Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan dan pengendalian merokok, khususnya mengenai kendala berhenti merokok dan langkah-langkah yang dapat dilakukan. Dokumen menjelaskan bahwa berhenti merokok sulit karena faktor psikologis, perilaku, lingkungan sosial, dan adiksi nikotin. Dokumen juga menyarankan beberapa strategi untuk membantu perokok berhenti seperti konseling, terapi farmasi atau
Dokumen tersebut membahas mengenai manfaat berhenti merokok yang meliputi peningkatan kesehatan dan penurunan risiko penyakit, serta manfaat ekonomi dengan mengurangi pengeluaran untuk rokok."
ada banyak remaja maupun dewasa sudah merokok dan itu sangat tidak baik buat kesehatan.
bahaya yang ditimbulkan rokok antara lain : kanker paru- paru, serangan jantung, impoten dan lain-lain.
perokok dibagi menjadi 3 di antaranya :1. perokok ringan. 2. perokok sedang dan perokok berat.
Algoritma Pandu PTM digunakan untuk menilai risiko pasien terhadap penyakit tidak menular melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, dan faktor risiko lainnya. Pasien kemudian dirujuk untuk konseling atau tes lebih lanjut jika diperlukan, atau diberi edukasi kesehatan. Algoritma ini memandu proses skrining dan tindak lanjut yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian
Dokumen tersebut membahas tentang analisis masalah di bidang kesehatan masyarakat di suatu daerah. Beberapa masalah utama yang diidentifikasi adalah belum terbentuknya Desa Siaga, belum adanya kebijakan publik yang memadai di bidang kesehatan, dan jumlah tema pesan edukasi kesehatan ke masyarakat yang masih rendah. Dokumen ini kemudian menganalisis penyebab-penyebab masalah tersebut dengan menggunak
Dokumen tersebut membahas mengenai manfaat berhenti merokok yang meliputi peningkatan kesehatan dan penurunan risiko penyakit, serta manfaat ekonomi dengan mengurangi pengeluaran untuk rokok."
ada banyak remaja maupun dewasa sudah merokok dan itu sangat tidak baik buat kesehatan.
bahaya yang ditimbulkan rokok antara lain : kanker paru- paru, serangan jantung, impoten dan lain-lain.
perokok dibagi menjadi 3 di antaranya :1. perokok ringan. 2. perokok sedang dan perokok berat.
Algoritma Pandu PTM digunakan untuk menilai risiko pasien terhadap penyakit tidak menular melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh, dan faktor risiko lainnya. Pasien kemudian dirujuk untuk konseling atau tes lebih lanjut jika diperlukan, atau diberi edukasi kesehatan. Algoritma ini memandu proses skrining dan tindak lanjut yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian
Dokumen tersebut membahas tentang analisis masalah di bidang kesehatan masyarakat di suatu daerah. Beberapa masalah utama yang diidentifikasi adalah belum terbentuknya Desa Siaga, belum adanya kebijakan publik yang memadai di bidang kesehatan, dan jumlah tema pesan edukasi kesehatan ke masyarakat yang masih rendah. Dokumen ini kemudian menganalisis penyebab-penyebab masalah tersebut dengan menggunak
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan pusat kegiatan pengendalian faktor risiko PTM secara terpadu dan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Posbindu bertujuan untuk mendeteksi dini dan menangani faktor risiko PTM secara komunitas berbasis.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Durian Luncuk. PTM seperti hipertensi, diabetes, stroke dan penyakit jantung merupakan masalah kesehatan utama dan semakin meningkat. Faktor risikonya antara lain gizi buruk, kurang bergerak, merokok, dan konsumsi tinggi gula, garam, dan lemak. Puskesmas melakukan berbagai program seperti posbindu PTM, konseling
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Muh Saleh
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. RPJMN 2015-2019 menetapkan beberapa strategi untuk meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, menurunkan kesenjangan antarkelompok dan antarwilayah, serta meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar. Namun demikian, kondisi
Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kabupaten Karanganyar meliputi pengaturan dan langkah-langkah pelaksanaannya sesuai peraturan daerah dan nasional. Kebijakan KTR bertujuan mencegah paparan asap rokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menetapkan kawasan tanpa dan terbatas merokok di berbagai tempat umum. Langkah-langkahnya meliputi analisis situasi, pembentukan tim, sosialis
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
Dokumen tersebut memberikan ringkasan strategi peningkatan program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Provinsi Jawa Barat untuk mencapai tujuan Jawa Barat sebagai juara. Ringkasan strateginya meliputi pelaksanaan kunjungan keluarga ke seluruh wilayah, integrasi program kesehatan, dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal kesehatan.
