Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaBambang Fadhil
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana merupakan Kajian dari langkah Mitigasi, Sebelum bencana, Saat Bencana dan pada kondisi rehabilitasi dan Rekonstruksi
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaBambang Fadhil
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana merupakan Kajian dari langkah Mitigasi, Sebelum bencana, Saat Bencana dan pada kondisi rehabilitasi dan Rekonstruksi
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian bencana
Presentasi Ninil Jannah Lingkar Association Untuk Consortium Disaster Education Indonesia: Advokasi Sekolah Aman. WS Pembelajaran PLAN Program Sekolah Aman, Yogyakarta, 2014
Presentasi Ninil Jannah Lingkar Association Untuk Consortium Disaster Education Indonesia: Advokasi Sekolah Aman. WS Pembelajaran PLAN Program Sekolah Aman, Yogyakarta, 2014
Ninil Jannah Lingkar Association: Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiagaan Gunungapi. Lingkar Association - Yogyakarta, Indonesia.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Manajemen Sekolah siaga bencana
1. MANAJEMEN BENCANA DI
SEKOLAH
SUKABUMI , SEPTEMBER 2014
LINGKARAN KREASI
KONSULTAN MANAJEMEN BENCANA
2. Lagu Bencana
Kalau ada gempa lindungi kepala
Kalau ada gempa jauh dari kaca
Kalau ada gempa jangan dorong-dorongan
Kalau ada gempa lari kelapangan
Bila ada bencana
Jangan gundah gulana
Cari tempat yang aman
Ajak saudara teman
Patuhi pak polisi (Hei!)
Bila harus mengungsi
Utamakan selamat
Harta bisa didapat
3. LATAR BELAKANG
Peringatan Hari Internasional PRB Bulan Oktober 2006-
2007 dengan tema “PRB dimulai di Sekolah”
Terbentuknya KPB (Konsorsium Pendidikan Bencana)
sebagai salah satu aktor Pendidikan Bencana. KPB di-lead
oleh UN OCHA dan sekarang ini dikepalai oleh MDMC
(Muhammadiyah Disaster Management Centre). KPB
memiliki 32/37 Anggota.
Sekretariat Nasional Sekolah Aman, BNPB akan
membentuk Seknas ini pada tahun ini sebagai bentuk
wadah nasional bagi Pelaku-Pelaku Pendidikan Bencana di
Indonesia
4. PENGANTAR SEKOLAH SIAGA
BENCANA
SEKOLAH SIAGA:
Sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengelola
risiko bencana di lingkungannya. Kemampuan tersebut
diukur dengan dimilikinya perencanaan
penanggulangan bencana (sebelum, saat dan sesudah
bencana), ketersediaan logistik, keamanan dan
kenyamanan di lingkungan pendidikan,
infrastruktur, serta sistem kedaruratan, yang
didukung oleh adanya pengetahuan dan
kemampuan kesiapsiagaan, prosedur tetap
(standard operational procedure), dan sistem
peringatan dini.
5. PENGANTAR SEKOLAH AMAN YANG
KOMPREHENSIF
SEKOLAH AMAN adalah:
“komunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya
aman dan sehat, sadar akan risiko, memiliki
rencana yang matang dan mapan sebelum, saat,
dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk
merespons pada saat darurat dan bencana”.(Perka
BNPB 4/2012)
7. LIMA PARAMETER SIAGA
BENCANA
1. Apakah pengetahuan dan sikap kita (sebagai guru)
yang telah dimiliki dapat disampaikan dalam
kegiatatan belajar mengajar dalam upaya mengurangi
risiko bencana?
2. Adakah kebijakan dan panduan dari sekolah kita
yang mendukung program kesiapsiagaan bencana?
3. Apakah sekolah kita memiliki rencana
kesiapsiagaan yang terencana?
4. Apakah sekolah kita memiliki sistem peringatan
dini termasuk alat dan tanda bahayanya?
5. Apakah sekolah kita sudah mampu untuk
memobilisasi sumber daya yang dimiliki?
8.
9. Pengetahuan dan Sikap
Integrasi dalam mata pelajaran.
Muatan Lokal.
Kegiatan rutin/ tahunan sekolah.
Ekstra kulikuler.
Pemasangan ornamen sekolah.
Pelatihan guru/ siswa.
10. Integrasi Kesiapsiagaan dalam Kurikulum
DISKUSI
MATA PELAJARAN MATERI AJAR
Pendidikan Agama ........................
Bahasa Indonesia ........................
Bahasa Inggris ........................
IPA .........................
Dan seterusnya..... .........................
11. Membuat Ornamen Di Sekolah
DISKUSI
BENTUK ORNAMEN LETAK ORNAMEN
..................... .....................
..................... .....................
......................... .........................
12. KEBIJAKAN
Kebijakan sekolah pada dasarnya adalah
bentuk dukungan secara formal dari
pimpinan sekolah yang dituangkan dalam
peraturan sekolah dan kesepakatan
mengenai hal yang harus dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan
16. SISTEM PERINGATAN DINI
Peringatan yang diberikan kepada komponen
sekolah agar bersiaga dan waspada terhadap segala
bentuk bencana.
Bisa memanfaatkan instalasi yang ada di sekolah
seperti bel atau lonceng.
