SlideShare a Scribd company logo
Angin berhembus menusuk tulang, sore itu seorang gadis duduk manis
ditemani ibunya di halaman depan rumah. Nampaknya gadis itu sedang
menunggu kedatangan ayahnya yang sedang bekerja. Keluarganya tak
begitu harmonis, masalah ekonomi yang begitu berat membuat orang tua
gadis yang akrab dipanggil Lina itu sering melakukan perdebatan.
Terkadang Lina merasa lelah menjalani hidup yang biayanya semakin
mahal. Untung saja dari sekolah dasar, ia tak pernah memberatkan orang
tuanya mengenai uang sekolah, karena ia selalu mendapat beasiswa.
“Tin…tiiiiiin…..” suara sepeda motor menyadarkan Lina dari
lamunannya. “Eh, ayah” Lina segera mencium tangan ayahnya itu dan
segera masuk rumah untuk menyiapkan secangkir teh manis. Dibawanya
secangkir teh itu ke meja ruang tamu, “ini yah, diminum dulu biar capeknya
ilang” ujarnya dengan tersenyum manis. “Terimakasih Lin” balas ayah Lina.
“Iya yah, sama-sama. Yah, besok salah satu orang tua Lina diperintahkan
kesekolah untuk mengambil rapot semester ganjil. Ayah mau datang kan?”
Tanya Lina dengan wajah memohon. “Ayah tidak bisa sayang, nanti ayah
akan suruh mama untuk datang kesekolahmu. Udah ayah mau mandi dulu.”
Jawab ayahnya.
Malam telah berlalu, subuh-subuh Lina segera bangun dan bersiapsiap ke sekolah. Ia tampak bersemangat sekali, ia yakin nilai rapotnya akan
indah-indah dan membuat orang tuanya bangga. Setelah ia sampai
disekolah, ia berkumpul dengan teman-temannya menunggu pembagian
rapot sambil membersihkan kelas dan menyiapkan bangku. Pukul 08.00
WIB, para orang tua berdatangan dan menuju ruang kelas anaknya masingmasing, Lina sangat cemas ketika ibunya dipanggil ke depan. Lina panik
karena ia takut nilai rapotnya jelek, padahal tadi pagi ia sangat yakin nilai
rapotnya bagus. Namun keyakinan itu mengkerut ketika melihat ibunya
dipanggil urutan tengah-tengah.
“Bu, nilai anak ibu bagus namun masih ada yang mepet dengan
standar minimal” Bu Fitri menjelaskan pada ibu Lina. “Lalu bagaimana,
Bu?” ujar ibu Lina. “Tak apa Bu, meski begitu anak ibu jadi bintang kelas”
Jawab Bu Fitri. Ibu Lina pun keluar dengan raut wajah biasa-biasa saja, tak
kelihatan senang. “Kamu ini kurang belajar Lin! Masa nilai rapot ada 7 nya!”
Kata Ibu Lina kepada Lina. Lina menjawab, “Maaf ma, aku akan berusaha
lebih baik kok!” ibu dan anak itu segera pulang. Lina sangat bingung
dengan perasaannya, ia senang karena jadi bintang kelas, namun disisi lain
dia juga sedih karena nilai yang kurang memuaskan menurut ibunya. Tapi
ia tidak berputus asa dengan cemoohan ibunya, ia tetap ingin berusaha
menjadi yang lebih baik. Akhirnya kini Lina rajin belajar agar nilainya
meningkat.
Pelaku
:
1. Lina (Nama disamarkan)
2. Ibu Lina
3. Ayah Lina
4. Bu Fitri
Peristiwa
:
Cerpen ini menceritakan tentang kisah Lina saat menerima rapot.
Latar
1. Waktu
:
a. Sore hari (…sore itu seorang gadis duduk manis ditemani ibunya
di halaman depan rumah.)
b. Subuh (Malam telah berlalu, subuh-subuh Lina segera bangun
dan bersiap-siap ke sekolah.)
2. Tempat
:
a. Halaman depan rumah (…seorang gadis duduk manis ditemani
ibunya di halaman depan rumah.)
b. Ruang tamu (Dibawanya secangkir teh itu ke meja ruang
tamu…)
c. Sekolah (Setelah ia sampai disekolah…)
3. Suasana
:
a. Tenang (Angin berhembus menusuk tulang, sore itu seorang
gadis duduk manis ditemani ibunya di halaman depan rumah.)
b. Menegangkan (Lina panik karena ia takut nilai rapotnya jelek,
padahal tadi pagi ia sangat yakin nilai rapotnya bagus.)

