SlideShare a Scribd company logo
1 
TUGAS MANDIRI 
DISUSUN OLEH : 
ONCHY ARAMANA 
DOSEN : 
Pdt. Dr. Jan H. Rapar, Th.D, Ph.D 
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON 
YAYASAN GMIM Ds. A.Z.R WENAS 
FAKULTAS TEOLOGI 
2012
2 
BAB III 
FILSAFAT MODEREN DALAM PEMBENTUKANNYA 
1. RENAISSANCE 
Pada abad ke-15 dan ke-16 dikuasai oleh suatu gerakan yang disebut Renaissance. Kata 
Renaissance berarti: kelahiran kembali. Secara historis, Renaisance adalah suatu gerakan yang 
meliputi suatu zaman dimana orang merasa dirinya sebagai telah dilahirkan kembali dalam keadaban, 
dan pada awal gerakan pembaharuan dibidang kerohanian terjadi pada abad ke-14 di italia. Tujuan 
utama gerakan para humanis Italia ialah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani, 
tetapi yang mengaitkan suatu hikmat kuna. 
Demikianlah dapat dikatakan bahwa terdapat unsur-unsur Renaissance yang mengarami 
filsafat ialah humanism yang berkaitan dengan sansekerta klasik dan penyambutan yang dengan 
semangat atas realitas hidup. Tapi pada zaman Renaissance ada banyak sekali penemuan-penemuan 
diantaranya : 
NIKOLAUS KOPERNIKUS (1473-1543), ia adalah seorang tokoh gerejani yang ortodoks, 
seorang tokoh gerejani yang ortodoks, menemukan bahwa matahari beraa di pusat jagat raya dan 
bumi mempunyai dua macam gerak, yaitu perputaran sehari-hari dan perputaran tahunan mengintari 
matahari. Dan suasana pandangan Kopornikus memang belum modere pada zaman itu. Dan pada 
tahun 1543 yaitu tentang kematiannya 
JOHANES KEPLER (1571-1630) adalah orang penting sesudah kopernikus. Ia menerima teori, 
bahwa teori jagat raya berpusat pada matahari 
GALILEO GALILEI (1564-1642) ia adalah penemu yang terbesar di bidang ilmu pengetahuan, 
dengan Newton sebagai satu-satunya terkecualian. Ia jugalah yang mula-mula menetapkan hukum 
bendah yang jatuh. Juga Galileilah, yang menemukan, bahwa sebuah perlu yang ditembahkan 
membuat suatu gerak parabolis, bukan gerak horisontal yang kemudian berubah menjadi gerak 
vertical. Sehingga penemuan Gialilei ini mengoncangkan Gereja, Hal ini terjadi pada Tahun 1616 
secara tersembunyi dan pada tahun 1632 secara terbuka. 
Dizaman Renaissance juga terdapat perkembangan dibidang ilmu pengetahuan negara 
sekalipun puncaknya baru terdapat bebrapa awal abad ke-17 yaitu dalam diri HUGO DE GROOT 
(1583-1645) dengan gagasannya tentang hukum 
Untuk keluar dari kekacauan politik NICCOLO MACHIAVELLI (1467-1525) mengemukakan 
gagasan tentang suatu bentuk Negara yang otokratis, sedangkan THOMAS MORE merencanakan 
suatu rencana Utopia tentang suatu masyarakat agraris yang berdasarkan keluarga kesatuan. 
FRANCIS BACON(1561-1626) yang bermaksud meninggalkan ilmu pengetahuan yang lama dan 
mengusahakan yang baru, dan seluruh filsafatnya bersifat praktis yaitu untuk menjadikan manusia 
menguasai kekuatan-kekuatan alam dengan perantaran penemuan-penemuan Ilmiah. Hal ini 
disebabkan karena filsafatnya pada akal semata-mata. Tugas yang sebenarnya dari ilmu pengetahuan 
tentang suatu penemuan yang meningkatkan kemakmuran dan hidup yang enak. Hal ini perlu 
dipandang mencegah timbulya gambaran-gambaran yang keliru. Arti penting yang ada pada Bacon 
ialah kritik-kritiknya dan pengaruhnya, dengan filsafat di Inggris kemudian dipengaruhi sekalI.
3 
2. FILSAFAT DALAM ABAD KE-17 
Masa ini pandang sebagai sumber pengetahuan hanya yang sejajar secara alamiah yang 
dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalam (empiri), aliran rasionalisme berpendapat, bahwa 
sumber pengetahuan yang mencakupi dan dapat dipercaya adalah rasio (akal). Karena pengalaman 
hanya dapat dipakai untuk menegukan pengetahuan yang telah dipakai dan dapatkan oleh akal dan 
metode diterapkan adalah deduktif. 
Aliran epirisme berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi sumber 
pengetahuan, baik pengalaman batinia maupun yang lahirilah. Dan akal juga dapat untuk mengelola 
bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman, Metode yang diterapkan ialah induksi. 
A. RASIONALISME 
Pada aliran ini RENE DESCARTES atau CARTESIUS (1596-1650) ilmu pengetahuan harus 
mengikuti ilmu pasti. Ilmu pasti menjadi suatu contoh bagimana cara mengenal atau mengetahui 
yang maju. Sekalipun demikian terdapat juga ilmu hitung dan ilmu ukur orang masih dapat ragu-ragu. 
Aku berpikir, aku ada (cogito ergo sum). Aku berada karena aku berpikir jadi aku adalah sesuatu yang 
berpikir, Cogito (aku berpikir) adalah pasti, sebab cogito adalah jelas dan terpilah-pilah. Bagi manusia 
pertama-tama yang jelas dan terpilih adalah pengetian “Allah” sebagai contoh yang secara sempurna 
tidak terbatas atau berada dimana-mana, jadi pengertian tentang Allah. 
Suatu pengertian tentang pengadaan yang sempurna penuh terbatas tanpa batas , pemikiran 
menemukan dalam dirinya sendiri idea-idea itu sebagai gagasan-gagasan oleh karena itu idea-idea 
menjadi alat untuk mengenal hal-hal yang di luar pemikiran melaikan mentaati hukum-hukumnya 
sendiri yang ada padanya. Perbedaannya terwujud hal yang asasi melaikan hanya tambahan saja. 
Oleh karena itu secara a priori tiada kemungkinan yang satu mempengaruhi yang lain sekalipun 
dalam praktek tanpak ada pengaruhnya. Jiwa adalah substensi yang tunggal yang ada sehingga 
bersifat bandawi dan yang tidak dapat mati. Jiwa memiliki pemikiran sebagai sifat asasinya sehingga 
mempererat tubuh dengan perbuatan-perbuatan tertentu. Dan Bumi juga mewujudkan sesuatu yang 
ada terbilang didlam jagat raya yang tanpa ukuran itu. Kepercayaannya kepada Allah menjadikan 
manusia yang menyerah pada nasib. 
BLAISE PASCAL (1623-1662) ia berusaha membela agama Kristen, yang mendapat serangan-serangan 
yang hebat karena pemikiran modern ini. Sehingga ilmu pasti bukan suatu ilmu yang 
metodenya harus dituruti oleh seorang filsuf, sebab seorang filsuf pertama-tama harus menyelami 
keadaan manusia yang kongkrit dihadapi orang demi orang. Akal atau rasio memang dapat memberi 
pengaruh kepada kita tentang rahasia akan tetapi akal tidak dapat merumuskan dalam pengertian-pengertian 
yang memadai. Filsafat Pascal mewujudkan suatu dialog antara manusia yang konkrit itu 
dengan Allah, hanya karena hanya manusialah yang dapat berkomunikasih dengan Allah. 
BARUCH SPINOZA (1632-1677) menurut dia ialah didalam dunia tidak hal yang bersifat 
rahasia, karena akal atau rasio manusia telah mencakup segala sesuatu tentang nishab antara 
manusia dan Allha sebagai tokoh yang tiada batasnya. Hakekat Allah yang tiada batasnya itu perlu 
mutlak dan menjadi satu-satunya asas bagi segala hal bendawi,baik menurut keberadaannya maupun 
menurut hakekatnya. Tubuh manusia adalah alat jiwa manusia untuk mengungkapkan diri dalam 
banyak idea. Hal itu mengakibatkan adanya gambaran-gambaran yang kacau didalam imaginasi.
4 
B. EMPIRISME 
Mereka lebih mengikuti jejak Francis Bacon yaitu aliran empirisme, yang memberi tekanan 
kepada empiri atau pengalaman sebagai sumber pengenalan 
THOMAS HOBBES (1588-1679), baginya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat 
umum, Filsafat Hobbes mewujudkan suatu sistem yang lengkap mengenai keterangan tentang “yang 
ada” secara mekanis. Matrialisme yang dianaut oleh Hobbes adalah demikian, bahwa segala yang 
ada bersifat bendawi. Yang dimaksud dengan bendawi ialah segala sesuatu yang tidak tergantung 
kepada gagasan kita. Manusia tidak lebih dari pada suatu bagian bendawi yang mengelilingnya,Hidup 
manusia adalah gerek anggota-anggota tubuh. 
Jiwa adalah suatu komplek dari proses-proses mekanis didialam tubu. Akal bukanlah 
pembawaan, melaikan hasil perkembangan karena kejiwaan. Pengenalan tersebut atau pengetahuan 
diperoleh karena pengalaman. Pengalaman adalah awal segala pengetahuan juga awal pengetahuan 
tentang asas-asas yang diperoleh dan diteguhkan oleh pengalaman. 
Ajaran Hobbes tentang negara lebih moderen dibanding dengan segala teori tentang negara 
yang mendahuluinya. Menurut tabiatnya segala manusia adalah sama. Dan setiap negara mempunyai 
kuasa tanpa batas juga di dalam gereja. Rakyat diharuskan berbakti kepada Allah. Thomas Hobbes 
adalah seorang empiris yang mengagumi metode matematika, yaitu matematika yang murni dengan 
perenannya. 
JHON LOCKE (1632-1704) yang untuk pertama kali menerapkan metode empiris kepada 
persoalan-persoalan tentang pengenalan atau pengetahuan. Segal pengetahuan datang dari 
pengalaman tidak lebih dari pada itu. Akal (rasio) adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan. 
Akal tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri. Dan yang menjadi sasaran pengalaman kita 
adalah pengenalan tentang gagasan atau idea atau kesan-kesan yang memilki subjek mengenal. Oleh 
karena itu tindakan bertentangan dengan hendaklah Allah jikalau tiap orang memiliki miliknya 
sendiri. 
Locke juga menentang kekuasan negara atas Agama.negara tidak bole memeluk agama, tidak 
dapat memerintahkan atau meniadakan suatu dogma. Bahkan pengertian “Allah” disusun oleh 
pembuktian-pembuktian. Jadi Locke bukan berpangkal pada pengertian Allah. 
C. FILSAFAT DI JERMAN 
G. W. LEIBNIZ (1646-1716), ia adalah ahli pikiran moderen Jerman yang pertaama, yang 
penting sekali artinya. Dan CHRITIAN WOLFF (1679-1754) ia menerapkan filsafat lebihniz menjadi 
suatu sistem. Hingga kini Leibnis dipandang sebagai filsuf Jerman pertama yang rasional. 
3. FILSAFAT ABAD KE-18 
A. PENCERAHAN (AUFKLARANG) 
Pada Abad ke-18 dimulailah suatu zaman baru, berakar pada Renaissance serta yang 
mewujudkan buah pahit dari rasionalisme dan empirisme. Abad ke-18 disebut zaman perpecahan 
(Aufklarung). Menurut Imanuel Kant zaman perpecahan tersebut adalah zaman manusia keluar dari 
keadaan tidak akil balik. Bahwa manusia tidak mau memanfaatkan akalnya. Voltrin menyebut zaman 
perpecahan adalah “zaman akal”. Abad ke-17 membatasi diri dari usaha memberikan tafsiran 
mengenai manusia, dunia dan Allah. Abad ke-18 menganggap dirinya sebagai mendapat tugas untu
meneliti secara kritis segala yang ada, baik didalam negara maupun di dalam masyarakat, baik di 
bidang ekonomi maupun dibidang hukum, agama, pengajaran dan pendidikan dan lain sebagainya. 
Dahulu filsafat mewujudkan suatu pemikiran yang hanya dapat hal istimewa beberepa ahli 
saja, tetapi sekarang orang berpendapat bahwa seluruh umat manusia berhak turut menikmati hasil - 
hasil pemikiran filsafat. Sikap perpecahan terhadap agama wahyu dikatakan memusuhi, atau setidak-tidanya 
