TUGAS AKHIR TEORI EKONOMI MIKRO
Dosen: Dr Sigir Sardjono, M.Ec.
Nama kelompok :
Afifahtus Syaleha (1232200014)
Rifdaful hanifah (1232200029)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945
Prodi Ekonomi Pembangunan
This document contains sample questions and answers related to microeconomics theory. It includes questions about classical and ordinal utility approaches, indifference curves, budget constraints, and maximizing utility. For one question calculating the optimal quantities of two goods to maximize utility given income and prices, the answer is to purchase 1 unit of good X and 24 units of good Y, achieving maximum utility of 1,175. The document provides explanations and diagrams to illustrate microeconomic concepts.
Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro
Disusun oleh Kelompok 8
1. Evi Cantika Sari (1232000037)
2. Akbar Kurniawan (1232000038)
3. Alfiyanti (1232000039)
Dibawah naungan Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Teori nilai guna menjelaskan kepuasan yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang melalui konsep marginal utility dan total utility. Faktor seperti jangka waktu konsumsi, daya ingat, dan kualitas barang mempengaruhi nilai guna, sementara kebiasaan dan pencarian kenikmatan baru mempengaruhi perilaku konsumen. Nilai guna berakhir ketika barang habis dikonsumsi, rusak, atau konsumen bosan.
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku konsumen dan pendekatan kardinal dalam memahaminya. Pendekatan kardinal mengasumsikan bahwa utilitas dapat diukur secara kuantitatif dan berkurang seiring bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi (hukum utilitas marjinal menurun). Konsumen akan mencapai kepuasan maksimum ketika harga sama dengan utilitas marjinalnya.
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikrorizkadewi14
Dokumen tersebut berisi diskusi tentang teori ekonomi mikro yang meliputi konsep-konsep dasar seperti kepuasan konsumen, kurva indiferensi, kurva permintaan agregat, dan keseimbangan pasar. Terdapat beberapa soal dan jawaban yang menjelaskan konsep-konsep tersebut secara rinci.
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro vinonasurya1
Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro semester 2
Kelompok 9 Kelas M Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Dosen Pengampu: Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
This document contains sample questions and answers related to microeconomics theory. It includes questions about classical and ordinal utility approaches, indifference curves, budget constraints, and maximizing utility. For one question calculating the optimal quantities of two goods to maximize utility given income and prices, the answer is to purchase 1 unit of good X and 24 units of good Y, achieving maximum utility of 1,175. The document provides explanations and diagrams to illustrate microeconomic concepts.
Kumpulan Tugas Ekonomi Mikro
Disusun oleh Kelompok 8
1. Evi Cantika Sari (1232000037)
2. Akbar Kurniawan (1232000038)
3. Alfiyanti (1232000039)
Dibawah naungan Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Teori nilai guna menjelaskan kepuasan yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang melalui konsep marginal utility dan total utility. Faktor seperti jangka waktu konsumsi, daya ingat, dan kualitas barang mempengaruhi nilai guna, sementara kebiasaan dan pencarian kenikmatan baru mempengaruhi perilaku konsumen. Nilai guna berakhir ketika barang habis dikonsumsi, rusak, atau konsumen bosan.
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku konsumen dan pendekatan kardinal dalam memahaminya. Pendekatan kardinal mengasumsikan bahwa utilitas dapat diukur secara kuantitatif dan berkurang seiring bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi (hukum utilitas marjinal menurun). Konsumen akan mencapai kepuasan maksimum ketika harga sama dengan utilitas marjinalnya.
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikrorizkadewi14
Dokumen tersebut berisi diskusi tentang teori ekonomi mikro yang meliputi konsep-konsep dasar seperti kepuasan konsumen, kurva indiferensi, kurva permintaan agregat, dan keseimbangan pasar. Terdapat beberapa soal dan jawaban yang menjelaskan konsep-konsep tersebut secara rinci.
Kumpulan Soal Jawab Teori Ekonomi Mikro vinonasurya1
Tugas Akhir Teori Ekonomi Mikro semester 2
Kelompok 9 Kelas M Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Dosen Pengampu: Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Teori perilaku konsumen mempelajari bagaimana konsumen mengalokasikan sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukurnya.
Pengertian Elastisitas, Perilaku konsumen dan produksi
Elastisitas permintaan dan penawaran
Teori Kardinal dan Ordinal
Dimensi Jangka pendek dan jangka panjang
Model Produksi dengan satu faktor produksi variabel
Model Produksi Dua faktor produksi variabel
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku produsen dan analisis proses produksi dalam jangka pendek. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa produsen berusaha memaksimalkan laba dengan menentukan output dan kombinasi faktor produksi. Analisis proses produksi jangka pendek menggunakan konsep total product, average product, dan marginal product yang tunduk pada hukum menurunnya tambahan hasil.
Dokumen tersebut membahas tentang biaya produksi dan penjelasannya. Biaya produksi dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel, serta dijelaskan mengenai biaya rata-rata perusahaan seperti biaya rata-rata, biaya variabel rata-rata, dan contoh soal yang menunjukkan hubungan antara output, biaya, dan keuntungan.
Pendekatan ordinal atau indifference curvaHaidar Bashofi
Dokumen tersebut membahas pendekatan ordinal dalam teori utilitas konsumen, khususnya mengenai kurva indifference dan kurva konsumsi pendapatan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pendekatan ordinal menganggap kepuasan konsumen tidak dapat diukur namun dapat dibandingkan, serta menggunakan kurva indifference untuk menunjukkan kombinasi barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.
The document is a homework assignment in microeconomics theory for a group. It contains 9 questions related to concepts in microeconomics including consumer utility functions, indifference curves, budget constraints, and consumer equilibrium. For one question, the student is asked to calculate the optimal quantities of goods X and Y that maximize utility given a utility function and budget. The quantities calculated are X=1.22 and Y=24.4.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ekonomi secara umum. Secara ringkas, ilmu ekonomi membahas tentang: (1) pengelolaan sumber daya yang terbatas secara efisien, (2) dibedakan menjadi ekonomi mikro dan makro, (3) ekonomi mikro fokus pada perilaku individu dan pasar sedangkan ekonomi makro fokus pada perekonomian secara keseluruhan.
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdfIstnaPutri
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal, meliputi pengertian kurva indiferensi, garis anggaran, dan keseimbangan konsumen di mana konsumen mencapai tingkat kepuasan maksimum."
This document discusses production theory and the production function. It defines production as the process of transforming inputs into outputs. The production function represents the maximum output that can be produced from a given set of inputs using a certain technology. It provides equations to model production functions with one or more variable inputs. Isoquants and marginal product curves are introduced to graphically represent production functions with two or more variable inputs. The distinctions between short-run and long-run analysis are also explained.
PPT ini disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Ekonomi Mikro, Dosen Pengampu Dr.Sigit Sardjono, M.EC.
Pada BAB ini akan menjelaskan mengenai teori produksi dimana kita akan menghitung total biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi suatu barang/jasa
1. Tugas ini berisi soal-soal ekonomi mikro tentang teori konsumsi dan permintaan. Terdapat 9 soal yang membahas konsep-konsep seperti kurva indiferensi, fungsi utilitas, dan keseimbangan konsumen.
2. Diskusi lebih lanjut tentang sifat-sifat kurva indiferensi seperti bentuk cembung dan kemiringan negatifnya. Juga penjelasan mengenai pengaruh perubahan harga terhadap keseimbangan barang yang
BAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabelAnggi Indrianti
Model produksi dengan dua faktor produksi variabel melonggarkan asumsi adanya faktor tetap menjadi variabel. Isokuan menunjukkan kombinasi efisien dua faktor untuk output tertentu. Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor pada biaya tertentu. Keseimbangan dicapai pada titik isokuan dan isocost berpotongan.
Mankiew chapter 10 Eksternalitas indonesian versionRista airen
Dokumen tersebut membahas tentang eksternalitas, yaitu dampak tak terkompensasi dari tindakan seseorang terhadap orang lain. Ada dua jenis eksternalitas, yaitu negatif seperti polusi dan positif seperti pendidikan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai kebijakan pemerintah dalam menangani masalah eksternalitas seperti pajak dan subsidi."
Dokumen tersebut membahas tentang teori ekonomi mikro yang mencakup perilaku konsumen dan produsen, penentuan harga di berbagai pasar persaingan, kurva indifference, budget constraint, keseimbangan konsumen, dan derivasi kurva permintaan dan penggambaran kurva Engel."
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri pasar persaingan sempurna yang meliputi jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak, barang yang diperjualbelikan homogen, informasi terhadap pasar yang sempurna, serta penjual dapat keluar masuk pasar dengan mudah."
Teori perilaku konsumen mempelajari bagaimana konsumen mengalokasikan sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukurnya.
Pengertian Elastisitas, Perilaku konsumen dan produksi
Elastisitas permintaan dan penawaran
Teori Kardinal dan Ordinal
Dimensi Jangka pendek dan jangka panjang
Model Produksi dengan satu faktor produksi variabel
Model Produksi Dua faktor produksi variabel
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku produsen dan analisis proses produksi dalam jangka pendek. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa produsen berusaha memaksimalkan laba dengan menentukan output dan kombinasi faktor produksi. Analisis proses produksi jangka pendek menggunakan konsep total product, average product, dan marginal product yang tunduk pada hukum menurunnya tambahan hasil.
Dokumen tersebut membahas tentang biaya produksi dan penjelasannya. Biaya produksi dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel, serta dijelaskan mengenai biaya rata-rata perusahaan seperti biaya rata-rata, biaya variabel rata-rata, dan contoh soal yang menunjukkan hubungan antara output, biaya, dan keuntungan.
Pendekatan ordinal atau indifference curvaHaidar Bashofi
Dokumen tersebut membahas pendekatan ordinal dalam teori utilitas konsumen, khususnya mengenai kurva indifference dan kurva konsumsi pendapatan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pendekatan ordinal menganggap kepuasan konsumen tidak dapat diukur namun dapat dibandingkan, serta menggunakan kurva indifference untuk menunjukkan kombinasi barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.
The document is a homework assignment in microeconomics theory for a group. It contains 9 questions related to concepts in microeconomics including consumer utility functions, indifference curves, budget constraints, and consumer equilibrium. For one question, the student is asked to calculate the optimal quantities of goods X and Y that maximize utility given a utility function and budget. The quantities calculated are X=1.22 and Y=24.4.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu ekonomi secara umum. Secara ringkas, ilmu ekonomi membahas tentang: (1) pengelolaan sumber daya yang terbatas secara efisien, (2) dibedakan menjadi ekonomi mikro dan makro, (3) ekonomi mikro fokus pada perilaku individu dan pasar sedangkan ekonomi makro fokus pada perekonomian secara keseluruhan.
8.MODUL Teori Perilaku Konsumen_Ordinal5.pdfIstnaPutri
Modul ini membahas teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal, meliputi pengertian kurva indiferensi, garis anggaran, dan keseimbangan konsumen di mana konsumen mencapai tingkat kepuasan maksimum."
This document discusses production theory and the production function. It defines production as the process of transforming inputs into outputs. The production function represents the maximum output that can be produced from a given set of inputs using a certain technology. It provides equations to model production functions with one or more variable inputs. Isoquants and marginal product curves are introduced to graphically represent production functions with two or more variable inputs. The distinctions between short-run and long-run analysis are also explained.
PPT ini disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Ekonomi Mikro, Dosen Pengampu Dr.Sigit Sardjono, M.EC.
Pada BAB ini akan menjelaskan mengenai teori produksi dimana kita akan menghitung total biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi suatu barang/jasa
1. Tugas ini berisi soal-soal ekonomi mikro tentang teori konsumsi dan permintaan. Terdapat 9 soal yang membahas konsep-konsep seperti kurva indiferensi, fungsi utilitas, dan keseimbangan konsumen.
2. Diskusi lebih lanjut tentang sifat-sifat kurva indiferensi seperti bentuk cembung dan kemiringan negatifnya. Juga penjelasan mengenai pengaruh perubahan harga terhadap keseimbangan barang yang
BAB. 4 Model produksi dengan dua faktor produksi variabelAnggi Indrianti
Model produksi dengan dua faktor produksi variabel melonggarkan asumsi adanya faktor tetap menjadi variabel. Isokuan menunjukkan kombinasi efisien dua faktor untuk output tertentu. Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor pada biaya tertentu. Keseimbangan dicapai pada titik isokuan dan isocost berpotongan.
Mankiew chapter 10 Eksternalitas indonesian versionRista airen
Dokumen tersebut membahas tentang eksternalitas, yaitu dampak tak terkompensasi dari tindakan seseorang terhadap orang lain. Ada dua jenis eksternalitas, yaitu negatif seperti polusi dan positif seperti pendidikan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai kebijakan pemerintah dalam menangani masalah eksternalitas seperti pajak dan subsidi."
