1. PERENCANAAN PENYULUHAN
BAHAN PENGAWET BERBAHAYA PADA MAKANAN
Oleh :
Rayani Nahampun
NIM PO7131312438
Pembimbing Praktikum :
Fitri, SP, MKM
Fitria, A.Md, Gz
Fitri Lianissa, A.Md, Gz
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN GIZI
2013
2. RENCANA PENYULUHAN GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR
NEGERI 87 JALAN HANG TUAH PEKANBARU TENTANG
BAHAN PENGAWET BERBAHAYA PADA MAKANAN
Tema
:
Besarnya Masalah :
Bahan pengawet berbahaya pada makanan
Sebagian besar ana sekolah dasar tidak mengetahui bahan
pengawet berbahaya yang sering ditambahkan pada
makanan
Masalah
:
Bahan pengawet berrbahaya pada makanan
A. Diagnosa masalah
1. Faktor penyebab
a. Sebab Ekonomis : Anak sekolah dasar menyukai jajanan yang murah, dan
kebanyakan jajanan murah mengandung bahan pengawet yang berbahaya
b. Sebab prilaku : Kurang membiasakan diri untuk mengkonsumsi jajanan
yang bergizi tanpa bahan pengawet berbahaya
2. Perilaku yang mengurangi masalah :
a. Memiliki pengetahuan tentang bahan pengawet berbahaya pada makanan
b. Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung bahan pengawet
berbahaya
c. Memiliki pengetahuan tentang bahaya mengkonsumsi bahan pengawet
berbahaya pada makanan
3. Hambatan yang ada untuk mengadakan perubahan prilaku
a. Pengetahuan yang kurang tentang bahan pengawet pada makanan
b. Kurangnya kesadaran anak untuk mengkonsumsi jajanan yang sehat dan
bergizi
c. Kurang memperdulikan bahaya penggunaan bahan pengawet berbahaya
pada makanan
3. 4. Hal-hal yang menunjang untuk melakukan perubahan prilaku
a. Adanya pengetahuan tentang bahaya bahan makanan berpengawet
b. Adanya kesadaran anak untuk membeli jajanan yang sehat tanpa bahan
pengawet
c. Adanya pendidikan gizi bagi anak anak sekolah dasar
5. Hal-hal negatif yang mungkin timbul akibat perubahan perilaku
a. Pandangan dan pola pikir anak belum berubah
b. Tingkat Ekonomi rendah, anak sekolah dasar lebih memilih jajanan yang
murah dan berpengawet
B. Diagnosa Situasi
1. Sarana setempat
Ruangan yang memungkinkan
2. Tenaga Pembantu
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Riau
Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Riau
3. Sasaran : Siswa kelas VI A SDN 87 Jalan Hang Tuah Pekanbaru
C. Tujuan Penyuluhan
a.
Agar siswa mengetahui pengertian bahan pengawet
b.
Agar siswa mengetahui jenis jenis bahan pengawet berbahaya pada
makanan
c.
Agar siswa mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung bahan
pengawet berbahaya
d.
Agar
siswa
mengetahui
bahaya
mengkonsumsi
makanan
mengandung bahan pengawet berbahaya
D. Isi Penyuluhan
1. Menjelaskan pengertian bahan pengawet
2. Menjelaskan jenis jenis bahan pengawet berbahaya pada makanan
yang
4. 3. Menjelaskan ciri-ciri makanan yang mengandung bahan pengawet
berbahaya
4. Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan
pengawet berbahaya
E. Metode Penyuluhan
Ceramah
F. Alat Peraga
Infokus
G. Rencana Evaluasi
Tanya Jawab
H. Rencana Pelaksanaan
Penyuluhan dilaksanakan pada saat siswa kelas 6A selesai belajar jam pertama
Tempat
: SD 87 Jalan Hang Tuah Pekanbaru
Lama
: 15-20 Menit
Petugas
: Mahasiswa Poltekkes Riau Jurusan Gizi
I. Pelaksanaan
a. Ceramah diadakan :
Minggu Ke-3 Bulan Desember 2013
Tempat
: Ruang Kelas
Penceramah
: Mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Riau
Waktu
: 11.00 WIB s/d selesai
b. Evaluasi
Dilaksanakan dengan tanya jawab
5. MATERI PENYULUHAN MENGENAI BAHAN PENGAWET
BERBAHAYA PADA MAKANAN
1. Pengertian Bahan Pengawet
Adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan makanan
2. Jenis-Jenis Bahan Pengawet Berbahaya Pada Makanan
Formalin
Formalin diperuntukkan untuk pengawet mayat, anti jamur, industri tekstil
dan kayu lapis), sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya.
