Nama Mahasiswa : Sumiyati
Nim : 20170301310
Mata Kuliah : Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Dosen Pengampu : Erlina Puspitaloka Mahadewi, SE, MM, MBL
Program Studi : Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Perguruan Tinggi : Universitas Esa Unggul
Judul : Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit
Dokumen tersebut merupakan matriks penilaian risiko yang menggambarkan hubungan antara probabilitas terjadinya insiden dengan dampaknya. Probabilitas dibagi menjadi 5 tingkat dari jarang hingga sering, begitu pula dampaknya dari tidak signifikan hingga bencana. Skor risiko dihitung dari perkalian antara dampak dan probabilitas, yang dikelompokkan ke dalam tingkat risiko rendah, sedang, tinggi, dan ekstrem untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
Dokumen tersebut menampilkan 6 indikator sasaran keselamatan pasien di sebuah rumah sakit beserta capaian dan targetnya setiap bulan. Indikator tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi medis yang efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur bedah, pencegahan infeksi, dan pencegahan jatuhnya pasien. Secara umum capaian masih di bawah target pada bulan Juli dan Agustus, namun semakin men
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan di wilayah kerjanya. Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, prasarana, sumber daya manusia termasuk dokter dan tenaga kesehatan, serta peralatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar. Puskesmas juga bertanggung jawab atas pembangunan
Dokumen tersebut merupakan matriks penilaian risiko yang menggambarkan hubungan antara probabilitas terjadinya insiden dengan dampaknya. Probabilitas dibagi menjadi 5 tingkat dari jarang hingga sering, begitu pula dampaknya dari tidak signifikan hingga bencana. Skor risiko dihitung dari perkalian antara dampak dan probabilitas, yang dikelompokkan ke dalam tingkat risiko rendah, sedang, tinggi, dan ekstrem untuk men
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
Dokumen tersebut menampilkan 6 indikator sasaran keselamatan pasien di sebuah rumah sakit beserta capaian dan targetnya setiap bulan. Indikator tersebut meliputi ketepatan identifikasi pasien, komunikasi medis yang efektif, keamanan obat berbahaya, kepastian prosedur bedah, pencegahan infeksi, dan pencegahan jatuhnya pasien. Secara umum capaian masih di bawah target pada bulan Juli dan Agustus, namun semakin men
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan di wilayah kerjanya. Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, prasarana, sumber daya manusia termasuk dokter dan tenaga kesehatan, serta peralatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar. Puskesmas juga bertanggung jawab atas pembangunan
presentasi monitoring dan evaluasi mutu pelayanan rumah sakit II.pdfkharisma756302
Rumah Sakit Umum Kharisma Paramedika adalah rumah sakit swasta yang berdiri sejak 2003 di Yogyakarta dengan visi menjadi rumah sakit professional dan amanah serta berinovasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit ini memiliki berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan bekerja sama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Ketepatan identifikasi pasien di fasilitas kesehatan
2. Komunikasi serah terima antar petugas kesehatan menggunakan metode SBAR
3. Upaya meningkatkan keamanan obat-obatan injeksi dan mencegah infeksi nosokomial"
Analisis risiko kejadian tidak diharapkan, nyaris cerdera, maupun sentinel bisa dilakukan dengan RCA (root cause analysis), maupun HFMEA (healthcare failure mode & effect analysis). Semuanya berfungsi untuk menemukan sumber masalah, dan kemudian merumuskan suatu penanggulangan yang bisa digunakan untuk mencegah kejadian tersebut terjadi atau terulang kembali.
RCA dan HFMEA merupakan sebagian dari alat kontrol bagi peningkatan mutu rumah sakit dalam sasaran keselamatan pasien.
Program kerja CSSD RSUD Teluk Kuantan tahun 2019 meliputi pelayanan sterilisasi, pemantauan mutu sterilisasi, pemeliharaan sarana dan peralatan sterilisasi, pengendalian keselamatan pasien dan petugas, serta pengendalian mutu. Tujuannya untuk memenuhi standar sterilisasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keluhan pasien di rumah sakit. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya penanganan keluhan yang baik, prosedur penanganan keluhan, struktur organisasi yang menangani keluhan, serta jenis dan cara penyampaian keluhan.