mencurugainya. Sikap itu diungkapkan dalam usaha untuk menggati agama Kristen dengan 
5 
agama alamia murni, yang isinya dikembalikan kepada beberapa keberadaan tentang Allah dan jiwa. 
Sikap perpecahan terhadap ilmu pengetahuan dan sifat adalah bahwa orang membuang jauh-jauh 
ajaran Descrates. Cita-cita pemikiran perpecahan dipengaruhi sekali oleh ISAAC NEWTON (1642- 
1727) ia telah memberikan fisika yang klasik itu diterapkan kepada ilmu pengetahuan yang lain. Hal 
ini menyebabkan filsafat tidak dapt berkembang dnegan baik. Metode yang dipakai didalam filsafat 
adalah induksi. Alat yang dianggap perlu sekali dari segi pemikiran adalah manusia analisa. Analisa ini 
harus juga dipakai didalam mengeritik pengusaha dan tradisi masyarakat, negara dan gereja. Hal ini 
kira-kira menjelang akhir abad ke-17 di inggris berkembang suatu tata negara yang liberal. 
B. PENCERAHAN DI INGGRIS 
Salah satu gereja perpecahan di Inggris adalah yang disebut Deisme, DUARD HERBERT dari 
Cherburry (1581-1648), akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama, agama kristen di 
taklukkan kepada akal yang menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Dasar 
pengetahuan agama adalah bidang beberapa pengertian umum yang pasti bagi manus ia semua yang 
mengenai isi kepastian semua agama dan kesusilaan. Inilah asas -asas yang pertama yang harus 
dijabarkan oleh akal manusia sehingga tersusunlah agama alamiah, 
Deisme adalah suatu aliran yang mengakui adanya yang menciptakan alam semesta ini. Akan 
tetapi setalah dunia diciptakan, Allah menyerahkan dunia kepada nasibnya sendirri. Manusia dapat 
menuikan adanya yang menciptakan alam semesta in.i akan tetapi Allah menyerahkan dunia kepada 
nasibnya sendiri. Manusia dapat menuaikan tugasnya dalam berbakti kepada Allah dengan hidup 
sesuai dengan hukum-hukum akalnya. Yang dipandang sebagai satu-satunya sumber dan patokan 
kebenaran adalah akal. Dan yang mewakili alirannya adalah JOHN TOLAND (1670-1722) yang menulis 
Christianity not mysterious (1696). Dan MATTHEW TINDAL (1656-1733), yang menulis Christianity as 
old as Creation (1730) 
GEORGE BERKELEY (1685-1753) berkeley bermuara ke aliran idealisme, yang oleh sendirinya 
disebut imatrealisme, sebab ia menyangkal adanya suatu dunia yang ada adalah demikian. Pangkal 
pemikiran Berkeley di bidang teori pengalaman karena hubungan antara pengamatan indera yang 
satu dengan pengamatan indera yang lain. Dikatakan bahwa pula sifat pengamatan adalah konkrit, 
artinya: isi yang diamati adalah sesuatu benar-benar dapat diamati. Substensi Berkeley tidak lebih 
dari suatu penggabungan yang tetap dar gagasan-gagasan. Konsep tentang sesuatu hal atau substansi 
tidak menambah apa-apa kepada sifat yang diamati dan oleh karenanya tidak perlu mutlak. Filsafat 
empirisme Locke dan Berkeley secara konsekuen adalah DAVID HUME (1711-1776). Karena dialah 
filsafat menjadi tidak masuk akal. Yang dimaksud dengan pengertian atau idea adalah gambaran 
tentang pengamatan yang redup
6 
C. PENCERAHAN DI PERANCIS 
Karena filsafatnya yang populer itu maka filsafat di prancis pada waktu itu tidak begitu 
mendalam. Dua tokoh yang akan bicarakan disini, yaitu pertama-tama VOLTAIRE (1694-1778) yang 
adalah nama samaran dari FRANCO OIS MARIE ARUET, juga padanya suatu sistem filsafat dalam arti 
yang sebenarnya. Akan tetapi tidak tahu apa-apa tentang hakekat dan sifat-sifat Allah ini. 
JEAN JACQUES ROUSSEAU (1712-1778), yang memberikan penutupan yang sistematis bagi 
cita-cita pencerahan di Perancis. Oleh karena itu dianggap perlu untuk menciptakan aturan-aturan 
guna melindungi milik pribadi. Kehendak umum ditunjukan kepada kepentingan umum, yang tidak 
dapat tersesat, karena senantiasa mengikuti hal-hal yang benar. 
D. PENCERAHAN DI JERMAN 
SAMUEL PUFENDORFF (1632-1694) CHRISTIAN THOMASIUS (1655-1728). Dialah yang 
menciptakan pengistilahan-pengistilahan filsafat dalam bahasa Jerman dan menjadikan bahasa itu 
menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah. Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha mensistimatisir 
pemikiran Leibniz dan menerapkan pemikiran itu pada segala bidang ilmu pengetahuan. 
IMMANUEL KANT (1724-1804). Ia sendiri memang merasa, bahwa ia meneruskan 
pencerahan. Bentrokan ini memaksa Kant untuk memikirkan unsur-unsur mana di dalam pemikiran 
manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur-unsur mana yang telah terdapat di dalam akal 
manusia. 
BAB III 
FILSAFAT ABAD KE-19 DAN KE-20 
1. FILSAFAT ABAD KE-19 
Abad ke-19 adalah abad yang ruwet hal ini disebabkan karena 
1) Daerah tempat filsafat berkembang menjadi lebih luas. 
2) Ilmu pengetahuan berkembang cepat sekali. 
3) Produksi yang di hasilkan mesin-mesin sangat mengubah masyarakat dan memberikan 
kepada manusia suatu konsepsi baru mengubah masyarakat dan memberikan manusia 
suatu konsepsi baru tentang kuasa dalam hubungan dengan alam sekitar. 
4) Baik dibidang filsafat maupun di bidang politik ada suatu revolusi yang mendalam 
terhadap sistem-sistem tradisional dalam pemikiran. 
5) Suatu faktor yang berkembang pada zaman ini ialah dominasi Jerman secara intelektual, 
6) Abad ke-19 dipengaruhi besar sekali oleh Darwin. 
CHARLES ROBERT DARWIN (1809-1882) ia menerapkan dua hal bahwa evolusi perang untuk 
hidup (the struggle for life). Oleh karena itu segala manusia hidup senantiasa menghasilkan 
keturunan yang berlebih-lebihan maka timbullah di antara makhluk-makhluk hidup itu suatu perang 
untuk hidup. Dilihat dari segi sejarah, yang menarik ialah pengluasan agama yangmendorong evolusi 
seluruh hidup ekonomi adalah semacam ekonomi biologis dalam dunia kompetisi bebas.
7 
A. IDEALISME DI JERMAN 
Pada awal abad ke-19, Fichte, Scelling dan Hagel menggangap dirinya adalah orang-orang 
yang meneruskan tugas yang diberikan Kant. Mereka adalah filsuf-filsuf trasenden akal pusat 
pembicaraan dalam menangani pengalaman, sehingga orang mengerti hal adanya segala sesuatu 
sebagai cara berada kesadaran. 
J.G. FICHTE (1762-1814) yang dilahirkan di Rammenau, Jerman, filsafat juga sebagai ajaran 
tentang ilmu pengetahuan, jadi pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bersifat moral. Dunia 
adalah sasaran bagi tugas manusia dan daerah tempat memenuhui tugas-tugas itu. Dalam metafisika 
pendiriannya adalah panteistis dalam ajaran tentang pengenalan ia adalah seorang edealis, sedang 
dalam etika ia membela otonomi. 
F.W.J CHELLING (1775-1854) ia belajar Teologi di Tubingen, para ahli berpendapat, dalam 
pemikiran Schelling jelas sehingga terdapt tiga tahap, a) terhadap filsafat alam, b) terhadap filsafat 
identitas dan, c) tahap filsafat wahyu atau filsafat positif. Di dalam filsafat alamnya jikalauberefleksi 
memikirkan pengetahuan kita senantiasa membedakan antara objek dan sasaran yangluar biasa dan 
secara subjetif di dalam diri kita. Alam adalah hal yang luar kita yang dipertimbangkan dengan roh 
yang di dalam diri kita. Alam tidak lain adalah “Roh yang tampak”, sedangkan Roh adalah “alam yang 
tak tampak”. Ilmu pengetahuan adalah suatu totalitas dimana segala bagaimana dihubungkan secara 
organis di bahwa satu syarat. 
G.W.F HEGEL (1770-1831). Pada tahun 1801 tampak perbedaan yang menyolok antara Hegel 
dan Fichte satu pihak dan Schelling di lain pihak. Tidak lai dengan ARTHUR SCOPENHAUER (1788- 
1868) yang dilahirkan di Danzing, karya pokoknya diterbitkan tahun 1819, yaitu Die Welt als Wille und 
Vorstellung, atau “dunia sebagai Kehendak dan gagasan”. Menurut Schopenhauer terletak dalam 
ajaran tentang benda dalam dirinya sendiri (Ding an sich). Menurut Schopenhauer, dunia adalah 
suatu gagasan. Sehingga manusia menemukan di dalam dirinya bahwa kehendaklah yang menjadi 
daya dorong, yang naik dari bagian tak sadar ke bagian sadar. Oleh karena itu kehendaklah adalah 
bagian hidup yang terdalam. Tubuh tidak lain adalah kehendak yang telah diobyekti f dalam ruang dan 
waktu. Bagi Schopenhauer dunia ini bukan logis, tetapi juga bukan tidak logis (dalam arti secara logis 
salah) melaikan a-logis (tanpa akal) Akal adalah alat bagi kehendak yang tidak rasional. Jadi jalan 
kepada kebahagian ialah penyangkalan kehendak, seperti yang diajarkan agama Buddha. 
B. POSITIVISME 
Abad ke-19 Positivisme dari kata “positif”. Positif berpangkal dari apa yang telah diketahui, 
yang faktual, yang positif. Arti segala ilmu pengetahuan ialah mengetahui untuk dapat melihat ke 
masa depan. Kesamaan Positivisme dengan empirisme keduannya mengutamakan pengalaman. 
Perbedaannya, positivisme hanya membatasi diri pada pengalaman-pengalama obyektif, tetapi juga 
empirisme menerima juga pengalaman-pengalaman batiniah atau pengalaman-pengalaman yang 
subyektif. 
AUGUST COMTE (1798-1857) di Montpellierbtahun 1798. Menurut Comte pemikiran manusia 
berlangsung dalam 3 tahap atau zaman, 
1) Pada zaman atau tahap teologis orang mengahrahkan rohnya kepada hakekat “batinia” 
segala sesuatu, kepada “sebab pertama” dan “tujuan terakhir” segala sesuatu. Jadi orang 
masih percaya kepada kemungkinan adanya pengetahuan atau pengenalan yang mutlak. 
2) Zaman yang kedua, yaitu zaman metafisika suatu perubahan teologis
3) Zaman positi adalah zaman ketika orang tahu, bahwa tiada gunannya untuk berusaha 
8 
mencapai pengenalan atau pengetahuan yang mutlak. 
Mengena ilmu pengetahuan berarti harus disesuaikan dengan pembagian kawasan gejala-gejala 
atau penampakan yang mempelajari ilmu tersebut. Oleh karena itu yang paling bebas. 
Psikologi tidak memberi tempat dalam sistem Comte. Ajaran comte tentang masyarakat sekaligus 
mewujudkan suatu filsafat tentang sejarah. Jasa Comte menciptakan ilmu sosiologi dan peraturan 
sejarah Prancis. Di bidang filsafat pengaruhnnya yang terbesar terdapat. 
JOHN STUART MILL (1806-1873) yang memberikan suatu dasar Psikologi dan logis kepada 
positivisme dan Mill membedakan ilmu pengetahuan alam dengan ilmu pengetahuan rohani. 
HEBERTB SPENCER (1820-1903). Ia di lahirkan di Derby dan menjadi filsuf yang paling penting 
berpengaruh dalam abad ke-19. Perkembangan adalah suatu pengintergrasian dari benda, diamana 
selama pengintergrasian itu berpindah dari suatu kebersamaan, tetapi pula bersamaan dengan itu 
saling bergantungan dan memiliki suatu kelompok bagian-bagian yang memberi perlindungan. 