Nama
: Yurita Asmaul Husnah
Kelas/No.Abs : X-2/34

More Related Content

What's hot

Cerpen difabel versi pinky
Cerpen difabel versi pinkyCerpen difabel versi pinky
Cerpen difabel versi pinkypinkycantik
 
Komsas~warkah daripada ibu
Komsas~warkah daripada ibuKomsas~warkah daripada ibu
Komsas~warkah daripada ibu
0142361861
 
Luna torashyngu lovasket
Luna torashyngu   lovasketLuna torashyngu   lovasket
Luna torashyngu lovasket
Ike Lit
 
Cerpen: Jangan Remehkan Mereka
Cerpen: Jangan Remehkan MerekaCerpen: Jangan Remehkan Mereka
Cerpen: Jangan Remehkan Mereka
Faishal Hanin
 
Cerpen indo
Cerpen indoCerpen indo
Cerpen indo26765422
 
B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2asyafiul
 
Winda (po)
Winda (po)Winda (po)
Winda (po)
Devi Putri
 
Pelajaran 1
Pelajaran 1Pelajaran 1
Pelajaran 1
dwi_rahmamosa
 

What's hot (10)

Taubatnya Preman Sekolah
Taubatnya Preman SekolahTaubatnya Preman Sekolah
Taubatnya Preman Sekolah
 
Cerpen difabel versi pinky
Cerpen difabel versi pinkyCerpen difabel versi pinky
Cerpen difabel versi pinky
 
Komsas~warkah daripada ibu
Komsas~warkah daripada ibuKomsas~warkah daripada ibu
Komsas~warkah daripada ibu
 
Luna torashyngu lovasket
Luna torashyngu   lovasketLuna torashyngu   lovasket
Luna torashyngu lovasket
 
Cerpen: Jangan Remehkan Mereka
Cerpen: Jangan Remehkan MerekaCerpen: Jangan Remehkan Mereka
Cerpen: Jangan Remehkan Mereka
 
Cerpen indo
Cerpen indoCerpen indo
Cerpen indo
 
B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2B. Indonesia Kelas 2
B. Indonesia Kelas 2
 
Winda (po)
Winda (po)Winda (po)
Winda (po)
 
Pelajaran 1
Pelajaran 1Pelajaran 1
Pelajaran 1
 
Pelajaran 1
Pelajaran 1Pelajaran 1
Pelajaran 1
 

Similar to Yurita (po)

Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahku
sela apriyani
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
Warnet Raha
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerita versi ku
Cerita versi kuCerita versi ku
Cerita versi ku
Galang Adhi Pradipta
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bunda
Reza Mahendra
 
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Arvinoor Siregar SH MH
 
cerpen Dibalik sketsa foto ibu
cerpen Dibalik sketsa foto ibucerpen Dibalik sketsa foto ibu
cerpen Dibalik sketsa foto ibu
Raya Dewinta
 
Dibalik sketsa foto ibu
Dibalik sketsa foto ibuDibalik sketsa foto ibu
Dibalik sketsa foto ibuRaya Dewinta
 
Part 6 smp negeri 1 tonra
Part 6 smp negeri 1 tonraPart 6 smp negeri 1 tonra
Part 6 smp negeri 1 tonra
Abdul Rahman Masruhim
 
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
Presentation1 ( cerpen , novel,  roman) Presentation1 ( cerpen , novel,  roman)
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
Ardabellaviescha
 
Alinalisis cerpen
Alinalisis cerpenAlinalisis cerpen
Alinalisis cerpen
Dek Matang
 