Dokumen tersebut merupakan panduan instrumen survei standar akreditasi rumah sakit nasional yang berisi (1) kata pengantar dari ketua umum Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia, (2) daftar isi standar akreditasi rumah sakit, dan (3) uraian awal mengenai tata kelola rumah sakit yang mencakup representasi pemilik/dewan pengawas dan akuntabilitas direktur rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung pelayanan kesehatan dan manajemen rumah sakit."
Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...Kanaidi ken
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Transformasi sistem kesehatan di Indonesia yang difokuskan pada enam pilar termasuk transformasi layanan rujukan dan akreditasi rumah sakit
2. Strategi transformasi layanan rujukan meliputi peningkatan mutu rumah sakit, penguatan tata kelola dan digitalisasi layanan rujukan
3. Kebijakan Kementerian Kesehatan terkait transformasi akreditasi rumah sakit yang mencakup bertambahnya le
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
Laporan hasil validasi iak RSUD dr. Abdul Aziz 2020RSUDdrABDULAZIZ
Laporan ini memberikan ringkasan tentang validasi data indikator mutu klinis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Aziz untuk periode Januari-Maret 2020. Laporan ini menganalisis hasil validasi sembilan indikator mutu dan merekomendasikan langkah-langkah untuk meningkatkan pencapaian indikator mutu di rumah sakit.
Materi Kebijakan dan SOP e-STR 26092022.pptxAndri619674
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan dan SOP penerbitan e-STR tenaga kesehatan secara tepat waktu sesuai janji layanan.
2. Kebijakan ini ditetapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan penerbitan e-STR tepat waktu.
3. Alur penerbitan e-STR melalui aplikasi maksimal 15 hari kerja tanpa per
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pedoman ini membahas tentang Tata Kelola Mutu di Puskesmas dengan menjelaskan dasar-dasar mutu, penerapan TKM, dan peran Dinas Kesehatan dalam pembinaan mutu pelayanan kesehatan.
presentasi monitoring dan evaluasi mutu pelayanan rumah sakit II.pdfkharisma756302
Rumah Sakit Umum Kharisma Paramedika adalah rumah sakit swasta yang berdiri sejak 2003 di Yogyakarta dengan visi menjadi rumah sakit professional dan amanah serta berinovasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit ini memiliki berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan bekerja sama dengan badan penyelenggara asuransi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Ketepatan identifikasi pasien di fasilitas kesehatan
2. Komunikasi serah terima antar petugas kesehatan menggunakan metode SBAR
3. Upaya meningkatkan keamanan obat-obatan injeksi dan mencegah infeksi nosokomial"
Analisis risiko kejadian tidak diharapkan, nyaris cerdera, maupun sentinel bisa dilakukan dengan RCA (root cause analysis), maupun HFMEA (healthcare failure mode & effect analysis). Semuanya berfungsi untuk menemukan sumber masalah, dan kemudian merumuskan suatu penanggulangan yang bisa digunakan untuk mencegah kejadian tersebut terjadi atau terulang kembali.
RCA dan HFMEA merupakan sebagian dari alat kontrol bagi peningkatan mutu rumah sakit dalam sasaran keselamatan pasien.
Program kerja CSSD RSUD Teluk Kuantan tahun 2019 meliputi pelayanan sterilisasi, pemantauan mutu sterilisasi, pemeliharaan sarana dan peralatan sterilisasi, pengendalian keselamatan pasien dan petugas, serta pengendalian mutu. Tujuannya untuk memenuhi standar sterilisasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan keluhan pasien di rumah sakit. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya penanganan keluhan yang baik, prosedur penanganan keluhan, struktur organisasi yang menangani keluhan, serta jenis dan cara penyampaian keluhan.
Dokumen tersebut merupakan panduan instrumen survei standar akreditasi rumah sakit nasional yang berisi (1) kata pengantar dari ketua umum Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia, (2) daftar isi standar akreditasi rumah sakit, dan (3) uraian awal mengenai tata kelola rumah sakit yang mencakup representasi pemilik/dewan pengawas dan akuntabilitas direktur rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung pelayanan kesehatan dan manajemen rumah sakit."
Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...Kanaidi ken
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Transformasi sistem kesehatan di Indonesia yang difokuskan pada enam pilar termasuk transformasi layanan rujukan dan akreditasi rumah sakit
2. Strategi transformasi layanan rujukan meliputi peningkatan mutu rumah sakit, penguatan tata kelola dan digitalisasi layanan rujukan
3. Kebijakan Kementerian Kesehatan terkait transformasi akreditasi rumah sakit yang mencakup bertambahnya le
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
Laporan hasil validasi iak RSUD dr. Abdul Aziz 2020RSUDdrABDULAZIZ
Laporan ini memberikan ringkasan tentang validasi data indikator mutu klinis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Aziz untuk periode Januari-Maret 2020. Laporan ini menganalisis hasil validasi sembilan indikator mutu dan merekomendasikan langkah-langkah untuk meningkatkan pencapaian indikator mutu di rumah sakit.
Materi Kebijakan dan SOP e-STR 26092022.pptxAndri619674
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan dan SOP penerbitan e-STR tenaga kesehatan secara tepat waktu sesuai janji layanan.
2. Kebijakan ini ditetapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memastikan penerbitan e-STR tepat waktu.
3. Alur penerbitan e-STR melalui aplikasi maksimal 15 hari kerja tanpa per
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pedoman ini membahas tentang Tata Kelola Mutu di Puskesmas dengan menjelaskan dasar-dasar mutu, penerapan TKM, dan peran Dinas Kesehatan dalam pembinaan mutu pelayanan kesehatan.
(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...ovaldokurniawan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pedoman ini membahas tentang Tata Kelola Mutu di Puskesmas dengan menjelaskan dasar-dasar mutu, penerapan TKM, dan peran Dinas Kesehatan dalam pembinaan mutu pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan teori dan praktik mutu pelayanan kesehatan, mulai dari laporan Institute of Medicine mengenai tingginya kesalahan medis hingga pengembangan model dan pendekatan mutu seperti Total Quality Management dan Donabedian Model. Dokumen ini juga menyinggung berbagai topik penelitian terkait mutu pelayanan kesehatan seperti keselamatan pasien, manajemen obat, dan pemanfaatan data untuk peningkatan mutu.
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
Organisasi di Amerika Serikat sedang melakukan perubahan dinamis dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Beberapa organisasi kunci yang terlibat dalam peningkatan mutu antara lain CMS, organisasi profesional, badan sertifikasi, yayasan pendukung, serta organisasi pengembang dan penyokong ukuran mutu. Kecenderungan utama dalam peningkatan mutu meliputi informasi konsumen, pembayaran berdasarkan kinerja, serta
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang program menjaga mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak serta standar pelayanan kebidanan. Dokumen juga menjelaskan tentang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIA di Puskesmas Kertasemaya berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pasien. Peneliti bermaksud mengetahui tingkat kepuasan pasien secara lebih mendalam untuk meningkatkan kualitas pelayanan di puskesmas tersebut.
3 standar akreditasi puskesmas tanpa lampiranSanto Prang
Standar akreditasi puskesmas membahas pengidentifikasian kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan di puskesmas melalui kerjasama dengan masyarakat dan sektor terkait. Kebutuhan tersebut kemudian dituangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program puskesmas.
Standar akreditasi puskesmas membahas analisis kebutuhan masyarakat dan perencanaan puskesmas. Puskesmas perlu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dan merespons harapan masyarakat yang tercermin dalam perencanaan upaya puskesmas berdasarkan masukan dari masyarakat.
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek perlindungan hukum bagi bidan di Indonesia, termasuk standar pelayanan kebidanan, kode etik bidan, standar asuhan kebidanan, dan registrasi praktik bidan."
Dokumen tersebut membahas konsep keselamatan pasien di rumah sakit, meliputi tujuan, prinsip, komponen, dan standar-standar keselamatan pasien. Tujuan utamanya adalah menciptakan budaya keselamatan pasien dan mengurangi kejadian tidak diharapkan.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang kegiatan residensi yang dilakukan oleh tiga mahasiswa di RSU Mitra Medika Bandar Klippa.