Sosiologi adalah yang dikemukakan Specer tidak kalah dengan ajaran Comte. Iamenyamakan 
masyarakat dengan organisasi. 
C. KEMUNDURAN FILSAFAT HEGEL DAN TIMBULNYA MATREALISME DI JERMAN 
Seperti yang dikemukakan hegel, akan tetapi pandangan yang demikian itu dibatalkan oleh 
perkembangan zaman dan pandangan filsafat Hegel itu sendiri. Dan yang memberi dorongan 
pertama ialah LUDWING FEUERBACH (1804-1872), menurut Feuerbach kebahagian manusia dapat 
dicapai dalam dunia ini, oleh karena itu agama dan metafisika harus ditoloak. 
KARL MARX (1818-1883), yang terpikat dengan filsafat Hegel, kemudian bertemu dengan 
FRIEDRICHT ENGELS pada waktu meletus revolusi di Jerman pada tahun 1848 pindahlah ia ke Koln. 
SOREN KIERKEGAARD (1813-1855). Menurut dia setia hari orang berhadapan dengan 
pertanyaan. Jadi eksistensinya adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kekebasan. Ia juga 
mengenjar hal-hal yang terbatas, tetapi dalam arti kesenangan yang tak terbatas. Sebab dalam 
bentuk eksistensinya ia tidak akan menemukan sesuatu yang dapat menjadikan keputusan itu. 
Gagasan yang sama juga terdapat pada FREIEDRICh NIETZSCHE (1844-1900), akan tetapi ahli berpikir 
tempat jauhnya dari pada agam Kristen dan daripada Komunisme. 
2. FILSAFAT ABAD KE-20 
A. PENDAHULUAN 
Pada abad ke-20 dijiwai pandangan bahwa cara yang paling baik untuk menemukan 
kebenaran di bidang filsafat adalah cara yang dengan saar meninggalkan apa yang telah dapat 
disumbangkan oleh para pemikir yang terdahulu di bidang itu. 
B. PRAGMATISME 
Di Amerika Serikat Pragmatisme mendapat tempatnya, dalam pemikiran filsafat. William 
Jameslah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme itu kepada dunia. Pragmatisme 
adalah suatu aliran yang mengerjakan bahwa yang benar ialah akibat apa yang membuktikan dirinya 
yang mengjarkan bahwa benar dengan perantaraan akibat-akibatnya bermanfaat secara praktis. 
Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu asal saja membawa akibat yang praktis. Demikianlah
patokan pragmatisme adalah “manfaat” bagi hidup praktis, tetapi pada dasarnya ketiganya adalah 
sama, yaitu: menolak segala intelektualisme dan absolustisme, serta meremekan logika formal. 
WILLIAM JAMES (1842-1910) New York 1842. Arti James yang terpenting terletak di bidang 
psikologi. Menurut dia psikologi adalah sesuatu ilmu pengetahuan tentang gejala-gejala, yang benar 
denga ilmu pengetahuan alam. Hanya saja psikologi memilki hukum-hukum dan metodenya sendiri. 
Sebelum James, orang berpendapat bahwa kesadaran adalah “sesuatu” semacam bahan asli atau 
kualitas “yang ada” yang kedaannya berbeda sekali dengan bahan daripada obyek-obyek bendani 
dibuat. Kesadaraan adalah sebutan bagi sesuatu yang ridak mewujudkan suatu kesatuanlahirlah. 
Yang dimaksud dengan pengalaman murni ialah perubahan-perubahan langsung yang terusmenerus 
dari hidup iniyang melengkapi bahan-bahan yang diperlukan bagi pemikiran kembali atau refleksi kita 
di kemudian hari. 
Menurut James, akal dengan segala perbuatannya ditaklukan oleh perbuatan. Akal dan 
perbuatannya berfungsi sebagai pemberi informasi bagi praktek hidup dan sebagai pembuka jalan 
baru bagi perbuatan-perbuatan kita. Tiada kebenaran yang mutlak yang ada adalah kebenaran-kebenaran 
(artinya: dalam bentuk jamak) yaitu apayang benar dalam pengalaman-pengalaman yang 
khusus, yang setiap kali dapat dirubah oleh pengalam berikutnya. Dunia ini dapat diterangkan denga 
berpangkal dari satu asas saja. Dunia bukanlah satu uni-versum, melaikan suatu multi-versum, dunia 
adalah tempat pementasan kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan. Di dalam dunia ini manusia 
mendapat kesempatan untuk mengikutsertakan kehendak dan kekuatanya dalam pertentangan tadi. 
JOHN DEWEY (1859-1952), ia adalah seorang pragmatis, sistemnya istilah instrume. Menurut 
dia, tugas filsafat ialah memberikan garis -garis pengertian bagi perubahan dalam kenyataan hidup. 
Filsafat harus berpijak pada pengalaman itu secara aktif-kritis. Menurtu Dewey penyelidikan adalah 
transformasi yang terawasi atau terpimpin suatu keadaan yang tak menentu menjadi suatu keadaan 
yang tertentu. Penyelidikan dengan penilaian adalah suatu alat (instrumen). 
Menurut Dewey kepribadian adlah sesuatu yang harus dicapai sesuatu yang sedang 
pembukaan. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga segala perbuatannya diberi cap masyarakat. 
Gagasan tentang pertumbumhan ini dipakai juga dalam ajaran tetang pendidikan tidak dapat 
dipisahkan dari filsafat. Maksud dan tujuan sekola ialah untuk membangkitkan sikap hidup 
demokratis dan untuk memperkembangkannya. 
9 
C. FILSAFAT HIDUP 
Pada abad yang ke-19 dan awal abad ke-20 ilmu pengetahuan berkembang akal manusia 
dipakai untuk menyelidiki segala sesuatu. HENRI BERGON (1859-1941), menurut Bergson, hidup 
adalah sesuatu tenaga eksplosif yang telah ada sejak awal dunia, yang berkembangan melawan 
penahanan atau penentang matri (y.i.sesuatu yang lamban yang menentang gerak, yang oleh akal 
dipandang sebagai materi atau benda. Dan yang disebut nalurui adalah tenaga bawaan kelahiran 
guna memanfaatkan alat-alat organis tertentu dengan cara tertentu. Dalam hidup yang praktis akal 
harus mengunakan pengertian-pengertian atau gagasan-gagasan, sehingga kerja akal sama halnya 
dengan kerja potren atau yang menyebabkan segala sesuatu mati,olek karena itu dalam masyarakat 
menetukan cara hidup persekutuan masyarakat, Sehingga agama terbagi menjadi dua macam, 
menurut Bergson. Yaitu: 
a) Agama yang statis, yang timbul karena hasil karya perkembangan. 
b) Agama yang dinamis, yang diberikan institusi.
10 
D. FENOMENOLOGI 
Kata “Fenomenologi” berasal dari kata Yunani fenomenon, sesuatu yang tanpak, terlihat 
karena cahaya, Kata fenomenon (disingkat: fenomen) atau gejala dipakai dalam bermacam-macam 
arti. Di dalam filsafat fenomenologi ketiga arti fenomen ini tidak di pakai. Untuk sementara dapat 
dipakai karena menurut para filsuf Fenomen adalah “apa yang menampakan diri dalam dirinya 
sendiri”. Istilah Fenomenologi pernah dipakai juga oleh I. Kant dan G.W.F. Hagel, sebagai suatu 
metode berpikir tertentu yang teliti secara khas. 
Pelopor filsafat fenomenologi adalah EDMUND HUSSERL (1859-1938). Menurut Husserl 
hukum-hukum logika yang memberi kepastian, yang berlaku, tidak mungkin bersifat a posteriori, 
sebagai hasil pengalaman, tetapi bersifat a priori. hal ini sama juga dengan kenyataan, bahwa 2 x 2 = 
4. Oleh karena itu logika sejenis ini dengan ilmu pasti, karena cara hukum-hukumnya berlaku adalah 
sama. Akal dan seluruh proses pengamatan menentukan atau mengkonstitusikan arti obyek 
pengamatannya. 
Seorang penganut filsafat fenomenologi ialah, MAX SCHELER (1874-1928). Menurut Scheler, 
nilai, hal yang dituju oleh perasaan, yang mewujudkan a priori emosi. Akal tidak dapat melihat nilai, 
sebab nilai tampil jikalau ada rasa yang diarahkan kepada sesuatu. Juga jikalau orang bermaksud 
mendapatkan kenikmatan, hal ini bukan demi kepuasan perasaan, melainkan karena kenikmataan itu 
dipandang sebagai sesuatu nilai. Demikianlah kasih adalah sesuatu yang suci, yang tinggi, karena hal 
itu semua tergantung kepada nilai-nilai yang dikasihi setiap orang. 
E. EKSISTENSIALISME 
Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada 
eksistensi. Eksistensi adalah beberapa di dalam manusia dunia, jadi hanya manusialah yang 
bereksistensi. Kata eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi, yang diturunkan dari karja 
sisto (berdiri, menempatkan). Kata eksistensi diartikan: manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan 
keluar dari dirinya bereksistensi. 
Dan ajaran eksistensialisme terbagi beberapa ciri yang sama diantaranya: 
1) Motif pokok adalah apa yang disebut eksistensi, yaitu cara manusia berada. Hanya 
manusialah yang bereksistensi. 
2) Bereksistensi harus diartikan secara dinamis, setiap saat manusia menjadi lebih atau 
kurang dari keadaannya. 
3) Di dalam filsafat eksistensi manusia dipandang sebagai terbuka. Manusia adalah realitas 
yang belum selesai yang masih harus dibentuk pada hakekatnya manusia terikat kepada 
dunia sekitarnya, terlebih-lebih kepada sesama manusia. 
4) Filsafat eksistensialisme memberi tekanan kepada pengalaman yang konkrit, pengalaman 
yang eksistensial. 
Menurut HEIDEGGER, Satu-satunya “berada”, yang sendiri dapat di mengerti sebagai 
“berada” ialah “berad”-nya manusia. Manusia memang juga berdiri sendiri, akan tetapi ia mengambil 
tempat di tengah-tengah dunia sekitarnya. Keberadaan manusia ini disebut Dasein berada di sana di 
tempat. Desain manusia disebut juga eksistensi. Manusia berada” didalam dunia “. Desain berarti” 
berada di dalam dunia”. Hubungan sehari-hari antara manusia dan dunianya bersifat praktis, Dunia, 
yaitu segala sesuatu yang tidak berfungsi seperti yang semestinya.
Menurut JEAN PAUL SARTRE (1905). Ia menyanjikan filsafat dalam bentuk roman dan pantas 
11 
dalam bahasa yang mampu menampakan maksudnya dihubungkan dengan hidup yang konkrit. 
Menurut eksistesialisme berikutnya, yang akan dibicarakan adalah filsafat yang diajarkan oleh 
KARL JASPERS (1883-1969). Poko persoalan filsafat yang paling penting baginya adalah bagaimana 
dapat menagkap “ada” atau “berada” (das Sein) dalam eksistensinya sendiri. Sehingga orang harus 
mencarinya dengan susa payah dengan melalui beberapa tahap. Sebuah benda yang konkrit, akan 
tetapi dunia ini sebenarnya hanya bersifat relatif saja. 
Menurut GABRIEL MARCEL (1889-1973), yang dilahirkan di Paris. Karya yang pertamanya yang 
bersifat eksistensialisme adalah Exsistence et Objectivete, atau “Eksistensi dan Obyektiftas” (1924). 
Tetapi karya-karnya tidak diuraikan secara sistematis. Itulah sebabnya sukar sekali untuk 
merangkumkan pandangannya. Hal ini mengakibatkan bahwa manusia adalah dirinya sendiri jikalau 
ia berpartisipasi dengan “berada” oleh karena itu manusia harus dibebaskan dari “pengasihan diri” 
itu. Pada hal dalam hubungan dengan orang lain itu hanya cinta-kasih yang sesuai dengan 
eksistensinya manusia, dan dalam kesetian itu manusia menghubungkan diri dengan orang lain di 
dalam ikrar dan mentransendiri hidup perasaannya yang berubah-ubah itu. Filsafat eksistensialisme 
menaruh perhatian yang besar sekali terhadap nasib manusia, sejak abad ke-19 segala sesuatu 
bersifat pribadi dipandang sebagai tidak bersifat ilmiah, sehingga kerung diperhatikan.

