SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
SEDIAAN GALENIK
Sediaan galenik
Adalah sediaan yang dibuat dari bahan
baku dari hewan atau tumbuh-tumbuhan
yang disari.
a.l.
Ekstrak (extracta)
Tingtur (tinctura)
Infus (infusa)
Air aromatik
1
Cara penyarian (penarikan/ekstraksi) a.l.:
1. Maserasi, dari bahasa Latin macerare,
yang berarti merendam
2. Perkolasi, dari bahasa Latin per yang berarti
melalui, dan colare yang berarti menyaring
3. Reperkolasi, perkolasi berulang.
Macam-macam cairan penyari a.l. :
Air, etanol, glycerin, eter, aseton, kloroform,
solvent hexane.
2
Faktor yang perlu diperhatikan pada
pembuatan sediaan galenik :
1. Derajat kehalusan
Semakin sukar disari, simplisia harus
dibuat semakin halus
2. Konsentrasi atau kepekatan
Konsentrasi zat aktif dalam sediaan
harus jelas supaya tidak menimbulkan
kesulitan dalam pembuatan. 3
3. Suhu dan lamanya waktu
Disesuaikan dengan sifat obat, mudah
menguap atau tidak, mudah tersari atau
tidak.
4. Bahan penyari dan cara penyarian
Disesuaikan dengan sifat kelarutan obat
dan daya serap bahan penyari ke dalam
simplisia.
4
Pembuatan serbuk simplisia
P e m b u a t a n s e r b u k s i m p l i s i a
merupakan proses awal pembuatan
ekstrak. Derajat kehalusan serbuk
simplisia terdiri dari serbuk sangat kasar,
kasar, agak kasar, halus dan sangat halus.
Kecuali dinyatakan lain, derajat
kehalusan serbuk simplisia untuk
pembuatan ekstrak merupakan serbuk
simplisia halus seperti tertera pada
Pengayak dan derajat halus serbuk
5
Pengayak no. pengayak
jumlah lubang tiap cm searah dengan
kawat.
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan
nomor pengajak.
1 nomor semua serbuk dapat
melalui pengayak no tsb.
2 nomor semua serbuk melalui
pengayak no rendah dan tidak lebih dari
40 % melalui pengayak no tinggi
6
Mis.
Serbuk (5/8) : Daun kumis kucing
daun sena, daun sirih
Serbuk (8/10) : Kelembak
Serbuk (10/22) : Akar valerian,
jahe
7
(FI VI)
Ekstrak adalah sediaan pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan
EKSTRAK
8
Sebagian besar ekstrak dibuat dengan
mengekstraksi bahan baku obat secara
perkolasi. Seluruh perkolat biasanya
dipekatkan dengan cara destilasi dengan
pengurangan tekanan, agar bahan utama
obat sesedikit mungkin terkena panas.
9
Ekstrak ada 3 macam :
Ekstrak kering (siccum)
mis. Strychni Extractum
Ekstrak kental (spissum)
mis. Hyoscyami Extractum
Ekstrak cair (liquidum)
mis. Colae Extractum
10
Ekstrak Cair (FI VI)
Ekstrak cair adalah sediaan cair
simplisia, yang mengandung etanol
sebagai pelarut atau sebagai pengawet
atau sebagai pelarut dan pengawet.
Jika tidak dinyatakan lain pada masing-
masing monografi, tiap ml ekstrak
mengandung bahan aktif dari 1 g
simplisia yang memenuhi syarat.
11
E k s t r a k c a i r y a n g c e n d e r u n g
membentuk endapan dapat didiamkan
dan disaring atau bagian yang bening
dienaptuangkan. Beningan yang
diperoleh memenuhi persyaratan
Farmakope.
12
Cara Pembuatan ekstrak
Maserasi (FHI ed. I)
Digunakan pelarut yang dapat
menyari sebagian besar metabolit
sekunder yang terkandung dalam
serbuk simplisia. Jika tidak dinyatakan
lain digunakan etanol 70 %.
13
Dalam maserator:
1 bag serbuk kering simplisia + 10 bag
pelarut rendam 6 jam (sekali2
diaduk) diamkan 18 jam
pisahkan maserat dengan cara
pengendapan, sentrifugasi, dekantasi
atau filtrasi.
Ulangi proses penyarian sekurang-
kurangnya dua kali dengan jenis dan jml
pelarut yang sama.
