Apa yang perlu diketahui tentang gempa
potensi bahaya gempa di indonesia
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum gempa
Hal-hal yang harus dilakukan saat gempa
Hal-hal yang harus dilakukan setelah gempa
Cara melindungi diri saat gempa
Harap download dalam bentuk ppt agar bisa disesuaikan fontnya dan animasinya bisa muncul. Harap sertakan copyright dan tidak menghapus sumber gambar. terima kasih.
Apa yang perlu diketahui tentang gempa
potensi bahaya gempa di indonesia
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum gempa
Hal-hal yang harus dilakukan saat gempa
Hal-hal yang harus dilakukan setelah gempa
Cara melindungi diri saat gempa
Harap download dalam bentuk ppt agar bisa disesuaikan fontnya dan animasinya bisa muncul. Harap sertakan copyright dan tidak menghapus sumber gambar. terima kasih.
Cabang disiplin ilmu geografi : Hidrosfer
Untuk SMP Kelas VII dan umum
Menjelaskan tentang berbagai fenomena seputar hidrosfer
Demi kenyamanan, mohon digunakan untuk kepentingan pribadi
Rencana Aksi Nasional Penanggulangan AIDS dan Narkoba di Jajaran Pemasyarakat...Sketchpowder, Inc.
RAN DITJENPAS 2010-2014 sebagai Produk Kebijakan Kementerian Hukum
dan HAM adalah merupakan dokumen yang wajib dijadikan pedoman bagi
jajaran pemasyarakatan dalam merespon situasi epidemi HIV, Penyakit Penyerta
dan Penyalahgunaan Narkoba di UPT Pemasyarakatan.
Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
Berbagai bencana di Indonesia sudah hampir menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia. Bencana tidak bisa dihilangkan sama sekali, tetapi bisa dicegah dampak negatifnya dengan melakukan antisipasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
8. BAB VII
“Mitigasi dan Adaptasi Bencana
Alam”
Alifia Nur Fadlilah
(03)
Siti Latifatur Rohmah
(19)
Nadania Meitha E. M.
(14)
Imawati Sumaryo
(11)
Dhea Firsty Al-Farabi
(06)
9. USAHA PENGURANGAN RESIKO BENCANA ALAM
GEMPA BUMI
TSUNAMI
BANJIR
LETUSAN GUNUNG API
TANAH LONGSOR
Main Menu
back//home
11. 0547TBD06 00 11
1. Apabila kita merasakan akan adanya tanda-tanda tsunami maka
segeralah kita mengajakorang sekitar kita untuk melarikan diri
menuju tempat yang lebih tinggi.
2. Pembangunan sistem peringatan dini dengan melibatkan
partisipan masyarakat setempat.
3. Secara fisik tindakan mitigasi tsunami dapat dilakukan dengan cara
membuat penghalang atau peredam gelombang .
a) Peredaman gelombang secara alami dapat dilakukan dengan
cara membangun kawasan penyangga (buffer zone)
dikawasan pesisir pantai, seperti hutan pantai atau
Mangrove.
b) Peredaman gelombang secara buatan seperti kontruksi
pemecah ombak (breakwater) dan dinding pantai (seawall)
dapat dibangun tapi harganya mahal.
13. 0547TBD06 00 13
1) Penataan daerah aliran sungai secara terpadu
sesuai fungsi lahan.
2) Pembangunan sistem pemantuan dan
peringatan dini pada sungai yang rawan banjir.
3) Tidak membangun rumah dan pemukiman di
bantaran sungai serta daerah banjir.
4) Tidak membuang sampah ke dalam sungai.
Mengadakan pengerukan sungai.
5) Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih
rendah dari permukaan laut.
6) Program penghijauan daerah hulu sungai yang
harus selalu dilaksanakan serta mengurangi
aktivitas di bagian rawan banjir.
14. 0547TBD06 00 14
1) Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi
PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang
terkena bencana.
2) Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat
genangan air masih memungkinkan untuk
disebrangi.
3) Hindari berjalan di dekat saluran air untuk
menghindari terseret arus banjir.
4) Segera mengamankan barang-barang berharga ke
tempat yang lebih tinggi.
5) Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait
dengan penangulangan bencana seperti kantor
desa, lurah ataupun camat.
15. 0547TBD06 00 15
1) Secepatnya membersihkan rumah, di mana
lantai pada umumnya tertutup lumpur dan
gunakan antiseptik untuk membunuh
kuman penyakit.
2) Cari dan siapkan air bersih untuk
menghindari terjangkitnya penyakit diare
yang serih berjangkit setelah kejadian
banjir.
16. 0547TBD06 00 16
a) Menjaga kebersihan
lingkungan.
b) Tanam pohon di sepanjang
aliran sungai.
c) Bersihkan saluran air secara
berkala.
