Dokumen ini membahas tentang sistem informasi untuk keunggulan kompetitif perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk mendapatkan keunggulan strategis, taktis, dan operasional melalui aktivitas nilai utama dan pendukung seperti yang dijelaskan dalam rantai nilai Porter. Chief Information Officer memainkan peran penting dalam perencanaan strategis sumber daya informasi perusahaan.
Sistem informasi untuk pesaingan keunggulanMegaNurastuti
Tugas Sistem Informasi Manajemen
Disusun Oleh :
Mega Nurastuti (43219110270)
Universitas Mercu Buana
Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi BIsnis
Artikel Ilmiah berjudul " Sistem Informasi Untuk Pesaingan Keunggulan "
Sistem informasi untuk pesaingan keunggulanMegaNurastuti
Tugas Sistem Informasi Manajemen
Disusun Oleh :
Mega Nurastuti (43219110270)
Universitas Mercu Buana
Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi BIsnis
Artikel Ilmiah berjudul " Sistem Informasi Untuk Pesaingan Keunggulan "
Sim,yasni lavinia susanti,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,sistem informasi untuk...Yasni Lavinia
Sim,yasni lavinia susanti,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,sistem informasi untuk keunggulan bersaing, perusahaan dan lingkungannya, tantangan sistem informasi global,universitas mercu buana,2017
Sim, indah herlina, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada perusahaan ...Indah Herlina
Indah Herlina
Mercu Buana Jakarta
Implementasi Sistem Informasi Pada Perusahaan/Kantor dan Jenis-Jenis Sistem Informasi yang Di Implementasikan pada Perusahaan Manufaktur
BAB I (SI DALAM KEGIATAN BISNIS)
BAB II (E-BUSSINESS GLOBAL)
BAB III (SI,ORGANISASI DAN STRATEGI)
BAB IV (BASIS DATA)
BAB V (PENGEMBANGAN SI)
BAB VI (INFRASTRUKTUR TI)
BAB VII (TELEKOMUNIKASI SI JARINGAN)
BAB VIII (IMPLIKASI ETIS DARI TI)
BAB IX (PROYEK WEB/HTML MENGGUNAKAN MICROSOFT DAN NOTEPAD)
BAB X (DASAR-DASAR SPREADSHEET)
Sim,yasni lavinia susanti,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,sistem informasi untuk...Yasni Lavinia
Sim,yasni lavinia susanti,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,sistem informasi untuk keunggulan bersaing, perusahaan dan lingkungannya, tantangan sistem informasi global,universitas mercu buana,2017
Sim, indah herlina, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada perusahaan ...Indah Herlina
Indah Herlina
Mercu Buana Jakarta
Implementasi Sistem Informasi Pada Perusahaan/Kantor dan Jenis-Jenis Sistem Informasi yang Di Implementasikan pada Perusahaan Manufaktur
BAB I (SI DALAM KEGIATAN BISNIS)
BAB II (E-BUSSINESS GLOBAL)
BAB III (SI,ORGANISASI DAN STRATEGI)
BAB IV (BASIS DATA)
BAB V (PENGEMBANGAN SI)
BAB VI (INFRASTRUKTUR TI)
BAB VII (TELEKOMUNIKASI SI JARINGAN)
BAB VIII (IMPLIKASI ETIS DARI TI)
BAB IX (PROYEK WEB/HTML MENGGUNAKAN MICROSOFT DAN NOTEPAD)
BAB X (DASAR-DASAR SPREADSHEET)
12. hapzi a li, sim, si utk. keunggulan bersaingHapzi Ali
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Universitas Mercu Buana (Mercu Buana University), Jakarta Indonesia
Bidang Ilmu: Marketing & Business Management, Research Method, MIS, Good Corporate Governance
www.mercubuana.ac.id.
email: hapzi.ali@gmail.com, hapzi.ali@mercubuana.ac.id
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM INFORMASI UNTUK PERSAINGAN KEUNGGULAN, 2018
1. Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen”
Dosen pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Oleh :
Lisaniah Amini Lisa’Ilina (43217110150)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem virtual data mereka mencerminkan sistem
fisik dari sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk memberikan
keunggulan kompetitif kepada perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi
kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha
untuk mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnya. Mereka dapat keunggulan
ini dengan memberikan produk dan jasa pada harga yang lebih rendah, memberikan
produk dengan jasa dan kualitas yang lebih tinggi dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu.
Satu yang tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah
perusahaan juga akan mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan
sumber daya virtualnya. Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan
kompetitif (competitive advantage) mengacu pada penggunaan informasi untuk
mendapatkan pengungkitan (leverage) didalam pasar. Ingat bahwa manajer
perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus juga fisik dalam
memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan. Pandangan secara luas atas
keunggulan kompetitif menyadari adanya organisasi-organisasi yang bersaing
dengan perusahaan sekaligus juga profesional dan staf di negara-negara lain yang
bersaing memperebutkan pekerjaan dengan karyawan perusahaan. Perusahaan
multinasional sering kali mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke organisasi-
organisasi lain agar dapat mencapai suatu keunggulan ekonnomi. Perusahaan
yang melakukan bisnis secara global memiliki kebutuhan-kebutuhan informasi
dan koordinasi khusus. Biasanya keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui
pengelolaan sumber daya fisik.
Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang baik untuk
menganalisis sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang
seharusnya ada dan bagaimana unsur-unsur tersebut seharusnya berinteraksi.
