Dokumen tersebut membahas tentang pengantar ilmu ekonomi tenaga kerja dan sumber daya manusia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang konsep dasar ilmu ekonomi tenaga kerja sebagai subsistem dari sistem ekonomi yang lebih luas, serta mendefinisikan beberapa istilah penting seperti angkatan kerja, pengangguran, dan pendekatan penggunaan tenaga kerja dalam analisis sumber daya manusia.
1. PENGANTAR ILMU EKONOMI TENAGA KERJA/
SUMBER DAYA MANUSIA
I. ILMU EKONOMI SEBAGAI SUATU SISTEM
HUBUNGAN YANG TERORGANISIR.
Ilmu ekonomi neoklasik merupakan suatu sistem hubungan
terorganisir yang menghayati satu tatanan yang mapan di
dalam gejala-gejala, yang dilukiskannya dalam penelitian yang
khusus; hubungan kegiatan antar manusia di dalam lingkungan
hidup kemasyarakatan.
Suatu sistem ekonomi yang sederhana dapat diwakili oleh arus
perputaran pendapatan yang ditunjukkan oleh Gambar.
Menurut konsepsi ini suatu ekonomi terdiri dari para pelaku
ekonomi, sebagai anggota-anggota rumah tangga atau
anggota-anggota perusahaan. Anggota-anggota rumah tangga
adalah penghasil jasa layanan yang produktif (atau faktor-faktor
produksi), seperti jasa pelayanan tenaga kerja bagi
perusahaan-perusahaan. Sebagai imbalannya bagi jasa
pelayan produktif yang diberikan kepada perusahaan-
perusahaan, anggota-anggota rumah tangga menerima uang
sebagai pendapatan mereka. Di dalam transaksi ini yang
berlangsung di pasar faktor produksi, anggota-anggota rumah
tangga merupakan pemberi jasa pelayanan sedangkan
perusahaan-perusahaan merupakan pihak peminta jasa
pelayanan.
Pasar barang
Pengeluaran uang
Barang-barang
Rumah tangga dan Jasa-jasa Perusahaan
/mnt/temp/unoconv/20121214043728/pengantarilmuekonomitenagakerjadansdm-121213223726-phpapp01.doc 1
Faktor produksi
Pendapatan nominal
2. Pasar faktor
Gambar 1. Suatu arus perputaran sederhana tentang
pendapatan. Anggota-anggota rumah tangga merupakan
penyedia faktor produksi dalam pasar faktor dan merupakan
peminta barang dalam pasar produk. Perusahaan merupakan
peminta faktor produksi dan penyedia barang-arang dalam
pasar produk.
II. ILMU EKONOMI TENAGA KERJA SEBAGAI SUATU
SUBSISTEM PADA SISTEM EKONOMI
Ilmu ekonomi tenaga kerja adalah juga merupakan suatu
sistem hubungan yang terorganisir, akan tetapi ia juga
merupakan suatu subsistem pada sistem ekonomi yang lebih
luas. Ilmu ekonomi tenaga kerja memusatkan perhatiannya
pada tingkah laku perorangan dalam peranan mereka sebagai
pemasok jasa tenaga kerja dan sebagai pihak peminta yang
membutuhkan jasa tenaga kerja.
Di dalam pasar tenaga kerja, permintaan dan penawaran
secara bersama-sama menentukan jumlah yang akan
dipekerjakan serta upah yang akan mereka terima. Dalam hal
semacam ini pasar tenaga kerja adalah sama dengan pasar
barang. Walaupun demikian pasar tenaga kerja tidaklah sama.
Sesungguhnya perbedaan antara pasar tenaga kerja dengan
/mnt/temp/unoconv/20121214043728/pengantarilmuekonomitenagakerjadansdm-121213223726-phpapp01.doc 2
3. pasar produksi itulah terletak hal yang paling penting dan
menarik bagi para ahli ekonomi tenaga kerja.
Pasar tenaga kerja mempunyai satu ciri yang coraknya unik,
dan yang dipandang cukup dapat membedakannya dari semua
pasar lainnya ditilik dari segi faktor-faktor produksi dan dari
semua pasar produksi. Para pekerja menjual jasa
pekerjaannya, tetapi dirinya sendiri tetap memiliki kepribadian
haknya sendiri. Berdasarkan kenyataan yang unik ini, maka
perorangan yang menjual jasa tenaga kerjanya menilik terlebih
dahulu rangkaian kondisi kerja sebelum pekerja itu mengambil
keputusan untuk menerima lowongan kerja.
Penalaran terhadap pasar tenaga kerja sebagian besar dapat
dipahami apabila kita pertama sekali membangun suatu model
pemikiran yang mengambil intisari dari ciri-ciri khusus pasar ini
lalu memutuskan pikiran terhadap ciri-ciri umum pasar itu.
Pertama sekali kita harus meneliti suatu model pemikiran yang
memutuskan pemikiran terhadap ciri-ciri yang dimiliki pasar
barang dan pasar tenaga kerja pada umumnya.
Model dasar dibentuk dengan cara mula-mula membuat
anggapan bahwa semua orang akan menyetujuinya adalah
tidak realistis, akan tetapi akan sangat mempermudah analisis.
Dengan cara menangani satu permasalahan pada satu saat,
maka dugaan terhadap permasalahan itu dapat dipecahkan.
