2. CURICULLUM VITAE
Nama : dr. Asan Petrus, Mked(for), Sp.F
Pend. Dokter : FK-UI Jakarta (1997)
M.Kedokteran Forensik : FK-USU Medan (2013)
Spesialis Forensik : FK-USU Medan (2015)
drPTT: Sangat terpencil (Kab,Nias), 1997-2000
PNS : RSUD Kota Binjai 2000- 31 Okt 2016
Dosen tetap/PNS FK-USU
• Stap Pengajar : 1 Nop 20116 s.d Sekarang
• Kadep : 1 Okt 2021 s.d 30 Sept 2026
• Lektor : 20 Juni 2020 (TMT)
3. PENDAHULUAN
Dalam tugas dokter sehari-hari selain
melakukan pemeriksaan diagnostik
memberikan pengobatan dan perawatan
kepada pasien, dokter juga mempunyai
tugas melakukan pemeriksaan medik
untuk tujuan membantu penegakan
hukum, baik untuk korban hidup maupun
mati.
4. • pembuatan VeR terhadap seseorang
yang dikirim oleh polisi(penyelidik)
karena diduga sebagai korban
tindak pidana, baik peristiwa kll,
kecelakaan kerja, penganiayaan,
pembunuhan, dan pemerkosaan,
maupun korban meninggal yang
pada pemeriksaan pertama
polisi,terdapat kecurigaan adanya
tindak pidana.
membantu penegakan hukum
antara lain:
5. Jakarta
• 15,40% visum yang baik
• 84,60% visum yang buruk
Pekan
baru
• 97,06% visum yang buruk
• 2,94% visum yang baik
Dari hasil penelitian tentang kualitas
Visum didapatkan:
6. 84%
kualitas
buruk
dokter tidak dapat
menyimpulkan
kualifikasi luka
secara benar.
jakarta
97,06%
kualitas
buruk
tidak satupun dokter
pemeriksa VeR yang
mencantumkan
kualifikasi luka menurut
rumusan pasal 351,
352, dan 90 Kitab
Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP).
Pekan
baru
KUALITAS
KESIMPULAN
7. DEF. VER
Keterangan tertulis yg dibuat atas permintaan
tertulis penyidik yg berwenang, mengenai hasil
pemeriksaan medis terhadap manusia ,baik hidup
atau mati atau bagian atau disuga bagian tubuh
manusia berdasarkan keilmuannya dan dibawah
sumpah, untuk kepentingan peradilan
8. DASAR HUKUM YG BERKAITAN DGN V E R
KUHAP PASAL 133
• Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban keracunan ataupun mati
yg diduga karena peristiwa tindak pidana ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau
ahli lainnya.
• .
9. KUHAP PASAL 179
• Setiap orang yang diminta pendapatnya
sebagai ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau ahli lainnya, wajib memberikan
keterangan ahli demi keadilan.
10. TATA CARA PERMOHONAN
VISUM ET REPERTUM
1. Permohonan harus secara tertulis,tidak dibenarkan
secara lisan, melalui telepon atau melalui pos. WA
2. Korban adalah barang bukti,maka surat permohonan
visum et repertum harus diserahkan sendiri oleh petugas
kepolisian bersama-sama korban,tersangka,atau barang
bukti lain kepada dokter.
3. Permintaan diajukan kepada dokter pemerintah , dokter
SWASTA, maupun dokter prktek pribadi.
11. SARAT SURAT PERMINTAAN VER
• Harus tertulis, tidak boleh secara lisan
• Surat permohonan/permintaan visum harus
diserahkan langsung kepada dokter/kepala
instansi/kepala rumah sakit, tidak boleh dititip
melalui korban atau keluarga korban. Juga
tidak diperbolehkan melalui jasa pos
• Ada alasan mengapa korban dibawa ke dokter
• Ada identitas korban
• Ada identitas peminta
• Mencantumkan tanggal permintaannya
• Korban diantar oleh polisi atau jaksa.
12. PENCABUTAN/PEMBATALAN SPV
• instruksi polisi No.Pol.INS/E/20/IX/75 tentang
tata cara permohonan/pencabutan Visum et
Repertum.
• Pada dasarnya penarikan/pencabutan surat
permintaan Visum et Repertum tidak dapat
dibenarkan. Bila terpaksa Visum et Repertum
yang sudah diminta harus diadakan
pencabutan/penarikan kembali, maka hal
tersebut hanya diberikan oleh komandan
kesatuan paling rendah tingkat Kombes
13. KETENTUAN UMUM PENULISAN VER
• Diketik diatas kertas putih , tulisan hitam, ukuran standard,
berkepala surat instansi pemeriksa.
• Bernomor dan bertanggal
• Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
• Tidak menggunakan singkatan, terutama pada waktu
mendeskripsikan temuan pemeriksaan
• Tidak menggunakan istilah asing, jika terpaksa beri penjelasan
bahasa indonesia
• Jika penulisan kalimat berakhir tidak pada tepi kanan format,
maka sesudah tanda titik haris diberi garis hingga ke tepi kanan
format.
• Jika diperlukan gambar/ foto diberikan dalam bentuk lampiran.