Dokumen tersebut membahas tentang teori ekonomi mikro yang mencakup perilaku konsumen dan produsen, penentuan harga di berbagai pasar persaingan, kurva indifference, budget constraint, keseimbangan konsumen, dan derivasi kurva permintaan dan penggambaran kurva Engel."
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri pasar persaingan sempurna yang meliputi jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak, barang yang diperjualbelikan homogen, informasi terhadap pasar yang sempurna, serta penjual dapat keluar masuk pasar dengan mudah."
Teori Ekonomi Mikro yang membahas terkait Perilaku Konsumen (Indifference Curve), Perilaku Produsen dan Penentuan Harga pada 4 macam Pasar yaitu pada Pasar Persaingan Sempurna, Pasar Persaingan Monopoli, Pasar Persaingan Monopolistik dan Pasar Persaingan Oligopoli.
Didalam slide diatas banyak pemahaman akan teori secara fundamental disertai dengan kurva sehingga kita dapat benar - benar memahami makna dari masing - masing bab tersebut diatas.
Sumber materi : Buku Teori Ekonomi Mikro oleh Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas akhir ini membahas tentang perilaku konsumen dan produsen dalam teori ekonomi mikro. Ada beberapa poin penting yang diangkat, yaitu:
1. Penjelasan pendekatan kardinal dan ordinal dalam mengukur tingkat kepuasan konsumen
2. Penggunaan kurva indifference dan budget constraint untuk menentukan kombinasi barang optimal bagi konsumen
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan preferensi konsumen
4. Konsep jangka pendek dan pan
indifference curve dan budget line approachAstana Ilmu
Dokumen tersebut menjelaskan pendekatan indifference curve dan budget line untuk memodelkan perilaku konsumen tanpa asumsi bahwa utility dapat diukur. Indifference curve mewakili berbagai kombinasi barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama, sementara budget line mewakili pilihan yang terbatas oleh pendapatan dan harga. Kondisi keseimbangan dicapai ketika indifference curve berpotongan dengan budget line.
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Teori konsumen menjelaskan upaya konsumen untuk mencapai kepuasan maksimal melalui konsumsi. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal yang mengukur kepuasan dan pendekatan ordinal yang membandingkan kepuasan. Kedua pendekatan menjelaskan konsep total utility, marginal utility, kurva indifference, dan keseimbangan konsumen.
Teori Perilaku Konsumen membahas dua pendekatan untuk memahami kepuasan konsumen, yaitu pendekatan nilai guna kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal menilai kepuasan berdasarkan urutan preferensi tanpa kuantifikasi."
1. Dokumen membahas tentang penentuan harga barang publik dan cara pemerintah menutup kerugian dalam penyediaan barang publik.
2. Pemerintah dapat mengenakan pajak, pungutan, atau menerapkan diskriminasi harga untuk menutup kerugian dalam menyediakan barang publik.
3. Teori kedua terbaik menyatakan bahwa pemerintah harus menyimpang dari penetapan harga berdasarkan biaya marginal jika ada distors
Dokumen tersebut membahas teori-teori perilaku konsumen dan konsep dasar yang terkait, seperti utilitas total dan marginal, hukum utilitas menurun, pendekatan kardinal dan ordinal, kurva indiferensi, garis anggaran, dan keseimbangan konsumen. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bagaimana teori-teori tersebut diterapkan untuk memahami perilaku konsumen dalam memilih barang dan jasa.
Dokumen tersebut membahas tentang teori konsumsi (prilaku konsumen), teori produksi, dan teori biaya. Secara khusus membahas tentang cara mengukur manfaat konsumsi, kendala konsumen, keseimbangan konsumen, fungsi produksi, biaya produksi, dan hubungan antara ketiganya.
Similar to TUGAS AKHIR TEORI EKONOMI MIKRO-1.pptx (20)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
1. x
TEORI EKONOMI MIKRO
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Nama kelompok :
Afifahtus Syaleha (1232200014)
Rifdatul Hanifah (1232200029)
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
2023
2. DAFTAR ISI
2.1 Perilaku konsumen…………………………...BAB IV
2.2 Tugas…………………………………………..BAB IV
3. Perilaku Produsen……………………………...BAB V
4. Toeri Biaya Produksi …………………………..BAB VI
5. Diskriminasi …………………………………….BAB X
6. Pasar Persaingan Sempurna ………………...BAB VII
7. Pasar Monopolistik……………………………..BAB IX
8. Pasar Monopoli ………………………………...BAB X
9. Pasar Oligopoli………………………………….BAB XI
4. Property Indiference Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang
keliru (doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen
mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik. Sesungguhnya, ukuran
utility yang digunakan tidak bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat
subjektif.
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak
realistik karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang
akan berubah. Orang memiliki income meningkat tersebut bisa membeli
kombinasi yang lebih banyak yang semula tidak bisa dibeli. Dengan kombinasi
yang baru ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasannya bertambah.
Tugas 2.1 Indifference Curve Approach
5. 1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori
indifference curve memerlukan adanya beberapa anggapan
(asumsi), yaitu:
a) Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b) Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal
of money).
c) Utility dinyatakan secara ordinal.
d) Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama
semakin berkurang
e) (diminishing marginal utility).
f) The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa
komoditi.
g) Consistency and transitity of choice.
6. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna marginal adalah
pertambahan atau pengurangan kepuasan akibat dari pertambahan atau
pengurangan satu unit komoditi tertentu. Berkaitan dengan keadaan ini dalam
teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, pertambahan utilitas
yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Seperti
telah dinyatakan sebelumnya, setiap barang mempunyai kemampuan untuk
memberikan daya guna kepada pemakainya.
Dengan demikian, semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin
besar pula jumlah daya guna total yang diperoleh. Semakin banyak barang
yang dikonsumsi semakin besar pula jumlah daya guna yang diperoleh
konsumen. Jadi, asumsi ini diperlukan untuk menggambarkan perilaku
konsumen secara lebih riil. Bila tidak, daya guna akan bertambah terus tanpa
batas, yang berarti konsumen tidak pernah merasa puas sehingga berusaha
terus menambah tingkat konsumsinya.
7. 2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum
Diminishing Marginal Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika
konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka
ia harus bersedia mengurangi barang y dengan jumlah
tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of
Substitution Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula
dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C.
Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan
barang X yang sama pengorbanan (pengurangan)
barang Y itu semakin lama semakin berkurang. Lihat
gambar di bawah ini AA">BB" dan seterusnya.
Gambar Kurva IC
8. Dari gambar di samping kanan menunjukkan
konsumen mengonsumsi kombinasi A, B, C,
dan D akan memberikan kepuasan (utility)
yang sama. Hal ini dikarenakan kombinasi
tersebut terletak pada satu IC yang sama.
kombinasi barang X dan Y yang
memberikan kepuasan sama
Gambar Kurva indifference
9. 3. Sifat-Sifat Indifference Curve
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return,
yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka
jumlah barang Y yang ada akan dikurangi.
Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka
barang X yang akan dikurangi.
Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
10. 4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin
Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar
Keterangan gambar di samping kombinasi X dan Y
pada indeference curve akan berubah dengan
adanya penambahan jumlah barang X dan Y
menjadi kuna IC1 dan IC2 ini tidak akan saling
memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada
pada IC yang berbeda.
Gambar IC yang lebih jauh dari origin
memberikan kepuasan lebih tinggi
11. 5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan
kombinasi di titik 8. Kombinasi di titik A memberikan
utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini
disebabkan terletak pada IC1.
Gambar Dua IC tidak saling berpotongan
12. 4.4.2. Kendala Anggaran (Budget Contraint)
Untuk mengetahui kombinasi mana yang akan
memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen
dari berbagai kombinasi yang ada pada curve indifference
maka perlu diketahui kombinasi-kombinasi yang mana
yang dapat dicapai oleh konsumen berdasarkan batasan
penghasilannya. Garis yang menghubungkan titik
kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dicapai oleh
konsumen.
13. BPX. (X) + Py. Y Keterangan:
B = Anggaran
Px Tingkat Harga X
Py= Tingkat Harga Y
Cara membuat garis anggaran
(budget line) tersebut di atas ialah
menghubungkan dua titik kombinasi ekstrem
antara barang X dan Y. Kombinasi ekstrem
ialah kombinasi yang terjadi bila pendapatan
konsumen seluruhnya dibelikan dengan
barang X berarti barang Y= 0 dan bila
pendapatan konsumen dibelikan seluruhnya
barang Y berarti barang X = 0.
14. 4.4.3. Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi
konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi
konsumen antara curve indifference dengan kurva
anggaran , atau apabila yang seharusnya diperbuat
sama dengan apa yang diperbuat. Konsumen ingin
menikmati titik D pada IC tetapi dara yang tersedia
tidak mencukupi. Konsumen dapat menikmati titik C
pada IC tetapi konsumen juga dapat menikmati titik E.
Gambar Kombinasi yang memberikan
kepuasan optimal
Kombinasi yang memberikan guna yang maksimal bagi
konsumen ialah kombinasi A karena dengan jumlah
uang yang ada konsumen mampu mendapatkan
kombinasi barang terbanyak.
15. Keseimbangan konsumen yang optimal
Dari gambar diatas, titik kombinasi D memberikan
utilitas paling tinggi, karena kombinasi di titik D terletak
di IC yang paling jauh dari titik orgin. tetapi, dalam
gambar di atas ditunjukkan dengan garis anggaran BL.
Dengan adanya kendala anggaran kombinasi yang bisa
dipilih ada 3, yaitu A, B, dan C.
Dari ketiga kombinasi yang memberikan utilitas paling
tinggi adalah kombinasi yang berada di titik B.
Kombinasi di titik B ini disebut dengan keseimbangan
optimal. Pada hakikatnya di titik B terjadinya kurva BL
(garis anggaran) bersinggungan dengan kurva IC atau
slope BL sama dengan slope IC sehingga bisa
dirumuskan sebagai berikut:
lope BL = Slope ICSlope IC= MRS MUY/Mux
Slope BL = Py/Px
Py/Px = Muy/Mux
Muy/Mux = Mux/Px
Gambar keseimbangan optimal
16. 4.4.4 Perubahan Utilitas Konsumen
Ada 2 faktor yang akan menyebabkan berubahnya
kombinasi guna maksimal ini:
1. Berubahnya salah satu dari harga barang
Dari gambar di bawah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum terjadi perubahan, harga barang X jumlah
yang diminta barang X sebanyak OQ1 dan barang Y
yang diminta OY1. Kombinasi barang X dan Y yang
dibeli berada di titik E1. Suatu ketika harga barang X
turun dan lainnya tetap. Turunnya harga barang X
menyebabkan jumlah yang diminta bertambah menjadi
0Q2 dan barang Y jumlah yang diminta turun menjadi
sebesar OY2. Dengan turunnya harga barang X
kombinasi barang X dan Y berubah menjadi E2 Jika
titik potong E1 dan EZ dihubungkan dengan sebuah
garis maka garis itu disebut dengan price cunsumtion
curve (PCC).
Gambar kurva price
consumption curve
17. 2. Berubahnya pendapatan konsumen
Jika harga barang X dan Y tidak berubah
kombinasi yang dikehendaki/dibeli konsumen adalah
E1 Suatu ketika pendapatan konsumen meningkat.
Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan
preference konsumen terhadap barang X dan Y
berubah, tidak lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah
pada titik E2.
Fenomena ini digambarkan garis anggaran
(budget line) dan indifference curve akan bergeser kiri
dan sejajar Bilamana pendapatan konsumen turun
maka kedua curva di atas akan bergeser ke kanan dan
sejajar pula. Bila titik singgung antara kurva anggaran
(budget line) dan indefference yang lama dan yang
baru dihubungkan, maka garis yang menghubungkan
kedua titik itu disebut Income Counsumption Curve
(ICC).
Gambar kurva income
consumption curve
18. 3. Perubahan harga pada barang normal dan inferior
Perubahan harga pada barang normal
Dengan daya beli yang meningkat akibat turunnya
harga barang X konsumen membeli barang X dan Y
dengan kombinasi E3 ke E2. Perubahan kombinasi
yang dibeli dari kombinasi E3 ke E2 ini disebut dengan
income effect. Income effect dari gambar di atas
sebesar X2-X3. Substitusi efek dan income effect
disebut total efek (total effect), yaitu sebesar X1-X3.