2) Tujuan residensi adalah untuk mengidentifikasi pelayanan kesehatan terkait manajemen rumah sakit dan memperoleh pengalaman kerja sama tim.
3) Kegiatan residensi meliputi pengenalan lokasi, observasi bagian IGD, rawat jalan, presentasi
Dokumen tersebut membahas tentang konsep mutu dan keselamatan pasien di fasilitas kesehatan. Secara singkat, dibahas mengenai standar-standar mutu pelayanan kesehatan yang meliputi hak pasien, pendidikan pasien, kesinambungan pelayanan, dan penggunaan metode peningkatan kinerja untuk mengevaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien.
Similar to Upaya peningkatan mutu rumah sakit (20)
1. Nama Mahasiswa : Sumiyati
Nim : 20170301310
Mata Kuliah : Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Dosen Pengampu : Erlina Puspitaloka Mahadewi, SE, MM, MBL
Program Studi : Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Perguruan Tinggi : Universitas Esa Unggul
Judul : Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit
UPAYA PENINGKATAN MUTU RUMAH SAKIT
A. Dasar-dasar Upaya Peningkatan Mutu Medis Rumah Sakit
1. Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1993 disebutkan bahwa pengelolaan
kesehatan yang terpadu perlu lebih dikembangkan agar dapat mendorong peran
serta masyarakat, termasuk dalam pembangunan kesehatan.
2. Pada Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa dalam waktu dekat harus
ditetapkan cara akreditasi pelayanan rumah sakit, sehingga dapat dilakukan
penilaian terhadap mutu dan jangkauan pelayanan rumah sakit secara berkala,
yang dapat digunakan untuk menetapkan kebijaksanaan pengembangan
atau peningkatan mutu rumah sakit.
3. Tujuan program kesehatan rujukan dan rumah sakit Repelita VI: Peningkatan
kemampuan sarana kesehatan rujukan dan rumah sakit untuk mendukung
pelayanan kesehatan masyarakat melalui peningkatan pemanfaatan sarana dengan
memberikan pelayanan yang lebih luas, bermutu dan efisien.
4. Sarasehan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit pada tanggal 30 Juli
1991.
B. Sejarah Perkembangan Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit
Upaya peningkatan mutu sebenarnya bukanlah hal yang baru. Pada tahun
1820-1910 Florence Nightingale seorang perawat dari Inggris menekankan aspek-
aspek keperawatan pada peningkatan mutu pelayanan. Salah satu ajaranya yang
terkenal sampai sekarang adalah “hospital should do the patient no harm“, rumah
sakit jangan sampai merugikan atau mencelakakan pasien.
2. Di Amerika Serikat, upaya peningkatan mutu pelayanan medik dimulai oleh
ahli bedah Dr. E.A Codman dari Boston dalam tahun 1917. Dr.E.A Codman dan
beberapa ahli bedah lain kecewa dengan hasil operasi yang seringkali buruk, karena
sering terjadinya penyulit. Mereka berkesimpulan bahwa penyulit itu terjadi karena
kondisi yang tidak memenuhi syarat di rumah sakit. Untuk itu perlu ada penilaian dan
penyempurnaan tentang segala sesuatu yang terkait dengan pembedahan. Ini adalah
upaya pertama yang berusaha mengidentifikasikan masalah klinis, dan kemudian
mencari jalan keluarnya.
Kelanjutan dari upaya ini, pada tahun 1918 The American College of
Surgeons (ACS) menyusun suatu Hospital Standardization Programe. Program
standarisasi adalah upaya pertama yang terkoordinasi dengan tujuan meningkatkan
mutu medis. Program ini ternyata sangat berhasil meningkatkan mutu medis sehingga
banyak rumah sakit ikut serta. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi maka
spesialisasi ilmu kedokteran diluar bedah cepat berkembang. Oleh karena itu program
standarisasi perlu diperluas agar dapat mencakup disiplin lain secara umum.