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H SantosoNovel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Dwi Hertyanto Santoso
 
T2s2p4
T2s2p4T2s2p4
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatikuKelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Agnes Ervinda Ginting
 
Puisi untuk ibu
Puisi untuk ibuPuisi untuk ibu
Puisi untuk ibu
Altafiyani Rahmatika
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
HendryPutrihijau
 
Ibu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagiIbu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagi
Rania Mondey
 
Ibu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagiIbu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagi
Rania Mondey
 

Similar to Yurita (po) (20)

Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Gadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahkuGadis muslim di sekolahku
Gadis muslim di sekolahku
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Cerita versi ku
Cerita versi kuCerita versi ku
Cerita versi ku
 
Kado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bundaKado terakhir untuk bunda
Kado terakhir untuk bunda
 
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
Penantian ibu saat 21 mei 2006 (iqbal latief)
 
cerpen Dibalik sketsa foto ibu
cerpen Dibalik sketsa foto ibucerpen Dibalik sketsa foto ibu
cerpen Dibalik sketsa foto ibu
 
Dibalik sketsa foto ibu
Dibalik sketsa foto ibuDibalik sketsa foto ibu
Dibalik sketsa foto ibu
 
Part 6 smp negeri 1 tonra
Part 6 smp negeri 1 tonraPart 6 smp negeri 1 tonra
Part 6 smp negeri 1 tonra
 
NOVEL ESTERRRR.ppt
NOVEL ESTERRRR.pptNOVEL ESTERRRR.ppt
NOVEL ESTERRRR.ppt
 
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
Presentation1 ( cerpen , novel,  roman) Presentation1 ( cerpen , novel,  roman)
Presentation1 ( cerpen , novel, roman)
 
Alinalisis cerpen
Alinalisis cerpenAlinalisis cerpen
Alinalisis cerpen
 
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H SantosoNovel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
Novel - Citaku Berawal dari Pesantren by Dwi H Santoso
 
T2s2p4
T2s2p4T2s2p4
T2s2p4
 
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatikuKelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
Kelembutan hatinya menghangatkan dinginnya hatiku
 
Puisi untuk ibu
Puisi untuk ibuPuisi untuk ibu
Puisi untuk ibu
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
 
Ibu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagiIbu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagi
 
Ibu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagiIbu jangan pergi lagi
Ibu jangan pergi lagi
 

More from Devi Putri

Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
Devi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiDevi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiDevi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
Devi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiDevi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
Devi Putri
 
Ika r (po)
Ika r (po)Ika r (po)
Ika r (po)
Devi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
Devi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
Devi Putri
 
Hamdani (po)
Hamdani (po)Hamdani (po)
Hamdani (po)
Devi Putri
 
Fian (po)
Fian (po)Fian (po)
Fian (po)
Devi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiDevi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
Devi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiDevi Putri
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiDevi Putri
 

More from Devi Putri (20)

Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Ulfa (po)
Ulfa (po)Ulfa (po)
Ulfa (po)
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Kyky (po)
Kyky (po)Kyky (po)
Kyky (po)
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Ika r (po)
Ika r (po)Ika r (po)
Ika r (po)
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Ida (po)
Ida (po)Ida (po)
Ida (po)
 
Hamdani (po)
Hamdani (po)Hamdani (po)
Hamdani (po)
 
Fian (po)
Fian (po)Fian (po)
Fian (po)
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Fajri (po)
Fajri (po)Fajri (po)
Fajri (po)
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Faizah (po)
Faizah (po)Faizah (po)
Faizah (po)
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 

Yurita (po)