Posyandu Remaja adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk remaja usia 10-18 tahun guna meningkatkan akses dan cakupan layanan kesehatan remaja melalui pendidikan gizi, kesehatan reproduksi, pencegahan penyakit dan perilaku hidup sehat. Posyandu Remaja diselenggarakan di desa oleh kader remaja dan petugas kesehatan melalui 5 meja pelayanan.
Posyandu didefinisikan sebagai aktif jika memenuhi 5 kriteria: (1) melakukan kegiatan rutin minimal 8 kali per tahun, (2) memiliki minimal 5 orang kader, (3) 3 dari 4 layanan mencapai cakupan 50% selama 8 bulan, (4) memiliki alat pemantauan pertumbuhan, dan (5) mengembangkan kegiatan tambahan. Kabupaten/kota dinyatakan memiliki cukup Posyandu aktif jika persentasenya
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI PENDIDIKAN
PHBS TEMPAT KERJA
PHBS TEMPAT UMUM
PHBS RUMAH TANGGA
PERKEMBANGAN BALITA
TAMAN POSYANDU
DESA SIAGA
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Dokumen tersebut membahas tentang transisi epidemiologi penyakit di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2015, di mana terjadi pergeseran dominasi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus
(1) Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas Tulehu tahun 2022 mencakup 6 upaya kesehatan untuk masyarakat di 17 dusun, (2) Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi, penyakit menular dan tidak menular, serta PHBS, (3) Kegiatannya meliputi promosi kesehatan, penyuluhan di sekolah dan rumah tangga, serta advokasi dana desa untuk pembangunan kese
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Puskesmas Tejoagung tahun 2020. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat hidup sehat dengan melakukan penyuluhan tentang gaya hidup sehat, pemeriksaan kesehatan, dan pembagian buah-buahan. Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan Januari
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat berhenti merokok yang meliputi: (1) manfaat kesehatan seperti menurunkan risiko kematian dan memperpanjang harapan hidup, (2) manfaat mentososial seperti mantan perokok lebih dihormati, dan (3) manfaat ekonomi seperti mengurangi pengeluaran untuk rokok. Dokumen juga menjelaskan langkah-langkah untuk berhenti merokok meliputi identifikasi, evaluasi
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan pusat kegiatan pengendalian faktor risiko PTM secara terpadu dan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Posbindu bertujuan untuk mendeteksi dini dan menangani faktor risiko PTM secara komunitas berbasis.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Durian Luncuk. PTM seperti hipertensi, diabetes, stroke dan penyakit jantung merupakan masalah kesehatan utama dan semakin meningkat. Faktor risikonya antara lain gizi buruk, kurang bergerak, merokok, dan konsumsi tinggi gula, garam, dan lemak. Puskesmas melakukan berbagai program seperti posbindu PTM, konseling
Kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan (rpjmn 2015-2019)Muh Saleh
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. RPJMN 2015-2019 menetapkan beberapa strategi untuk meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, menurunkan kesenjangan antarkelompok dan antarwilayah, serta meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar. Namun demikian, kondisi
Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kabupaten Karanganyar meliputi pengaturan dan langkah-langkah pelaksanaannya sesuai peraturan daerah dan nasional. Kebijakan KTR bertujuan mencegah paparan asap rokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menetapkan kawasan tanpa dan terbatas merokok di berbagai tempat umum. Langkah-langkahnya meliputi analisis situasi, pembentukan tim, sosialis
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
Dokumen tersebut memberikan ringkasan strategi peningkatan program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Provinsi Jawa Barat untuk mencapai tujuan Jawa Barat sebagai juara. Ringkasan strateginya meliputi pelaksanaan kunjungan keluarga ke seluruh wilayah, integrasi program kesehatan, dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal kesehatan.