17. 0547TBD06 00 17
A. Mitigasi Bencana Letusan Gunung Api
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan
gunung berapi, tindakan yang perlu dilaukan adalah sebagai berikut.
1) Upaya Pengurangan Risiko letusan Gunung Api dengan Pemantauan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakn alat pencatat gempa
(seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMG) di Bandung dengan
menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung Berapi
menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2) Upaya Pengurangan Risiko Letusan Gunung Api dengan Upaya Tanggap
Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung
berapi.
Tindakan tersebut antara lain :
a.Mengevaluasi laporan dan data.
b.Membentuk Tim Tanggap Darurat.
c.Mengirimkan Tim ke lokasi.
d.Melakukan pemeriksaan secara terpadu.
18. 0547TBD06 00 18
3) Upaya Pengurangan Risiko Letusan gunung Api dengan Melakuka Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat
bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi
pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4) Upaya Pengurangan Risiko Letusan Gunung Api dengan Usaha-Usaha
Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode geologi, geofisika dan geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.
5) Upaya Pengurangan Risiko Letusan Gunung Api dengan Upaya Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah serta masyarakat yang
tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialiasi dapat berupa pengiriman
informasi kepada pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
19. 0547TBD06 00 19
B. Upaya Pengurangan Risiko Bencana letusan Gunung Api
1) Upaya persiapan dalam menghadapi letusan gunung api
a. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
b. Membuat perencanaan penanganan bencana.
c. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
d. Mempersiapkan kebutuhan dasar.
2) Upaya pengurangan risiko yang harus dilakukan pada saat terjadi letusan gunung api
a. Hindari darah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar.
b. Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
c. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
d. Kenakan pakaian yang melindungi tubuh seperti, baju lengan panjang, celana panjang,
topi dan lainnya.
e. Jangan memakai lensa kontak.
f. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
g. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
3) Upaya pengurangan risiko yang harus dilakukan pada saat terjadinya letusan gunung api
a. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
b. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
c. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling hingga pengapian.
21. 0547TBD06 00 21
Upaya Pencegahan untuk Mengurangi Dampak Bencana Tanah Longsor
a.Kenali daerah tempat tinggal kita, sehingga jika terdapat ciri-ciri daerah rawan
longsor kita dapat menghidar.
b.Perbaiki tata air dan tata guna lahan di daerah lereng.
c.Tanami daerah lereng dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam (akar
tunggang).
d.Tutup retakan-retakan yang timbul di atas tebing dengan material lempung
untuk mencegah air masuk ke dalam tanah.
e.Selalu waspada pada saat musim hujan terutama pada saat curah hujan yang
tinggi dalam waktu lama.
f.Waspada terhadap mata air/rembesan dan kejadian longsor skala kecil di
sepanjang lereng.
22. 0547TBD06 00 22
A. UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI SITUASI
SAAT LONGSOR
1)Bencana tanah longsor pada umumnya terjadi secara mendadak pada saat atau
setelah terjadi hujan.
2)Kejadian longsor pada umumnya terjadi dengan diikuti suara gemuruh, disertai
gerakan massa tanah dan/atau batuan yang meluncur sangat cepat ke bawah bukit
menyapu apa yang dilewati.
B. UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI DISITUASI
SAAT KEJADIAN
Evakuasi penduduk jika tebing telah menunjukkan gejala akan longsor.
C. UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI SITUASI
SETELAH KEJADIAN
1)Lakukan evakuasi korban secara hati-hati, karena bisa memicu terjadinya longsoran
baru.
2)Lakukan evakuasi penduduk yang tinggal di daerah bahaya ke tempat
penampungan yang aman.
3)Cari sumber-sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan untuk daerah
penampungan yang aman.
4)Segera hubungi pihak terkait seperti kepala desa/lurah/camat setempat sehingga
kejadian bencana dapat ditangani dengan segera secara terkoordinasi.
23. 0547TBD06 00 23
D. UPAYA-UPAYA YANG PERLU DIWASPADAI DALAM PENGURANGAN RISIKO
BENCANA TANAH LONGSOR
1)Tumpukan tanah gembur dan lolos air (lempung, lempung pasiran, dan pasir).
2)Retakan lengkungan pada lereng atau retakan pada bangunan dan jalan pada saat atau
setelah turun hujan.
3)Lapisan tanah atau batuan yang miring ke arah luar lereng. Munculnya rembesan air pada
lereng
24. 0547TBD06 00 24
PERTANYAAN
1) Akasa Ayustin
Penghijauan yang sudah dilakukan di sekitar sungai biasanya ditebang lagi,
bagaimana cara mengantisipasi?
2) Alifia Rahma
Break water berada di negara mana? Berupa batuan atau alat canggih?
3) Bilqis Laila
Apa pengaruh penggunaan lensa kontak ketika ada letusan gunung api?
4) Nurina Ramadhanty
Contoh pompa air yang digunakan untuk menanggulangi banjir?