 6,5 x 10-3 cm/det
  • 18. • Koefisien permeabilitas tanah (lempung ) dari 10-6 sampai 10-9 cm/det dapat ditentukan dalam sebuah falling head permeameter yang direncanakan khusus dari percobaan konsolidasi. • Pada alat ini, luas benda uji dibuat besar. • Panjang lintasan air L dibuat kecil dan tinggi h dibuat besar. • Untuk menghindari penggunaan pipa yang tinggi, tinggi tekanan dapat dibuat dengan jalan pemberian tekanan udara. • Penentuan koefisien permeabilitas diperoleh dari persamaan konsolidasi sebagai berikut : dengan : Tv = faktor waktu Cv = koefisien konsolidasi H = panjang rata-rata lintasan drainase t = waktu pengaliran 2 v v H t C T 
  • 19. • Persamaan koefisien konsolidasi, adalah : dengan : γw = berat jenis air mv = koefisien kompresibilitas volume e = perubahan angka pori pada perubahan bebannya Δσ = tambahan tekanan yang diterapkan . • Substitusi dari ketiga persamaan tersebut, menghasilkan : ) 1 ( e e mv      v w v m γ k C  ) 1 2 e ( t H e T k w v       • Untuk 50% konsolidasi, Tv = 0,198, maka : ) 1 198 0 50 2 e ( t H e , k w      
  • 20. • Benda uji setebal 2,74 cm diletakkan diantara batu tembus air alat konsolidasimeter. • Dari percobaan dihasilkan waktu untuk mencapai derajat penurunan konsolidasi 50% (t50) = 12 menit. • Hitung koefisien konsolidasi dari benda uji. • Dianggap bahwa benda uji pada tekanan p1 = 1,473 kg/cm2 mempunyai angka pori e1 = 0,585. • Pada akhir pengujian tekanan p2 = 2,946 kg/cm, angka pori e2 = 0,499. • Penyelesaian : Pada pengujian ini, nilai e rata-rata = (0,585 + 0,499)/2 = 0,542 T50 = 12 menit = 720 detik Karena kondisi drainase dari contoh benda uji adalah drainase atas dan bawah, maka H = 2,74/2 cm. Koefisien permeabilitas selama pengujian ini : /dt cm , ) , ( ) / , )( , ( , e ( t H e , k w 8 2 5 50 2 10 95 1 542 0 1 720 2 74 2 10 84 5 1 198 0 ) 1 198 0                /gr cm , , , e 2 5 10 84 5 1473 2946 499 0 585 0         