More Related Content

What's hot

Perncanaan pembelajaran
Perncanaan pembelajaranPerncanaan pembelajaran
Perncanaan pembelajaranIday Hidayat
 
Media pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tikMedia pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tik
sardin sirdan
 
Pengembangan kurikulum ppt
Pengembangan kurikulum pptPengembangan kurikulum ppt
Pengembangan kurikulum ppt
Novita Pasaribu
 
Makalah Fungsi Manajemen Pendidikan
Makalah Fungsi Manajemen PendidikanMakalah Fungsi Manajemen Pendidikan
Makalah Fungsi Manajemen Pendidikan
David Rosidi
 
Esensi Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam Esensi Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam
Islamic Studies
 
metodologi filsafat menurut para ahli
metodologi filsafat menurut para ahlimetodologi filsafat menurut para ahli
metodologi filsafat menurut para ahli
Cecep Kustandi
 
Aliran-aliran Pendidikan
Aliran-aliran PendidikanAliran-aliran Pendidikan
Aliran-aliran Pendidikan
Rizal Saeful Azhar
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
Hasbi Asshiddiqi
 
Sains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islamSains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islam
Romza Baher
 
Islam pada masa modern
Islam pada masa modernIslam pada masa modern
Islam pada masa modern
dewi inne kumalasari
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Robet Saputra
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docxMAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MhdTaajuddin
 
Kebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesia
Kebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesiaKebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesia
Kebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesia
Asril Perangin
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
Yamanto Isa
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia
Avidia Sarasvati
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
sintaroyani
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
Nur Aqwamah
 
Islam masuk ke Afrika
Islam masuk ke AfrikaIslam masuk ke Afrika
Islam masuk ke Afrika
Isaka Yoga
 
ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusiailmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
Aprilia putri
 

What's hot (20)

Perncanaan pembelajaran
Perncanaan pembelajaranPerncanaan pembelajaran
Perncanaan pembelajaran
 
Media pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tikMedia pembelajaran berbasis tik
Media pembelajaran berbasis tik
 
Pengembangan kurikulum ppt
Pengembangan kurikulum pptPengembangan kurikulum ppt
Pengembangan kurikulum ppt
 