Dalam hal yang sama, model delapan unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat
menjadi suatu cara yang baik untuk memahami kompleksitas dari bagaimana
perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya. Integrasi antara model
sistem umum dan model delapan unsur lingkungan akan menjadi dasar dari suatu
konsep manajemen rantai pasokan (supply chain management)
3. Pendukung utama keunggulan kompetitif adalah Michael Porter, yang
mengembangkan konsep-konsep seperti rantai nilai (value chains) dan sistem
nilai (value system).
Rantai Nilai Porter
Profesor Harvard Michael E. Porter adalah orang yang paling sering dikaitkan
dengan topik keunggulan kompetitif. Buku dan artikel-artikel yang ditulisnya
memberikan panduan dan strategi bagi perusahaan yang mencoba untuk
mendapatkan keunggulan diatas para pesaingnya. Porter yakin bahwa sebuah
perusahaan meraih keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu rantai
nilai (value chains).
Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter
sebagai aktivitas nilai (value activities). Aktivitas nilai terdiri atas dua jenis : utama
dan pendukung.
a. Aktivitas nilai utama (primary value activities) meliputi logistik input yang
mendapatkan bahan baku dan persediaan dari pemsok, operasi perusahaan
yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi, logistik output yang
memindahkan barang kepada pelanggan, operasi pemasaran penjualan yang
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan mendapatkan pesanan, dan
aktivitas-aktivitas jasa yang menjaga hubungan pelanggan yang baik setelah
penjualan. Aktivitas nilai utama ini mengelola aliran sumber daya fisik di
sepanjang perusahaan.
b. Aktivitas nilai pendukung (support value activities) mencakup infrastruktur
perusahaan, bentuk organisasi yang secara umum akan memengaruhi
seluruh aktivitas utama. Selain itu, tiga aktivitas akan memengaruhi
aktivitas utama secara terpisah maupun dalam bentuk terkombinasi yaitu :
1. manajemen sumber daya manusia,
2. pengembangan teknologi, dan
3. pengadaan (atau pembelian)
4. Masing-masing aktivitas nilai, baik utama maupun pendukung akan mengandung
tiga unsur penting, yaitu :
1) input yang di beli, sumber daya manusia, dan
2) teknologi.
Setiap aktivitas juga akan menggunakan dan menciptakan informasi. Sebagai
contoh, spesialis informasi di dalam unit jasa informasi dapat menggabungkan
basis data pembelian komersial, peralatan komputasi yang disewa, dan
program-program yang dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi
pendukung keputusan bagi para eksekutif perusahaan.
Selain itu, ketiga aktivitas akan mempengaruhi aktivitas utama secara terpisah
maupun dalam bentuk terkombinasi yaitu manajemen sumber daya manusia,
pengembangan teknologi, dan pengadaan (atau pembelian). Masing-masing
nilai, baik utama atau pendukung akan mengandung tiga unsur penting : input
yang dibeli, sumber daya manusia, dan tekologi. Setiap aktivitas juga akan
menggunakan dan menciptakan informasi. Sebagai contoh, spesialisasi
informasi di dalam unit jasa informasi dapat menggabungkan basis data
pembelian komersial, peralatan komputasi yang disewa dan program-program
yang dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi pendukung
keputusan bagi para eksekutif perusahaan.
Memperluas Ruang Lingkup Rantai Nilai
Manajemen harus waspada terhadap tambahan keunggulan yang dapat dicapai
dengan menngaitkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai organisasi lain
kaitan seperti ini dapat menghasilkan suatu sistem interorganisasional
(interorganizational system-IOS). Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi
disebut sebagai sekutu bisnis (business partners) mereka bekerja bersama
sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga menimbulkan suatu
sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja sendirian.
Sebuah perusahaan dapat mengaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai
pemasoknya dengan mengimplementasikan sistem yang membuat sumber
5. daya input tersedia bila dibutuhkan. Perusahaan juga dapat mengaitkan rantai
nilainya dengan rantai nilai para anggota jalur distribusinya, sehingga
menciptakan suatu sistem nilai (vaue system). Ketika para pembeli perusahaan
produk perusahaan adalah organisasi, rantai nilai mereka akan juga dapat
dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota distribusinya.
Dimensi-dimensi Keunggulan Kompetitif
Keunggulan dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan
strategis, taktis, maupun operasional. Pada tingkat manajerial yang
tertinggi adalah tingkat perencanaan strategis, sistem informasi dapat
digunakan untuk megubah arah sebuah perusahaan dapat mendapatkan
keunggulan strategisnya. Pada tingkat kendali manajemen (menengah),
manajer dapat memberikan spesifikasi mengenai bagaimana rencana strategis
akan diimplementasikan, ehingga menciptakan suatu keunggulan taktis. Pada
tingkat kendali operasional (lebih rendah), manajer dapat menggunakan
teknologi informasi dalam berbagai pengumpulan data dan penciptaan
informasi yang akan memastikan efisiensi operasi, sehingga mencapai
keunggulan operasional.
Sistem informasi dapat mencapai keunggulan kompetitif pada tiga tingkatan
yaitu : keunggulan strategis, keunggulan taktis dan keunggulan operasional.
Berikut ini adalah penjelasannya ;
1. Keunggulan Strategis
Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang
memiliki dampak fundamental dalam membentuk operasi
perusahaan.Sistem informasi dapat digunakaan untuk mencapai
keunggulan stratergis. Manajer pada tingkat perencanaan strategis dapat
meraih keunggulan strategis dengan mempergunakan sistem informasi
untuk membedakan perusahaannya dan para pesaing. Tingkat strategis
akan menentukan arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat
kebutuhan akan suatu rencana yang dapat mencapai suatu strategis yang
menyadari arti penting dari keamanan.