14
Kumpulkan maserat diuapkan dengan
penguap vakum atau penguap tekanan rendah
diperoleh ekstrak kental.
Hitung rendemen yg diperoleh yi persentase bobot
(b/b) antara rendemen dengan bobot serbuk
simplisia yang digunakan dengan penimbangan.
Rendemen harus mencapai angka sekurang-
kurangnya sebagaimana ditetapkan pada
masing-masing monografi ekstrak.
Pembuatan ekstrak bisa dilakukan dengan cara
lain seperti perkolasi, sokletasi atau “counter
current”
15
Contoh :
1. Ekstrak kental buah adas
- Buah Foeniculum vulgare Mill.
- maserasi, etanol P sebagai pelarut
- ekstrak kental, coklat tua, bau khas -
adas, rasa agak manis
- senyawa identitas : Trans -anetol
- minyak atsiri tidak kurang 12,0% v/b,
- kadar trans- anetol tidak kurang 7,8 %
- rendemen tidak kurang dari 11,2%
16
2. Ekstrak kental daun kumis kucing
- maserasi daun Orthosiphon
stamineus Benth.
- etanol P sebagai pelarut
- ekstrak kental, warna coklat tua , bau
khas, rasa pahit
- senyawa identitas Sinensetin
- kadar sinensetin tidak kurang dari
1,10 %
- rendemen tidak kurang dari 8,7 % 17
3. Ekstrak kental buah mengkudu
- maserasi buah Morinda citrifolia L.,
- etanol P sebagai pelarut
- ekstrak kental, warna coklat tua , berbau
khas, rasa getir
- senyawa identitas Skopoletin
- kadar skopoletin tidak kurang dari 0,40%
- rendemen tidak kurang dari 10,9 %
18
Cara Perkolasi (FI VI)
- Serbuk bahan obat atau campuran bahan
obat + pelarut/campuran pelarut q.s. cukup
basah biarkan 15 menit. moistening
Pindahkan ke perkolator, mampatkan,
tuangkan pelarut/campuran pelarut q.s.
sampai terendam seluruhnya, tutup bagian
atas perkolator, dan jika cairan sudah hampir
menetes dari perkolator, tutup lubang bawah.
Perkolasi dilakukan selama 24 jam atau
sesuai dengan waktu yang tertera pada
monografi.
19
20
Contoh :
Ekstrak cair :
1. Cinchonae Extractum perkolasi
2. Glycyrrhizae Extractum perkolasi
Ekstrak kental :
1. Belladonnae Extractum perkolasi
2. Hyoscyami Extractum perkolasi
Ekstrak kering :
1. Opii Extractum maserasi
2. Rhei Extractum perkolasi
21
Reperkolasi
Perkolasi berulang, yaitu perkolat pertama dari perkolasi simplisia
pertama digunakan untuk perkolasi simplisia kedua.
Mis. Extractum Thymi liquidum
1 kg herba Thymi dibagi 3 bagian
I. 500 g diperkolasi, diperoleh175 g (perkolat I)
perkolasi dilanjutkan ad 1500 g (CL I)
II. 325 g diperkolasi dg cairan CL I, diperoleh 325 g (perkolat II)
perkolasi dilanjutkan (CL II)
III.175 g diperkolasi dg CL II, diperoleh 500 g (perkolat III)
Perkolat I, II, dan III dicampur.
22
TINGTUR ( TINCTURA)
Tingtur (FI VI)
Adalah larutan mengandung etanol atau
hidroalkohol yang dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia.
Tingtur tumbuhan berkasiat obat
menunjukkan aktivitas dari 10 g obat/100 ml
tingtur. (10 % bahan dasar)
Tingtur tumbuhan yang lain 20 g/ 100 ml
tingtur. ( 20 % bahan dasar)
23
Pembuatan
Perkolasi (FI VI)
- Serbuk bahan obat/campuran bahan obat +
pelarut/campuran pelarut q.s. cukup basah
biarkan 15 menit moistening
- Pindahkan ke perkolator, mampatkan,
tuangkan pelarut/campuran pelarut q.s.
sampai terendam seluruhnya, tutup bagian
atas perkolator, dan jika cairan sudah hampir
menetes dari perkolator, tutup lubang bawah. 24
- Perkolasi dilakukan selama 24 jam atau
sesuai dengan waktu yang tertera pada
monografi.
- PK jika tidak dinyatakan perkolasi
secara perlahan, atau kecepatan yg telah
ditentukan dan secara bertahap + pelarut/