Makalah Fungsi Manajemen Pendidikan
Makalah Fungsi Manajemen PendidikanMakalah Fungsi Manajemen Pendidikan
Makalah Fungsi Manajemen Pendidikan
 
Esensi Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam Esensi Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Kurikulum dalam Filsafat Pendidikan Islam
 
metodologi filsafat menurut para ahli
metodologi filsafat menurut para ahlimetodologi filsafat menurut para ahli
metodologi filsafat menurut para ahli
 
Aliran-aliran Pendidikan
Aliran-aliran PendidikanAliran-aliran Pendidikan
Aliran-aliran Pendidikan
 
Kata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafatKata pengantar filsafat
Kata pengantar filsafat
 
Sains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islamSains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islam
 
Islam pada masa modern
Islam pada masa modernIslam pada masa modern
Islam pada masa modern
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docxMAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
 
Kebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesia
Kebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesiaKebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesia
Kebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesia
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Mutu layanan pendidikan
Mutu layanan pendidikanMutu layanan pendidikan
Mutu layanan pendidikan
 
Makalah logika
Makalah logika Makalah logika
Makalah logika
 
Islam masuk ke Afrika
Islam masuk ke AfrikaIslam masuk ke Afrika
Islam masuk ke Afrika
 
ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusiailmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kehidupan manusia
 

Similar to Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D

Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptxPerkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
beriwahyudi29
 
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptxFILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
beriwahyudi29
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
zukhrufi17
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalisme
aini_26
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissanceTri Astuti Utomo (iyas)
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Ana Safrida
 
idealisme
idealismeidealisme
idealisme
Fela Aziiza
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
Winda nawangasari
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
ppi51
 
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat ModernTugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
figo96
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
Rizky Shinichi
 
5. aufklarung
5. aufklarung5. aufklarung
5. aufklarung
Gungun Misbah Gunawan
 
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASIALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
eunoniastore
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
AcintyaNasywa
 
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxRAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
smkyapis4
 
FILSAFAT
FILSAFATFILSAFAT
FILSAFAT
FriliaPutri2
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
AldiwaPandu
 
Konsep filsafat di era pencerahan aufklarung
Konsep filsafat di era pencerahan aufklarungKonsep filsafat di era pencerahan aufklarung
Konsep filsafat di era pencerahan aufklarung
Abdurrasyid Ridha
 
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDFMELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
RusdhyAn
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 

Similar to Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D (20)

Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptxPerkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
 
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptxFILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalisme
 
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissancePsikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
Psikologi dalm pandangan gereja dan masa renaissance
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
 
idealisme
idealismeidealisme
idealisme
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
Fenomenologi
FenomenologiFenomenologi
Fenomenologi
 
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat ModernTugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
5. aufklarung
5. aufklarung5. aufklarung
5. aufklarung
 
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASIALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
ALIRAN FILSAFAT HUKUM TATA NEGARA DEMOKRASI
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
 
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptxRAHMAN bab 1.pptx.pptx
RAHMAN bab 1.pptx.pptx
 
FILSAFAT
FILSAFATFILSAFAT
FILSAFAT
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
Konsep filsafat di era pencerahan aufklarung
Konsep filsafat di era pencerahan aufklarungKonsep filsafat di era pencerahan aufklarung
Konsep filsafat di era pencerahan aufklarung
 
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDFMELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 

More from onchy

Sejarah Gereja
Sejarah GerejaSejarah Gereja
Sejarah Gereja
onchy
 
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
onchy
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologi
onchy
 
Teologi dan informatika
Teologi dan informatikaTeologi dan informatika
Teologi dan informatika
onchy
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologi
onchy
 
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.DPengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
onchy
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaonchy
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
onchy
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaonchy
 

More from onchy (9)

Sejarah Gereja
Sejarah GerejaSejarah Gereja
Sejarah Gereja
 
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologi
 
Teologi dan informatika
Teologi dan informatikaTeologi dan informatika
Teologi dan informatika
 
Pengantar lmu Teologi
Pengantar lmu TeologiPengantar lmu Teologi
Pengantar lmu Teologi
 
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.DPengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 