Pada tahun 1951 American College of Surgeon, American College of
Physicians, American Hospital Association, American Medical Association dan
Canadian Medical Association bekerja sama membentuk suatu Joint Commission
on Accreditation of Hospital (JCAH), suatu badan gabungan untuk menilai dan
mengakreditasi rumah sakit.
Pada akhir tahun 1960 JCAH tidak lagi hanya menentukan syarat minimal dan
essential untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada di rumah sakit, namun
telah memacu rumah sakit agar memberikan mutu pelayanan yang setinggi-tingginya
sesuai dengan sumber daya yang ada. Untuk memenuhi tuntutan yang baru ini antara
tahun 1953-1965 standar akreditasi di revisi enam kali, selanjutnya beberapa tahun
sekali diadakan revisi.
Atas keberhasilan JCAH dalam meningkatkan mutu pelayanan, Pemerintah
Federal memberi pengakuan tertinggi dalam mengundangkan “ Medicare ACT “.
Undang-undang ini mengabsahkan akreditasi rumah sakit menurut standar yang
ditentukan oleh JCAH. Sejak saat itu rumah sakit yang tidak terakreditasi oleh JCAH
tidak dapat ikut program asuransi kesehatan pemerintah federal (medicare), padahal
asuransi di Amerika sangat menentukan utilisasi rumah sakit karena hanya 9,3% biaya
rumah sakit berasal dari pembayaran langsung oleh pasien.
3. Sejak tahun 1979 JCAH membuat standar tambahan, yaitu agar dapat lulus
akreditasi suatu rumah sakit harus juga membuat program pengendalian mutu yang
dilaksanakan dengan baik.
Di Australia, Australian Council on Hospital Standars (ACHS) didirikan
dengan susah payah pada tahun 1971, namun sampai tahun 1981 badan ini baru
berhasil beroperasi dalam 3 negara bagian. Tetapi lambat laun ACHS dapat diterima
kehadirannya dan diakui manfaatnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
sehingga sekarang kegiatan ACHS telah mencakup semua negara bagian. Pelaksanaan
peningkatan mutu di Australia pada dasarnya hampir sama dengan di Amerika.
Di Eropa barat perhatian terhadap mutu pelayanan sangat tinggi, namun
masalah itu tetap merupakan hal baru dengan konsepsi yang masih sangat kabur bagi
kebanyakan tenaga profesi kesehatan. Sedangkan pendekatan secara Amerika sukar
diterapkan karena perbedaan sistem kesehatan di masing-masing negara di Eropa.
Karena itu kantor regional WHO untuk Eropa pada awal tahun 1980-an mengambil
inisiatif untuk membantu negara-negara Eropa mengembangkan pendekatan
peningkatan mutu pelayanan disesuaikan dengan sistem pelayanan kesehatan masing-
masing.
Pada tahun 1982 kantor regional tersebut telah menerbitkan buku tentang
upaya meningkatkan mutu dan penyelenggaraan simposium di Utrecht, negeri
Belanda tentang Metodologi peningkatan mutu pelayanan. Dalam bulan Mei 1983 di
Barcelona, Spanyol suatu kelompok kerja yang dibentuk oleh WHO telah
mengadakan pertemuan untuk mempelajari peningkatan mutu khusus Eropa.
Walaupun secara regional WHO telah melakukan berbagai upaya, namun pada
simposium peningkatan mutu pada bulan Mei 1989 terdapat kesan bahwa secara
nasional upaya peningkatan mutu di berbagai Eropa Barat masih pada perkembangan
awal.
Di Asia, negara pertama yang mempunyai program peningkatan mutu dan
akreditasi rumah sakit secara nasional adalah Taiwan. Negara ini banyak menerapkan
metodologi dari Amerika. Sedangkan Malaysia mengembangkan mutu pelayanan
dengan bantuan konsultan ahli dari negeri Belanda.