campuran pelarut ad 1000 ml tingtur
25
- PK dinyatakan kumpulkan 950 ml
perkolat, campur sebagian perkolat
ditetapkan kadarnya sisa tingtur +
pelarut/campuran pelarut sampai
memenuhi syarat baku.
26
Maserasi (FI VI)
Bahan obat + 750 ml pelarut/campuran
pelarut dalam wadah tertutup, ditempat hangat.
Diamkan 3 hari,sering dikocok atau hingga
larut saring, bila cairan telah mengalir
keluar, cuci residu dengan pelarut/campuran
pelarut q.s kumpulkan filtrat ad 1000 ml
tingtur.
27
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya, jauhkan dari cahaya matahari
langsung dan panas yang berlebihan.
28
Contoh :
1. Belladonnae Tinctura, perkolasi (10 %
bahan dasar)
2. Cinnamomi Tinctura, perkolasi (20% bahan
dasar)
3. Valerianae Tinctura, maserasi (20 % bahan
dasar)
4. Iodii Tinctura, pelarutan dari bahan kimia yi
2 % Iodium, 2,4 % natrium iodida, dalam
sejumlah alkohol (separuh vol. tingtur), air.
29
INFUS (INFUSA) FI IV
Infus adalah sediaan cair yang dibuat
dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90o C selama 15
menit.
30 menit decocta
30
Cara pembuatan :
Simplisia (dengan derajat halus sesuai)
dalam panci + air q.s. 15 menit terhitung
mulai suhu mencapai 90o C sambil sekali-kali
diaduk.
Serkai selagi panas melalui kain planel,
tambahkan air panas q.s.
melalui ampas hingga diperoleh volume infus
yang dikehendaki.
. 31
- Daun Sena, asam jawa, simplisia yg
mengandung lendir tidak boleh diperas
- Asam jawa dibuang bijinya
- Buah adas, buah adas manis harus
dipecah dahulu
-Kecuali dinyatakan lain, infus yang
mengandung bukan bahan berkasiat
keras,digunakan 10 % simplisia.
32
Untuk pembuatan infus berikut, digunakan bahan :
Kulit kina 6 %
Daun digitalis 0,5 %
Akar ipeka 0,5 %
Daun kumis kucing 0,5 %
Sekele kornutum 3 %
Daun sena 4 %
Temulawak 4 %
33
Hal yang harus diperhatikan pada
pembuatan infus :
1. Bahan tidak berkasiat keras 10 %
2. Derajat halus simplisia mis. Daun kumis
kucing (5/8)
3. Air ekstra, 2 X bobot simplisia
4. Cara menyerkai selagi panas
34
Diserkai setelah dingin pada :
- Infus daun Sena mengandung zat
penyebab sakit perut yg larut dalam air
panas, tapi tak larut dalam air dingin.
- Decocta condurango zat berkasiat
nya larut dalam air dingin
- simplisia yg mengandung minyak atsiri,
35
5. Penambahan bahan-bahan lain pada
pembuatan infus a.l.menambah
k e l a r u t a n , m e n a m b a h k e s t a b i l a n ,
menghilangkan zat-zat yg menyebabkan
efek lain mis.
- kulit kina + asam sitrat 10 % dari bobot
bahan berkasiat
- simplisia yg mengandung glikosida
antrakuinon + natrium karbonat 10% dari
bobot simplisia 36
Air Aromatik (FI VI)
Adalah larutan jernih dan jenuh dalam air, dari
minyak mudah menguap atau senyawa aromatik
atau bahan mudah menguap lain.
Bau dan rasanya mirip dengan obat atau senyawa
mudah menguap yg ditambahkan, dan bebas dari
bau empirematik dan bau asing lain. Air aromatik
dapat dibuat secara destilasi atau dari larutan
s e n y a w a a r o m a t i k d e n g a n a t a u t a n p a
menggunakan bhan pendispersi.
Penyimpanan : terlindung cahaya dan panas
berlebih. 37
Cara pembuatan :
Larutkan minyak atsiri sejumlah yg tertera dalam
monografi dalam 60 ml etanol 95 % + air sedikit demi
sedikit ad 100 ml sambil dikocok kuat2 +
500 mg talk, kocok diamkan saring.
Encerkan 1 bg filtrat dg 39 bg air.
Contoh aqua aromatika :
Aqua Rosae
Aqua Foeniculi
Aqua Menthae Piperitae
_____ *** _____
38

