H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Sebuah kaya Antology yang berkisah mengenai rasa yang tertinggal dari hubungan antara pria dan wanita yang kandas di tengah jalan.
Semoga dapat diambil pelajaran dan hikmahnya bagi pembaca
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Sebuah kaya Antology yang berkisah mengenai rasa yang tertinggal dari hubungan antara pria dan wanita yang kandas di tengah jalan.
Semoga dapat diambil pelajaran dan hikmahnya bagi pembaca
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Cinta Monyet
Termenung aku di kegelapan malam, di teras rumah yang udaranya dingin
menusuk tulang, ditemani dengan suara jangkrik yang bersahut-sahutan. Aku
teringat beberapa bulan yang lalu, disaat seorang lelaki berpaas tampan berkulit
sawo matang, kurus dan tinggi menghampiriku dengan membawa gitar
kesayangannya. Ia menyanyikan lagu untukku dan menyatakan perasaannya
padaku tepat tengah malam.
23 Agustus 2012, kami resmi berpacaran. Aku menjadikannya seseorang
yang dapat memicu belajarku, menjadi teman yang dapat mendengar keluh
kesahku, menghiburku dikala aku sedih, dan menghapus air mataku dikala aku
tak kuasa menjalani hidup yang keras ini.Kami selalu belajar bersama, saling
bercerita tentang kejadian di sekolah kami masing-masing. Bercerita tentang
hobinya yang terkadang membuat sekolahnya terbengkalai.
Berbulan-bulan kami lalui bersama, tak mudah untuk saling menjaga hati.
Mungkin karena masih belum faham apa arti kesetiaan. Ia tak hanya
berhubungan denganku, banyak wanita lain yang dipacarinya. Aku terkejut,
namun tak banyak yang bisa kulakukan, aku hanya bisa diam dan memaklumi apa
yang di lakukan lelaki berinisial E itu kepadaku. Malam hari, aku buka jejaring
sosial facebook. Kulihat ada obrolan yang kasar dan bisa dibilang kotor terpajang
di kronologi gadis cantik berinisial E. Ia mencemoohku karena mengira aku
merebut pacarnya. Aku hanya bisa sabar dan tabah, aku tak memperkarakan
masalah ini karena aku rasa ini adalah hal sepele yang tidak perlu dibesarbesarkan.
Disaat hatiku ragu dengan lelaki berinisial E itu, ada seorang teman lakilakiku di kelas yang mendekatiku. Berminggu-minggu ia saling komunikasi
denganku. Hingga pada 22 Januari 2013 ia menyatakan perasaannya didepan
kelas dengan membawa bunga kelas. Karena keadaanku yang sedang kacau, aku
menerimanya karena aku butuh seseorang yang bisa menenangkanku akan
masalah yang menimpaku saat itu. Sebelumnya, ia tahu tentang masalahku dan
tahu bahwa aku masih berpacaran dengan lelaki berinisial E. namun ia tetap gigih
untuk bisa berpacaran denganku.
Seminggu telah berlalu, nampaknya lelaki berinisial E itu telah
mengetahuiku berhubungan dengan teman sekelasku. Ia menatapku dengan sinis
dan mulai bertanya tentang apa yang membuatnya penasaran. Aku pun jujur dan
mulai menceritakan apa yang kurasakan tentang perlakuannya selama ini padaku
yang menusuk dari belakang. Bagaimana tidak? Aku merasa selama ini hanya
dimanfaatkan untuk belajar. Sedangkan sekolahku sendiri terbengkalai. Akhirnya
berahirlah hubunganku dengan lelaki berinisial E itu dan aku tetap bersama
teman sekelasku.
1. Pelaku
: Aku, lelaki berinisial E, teman lelaki sekelasku.
2. Peristiwa
: Cinta monyet yang pernah ku alami
3. Latar
:
a. Tempat : Teras rumah (…di teras rumah yang udaranya dingin
menusuk
tulang…)
b. Waktu : Malam hari (Termenung aku di kegelamapan malam…)
2. c. Suasana : Mengejutkan (Aku terkejut, namun tak banyak…)
DEVI ROSYALINA PUTRI
X-2/08