Di Indonesia, langkah awal yang sangat mendasar dan terarah yang telah
dilakukan Departemen Kesehatan dalam rangka upaya peningkatan mutu yaitu
penetapan kelas rumah sakit pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No. 033/Birhup/1972. Secara umum telah ditetapkan beberapa kriteria untuk tiap
4. kelas rumah sakit A,B,C dan D. Kriteria ini kemudian berkembang menjadi standar-
standar.Kemudian dari tahun ke tahun disusun berbagai standar baik menyangkut
pelayanan, ketenagaan, sarana dan prasarana untuk masing-masing kelas rumah sakit.
Disamping standar, Departemen Kesehatan juga mengeluarkan berbagai pedoman
dalam rangka meningkatkan penampilan pelayanan rumah sakit. Untuk rumah sakit
swasta telah keluar Keputusan Menteri Kesehatan No. 806b/SK/XII/87 dimana selain
menetapkan kelas rumah sakit, juga dilengkapi dengan standar berdasarkan
kemampuan pelayanan.
Sejak tahun 1984 Departemen Kesehatan telah mengembangkan berbagai
indikator untuk mengukur dan mengevaluasi penampilan rumah sakit pemerintah
kelas C dan rumah sakit swasta setara yaitu dalam rangka Hari Kesehatan Nasional.
Indikator ini setiap dua tahun ditinjau kembali dan disempurnakan.Evaluasi
penampilan untuk tahun 1991 telah dilengkapi dengan indikator kebersihan dan
ketertiban rumah sakit dan yang di evaluasi selain kelas C juga kelas D dan kelas B
serta rumah sakit swasta setara. Sedangkan evaluasi penampilan tahun 1992 telah
dilengkapi pula dengan instrumen mengukur kemampuan pelayanan. Evaluasi
penampilan rumah sakit ini merupakan langkah awal dari konsep Continuous Quality
Improvement (CQI). Berbeda dengan konsep QA tradisional dimana dalam monitor
dan evaluasi dititikberatkan kepada pencapaian standar, maka pada CQI fokus lebih
diarahkan kepada penampilan organisasi melalui penilaian pemilik, manajemen,
klinik dan pelayanan penunjang. Perbedaan yang sangat mendasar yaitu keterlibatan
seluruh karyawan.
C. Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit RS Sehat
Agar upaya peningkatan mutu di Rumah Sakit RS Sehat dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep
dasar upaya peningkatan mutu . Dalam membahas konsep dasar ini maka akan
dibahas dulu tentang konsep mutu baru kemudian dibahas tentang konsep upaya
peningkatan mutu.
1. Mutu Rumah Sakit RSSehat
a. Pengertian Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang
secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
1) Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
5. 2) Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment ) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan.
3) Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
2. Definisi Mutu Rumah Sakit RS Sehat
Adalah derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit RS Sehat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber
daya yang tersedia di Rumah Sakit RS Sehat secara wajar, efisien, efektif serta
diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan Rumah Sakit RS Sehat
dan masyarakat konsumen.
3. Pihak Yang Berkepentingan Dengan Mutu
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, pihak-pihak tersebut adalah :
a. Konsumen
b. Pembayar/ perusahaan/ asuransi
c. Manajemen Rumah Sakit RS Sehat
d. Karyawan Rumah Sakit RS Sehat
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan Profesi
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan kepentingannya
terhadap mutu, karena itu mutu adalah multi dimensional.
4. Dimensi Mutu
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya
5. Mutu Terkait Dengan Struktur, Proses dan Outcome.
Mutu suatu rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan
yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai suatu sistem.
Aspek tersebut terdiri dari struktur, proses dan outcome.
6. a. Struktur :
Adalah sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, sumberdaya keuangan dan
sumberdaya lain-lain pada fasilitas pelayanan kesehatan. Baik tidaknya struktur dapat
diukur dari kewajaran, kuantitas, biaya dan mutu komponen-komponen struktur itu.
b. Proses :
Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien :
evaluasi, diagnosa, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penanganan jika
terjadi penyulit, follow up. Baik tidaknya proses dapat diukur dari relevansinya bagi
pasien, efektifitasnya dan mutu proses itu sendiri.
Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadap mutu asuhan.
c. Outcome :
Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga profesi lain terhadap
pasien dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasannya serta kepuasan
provider. Outcome yang baik sebagian besar tergantung kepada mutu struktur dan
mutu proses yang baik. Sebaiknya outcome yang buruk adalah kelanjutan struktur
atau proses yang buruk.
Rumah Sakit RS Sehat adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang
kompleks, padat karya dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan
di Rumah Sakit RS Sehat menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan serta
mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar Rumah Sakit RS Sehat
mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, maka Rumah Sakit RS Sehat
harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis
maupun administrasi. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, Rumah Sakit RS Sehat
harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan.
Pengukuran mutu medis di Rumah Sakit RS Sehat sudah diawali dengan
penilaian akreditasi Rumah Sakit RS Sehat yang mengukur dan memecahkan masalah
pada tingkat struktur dan proses. Pada kegiatan ini Rumah Sakit RS Sehat harus
melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah Sakit RS
Sehat dipacu untuk dapat menilai diri ( self assesment ) dan memberikan pelayanan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur
hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain yaitu instrumen mutu pelayanan Rumah
Sakit RS Sehat yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (Outcome). Tanpa
mengukur hasil kinerja Rumah Sakit RS Sehat tidak dapat mengetahui apakah
7. struktur dan proses yang baik telah menghasilkan outcome yang baik pula.
Pelaksanaan indikator mutu Rumah Sakit RS Sehat disusun dengan mengacu pada
Buku Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Rumah Sakit yang telah diterbitkan oleh
World Health Organization dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2001 dan Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008.
Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit RS Sehat
Upaya peningkatan mutu dapat diartikan keseluruhan upaya dan kegiatan
secara komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu pelayanan Rumah
Sakit RS Sehat , memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari jalan
keluarnya, sehingga mutu Rumah Sakit RS Sehat akan menjadi lebih baik.
Di Rumah Sakit RS Sehat upaya peningkatan mutu adalah kegiatan yang
bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Upaya
peningkatan mutu Rumah Sakit RS Sehat akan sangat berarti dan efektif bilamana
upaya peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di Rumah Sakit
RS Sehat termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan dan staf penunjang.
Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan mutu asuhan
atau pelayanan dengan penggunaan sumberdaya secara tepat dan efisien. Walaupun
disadari bahwa mutu memerlukan biaya, tetapi tidak berarti mutu yang lebih baik
selalu memerlukan biaya lebih banyak atau mutu rendah biayanya lebih rendah.
Berdasarkan hal tersebut diatas disusunlah definisi dan tujuan dari upaya
peningkatan mutu Rumah Sakit RS Sehat.
1. Definisi Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit RS Sehat
Adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang
menyangkut struktur, proses dan outcome secara obyektif, sistematik dan berlanjut
memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan
memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang
diberikan Rumah Sakit RS Sehat berdaya guna dan berhasil guna.
2. Tujuan Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit RS Sehat
Umum : Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu Rumah
Sakit RS Sehat secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal.
8. Khusus : Tercapainya peningkatan mutu Rumah Sakit RS Sehat melalui :
a. Optimalisasi tenaga, sarana, dan prasarana.
b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan
kesehatan.