Posyandu Remaja adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk remaja usia 10-18 tahun guna meningkatkan akses dan cakupan layanan kesehatan remaja melalui pendidikan gizi, kesehatan reproduksi, pencegahan penyakit dan perilaku hidup sehat. Posyandu Remaja diselenggarakan di desa oleh kader remaja dan petugas kesehatan melalui 5 meja pelayanan.
Posyandu didefinisikan sebagai aktif jika memenuhi 5 kriteria: (1) melakukan kegiatan rutin minimal 8 kali per tahun, (2) memiliki minimal 5 orang kader, (3) 3 dari 4 layanan mencapai cakupan 50% selama 8 bulan, (4) memiliki alat pemantauan pertumbuhan, dan (5) mengembangkan kegiatan tambahan. Kabupaten/kota dinyatakan memiliki cukup Posyandu aktif jika persentasenya
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI PENDIDIKAN
PHBS TEMPAT KERJA
PHBS TEMPAT UMUM
PHBS RUMAH TANGGA
PERKEMBANGAN BALITA
TAMAN POSYANDU
DESA SIAGA
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Dokumen tersebut membahas tentang transisi epidemiologi penyakit di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2015, di mana terjadi pergeseran dominasi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus
(1) Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas Tulehu tahun 2022 mencakup 6 upaya kesehatan untuk masyarakat di 17 dusun, (2) Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi, penyakit menular dan tidak menular, serta PHBS, (3) Kegiatannya meliputi promosi kesehatan, penyuluhan di sekolah dan rumah tangga, serta advokasi dana desa untuk pembangunan kese
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Puskesmas Tejoagung tahun 2020. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat hidup sehat dengan melakukan penyuluhan tentang gaya hidup sehat, pemeriksaan kesehatan, dan pembagian buah-buahan. Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan Januari
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat berhenti merokok yang meliputi: (1) manfaat kesehatan seperti menurunkan risiko kematian dan memperpanjang harapan hidup, (2) manfaat mentososial seperti mantan perokok lebih dihormati, dan (3) manfaat ekonomi seperti mengurangi pengeluaran untuk rokok. Dokumen juga menjelaskan langkah-langkah untuk berhenti merokok meliputi identifikasi, evaluasi
Pelatihan upaya berhenti merokok bagi tenaga kesehatan di fasyankes memberikan informasi tentang manfaat dan kendala berhenti merokok, langkah-langkah berhenti merokok seperti identifikasi status merokok, evaluasi motivasi, dan terapi, serta tata laksana berhenti merokok dengan pendekatan 4T (Tanyakan, Telaah, Tolong dan nasehati, Tindak lanjut).
Dokumen tersebut membahas mengenai merokok dan berbagai pro dan kontra dari merokok. Dokumen juga memberikan beberapa cara untuk berhenti merokok secara alami dan efektif seperti secara bertahap, dukungan dari keluarga, mengisi waktu dengan aktivitas lain, dan konsultasi dengan dokter. Poin penting yang harus dipegang teguh adalah memiliki tekad yang kuat untuk berhenti merokok.
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya merokok dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Dokumen menjelaskan dampak merokok bagi kesehatan seperti kanker, gangguan jantung, dan penurunan IQ. Dokumen juga menyebutkan faktor-faktor yang memicu perilaku merokok pada remaja seperti pengaruh teman sebaya, iklan rokok, dan lingkungan keluarga.
