Dokumen tersebut membahas pengembangan model pembelajaran crowdsourcing di perguruan tinggi dengan memanfaatkan tren jejaring sosial. Model ini memungkinkan mahasiswa untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah secara terbuka melalui diskusi online serupa dengan aktivitas jejaring sosial. Meskipun ide dasarnya sederhana, pengembangan model ini memerlukan kreativitas dosen untuk memotivasi mahasiswa berinterak
Apakah saat ini Media Sosial ikut berperan dalam dunia pendidikan? Iya tentu, ini dapat dilihat dari banyaknya metode baru dalam dunia pendidikan yang banyak menggunakan media pembelajaran yang diambil dari media sosial. Kegiatan belajar pun menjadi lebih mudah saat media sosial digunakan dalam dunia pendidikan. Melalui media sosial pelajar dapat lebih kreatif dan mandiri dalam belajar, dengan demikian kualitas pelajar pun dapat meningkat, dengan meningkatnya kualitas pelajar tentu mutu pendidikan pun semakin baik.
Pendidikan merupakan dasar pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan yang rendah akar masalah dalam meningkatnya permasalahan sosial di masyarakat (Berlian,2017). Indonesia saat ini sedang dihadapi dengan problematika yang sangat rumit di segala bidang baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, moral dsb. Salah satu permasalahannya yaitu rendahnya mutu ketenagakerjaan. Dari hasil survey, latar pendidikan pekerja didominasi lulusan SD ke bawah dengan angka 52,40 juta lulusan SD kebawah; 22,97 SMP; 37,73 SMA; 16,26 diploma dan perguruan tinggi. Survey angkatan kerja nasional 2015 terdapat sebesar 60,52% ketidaksesuaian kualifikasi pekerjaan dengan latar pendidikan (BPS, 2019). Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan mentri pendidikan Nadiem Makarim memaparkan program “Merdeka Belajar” berkaitan dengan inovasi konsep masyarakat 5.0 dimana masyarakat berpusat pada manusia (human- centered) dan berbasis teknologi, sehingga diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang bahagia bagi masyarakat.. Untuk mendukung program tersebut, perlu di bangunnya budaya berbagi pengetahuan dan mengajak semua pihak untuk ambil bagian memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan cita-cita yaitu terlibatnya seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai janji kemerdekaan. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk menciptakan desain pengalaman penguna “Weekend Sharing” yang efektif sebagai sarana bagi volunteer untuk membuat kegiatan sharing knowledge serta untuk peserta mendaftarkan diri dalam event yang telah dibuat oleh volunteer dengan misi “Together Empowerment”. Model pengembangan ini menggunakan metode User-Centered Design yang mengacu pada experience pengguna sehingga dapat membuat aplikasi e-learning ini memiliki nilai usability yang cukup baik untuk digunakan oleh siswa dan pengajar. Disamping itu metode UCD bersifat iteratif yang artinya dapat menggali kebutuhan pengguna end-user yang dapat berubah-ubah secara langsung.
Apakah saat ini Media Sosial ikut berperan dalam dunia pendidikan? Iya tentu, ini dapat dilihat dari banyaknya metode baru dalam dunia pendidikan yang banyak menggunakan media pembelajaran yang diambil dari media sosial. Kegiatan belajar pun menjadi lebih mudah saat media sosial digunakan dalam dunia pendidikan. Melalui media sosial pelajar dapat lebih kreatif dan mandiri dalam belajar, dengan demikian kualitas pelajar pun dapat meningkat, dengan meningkatnya kualitas pelajar tentu mutu pendidikan pun semakin baik.
Pendidikan merupakan dasar pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan yang rendah akar masalah dalam meningkatnya permasalahan sosial di masyarakat (Berlian,2017). Indonesia saat ini sedang dihadapi dengan problematika yang sangat rumit di segala bidang baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, moral dsb. Salah satu permasalahannya yaitu rendahnya mutu ketenagakerjaan. Dari hasil survey, latar pendidikan pekerja didominasi lulusan SD ke bawah dengan angka 52,40 juta lulusan SD kebawah; 22,97 SMP; 37,73 SMA; 16,26 diploma dan perguruan tinggi. Survey angkatan kerja nasional 2015 terdapat sebesar 60,52% ketidaksesuaian kualifikasi pekerjaan dengan latar pendidikan (BPS, 2019). Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan mentri pendidikan Nadiem Makarim memaparkan program “Merdeka Belajar” berkaitan dengan inovasi konsep masyarakat 5.0 dimana masyarakat berpusat pada manusia (human- centered) dan berbasis teknologi, sehingga diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang bahagia bagi masyarakat.. Untuk mendukung program tersebut, perlu di bangunnya budaya berbagi pengetahuan dan mengajak semua pihak untuk ambil bagian memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan cita-cita yaitu terlibatnya seluruh lapisan masyarakat dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai janji kemerdekaan. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk menciptakan desain pengalaman penguna “Weekend Sharing” yang efektif sebagai sarana bagi volunteer untuk membuat kegiatan sharing knowledge serta untuk peserta mendaftarkan diri dalam event yang telah dibuat oleh volunteer dengan misi “Together Empowerment”. Model pengembangan ini menggunakan metode User-Centered Design yang mengacu pada experience pengguna sehingga dapat membuat aplikasi e-learning ini memiliki nilai usability yang cukup baik untuk digunakan oleh siswa dan pengajar. Disamping itu metode UCD bersifat iteratif yang artinya dapat menggali kebutuhan pengguna end-user yang dapat berubah-ubah secara langsung.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Pengembangan Model Pembelajaran Crowdsourcing di lingkup perguruan tinggi
1. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN CROWDSOURCING DI LINGKUP PERGURUAN TINGGI<br />Soetam Rizky Wicaksono<br />Program Studi S3 Teknologi Pembelajaran<br />Universitas Negeri Malang<br />NIM : 110121609138/DTEP 105023<br />Generasi social networking yang sedang berkembang saat ini di lingkup perguruan tinggi, diwarnai dengan mewabahnya situs-situs jejaring sosial yang diawali dengan kelahiran myspace, friendster dan yang paling mutakhir dan tidak bisa dipungkiri adalah keberadaan berbagai forum independen seperti kaskus serta jejaring sosial terpopuler di jagad raya saat ini yaitu facebook. Keberadaan jejaring sosial tersebut menyebabkan sebuah “kegaduhan” tersendiri di kalangan para mahasiswa sebagai pembelajar menjadi lebih “inovatif” dan hiperaktif di bidang yang tidak seharusnya.<br />Namun demikian, tren jejaring sosial tersebut bukannya tidak bermanfaat bagi proses pembelajaran, khususnya di lingkup perguruan tinggi. Sebuah penelitian telah membuktikan secara empiris, bahwa pengguna facebook dari praktisi akademisi di lingkup perguruan tinggi, benar-benar memanfaatkan jejaring sosial tersebut untuk kepentingan bertukar informasi atau konektifitas sosial, bukan hanya sebagai hiburan seperti pertukaran foto maupun update status terbaru (Joinson, 2008) .<br />Salah satu inti dari tren jejaring sosial adalah adanya proses kolaborasi yang tidak saling mengenal satu sama lain namun memiliki kesamaan minat (Shih, 2009). Dari tren yang sedang berkembang tersebut, dan demi mendapatkan sebuah situasi pembelajaran yang lebih dapat memotivasi para mahasiswa dalam mendapatkan ilmu, maka dapat dikembangkan model pembelajaran yang didalamnya memanfaatkan tren tersebut. <br />Salah satu riset yang secara empiris memanfaatkan tren jejaring sosial dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model crowdsourcing (Wicaksono(a), 2010;Wicaksono(b), 2010;Engstrom and Jewet, 2010). Crowdsourcing merupakan model yang terbuka bagi kelompok masyarakat tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu, memecahkan masalah yang kompleks atau menyumbangkan ide segar untuk topik tertentu (Howe, 2006). Sehingga dengan menggunakan model ini, maka para mahasiswa akan dipancing untuk menggunakan aktifitas yang mirip dan setara dengan aktifitas di jejaring sosial dalam mengerjakan tugas ataupun memecahkan masalah yang wajib didiskusikan.<br />Meski ide dasar pengembangan model crowdsourcing ini terlihat sederhana di dalam kepungan tren jejaring sosial saat ini, namun pengembangannya tidaklah semudah membalik telapak tangan. Sebab dibutuhkan kejelian dan kreatifitas dosen sebagai tenaga pengajar demi menggiatkan para mahasiswa dalam berdiskusi dan saling aktif berinteraksi satu sama lain secara terbuka sekaligus menjadikan proses belajar mengajar lebih menyenangkan. <br />Namun demikian, pengembangan model crowdsourcing dapat menjadi alternatif untuk proses pembelajaran yang lebih menyenangkan, khususnya di lingkup perguruan tinggi. Sebab dengan memanfaatkan tren yang ada diharapkan para mahasiswa dapat lebih termotivasi dan tidak lagi merasa terpaksa dan terkungkung dalam sebuah model diskusi yang kaku di dalam kelas. <br />Daftar Pustaka<br />Engstrom, Mary .E and Dusty Jewett, 2010, Collaborative Learning the Wiki Way, Tech Trends, vol. 49, number 6, pp 12 - 15<br />Shih, Clara Chung Wai, 2009, The Facebook Era, Prentice Hall:Boston<br />Howe, J. 2006. The rise of crowdsourcing, Wired. 14(6), http://www.wired.com/wired/archive/14.06/crowds.html, akses terakhir 10 September 2011<br />Joinson, Adam .N, 2008, ‘Looking at’, ‘Looking up’ or ‘Keeping up with’ People? Motives and Uses of Facebook, CHI 2008 Proceedings · Online Social Networks, April 5-10, 2008 · Florence, Italy, p. 1027-1036<br />Wicaksono, Soetam Rizky(a), 2010, Prototype of E-Collaborative Exam Through Wiki, Proceeding Vocational Education in IT Polytechnic Competitive Advantage in ICT, Politeknik Telkom Bandung 2010, hal. 1-4<br />Wicaksono, Soetam Rizky(b), 2010, Modeling Wiki as E-Collaborative Learning in Higher Education Environment, Proceeding SITIA 2010 ITS Surabaya volume 11, hal. 202-205<br />