Income effect dari E3 ke E2 di atas menunjukkan
barang X adalah barang normal. Hal ini ditunjukkan
dengan income effect dari E3 ke E2
Dampak perubahan harga
barang normal
19. Perubahan Harga pada Barang Inferior
Berbeda dengan penjelasan di atas, untuk Gambar
4.15 di bawah ini memperlihatkan dampak
perubahan harga pada barang inferior. Semakin
murahnya barang X menghasilkan efek
pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X
yang diminta berkurang. Perubahan kombinasi dari
E1 ke E3 adalah price efect (efek harga) sebesar
X1-X3, perubahan dari kombinasi E3 ke E2 adalah
income effect atau sebesar E3 ke E2 sebesar X3-
X2 Jadi total efeknya adalah sebesar E1 ke E2
atau sebesar X1-X2
Dampak perubahan harga barang inferior
20. 4.4.5 Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
Pada saat harga barang X sebesar $2 jumlah
yang diminta sebesar 0Q1. Harga barang X
turun menjadi $ 1.8 jumlah yang diminta
barang X meningkat menjadi sebesar 002
Perhatikan jumlah barang X yang diminta pada
grafik di atas dan bawah besarnya sama. Jika
titik E1 dan E2 dihubungkan membentuk kurva
demand.
21. 4.4.7 Bentuk Indifference Curve
Kurva Indifference yang linier
menunjukkan adanya subtitusi sempurna
Kurva IC substitusi sempurna
untuk mendapatkan barang X lebih banyak
penggantian barang Y dan X dengan jumlah yang
sama. Hal ini menunjukkan barang X dan Y mempunyai
substitusi yang sempurna Pengurangan barang Y
sebesar AC sama besarnya dengan penambahan X
sebesar CB
Kurva Indifference curve yang berupa huruf L
menunjukkan barang komplemen
Kurva IC barang komplemen
Barang Y ditambah atau dikurangi
tidak bisa digantikan dengan barang X.
22. 4.4.6 Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang
menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan
jumlah barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang
pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat
pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi).
Jika kita menggunakan konsep elastisitas, maka Kurva
Engel tiada lain memperhatikan permintaan terhadap
pendapatan. Jadi Kurva Engel atau elastisitas
permintaan-pendapatan menunjukkan karakteristik
suatu barang terhadap perubahan pendapatan
masyarakat, yang dapat diklasifikasikan sebagai
barang normal, inferior, giffen.
Derivasi Kurva Engel
23. x
4.4.8 Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve
1. Kritik
Kritik terhadap pendekatan indifference curve
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu
tidaklah mudah.
b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan
adanya kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi
karena masih adanya faktor-faktor lainyang membuat
konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X
c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect
advertising, past behavior of stock.
24. 2. Aplikasi menghitung utilitas konsumen dengan fungsi
Contoh :
Diketahui suatu fungsi utility beserta nilai dari pendapatan
harga. Fungsi utility = XY dan besarnya incom (1) = $1.000.
harga barang X (Px) = $10 dan Py = $20. hitunglah kuantitas
barang X dan barang Y yang mengoptimumkan kepuausan
konsumen.
Jawab :
L = Fungsi Tujuan – λ Fungsi Kendala
= U (XY) + λ (Persamaan garis anggaran)
= U (XY) + λ (I + Px X – Py Y)
= XY + λ (1000 -10X – 20 Y)
Temukan turunan parsial untuk X, Y dan λ karena kita akan
menemukan nilai X, Y, dan λ yang memaksimumkan utility.
1. ∂ L/∂ X = Y – 10 λ = 0 λ = 1/10 Y
2. ∂ L/∂ Y = X – 20 λ = 0 λ = 1/20 X
3. ∂ L/∂ λ = 1000 – 10X – 20Y = 0 X = 100 – 2 Y
1/10 Y = 1/20 X
4. λ = λ Y = 2X
5. X = 100 - 2 Y
X = 100 - 4 X
5 X = 100
X = 20 dan Y = 40
6. Jadi barang X yang dibeli sebanyak 20
unit dan barang Y sebanyak 40 unit
7. Recheck, apakah ini meme0 - nuhi
syarat kedua nilai X dan Y kita masukkan
persamaan garis anggaran
(1000 – (10.20) – (20.40))
26. x
Soal dan Jawaban Ekonomi Mikro Hal 181 No 15, 16, 17, 19, 20 dan 26
15. Jelaskan mengapa kurva IC berbentuk konveks (cembung) terhadap titik nol. Bagaimana jika IC berbentuk garis yang
linier.
Jawaban:
Karena hal ini kurva IC menunjukkan derajat penggantian barang yang semakin menurun, derajat penggantian ini
digunakan untuk mengetauhi berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain agar kepuasan
yang diterima tetap sama atau tingkat kesediaan konsumen untuk melepaskan suatu barang yang tertentu agar
mendapatkan tambahan barang yang lain, maka dari itu sering disebut Marginal Rate of Substitution (MRS).
Jadi kurva IC berbentuk garis linier tidak akan bisa sebab sifat kurva IC tidak akan berbentuk garis linier karena adanya
suatu perbedaan tambahan barang yang berbeda dari barang X ataupun barang Y dan konsumen ingin mengoptimalkan
barang yang diperoleh mencapai kepuasan yang diperlukan atau sama.
Tugas 2.2
27. 16. Jelaskan mengapa kurva IC turun dari kiri atas ke kanan bawah?
Jawaban:
Hal ini disebabkan karena proses pengurangan barang Xini jika dibuat grafiknya makin berbentuk cembung
ke arah titik orgin. Garis ini tidak mungkin berbentuk garis lurus dari kiri ke kanan bawah atau berbentuk
cekung ke arah origin. karena perbandingan antara pertukaran barang Y untuk mendapatkan barang X
tidaklah konstan ataupun bertambah melainkan selalu kurang.
28. 17. Jika ada suatu pemikiran bahwa marginal utility uang adalah konstan adalah pemikiran yang bodoh. Betulkah??
Jawaban:
Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan. Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin
memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur
tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya seseorang makin
besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang sama. Hal ini disebabkan oleh semakin
banyak uang yang dimilikinya semakin rendah penilaiannya terhadap uang. Untuk menghindari kemungkinan
tersebut diperlukan asumsi ini. Di samping itu, juga sukar kita bayangkan ada orang Indonesia yang mempunyai
daya guna marginal terhadap uang sama dengan nol, yang berarti bahwa ia sudah cukup "puas dengan jumlah
uang yang dimilikinya dan tidak berusaha untuk menambahnya karena setiap penambahan uang yang
diperolehnya justru akan menurunkan tingkat daya guna. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa uang harus
mempunyai nilai subjektif yang tetap
29. 19. Jelaskan mengapa dua IC tidak saling berpotongan.
Jawaban:
Hal ini disebabkan kurva IC mempunyai sifat-sifat yaitu:
Kurva IC memiliki nilai miring negatif.
Kurva IC berbentuk cembung terhadap titik 0 atau origin.
Dua IC tidak akan saling berpotongan.
Karena pada gambar kurva dibawah kombinasi di titik A memberikan utilitas sama
dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di
titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan
terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik B
sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang
ada di titik B tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada
IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
30. x
20. Derivasikan kurva demand dari kurva PCC.
Jawaban:
Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah yang diminta.
Misalkan harga barang X mengalami penurunan sedangkan harga barang Y tetap, maka BL akan
berubah dari BL ke BL1 ke BL2. Sekarang keseimbangan berubah dan titik A ke titik B ke titik C. Atas
dasar perubahan yang terjadi dapat ditarik kesimpulan hubungan antara jumlah barang X yang diminta
(diturunkan dan titik A, B, dan C) karena perubahan harga Hubungan itu tiada lain adalah kurva
permintaan. Jadi kurva permintaan adalah keseimbangan konsumen (keinginan optimal konsumen
untuk membeli suatu barang pada satu kendala tertentu). Bila titik-titik keseimbangan A, B, C pada
kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price Consumption Curve
(FCC), yaitu garis yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan tingkat harga,
dengan asumsi tingkat pendapatan tetap.
Pada saat harga barang X sebesar $2 jumlah yang diminta sebesar 0Q1. Harga barang X turun
menjadi $ 1.8 jumlah yang diminta barang X meningkat menjadi sebesar 002 Perhatikan jumlah
barang X yang diminta pada grafik di atas dan bawah besarnya sama. Jika titik E1 dan E2
dihubungkan membentuk kurva demand.
31. 26. Tunjukkan dengan kurva adanya pengaruh price effect, substitusi effect, dan total effect.
Jawaban:
Keterangan: semakin murahnya barang x menghasilkan efek
pendapatan yang negatif yaitu jumlah barang x yang diminta
berkurang.Perubahan kombinasi dari El ke E2 adalah price effect
sebesar E3 ke E2 sebesar X3- X2.Jadi total effect sebesar El ke
E2/sebesar X1-X2.
Subtitution effect
Price effect
Keterangan: Berubahnya kombinasi barang x dan y yang
dikonsumsi yang dikonsumsi dari titik El ke E3 sebesar X1-X2.
Jadi total effect dari kurva diatas ditunjukkan dengan subtitusi
effect dan income effect yang disebut total effect yaitu sebesar
X1-X3.
33. Tugas 2.3 perilaku produsen
Tiga proses produksi di atas bila digambarkan
sebagai berikut:.
gambar 5.1 Proses Produksi
34. 5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI
jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka
panjang". Ukuran jangka waktu tidak sama antara industri satu
dengan industri lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan
waktu hanya hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang
hitungan bulan bahkan tahun. Bagi perusahaan jangka pendek
dapat sangat pendek sekali. Umumnya adalah dalam industri di
mana sumber-sumber tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam
industri tersebut sangat sedikit jumlahnya atau dapat ditambah dan
dikurangi dalam jangka pendek.
35. 5.2. FUNGSI PRODUKSi
Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam ekonomi
dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara
faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi.
suatu barang tertentu. Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk
menghubungkan output dengan input. Jumlah output yang dihasilkan suatu
perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat
menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang
digunakan, atau karena sumber- sumber bias. Dikombinasikan dengan berbagai
perbandingan untuk menghasilkan suatu barang, output juga bisa ditingkatkan
dengan menjumlahkan salah satu sumber sedang jumlah sumber lain yang
digunakan tetap tak berubah.
36. Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan
sebagai berikut:
Q = F (C,L,B,S)
di mana :
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B= Bahan Baku
S = Skill
Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang
menunjukkan jumlah udang yang dihasilkan dari luas
tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya
makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan jam
kerja karyawannya. Hubungan antara output dan
input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier.
37. x
bentuk fungsi linier:
Q= a + bx
Bentuk Kurvanya
Bentuk kurva
Quadratik
Q=a+b1x+b2x²
bentuk fungsi cubic
Q = a + b1x+b2x²+b3 X³
38. 5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori
ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP
(marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah
tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja.
MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
• AP = TP/Labor
• MPTP2-TP1
•Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
•MP = à TP/a L
39. 5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Di- minishing Returns)
kita menambah faktor produksi variabel itu
secara terus-menerus. Produksi total itu akan
bertambah terus tetapi dengan tambahan
yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah
tertentu akan mencapai maksimum dan
kemudian menurun. Hal ini terjadi karena
adanya Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (Law of Diminishing
Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada
Gambar 5.1.
tabel 5.1 Hubungan antara faktor produksi
tenaga kerja, tanah, TP, AP, dan MP
40. Jika kita lihat Gambar 5. 2 di atas, sumbu horizontal
menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal
menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan Q. Dalam
hal ini faktor produksi tanah dianggap sebagai faktor
produksi tetap. Dengan tambahan tenaga kerja yang
terus- menerus, mula-mula jumlah produksi meningkat
dan biasanya dengan tambahan yang semakin besar,
kemudian dengan tambahan tenaga kerja berikutnya
jumlah produksi total juga meningkat tetapi dengan
tambahan produksi yang semakin kecil.
Gambar 5.2 Kurva TP, MP, AP
41. 5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP
Dalam hubungan produksi jangka pendek,
di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan
faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal
suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah
faktor produksi variabel itu secara terus-menerus.
Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan
tambahan yang semakin kecil dan setelah suatu
jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian
menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum
Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang Law of
Diminishing Returns. Keadaan ini dapat dilihat pada
Gambar 5. 2. Jika ada tambahan tenaga kerja yang
terus-menerus mula-mula jumlah produksi meningkat
dan biasanya dengan tambahan yang semakin besar.
Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat
penting untuk dipahami karena posisinya sangat
menentukan kegiatan produsen dalam melakukan
kegiatan usahanya. Pertama, hubungan antara
produksi marjinal MP dan produksi total TP. Pada
saat produksi total TP mengalami perubahan
peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang
menurun, maka pada saat itu kurva produksi marjinal
MP mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada
saat kurva produksi total TP mencapai titik
maksimum, maka kurva MP memotong sumbu
horizontal, artinya produksi marjinal MP sama dengan
nol. Kedua, hubungan antara produksi rata-rata AP
dan produksi marjinal MP.