6. Basis data yang terstandardisasi dan dapat diakses melalui browser Web
mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis. Strategi ini
menyebabkan operasi perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa cara secara
fundamental, yaitu :
a. akses yang ada saat ini bisa jadi dilakukan melalui peranti lunak komputer
buatan perusahaan sendiri, sehingga perubahan tersebut akan menyebabkan
perusahaan harus mempertimbangkan untuk membeli peranti lunak
pelaporan standar dari vendor luar atau mempekerjakan perusahaan luar
untuk merancang dan mengembangkan suatu sistem pelaporan baru.
Mobilitas akses laporan juga akan ikut terpengaruh, karena para pengguna
tidak lagi membutuhkan akses laporan juga akan ikut terpengaruh, karena
para pengguna tidak membutuhkan akses langsung ke sumber daya komputer
perusahaan. setiap sambungan ke internet akan memungkinkan pengguna
menggunakan sebuah browser Web untuk mengakses laporan dari hampir
seluruh tempat di manapun di dunia ini.
b. Para pemasok dan pelanggan potensial di manapun di seluruh dunia akan
memiliki potensi akses atas tingkat persediaan bahan baku dan barang jadi
perusahaan, sehingga akan mempercepat transaksi pembelian dan penjualan
perusahaan.
Keamanan juga tidak dapat diabaikan dalam contoh terjadinya perubahan
sistem informasi secara strategis ini. Dengan semakin besarnya keuntungan
yang terkait dengan akses Web kepada informasi perusahaan maka tingkat
bahayanya pun akan semakin besar pula. Tingkat strategis akan menentukan
arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan akan
suatu rencana yang dapat mencapai suatu strategi yang menyadari arti
penting dari keamanan.
2. Keunggulan Taktis
Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage)
ketika perusahaan tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara
yang lebih baik dari para pesaingnya. Manajer tingkat pengendalian
manajemen (tingkat menengah) dapat meraih keunggulan taktis dengan
7. mengarahkan perancangan sistem informasi yang memiliki alat
penghubung umum, seperti browser Web untuk mengakses internet, yang
memungkinkan pelanggan memiliki akses langsung atas informasi.
Perusahaan mendapatkan keunggulan taktis dalam beberapa hal, yaitu :
a. Pelanggan melihat potongan harga sebagai alasan untuk terus membeli
produk dari perusahaan. Potongan itu sendiri merupakan insentif bagi
pelanggan, namun juga dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi
perusahaan.
b. Sistem informasi dapat menyarankan produk mana yang mungkin ingin
dibeli oleh pelanggan. Perusahaan tidak hanya akan mendorong kesetiaan
pelanggan, namun juga dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan.
Keputusan strategis adalah menjadikan sistem informasi perusahaan tersedia
bagi para pelanggan untuk meningkatkan layanan pelanggan. Perusahaan
mengembangkan suatu sistem informasi taktis yang tidak hanya akan meningkatkan
kepuasan pelanggan, namun juga akan meningkatkan profitabilitas.
3. Keunggulan Operasional
Keunggulan operasional (operational advantage) adalah suatu keunggulan
yang berhubungan dengan transaksi dan proses sehari-hari. Disinilah
sistem informasi akan berinteraksi secara langsung dengan proses. Manajer
pada tingkat pengendalian operasional (tingkat paling rendah) dapat
meraih keunggulan opersional dengan mengembangkan sistem informasi
yang menawarkan produk-produk komplementer ketika pelanggan
mengakses pesanan mereka sebagai salah satu cara untuk secara bersamaan
meningkatkan penjualan dan mendukung kepuasan pelanggan.
Ketika tiga tingkatan diatas bekerja untuk mencapai tujuan yang sama, maka
perusahaan akan dapat meraih potensi keuntungan yang paling besar. Sistem
informasi yang terpegaruh oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan
terbaik untuk meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial.
8. PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK SUMBER DAYA MANUSIA
Perusahaan-perusahaan pertama yang menggunakan komputer menempatkan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya informasi di tangan sebuah unit
khusus yang terdiri atas para profesional informasi. Unit ini, yang disebut
sebagai layanan informasi (infomation service-IS), dikelola oleh seorang
manajer yang mungkin memiliki status wakil presiden. Praktik yang diterima
dewasa ini adalah membuat layanan informasi sebagai suatu area bisnis utama
dan memuaskan manajer puncaknya di dalam kelompok eksekutif senior,
seperti komite eksekutif, yang melakukan pengambilan-pengambilan
keputusan penting bagi perusahaan.
CHIEF INFORMATION OFFICER DAN CHIEF TECHNOLOGY
OFFICIER
Istilah CEO untuk “chief executive officer” pertama kali dicantumkan dalam
kosakata bisnis untuk menunjukkan seseorang (presiden atau ketua dewan
direksi) yang memiliki pengaruh terbesar dalam mengarahkan perusahaan.