Rokok mengandung banyak bahan berbahaya yang dapat merusak tubuh. Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, penyakit paru, jantung, dan lainnya. Nikotin yang terkandung dalam rokok membuat sulit untuk berhenti merokok.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai bahaya merokok bagi kesehatan dan lingkungan. Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius dan mengancam jiwa, serta mengurangi harapan hidup perokok hingga 10 tahun lebih cepat. Asap rokok juga berbahaya bagi orang lain dan dapat menyebabkan penyakit, sehingga perokok harus menghormati hak orang lain untuk bernafas udara bersih.
1. Merokok membunuh jutaan orang setiap tahun dan menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, dan stroke.
2. Indonesia memiliki jumlah perokok terbesar ketiga di dunia dan merokok menyebabkan ratusan ribu kematian setiap tahun di Indonesia.
3. Merokok pasif juga membahayakan kesehatan orang lain dan anak-anak yang tumbuh di lingkungan asap rokok berisiko mender
4. Mengapa perokok tidak berhenti merokok?
Mereka tidak ingin
Tenaga kesehatan tidak bisa
menolong
Tatalaksana tidak berhasil
5. Kendala Upaya Berhenti Merokok
• Psikologis dan Perilaku
Berhenti merokok bagi perokok
merupakan pengalaman yang
tidak menyenangkan /
menyengsarakan secara
psikologis.
Paling sulit dari berhenti
merokok adalah kemampuan
untuk menahan diri dari
kebiasaan yang dilakukan,
seperti merokok setelah bangun
pagi, sebelum sarapan dan
selama mereka istirahat di
tempat kerja dan lain-lain.
• Lingkungan Sosial
Tidak adanya dukungan
orang terdekat seperti
teman atau keluarga dapat
menurunkan motivasi
seseorang untuk berhenti
merokok.
Lingkungan yang tidak
mendukung untuk berhenti
merokok akan memberikan
stimulasi untuk tetap
merokok
6. Multidimentional
Mengapa sulit?
Physiology
- Adiksi Nicotine
- Efek Withdrawal
Psychological
- Perilaku
- Lingkungan
TEORI :
1. Caggiula AR et al. Psychol Behavior. 2002;77:683–687
2. http://www.tobaccodependence.org/rationale
3. http://www.thestopsmokingguide.com/chapters/cigaretteAddiction.php
11. Kuesioner Horn
Indeks beratnya merokok
Indeks brinkman
Jumlah rokok perhari (batang) x lama merokok (tahun)
Ringan < 200
Sedang 200 - 600
Berat > 600
12. Identifikasi tipe pasien Strategi
Klien yang mau berhenti merokok
Klien yang belum ingin berhenti
merokok
Klien yang baru berhenti merokok
klien yang tidak pernah merokok
Bantu dengan langkah 4T
(Modifikasi 5A’s dan ABC)
Tingkatkan motivasi klien
(Contoh:dengan wawancara/
koseling, motivasional
Lanjutkan kegiatan
berhenti Merokok
Berikan “selamat”
Jaga pola hidup bebas dari
rokok
13. Topik Uraian
I. Identifikasi awal
status merokok, profil perokok
a. Usia mulai merokok
b. Alasan mulai merokok
c. Lama merokok (tahun)
d. Jumlah rokok/hari/tahun
e. Adakah anggota keluarga yang merokok
f. Tingkat adiksi (fagerstroom)
g. Kadar CO udara ekspirasi
h. Mengukur arus puncak ekspirasi dengan Peak Flowmeter.
TANYAKAN
BB : ....... ........kg TB : ........... cm,
IMT : ..........
TD: .........mmHg
Skor Fagerstorm : ..........