Pengantar Filsafat Oleh Pdt. Jan H. Rapar. Ph.D

  • 1. 1 TUGAS MANDIRI DISUSUN OLEH : ONCHY ARAMANA DOSEN : Pdt. Dr. Jan H. Rapar, Th.D, Ph.D UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON YAYASAN GMIM Ds. A.Z.R WENAS FAKULTAS TEOLOGI 2012
  • 2. 2 BAB III FILSAFAT MODEREN DALAM PEMBENTUKANNYA 1. RENAISSANCE Pada abad ke-15 dan ke-16 dikuasai oleh suatu gerakan yang disebut Renaissance. Kata Renaissance berarti: kelahiran kembali. Secara historis, Renaisance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa dirinya sebagai telah dilahirkan kembali dalam keadaban, dan pada awal gerakan pembaharuan dibidang kerohanian terjadi pada abad ke-14 di italia. Tujuan utama gerakan para humanis Italia ialah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani, tetapi yang mengaitkan suatu hikmat kuna. Demikianlah dapat dikatakan bahwa terdapat unsur-unsur Renaissance yang mengarami filsafat ialah humanism yang berkaitan dengan sansekerta klasik dan penyambutan yang dengan semangat atas realitas hidup. Tapi pada zaman Renaissance ada banyak sekali penemuan-penemuan diantaranya : NIKOLAUS KOPERNIKUS (1473-1543), ia adalah seorang tokoh gerejani yang ortodoks, seorang tokoh gerejani yang ortodoks, menemukan bahwa matahari beraa di pusat jagat raya dan bumi mempunyai dua macam gerak, yaitu perputaran sehari-hari dan perputaran tahunan mengintari matahari. Dan suasana pandangan Kopornikus memang belum modere pada zaman itu. Dan pada tahun 1543 yaitu tentang kematiannya JOHANES KEPLER (1571-1630) adalah orang penting sesudah kopernikus. Ia menerima teori, bahwa teori jagat raya berpusat pada matahari GALILEO GALILEI (1564-1642) ia adalah penemu yang terbesar di bidang ilmu pengetahuan, dengan Newton sebagai satu-satunya terkecualian. Ia jugalah yang mula-mula menetapkan hukum bendah yang jatuh. Juga Galileilah, yang menemukan, bahwa sebuah perlu yang ditembahkan membuat suatu gerak parabolis, bukan gerak horisontal yang kemudian berubah menjadi gerak vertical. Sehingga penemuan Gialilei ini mengoncangkan Gereja, Hal ini terjadi pada Tahun 1616 secara tersembunyi dan pada tahun 1632 secara terbuka. Dizaman Renaissance juga terdapat perkembangan dibidang ilmu pengetahuan negara sekalipun puncaknya baru terdapat bebrapa awal abad ke-17 yaitu dalam diri HUGO DE GROOT (1583-1645) dengan gagasannya tentang hukum Untuk keluar dari kekacauan politik NICCOLO MACHIAVELLI (1467-1525) mengemukakan gagasan tentang suatu bentuk Negara yang otokratis, sedangkan THOMAS MORE merencanakan suatu rencana Utopia tentang suatu masyarakat agraris yang berdasarkan keluarga kesatuan. FRANCIS BACON(1561-1626) yang bermaksud meninggalkan ilmu pengetahuan yang lama dan mengusahakan yang baru, dan seluruh filsafatnya bersifat praktis yaitu untuk menjadikan manusia menguasai kekuatan-kekuatan alam dengan perantaran penemuan-penemuan Ilmiah. Hal ini disebabkan karena filsafatnya pada akal semata-mata. Tugas yang sebenarnya dari ilmu pengetahuan tentang suatu penemuan yang meningkatkan kemakmuran dan hidup yang enak. Hal ini perlu dipandang mencegah timbulya gambaran-gambaran yang keliru. Arti penting yang ada pada Bacon ialah kritik-kritiknya dan pengaruhnya, dengan filsafat di Inggris kemudian dipengaruhi sekalI.
  • 3. 3 2. FILSAFAT DALAM ABAD KE-17 Masa ini pandang sebagai sumber pengetahuan hanya yang sejajar secara alamiah yang dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalam (empiri), aliran rasionalisme berpendapat, bahwa sumber pengetahuan yang mencakupi dan dapat dipercaya adalah rasio (akal). Karena pengalaman hanya dapat dipakai untuk menegukan pengetahuan yang telah dipakai dan dapatkan oleh akal dan metode diterapkan adalah deduktif. Aliran epirisme berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman batinia maupun yang lahirilah. Dan akal juga dapat untuk mengelola bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman, Metode yang diterapkan ialah induksi. A. RASIONALISME Pada aliran ini RENE DESCARTES atau CARTESIUS (1596-1650) ilmu pengetahuan harus mengikuti ilmu pasti. Ilmu pasti menjadi suatu contoh bagimana cara mengenal atau mengetahui yang maju. Sekalipun demikian terdapat juga ilmu hitung dan ilmu ukur orang masih dapat ragu-ragu. Aku berpikir, aku ada (cogito ergo sum). Aku berada karena aku berpikir jadi aku adalah sesuatu yang berpikir, Cogito (aku berpikir) adalah pasti, sebab cogito adalah jelas dan terpilah-pilah. Bagi manusia pertama-tama yang jelas dan terpilih adalah pengetian “Allah” sebagai contoh yang secara sempurna tidak terbatas atau berada dimana-mana, jadi pengertian tentang Allah. Suatu pengertian tentang pengadaan yang sempurna penuh terbatas tanpa batas , pemikiran menemukan dalam dirinya sendiri idea-idea itu sebagai gagasan-gagasan oleh karena itu idea-idea menjadi alat untuk mengenal hal-hal yang di luar pemikiran melaikan mentaati hukum-hukumnya sendiri yang ada padanya. Perbedaannya terwujud hal yang asasi melaikan hanya tambahan saja. Oleh karena itu secara a priori tiada kemungkinan yang satu mempengaruhi yang lain sekalipun dalam praktek tanpak ada pengaruhnya. Jiwa adalah substensi yang tunggal yang ada sehingga bersifat bandawi dan yang tidak dapat mati. Jiwa memiliki pemikiran sebagai sifat asasinya sehingga mempererat tubuh dengan perbuatan-perbuatan tertentu. Dan Bumi juga mewujudkan sesuatu yang ada terbilang didlam jagat raya yang tanpa ukuran itu. Kepercayaannya kepada Allah menjadikan manusia yang menyerah pada nasib. BLAISE PASCAL (1623-1662) ia berusaha membela agama Kristen, yang mendapat serangan-serangan yang hebat karena pemikiran modern ini. Sehingga ilmu pasti bukan suatu ilmu yang metodenya harus dituruti oleh seorang filsuf, sebab seorang filsuf pertama-tama harus menyelami keadaan manusia yang kongkrit dihadapi orang demi orang. Akal atau rasio memang dapat memberi pengaruh kepada kita tentang rahasia akan tetapi akal tidak dapat merumuskan dalam pengertian-pengertian yang memadai. Filsafat Pascal mewujudkan suatu dialog antara manusia yang konkrit itu dengan Allah, hanya karena hanya manusialah yang dapat berkomunikasih dengan Allah. BARUCH SPINOZA (1632-1677) menurut dia ialah didalam dunia tidak hal yang bersifat rahasia, karena akal atau rasio manusia telah mencakup segala sesuatu tentang nishab antara manusia dan Allha sebagai tokoh yang tiada batasnya. Hakekat Allah yang tiada batasnya itu perlu mutlak dan menjadi satu-satunya asas bagi segala hal bendawi,baik menurut keberadaannya maupun menurut hakekatnya. Tubuh manusia adalah alat jiwa manusia untuk mengungkapkan diri dalam banyak idea. Hal itu mengakibatkan adanya gambaran-gambaran yang kacau didalam imaginasi.
  • 4. 4 B. EMPIRISME Mereka lebih mengikuti jejak Francis Bacon yaitu aliran empirisme, yang memberi tekanan kepada empiri atau pengalaman sebagai sumber pengenalan THOMAS HOBBES (1588-1679), baginya filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat umum, Filsafat Hobbes mewujudkan suatu sistem yang lengkap mengenai keterangan tentang “yang ada” secara mekanis. Matrialisme yang dianaut oleh Hobbes adalah demikian, bahwa segala yang ada bersifat bendawi. Yang dimaksud dengan bendawi ialah segala sesuatu yang tidak tergantung kepada gagasan kita. Manusia tidak lebih dari pada suatu bagian bendawi yang mengelilingnya,Hidup manusia adalah gerek anggota-anggota tubuh. Jiwa adalah suatu komplek dari proses-proses mekanis didialam tubu. Akal bukanlah pembawaan, melaikan hasil perkembangan karena kejiwaan. Pengenalan tersebut atau pengetahuan diperoleh karena pengalaman. Pengalaman adalah awal segala pengetahuan juga awal pengetahuan tentang asas-asas yang diperoleh dan diteguhkan oleh pengalaman. Ajaran Hobbes tentang negara lebih moderen dibanding dengan segala teori tentang negara yang mendahuluinya. Menurut tabiatnya segala manusia adalah sama. Dan setiap negara mempunyai kuasa tanpa batas juga di dalam gereja. Rakyat diharuskan berbakti kepada Allah. Thomas Hobbes adalah seorang empiris yang mengagumi metode matematika, yaitu matematika yang murni dengan perenannya. JHON LOCKE (1632-1704) yang untuk pertama kali menerapkan metode empiris kepada persoalan-persoalan tentang pengenalan atau pengetahuan. Segal pengetahuan datang dari pengalaman tidak lebih dari pada itu. Akal (rasio) adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan. Akal tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri. Dan yang menjadi sasaran pengalaman kita adalah pengenalan tentang gagasan atau idea atau kesan-kesan yang memilki subjek mengenal. Oleh karena itu tindakan bertentangan dengan hendaklah Allah jikalau tiap orang memiliki miliknya sendiri. Locke juga menentang kekuasan negara atas Agama.negara tidak bole memeluk agama, tidak dapat memerintahkan atau meniadakan suatu dogma. Bahkan pengertian “Allah” disusun oleh pembuktian-pembuktian. Jadi Locke bukan berpangkal pada pengertian Allah. C. FILSAFAT DI JERMAN G. W. LEIBNIZ (1646-1716), ia adalah ahli pikiran moderen Jerman yang pertaama, yang penting sekali artinya. Dan CHRITIAN WOLFF (1679-1754) ia menerapkan filsafat lebihniz menjadi suatu sistem. Hingga kini Leibnis dipandang sebagai filsuf Jerman pertama yang rasional. 3. FILSAFAT ABAD KE-18 A. PENCERAHAN (AUFKLARANG) Pada Abad ke-18 dimulailah suatu zaman baru, berakar pada Renaissance serta yang mewujudkan buah pahit dari rasionalisme dan empirisme. Abad ke-18 disebut zaman perpecahan (Aufklarung). Menurut Imanuel Kant zaman perpecahan tersebut adalah zaman manusia keluar dari keadaan tidak akil balik. Bahwa manusia tidak mau memanfaatkan akalnya. Voltrin menyebut zaman perpecahan adalah “zaman akal”. Abad ke-17 membatasi diri dari usaha memberikan tafsiran mengenai manusia, dunia dan Allah. Abad ke-18 menganggap dirinya sebagai mendapat tugas untu