Istilah-istilah seperti CFO, untuk “chief financial officer” dan CCO, untuk
“chief operating officer”, kemudian juga ikut dibuat. Terminologi yang serupa
juga diciptakan untuk manajer layanan informasi. Pertama, istilah CIO, untuk
“cheif information officer”, digunakan lalu belakangan ini, istilah CTO, untuk
“chief technology officer”, mulai muncul. Istrilah-istilah ini menggambarkan
peranan penting yang seharusnya dimainkan oleh manajer puncak layanan
informasi. Chief information officer (CIO) atau chief technology officer
(CTO) adalah manajer dengan tingkat tertinggi dilayanan informasi. Orang ini
akan menyumbangkan keahlian manajerial dalam memecahkan masalah-
masalah yang tidak hanya berhubungan dengan layanan informasi saja,
melainkan juga area-area operasi perusahaan lain. Chief information officer
(atau chief technology officer) memaikan peran penting dalam perencanaan
strategis suatu usaha, area bisnis, dan sumber daya informasi. Sebuah rencana
strategis untuk sumber daya informasi akan mengindetifikasikan tujuan-tujuan
yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun
9. mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
CIO dan CTO dapat memosiasikan layanan informasi sebagai salah satu unsur
vital dalam struktur organisasi perusahaan dengan melaksanakan saran-saran
berikut ini :
• Meluangkan waktu dalam bisnis dan pelatihan bisnis.
• Secara aktif mencari kemitraan dengan unit-unit bisnis dan manajemen ini
jangan menunggu untuk diundang.
• Fokus pada perbaikan proses bisnis.
• Menjelaskan biaya-biaya IS dalam istilah bisnis
• Membangun krebilitas dengan memberikan jasa IS yanng dapat diandalkan.
• Terbuka untuk ide-ide yang berasal dari luar bidang IS.
PERENCANAAN STRATEGIS BAGI PERUSAHAAN
Ketika sebuah perusahaan mengorganisasikan para eksekutifnya ke dalam suatu
komite eksekutif, kelompok ini biasanya akan bertanggung jawab atas perencanaan
strategis bagi keseluruhan perusahaan. Pada tingkat paling minimum, komite
eksekutif terdiri atas presiden atau wakil presiden bidang-bidang bisnis perusahaan.
Komite ini akan menentukan rencana bisnis strategis organisasi. Setelah rencana
dibuat, komite eksekutif akan memonitor pelaksanaan sepanjang tahun dan jika
dibutuhkan mengambil tindakan yang sesuai. Dalam beberapa kasus, rencana dapat
berupa dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan situasi. Komite juga dapat
mengambil inisiatif pengambilan keputusan yang ditujukan untuk memastikan
bahwa seluruh sasaran perusahaan akan tercapai.
RENCANA STRATEGIS UNTUK AREA-AREA BISNIS
Ketika para eksekutif sebuah perusahaan sepenuhnya memiliki komitmen
pada perencanaan strategis, mereka melihat adanya kebutuhan bagi masing-
masing area bisnis untuk mengembangkan rencana strategisnya sendiri. Rencana
10. area bisnis akan merinci bagaimana area-area tersebut akan mendukung usaha
ketika berusaha mencapai sasaran strategisnya.
Salah satu pendekatan pada perencanaan strategis area bisnis adalah untuk setiap
area membuat rencananya sendiri secara terpisah dari area-area yang lain. Akan
tetapi, pendekatan seperti ini tidak dapat memastikan bahwa area-area akan dapat
bekerja sama dengan baik.
Selama beberapa tahun terakhir, unit IS mungkin telah mendedikasikan sebagai
besar perhatian mereka pada perencanaan strategi daripada kebanyakan area
bisnis yang lain. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas ini
adalah perencanaan strategis untuk sumber daya informasi (strategic planning for
information resource-SPIR)
Pendekatan perencanaan strategi untuk sumber daya informasi (strategic
planning for information resource-SPIR) adalah pengembangan rencana strategis
secara paralel bagi layanan informasi dan perusahaan bagi layanan informasi dan
perusahaan sehingga rencana perusahaan akan mencerminkan dukungan yang
akan diberikan oleh layanan informasi. Rencana IS akan mencerminkan
permintaan dukungan sistem di masa mendatang dan sumber daya informasi
yang akan dibutuhkan. Kunci SPIR adalah mengembangkan rencana strategis
bagi perusahaan dan bagi sumber daya informasi pada waktu yang bersamaan.
RENCANA STRATEGIS SUMBER DAYA INFORMASI
Rencana strategis sumber daya informasi (Strategic Plan for Information
Resources-SPIR) telah dikembangkan untuk mendukung Rencana Strategis Bisnis
dengan menggabungkan dan menerapkan sumber daya informasi yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan-tujuan strategis. SPIR disusun dalam empat bagian, yaitu :
a) Pernyataan Misi Teknologi Informasi
Misi teknologi informasi adalah untuk memberikan layanan informasi
dengan kualitas terbaik di dalam suatu lingkungan pendukung yang akan
mempromosikan kreativitas, perkembangan pribadi, interaksi, keberagaman, dan
pengembangan profesional sehingga perusahaan dapat memanfaatkan teknologi
guna membantu mencapai tujuan-tujuan korporat.
11. b) Sasaran Teknologi Informasi
Misi teknologi informasi akan dapat tercapai dengan mengejar sasaran-
sasaran berikut ini :
1. Membangun suatu keunggulan kompetitif dalam penggunaan teknologi
informasi.
2. Mengembangkan sistem informasi yang memenuhi kebutuhan karyawan
di seluruh tingkat organisasi dan juga para mitra lingkungan bisnis.
3. Tetap mengikuti perkembangan teknologi informasi sehingga dapat
memenuhi kebutuhan para pelanggan kami.
4. Mempertahankan stabilitas operasional dan keandalan bagi seluruh
sumber daya informasi yang ada, orang, data, fasilitas, peranti keras, dan
peranti lunak.
5. Menjaga kesinambungan program pendidikan dan pelatihan yang
dirancang untuk meraih penggunaan seluruh sumber daya informasi
secara efisien dan efektif.
c) Lingkup Layanan Teknologi Informasi
Layanan teknologi informasi terdiri atas :
a. Layanan Administratif
• Tinjauan anggaran dan fiskal.