42. 5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi
rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat berguna
untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor
produksi. Pada Gambar 5.1 kita membagi fungsi
produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu
tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap 1 ditandai dari
produksi awal hingga AP yang maximal. Tahap II
dimulai dari AP maximal hingga MP-nya sama
dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP yang mulai
menurun.
• Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum
produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi
marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP).
Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya
AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada
stage (tahap) ini TP juga bertambah.
• Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik
maksimal sampai pada saat produksi total (TP)
mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal
(MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang
tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih
terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena
efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu
proses produksi semakin banyak labor yang dipakai
menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin
berkurang.
•Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP
menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor
ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah
dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP)
menurun terus
43. 5.4. PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor
produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang
disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
5.4.1. Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasi teknis antara dua inputyang bervariabelyang menghasilkan
suatu tingkat output tertentu" Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi yang
berbeda-beda dari dua sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama.
Kurva isoquant ini digambarkan pada Gambar 5.3 dengan sumbu horizontal
menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor
capital. Titik-titik di sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan
capital yang menghasilkan 100 unit.
44. 2. Sifat dari Kurva Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan
ciri-ciri kurva indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva
isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan
jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata
lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal
menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang
tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak
dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
Gambar 5.3 Kurva Isoquant
45. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga
tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik
khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah:
MRTS di C=-AK/AL
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya:
•K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
•K1/L1< K2/L2 proses produksinya labor intensif.
46. x
4. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk Isoquant yang Linier
Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya
substitusi input kapital dan labor adalah sempurna. Substitusi kapital dan
labor secara sempurna ini dalam dunia nyata tidak pernah bisa terjadi.
Dalam suatu proses produksi tidak mungkin hanya dilakukan labor saja atau
kapital saja. Dalam proses produksi mesti ada minimal kapital dan ada
minimal labor.
47. Bentuk Isoquant yang Input output
Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di atas
menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor.
Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum
saja. Setelah itu tidak terjadi substitusi. Sebagai contoh, di suatu
perusahan yang sudah menggunakan peralatan yang modern,
dibutuhkan sedikit operator mesin saja. Demikian sebaliknya, pada
usaha kerajinan yang membutuhkan peralatan minimal saja.
48. 5.4.2. Iso-biaya (Isocost)
1. Pengertian Isocost Iso-biaya
Isocost adalah Kurva yang menunjukkan kedudukan dan
titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor
produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran
tertentu. Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari
sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan dengan harga
tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran
ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu. Letak iso-
biaya ini tergantung pada besarnya anggaran belanja
perusahaan serta harga faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi oleh perusahaan yang bersangkutan.
49. 2. Gambar Kurva Isocost
Gambar 5.4 Kurva Isocost
Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi
kapital adalah Pk, harga labor adalah Pl dan
besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau semua
dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat
barang kapital sebanyak M/Pk unit.Jika semua dana
dibelikan labor maka akan didapat labor sebanyak
M/P! unit. Jika kedua titik itu dihubungkan maka akan
mendapat sebuah garis yang disebut dengan "garis
Isocost".
Slope kurva Isocost adalah
=M/Pk: M/Pl=M/Pkx Pl/M = Pl/Pk
Sedang Fungsi TC = PIL+PKK
50. 3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
•Harga faktor produski labor turun atau naik
sedang lainnya tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau
naik sedang lainnya tetap.
• Jumlah modal (dana) berubah berkurang
atau bertambah.
51. a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski
Labor Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga labor bertambah
murah maka kurva isocost
bergesar ke kanan dari KL2
menjadi KL3. Dan jika harga
labor bertambah mahal maka
kurva isocost bergesar ke kiri
dari KL2 menjadi KL3.
52. b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi
Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi
K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari
K2L menjadi K3L.
53. c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana)
Berubah Berkurang atau Bertambah
jika jumlah modal bertambah besar maka kurva
isocost bergesar keatas dari K2L2 menjadi K3L3.
Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva
isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K111.
54. 5.4.3. Ekuilibrium Produsen
menjelaskannya membutuhkan
dua alat pokok, yaitu garis anggaran
belanja isocost dan peta isoquant.
Ekuillbrium produsen bisa diartikan
sebagai suatu keadaan seimbang di mana
produsen mendapat keuntungan
maksimum dan tidak ada dorongan untuk
mengubah-ubah tingkat produksi atau
dalam penggunaan faktor-faktor
produksinya. Artinya, apabila produsen
mengurangi atau menambah tingkat
produksinya maka keuntungan yang
diperoleh akan berkurang, atau apabila
penggunaan kombinasi input ditambah
atau dikurangi maka keuntungan akan
menjadi Jebih kecil.
Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi
yang optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah
anggaran tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi
tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan
dengan kombinasi faktor produksi yang paling rendah
biayanya least cost combination. Keadaan dan jumlah
produksi yang optimum itu digambarkan pada Gambar 5. 5.
Kombinasi yang lain misalnya pada titik 8 tidak akan dipili,
karena titik Bada di luar garis anggaran perusahaan iso-
biaya, yang berarti bahwa walaupun titik B menunjukkan
jumlah produksi yang lebih tinggi, tetapi anggaran
perusahaan tidak cukup untuk membiayainya. Demikian pula
pada kombinasi C, tampak bahwa besarnya anggaran pada
kombinasi C dan kombinasi A sama tingginya, hanya saja
kombinasi C memberikan jumlah produksi yang lebih rendah
karena terletak pada kurva isoproduk 0 yang lebih rendah
daripada kurva isopoduk 1 di mana titik A berada.
55. Pada Gambar 5.5 di bawah, titik C menunjukkan produksi yang optimum di
mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Dengan demikian, posisi
keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan
kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi:
MRTS = Slope Iso Quant
-MPI/MPK-Pl/Pk
Pl. MPk Pk. MPI
Persamaan diatas masing-masing ruas
kiri dan kanan dibagi Pl. PC maka hasil:
PI.MPk = Pk.MPI
Pl Pk Pl Pk . Pk
MPK = MPI
Pk PI Gambar 5.5 Produk optimum
56. Untuk memudahkan pemahaman dengan keseimbangan produsen kita bisa mencermati
contoh-contoh dengan perhitungan numerik seperti di bawah ini:
Contoh 1:
Misalkan harga labor $6/hour dengan MPI = 42 unit. Sedangkan harga kapital Pk
= $ 10 dengan MPk 80. Apakah produsen bisa memproduksi dengan kombinasi
K dan secara optimum?
Dari data di atas:
•Produktivitas Labor
= MPI/PI=42/6-7 unit setiap $.
•Produktivitas Kapital
= MPk/Pk 80/10 = 8 unit setiap $
Dari data di atas produsen belum bisa mencapai keseimbangan karena syarat
utama keseimbangan yang MPI/PI MPK/Pk tidak terpenuhi. Dari hasil
penghitungan harga labor terlalu mahal. Mestinya dengan produktivitas 42 unit
per jam harga labor harusnya $5.5 bukan $ 6.
57. 5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Expantion path atau jalur perluasan adalah
suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost
combination LCC di berbagai isoquant. Least cost
combination adalah suatu titik yang menunjukkan
ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk
tertentu. Jadi produsen yang mempunyai uang yang
akan digunakan untuk ongkos produksi yang semakin
lama semakin besar dan ingin memperluas
produksinya, maka agar diperoleh ongkos yang paling
kecil dia harus mengombinasikan penggunaan input-
input L dan K pada titik-titik garis expantion path.
Kalau kemudian katakanlah terjadi peningkatan
dalam jumlah anggaran perusahaan, sedangkan
harga faktor produksi kapital dan labor tetap, maka ini
berarti bahwa perusahaan akan mampu
meningkatkan jumlah faktor produksi yang
digunakannya dan akan mampu pula meningkatkan
jumlah produksi barang x yang dihasilkannya.
Gambar 5.6 Jalur ekspansi
58. 5.4.5. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C
adalah kapital dan Q adalah output maka:
=L+C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
= aL+aC bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan
(1) b> a; (2) b = a; dan (3) b < a.
Apabila terjadi:
1. b> a disebut dengan increasing return to scale Misalkan input labor dan kapital
ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%.
2. ba disebut dengan cosntant return to scale Misalkan input labor dan kapital
ditambah 20% maka output meningkat sebesar 20%
3. bx a disebut dengan decreasing return to scale Misalkan input labor dan kapital
ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 10%.
59. Increasing return to scale
Gambar 5.7 Isoquant yang
increasing
return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output
bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di
atas jika input ditingkatkan dua kali lipat output
seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi
meningkat lebih dari 200 unit. Pada gambar di
atas diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
60. Cosntant Return to Scale
jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah
lebih dari 2 kali lipat. Dani gambar di atas jika input
ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi
200 unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan
isoquant yang titik-titik.
Gambar 5.8 Isoquant yang return constant
scale
61. Decreasing Return to Scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah
lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar di atas jika input
ditingkatkan dua kali lipat output meningkat tidak
menjadi 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200
unit. Pada gambar di atas diperlihatkan dengan
isoquant yang titik-titik.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses
produksi lebih efisien, yaitu:
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin
banyak terlibat dalam proses produksi tenaga
kerjanya semakin terampil.
2. Penggunaan teknologi.
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.
4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
Gambar 5.9 Isoquant yang return constant scale
62. 5.4.6. Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line)
Pada umumnya setiap fungsi produksi akan
membentuk satu peta isoquant di mana antara
isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tidak
saling berpotongan Isoquant yang terletak semakin
jauh dan titik 0 menunjukkan tingkat output yang
semakin besar. Dalam memproduksi suatu tingkat
output ada batas dalam memilih kombinasi input labor
atau kapital. Dengan mempertimbangkan peta
isoquant pada gambar di bawah kita dapat membaca
sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan
menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
Gambar 5.10 Kombinasi faktor produksi yang ekonomis
63. 5.4.7. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)
jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan
menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan
atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik
keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara
isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan
(expansion path). Bagi perusahaan yang ingin
meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat
output tertentu disebut dengan least cost resources
combinations. Perbedaan Gambar 5.7 dan 5.8 adalah
kalau Gambar 5.7 ridge-line hanya menunjukkan
berbagai kombinasi faktor produksi mana yang
efisien. Sedangkan Gambar 5.8 menunjukkan
kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan
ongkos terkecil.
Gambar 5.11 Kombinasi faktor produksi yang ekonomis
65. 6.1.1. Pengertian ProduksiDalam kegiatan produksi untuk mengubah input
menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang
diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dan input tersebut yang
merupakan biaya produksi dan output. Produksi menunjuk pada jumlah input yang
dipakai dan jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya produksi
menunjuk pada biaya perolehan input tersebut (nilai uangnya). Biaya produksi
sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam menentukan jumlah output
sehingga pemahaman tentang konsep dan definisi biaya produksi, bagaimana
biaya bervariasi dengan perubahan output, dan bagaimana biaya produksi
diestimasi secara empiris harus benar- benar dipahami.
6.1. BIAYA PRODUKSI
Terminologi biaya mengandung banyak pengertian dan penafsiran yang
berbeda sesuai dengan landasan pokok penglihatannya. Sebagaimana
dikemukakan oleh Maurice Clark, "different costs for different purposes",
pengertian biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Sebelum
memasuki uraian tentang konsep biaya tersebut di atas, terlebih dahulu
dikemukakan tentang pengertian beberapa istilah biaya.
66. 6. 1. 2. Periode Waktu Pembebanan Biaya Dalam analisis biaya terdapat jangka waktu yang
dinamakan jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu yang
sedemikian pendek sehingga pemisahan dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang
digunakan. Jika perlu kita dapat membayangkan suatu jangka waktu yang sedemikian
pendek sehingga tak ada sumber yang dapat diubah jumlahnya. Kemudian dengan
memperpanjang jangka waktu yang dibicarakan maka perusahaan dapat mengubah jumlah
salah satu sumber. Dengan memperpanjang jangka waktu maka semakin banyak sumber
yang menjadi variabel sehingga akhirnya semua sumber menjadi variabel. Setiap jangka
waktu yang terletak antara jangka waktu di mana tak ada sumber yang variabel danjangka
waktu di mana hanya satu sumber yang variabel dinamakan jangka pendek, tetapi untuk
memudahkan uraian kita akan menggunakan batasan yang lebih keras. Kemungkinan untuk
mengubah jumlah berbagai sumber tergantung pada sifat dan syarat pembelian sumber-
sumber tersebut. Beberapa sumber, seperti tanah dan gedung dapat disewa untuk jangka
waktu tertentu, atau jika mau dijadikan tanah milik, diperlukan suatu jarak waktu untuk
memperolehnya.