  • 1. Angin berhembus menusuk tulang, sore itu seorang gadis duduk manis ditemani ibunya di halaman depan rumah. Nampaknya gadis itu sedang menunggu kedatangan ayahnya yang sedang bekerja. Keluarganya tak begitu harmonis, masalah ekonomi yang begitu berat membuat orang tua gadis yang akrab dipanggil Lina itu sering melakukan perdebatan. Terkadang Lina merasa lelah menjalani hidup yang biayanya semakin mahal. Untung saja dari sekolah dasar, ia tak pernah memberatkan orang tuanya mengenai uang sekolah, karena ia selalu mendapat beasiswa. “Tin…tiiiiiin…..” suara sepeda motor menyadarkan Lina dari lamunannya. “Eh, ayah” Lina segera mencium tangan ayahnya itu dan segera masuk rumah untuk menyiapkan secangkir teh manis. Dibawanya secangkir teh itu ke meja ruang tamu, “ini yah, diminum dulu biar capeknya ilang” ujarnya dengan tersenyum manis. “Terimakasih Lin” balas ayah Lina. “Iya yah, sama-sama. Yah, besok salah satu orang tua Lina diperintahkan kesekolah untuk mengambil rapot semester ganjil. Ayah mau datang kan?” Tanya Lina dengan wajah memohon. “Ayah tidak bisa sayang, nanti ayah akan suruh mama untuk datang kesekolahmu. Udah ayah mau mandi dulu.” Jawab ayahnya. Malam telah berlalu, subuh-subuh Lina segera bangun dan bersiapsiap ke sekolah. Ia tampak bersemangat sekali, ia yakin nilai rapotnya akan indah-indah dan membuat orang tuanya bangga. Setelah ia sampai disekolah, ia berkumpul dengan teman-temannya menunggu pembagian rapot sambil membersihkan kelas dan menyiapkan bangku. Pukul 08.00 WIB, para orang tua berdatangan dan menuju ruang kelas anaknya masingmasing, Lina sangat cemas ketika ibunya dipanggil ke depan. Lina panik karena ia takut nilai rapotnya jelek, padahal tadi pagi ia sangat yakin nilai rapotnya bagus. Namun keyakinan itu mengkerut ketika melihat ibunya dipanggil urutan tengah-tengah. “Bu, nilai anak ibu bagus namun masih ada yang mepet dengan standar minimal” Bu Fitri menjelaskan pada ibu Lina. “Lalu bagaimana, Bu?” ujar ibu Lina. “Tak apa Bu, meski begitu anak ibu jadi bintang kelas” Jawab Bu Fitri. Ibu Lina pun keluar dengan raut wajah biasa-biasa saja, tak kelihatan senang. “Kamu ini kurang belajar Lin! Masa nilai rapot ada 7 nya!” Kata Ibu Lina kepada Lina. Lina menjawab, “Maaf ma, aku akan berusaha lebih baik kok!” ibu dan anak itu segera pulang. Lina sangat bingung dengan perasaannya, ia senang karena jadi bintang kelas, namun disisi lain dia juga sedih karena nilai yang kurang memuaskan menurut ibunya. Tapi ia tidak berputus asa dengan cemoohan ibunya, ia tetap ingin berusaha menjadi yang lebih baik. Akhirnya kini Lina rajin belajar agar nilainya meningkat.
  • 2. Pelaku : 1. Lina (Nama disamarkan) 2. Ibu Lina 3. Ayah Lina 4. Bu Fitri Peristiwa : Cerpen ini menceritakan tentang kisah Lina saat menerima rapot. Latar 1. Waktu : a. Sore hari (…sore itu seorang gadis duduk manis ditemani ibunya di halaman depan rumah.) b. Subuh (Malam telah berlalu, subuh-subuh Lina segera bangun dan bersiap-siap ke sekolah.) 2. Tempat : a. Halaman depan rumah (…seorang gadis duduk manis ditemani ibunya di halaman depan rumah.) b. Ruang tamu (Dibawanya secangkir teh itu ke meja ruang tamu…) c. Sekolah (Setelah ia sampai disekolah…) 3. Suasana : a. Tenang (Angin berhembus menusuk tulang, sore itu seorang gadis duduk manis ditemani ibunya di halaman depan rumah.) b. Menegangkan (Lina panik karena ia takut nilai rapotnya jelek, padahal tadi pagi ia sangat yakin nilai rapotnya bagus.) Nama : Yurita Asmaul Husnah Kelas/No.Abs : X-2/34