More Related Content

Similar to EKSTRAK GALENIK

FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKSapan Nada
 
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptxPERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptxchilonkduppa
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxnurulwahyuni41
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksimtrko
 
4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptxFitriAyuWahyuni1
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mintan nurmala
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 
3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaanrahmanobita
 
4. Sediaan Obat Tradisional 2021..pptx
4. Sediaan Obat Tradisional  2021..pptx4. Sediaan Obat Tradisional  2021..pptx
4. Sediaan Obat Tradisional 2021..pptxIbnuVega
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Hani Ani
 
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)Aulia Mala
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)evindatoh
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiyulis adriana
 
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...Ida Bagus Ngurah Yudhi Dharmawan
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiSofie Via
 

Similar to EKSTRAK GALENIK (20)

sediaan galenika.pptx
sediaan galenika.pptxsediaan galenika.pptx
sediaan galenika.pptx
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptxPERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
 
Laporan tanin
Laporan tanin Laporan tanin
Laporan tanin
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx4. Pulvis pulveres new.pptx
4. Pulvis pulveres new.pptx
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan
 
4. Sediaan Obat Tradisional 2021..pptx
4. Sediaan Obat Tradisional  2021..pptx4. Sediaan Obat Tradisional  2021..pptx
4. Sediaan Obat Tradisional 2021..pptx
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
Memahami dasar dasar-farmakologi_(sediaan_obat)
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
pulv-serbuk.ppt
pulv-serbuk.pptpulv-serbuk.ppt
pulv-serbuk.ppt
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasi
 