67. 6. 1. 3. Biaya Implisit, Alternatif, dan Eksplisit 1. Biaya Implisit Biaya implisit
merupakan perkiraan jumlah pendapatan yang seharusnya diperoleh apabila
sumber daya yang digunakan tersebut digunakan dalam usaha terbaik lainnya. Ide
dasar konsep ongkos dalam analisis ekonomi berdasar pada prinsip ongkos
alternatif the alternative cost principle. Dalam keadaan full employment dan jika
input-input telah dialokasikan secara efisien di antara barang-barang dan jasa yang
dihasilkan, kenaikan produksi dari suatu output harus diikuti oleh penurunan output
alternatif yang lain, atau dengan perkataan lain kenaikan output tertentu harus
mengorbankan output yang lainnya. Misalnya, penggunaan tenaga kerja dalam
pembuatan pabrik mesin cuci dan almari es, kenaikan produksi almari es akan
menyebabkan penurunan produksi mesin cuci karena tenaga kerja yang digunakan
di pabrik mesin cuci harus dipindahkan ke pabrik almari es karena adanya
peningkatan produksi tersebut sehingga untuk memproduksi sesuatu output tertentu
harus mengorbankan beberapa alternatif produksi yang lainnya. Pengeluaran yang
dibuat oleh seorang pengusaha produsen biasanya merupakan ongkos eksplisit
karena hanya merupakan pembayaran untuk pembelian input saja. Misalnya
pembelian untuk membeli bahan-bahan mentah, barang setengah jadi, pembayaran
overhead berbagai macam, serta pengeluaranuntuk penyusutan.
68. 2. Biaya Alternatif Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi untuk suatu output
tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan hilang dan altematif produksi yang
menggunakan input di mana input tersebut digunakan untuk memproduksi output
tertentu di atas. Prinsip ini dikenal dengan nama alternative cost principle atau
opportunity cost principle. Biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan bagi
pemilik merupakan kewajiban eksplisit maupun kewajiban implisit. Kewajiban ini
cukup besar untuk dapat memperoleh dan menarik berbagai sumber untuk
digunakan olehperusahaan. Biasanya biaya perusahaan hanya meliputi kewajiban
eksplisit saa Jadi biaya produksi menurut pandangan ahli ekonomi berbeda dan
biasanya lebih besar dari biaya perusahaan menurut akuntansi. Biaya produksi
alternatif atau biaya produksi oportuniti untuk menghasilkan satu unit barang X
adalah sama dengan jumlah barang Y yang harus dikorbankan supaya faktor
produksi yang tertentu itu dapat digunakan untuk menghasilkan x dan bukan Y.
Jumlah tersebut juga menunjukkan besarnya ongkos sosial dalam menghasilkan
barang X.
69. 3. Biaya Eksplisit Biaya ekplisit adalah biaya nyata diderita danatau yang
umum dibebankan pada produksi. Pada dasarnya, perkiraan ini berasal dari
transaksi yang dilakukan perusahaan atas pemberian faktor-faktor produksi
dalam rangka usahanya. Dari segi pandangan ilmu ekonomi, sebenarnya
produsen tersebut masih harus mengadakan perhitungan yang lebih terperinci
lagi. Dalam hal ini, sebenarnya produsen tersebut telah menginvestasikan baik
waktu maupun uangnya dalammenghasilkan barang X. Kalau produsen tidak
melibatkan waktu dan uangnya dalam bisnis tersebut sebenarnya ia dapat
menginvestasikannya dalam bisnis lain. Pengeluaran untuk biaya produksi
barang X dan produsen tersebut sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi
dua macam biaya, yaitu biaya produksi eksplisit explicit cost dan biaya
produksi implisit implicit cost.
70. 4. Konsep Biaya Lainnya Biaya eksternal adalah biayakerugian yang diderita oleh pihak
lain sebagai akibat dari kegiatan usaha perusahaan. Sedangkan konsep biaya akuntansi,
mengartikan biaya sebagai biaya eksplisit saja, yang merupakan jumlah pembelian
faktor-faktor produksi dalam rangka perusahaan. Berbeda dengan konsep biaya
akuntansi, konsep biaya ekonomi atau yang juga sering disebut opportunity cost atau
alternative cost mengartikan biaya produksi sebagai produksi lainnya yang dikorbankan
akibat penggunaan sumber daya pada produksi yang bersangkutan.
5. Teori Biaya Tradisional dan Modern Teori biaya dari teori ekonomi
dibagi dua, yaitu teori biaya tradisional dan teori biaya modern. Agar
tidak menimbulkan kebingungan bagi para mahasiswa pada tingkatan
elementer, kali ini hanya diperkenalkan pada konsep teori biayayang
tradisional saja. Teori biaya tradisional adalah teori biaya yang sampai
sekarang ini dianut secara luas, yaitu teori biaya dengan kurva biaya
total, biaya variabel, dan biaya marginal yang berbentuk U. Dalam
bagian ini akan diuraikan teori biaya tersebut dengan pendekatan
jangka pendek dan jangka panjang.
71. 6.1.4. Biaya Produk Jangka
Pendek dan Jangka
PanjangBiaya produksi
didasarkan pada
periode/waktu dapat dibagi
menjadi:
1. Biaya produksi jangka
pendek.
2. 2. Biaya produksi
jangka panjang.
1. Teori Biaya Tradisional Jangka Pendek dan Jangka
PanjangSebagaimana dikemukakan pada uraian terdahulu, salah
satu atau beberapa faktor produksi dalam jangka pendek adalah
tetap. Sesuai dengan terminologinya, biaya tetap konstan sampai
dengan tingkat skala perusahaan tertentu sedangkan biaya
variabel merupakan fungsi dan produksi.Analisis Biaya Jangka
PendekUntuk menganalisis biaya produksi jangka pendek
sebaiknya menggunakan pendekatan secara total cost, dan dibagi
dalam dua unsur cost, yaitu: 1 Biaya tetap atau fixed cost (FC).2.
Biaya variabel atau variable cost (VC).Biaya tetap (FC) ialah biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada waktu tertentu.
Biaya ini tidak tergantung dengan jumlah produksi.Biaya variable
(VC) ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada
waktu tertentu, dan biaya ini besar kecilnya tergantung pada
jumlah produk yangdihasilkan.
TC = TFC + TVC
TFC=TC-TVC
TVC=TC-TFC
72. Ciri-ciri dari kedua golongan biaya ini:
1. Fixed cost secara total ialah tetap, tetapi biaya per satuan akan variabel. Semakin besar produk yang
dihasilkan maka biaya tetap per satuan akan bertambah kecil namun begitu tidak akan menjadi 0 (nol).
2. Biaya variabel secara total adalah variabel, tetapi biaya variabel per
satuan dalam jangka pendek adalah konstan
Dari gambar di atas terlihat kurva TVC,
berawal dari titik nol. Artinya biaya variabel
itu tidak ada atau nol jika perusahaan tidak
berproduksi.Perhatikan Gambar 6.2 di
bawah. TFC berupa garis lurus yang
horizontal. Hal ini dikarenakan berapa pun
produksinya, biaya fixed cost-nya tetap.
Dari gambar tersebut digambarkan
besarnya TFC adalah 80. TFC ditambah
TVC sama dengan TC. Oleh karena itu,
bentuk TC menyerupai TVC dan selisih
kurva TC dan TVC adalah jarak sebesar
TFC, yaitu selisihnya 80.
73. Analisis Biaya Jangka PanjangDalam analisis cost produksi jangka panjang
pendekatan yang akan dipakai sebaiknya pendekatan cost secara per
satuan (rata-rata) berdasarkan produk yang dihasilkan.Dalam pendekatan
ini maka biaya rata-rata dipisahkan menjadi:
1. Biaya Tetap Rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC) Biaya tetap rata-
rata ini adalah total fixed cost dibagi dengan jumlah produkAFC =
TFC/QBiaya ini, baik jangka panjang maupun jangka pendek,
mempunyai sifat sama, yaitu semakin besar produk yang dihasilkan
maka AFC-nya semakin kecil tetapi tidak akan nol (0).
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC)Biaya
variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi dengan jumlah produk
yang dihasilkan:AVC=TVC/QAVC ini dalam jangka panjang akan
berbeda sifatnya dengan AVC jangka pendek. AVC jangka pendek
besarnya adalah konstan, sedangkan jangka panjang AVC ini
mempunyai sifat-sifat berikut: mula-mula AVC ini turun kemudian pada
jumlah produksi tertentu AVC ini akan naik. Di dalam grafik bentuk AVC
akan seperti U.
74.
75.
76. 6. 2. KURVA BIAYA RATA-RATA DAN BIAYA MARGINAL JANGKA PENDEK DAN
PANJANG
6. 2. 1. Kurva Rata-Rata Jangka Pendek Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu tingkat
produksi tertentu, kita temukan adanya biaya produksi rata-rata jangka pendek yang
sama besarnya dengan biaya rata-rata jangka panjang. Keadaan ini dapat digambarkan
seperti pada Gambar 6. 7 6 mana pada tingkat produksi X tampak bahwa kurva SAC
menyinggung kurva LAC Pada saat itu kurva biaya marjinal jangka pendek SMC harus
berpotongan dengan kurva biaya marjinal jangka panjang. Artinya, biaya marjinal jangka
panjang. Hal ini dapat kita pahami karena pada saat produksi lebih kecil daripada X
misalnya pada X akan tampak bahwa biaya rata-rata jangka pendek lebih tinggi
daripada biaya rata- rata jangka panjang seperti yang ditunjukkan oleh SC, dan LC pada
saat itu berarti bahwa biaya total jangka pendek STC lebih tinggi daripada biaya total
jangka panjang LTC.
77. 6. 2. 2. Kurva Rata-rata Jangka Panjang Seperti yang telah
disinggung di depan apa yang dimaksud dengan jangka panjang
sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan waktu. Para
ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses
produksi di mana semua faktor produksi bersifat vaniabel. Artinya,
jumlahnya dapat diubah-ubah. Sebenarnya keadaan produksi
jangka panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi
jangka pendek. Dapat pula dikatakan sebaliknya, bahwa keadaan
produksi jangka pendek merupakan suatu potret pada suatu saat
tertentu dari rangkaian film yang diputar. Rangkaian film itu sendiri
dapat diartikan sebagai jangka panjang. Dengan gambaran lain
dapat dikatakan bahwa biaya produksi rata-rata akan semakin
murah apabila kita menghasilkan barang dengan jumlah yang
semakin banyak. Keadaan ini disebut dengan skala ekonomis
tetapi pertambahan jumlah produksi itu ada batasnya karena
dengan terlalu banyaknya barang yang dihasilkan kapasitas
manajemen perusahaan menjadi semakin terbatas dan
perusahaan akan semakin rumit dalam mengendalikan atau
mengawasi bekerjanya perusahaan.
78. 6. 2. 3. Biaya Marginal Jangka Panjang Bagaimana marginal
jangka panjang dapat dijelaskan dengan singkat Biaya marginal
jangka panjang adalah perubahan biaya total karena perubahan
satu unit output bila perusahaan punya banyak waktu untuk
menghadapi perubahan output dengan mengubah skala
perusahaan. Definisi pada hakikatnya sama saja dengan definisi
biaya marginal jangka pendek kecuali bahwa perubahan biaya
diihat dan suatu jangka panjang dan bukannya suatu jangka
pendek.
Keadaan ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 6.7 di mana
pada tingkat produksi X2 tampak bahwa kurva SAC menyinggung
kurva LAC. Pada saat itu kurva biaya marjinal jangka pendek (SMC)
harus berpotongan dengan kurva biaya marjinal Jangka panjang.
Artinya biaya marjinal jangka panjang sama dengan biaya marginal
jangka pendek. Hal ini dapat kita pahami karena pada saat produksi
lebih kecil daripada X2, misalnya pada X1, akan tampak bahwa biaya
rata-rata jangka pendek lebih tinggi daripada biaya rata-rata jangka
panjang seperti yang ditunjukkan oleh SAC > LAC.
79. 6.3. TINGKAT OUTPUT OPTIMUMTingkat output di mana biaya
rata-rata jangka pendek paling rendah adalah tingkat output di
mana skala pabrik tertentu paling penting dipergunakan. Pada
tingkat ini input sumber-sumber per unit output adalah yang paling
rendah. Tingkat output ini dinamakan "tingkat output optimum".
Istilah optimum yang kita gunakan di sini artinya "paling efisien".