• Sumber daya manusia.
• Pelaporan manajemen.
• Hubungan pemegang saham.
b. Layanan Teknis
• Perencanaan strategis dan implementasi.
• Perencanaan kapasitas.
• Rancangan jaringan, pemeliharaan, penanganan masalah, dan
administrasi.
• Instalasi server.
• Perencanaan kontinjensi dan backup.
12. c. Layanan Teknologi
• Dukungan teknis dalam bentuk meja bantuan dan layanan panggilan
manajemen.
• Pendidikan dan pelatihan pengguna.
• Layanan manajemen basis data.
• Layanan manajemen dokumen.
• Pengembangan dan dukungan sistem.
• Akses World Wide Web.
• Grafik komputer.
• Penyelesaian masalah, peningkatan, dan penggantian peranti keras.
• Antivirus dan layanan firewall.
• Administrasi dan pemeliharaan sistem.
• Audit sistem.
d) Rencana Kerja Teknologi Informasi
Telah diidentifikasikan tujuh proyek penting yang akan diselesaikan dalam
jangka waktu 3 tahun ke depan. Sebelum memulai setiap proyek, akan
dikembangkan terlebih dahulu suatu mekanisme manajemen proyek yang akan
menentukan hal-hal berikut ini :
• Pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan.
• Orang-orang atau organisasi yang bertanggung jawab atas
penyelesaian pekerjaan.
• Jumlah perkiraan waktu untuk setiap pekerjaan.
Semua proyek akan dikelola dengan menggunakan bagan Gantt dan
diagram jaringan. Semua proyek dengan pengecualian untuk sistem RFP berbasis
pengetahuan akan diselesaikan dengan menggunakan sumber daya internal TI.
Sistem RFP akan dirancang dan diimplementasikana oleh konsultan. Proyek dan
perkiraan bulan, orang akan meliputi hal-hal sebagai berikut. Orang pertama yang
dicantumkan adalah manajer proyek. Tambahan orang adalah personel pendukung.
13. Proyek Manajer Proyek Perkiraan
Bulan-
Orang
1. Meningkatkan dari Windows 95
menjadi Windows XP
Carolyn Wright 0,2
2. Mengganti sistem e-mail
GroupWise
dengan integrasi antara Digital
Dashboard Microsoft dan sistem
manajemen hubungan korporat
Danny Cho
Carolyn Wright
3,0
3. Mengimplementasikan Outlook
Telephony Interface, yang
memungkinkan penarikan e-mail
dari semua jenis telepon Touch
Tone dengan menghubungi satu
nomor bebas pulsa
Danny Cho
Carolyn Wright
2,5
4. Melakukan komparasi benchmark
Java antara layanan Oracle9i
Application Server, IBM
WebSphere, dan BEA WebLogic.
Danny Cho
Carolyn Wright
2,0
5. Menjalankan intranet berbasis
departemen untuk layanan
perpustakaan dan informasi serta
layanan sumber daya manusia
berbasis Web
Robin Bridsong
Carolyn Wright
4,0
6. Mengimplementasikan sistem
informasi sumber daya manusia
berbasis Web
Robin Birdsong
Carolyn Wright
18,0
7. Mengimplementasikan sistem
berbasis pengetahuan untuk
mengetahui kebutuhan personel,
Paul Sanchez
KBS Consultants
96,0
14. fasilitas produksi, dan bahan baku
sebagai respons atas RFP
Tantangan dari Pesaing-Pesaing Global
Perusahaan multinasional (multinational corporation-MNC) adalah
perusahaan yang beroperasi lintas produk, pasar, negara, dan budaya. Perusahaan
multinasional terdiri atas perusahaan induk dan sekelompok anak perusahaan. Anak
perusahaan-anak perusahaan tersebut dapat tersebar secara geografis, dan masing-
masing dapat memiliki sasaran, kebijakan dan prosedurnya sendiri.
Anda hendaknya tidak membatasi pemikiran akan pesaing-pesaing global hanya
untuk organisasi-organisasi lain saja. kalangan profesional dan staf yang bekerja di
negara lain yang bersaing untuk pekerjaan yang sama seperti yang terjadi di negara
tuan rumah juga dapat dianggap sebagai pesaing.
Alasan utama melakukan outsource adalah ekonomi. Namun, oustourcing
juga memiliki kelemahannya sendiri. Satu hal yang khususnya sangat penting bagi
oustourcing TI adalah perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), yang di
beberapa negara tidak mendapat perlindungan yang memadai. Satu cara untuk
mengatasi masalah HAKI adalah dengan mengakuisisi perusahaan outsourcee
asing.
Sebagai contoh, di tahun 2004 IBM membeli Daksh eServices, salah satu
perusahaan call-center terbesar di India. Pada saat itu, IBM memiliki lebih dari
9.000 karyawan di India yang mengembangkan sistem peranti lunak dengan
membeli Daksh eService memungkinkan IBM mengakuisisi perusahaan sehingga
masalah-masalah HAKI dengan perusahaan outsourcing akan dapat dihindari.
Kebutuhan Khusus untuk Pemrosesan Informasi di Perusahaan
Multinasional
Meskipun semua perusahaan memiliki kebutuhan pemrosesan informasi
dan koordinasi, kebutuhan-kebutuhan ini merupakan hal yang sangat penting
artinya bagi perusahaan multinasional (MNC). MNC adalah sebuah sistem terbuka
yang berusaha untuk meminimalkan ketidakpastian yang terdapat dalam
15. lingkungannya. Ketidakpastian adalah “perbedaan antara jumlah informasi yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan dan jumlah informasi yang telah
dimiliki oleh organisasi.”.