  • 5. meneliti secara kritis segala yang ada, baik didalam negara maupun di dalam masyarakat, baik di bidang ekonomi maupun dibidang hukum, agama, pengajaran dan pendidikan dan lain sebagainya. Dahulu filsafat mewujudkan suatu pemikiran yang hanya dapat hal istimewa beberepa ahli saja, tetapi sekarang orang berpendapat bahwa seluruh umat manusia berhak turut menikmati hasil - hasil pemikiran filsafat. Sikap perpecahan terhadap agama wahyu dikatakan memusuhi, atau setidak-tidanya mencurugainya. Sikap itu diungkapkan dalam usaha untuk menggati agama Kristen dengan 5 agama alamia murni, yang isinya dikembalikan kepada beberapa keberadaan tentang Allah dan jiwa. Sikap perpecahan terhadap ilmu pengetahuan dan sifat adalah bahwa orang membuang jauh-jauh ajaran Descrates. Cita-cita pemikiran perpecahan dipengaruhi sekali oleh ISAAC NEWTON (1642- 1727) ia telah memberikan fisika yang klasik itu diterapkan kepada ilmu pengetahuan yang lain. Hal ini menyebabkan filsafat tidak dapt berkembang dnegan baik. Metode yang dipakai didalam filsafat adalah induksi. Alat yang dianggap perlu sekali dari segi pemikiran adalah manusia analisa. Analisa ini harus juga dipakai didalam mengeritik pengusaha dan tradisi masyarakat, negara dan gereja. Hal ini kira-kira menjelang akhir abad ke-17 di inggris berkembang suatu tata negara yang liberal. B. PENCERAHAN DI INGGRIS Salah satu gereja perpecahan di Inggris adalah yang disebut Deisme, DUARD HERBERT dari Cherburry (1581-1648), akal mempunyai otonomi mutlak di bidang agama, agama kristen di taklukkan kepada akal yang menentang segala kepercayaan yang berdasarkan wahyu. Dasar pengetahuan agama adalah bidang beberapa pengertian umum yang pasti bagi manus ia semua yang mengenai isi kepastian semua agama dan kesusilaan. Inilah asas -asas yang pertama yang harus dijabarkan oleh akal manusia sehingga tersusunlah agama alamiah, Deisme adalah suatu aliran yang mengakui adanya yang menciptakan alam semesta ini. Akan tetapi setalah dunia diciptakan, Allah menyerahkan dunia kepada nasibnya sendirri. Manusia dapat menuikan adanya yang menciptakan alam semesta in.i akan tetapi Allah menyerahkan dunia kepada nasibnya sendiri. Manusia dapat menuaikan tugasnya dalam berbakti kepada Allah dengan hidup sesuai dengan hukum-hukum akalnya. Yang dipandang sebagai satu-satunya sumber dan patokan kebenaran adalah akal. Dan yang mewakili alirannya adalah JOHN TOLAND (1670-1722) yang menulis Christianity not mysterious (1696). Dan MATTHEW TINDAL (1656-1733), yang menulis Christianity as old as Creation (1730) GEORGE BERKELEY (1685-1753) berkeley bermuara ke aliran idealisme, yang oleh sendirinya disebut imatrealisme, sebab ia menyangkal adanya suatu dunia yang ada adalah demikian. Pangkal pemikiran Berkeley di bidang teori pengalaman karena hubungan antara pengamatan indera yang satu dengan pengamatan indera yang lain. Dikatakan bahwa pula sifat pengamatan adalah konkrit, artinya: isi yang diamati adalah sesuatu benar-benar dapat diamati. Substensi Berkeley tidak lebih dari suatu penggabungan yang tetap dar gagasan-gagasan. Konsep tentang sesuatu hal atau substansi tidak menambah apa-apa kepada sifat yang diamati dan oleh karenanya tidak perlu mutlak. Filsafat empirisme Locke dan Berkeley secara konsekuen adalah DAVID HUME (1711-1776). Karena dialah filsafat menjadi tidak masuk akal. Yang dimaksud dengan pengertian atau idea adalah gambaran tentang pengamatan yang redup
  • 6. 6 C. PENCERAHAN DI PERANCIS Karena filsafatnya yang populer itu maka filsafat di prancis pada waktu itu tidak begitu mendalam. Dua tokoh yang akan bicarakan disini, yaitu pertama-tama VOLTAIRE (1694-1778) yang adalah nama samaran dari FRANCO OIS MARIE ARUET, juga padanya suatu sistem filsafat dalam arti yang sebenarnya. Akan tetapi tidak tahu apa-apa tentang hakekat dan sifat-sifat Allah ini. JEAN JACQUES ROUSSEAU (1712-1778), yang memberikan penutupan yang sistematis bagi cita-cita pencerahan di Perancis. Oleh karena itu dianggap perlu untuk menciptakan aturan-aturan guna melindungi milik pribadi. Kehendak umum ditunjukan kepada kepentingan umum, yang tidak dapat tersesat, karena senantiasa mengikuti hal-hal yang benar. D. PENCERAHAN DI JERMAN SAMUEL PUFENDORFF (1632-1694) CHRISTIAN THOMASIUS (1655-1728). Dialah yang menciptakan pengistilahan-pengistilahan filsafat dalam bahasa Jerman dan menjadikan bahasa itu menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah. Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha mensistimatisir pemikiran Leibniz dan menerapkan pemikiran itu pada segala bidang ilmu pengetahuan. IMMANUEL KANT (1724-1804). Ia sendiri memang merasa, bahwa ia meneruskan pencerahan. Bentrokan ini memaksa Kant untuk memikirkan unsur-unsur mana di dalam pemikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur-unsur mana yang telah terdapat di dalam akal manusia. BAB III FILSAFAT ABAD KE-19 DAN KE-20 1. FILSAFAT ABAD KE-19 Abad ke-19 adalah abad yang ruwet hal ini disebabkan karena 1) Daerah tempat filsafat berkembang menjadi lebih luas. 2) Ilmu pengetahuan berkembang cepat sekali. 3) Produksi yang di hasilkan mesin-mesin sangat mengubah masyarakat dan memberikan kepada manusia suatu konsepsi baru mengubah masyarakat dan memberikan manusia suatu konsepsi baru tentang kuasa dalam hubungan dengan alam sekitar. 4) Baik dibidang filsafat maupun di bidang politik ada suatu revolusi yang mendalam terhadap sistem-sistem tradisional dalam pemikiran. 5) Suatu faktor yang berkembang pada zaman ini ialah dominasi Jerman secara intelektual, 6) Abad ke-19 dipengaruhi besar sekali oleh Darwin. CHARLES ROBERT DARWIN (1809-1882) ia menerapkan dua hal bahwa evolusi perang untuk hidup (the struggle for life). Oleh karena itu segala manusia hidup senantiasa menghasilkan keturunan yang berlebih-lebihan maka timbullah di antara makhluk-makhluk hidup itu suatu perang untuk hidup. Dilihat dari segi sejarah, yang menarik ialah pengluasan agama yangmendorong evolusi seluruh hidup ekonomi adalah semacam ekonomi biologis dalam dunia kompetisi bebas.
  • 7. 7 A. IDEALISME DI JERMAN Pada awal abad ke-19, Fichte, Scelling dan Hagel menggangap dirinya adalah orang-orang yang meneruskan tugas yang diberikan Kant. Mereka adalah filsuf-filsuf trasenden akal pusat pembicaraan dalam menangani pengalaman, sehingga orang mengerti hal adanya segala sesuatu sebagai cara berada kesadaran. J.G. FICHTE (1762-1814) yang dilahirkan di Rammenau, Jerman, filsafat juga sebagai ajaran tentang ilmu pengetahuan, jadi pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bersifat moral. Dunia adalah sasaran bagi tugas manusia dan daerah tempat memenuhui tugas-tugas itu. Dalam metafisika pendiriannya adalah panteistis dalam ajaran tentang pengenalan ia adalah seorang edealis, sedang dalam etika ia membela otonomi. F.W.J CHELLING (1775-1854) ia belajar Teologi di Tubingen, para ahli berpendapat, dalam pemikiran Schelling jelas sehingga terdapt tiga tahap, a) terhadap filsafat alam, b) terhadap filsafat identitas dan, c) tahap filsafat wahyu atau filsafat positif. Di dalam filsafat alamnya jikalauberefleksi memikirkan pengetahuan kita senantiasa membedakan antara objek dan sasaran yangluar biasa dan secara subjetif di dalam diri kita. Alam adalah hal yang luar kita yang dipertimbangkan dengan roh yang di dalam diri kita. Alam tidak lain adalah “Roh yang tampak”, sedangkan Roh adalah “alam yang tak tampak”. Ilmu pengetahuan adalah suatu totalitas dimana segala bagaimana dihubungkan secara organis di bahwa satu syarat. G.W.F HEGEL (1770-1831). Pada tahun 1801 tampak perbedaan yang menyolok antara Hegel dan Fichte satu pihak dan Schelling di lain pihak. Tidak lai dengan ARTHUR SCOPENHAUER (1788- 1868) yang dilahirkan di Danzing, karya pokoknya diterbitkan tahun 1819, yaitu Die Welt als Wille und Vorstellung, atau “dunia sebagai Kehendak dan gagasan”. Menurut Schopenhauer terletak dalam ajaran tentang benda dalam dirinya sendiri (Ding an sich). Menurut Schopenhauer, dunia adalah suatu gagasan. Sehingga manusia menemukan di dalam dirinya bahwa kehendaklah yang menjadi daya dorong, yang naik dari bagian tak sadar ke bagian sadar. Oleh karena itu kehendaklah adalah bagian hidup yang terdalam. Tubuh tidak lain adalah kehendak yang telah diobyekti f dalam ruang dan waktu. Bagi Schopenhauer dunia ini bukan logis, tetapi juga bukan tidak logis (dalam arti secara logis salah) melaikan a-logis (tanpa akal) Akal adalah alat bagi kehendak yang tidak rasional. Jadi jalan kepada kebahagian ialah penyangkalan kehendak, seperti yang diajarkan agama Buddha. B. POSITIVISME Abad ke-19 Positivisme dari kata “positif”. Positif berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Arti segala ilmu pengetahuan ialah mengetahui untuk dapat melihat ke masa depan. Kesamaan Positivisme dengan empirisme keduannya mengutamakan pengalaman. Perbedaannya, positivisme hanya membatasi diri pada pengalaman-pengalama obyektif, tetapi juga empirisme menerima juga pengalaman-pengalaman batiniah atau pengalaman-pengalaman yang subyektif. AUGUST COMTE (1798-1857) di Montpellierbtahun 1798. Menurut Comte pemikiran manusia berlangsung dalam 3 tahap atau zaman, 1) Pada zaman atau tahap teologis orang mengahrahkan rohnya kepada hakekat “batinia” segala sesuatu, kepada “sebab pertama” dan “tujuan terakhir” segala sesuatu. Jadi orang masih percaya kepada kemungkinan adanya pengetahuan atau pengenalan yang mutlak. 2) Zaman yang kedua, yaitu zaman metafisika suatu perubahan teologis