Berapa pun besar skala pabrik yang dibuat oleh perusahaan, output
dengan biaya rata-rata yang minimal adalah tingkat output yang
optimal bagi skala pabrik tersebut. Seperti yang akan kita lihat
nanti, tingkat output optimum untuk suatu skala pabrik tertentu
tidaklah sama dengan tingkat output di mana perusahaan
mendapat laba yang paling besar. Laba tergantung pada
pendapatan biaya.
80. 6.4. HUBUNGAN LMC DENGAN SMCLMC
kepanjangan dari Long Run Marginal Cost (biaya marginal jangka
panjang). Sedangkan SMC kepanjangan dari Short Run Marginal
Cost (biaya marginal jangka pendek). Bila perusahaan telah
membangun skala perusahaan yang sesuai untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu, biaya marginal jangka pendek sama
dengan biaya marginal jangka panjang pada jumlah output tersebut.
Dalam Gambar 6.7 jumlah output tertentu tersebut adalah X2.
Skala perusahaan SAC menghasilkan output X3 dengan biaya per
unit lebih kecil dari skala perusahaan yang lain. SMC sama dengan
SAC pada output X3.
81. 6.4.1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kurva Biaya Rata Jangka Panjang (LAC)
TurunFaktor-faktor yang menyebabkan kurva biaya rata-rata (LAC) turun dengan
perubahan output dan skala perusahaan dinamakan "ekonomi skala". Dua ekonomi
skala yang penting adalah (1) pembagian dan spesialisasi tenaga kerja dan (2)
semakin besar kemungkinan untuk menggunakan teknologi maju atau mesin yang
lebih besar.
6.4.2. Disekonomi SkalaSuatu pertanyaan biasanya muncul, mengapa
sesudah skala perusahaan cukup besar untuk mendapatkan keuntungan-
keuntungan ekonomi dan skala perusahaan yang lebih besar, pertambahan
skala perusahaan lebih lanjut menyebabkan timbulnya nefisiensi. Sepintas
lalu kelihatannya bahwa dengan adanya penambahan skala perusahaan lebih
lanjut paling sedikit dapat mempertahankan ekonomis skala perusahaan.
Jawaban yang biasanya diberikan pada persoalan tersebut adalah bahwa
terdapat batas-batas efisiensi manajemen dalam mengawasi dan
mengoordinasi sebuah perusahaan. Pembatasan-pembatasan ini dinamakan
diseconomics of scale.
82. 6.5. TEORI BIAYA MODERN
Teori biaya modern adalah sebagaimana dikemukakan oleh
George Stigler pada tahun 1939. Menurut Stigler perusahaan
biasanya memelihara kapasitas cadangan. Cadangan ini
dimaksudkan sebagai strategi perusahaan menghadapi
perubahan-perubahan ataupun gangguan atas usahanya. Dengan
demikian, dalam jangka pendek kurva biaya rata-rata bervariabel
berbentuk seperti cawan tidak lagi berbentuk U Untuk jangka
panjang, kurva biaya rata-rata (LAC) berbentuk huruf L
83. 6.5.1. Teori Biaya Modern Jangka
PendekSebagaimana teori biaya tradisional,
dalam teori biaya modern,
biayadiklasifikasikan atas biaya tetap dan
biaya variabel. Perbedaan utama antara teori
biaya tradisional dengan modern adalah
adanya kapasitas cadangan pada teori biaya
modern.Beberapa alasan kapasitas cadangan
tersebut antara lain:
84. Misalkan kapasitas minimal yang diperkirakan
adalah pada tingkat produk sebesar QA dan
kapasitas maksimal QB. Kapasitas normal
perusahaan berada di antar QA dan QB. Dalam
interval QA dan QB dua alternatif yang dapat
ditempuh
85. Sama seperti teori biaya tradisional, pada
titik ini minimum, biaya per unit (AC) sama
dengan biaya marginal (MC). Berbeda
dengan teori biaya tradisional, persamaan
antara MC dengan AVC dimulai dari tingkat
produksi QA (minimum skala optimal)
sampai dengan tingkat produksi QB
(maksimal skala optimal). Kurva biaya total
per unit AC dapat dilihat pada Gambar 6.11.
86. 6.5.2. Teori Biaya Modern Jangka PanjangUntuk jangka panjang,
biaya dapat diklasifikasi atas biaya produksi dan biaya manajemen.
Biaya produksi per unit (AC) menurun tajam pada awal interval skala
ekonomi produksi dan selanjutnya menurun perlahan-lahan.
Penurunan biaya produksi tersebut merupakan hasil dari skala
ekonomi produksi.Skala ekonomi produksi dimaksud bersumber dari
beberapa faktor sebagai berikut:1. Manfaat dan desentralisasi dan
peningkatan kemampuan. 2. Biaya reparasi yang lebih rendah pada
tingkat tertentu.3. Skala perusahaan yang lebih besar
memungkinkan integrasi maupun diversifikasi yang lebih fleksibel.
87. Dari kedua komponen biaya di atas dapat disimpulkan
bahwa biaya produksi per unit turun perlahan-lahan pada
skala produksi yang sangat besar, sedangkan biaya
manajemen naik secara perlahan-lahan. Penurunan biaya
produksi relatif lebih besar ataupun sama dengan
peningkatan biaya manajemen. Sebagai hasilnya, diperoleh
kurva biaya jangka panjang yang berbentuk L ataupun yang
terus melandai pada skala yang lebih besar, sebagaimana
digambarkan pada Gambar 6.12 dan Gambar 6.13
88. Berbeda dengan teori biaya tradisional di mana kurva
biaya jangka panjang merupakan sampul dari
keseluruhan kurva biaya jangka pendek. Dalam teori
modern masing-masing kurva jangka panjang
berpotongan dengan kurva biaya jangka panjang. Logika
ini bersumber dari kenyataan bahwa perusahaan pada
umumnya beroperasi pada tingkat interval kapasitas
normal. Menurut hasil studi pada umumnya perusahaan
beroperasi pada tingkat kapasitas 2/3 sampai dengan 3/4
kapasitas perusahaan. Hal ini digambarkan pada kurva
di bawah ini.
90. 10.7. DISKRIMINASI HARGA10.7.1.
Sifat Dasar Diskriminasi HargaProdusen harus berusaha memperluas pasar,
misalnya dengan mengadakan promosi dan advertensi mengenai barang-
barang yang dihasilkannya. Di samping itu, perluasan pasar dapat ditempuh
juga dengan mengadakan diskriminasi harga. Diskriminasi harga bukan
menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda, melainkan biaya
produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau
lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih.
Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk memperluas pasar
dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Dua
pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki elastisitas permintaan
yang berlainan dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah dijual di
pasar yang satu dijual kembali di pasar yang lain oleh pembeli di salah satu
pasar tersebut.
91. Kondisi Terjadinya Diskriminasi HargaTiga kondisi sebagai
awal dapat terjadinya diskriminasi harga:Pembeli-pembeli
mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda
secara tajam.Para penjual mengetahui perbedaan-
perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam
kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-
beda.Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual
kembali barang-barang yang dibeli.
92. Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Diskriminasi harga
derajat pertamaDiskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di mana seorang
produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Cara yang
ditempuh ialah produsen monopolis menentukan harga yang berbeda untuk sebap jumlah
barang yang berbeda. Diskriminasi derajat pertama ini juga bisa disebut dengan
"diskriminasi pribadi". Tawar menawar terjadi setiap kali transaksi perorangan,
menyesuaikan pada pendapatan pembeli, dan menyesuaikan harga pada konsumen.
Diskriminasi harga derajat pertama sering dilakukan oleh dokter, pengacara, dan profesi-
profesi lain sudah lama melakukannya. Contohnya adalah. dokter yang berpraktik di kota-
kota kecil yang memungkinkan biaya sesuai dengan kemampuan pasiennya.b.
Diskriminasi Harga Derajat KeduaProdusen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap
kelompok jumlah pembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua adalah versi yang
lebih sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan
kelompok-kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum, listrik
secara progresif bagi kelompok yang berbeda.Diskriminasi Harga Derajat KetigaUntuk
diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul-betul menjual barang di pasar yang
berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi tingkat tiga
adalah pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang dikelompokkan
berdasarkan daerah geografis
93. 10.7.2. Pembagian Pasar Penjualan yang BerbedaMonopolis dapat dan
lebih menguntungkan untuk memecah pasar prodoknya menjadi dua atau
lebih pasar. Dalam keadaaan itu dia akan mengenakan harga yang
berbeda untuk produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus
dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus
sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli
dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di pasar
dengan harga yang lebih mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan
harga yang ingin dipertahankan Sang Monopolis. Kedua, elastisitas
permintaan pada masing masing tingkat harga harus berbeda di antara
pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama maka
penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil. Elastisitas permintaan
bisa dilihat dari kecondongan dari kurva demand-nya. Semakin condong
semakin elastis Kedua pasar atau lebih bila dilihat kurva demand-nya
harus mempunyai kecondongan yang berbeda.
94. Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan cara Sang Monopolis
harus membagi penjualannya atas dua atau lebih pasar. Untuk setiap penjualan, dia harus
membagi penjualannya di antara berbagai pasar sedemikian rupa sehingga pendapatan
marginal dalam setiap pasar sama dengan pendapatan marginal dalam pasar yang lain.
Diskriminasi harga sering dijumpai dalam industri public utility. Perusahaan listrik
biasanya memisahkan pemakaian untuk industri dan pemakaian untuk rumah tangga.
Dengan menggunakan meter yang berlainan untuk masing-masing penggunaan
memungkinkan perusahaan untuk memisahkan kedua pasar tersebut. Elastisitas
pemakaian komersil lebih tinggi dari elastisitas pemakaian rumah tangga. Oleh karena
itu, pemakaian komersil dikenakan tarif yang lebih rendahDiskriminasi harga timbul
untuk menghindarkan pemakai komersil ini menggunakan pembangkit tenaga listrik
sendiri. Pemakai komersil yang besar mempunyai kemungkinan, tidak saja untuk
menggunakan sumber listrik yang lain bahkan dapat membangkitkan sendiri tenaga
listrik yang dibutuhkannya. Pasar bisa dipisahkan oleh biaya pengangkutan dan pajak
Elastisitas kurva permintaan yang dihadapi oleh penjual di pasar luar negen biasanya
lebih tinggi dan elastisitas permintaan dalam negeri .Walaupun penjual mungkin
merupakan monopolis di pasaran dalam negeri, dia mendapatkan bahwa di luar
negeri dia menghadapi saingan dan negeri lain. Substitusi untuk barangnya di
pasaran dunia menaikkan elastisitas kurva permintaan luar negeri yang dihadapinya
95. 10.7.3 Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan NumerikMelihat Penetapan Harga
Diskriminasi secara Grafik Gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan
oleh garis MC. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan kata lain,
produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan
yang relatif inelastis, sementara permintaan kelompok B lebih tinggi elastisitasnya Setiap kurva
permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan berusaha
memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga di
mana MC = MR.
Produsen memproduksi barang X sebanyak Q1Q2
dengan biaya produksi MC yang konstan sebesar OL.
Produsen hendak melakukan kebijakan diskriminasi
harga pada kedua pasar yang berbeda, yaitu Pasar A
dan Pasar B. Pasar A mempunyai elastisitas permintaan
yang lebih elastis. Sedang Pasar B kurva permintaan
yang kurang elastis. Pada gambar di atas terlihat yang
lebih elastis lebih condong mendatar kurvanya. Tujuan
kebijakan diskrimasi harga ini penjual menginginkan laba
maksimum untuk kedua pasar Agar labanya maksimum
penjual harus menetapkan harga dengan MC = MR.
96. Dari penjelasan tersebut dan melihat gambar di atas, output sebesar 0102
akan dijual pada dua pasar Sebanyak 001 dijual pada pasar A dan output
sebanyak 002 dijual pada pasar B. Agar keuntungan penjual maksimal, ia
menetapkan harga dengan kaidah MR = MC Dengan kaidah MR = MC di
pasar A harga jual produknya sebesar Opa dan di pasar B harga jual
produknya sebesar OPb. Untuk menetapkan harga di masing-masing pasar
potongkan kurva MC = kurva MR. Tibk potong MR = MC di gambar atas
berada di K untuk pasar A dan di titik M untuk pasar 8. Pada bitk potong
tersebut tarik garis verokal memotong garis horizontal yang menggambar
banyaknya output dan sampai memotong kurva permintaan di masing-
masing pasar Dari gambar di atas terlihat pasar yang mempunyai kurva
permintaan yang kurang elastis harganya lebih tinggi2. Melihat Penetapan
Harga Diskriminasi secara Numerik
98. Pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya
pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang.
Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama
produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama
konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
8.1.1. Pengertian Pasar Pengertian pasar dalam teori
ekonomi
99. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara
teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar,
yaitu:
a. Pasar Persaingan
Sempurna
b. Pasar Persaingan
Monopolistik
c. Pasar Monopoli
d. Pasar Oligopoli
101. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan
pembeli. Penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar (harga akan
tetap). Sebab itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan
sumbu horizontal (sumbu jumlah barang). Dengan demikian penjual di pasar sebagai
pengikut harga pasar (price taker).
Gambar 8.1 pasar persaingan sempurna yang
mendapatkan laba
102. 8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
01
03
02
Jumlah penjual dan
pembeli sangat banyak.
Barang yang
diperjualbelikan
homogen/identik.
Penjual bisa keluar
masuk di pasar dengan
mudah dan Informasi
terhadap pasar
sempurna
103. penjelasan
1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak
Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing-masing pembeli maupun penjual
tidak dapat memengaruhi pasar.
2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen Identik
Jenis barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut adalah homogen atau satu jenis saja identik. Barang
homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama.
3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah
Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar. Sedang konsumen dengan bebas
memilih dalam pembelian barang tersebut di pasar.
4. Informasi terhadap Pasar Sempurna
Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah
maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian juga jika ada produsen penjual yang
mengetahui ada bahan baku yang harganya lebih murah maka produsen penjual yang lain juga segera
mengetahuinya.
104. Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, Kurva permintaan
itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang
yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada
Gambar 8.1.
105. Kita perhatikan dari tabel di atas,
perusahaan dalam persaingan sempurna
produsen tidak dapat memengaruhi harga
barang per satuan, maka kurva penerimaan
total akan bersifat linier, berbentuk garis
lurus, mulai dari titik asal 0 karena harga
adalah konstan maka besarnya P, AR, dan
MR mempunyai nilai yang sama sehingga
kurvanya berimpit menjadi satu.
Hubungan Antara tingkat harga
106. 8. 2. 2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal,
harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan
kaidah MC MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk
dengan MR MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh
nilai MC dan MR bersifat centainty bisa diperhitungkan.
107. Terlihat harga yang menjamin laba maksimal
adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar
OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang
besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba
(TR- TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya
AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba maksimal adalah sebesar
P=OP1 dan Q=0Q1
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Laba
108. Harga yang menjamin rugi minimum sebesar
OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC
adalah OP2KQ1 dan besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar
P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi
per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin rugi minimal sebesar
P = OP2 dan Q = OQ1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Gambar 8.4 Perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna yang
memperoleh kerugian
109. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
Harga yang menjamin laba normal sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah
O12KQ1 dan besarnya TR adalah sama OP1KQ1.
Terlihat besar AC yang paling rendah.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin
labaa normal sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah
Gambar 8.5 Perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna yang
memperoleh laba normal
110. 8.2.3 Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka
Pendek
Jangka waktu yang demikian pendeknya, sehingga jika terjadi permintaan
barang meningkat dan produsen tidak mampu meningkatkan produksinya serta
tidak ada waktu untuk menambah perusahaan baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat
mengalami 3 hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal (Gambar 8.5)
b. Mendapat laba normal (Gambar 8.3).
c. Menderita kerugian (Gambar 8.4)
111. Perusahaan yang mengalami kerugian memutuskan tetap berproduksi, dengan posisi
ekuilibrium yang dipilih yaitu rugi yang minimum. AVC masih bisa tertutup dari hasil
penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup. dikarenakan kerugian
sebesar AFC. Harga (P) saat ini di bawah SAC dan di atas SAVC. Artinya, ongkos
tetap (FC) masih bisa ditutup oleh kelebihan P1 atas AVC serta ongkos variabel bisa
ditutup.
Pada harga P = AVC, perusahaan tidak
perlu tutup usaha, jika tutup usaha dengan
melanjutkan usaha kondisi kerugiaanya
sama yaitu KL. Titik ini disebut shortdown
point.
Gambar 8.6 Perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna yang memperoleh
kerugian
112. Jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama bagi produsen untuk
meningkatkan produksi untuk dipasarkan atau mendirikan perusahaan baru untuk
menaikkan produksinya jika terjadi kenaikkan permintaan barang. Perusahaan-
perusahaan hanya akan mendapatkan normal profit saja (impas/break even),
laba yang diperoleh akan mendorong perusahaan baru masuk ke pasar. Ini akan
meningkatkan jumlah produksi (supply). Jumlah produksi bertambah dapat
menyebabkan harga jual turun.
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
dalam Periode Jangka Panjang
113. Jika harga mencapai P = LAC, setiap
perusahaan hanya akan menghasilkan laba
normal. perolehan keuntungan selalu hanya
memperoleh keuntungan normal dengan
MR=MC=AC pada saat AC minimum.
Profitabilitas hanya menerima keuntungan
normal dan keluar dari pasar jika harga
turun sedikit.
Gambar 8.7 Perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna dalam jangka
panjang yang memperoleh laba normal
114. 8.2.4 Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang
Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang
diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien
agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak
ada inovasi.
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak.
Perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat.
Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar
persaingan sempurna.
115. Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC =Q² - 4Q + 40 dan P= $20.
Ditanya:
a. Apakah perusahaan rugi/laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah produksi berkurang?
c. berapa labanya.
Jawab:
TR = PXQ=20Q
MR = TR! = 20
TC = Q² – 40 + 40
MC = TC! = 2Q – 4
Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal: MR = MC
MR = MC MR = 24
20 = 2Q – 4 MR = MC
Q = 12 24 = 2Q - 4
TR = $ 240 Q = 10
TC = 144 - 48 + 40 = $136 TR = $240
Laba = $240 - $136 = $104 TC = 100 – 40 + 40 = 100
Jika naik menjadi $ 25 Laba = $240 - $100 = $140
Maka TR = 24 Q
8.2.5 Contoh Perhitungan Numerik
117. 9.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual
dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan
deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product differentiation adalah
membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus, merek,
pelayanan yang baik, dan lain sebagainya.
118. lanjutan
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat
unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam.
Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun
mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena
jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak
mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
119.
120. dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopilo dapat
mengalami tiga hal, yaitu :
1. Mendapat laba
supernormal
2. Mendapat laba
normal
3. Mendapat
kerugian
9.2 tiga kondisi yang bisa dialami persaingan monopolistik
121. Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak
OQ1 dan b besarnya laba P1P2LK. Dan pada
kaidah ini harga dan output yang menjamin
laba maksimal dengan menggunakan
1. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat
laba supernormal
122. Pada kaidah MR = MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output yang
dijual sebanyak OQ1 dan b besarnya
laba P1P2LK. Dan kaidah ini guna
menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal.
2. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat
laba normal
123. Pada kaidah MR=MC harga jual produk
sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1.
Biaya rata rata (AC) lebih besar dari dari
penerimaan rata rata (AR). Kerugian yang
minimal ini output/jumlah produksi yang dijual
harus sebanyak OQ1 besarnya TC
(OQ1KP1), sedang TR (OQ1LP2)
3. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang
mendapat laba normal
124. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang besar
Bentuk kurva demand bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikan
harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang
dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
2. Efisiensi masing masing perusahaan
Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan
atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat
output optimum. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba
yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva biaya rata rata jangka panjang terletak
di atas kurva permintaan untuk semua output.
126. 10.1. ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual
sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli
murni atau pure monopoly. Produk yang dijual di pasar tersebut tak memiliki barang
substitusinya. Produk yang dijual oleh sang monopoli harus dengan mudah dibedakan
dengan barang lain yang dijual dalam perekonomian.
Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian tak
memengaruhi sang monopoli. Sebaliknya, perubahan harga produk dan output sang
monopolis juga tak memengaruhi produser lain dalam perekonomian.
127. 10.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
Pasar monopoli
adalah suatu industri
perusahaan
Tidak mempunyai
barang pengganti
mirip
Dapat mempengaruhi
penentuan harga
Tidak terdapat
kemungkinan untuk
masuk dalam industri
01 02
03 04 05
a
Promosi iklan kurang
diperlukan
128. 10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusaan
Barang atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain. Jika mereka
menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan
monopoli tersebut. Syarat- syarat penjualan ditentukan oleh monopoli itu dan
para pembeli tidak dapat berbuat apa pun dalam menentukan syarat jual beli.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak
terdapat barang mirip (close subtitute). Aliran listrik adalah contoh dari barang
yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip; yang ada hanyalah barang
pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak.
129. 3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
Tanpa adanya halangan ini pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan
dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan
perusahaan- perusahaan lain memasuki industri tersebut.
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
Monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, maka penentuan harga
dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopoli dipandang sebagai
penentu harga atau price setter.
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Karena perusahaan monopoli satu-satunya perusahaan dalam industri, ia tidak
perlu mempromosikan barangnya menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan
barang yang diproduksinya terpaksa membeli darinya. Meskipun perusahaan
monopoli sering membuat iklan. Iklan tersebut bertujuan untuk untuk memelihara
hubungn baik dengan masyarakat.
130. 0.2.1. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar (perusahaan)
monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan
tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi
(economicof scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada perusahaan.
131. 10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR
Ini dapat mengakibatkan monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang
Monopolis harus sanggup menghalangi bila dia mendapat laba atau kalau dia
tidak sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi.
Sang Monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam
industri tersebut dengan cara, dia dapat mengendalikan bahan baku yang
diperlukan untuk menghasilkan produknya. The Aluminium Company of
America, misalnya, sebelum perang dunia kedua memiliki dan mengawasi 90
persediaan bauxite, bahan baku dalam pembuatan aluminium. Perusahaan
tersebut menguasai paten tertentu yang menghalangi perusahaan lain untuk
meniru produknya.
132. Pemberian Hak
Monopoli oleh
Pemerintah
01 02
03 04
Penguasaan
Bahan
Mentah
Hak
Paten
Terbatasnya
Pasar
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa
sebab, antara lain:
133. 10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik
menyamakan MR dengan MC-nya, maka
pada saat yang sama ia menentukan pula
tingkat output dan tingkat harga pasar untuk
produknya. Di gambar samping perusahaan
tersebut menghasilkan output sebesar Q
unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan
ia menjual output-nya tersebut pada tingkat
harga P.
134. Walaupun Q merupakan tingkat output-nya optimal jangka pendek, perusahaan
tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih
besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di
bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR MC, berarti jika produksi
ditambah, kenaikan penerimaan yang
diperoleh akan lebih besar dari
kenaikan biayanya.
135. 10.5. POSISI KESEIMBANGAN
Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang
berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan
menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya. Jika dibandingkan
dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus
menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga
menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal
baginya.
136. Penentuan harga dan output dalam keadaan
monopoli murni pada dasarnya sama dengan
yang berlaku untuk perusahaan dalam
persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah
mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat
MR MC.
10.5.1. Hubungan P, TR, dan MR
Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika
persaingan sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva
permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup
besar dengan kemiringan yang landai. Sementara itu, kurva permintaan seorang
monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis.
137.
138. 10.5.2. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis
Ada atau tidak adanya laba tergantung pada hubungan antara kurva
permintaan yang dihadapi oleh Sang Monopolis dan keadaan biayanya. Sang
monopolis mungkin menderita rugi dalam jangka pendek. Monopoli bisa
menderita kerugian disebabkan karena 1 biaya awal yang besar set up cost,
dan 2 demand- nya belum berkembang karena belum dikenal. Monopoli
mengalami kerugian hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang
monopoli secara pasti mengalami keuntungan. Monopoli tidak berarti bahwa
akan selalu mendapatkan laba ekonomi.
139. posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat
MR MC. Kurva D dan MR apabila digabungkan
dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh
ekuilibrium perusahaan yang sekaligus sama dengan
equal pasar. Equal pasar yang menjamin
diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR
MC, yaitu pada produksi sebesar Q. Keuntungan
maksimum yang merupakan tujuan pokok dari
seorang produsen dapat dilihat dari gambar di bawah
ini, laba maksimal P1KLP2 dicapai pada saat MC MR.
1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
140. Sejalan dengan penjelasan
gambar di atas, maka besarnya
harga TR = TC. Hal ini terjadi
karena adanya kenaikan ongkos
rata-rata sehingga besarnya AC
jangka pendek naik menjadi sama
dengan harga (P) sehingga TR =
OP1KQ dan TC = OQKP1.
2. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami Impas
141. dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada
TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus
sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit P. Dengan
demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL
karena TR OP1LQ dan TC OP2KQ.
Monopolis hanya dapat mengatur banyak sedikitnya jumlah barang yang
ditawarkan dan tinggi rendahnya harga saja. Monopolis tidak mampu mengatur
ongkos rata-rata karena AC tergantung kepada harga faktor-faktor produksi
yang diperlukan, seperti upah tenaga kerja.