Kebutuhan Khusus untuk Koordinasi di Perusahaan Multinasional
Koordinasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif di dalam
pasar global. Perusahaan yang tidak mampu mendapatkan kendali strategis atas
operasinya di seluruh dunia dan mengelolanya dengan cara yang terkoordinasi
secara global, tidak akan dapat meraih kesuksesan dalam perekonomian
internasional.
Kabar buruk bagi para eksekutif MNC adalah tantangan koordinasi semakin
besar bagi MNC dibandingkan sebuah perusahaan yang membatasi aktivitasnya
hanya di negara asalnya. Kesulitan timbul dari adanya kenyataan bahwa sumber
daya yang digunakan oleh MNC sangat luas terdistribusi. Sumber daya informasi
yang tersebar-peranti keras, peranti lunak, dan pegawai menjadi sulit untuk dikelola
dan dapat diatur oleh praktik-praktik bisnis yang saling bertentangan.
Kabar baiknya adalah bahwa kemajuan di bidang teknologi informasi,
metodologi, dan komunikasi telah membuat koordinasi global menjadi jauh lebih
mudah. Tetapi bahkan dengan kemajuan-kemajuan ini, koordinasi tetap menjadi
suatu tantangan besar.
Keuntungan Koordinasi
Banyak keuntungan yang diperoleh oleh MNC adalah karena memiliki
kemampuan pemrosesan informasi yang baik yang didasarkan pada
kemampuannya dalam berkoordinasi.
Keuntungan koordinasi antara lain meliputi :
• Fleksibilitas dalam merespons pesaing di berbagai negara dan pasar.
• Kemampuan untuk merespons perubahan yang terjadi di satu negara pada satu
negara lain atau satu wilayah dalam satu negara lain.
• Kemampuan untuk menyamai kebutuhan pasar di seluruh dunia.
• Kemampuan untuk berbagi pengetahuan antarunit di berbagai negara.
• Mengurangi biaya operasi secara keseluruhan.
16. • Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
• Kemampuan untuk meraih dan mempertahankan keragaman produk perusahaan
dan juga bagaimana produk diproduksi dan didistribusikan.
Semua keunggulan di atas disebabkan oleh adanya pengurangan waktu dan biaya
komunikasi yang dimungkinkan melalui penggunaan sumber daya informasi
perusahaan.
Tantangan Dalam Mengembangkan Sistem Informasi Global
Pengembangan semua jenis sistem informasi dapat menjadi suatu
tantangan, tetapi ketika sistem yang dibuat mencakup batas internasional, para
pengembangnya harus mengatasi beberapa kendala yang unik. Istilah sistem
informasi global (global information system-GIS) diberikan untuk suatu sistem
informasi yang terdiri atas beberapa jaringan yang melintasi batas negara. Berikut
adalah beberapa kendala yang harus diatasi oleh pengembang GIS, yaitu :
a. Kendala-kendala Politis
Pemerintah nasional di suatu negara di mana anak perusahaan berada dapat
menerapkan beragam pembatasan yang menjadikan perusahaan induk mengalami
kesulitan untuk memasukkan anak perusahaan tersebut ke dalam jaringan.
Pembatasan yang umum adalah akses yang terbatas ke komunikasi berkecepatan
tinggi. Karena infrastruktur telepon biasanya dimiliki dan dioperasikan oleh
pemerintah dan bukannya perusahaan swasta, hal ini dapat menjadi suatu rintangan
yang cukup berat.
b. Rintangan Budaya dan Komunikasi
Interaksi dengan teknologi dapat sangat bervariasi di beberapa budaya.
Antarmuka (interface) GIS harus tetap konsisten meskipun menggunakan bahasa
yang berbeda-beda. Sebagai akibatnya, kebanyakan antarmuka GIS mengandalkan
grafik dan icon untuk berinteraksi dengan pengguna dan tidak terlalu bergantung
pada perintah yang diketikkan ke dalam field. Selain itu, masalah rancangan GIS
juga dapat diselesaikan dengan menawarkan beragam format yang memiliki
fungsionalitas yang sama. Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat
17. GIS, ia harus bersedia untuk mengadaptasi berbagai kebutuhan populasi global ke
dalam sistemnya.
Rintangan budaya juga dapat memengaruhi rancangan suatu GIS. Di dalam
beberapa masyarakat tertentu, penggunaan teknologi dianggap sebagai suatu
pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian, sedangkan di masyarakat lainnya
dipandang sebagai suatu pertanda tingkat sosial.
c. Pembatasan Pembelian dan Impor Peranti Keras
Pemerintah nasional mencoba untuk melindungi pabrikan lokal dan
merangsang investasi asing pada produksi lokal dengan menentukan bahwa hanya
peralatan yang diproduksi atau dirakit di negara itu yang dapat dipergunakan.