Kadar CO udara ekspirasi:
.................................ppm
Nilai APE : ............. ml
Tes Nikotinin urin: + /-
I. Riwayat berhenti merokok sebelumnya
a. Jumlah usaha berhenti
b. Kapan usaha terakhir
c. Jumlah hari bebas rokok
d. Metode berhenti yg digunakan
e. Masalah yang dihadapi
f. Alasan mulai merokok kembali
TANYAKAN
I. Tingkat Perilaku
a. Tingkat kesiapan
(lingkari jawaban)
a. Tingkat motivasi
(0 = tidak termotivasi; 10 = sangat termotivasi)
a. Alasan ingin berhenti
TELAAH
Sedang memutuskan/ kebulatan niat/ persiapan/ aksi/
pemeliharaan
I. Intervensi
Tanggal berhenti merokok
Metode berhenti
Pilihan terapi :
□ Konseling
□ Farmakologi/obat
□ Lain-lain
TOLONG DAN NASEHATI
□ Seketika (cold turkey)
□ Bertahap
□ Penundaan
Sampaikan :
- Dampak buruk merokok
- Manfaat berhenti merokok
- Tantangan yang akan dihadapi
Tingkatkan motivasi
I. Pertemuan berikutnya
- Nilai keberhasilan
- Withdrawal effect
TINDAK LANJUT
Tingkatkan motivasi
Ada/Tidak dukungan keluarga
Cara atasi withdrawal effect
STATUS BERHENTI MEROKOK (CATATAN KLIEN)
IDENTITAS
Nama : .................................................... L/P Tanggal : .....
Umur/ tanggal lahir : ........................................................ No. RM : .....
Alamat : ........................................................
Pekerjaan : .......................................................
Pendidikan : ........................................................
Status Pernikahan : .......................................................... Jumlah anak : ........... orang
No. telp/ HP : ...........................................
Klien : ................................. Tanda tangan : ......................
Konselor : ................................... Tanda tangan : ......................
15. 1 Saya sudah memutuskan TIDAK akan berhenti
merokok seumur hidup saya
2 Saya TIDAK PERNAH berpikir untuk berhenti merokok.
Saya TIDAK PUNYA rencana untuk berhenti
3 Saya PERNAH berpikir untuk berhenti merokok, tetapi
saya TIDAK PUNYA rencana
4 TERKADANG saya berpikir untuk berhenti merokok,
tetapi saya tidak punya rencana
5 Saya SERING berpikir untuk berhenti merokok, tetapi
saya tidak punya rencana
6 Saya BERENCANA untuk berhenti merokok dalam 6
bulan ke depan
7 Saya berencana untuk berhenti merokok dalam 30 hari
ke depan
8 Saya masih merokok, tetapi saya mau berubah. Saya
siap untuk berhenti merokok
9 Saya udah berhenti merokok, tetapi saya khawatir
akan merokok kembali, saya butuh lingkungan tanpa
asap rokok
10 Saya sudah berhenti merokok
16. TINGKAT KESIAPAN
1. Tahap prokontemplasi
( Belum berpikir sama sekali)
2. Tahap Kontemplasi
(Mulai berpikir bahwa merokok
menimbulkan masalah)
3. Tahap Preparation/persiapan
(Mau dan siap berhenti merokok)
4. Tahap Aksi
(Sudah berhenti merokok)
5. Tahap pemeliharaan /Maintenance
(Tetap tidak merokok)
Adapted from Prochaska and DiClemente, 1983.
17. TERAPI
NonFARMAKOLOGI FARMAKOLOGI
1. Usaha sendiri/Self help
2. Memberikan nasihat
singkat/ Brief advice
3. Konseling
a. Iindividu
b. Kelompok
c. Dengan Telphon (quitline)
4. Terapi perilaku
(exercise, keenggan an
merokok/aversion)
5. Terapi supporting
a. Hipnoterapi
b. Akupuntur
c. Akupresure
Pilihan pertama:
NRT, Bupropion, Varenicline
Pilihan ke2 :
Nortryptiline, Clonidine
Pada layanan primer, pilihan
nonfarmakologi lebih diutamakan
khususnya nasihat singkat,
konseling ataupun terapi perilaku.