Penyimpangan dalam industri pangan terjadi ketika formalin sering
digunakan untuk mengawetkan produk mie basah, tahu, dan ikan segar.
Boraks
Boraks diperuntukkan untuk mematri logam, proses pembuatan gelas dan
enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Penyimpangan
dalam industri pangan terjadi ketika boraks banyak dipakai pada bakso,
kerupuk, mie bakso, tahu, batagor dan pangsit
Sodium Nitrit
Sejenis garam yang telah digunakan untuk mengawetkan daging dan
mencegah pertumbuhan bakteri penyebab keracunan makanan. Sodium
nitrite dapat ditemukan pada daging olahan, termasuk ham, hot dog, ikan
asap dan beberapa jenis sosis
3. Ciri-Ciri Makanan Yang Mengandung Bahan Pengawet Berbahaya
Formalin
Mie Basah : tidak lengket, sangat kenyal, serta tidak mudah rusak dan
tahan dalam jangka waktu lama
Tahu : teksturnya yang terlampau keras, kenyal, tapi tidak padat, tidak
mudah rusak dalam waktu lama
Ikan : insang berwarna merah tua, tidak cerah atau bukan merah segar,
tidak berbau khas ikan, warna daging putih bersih, kenyal dan tak
mudah rusak, tidak mudah patah, agak keras serta tidak dihinggapi lalat
6. Bakso : tekstur sangat kenyal, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu
kamar, jika dibelah di dalamnya tampak warna merah tua mencolok
tidak wajar
Daging Ayam : tekstur daging kencang, tak mudah rusak dan tak
disukai lalat
Boraks
Mie Basah : tidak lengket, sangat kenyal, serta tidak mudah putus
Bakso : tekstur sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti
penggunaan daging, tapi lebih cemerlang keputihan
Lontong : rasa getir dan sangat gurih, serta beraroma sangat tajam
Kerupuk : teksturnya sangat lembut dan renyah, bisa menimbulkan rasa
getir di lidah
Sodium Nitrit
Menyebabkan warna daging olahan menjadi merah atau pink dan nampak
segar
4. Bahaya Mengkonsumsi Makanan Yang Mengandung Bahan Pengawet
Berbahaya
Formalin
Formalin sangat berbahaya bagi tubuh karena jika terhirup, formalin
akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sulit
bernapas, napas pendek, sakit kepala, dan kanker paru-paru. Di antara
efek formalin pada kulit adalah munculnya warna kemerahan, gatal, dan
ter-bakar. Pada mata, akan menyebabkan kemerahan, gatal, berair,
kerusakan, pandangan kabur hingga kebutaan. Kalau kandungannya
sudah sangat tinggi, formalin akan mengakibatkan iritasi pada lambung,
alergi, muntah, diare bercampur darah, dan kencing bercampur darah.
Dan mengakibatkan kematian karena kegagalan peredaran darah
7. Boraks
Pemakaian yang sedikit dan lama akan terjadi akumulasi (penimbunan)
pada jaringan otak, hati, lemak, dan ginjal. Pemakaian dalam jumlah
banyak mengakibatkan demam, anuria, koma, depresi, dan apatis
(gangguan yang bersifat sarafi).
Sodium Nitrit
Menyebabkan terjadinya kanker dan tekanan Darah Tinggi