Ketentuan seperti ini dapat memengaruhi pengoperasian berbagai sistem peranti
keras dan lunak yang berbeda.
d. Pembatasan Pemrosesan Data
Kebijakan nasional dapat mengatur bahwa data harus diproses di dalam
negeri, bukan dikirimkan ke luar negeri dan diproses di tempat lain.
e. Pembatasan Komunikasi Data
Pembatasan komunikasi data yang paling banyak dipublikasikan adalah
pembatasan yang dikenakan pada aliran data antarnegara. Aliran data antarnegara
(transborder data flow-TDF), adalah pergerakan data yang dapat dibaca oleh mesin
melintasi batas negara.
f. Masalah-masalah teknologi
MNC sering kali didera dengan masalah yang berhubungan dengan tingkat
teknologi yang terdapat di negara-negara anak perusahaannya. Di beberapa negara,
sumber listrik yang dapat diandalkan mungkin tidak tersedia, sehingga
mengakibatkan seringnya terjadi gangguan listrik. Sirkuit telekomunikasi sering
kali hanya dapat mengirimkan data dengan kecepatan yang rendah, dan kualitas
transmisinya juga buruk. Peranti lunak juga dapat menjadi masalah. Karena banyak
negara tidak memerhatikan hak cipta atas peranti lunak dan menutup mata pada
18. peranti lunak berjalan, beberapa vendor peranti lunak menolak untuk berbisnis di
beberapa negara tertentu.
g. Kurangnya Dukungan dari Manajemen Anak Perusahaan
Manajemen kantor anak perusahaan sering kali ikut menjadi masalah.
Beberapa merasa yakin bahwa mereka dapat menjalankan anak perusahaannya
tanpa harus mendapat bantuan, dan mereka memandang peraturan yang ditetapkan
oleh kantor pusat sebagai suatu hal yang tidak perlu. Beberapa manajer anak
perusahaan mendapat imbalan berdasarkan profitabilitas, dan mereka akan
berusaha untuk menghambat solusi korporat yang mereka anggap akan dapat
mengurangi pendapatan mereka. Manajemen kantor di luar negeri juga dapat
melihat GIS sebagai salah satu jenis pengawasan dari “Big Brother”. Para manajer
tingkat menengah dapat merasa takut dilewati oleh rantai informasi baru yang
menghimpun data operasional kepada perusahaan induk.
Dengan segala kemungkinan masalah di atas, adalah mukjizat kecil jika MNC
mencoba untuk mengembangkan GIS. Meskipun menghilangkan seluruh masalah
di atas adalah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan, pengaruh MNC dapat
diminimalkan dengan mengikuti strategi yang terencana dengan baik yang
dituangkan ke dalam rencana strategis sumber daya informasi.
Manajemen Pengetahuan
Sumber daya informasi sebuah perusahaan terdiri atas:
• Peranti keras computer
• Peranti lunak computer
• Spesialis informasi
• Pengguna
• Fasilitas
• Database
• Informasi
19. Ketika manajer memutuskan untuk menggunakan informasi guna mencapai
keunggulan kompetitif, mereka harus mengelola sumber daya ini agar dapat
meraih hasil yang dinginkan. Informasi, sama seperti sumber daya lainnya,
memerlukan manajemen. Para manajer memastikan bahwa data mentah yang
dikumpulkan telah dikumpulkan dan kemudian diproses menjadi informasi
yang bermanfaat. Manajer kemudian memastikan bahwa individu-individu
yang tepat akan menerima informasi dalam bentuk yang tepat dan pada waktu
yang tepat sehingga ia dapat dipergunakan. Terakhir, manajer akan membuang
informasi terbaru dan akurat. Semua aktivitas ini-mengakuisisi data,
memproses data menjadi informasi, menggunakan dan mengomunikasikan
informasi dengan cara yang paling efektif, dan menghapus informasi pada
waktu yang tepat disebut manajemen pengetahuan (knowledge management).
Dimensi Informasi
Ketika pengembang sistem (pengguna maupun spesialis informasi)
mendefinisikan output yang diberikan oleh prosesor informasi, mereka akan
mempertimbangkan empat dimensi dasar informasi. Keempat dimensi yang
diinginkan akan dapat menambah nilai dari informasi tersebut, yaitu :
a. Relevansi
Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan
dengan masalah yang sedang dihadapi. Pengguna seharusnya dapat
memilih data yang diperlukan tanpa harus melewati dahulu sejumlah
fakta-fakta yang tidak berhubungan. Data yang relevan dengan
pengambilan keputusan yang akan diambil saja yang akan disebut
sebagai “informasi”.
b. Akurasi
Idealnya, seluruh informasi seharusnya akurat. Akan tetapi, fitur-fitur
yang memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan
menambah biaya dari sistem informasi tersebut. Karena hal ini, para
pengguna sering kali terpaksa harus menerima tingkat akurasi yang
kurang dari 100 persen. Aplikasi-aplikasi yang melibatkan uang, seperti
penggajian, penagihan, dan piutang, berusaha untuk mencapai tingkat
akurasi 100 persen. Aplikasi-aplikasi lainnya, seperti peramalan
20. ekonomi jangka panjang dan laporan-laporan statistik, sering kali masih
tetap bermanfaat meskipun data yang dipergunakan kurang dari 100
persen akurat.
c. Ketetapan waktu
Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum
situasi yang genting berkembang atau hilangnya peluang yang ada. Para
pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menguraikan
apa yang sedang terjadi saat ini, selain dari apa yang telah terjadi di masa
lalu. Informasi yang tiba setelah suatu keputusan diambil tidak akan
memiliki nilai yang bermanfaat.
Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan suatu
gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya. Namun, sistem
hendaknya juga tidak menenggelamkan pengguna dalam lautan informasi. Istilah
kelebihan muatan informasi (information overload) menunjukkan bahwa memiliki
informasi yang terlalu banyak juga dapat memberikan kerugian. Pengguna
hendaknya dapat menentukan jumlah rincian yang dibutuhkan. Informasi dikatakan
lengkap jika memiliki jumlah agregasi yang tepat dan mendukung semua area di
mana keputusan akan diambil.