Layanan sekunder/tersier, memerlukan
pendekatan multimodalitas, selain terapi
nonfarmakologi diperlukan terapi
farmakologi
18. CARA BERHENTI MEROKOK
Cara 1:
BERHENTI SEKETIKA
Hari ini anda masih merokok, besok anda
berhenti sama sekali. Untuk kebanyakan
orang, cara ini yang paling berhasil. Untuk
perokok berat, mungkin dibutuhkan bantuan
medis untuk mengatasi efek ketagihan
19. Cara 2: PENUNDAAN
Menunda saat mengisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari
hari sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung.
Misalnya kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata 07.00
pagi, berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari. Maka
rokok pertama ditunda waktunya, yaitu :
Hari 1 : jam 09.00
Hari 2 : jam 11.00
Hari 3 : jam 13.00
Hari 4 : jam 15.00
Hari 5 : jam 17.00
Hari 6 : jam 19.00
Hari 7 : jam 21.00 – terakhir
20. Cara 3 : PENGURANGAN
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-
angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari
yang ditetapkan. Misalnya rata-rata menghisap 28 batang rokok
per hari. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari.
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
21. TINDAK LANJUT /FOLLOW UP
Sangat Penting dalam menentukan keberhasilan jangka
panjang dalam upaya berhenti merokok.
Klien harus dijadwalkan secara reguler/rutin untuk datang
kembali dalam jangka waktu setiap 2 minggu sekali.
Penilaian tingkat keberhasilan berhenti merokok
menilai motivasi,
kendala yang timbul,
gejala withdrawal effect dan penanganannya,
penilaian parameter klinis (seperti berat badan, tekanan darah,
pengukuran Arus Puncak Ekspirasi dengan Peak Flow Meter, kadar CO
udara ekspirasi dengan CO Analyzer).
Jika diperlukan terapi tambahan untuk berhenti merokok,
maka dilakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
lanjutan
22. LANGKAH-LANGKAH → 4 T
PENANGANAN PUTUS NIKOTIN
PENANGANAN PERUBAHAN PERILAKU
KONSELING DAN MOTIVASI PENANGANAN ADIKSI
TATA LAKSANA UPAYA BERHENTI MEROKOK
24. T – Tanyakan
T – Telaah
T – Tolong dan nasehati
T – Tindak Lanjut
25. Apakah pasien merupakan seorang
perokok atau bukan?
Tanyakan tipe pasien, profil perokok,
tingkat adiksi/ ketergantungan nikotin
kuesioner Fagerstroom
Apakah ada orang di dalam rumah yang
merokok ?
Kadar CO udara ekspirasi (pemeriksaan)
Peakflow meter (pengukuran)
26. Topik Uraian
I. Identifikasi awal
status merokok, profil perokok
a. Usia mulai merokok
b. Alasan mulai merokok
c. Lama merokok (tahun)
d. Jumlah rokok/hari/tahun
e. Adakah anggota keluarga
yang merokok
f. Tingkat adiksi (fagerstroom)
g. Kadar CO udara ekspirasi
h. Mengukur arus puncak
ekspirasi dengan Peak
Flowmeter.
TANYAKAN
BB : ....... kg TB : ........... cm, IMT : ..........
TD: .........mmHg
Skor Fagerstorm : ..........
Kadar CO udara ekspirasi:.......ppm
Nilai APE : .................... ml
Tes Nikotinin urin: + /-
27.