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
142. kurva permintaan monopolis selalu inelastis. Hal ini
tidaklah salah juga sebab kurva permintaan monopoli
tidak selalu inelastis. Elastis atau inelastis ini
tergantung dan kurva permintaannya. Beberapa cara
usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap
sebagai monopolis yaitu:
a.Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah
yang dipakainya.
b.Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya
perusahaan lain tidak bisa meniru.
c.Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan
skala perusahaan optimum sehingga masuknya
perusahain lain akan menekan harga sedemikian
rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada
dan kedua-duanya akan menderita rugi.
143. 10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
10.6.1. Kerugian Adanya Monopoli
1. Output yang Lebih Kecil
Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli
akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya. Jika industri adalah
suatu industri dengan persaingan bebas, masing-masing perusahaan akan
mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar untuk dapat mengambil
keuntungan dan skala.
2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk memungkinkan
diperolehnya laba jangka panjang. Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih
mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya.
3. Efisiensi Ekonomi
Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-sumber pada tingkat
efisiensi puncaknya. Monopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak
digunakan dengan efisiensi sebaik-baiknya.
144. 4. Promosi Penjualan
Sang Monopolis mungkin menggunakan kegiatan promosi penjualan untuk
memperbesar pasarnya, artinya untuk menggeser kurva permintaannya ke kanan.
jika monopolis dapat meyakinkan masyarakat bahwa pemakaian produknya sangat
diperlukan atau tak dapat digantikan dan harus disediakan dalam setiap rumah
tangga, maka elastisitas permintaan pada tingkat harga dapat dikurangi.
Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa mengurangidampak
negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah:
1. Menetapkan Undang-Undang antimonopoli.
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan.
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar dengan tujuan
membatasi kekuasaan monopoli. Dengan adanya perusahaan tandingan harga
dan output dapat dikendalikan
4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopolis
145. Kita akan lihat dua alat pengaturan pemenintah, yaitu
(1)pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh monopolis, dan
(2)pengaturan melalui pengenaan pajak.
1.Pengaturan Harga
Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga yang akan menarik Sang
Monopolis untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan
konsumen. Sang Monopolis memperoleh laba maksimal di mana biaya marginal sama
dengan pendapat marginal. pemerintah dapat menentukan hargat tertinggi di bawah harga
keseimbangan MR-MC, misalkan bahwa harga maksimum adalah pada tingkat mana kurva
biaya marginal. Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga
per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi
Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan monopoli dan juga
memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai titik di mana biaya marginalnya
sama dengan harga produknya.
146. Gambar 10. 6 yang menunjukkan seorang produsen
monopolis sedang mendapatkan laba dengan memproduksi
barang X sebanyak OQ dengan tingkat harga setinggi OP1.
Laba maksimum yang dicapai monopolis tidak perlu bekerja
dengan AC yang terendah tidak efisien. Keadaan ini
berbeda bila dibandingkan dengan keadaan seorang
pesaing sempurna yang bekerja untuk memaksimumkan
laba. Dalam pasar persaingan sempurna seorang
pengusaha atau produsen akan menghasilkan barang
dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya marjinal
MC dan penerimaan marjinal MR yang juga sama dengan
penerimaan rata-rata AR atau sama dengan tingkat harga P,
yang mana dapat ditunjukkan pada perpotongan antara
kurva biaya marjinal MC dan kurva penerimaan rata-rata AR
pada titik K.
147. 2. Pengaturan Harga pada Kasus
Monopoli Murni dengan Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing cost karena kita
menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas
sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di
pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi
pada bagian kurva di mana AC menurun
(decreasing cost).
Gambar 10.7 Penurunan harga
pada kasus monopoli alami
dengan decrasing cost
148. Seandainya perusahaan monopoli dibiarkan memilih kebijaksanaan output dan
harganya, perusahaan akan memilih output OQ1 dan harga OP1, karena akan
menghasilkan keuntungan maksimum baginya. Masalahnya bagi dalam kasus
ini adalah bila mewajibkan perusahaan tersebut untuk berproduksi pada P = MC
dengan output Q3 dan harga OP3 maka ini berarti bahwa perusahaan tersebut
akan menanggung rugi RL bahwa ongkos per unit (AC) OP2 lebih besar dan
harga jual OP3. Tentunya kalau pemerintah hanya mewajibkan perusahaan
tersebut untuk melakukan kebijaksanaan P = MC, perusahaan tersebut lebih
suka untuk tutup.
149. Hal ini justru merupakan kerugian bagi masyarakat. Untuk menghindari ini
pemerintah mempunyai pilihan.:
a. Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P = AC (posisi L).
b. Tetap mewajibkan perusahaan untuk beroperasi pada P = MC, tetapi
dengan jaminan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi kepada
perusahaan tersebut sebesar RI/P2P3 (yaitu untuk menutup kerugian
perusahaan)
150. Monopoli Alami
monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat
output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya
memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum, dan
oleh karena itu mencapai efisiensi produktif. Utilitas utama seperti gas, listrik, dan air
sering dikemukakan sebagai contoh industri dengan "kecenderungan alami" kuat
menjadi monopoli alami sebagian karena biaya tetap besar untuk membangun dan
memelihara jaringan nasional kabel dan pipa.
151. Monopoli alam melalui eksploitasi ekonomi skala dapat dalam teori apa pun
melemahkan saingan aktual atau potensial murni atas dasar biaya. Jika monopoli
kehilangan pangsa pasar (misalnya oleh otoritas persaingan bertindak untuk
membagi sebuah monopoli yang sudah ada) ada risiko bahwa skala kecil pemasok
akan berproduksi pada biaya total yang lebih tinggi rata-rata yang akan mewakili
pemborosan sumber daya yang langka
152. 3. Perpajakan
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsum)
dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang lumpsum sifatnya tidak dipengaruhi
oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus
sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh monopolis tersebut
a. Pajak Lumpsum
Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah
barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian,
berapa pun jumlah barang yang dihasilkan jumlah
pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama.
Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti
biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi
besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi
besarnya biaya rata-rata. Gambar ini menggambarkan
keadaan dan seorang produsen monopolis yang
dikenai pajak lumpsum.
Gambar 10.8 Pengenaan pajak
lumpsum
153. b. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain,
pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (per unit) barang yang dihasilkan.
Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus
dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut.
Dalam Gambar 10.9 dilukiskan bahwa dengan
dikenakannya pajak khusus itu kurva biaya rata-rata
bergeser ke atas sebesar pajak per unit, yaitu dari kurva
biaya rata-rata AC menjadi AC" dan kurva biaya
marjinal bergeser dari kurva MC menjadi kurva MC".
Penggeseran beban pajak kepada konsumen dengan cara
menaikkan harga itu disebut sebagai penggeseran beban
pajak ke depan (forward shifting), dan penggeseran
beban pajak itu kepada pemasok faktor produksi disebut
sebagai penggeseran beban pajak ke belakang (backward
shifting).
Gambar 10.9 Pengenaan pajak
spesifik
154. Monopoli dan Ekonomi Efisiensi
biaya dan manfaat dari bisnis dengan otot industri, kekuatan harga monopoli di
pasar. Kasus ekonomi dan sosial standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi
mudah. Pasar berubah sepanjang waktu dan sebagainya adalah kondisi di mana
bisnis harus beroperasi terlepas dari apakah mereka memiliki kekuatan pasar yang
nyata.
Kasus Ekonomi terhadap Monopoli
Argumen buku biasa terhadap kekuatan monopoli di pasar adalah bahwa monopolis
yang ada dapat terus mendapatkan yang abnormal (supernormal) keuntungan
dengan mengorbankan efisiensi ekonomi dan kesejahteraan konsumen dan
masyarakat. Rata-rata biaya produksi yang lebih tinggi jika ada inefisiensi dalam
produksi juga berarti bahwa perusahaan tidak memanfaatkan optimal dari sumber
daya yang langka
155. X Inefisiensi di Bawah Monopoli
Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein
Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang insentif untuk
berinvestasi dalam ide-ide baru atau mempertimbangkan kesejahteraan konsumen
Hal ini juga dapat dikatakan bahwa bahkan jika keuntungan monopoli dari skala
ekonomi, mereka akan memiliki sedikit insentif untuk mengendalikan biaya produksi
dan inefisiensi 'X' akan berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya yang nyata.
Perbandingan antara persaingan sempurna monopoli dan sebuah industri yang
kompetitif akan menghasilkan dalam jangka panjang di mana permintaan pasar sama
dengan penawaran pasar. Pertimbangkan diagram di bawah ini. Keseimbangan
output dan harga di Q1 dan PComP pada diagram sebelah kiri dan PComP dan Q1
pada diagram sebelah kanan. Pada titik ini, Harga = MC dan industri memenuhi
persyaratan untuk efisiensi alokatif
156. Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik
memaksimalkan keuntungan (MC = MR)
adalah pada harga dan Q2 PMON output.
Monopoli mampu mengenakan harga yang
lebih tinggi membatasi output total dan
dengan demikian mengurangi kesejahteraan
ekonomi. Kenaikan harga PMON mengurangi
surplus konsumen. Hal ini dikenal sebagai
hilangnya kesejahteraan bobot mati dan
sama dengan daerah ABC.
157. Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya
yang membuat asumsi kerja rata-rata jangka
panjang dan biaya yang konstan marjinal di
bawah kedua persaingan dan monopoli.
Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi
di bawah monopoli (yang memaksimalkan
keuntungan harga Pl dan Ql) ditunjukkan oleh
segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc
dan Qc masing-masing.
158. Potensi Manfaat dari Monopoli
Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa penjual) tidak selalu sinyal tidak adanya
persaingan. Kadang-kadang hal tersebut dapat mencerminkan keberhasilan perusahaan
terkemuka dalam menyediakan produk berkualitas lebih baik dan lebih efisien daripada
saingan mereka yang lebih kecil. Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi
kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa
yang sebenarnya merupakan pasar
Skala Ekonomis
Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untuk mengeksploitasi ekonomi
penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga
yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetint Hal ini dilustrasikan dalam diagram
berikutnya, di mana kita mengasumsikan bahwa monopoli mampu mendorong biaya
marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan
harga di bawah harga yang kompenti
159. Keuntungan monopoli, penelitian dan pengembangan, serta efisiensi dinamis
sebagai perusahaan mampu mendapatkan keuntungan abnormal dalam jangka
panjang. Mungkin ada tingkat yang lebih cepat dari perkembangan teknologi yang
akan mengurangi biaya dan menghasilkan produk berkualitas lebih baik bagi
konsumen. Hal ini disebabkan monopoli itu akan menginvestasikan keuntungan
dalam penelitian dan pengembangan untuk mempromosikan efisiensi dinamis.
161. 11.1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
pasar oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga
tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk
bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual
dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar. Secara
teoritis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan dalam
pasar agar dapat dikatakan oligopoli. Namun, untuk dasar analisis,
biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam
kasus tertentu hanya terdapat dua perusahan duopoli.
163. Berdasarkan kriteria CR4, struktur pasar sektor industri di Indonesia menurut
Dumairy dalam Perekonomian Indonesia pada tahun 1997 umumnya industri di
Indonesia adalah oligopoli, seperti 1 industri makanan, minuman, dan tembakau
67 persen 2 industri kertas dan penerbitan 56 persen 3 industri kimia 47 persen
4 industri minyak bumi dan batubara 55 persen 5 industri logam dasar 55
persen 6 industri barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60 persen 7
industri pengolahan lainnya 60 persen.
164. Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling
bersepakat untuk
melakukan penentuan
harga dan jumlah
produksi.
2. Perusahaan tidak
saling melakukan
kesepakatan.
01 02
165. 11.2. DEMAND OLIGOPOLI
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar
suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini
hanya ada sedikit sekali penjual pompa bensin yang bersaing dalam suatu
wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah
maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan
harga output dari oligopoli.
Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan
yang menghasilkan suatu produk tertentu. Untuk sederhananya, anggap bahwa
produk tersebut homogen dan para pembeli memilih produk di antara kedua
perusahaan tersebut semata-mata berdasarkan harganya.
166. 11.2.1. Model Oligopoli
Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain:
1. Model Cournot
Model cournot adalah model pasar duopoli dua penjual yang
pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini
beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan
adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur
ongkos produksi per unit sama. Anggaplah bahwa perusahaan
yang pertama memproduksi A dengan harga PA agar
keuntungan yang diperolehnya maksimum karena pada tingkat
output dan harga tersebut MC MR 0, Besarnya elastisitas
permintaan 1, dan total penerimaannya TR adalah maksimum,
dengan ongkos produksi 0 sehingga keuntungannya juga
maksimum.