3. Indikator Mutu Rumah Sakit RS Sehat
Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit RS Sehat adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Gawat Darurat
1) Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat
2) Keterlambatan pelayanan ambulance di rumah sakit
b. Pelayanan Rawat Jalan
1) Waktu Tunggu Di Rawat Jalan
2) Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS
( Directly Observed Treatment Shortcourse)
3) Kejadian Infeksi Pasca Operasi atau Surgical Site Infection (SSI)
c. Pelayanan Rawat Inap
1) Kejadian Infeksi Pasca Operasi
2) Kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer (IADP)
3) Kejadian ISK
4) Kejadian Luka Dekubitus
5) Kejadian Penyulit Transfusi
6) Kejadian Sepsis
7) Kematian Pasien > 48 Jam
8) Kejadian Pulang Paksa
9) Waktu Tunggu Operasi Elektif
10) Angka Perawatan Ulang
d. Kamar Operasi
1) Kejadian Kematian Di Kamar Operasi
2) Keterlambatan Waktu Operasi
3) Ketidaklengkapan Laporan Operasi
4) Ketidaklengkapan Laporan Anestesi
e. Persalinan dan Perinatologi
9. 1) Kejadian Kematian Ibu Karena Eklampsia
2) Kejadian Kematian Ibu Melahirkan Karena Perdarahan
3) Kejadian Kematian Ibu Melahirkan Karena Sepsis
4) Kemampuan Menangani BBLR 1500 – 2500 gr
5) Pertolongan Persalinan Melalui Sectio Caesaria
6) Perpanjangan Masa Rawat Inap Ibu Melahirkan
f. Pelayanan Intensif
1) Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang
Sama < 72 Jam
2) Kejadian Pneumonia Akibat Pemakaian Ventilator (VAP)
g. Radiologi
Hasil Foto Pasien Rawat Jalan Lebih Dari 3 Jam ogiil Radiologi
h. Laboratorium Patologi Klinik
1) Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
2) Angka Ketidaktepatan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
3) Kerusakan Sample Darah
i. Rehabilitasi Medis
1) Keterlambatan Jawaban Konsul Rehabilitasi Medis Pada Pasien Rawat Inap
2) Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Yang
Direncanakan
3) Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medis
j. Farmasi
1) Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Non Racikan
2) Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Racikan
3) Angka Kesalahan Penyerahan atau Pemberian Perbekalan Farmasi
k. Gizi
1) Konsumsi Makan Siang Pasien Non Diit
2) Ketidaksesuaian Makan Siang Pasien Diit
1) Penyerahan Berkas Rekam Medis Yang Lengkap < 24 Jam
2) Ketidaklengkapan Informed Consent Setelah Mendapatkan Informasi Yang
Jelas
3) Angka Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medis
l. Pengolahan Limbah
1) Keberhasilan Pengolahan Limbah Cair
10. 2) Keberhasilan Pengolahan Limbah Padat Berbahaya
m. Administrasi dan Manajemen
1) Karyawan Yang Mendapat Pelatihan Minimal 20 Jam Pertahun
2) Keterlambatan Pelayanan Administrasi Keuangan
3) Angka Ketidaktepatan Pelayanan Administrasi
n. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Keterlambatan Waktu Menangani Kerusakan Alat
o. Pelayanan Linen
1) Kejadian Linen Yang Hilang
2) Ketersediaan APD
p. Sasaran Keselamatan Pasien
1) Sasaran I : Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap
2) Sasaran II : Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Jalan
3) Sasaran III : Komunikasi yang Kurang Efektif
4) Sasaran IV : Keamanan Obat yang kurang diwaspadai
5) Sasaran V : Kejadian Tidak Tepat Lokasi, Prosedur dan Pasien Operasi
6) Sasaran VI : Angka Ketidakpatuhan Cuci Tangan
7) Sasaran VII : Angka Kejadian Pasien Jatuh
4. Strategi
Untuk meningkatkan mutu Rumah Sakit RS Sehat maka disusunlah strategi sebagai
berikut :
a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip mutu
pelayanan Rumah Sakit RS Sehat sehingga dapat menerapkan langkah-langkah
upaya peningkatan mutu di masing-masing unit kerjanya.
b. Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia dii
Rumah Sakit RS Sehat , serta upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.
c. Menciptakan budaya mutu di Rumah Sakit RS Sehat , termasuk didalamnya
menyusun program mutu Rumah Sakit RS Sehat dengan pendekatan PDCA
cycle.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses siklus yang
berkesinambungan. Langkah pertama dalam proses ini adalah identifikasi masalah.
Identifikasi masalah merupakan bagian yang sangat penting dari seluruh proses
11. siklus, karena akan menentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya dari pendekatan
pemecahan masalah ini. Masalah akan timbul apabila:
a. Hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang ada terdapat penyimpangan.
b. Merasa tidak puas dengan penyimpangan tersebut
c. Merasa bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut
Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa dilakukan tindakan
perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan tindakan
perbaikan perlu dinilai kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari penilaian
kembali maka akan didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan masalah yang
masih tetap merupakan masalah sehingga proses siklus akan berulang mulai tahap
pertama.