Sepakati tanda bahaya dan bunyinya serta siapa
yang bertugas membunyikannya.
18. MOBILISASI SUMBER DAYA
Kebutuhan dasar saat dan
pasca bencana dapat segera
dipenuhi, dan diakses oleh
komunitas sekolah, seperti alat
pertolongan pertama serta
evakuasi, makanan, obat-obatan,
terpal, tenda dan
sumber air bersih.
19.
20. PENDIDIKAN DALAM SITUASI
DARURAT
“Penyediaan kesempatan pendidikan berkualitas yang memenuhi
kebutuhan perlindungan fisik, psikososial, perkembangan dan kognitif
orang yang terimbas situasi darurat, yang dapat mempertahankan dan
menyelamatkan jiwa
1. Anak-anak dan kaum muda menjadi rentan terhadap
bahaya dan eksploitasi
2. Bertambah buruknya dampak psikososial karena
berkurangnya ruang aman dan kesempatan untuk bermain
dengan teman sebaya
3. Terabaikannya kebutuhan kognitif dan perkembangan
4. Meningkatnya kemungkinan terlibat dalam kegiatan
berbahaya
5. Meningkatnya kemungkinan keluar dari sekolah
Jika diabaikan,
maka akan
berdampak :
21. Kegunaan Ruang Belajar
Sementara
• Fokus pada kegiatan terstruktur memungkinkan
kelanjutan pembelajaran dan perkembangan
• Menyediakan sebuah lingkungan yang aman,
terjamin dan terawasi biasanya untuk anak usia pra
sekolah, sekolah dasar
• Menyediakan sebuah titik masuk untuk layanan dasar
lainnya, termasuk kesehatan, kebersihan, air dan
sanitasi, perlindungan dan dukungan psikososial
• Dapat meminimalisir gangguan terhadap
persekolahan formal dan reguler dalam sebuah
lingkungan darurat
• Mempromosikan situasi normal
• Mendukung jejaring antar guru dan masyarakat
terimbas dan sekolah lain
22. Kriteria untuk Pemilihan Lokasi
Ruang Belajar Sementara (TLS)
Sebuah daerah yang aman dan terjaga
Terbebas dari objek yang membahayakan
Teduh dan terlindung dari angin, hujan dan debu
Jauh dari jalan utama, titik distribusi dan air
menggenang
Dekat dengan mayoritas anak-anak, terutama anak
perempuan/penyandang disabilitas
Ruang penyimpanan untuk suplai sekolah, makanan
(jika ada program pemberian makan di sekolah), dll
Akses terhadap layanan sanitasi dan air yang aman
Penggunaan bahan lokal atau bahan yang dapat
diambil dari bangunan yang rusak
Lokasi disetujui dengan konsultasi dengan masyarakat
lokal
23. PARAMETER SEKARANG CAPAIAN YANG
DIINGINKAN
Pengetahuan dan
sikap
Kebijakan
Rencana Tanggap
Darurat
Sistem Peringatan
Bencana
Mobilisasi Sumber
daya
Add your project title
Replace the photo with a country/project /programme relevant photo
Add your project title
Replace the photo with a country/project /programme relevant photo
Penjelasan undang-undang No.24 / 2007 tentang penanggulangan bencana.
Siklus bencana.
Memahami bahaya, bencana, kerentanan, dan kapasitas di sekolah dan lingkungan terdekat.
Pendidikan Siaga Bencana adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai dalam menghadapi bencana baik sebelum, ketika terjadi bencana, dan sesudah terjadi bencana. Dalam pendidikan siaga bencana ini diharapkan agar peserta didik dapat berperan aktif dalam usaha mengurangi dan menanggulangi bencana terutama bagi dirinya sendiri dan juga lingkungan sekitarnya ( Sri Hidayati, puskur 2009 ).
Pelaksanaan Pendidikan Siaga Bencana dapat dilakukan dengan melalui berbagai media dan cara. Pendidikan Siaga Bencana dapat menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum sekolah atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP terdapat berbagai kemungkinan memasukkan materi kesiapsiagaan menjadi program sekolah baik kurikuler maupun non-kurikuler. Dalam kebijakan pendidikan nasional pendidikan siaga bencana dapat diselenggarakan melalui dua cara yaitu terintegrasi dalam mata pelajaran reguler yang telah ada atau menjadi mata pelajaran tersendiri yaitu muatan lokal.
Rencana tanggap darurat berisikan daftar kebutuhan dan aktifitas yang dilakukan oleh komponen sekolah. Dalam menjalankan tugasnya agar lebih mudah, dibagi menjadi 4 komponen atau kelompok-kelompok siaga bencana yang terdiri dari peringatan bencana, pertolongan pertama, penyelamatan dan evakuasi, serta logistik.
Berikut ini adalah point pentingnya
1. Akses terhadap informasi bahaya, baik dari tanda alam, informasi dari lingkungan, dan dari pihak berwenang (pemerintah daerah dan BMKG).
2. Penyiapan alat dan tanda dan bahaya yang disepakati dan dipahami seluruh komponen sekolah.
3. Mekanisme penyebarluasan informasi peringatan bahaya di lingkungan sekolah.
4. Pemahaman yang baik oleh seluruh komponen sekolah bagaimana bereaksi terhadap informasi peringatan bahaya.