Recently uploaded

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 

Recently uploaded (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 

EKSTRAK GALENIK

  • 1. SEDIAAN GALENIK Sediaan galenik Adalah sediaan yang dibuat dari bahan baku dari hewan atau tumbuh-tumbuhan yang disari. a.l. Ekstrak (extracta) Tingtur (tinctura) Infus (infusa) Air aromatik 1
  • 2. Cara penyarian (penarikan/ekstraksi) a.l.: 1. Maserasi, dari bahasa Latin macerare, yang berarti merendam 2. Perkolasi, dari bahasa Latin per yang berarti melalui, dan colare yang berarti menyaring 3. Reperkolasi, perkolasi berulang. Macam-macam cairan penyari a.l. : Air, etanol, glycerin, eter, aseton, kloroform, solvent hexane. 2
  • 3. Faktor yang perlu diperhatikan pada pembuatan sediaan galenik : 1. Derajat kehalusan Semakin sukar disari, simplisia harus dibuat semakin halus 2. Konsentrasi atau kepekatan Konsentrasi zat aktif dalam sediaan harus jelas supaya tidak menimbulkan kesulitan dalam pembuatan. 3
  • 4. 3. Suhu dan lamanya waktu Disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak. 4. Bahan penyari dan cara penyarian Disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia. 4
  • 5. Pembuatan serbuk simplisia P e m b u a t a n s e r b u k s i m p l i s i a merupakan proses awal pembuatan ekstrak. Derajat kehalusan serbuk simplisia terdiri dari serbuk sangat kasar, kasar, agak kasar, halus dan sangat halus. Kecuali dinyatakan lain, derajat kehalusan serbuk simplisia untuk pembuatan ekstrak merupakan serbuk simplisia halus seperti tertera pada Pengayak dan derajat halus serbuk 5
  • 6. Pengayak no. pengayak jumlah lubang tiap cm searah dengan kawat. Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengajak. 1 nomor semua serbuk dapat melalui pengayak no tsb. 2 nomor semua serbuk melalui pengayak no rendah dan tidak lebih dari 40 % melalui pengayak no tinggi 6
  • 7. Mis. Serbuk (5/8) : Daun kumis kucing daun sena, daun sirih Serbuk (8/10) : Kelembak Serbuk (10/22) : Akar valerian, jahe 7
  • 8. (FI VI) Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan EKSTRAK 8
  • 9. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas. 9
  • 10. Ekstrak ada 3 macam : Ekstrak kering (siccum) mis. Strychni Extractum Ekstrak kental (spissum) mis. Hyoscyami Extractum Ekstrak cair (liquidum) mis. Colae Extractum 10
  • 11. Ekstrak Cair (FI VI) Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia, yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada masing- masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat. 11
  • 12. E k s t r a k c a i r y a n g c e n d e r u n g membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang bening dienaptuangkan. Beningan yang diperoleh memenuhi persyaratan Farmakope. 12
  • 13. Cara Pembuatan ekstrak Maserasi (FHI ed. I) Digunakan pelarut yang dapat menyari sebagian besar metabolit sekunder yang terkandung dalam serbuk simplisia. Jika tidak dinyatakan lain digunakan etanol 70 %. 13
  • 14. Dalam maserator: 1 bag serbuk kering simplisia + 10 bag pelarut rendam 6 jam (sekali2 diaduk) diamkan 18 jam pisahkan maserat dengan cara pengendapan, sentrifugasi, dekantasi atau filtrasi. Ulangi proses penyarian sekurang- kurangnya dua kali dengan jenis dan jml pelarut yang sama. 14
  • 15. Kumpulkan maserat diuapkan dengan penguap vakum atau penguap tekanan rendah diperoleh ekstrak kental. Hitung rendemen yg diperoleh yi persentase bobot (b/b) antara rendemen dengan bobot serbuk simplisia yang digunakan dengan penimbangan. Rendemen harus mencapai angka sekurang- kurangnya sebagaimana ditetapkan pada masing-masing monografi ekstrak. Pembuatan ekstrak bisa dilakukan dengan cara lain seperti perkolasi, sokletasi atau “counter current” 15
  • 16. Contoh : 1. Ekstrak kental buah adas - Buah Foeniculum vulgare Mill. - maserasi, etanol P sebagai pelarut - ekstrak kental, coklat tua, bau khas - adas, rasa agak manis - senyawa identitas : Trans -anetol - minyak atsiri tidak kurang 12,0% v/b, - kadar trans- anetol tidak kurang 7,8 % - rendemen tidak kurang dari 11,2% 16
  • 17. 2. Ekstrak kental daun kumis kucing - maserasi daun Orthosiphon stamineus Benth. - etanol P sebagai pelarut - ekstrak kental, warna coklat tua , bau khas, rasa pahit - senyawa identitas Sinensetin - kadar sinensetin tidak kurang dari 1,10 % - rendemen tidak kurang dari 8,7 % 17
  • 18. 3. Ekstrak kental buah mengkudu - maserasi buah Morinda citrifolia L., - etanol P sebagai pelarut - ekstrak kental, warna coklat tua , berbau khas, rasa getir - senyawa identitas Skopoletin - kadar skopoletin tidak kurang dari 0,40% - rendemen tidak kurang dari 10,9 % 18
  • 19. Cara Perkolasi (FI VI) - Serbuk bahan obat atau campuran bahan obat + pelarut/campuran pelarut q.s. cukup basah biarkan 15 menit. moistening Pindahkan ke perkolator, mampatkan, tuangkan pelarut/campuran pelarut q.s. sampai terendam seluruhnya, tutup bagian atas perkolator, dan jika cairan sudah hampir menetes dari perkolator, tutup lubang bawah. Perkolasi dilakukan selama 24 jam atau sesuai dengan waktu yang tertera pada monografi. 19