III. ANGKATAN KERJA
Tiap negara dapat memberikan pengertian yang berbeda
mengenai definisi bekerja dan menganggur, dan definisi itu
dapat berubah menurut waktu. Dalam sensus penduduk tahun
/mnt/temp/unoconv/20121214043728/pengantarilmuekonomitenagakerjadansdm-121213223726-phpapp01.doc 3
4. 1971, orang yang bekerja dengan maksud penghasilan paling
sedikit dua hari dalam seminggu sebelum hari pencacahan
dinyatakan sebagai bekerja. Juga tergolong sebagai bekerja,
mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak
bekerja atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah:
(1) pekerja tetap pada kantor pemerintah atau swasta yang
sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok atau
mangkir; (2) petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian
yang sedang tidak bekerja karena menunggu panen atau
menunggu hujan untuk menggarap sawahnya; dan (3) orang
yang bekerja dalam bidang keahlian seperti dokter, konsultan,
tukang cukur, dan lain-lain.
Angkatan Kerja = Pekerja + Penganggur
Jumlah penganggur
Tingkat pengangguran = X 100%
Jumlah angkatan kerja
IV. BUKAN ANGKATAN KERJA
Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan,
yakni: (1) golongan yang masih bersekolah, yaitu mereka yang
kegiatannya hanya atau terutama bersekolah; (2) golongan
yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang mengurus
ramah tangga tanpa memperoleh upah; dan (3) golongan lain-
lain. Yang tergolong dalam lain-lain ini ada dua macam, yaitu:
/mnt/temp/unoconv/20121214043728/pengantarilmuekonomitenagakerjadansdm-121213223726-phpapp01.doc 4
5. (a) penerima pendapatan, yakni mereka yang tidak melakukan
suatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan seperti
tunjangan pensiun, bunga atas simpanan atau sewa atas milik;
dan (b) mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain
misalnya karena lanjut usia, cacat, dalam penjara atau sakit
kronis.
V. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
a. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional adalah mengangguran yang terjadi
karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari
kerja dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan temporer ini
dapat berbentuk sekedar waktu yang diperlukan selama
prosedur pelamaran dan seleksi, atau terjadi karena faktor
jarang atau kurangnya informasi.
b. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural terjadi karena adanya perubahan
dalam struktur atau komposisi perekonomian. Perubahan
struktur yang demikian memerlukan perubahan dalam
keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan pihak
pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan
keterampilan baru tersebut. Misalnya dalam suatu
pergeseran dari ekonomi yang berat agraris menjadi
ekonomi yang berat industri.
c. Pengangguran Musiman
/mnt/temp/unoconv/20121214043728/pengantarilmuekonomitenagakerjadansdm-121213223726-phpapp01.doc 5
6. Pengangguran musiman terjadi karena pergantian musim. Di
luar musim panen dan turun ke sawah banyak orang yang
tidak mempunyai kegiatan ekonomis.
VI. PENGANGGUR DAN SETENGAH PENGANGGUR
Pendekatan angkatan kerja yang membedakan orang yang
bekerja dan menganggur pada dasarnya menimbulkan tiga
masalah pokok. Misalnya yang pertama, menyangkut
penentuan batas jam kerja yang berbeda-beda.
Kedua, pembedaan tenaga kerja atas golongan yang bekerja
dan menganggur tidak menggambarkan masalah tenaga kerja
yang sebenarnya.
Ketiga, pembedaan atas orang yang bekerja dan menganggur
tidak menunjukkan apa-apa mengenai tingkat pendapatan dan
produktivitas seseorang.
Dengan pendekatan ini dibedakan angkatan kerja dalam tiga
golongan yaitu orang yang : (a) menganggur, yaitu orang yang
sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan; (b)
setengah menganggur, yaitu mereka yang kurang
dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari jam kerja, produktivitas
kerja dan pendapatan; dan (c) bekerja penuh atau cukup
dimanfaatkan.
VII. PENDEKATAN ANGKATAN DAN PENGGUNAAN
TENAGA KERJA
Analisa tenaga kerja melalui pendekatan penggunaan tenaga
kerja (labor utilization approach) ternyata lebih rumit daripada
analisa yang dilakukan melalui pendekatan angkatan kerja
/mnt/temp/unoconv/20121214043728/pengantarilmuekonomitenagakerjadansdm-121213223726-phpapp01.doc 6
7. (labor force approach). Akan tetapi dalam hubungannya
dengan penyusunan kebijaksanaan, yang pertama memberikan
gambaran tenaga kerja yang lebih realistis dan alternatif yang
lebih luas. Pendekatan angkatan kerja hanya membedakan
antara bekerja dan menganggur. Padahal dikalangan yang
tergolong bekerja masih terdapat masalah besar dalam bentuk
setengah yang kentara maupun tidak kentara.
Informasi mengenai jumlah tenaga kerja yang mempunyai
produktivitas kerja rendah merupakan petunjuk akan kebutuhan
latihan, perbaikan dalam cara-cara penempatan orang dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya, dan/atau
perbaikan organisasi serta penyediaan sarana penunjang
lainnya.
/mnt/temp/unoconv/20121214043728/pengantarilmuekonomitenagakerjadansdm-121213223726-phpapp01.doc 7
8. KOMPOSISI PENDUDUK DAN TENAGA
KERJA
PENDUDUK
TENAGA BUKAN TENAGA
KERJA KERJA
ANGKATAN BUKAN
KERJA ANGKATAN
KERJA
MENGANGGU BEKERJA SEKOLAH MENGURU PENERIMA
R S RUMAH PENDAPATA
TANGGA N
SETENGAH BEKERJ
PENGANGGURA A
N PENUH
KENTARA TIDAK
(JAM KERJA KENTARA
SEDIKIT)
PRODUKTIVITAS PENGHASILAN
RENDAH RENDAH
/mnt/temp/unoconv/20121214043728/pengantarilmuekonomitenagakerjadansdm-121213223726-phpapp01.doc 8