  • 8. 3) Zaman positi adalah zaman ketika orang tahu, bahwa tiada gunannya untuk berusaha 8 mencapai pengenalan atau pengetahuan yang mutlak. Mengena ilmu pengetahuan berarti harus disesuaikan dengan pembagian kawasan gejala-gejala atau penampakan yang mempelajari ilmu tersebut. Oleh karena itu yang paling bebas. Psikologi tidak memberi tempat dalam sistem Comte. Ajaran comte tentang masyarakat sekaligus mewujudkan suatu filsafat tentang sejarah. Jasa Comte menciptakan ilmu sosiologi dan peraturan sejarah Prancis. Di bidang filsafat pengaruhnnya yang terbesar terdapat. JOHN STUART MILL (1806-1873) yang memberikan suatu dasar Psikologi dan logis kepada positivisme dan Mill membedakan ilmu pengetahuan alam dengan ilmu pengetahuan rohani. HEBERTB SPENCER (1820-1903). Ia di lahirkan di Derby dan menjadi filsuf yang paling penting berpengaruh dalam abad ke-19. Perkembangan adalah suatu pengintergrasian dari benda, diamana selama pengintergrasian itu berpindah dari suatu kebersamaan, tetapi pula bersamaan dengan itu saling bergantungan dan memiliki suatu kelompok bagian-bagian yang memberi perlindungan. Sosiologi adalah yang dikemukakan Specer tidak kalah dengan ajaran Comte. Iamenyamakan masyarakat dengan organisasi. C. KEMUNDURAN FILSAFAT HEGEL DAN TIMBULNYA MATREALISME DI JERMAN Seperti yang dikemukakan hegel, akan tetapi pandangan yang demikian itu dibatalkan oleh perkembangan zaman dan pandangan filsafat Hegel itu sendiri. Dan yang memberi dorongan pertama ialah LUDWING FEUERBACH (1804-1872), menurut Feuerbach kebahagian manusia dapat dicapai dalam dunia ini, oleh karena itu agama dan metafisika harus ditoloak. KARL MARX (1818-1883), yang terpikat dengan filsafat Hegel, kemudian bertemu dengan FRIEDRICHT ENGELS pada waktu meletus revolusi di Jerman pada tahun 1848 pindahlah ia ke Koln. SOREN KIERKEGAARD (1813-1855). Menurut dia setia hari orang berhadapan dengan pertanyaan. Jadi eksistensinya adalah suatu eksistensi yang dipilih dalam kekebasan. Ia juga mengenjar hal-hal yang terbatas, tetapi dalam arti kesenangan yang tak terbatas. Sebab dalam bentuk eksistensinya ia tidak akan menemukan sesuatu yang dapat menjadikan keputusan itu. Gagasan yang sama juga terdapat pada FREIEDRICh NIETZSCHE (1844-1900), akan tetapi ahli berpikir tempat jauhnya dari pada agam Kristen dan daripada Komunisme. 2. FILSAFAT ABAD KE-20 A. PENDAHULUAN Pada abad ke-20 dijiwai pandangan bahwa cara yang paling baik untuk menemukan kebenaran di bidang filsafat adalah cara yang dengan saar meninggalkan apa yang telah dapat disumbangkan oleh para pemikir yang terdahulu di bidang itu. B. PRAGMATISME Di Amerika Serikat Pragmatisme mendapat tempatnya, dalam pemikiran filsafat. William Jameslah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme itu kepada dunia. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengerjakan bahwa yang benar ialah akibat apa yang membuktikan dirinya yang mengjarkan bahwa benar dengan perantaraan akibat-akibatnya bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu asal saja membawa akibat yang praktis. Demikianlah
  • 9. patokan pragmatisme adalah “manfaat” bagi hidup praktis, tetapi pada dasarnya ketiganya adalah sama, yaitu: menolak segala intelektualisme dan absolustisme, serta meremekan logika formal. WILLIAM JAMES (1842-1910) New York 1842. Arti James yang terpenting terletak di bidang psikologi. Menurut dia psikologi adalah sesuatu ilmu pengetahuan tentang gejala-gejala, yang benar denga ilmu pengetahuan alam. Hanya saja psikologi memilki hukum-hukum dan metodenya sendiri. Sebelum James, orang berpendapat bahwa kesadaran adalah “sesuatu” semacam bahan asli atau kualitas “yang ada” yang kedaannya berbeda sekali dengan bahan daripada obyek-obyek bendani dibuat. Kesadaraan adalah sebutan bagi sesuatu yang ridak mewujudkan suatu kesatuanlahirlah. Yang dimaksud dengan pengalaman murni ialah perubahan-perubahan langsung yang terusmenerus dari hidup iniyang melengkapi bahan-bahan yang diperlukan bagi pemikiran kembali atau refleksi kita di kemudian hari. Menurut James, akal dengan segala perbuatannya ditaklukan oleh perbuatan. Akal dan perbuatannya berfungsi sebagai pemberi informasi bagi praktek hidup dan sebagai pembuka jalan baru bagi perbuatan-perbuatan kita. Tiada kebenaran yang mutlak yang ada adalah kebenaran-kebenaran (artinya: dalam bentuk jamak) yaitu apayang benar dalam pengalaman-pengalaman yang khusus, yang setiap kali dapat dirubah oleh pengalam berikutnya. Dunia ini dapat diterangkan denga berpangkal dari satu asas saja. Dunia bukanlah satu uni-versum, melaikan suatu multi-versum, dunia adalah tempat pementasan kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan. Di dalam dunia ini manusia mendapat kesempatan untuk mengikutsertakan kehendak dan kekuatanya dalam pertentangan tadi. JOHN DEWEY (1859-1952), ia adalah seorang pragmatis, sistemnya istilah instrume. Menurut dia, tugas filsafat ialah memberikan garis -garis pengertian bagi perubahan dalam kenyataan hidup. Filsafat harus berpijak pada pengalaman itu secara aktif-kritis. Menurtu Dewey penyelidikan adalah transformasi yang terawasi atau terpimpin suatu keadaan yang tak menentu menjadi suatu keadaan yang tertentu. Penyelidikan dengan penilaian adalah suatu alat (instrumen). Menurut Dewey kepribadian adlah sesuatu yang harus dicapai sesuatu yang sedang pembukaan. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga segala perbuatannya diberi cap masyarakat. Gagasan tentang pertumbumhan ini dipakai juga dalam ajaran tetang pendidikan tidak dapat dipisahkan dari filsafat. Maksud dan tujuan sekola ialah untuk membangkitkan sikap hidup demokratis dan untuk memperkembangkannya. 9 C. FILSAFAT HIDUP Pada abad yang ke-19 dan awal abad ke-20 ilmu pengetahuan berkembang akal manusia dipakai untuk menyelidiki segala sesuatu. HENRI BERGON (1859-1941), menurut Bergson, hidup adalah sesuatu tenaga eksplosif yang telah ada sejak awal dunia, yang berkembangan melawan penahanan atau penentang matri (y.i.sesuatu yang lamban yang menentang gerak, yang oleh akal dipandang sebagai materi atau benda. Dan yang disebut nalurui adalah tenaga bawaan kelahiran guna memanfaatkan alat-alat organis tertentu dengan cara tertentu. Dalam hidup yang praktis akal harus mengunakan pengertian-pengertian atau gagasan-gagasan, sehingga kerja akal sama halnya dengan kerja potren atau yang menyebabkan segala sesuatu mati,olek karena itu dalam masyarakat menetukan cara hidup persekutuan masyarakat, Sehingga agama terbagi menjadi dua macam, menurut Bergson. Yaitu: a) Agama yang statis, yang timbul karena hasil karya perkembangan. b) Agama yang dinamis, yang diberikan institusi.
  • 10. 10 D. FENOMENOLOGI Kata “Fenomenologi” berasal dari kata Yunani fenomenon, sesuatu yang tanpak, terlihat karena cahaya, Kata fenomenon (disingkat: fenomen) atau gejala dipakai dalam bermacam-macam arti. Di dalam filsafat fenomenologi ketiga arti fenomen ini tidak di pakai. Untuk sementara dapat dipakai karena menurut para filsuf Fenomen adalah “apa yang menampakan diri dalam dirinya sendiri”. Istilah Fenomenologi pernah dipakai juga oleh I. Kant dan G.W.F. Hagel, sebagai suatu metode berpikir tertentu yang teliti secara khas. Pelopor filsafat fenomenologi adalah EDMUND HUSSERL (1859-1938). Menurut Husserl hukum-hukum logika yang memberi kepastian, yang berlaku, tidak mungkin bersifat a posteriori, sebagai hasil pengalaman, tetapi bersifat a priori. hal ini sama juga dengan kenyataan, bahwa 2 x 2 = 4. Oleh karena itu logika sejenis ini dengan ilmu pasti, karena cara hukum-hukumnya berlaku adalah sama. Akal dan seluruh proses pengamatan menentukan atau mengkonstitusikan arti obyek pengamatannya. Seorang penganut filsafat fenomenologi ialah, MAX SCHELER (1874-1928). Menurut Scheler, nilai, hal yang dituju oleh perasaan, yang mewujudkan a priori emosi. Akal tidak dapat melihat nilai, sebab nilai tampil jikalau ada rasa yang diarahkan kepada sesuatu. Juga jikalau orang bermaksud mendapatkan kenikmatan, hal ini bukan demi kepuasan perasaan, melainkan karena kenikmataan itu dipandang sebagai sesuatu nilai. Demikianlah kasih adalah sesuatu yang suci, yang tinggi, karena hal itu semua tergantung kepada nilai-nilai yang dikasihi setiap orang. E. EKSISTENSIALISME Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada eksistensi. Eksistensi adalah beberapa di dalam manusia dunia, jadi hanya manusialah yang bereksistensi. Kata eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi, yang diturunkan dari karja sisto (berdiri, menempatkan). Kata eksistensi diartikan: manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya bereksistensi. Dan ajaran eksistensialisme terbagi beberapa ciri yang sama diantaranya: 1) Motif pokok adalah apa yang disebut eksistensi, yaitu cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi. 2) Bereksistensi harus diartikan secara dinamis, setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaannya. 3) Di dalam filsafat eksistensi manusia dipandang sebagai terbuka. Manusia adalah realitas yang belum selesai yang masih harus dibentuk pada hakekatnya manusia terikat kepada dunia sekitarnya, terlebih-lebih kepada sesama manusia. 4) Filsafat eksistensialisme memberi tekanan kepada pengalaman yang konkrit, pengalaman yang eksistensial. Menurut HEIDEGGER, Satu-satunya “berada”, yang sendiri dapat di mengerti sebagai “berada” ialah “berad”-nya manusia. Manusia memang juga berdiri sendiri, akan tetapi ia mengambil tempat di tengah-tengah dunia sekitarnya. Keberadaan manusia ini disebut Dasein berada di sana di tempat. Desain manusia disebut juga eksistensi. Manusia berada” didalam dunia “. Desain berarti” berada di dalam dunia”. Hubungan sehari-hari antara manusia dan dunianya bersifat praktis, Dunia, yaitu segala sesuatu yang tidak berfungsi seperti yang semestinya.
  • 11. Menurut JEAN PAUL SARTRE (1905). Ia menyanjikan filsafat dalam bentuk roman dan pantas 11 dalam bahasa yang mampu menampakan maksudnya dihubungkan dengan hidup yang konkrit. Menurut eksistesialisme berikutnya, yang akan dibicarakan adalah filsafat yang diajarkan oleh KARL JASPERS (1883-1969). Poko persoalan filsafat yang paling penting baginya adalah bagaimana dapat menagkap “ada” atau “berada” (das Sein) dalam eksistensinya sendiri. Sehingga orang harus mencarinya dengan susa payah dengan melalui beberapa tahap. Sebuah benda yang konkrit, akan tetapi dunia ini sebenarnya hanya bersifat relatif saja. Menurut GABRIEL MARCEL (1889-1973), yang dilahirkan di Paris. Karya yang pertamanya yang bersifat eksistensialisme adalah Exsistence et Objectivete, atau “Eksistensi dan Obyektiftas” (1924). Tetapi karya-karnya tidak diuraikan secara sistematis. Itulah sebabnya sukar sekali untuk merangkumkan pandangannya. Hal ini mengakibatkan bahwa manusia adalah dirinya sendiri jikalau ia berpartisipasi dengan “berada” oleh karena itu manusia harus dibebaskan dari “pengasihan diri” itu. Pada hal dalam hubungan dengan orang lain itu hanya cinta-kasih yang sesuai dengan eksistensinya manusia, dan dalam kesetian itu manusia menghubungkan diri dengan orang lain di dalam ikrar dan mentransendiri hidup perasaannya yang berubah-ubah itu. Filsafat eksistensialisme menaruh perhatian yang besar sekali terhadap nasib manusia, sejak abad ke-19 segala sesuatu bersifat pribadi dipandang sebagai tidak bersifat ilmiah, sehingga kerung diperhatikan.