28. Nilai Tingkat Motivasi
Nilai keinginan untuk
berhenti merokok atau tidak,
bila tidak maka diperlukan
suatu konseling motivasi
Nilai sampai manakah tahap
keinginan pasien ntuk
berhenti merokok apakah
pada tahap prekontemplasi,
kontemplasi, siap, tindakan
dan pemeliharaan
1 Saya sudah memutuskan TIDAK akan berhenti
merokok seumur hidup saya
2 Saya TIDAK PERNAH berpikir untuk berhenti merokok.
Saya TIDAK PUNYA rencana untuk berhenti
3 Saya PERNAH berpikir untuk berhenti merokok, tetapi
saya TIDAK PUNYA rencana
4 TERKADANG saya berpikir untuk berhenti merokok,
tetapi saya tidak punya rencana
5 Saya SERING berpikir untuk berhenti merokok, tetapi
saya tidak punya rencana
6 Saya BERENCANA untuk berhenti merokok dalam 6
bulan ke depan
7 Saya berencana untuk berhenti merokok dalam 30 hari
ke depan
8 Saya masih merokok, tetapi saya mau berubah. Saya
siap untuk berhenti merokok
9 Saya udah berhenti merokok, tetapi saya khawatir
akan merokok kembali, saya butuh lingkungan tanpa
asap rokok
10 Saya sudah berhenti merokok
1 Saya sudah memutuskan TIDAK akan berhenti
merokok seumur hidup saya
2 Saya TIDAK PERNAH berpikir untuk berhenti merokok.
Saya TIDAK PUNYA rencana untuk berhenti
3 Saya PERNAH berpikir untuk berhenti merokok, tetapi
saya TIDAK PUNYA rencana
4 TERKADANG saya berpikir untuk berhenti merokok,
tetapi saya tidak punya rencana
5 Saya SERING berpikir untuk berhenti merokok, tetapi
saya tidak punya rencana
6 Saya BERENCANA untuk berhenti merokok dalam 6
bulan ke depan
7 Saya berencana untuk berhenti merokok dalam 30 hari
ke depan
8 Saya masih merokok, tetapi saya mau berubah. Saya
siap untuk berhenti merokok
9 Saya udah berhenti merokok, tetapi saya khawatir
akan merokok kembali, saya butuh lingkungan tanpa
asap rokok
10 Saya sudah berhenti merokok
29. I. Tingkat Perilaku
a. Tingkat kesiapan
(lingkari jawaban)
b. Tingkat motivasi
(0 = tidak termotivasi; 10
= sangat termotivasi)
c. Alasan ingin berhenti
TELAAH
Sedang memutuskan/ kebulatan niat/
persiapan/ aksi/ pemeliharaan
30. Gunakan pendekatan secara personal, kuat, jelas
untuk menganjurkan pasien berhenti merokok :
1. Dampak rokok
2. Manfaat berhenti merokok
31. Untuk pasien yang berniat berhenti merokok,
berikan konseling
Tentukan tanggal .... TULIS TGLNYA ?
Metode berhenti merokok
Tantangan saat berhenti merokok (termasuk
gejala putus nikotin/withdrawal effect)
Pilihan terapi
Untuk pasien yang belum berniat untuk berhenti
merokok, tingkatkan motivasi misalnya
Pendekatan dengan wawancara motivasional
Nasehati untuk menciptakan rumah bebas dari
asap rokok
32.
33. Susunlah jadwal untuk konsultasi
rutin/berkala misalnya satu minggu atau 2
minggu sekali
TENTUKAN TANGGAL
Pada pertemuan berikutnya lakukan penilaian
◦ Tingkat keberhasilan berhenti merokok
◦ Tingkat motivasi
◦ Kendala yang timbul
◦ Gejala withdrawal effect dan penanganannya
◦ Penilaian parameter klinis (seperti berat badan, kadar
CO udara ekspirasi, tekanan darah dll)
34. I. Pertemuan berikutnya
- Nilaikeberhasilan
- Withdrawal effect
TINDAK LANJUT
Tingkatkanmotivasi
Ada/Tidak dukungan keluarga
Cara atasi withdrawaleffect
35.
36. I. Pertemuan berikutnya
- Nilaikeberhasilan
- Withdrawal effect
TINDAK LANJUT
Tingkatkanmotivasi
Ada/Tidak dukungan keluarga
Cara atasi withdrawaleffect
37. BERHASIL ?
GAGAL ? perlu tambahan terapi ?
perlu rujuk ?
Hasil akhir ditentukan setelah menjalani
program UBM selama 3 bulan