Biasanya yang terbaik adalah membiarkan pengguna menentukan sendiri
dimensi informasi yang dibutuhkannya. Bilamana dibutuhkan, spesialis informasi
dapat membantu pengguna melakukan pendekatan atas pekerjaan ini dengan cara-
cara yang logis.
Sifat Manajemen Pengetahuan yang Berubah-ubah
Manajemen pengetahuan pada awalnya berfokus pada sistem pemrosesan
transaksi yang akan memproses pesanan pelanggan, membuat catatan persediaan,
menghitung jumlah gaji, dan tugas-tugas lain yang serupa. Karenanya, sistem
informasi dianggap memiliki “tingkat rendah” karena berhubungan dengan
pekerjaan-pekerjaan yang diberikan kepada organisasi di “tingkat rendah.” Kini,
organisasi mengakui bahwa sistem informasi mengumpulkan pengetahuan yang
21. terdapat di dalam suatu organisasi, dan organisasi harus mengelola pengetahuan
tersebut.
Sistem Informasi Warisan
Sistem informasi awal serta peranti lunak dan keras yang tidak sesuai atau
hanya sesuai secara parsial dengan teknologi informasi terkini disebut sebagai
sistem warisan (legacy systems). Meskipun data yang dikumpulkan oleh sistem
warisan terutama memproduksi informasi historis, informasi tersebut masih
dianggap berharga.
Kebanyakan data warisan dapat diubah dan dipergunakan oleh teknologi-
teknologi baru. Teks dan angka yang sering kali menyusun file-file warisan dapat
diimpor ke dalam basis data modern. Pengambilan data dapat mengharuskan nilai-
nilai data yang lama diperbarui menjadi nilai-nilai baru.
Sebagai contoh, nomor-nomor produk yang sudah tidak terpakai dapat diganti
dengan nomor-nomor yang berlaku saat ini. Langkah-langkah lainnya mungkin
perlu untuk dilakukan untuk menggabungkan data teks dan numerik ke dalam basis
data sekarang. Perusahaan mengambil keputusan mengenai jumlah data warisan
yang akan diambil berdasarkan perkiraan mereka atas tambahan keuntungan yang
dapat direalisasikan dari data warisan
Satu masalah dalam mengubah data warisan adalah bahwa data seperti ini bisa jadi
tidak tersedia dalam format digital. Beberapa data warisan dapat hanya tersedia
dalam bentuk cetakan kertas.
Studi Kasus : Shuttle Express
Shuttle Express didirikan pada tahun 1979, bermula dari keinginan
manajemen San Juan Airlines untuk menyediakan jasa transpotasi darat yang
mengedepankan Keselamatan, Pelayanan dan Kehandalan (Safety, Service and
Reliability). San Juan Airlines adalah perusahaan penerbangan komuter tertua yang
dikenal sebagai perusahaan penerbangan yang paling handal dan aman. Berbekal
reputasi dari San Juan Airlines dan hasil studi mengenai transportasi darat di AS
saat itu, maka Shuttle Express didirikan dengan mengadopsi budaya keselamatan
(safety) serta profesional dari San Juan Air. Keselamatan, Pelayanan dan
Kehandalan (safety, service and reliability ) merupakan moto Shuttle Express yang
22. menjadi dasar dalam pelaksanaan operasi bisnisnya. Moto ini membawa pengaruh
terhadap pilihan strategi bisnis dari Shuttle Express dari tahun ke tahun.
Di sisi keselamatan Shuttle Express menekankan pada kelengkapan
peralatan keselamatan dari armadanya, dan para pengemudinya selalu diwajibkan
untuk mengemudi dengan aman dan selamat (defensive driving). Shuttle Express
sangat memperhatikan pelayanan kepada pelanggan. Untuk memenangkan
persaingan dengan perusahaan sejenis, Shuttle Express selalu memperhatikan hal-
hal yang mendasar dan sederhana seperti mobil selalu dalam keadaan bersih,
pegawai berseragam lengkap, membuka pintu, membawakan bagasi penumpang
dan detail perhatian-perhatian lainnya dari pengemudi dan staff perusahaan kepada
pelanggannya. Kehandalan dicapai dengan memperhatikan ketepatan waktu, skedul
pengemudi, jadwal perjalanan dan ketepatan dalam memenuhi permintaan
pelanggan. Untuk mendeliver tujuan-tujuan diatas, Shuttle Express terus
memperbaiki proses dan sistem bisnisnya.
Pertumbuhan perusahaan dari sisi jumlah armada, pegawai, dan pelanggan
dikombinasikan dengan perubahan-perubahan lingkungan eksternal
mengakibatkan proses dan sistem bisnis yang tadinya sangat mendukung, sejalan
dengan pertumbuhan berubah menjadi kendala bagi perusahaan untuk berkembang.
Manajemen Shuttle Express menyadari hal ini, Salah satu enabler yang mereka
gunakan untuk mengantisipasai perubahan-perubahan dan tetap mencapai tujuan-
tujuan perusahaan adalah melalui penerapan teknologi informasi. Dengan
penerapan teknologi yang tepat kemampuan Shuttle Express untuk menangkap
peluang pasar dengan efektif dan menguntungkan semakin besar
23. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen:
Pengantar Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta
http://blog-putracandra.blogspot.com/2013/06/studi-kasus-sistem-informasi-
manajemen.html
https://melishaputri.wordpress.com/2012/10/14/sistem-informasi-untuk-
keunggulan-kompetitif/
https://adifpradita.wordpress.com/2015/03/18/peranan-teknologi-informasi-
dalam-mencapai-keunggulan-kompetitif/