• Ditandatangani dan diberi nama jelas
14. LANJUTAN
• Angka ditulis dengan hurup
• Berstempel instansi pemeriksa tersebut
• Hanya diberikan kepada penyidik peminta visum et
repertum. Apabila ada lebih dari satu instansi peminta,
misalnya penyidik POLRI dan penyidik POM, dan
keduanya berwenang untuk itu, maka kedua instansi
tersebut dapat diberi visum et repertum masing-masing
asli.
• Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan
arsip pada umumnya, dan disimpan sebaiknya hingga
20 tahun.
15. Kerangka ver
ADA 5 BAGIANDALAMLAPORANVer
1.Pembukaan
2.Pendahuluan
3,hasil pemeriksaan
4.Kesimpulan
5.penutup
16. PROJUSTITIA
DITULIS DI POJOK KIRI ATAS
pendahuluan
IDENTITAS PEMERIKSA
IDENTITAS YG MINTA PEMERIKSAAN
IDENTITAS KORBAN
17. PEMBERITAAN
• KEADAAN UMUM KORBAN
• TANDA VITAL YG DITULIS DALAM BENTUK
KATA-KATA/ Dilukiskan dengan kata-kata.
• Memuat apa yang di lihat dan ditemukan pada
korbanbersifat objektif
• Pengganti barang bukti
18. KESIMPULAN
• Bersifat subjektif (di pengaruhi oleh
pengetahuan dan pengalaman) sehingga
tidak mengikat.
• Berisi jenis luka, jenis kekerasan,
kualifikasi luka/ penyebab kematian
• Pada VeR korban hidupkualifikasi luka
• Pada VeR mayat sebab kematian
• Dalam keadaan yang meragukan,dokter
berpegang pada asas hukum in dubio pro
reo, yaitu mengambil kesimpulan yang
menguntungkan terdakwa.
19. BAGIAN INI TIDAK BERJUDUL
DAN BERISIKAN KALIMAT BAKU
Penutup
Demikian Visum et Repertum ini dibuat
dengan sebenarnya , berdasarkan keilmuan
dengan mengingat sumpah sesuai dengan
KUHAP
Tanda tangan,
NIP:
20. LAMPIRAN FOTO
Lampiran foto terutama perlu untuk
memudahkan pemakai visum memahami
laporan yang disampaikan dalam
visum.Pada luka yang sulit disampaikan
dengan kata-kata,dengan lampiran foto
akan memudahkan pemakai visum
memahami apa yang ingin disampaikan
dokter.
21. CONTOH VISUM ET REPERTUM
PEMBUKAAN
PENDAHULU
AN
PEMBERITA
AN
KESIMPULAN
PENUTUP
22. V et R Korban Hidup
V et R Perlukaan
V et R Psikiatrik
V et R Kejahatan Susila
seketika
sementara
lanjutan
JENIS Visum et Repertum
V et R Korban Mati / Jenazah
23. V E R (PERLUKAAN) SEKETIKA
Pada luka yang tidak perlu perawatan
Langsung dibuatkan visum
Kesimpulan berisi :
♫ Jenis luka
♫ Jenis Kekerasan
♫ Kualifikasi luka—RINGAN/KUHP 352
24. V ET R SEMENTARA
Korban perlu di rawat/di
observasi
Tdk memuat kualifikasi luka dan
belum di tulis kesimpulan.
25. V ET R LANJUTAN
Dibuat setelah korban selesai
dirawat dengan kualifikasi luka
sudah dapat ditentukankesimpulan
Kalau korban meninggal :
a. V et R Lanjutan tetap dibuat
b. Lapor polisi
c. SPV Jenazah
d. Autopsi
e. V et R Jenazah
26. > Mengakibatkan penyakit dan halangan
sementara dalam
melakukan pekerjaan / jabatan nya
selama …. hari
Tidak mengakibatkan penyakit maupun
halangan dalam melakukan pekerjaan /jabatan
Derajat Luka / Kualifikasi
Luka
Luka Derajat I
Penganiayaan/Luka Ringan(Pasal 352 KUHP)
Luka Derajat II
Penganiayaan / Luka Sedang
27. 1. Mengakibatkan jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak
memberi harapan akan sembuh sama sekali
2. Dapat mengakibatkan ancaman bahaya maut
3. Menyebabkan seseorang terus menerus tidak
mampu untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencaharian
4. Menyebabkan kehilangan salah satu panca indera
5. Menimbulkan cacat berat
6. Lumpuh
7. Terganggunya daya pikir selama 4 minggu atau
lebih
8. menyebabkan mati atau gugurnya kandungan seorang
perempuan
Luka Derajat III
Penganiayaan / Luka Berat (Pasal 90 KUHP)
28. Derajat luka di tuliskan dalam kalimat
yang mengarah kerumusan delik KUHP
Contoh kasus dengan luka berat:
Pada korban laki-laki ini di temukan luka
memar pada mata kanan akibat kekerasan
tumpul,yang mengakibatkan hilangnya
indera penglihatan sebelah kanan untuk
selamanya.
29. • Prinsip –prinsip pembuatan ver
• 1.bentuk ver
• 2. hal yg harus diperhatikan sebelum membuat
ver
TERIMA KASIH