  • 20. 20
  • 21. Contoh : Ekstrak cair : 1. Cinchonae Extractum perkolasi 2. Glycyrrhizae Extractum perkolasi Ekstrak kental : 1. Belladonnae Extractum perkolasi 2. Hyoscyami Extractum perkolasi Ekstrak kering : 1. Opii Extractum maserasi 2. Rhei Extractum perkolasi 21
  • 22. Reperkolasi Perkolasi berulang, yaitu perkolat pertama dari perkolasi simplisia pertama digunakan untuk perkolasi simplisia kedua. Mis. Extractum Thymi liquidum 1 kg herba Thymi dibagi 3 bagian I. 500 g diperkolasi, diperoleh175 g (perkolat I) perkolasi dilanjutkan ad 1500 g (CL I) II. 325 g diperkolasi dg cairan CL I, diperoleh 325 g (perkolat II) perkolasi dilanjutkan (CL II) III.175 g diperkolasi dg CL II, diperoleh 500 g (perkolat III) Perkolat I, II, dan III dicampur. 22
  • 23. TINGTUR ( TINCTURA) Tingtur (FI VI) Adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Tingtur tumbuhan berkasiat obat menunjukkan aktivitas dari 10 g obat/100 ml tingtur. (10 % bahan dasar) Tingtur tumbuhan yang lain 20 g/ 100 ml tingtur. ( 20 % bahan dasar) 23
  • 24. Pembuatan Perkolasi (FI VI) - Serbuk bahan obat/campuran bahan obat + pelarut/campuran pelarut q.s. cukup basah biarkan 15 menit moistening - Pindahkan ke perkolator, mampatkan, tuangkan pelarut/campuran pelarut q.s. sampai terendam seluruhnya, tutup bagian atas perkolator, dan jika cairan sudah hampir menetes dari perkolator, tutup lubang bawah. 24
  • 25. - Perkolasi dilakukan selama 24 jam atau sesuai dengan waktu yang tertera pada monografi. - PK jika tidak dinyatakan perkolasi secara perlahan, atau kecepatan yg telah ditentukan dan secara bertahap + pelarut/ campuran pelarut ad 1000 ml tingtur 25
  • 26. - PK dinyatakan kumpulkan 950 ml perkolat, campur sebagian perkolat ditetapkan kadarnya sisa tingtur + pelarut/campuran pelarut sampai memenuhi syarat baku. 26
  • 27. Maserasi (FI VI) Bahan obat + 750 ml pelarut/campuran pelarut dalam wadah tertutup, ditempat hangat. Diamkan 3 hari,sering dikocok atau hingga larut saring, bila cairan telah mengalir keluar, cuci residu dengan pelarut/campuran pelarut q.s kumpulkan filtrat ad 1000 ml tingtur. 27
  • 28. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, jauhkan dari cahaya matahari langsung dan panas yang berlebihan. 28
  • 29. Contoh : 1. Belladonnae Tinctura, perkolasi (10 % bahan dasar) 2. Cinnamomi Tinctura, perkolasi (20% bahan dasar) 3. Valerianae Tinctura, maserasi (20 % bahan dasar) 4. Iodii Tinctura, pelarutan dari bahan kimia yi 2 % Iodium, 2,4 % natrium iodida, dalam sejumlah alkohol (separuh vol. tingtur), air. 29
  • 30. INFUS (INFUSA) FI IV Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90o C selama 15 menit. 30 menit decocta 30
  • 31. Cara pembuatan : Simplisia (dengan derajat halus sesuai) dalam panci + air q.s. 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90o C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain planel, tambahkan air panas q.s. melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. . 31
  • 32. - Daun Sena, asam jawa, simplisia yg mengandung lendir tidak boleh diperas - Asam jawa dibuang bijinya - Buah adas, buah adas manis harus dipecah dahulu -Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan bahan berkasiat keras,digunakan 10 % simplisia. 32
  • 33. Untuk pembuatan infus berikut, digunakan bahan : Kulit kina 6 % Daun digitalis 0,5 % Akar ipeka 0,5 % Daun kumis kucing 0,5 % Sekele kornutum 3 % Daun sena 4 % Temulawak 4 % 33
  • 34. Hal yang harus diperhatikan pada pembuatan infus : 1. Bahan tidak berkasiat keras 10 % 2. Derajat halus simplisia mis. Daun kumis kucing (5/8) 3. Air ekstra, 2 X bobot simplisia 4. Cara menyerkai selagi panas 34
  • 35. Diserkai setelah dingin pada : - Infus daun Sena mengandung zat penyebab sakit perut yg larut dalam air panas, tapi tak larut dalam air dingin. - Decocta condurango zat berkasiat nya larut dalam air dingin - simplisia yg mengandung minyak atsiri, 35
  • 36. 5. Penambahan bahan-bahan lain pada pembuatan infus a.l.menambah k e l a r u t a n , m e n a m b a h k e s t a b i l a n , menghilangkan zat-zat yg menyebabkan efek lain mis. - kulit kina + asam sitrat 10 % dari bobot bahan berkasiat - simplisia yg mengandung glikosida antrakuinon + natrium karbonat 10% dari bobot simplisia 36
  • 37. Air Aromatik (FI VI) Adalah larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatik atau bahan mudah menguap lain. Bau dan rasanya mirip dengan obat atau senyawa mudah menguap yg ditambahkan, dan bebas dari bau empirematik dan bau asing lain. Air aromatik dapat dibuat secara destilasi atau dari larutan s e n y a w a a r o m a t i k d e n g a n a t a u t a n p a menggunakan bhan pendispersi. Penyimpanan : terlindung cahaya dan panas berlebih. 37
  • 38. Cara pembuatan : Larutkan minyak atsiri sejumlah yg tertera dalam monografi dalam 60 ml etanol 95 % + air sedikit demi sedikit ad 100 ml sambil dikocok kuat2 + 500 mg talk, kocok diamkan saring. Encerkan 1 bg filtrat dg 39 bg air. Contoh aqua aromatika : Aqua Rosae Aqua Foeniculi Aqua Menthae Piperitae _____ *** _____ 38